Вы находитесь на странице: 1из 53

PROSES INDUSTRI KIMIA

ETIL BENZENA

Oleh:
EFRAIM GINTING

NIM: 21030113120046

WAHYU ZULI P.

NIM: 21030113120052

EMMA PURBANINGDYAH

NIM: 21030113120063

DYAH ARUM KUSUMANINGTYAS

NIM: 21030113130151

YULIANTO TRIYONO HADI

NIM: 21030113120041

TJOE UNTUNG LESTIANTO

NIM: 21030111130090

Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
Semarang
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat tersusunlah makalah ini dengan baik dan sesuai dengan
harapan.
Ucapan terimakasih kepada Ir. Slamet Priyanto, MS. selaku dosen mata kuliah
Proses Industri Kimia sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, juga
teman-teman, dan segala pihak yang terkait.
Makalah ini berisi materi tentang Etil Benzena yang membahas pengertian,
sifat fisis dan kimianya, cara mendapatkan, dan juga manfaatnya bagi kehidupan
manusia.
Makalah ini adalah makalah yang dibuat dengan sebaik-baiknya, namun
masih banyak hal yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk evaluasi hasil kerja kami.

Semarang, 29 September 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
I.1.

Sejarah Etil Benzena.........................................................................................1

I.2.

Kebutuhan Etil Benzena di Dunia dan di Indonesia...............................1

I.3

Manfaat Etil Benzena................................................................................................4

I.4

Proses Pembuatan Etil Benzena...............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 11
II.1.

Spesifikasi Bahan Baku dan Produk.......................................................................12

II.2

Mekanisme Reaksi...........................................................................................24

II.3

Tool........................................................................................................................25

II.3

Kondisi Operasi.................................................................................................25

II.4

Tinjauan Termodinamika........................................................................................28

II.5

Tinjauan Kinetika..............................................................................................34

II.6

Pemilihan Lokasi Pabrik Etil Benzena........................................................41

BAB III PENUTUP....................................................................................... 45


1.

Kesimpulan.........................................................................................................45

2.

Saran....................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.

Sejarah Etil Benzena


Etil benzena merupakan senyawa organik yang merupakan hidrokarbon

aromatik. Senyawa etil benzena memegang peran penting dalam industri petrokimia
yang menjadi senyawa intermediate pada produksi polistirena sebagai bahan baku
plastik. Etil benzena mengalami reaksi dehidrasi menghasilkan stirena untuk diubah
menjadi polistirena.
Etil Benzena merupakan senyawa cairan yang tidak berwarna, berbau khas,
dan mudah mengiritasi kulit.

Pertama kali diproduksi secara komersial pada

tahun1930 oleh Dow Chemical di US dan oleh BASF di Republik Federal Jerman.
Alkilasi hidrokarbon aromatik olefin dengan katalis AlCl 3 pertama kali dilakukan
oleh M. Balsohn pada 1879. Pada awal abad ke-20 dua ilmuan Charles Friedel dan
James Crafts melakukan banyak riset sehingga dikenal reaksi Friedl-Crafts dalam
industri Etil Benzena. Sebagai senyawa organik yang banyak diproduksi di dunia, etil
benzena mempunyai sifat fisis dan kemis yang perlu diketahui oleh masyarakat.
Hingga saat ini Indonesia baru terdapat satu industri yang memproduksi etil
benzene yaitu PT. Styrindo Mono Indonesia ( PT. SMI ) yang sudah mulai
berproduksi secara komersial sejak awal tahun 1996 dengan kapasitas produksi
110.000 ton per tahun. Pertumbuhan industry hilir yang menggunakan etil benzene
sebagai bahan baku menunjukkan permintaan akan etil benzene semakin meningkat.
(Lukmpi : 2011)
I.2.

Kebutuhan Etil Benzena di Dunia dan di Indonesia


Laporan Research GBI, Pasar Etilbenzena Global 2020 Pertumbuhan di

Amerika Selatan dan Tengah telah melebihi china, Sementara Asia Pasifik telah
memberikan analisis mendalam mengenai pasar etil benzene global. Penelitian ini
menyajikan analisis rinci dan perkiraan tren ekonomi dan pasar utama yang

mempengaruhi pasar etilbenzena di daerah utama di dunia. Laporan ini berisi analsis
komprehensif dari pasar etil benzene global yang mencakup seluruh parameter utama.

Gambar 1.1 Diagram analisis komprehensif pasar etilen benzene global


(http://www.ihs.com/ : 2012)
Wilayah Asia-Pasifik menyumbang lebih dari setengah dari permintaan etil
benzene global dan merupakan pasar terbesar untuk etil benzene pada tahun 2011
dengan 53% dari pangsa permintaan global. Sebagian besar permintaan etil benzene
di wilayah Asia-Pasifik berasal dari china dan sekitarnya.
Permintaan global untuk etilbenzena meningkat dari 20,5 juta ton pada tahun
2000 menjadi 25 juta ton pada tahun 2011 pada Compoun Annual Growth Rate
(CAGR) sebesar 1,9%. Peningkatan permintaan global untuk etilbenzena terutama
disebabkan oleh pertumbuhan penggunaah etil benzene di negara berkembang yang
dipimpin oleh cina.(http://www.prnewswire.com : 2012)
Kebutuhan etil benzene di Indonesia digunakan dalam industri petrokimia
sebagai senyawa intermediate untuk produksi stirena, yang pada gilirannya digunakan
untuk membuat polistiren, bahan plastik yang umum digunakan. Meskipun sering
hadir dalam jumlah kecil dalam minyak mentah, etil benzena diproduksi dalam
jumlah massal dengan menggabungkan benzena petrokimia dan ethylene dalam asam
katalis reaksi kimia. Hidrogenasi katalitik dari etil benzena kemudian diberi
gashidrogen dan stirena, yang menghasilkan vinil benzena. Etil benzena juga
merupakan bahan dalam cat. (Lukmpi : 2011)

Di Indonesia, terdapat PT. Styrindo Mono Indonesia (PT. SMI) yang memenuhi
kebutuhan styrenee dalam negeri. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor styrene
Indonesia belum ada.

Ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting bagi

kelangsungan produksi. Bahan baku pembuatan styrene di peroleh dari PT. Styrindo
Mono Indonesia (PT. SMI) yang mempunyai kapasitas produksi etil benzene sebesar
380.000 ton/tahun. Secara teoritis untuk memproduksi

45.00 ton/tahun styrene

dibutuhkan 95.296 ton/tahun etil benzena. (Anonim : 2011)


Di bawah ini ditampilkan perkembangan supplai dan konsumsi etil benzena di
Indonesia pada tahun 2001-2005.
Tabel 1. Perkembangan supplai dan konsumsi etil benzena di Indonesia pada tahun
2001-2005 ( ribu ton).

(Sumber : CIC Indochemical No. 374, tahun 2006)


(Anonim : 2011)
Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Etil Benzena di Indonesia
Tahun

Produksi

Konsumsi

Impor

1998

(Ton)
107.296

(Ton)
107.419

(Ton)
123

1999

236.120

236.160

40

2000

307.084

307.125

41

2001

279.761

279.788

27

(Sumber : CIC, Indochemical, no. 374 edisi 16 September 2003)

Tabel 3. Pertumbuhan ekspor, impor, dan supplai dalam negeri di Indonesia pada
tahun 2007-2010 ( ribu ton )
No

Penggunaan

2007

2008

2009

2010

Ekspor

Impor

100.9

131.4

89.5

132.4

Supply

310.0

310.7

380.2

372.3
(Nunulasa : 2011)

Melihat banyaknya kebutuhan etil benzena untuk industri, maka perlu didirikan
pabrik etil benzene untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Pendirian pabrik etil
benzene di Indonesia dapat dilakukan karena didukung oleh beberapa alasan :
1. Pabrik-pabrik

pembuat

plastik

terutama

berbahan

baku

polistirena

membutuhkan etil benzena untuk senyawa intermediate. (Anonim : 2011)


2. Indonesia masih mengimpor etil benzene dari negara lain terutama cina, maka
dengan mendirikan pabrik diharapkan Indonesia mampu berswasembada etil
benzene. (Nunulasa : 2011)
3. Dapat membuka lapangan kerja baru dan memicu berdirinya pabrik lain yang
menggunakan bahan baku etil benzene.
I.3 Manfaat Etil Benzena
a. Sebagai senyawa intermediet dalam produksi polistirena. Dehidrogenasi katalitik etil
benzena menghasilkan hidrogen dan stirena, dengan reaksi sebagai berikut:
C6H5CH2CH3 C6H5CH=CH2 + H2
Secara laboratorium dapat dibuat melalui dehidrogenasi etil benzene, yaitu dengan
melewatkan etilena melalui cairan benzena dengantekanan yang cukup dan
aluminium klorida sebagai katalisnya. Etil benzena didehidrogenasi menjadi stirena
dengan melewatkannya melalui katalis oksida aktif. Pada suhu sekitar 6000C stirena
disuling dengan cara destilasi maka didapatkan polistirena.Reaksi yang terjadi
sebagai berikut :

Gambar 1.2 Reaksi polistirena


( Anonim : 2011 )
b. Sebagai senyawa intermediet dalam pembuatan asetofenon, pada proses produksi
mentol.
Produksi mentol dari minyak sitronela merupakan cara yang paling populer. Proses
ini telah digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Sitronelal
dipisahkan dari minyak sitronela dengan distilasi kemudian dilakukan siklisasi
menggunakan katalis seperti silika. Isopulegol yang dihasilkan selanjutnya
dihidrogenasi menghasilkan mentol yang memiliki aroma pepermin dan memberi
pengaruh rasa dingin. Katalis homogen yang ditemukan aktif untuk reaksi siklisasi
sitronelal bersifat asam Lewis.
Penambahan ion logam Al dalam struktur MCM-41 dapat meningkatkan sifat
keasaman MCM-41 baik sisi asam Lewis maupun asam Brnsted (Bhattacharyya et
al., 2001). Selain itu, Vetrivel dan Pandurangan (2004) juga melaporkan bahwa
dengan adanya ion logam Mn pada Mn-Al-MCM-41 meningkatkan sisi asam Lewis
katalis yang berarti dapat meningkatkan aktivitasnya dalam reaksi pembentukan
benzaldehid dan asetofenon dari etil benzena.
(chemindustry.ru/ethylbenzene.php : 2011)
c. Bermanfaat dalam pembuatan bahan pewarna dan detergent.
d. Sebagai solvent (pelarut) dalam berbagai industri coating seperti industri cat, lak, dan
pernis
e. Sebagai bahan aditif dalam bensin sebagai anti-knock agent. (Anonim:2011)

I.4

Proses Pembuatan Etil Benzena

a. Proses Pembuatan Ethylbenzene dengan Fase Cair


Proses pembuatan ethylbenzene fase cair telah dikembangkan oleh perusahaanperusahaan Badger Company, Dow Chemical, BASF, Shell Chemical, Monsanto,
Societe Chimique Des Cahrbonnages,Cosden Oil and Gas Company, and Union
Carbide. Union Carbide beroperasi pada tekanan diatas 125 psig dan temperature 80
sampai 1300C. Tetapi proses Monsanto merupakan proses yang paling komersial dan
paling modern. Katalis yang digunakan dapat berupa AlCl3, ethylchloride atau HCl.
Tetapi yang paling umum digunakan adalah AlCl3, pada suhu 40 sampai 1000C.
Alkilasi benzene dengan katalis AlCl3 merupakan reaksi eksotermis ( H = -114
kJ/mol ) dan berlangsung sangat cepat. Katalis promoter yang berupa ethylchloride
atau HCl akan dapat mengurangi konsumsi AlCl3. Reaksi yang terjadi pada proses
fase cair menurut Kirk Othmer (1981) sebagai berikut :
C6H6 + C2H4C6H5CH2CH.
Pada proses Monsanto yang telah dikembangkan menggunakan dua reaktor. Pada
reaktor pertama terjadi reaksi alkilasi antara benzene dengan ethylen pada tekanan
lebih rendah dibandingkan pada proses fase gas, yaitu 70-150 psig dan temperature
300-3500F. Perbandingan mol benzene dan ethylen dalam reaktor adalah 3:1 sampai
5:1. Perbandingan AlCl3 dan C2H4 adalah 0,001-0,0025 : 1. (Speight, James G. 2002)
Pada reaktor transalkilasi terjadi reaksi antara benzene sisa dan polyethyllbenzene
yang direcycle. Produk keluar reaktor transalkilasi selanjutnya dikirim ke neutralizer
untuk menghilangkan HCl dan katalis yang terdapat didalam produk reaktor. Setelah
produk yang keluar bebas dari impuritas, produk dipisahkan dengan tiga menara
distilasi. Pada kolom pertama benzene di recycle untuk dikembalikan ke reaktor
alkilasi. Pada kolom kedua menghasilkan produk ethylbenzene. Produk atas dari
kolom ketiga adalah polyethyllbenzene dan tars, yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar. Karena kebutuhan katalis sangat sedikit, maka tidak dibutuhkan regenerasi
katalis. Jadi garam-garam yang dihasilkan dari neutralizer sistem bisa langsung
dibuang dan dikirim ke sistem pengolahan limbah. Produk keluar kolom distilasi
kemurniannya minimum 99,7% berat.

(Srivastava, Rahul. 2009)


b. Proses Pembuatan Ethylbenzene dengan Fase Gas
Proses ini menggunakan bahan baku benzene yang dialkilasi dengan ethylen
menggunakan katalis BF3, ZMS-5 atau bisa juga menggunakan silika alumina.
Tekanan dalam rektor sangat tinggi, yaitu sekitar 6000 kPa (870 psi) dan temperatur
lebih dari 3000C. Dengan menggunakan rasio benzene terhadap ethylen yang cukup
besar dapat meminimumkan terbentuknya polyethylbenzene. Konversi terhadap
ethylen di reaktor alkilasi antara 98-99%. Pembuatan ethylbenzene pada fase gas
Gambar 1.3 Diagram alir pembuatan etilbenzena fase gas
(Anonim : 2011)
mulai dikenal sejak tahun 1940. Sampai saat ini dikenal dua macam proses dalam
alkilasi fase gas, yaitu :
1) Proses Alkar
Proses Alkar merupakan proses yang dikembangkan oleh Universal Oil
Product ( UOP ) pada tahun 1958. Proses ini dapat menghasilkan ethylbenzene
dengan kemurnian tinggi. Katalis yang digunakan adalah BF3 (boron trifluoride).
Katalis ini sangat sensitif terhadap air, senyawa sulfur dan oksigen. Bahkan dengan
adanya jumlah air kurang dari 1 mg/kg reaktan akan menghidrolisa BF 3. Karena itu,
baik ethylen maupun benzene yang masuk reaktor harus dengan kondisi anhidrous.
Reaksi alkylasi terjadi pada tekanan tinggi (2,5-3,5 MPa : 25-35 bar) dan temperatur
rendah (100-1500C). Umpan masuk reaktor biasanya menggunakan rasio molar antara
ethylen:benzene adalah 0,15 : 0,2. Suhu masuk reaktor dikontrol oleh recycle masuk
7

reaktor. Produk dari reaktor tersebut dipisahkan dengan separator.Hasil bawah


dimasukkan

ke

benzenecolumn

untuk

memisahkan

benzene

dan

produk

ethylbenzene.Hasil atas direcycle dan dicampur dengan umpan benzene.Hasil bawah


diumpankan kedalam ethylbenzene column.Cairan jenuh dari benzene column
dipisahkan di ethylbenzene column menjadi ethylbenzene sebagai hasil atas dan
diethylbenzene sebagai hasil bawah.Poliethylbenzene selanjutnya dipurging untuk
mengurangi tumpukan atau impurities. Keuntungan dari proses ini adalah sedikit
menimbulkan korosi dari pada proses fase cair dan kemurniannya bisa mencapai
99,9%. Proses alkar dapat dioperasikan dengan konsentrasi ethylen pada umpan
sebesar 8-10% mol ethylen, tetapi karena katalisnya sangat sensitif, maka perlu
dilakukan pemurnian bahan baku terlebih dahulu sebelum masuk reaktor untuk
menghilangkan senyawa sulfur, oksigen dan air.
Reaksi yang terjadi pada proses Alkar menurut Kirk Othmer (1981) sebagai berikut :
C6H6 + C2H4C6H5C2H5
C6H6 + C2H4 C6H4 ( C2H5)2
(Anonim : 2011)

Gambar 1.4 Diagram alir proses alkar


(Nunula:2011)
2) Proses Mobil Badger
Proses ini dikembangkan sejak tahun 1970-an oleh Mobile Oil Corporation dengan
menggunakan katalis zeolit sintetis (ZMS-5). Sama seperti proses alkar, proses ini
terdiri dari dua proses utama yaitu reaksi dan distilasi. Pada bagian reaksi, fresh dan
recycle benzene dipreheater dan kemudian diuapkan untuk selanjutnya bersama-sama
dengan recycle alkyl aromatis dan ethylen segar dimasukkan ke dalam reactor fixed
bed. Produk reaktor selanjutnya dikirim ke bagian distilasi. Pada bagian distilasi
prosesnya hampir sama dengan proses fase cair, yaitu terdiri dari kolom recovery
benzene dan kolom pemurnian ethylbenzene. Benzene yang tidak bereaksi dan
diethylbenzene yang terbentuk dikembalikan lagi ke reaktor. Katalis ZMS-5 berisi
silica-alumina bersifat tidak korosif dan tidak mencemari lingkungan karena silicaalumina inert di lingkungan.
Reaksi yang terjadi pada proses Mobil Badger adalah sebagai berikut :
C6H6 + C2H4C6H5CH2CH3
C6H5CH2CH3 + C2H4C6H4(C2H5)2
C6H4(C2H5)2 + C6H6 2C6H5CH2CH3
Proses reaksi berjalan pada tekanan 20-30 bar, temperatur 300-5000C dan rasio antara
benzene dan ethylen sebesar 8:1.Konversinya bisa mencapai 85-90%.
(Nunulasa : 2011)

c. Perkembangan baru
Dow Chemical dan Snamprogetti sedang mengembangkan proses untuk membuat
etilbenzena / stirena dari etana dan benzena. Proses ini menggabungkan
dehidrogenasi etana dan etilbenzena dalam satu unit dan mengintegrasikan proses
penyusunan etilena, etil benzena, dan styrena. Proses ini diklaim memiliki biaya yang
lebih rendah daripada proses konvensional untuk stirena, sebagian besar berasal dari

biaya rendah dari etana dalam kaitannya dengan etilen. rancangan telah beroperasi
sejak tahun 2002 dan diprediksi dapat dikomersialisasi pada akhir dekade.
(Anonim : 2011)

BAB II
PERMASALAHAN

Etil Benzena telah diketahui memiliki banyak manfaat dan


banyak digunakan pada produksi lebih lanjut. Etil benzena telah
diproduksi secara komersial pertama kali oleh Dow Chemical pada
tahun 1930 di Amerika Serikat. Kemudian disusul oleh BASF di
Jerman.
Situasi dunia yang terus berkembang, menuntut penggunaan
etil benzene sebagai sebuah produk yang kaya manfaat dan bahan
baku untuk produksi zat kimia lainya menjadi lebih banyak. Oleh
sebab itu, diperlukan industri etil benzene yang memiliki kapasitas
10

besar untuk mencukupi kebutuhan dan permintaan pasar etil


benzene.
Dalam produksi etil benzena perlu ditinjau beberapa hal
mengenai senyawa intermediet ini. Sifat fisis dan sifat kimiawi dari
etil benzene perlu dikaji lebih mendalam agar proses produksi dapat
dilakukan . Kemudian, rumus molekul dan rumus struktur juga
dapat mempengaruhi proses produksi etil benzene sehingga perlu
dipelajari.
Pengkajian terkait cara pembuatan etil benzene menjadi
tinjauan utama sebelum dilakukan produksi, cara pembuatan ini
akan

dirancang

untuk

skala

industri.

Kemudian,

tinjauan

termodinamika dan kinetika dilakukan untuk mengetahui secara


termodinamika dan kinetika dari senyawa etil benzena saat proses
diproduksi, yang akan di aplikasikan pada kondisi operasi saat
produksi.

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


III.1.1 Sifat-sifat fisis Etil Benzena
a. Benzena

11

Gambar 3.1 Benzena


Rumus molekul

: C6H6

Massa molar

: 78,1121 g/mol

Densitas dan fase

: 0,8786 g/mL, zat cair

Titik lebur

: 5,5 C (278,6 K)

Titik didih

: 80,1 C (353,2 K)

Penampilan

: Cairan tak berwarna aromatik dan mudah

menguap
Kelarutan dalam air

: 0,8 g/L (25 C)


Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air,
tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau
nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana

Viskositas

: 0,652 cP pada 20 C
(Anonim : 2011)

b. Etilen (Etena)

12

Gambar 3.2 Etilen


Rumus molekul

: C2H4

Massa molar

: 28.05 g/mol 28,05 g / mol

Penampilan

: gas berwarna

Densitas

: 1.178 kg / m 3 pada 15 C, gas

Titik leleh

: 169.2 C (104.0 K, -272.6 F

Titik didih

: 103.7 C (169.5 K, -154.7 F)

Kelarutan dalam air : 3,5 mg/100 ml (17 C)


Keasaman (pKa)

: 44
(Anonim : 2011)

c. Sifat Fisis Produk

Gambar 3.3 Ethylbenzena


No

Sifat Fisis

Cara Mengukur

Alat Pengukur

.
a.

Berat molekul : Diambil sebuah erlen-meyer Erlenmeyer, neraca,

13

106,7 gram/mol

berleher kecil lalu tutup labu oven,


tersebut

termometer,

dengan barometer.

menggunakan

aluminium

foil, dan kencangkan tutup


tadi dengan menggunakan
karet

gelang

timbang

kemudian

dengan

neraca.

Setelah itu, masukkan 5 ml


cairan etil benznea di dalam
labu

erlenmeyer,kemudian

di-tutup

kembali

dengan

karet gelang sehingga tutup


ini

bersifat

kedap

gas.

Gunakan sebuah jarum dan


dibuatlah

sebuah

lubang

kecil pada aluminium foil


agar uap dapat keluar.
Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam sebuah
oven

bersuhu

100 oC

sedemikian sehingga 1 cm
di bawah aluminium foil.
Panaskan labu erlenmeyerdi dalam ovenhingga
semua

cairan

volatil

menguap. Catat temperatur


labu di dalam oven.
Setelah semua cairan volatil

14

dalam

labu

erlen-meyer

menguap, angkat dari oven


lalu masukkan labu ke dalam
desikator selama 15 menit.
Timbang labu erlen-meyer
yang telah didingin-kan tadi.
Temperatur air yang terdapat
dalam

labu

erlenmeyer.

Volume air bisa diketahui


bila massa jenis air pada
temperatur air dalam labu
erlenmeyer diketahui dengan
menggunakan rumus =
m/V.
Diukur

tekanan

dengan

atmosfer

menggunakan

barometer.

b.

Titik

didih

136oC (277oF)

Masukan zat cair yang Tabung reaksi, pipa


akan diukur titik didihnya ke kapiler, termometer.
dalam tabung reaksi. Jumlah
zat cair sebanyak 8-10 cm
dari dasar tabung reaksi.
Pipa kapiler diambil lalu
ujung terbuka masuk ke
dalam tabung reaksi kecil
yang berisi zat cair yang
akan

ditentukan

titik
15

didihnya

lalu

ikat

pada

termometer dimana ujung


tabung reaksi kecil sejajar
dengan

ujung

bawah

termometer.
Gelas

kimia

kemudian
parafin

diambil

diisi

dengan

secukupnya

dan

diletakkan di atas pemanas.


Termometer pada standar
dipasang
klem

dengan
dan

dicelupkan

bantuan

termometer
pada

cairan

parafin di dalam gelas kimia


yang berada di atas pemanas.
Pemanas dipanas-kan

dan

selama pemanasan sekalikali cairan parafin diaduk.


Zat

cair

dalam

kapiler

diamati begitu juga dengan


temperaturnya. Thermomete
r dibaca bila zat cair dalam
tabung

reaksi

kecil

membentuk gelembung-gelembung kontinu yang bentuknya seperti kalung.

c.

Titik lebur :

Ujung

terbuka

kapiler Tabung reaksi, pipa

16

-95oC (-139oF)

dimasukkan ke dalam serbuk kapiler, termometer.


zat yang akan ditentukan
titik
kristal

lelehnya
masuk

sehingga
ke

kapiler.Kemudian

dalam
kapiler

diangkat dari serbuk dan


dibalik

sehingga

ujung

tertutupnya menghadap ke
bawah. Selanjutnya ketok
dinding kapiler dengan jari
agar zat yang ditentukan
masuk

ke

dasar

Ulangi

kapiler.
langkah

tersebutsampai sekitar 5-8


mm kapiler terisi kristal.
Kapiler lainnya diisi dengan
cara

yang

sama.Kapiler

diikatkan pada termometer,


dimana ujung kapiler sejajar
dengan

ujung

bawah

termometer.
Termometer dipasang pada
standar dengan bantuan klem
dan termometer dicelupkan
pada

pemanas

yang

digunakan.Pemanas
dipanaskan

dan

selama

pemanasan sekali-kali diaduk. Zat padat dalam kristal


dan temperature diamati.

17

Termometer dibaca apabila


zat

padat

dalam

kapiler

mulai mendidih. Zat padat


yang telah meleleh semua
diamati. Range temperatur
pelelehan dicatat.
d.

Massa jenis : Ukur suhu ruangan air lalu Pignometer,


0,8865 gram/ml lihat referensi massa jenis air termometer.
(air=1)

pada

suhu

Masukkan
pignometer

tersebut.

air

ke

dalam

lalu

tutup

dengan penutup pignometer


jangan

sampai

terdapat

gelembung di dalam pignometer.

Tentukan

massa

pignometer berisi air dengan


neraca.

Tentukan

pignometer

volume

dengan

data

referensi massa jenis air dan


massa pignometer.
Setelah itu masukkan zat
cair yang akan diukur massa
jenisnya

ke

pignometer
timbang

dalam
kemudian

dengan

neraca

massa. Massa jenis dapat


ditentukan dengan rumus =
m/v.

18

e.

Kelarutan

di

dalam air : 15
g/L (20oC)
(Anonim : 2011)

Rumus molekul

: C 8 H 10

Massa molar

: 106.17 g mol 1

Penampilan

: Cairan tidak berwarna aromatik

Densitas

: 0.8665 g/mL

Titik lebur

: -95 C, 178 K, -139 F

Titik didih

: 136 C, 409 K, 277 F

Kelarutan

: dalam air 0.015 g/100 mL (20 C)

Viskositas

: 0,669 cP pada 20 C
(Anonim : 2011)

d. Katalis Zeolite

ZMS-5 merupakan zeolite yang memiliki rasio Si/Al tinggi dengan bentuk
framework MFI dan rumus umum Nan(AlO2)n(SiO2)96-n. 16 H2O.
Tabel 3.1 Data Zeolite tipe MFI

(Sumber: http://izce-mirror.la.asu.edu/fmi/IZA-SC)
III.1.2 Sifat-sifat kimiawi Etil Benzena
Etil benzena adalah senyawa organik kimia yang banyak dijumpai dalam
industri. Senyawa etil benzena memegang peranan penting dalam industri monomer

19

stirena dimana selanjutnya monomer stirena tersebut digunakan menjadi bahan baku
pembuatan plastik atau styrofoam (polistirena). Berikut reaksi-reaksi yang terjadi
pada senyawa etil benzena :
a. Reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi pada etil benzena sejatinya sama dengan reaksi pada
alkana. Dimana rantai etil yang mengalami perubahan. Oksidasi etil benzena
dipengaruhi oleh jenis oksidatornya. Berdasarkan jenis oksidatornya, senyawa
dapat mengalami pembentukan sebagaimana kita lihat pada gambar :

Gambar 3.4 Reaksi Oksidasi


(chemindustry.ru/ethylbenzene.php : 2011)
1) Reaksi oksidasi etil benzena dengan senyawa CrO 3 menghasilkan
asetofenon dan asam benzoat.
2) Reaksi dengan Na2Cr2O7 pada suhu 2500C akan menghasilkan senyawa
Natriumfenilasetat.
3) Reaksi oksidasi etil benzena dengan Oksigen di udara pada suhu 1300C
akan menghasilkan senyawa 1-hydorksi-1-fenil-etanon
4) Reaksi oksidasi etil benzena dengan Oksigen di udara dengan katalis
(CH3COO)2Mn akan menghasilkan senyawa 1-fenil-etanol.
(chemindustry.ru/ethylbenzene.php : 2011)
b. Reaksi Dehidrogenasi
Dehidrogenasi senyawa etil benzena menghasilkan senyawa stirena.
Senyawa stirena merupakan senyawa yang banyak diproduksi di industri yang
melibatkan senyawa etil benzena. Karena senyawa stirena ini kemudian akan
dirubah menjadi senyawa polistirena dalam industri plastik.

Tahap

pembuatannya adalah etilbenzena di reaksikan dalam reaktor raksasa dalam


beberapa tahap untuk mencegah timbulnya polimer saat dehidrasi benzena.
Kemudian hasil dari reaktor masuk ke kondensor untuk didinginkan kemudian

20

dipisahkan dari residunya pada tahap fraksinasi. Lihat skema pembentukan


stirena pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.5 Diagram alir dehidrogenasi


Reaksi akan terjadi pada :
a) Temperatur tinggi (600 700)oC
b) Biasanya memerlukan katalis besi oksida
c) Menggunakan steam sebagai pencair.
(Speight, James G. 2002)
Reaksi Etil Benzena menjadi
Stirena berlangsung dalam skema :
C6H5-C2H5 C6H5-C2H3 + H2
Atau bisa dilihat pada kondisi disamping.
(Anonim : 2011)
c. Hidrogenasi
Reaksi hidrogenasi etil benzena dengan katalis Ni, Pt, dan Pd akan
menghasilkan etilsikloheksana. Reaksi hidrogenasi ini berakibat hilangnya cincin
benzena pada senyawa.

21

CH2CH3

CH2CH3

+ 3 H2

Ni, Pt, Pd

Ethylsikloheksana

Ethylbenzena

Gambar 3.6 Reaksi hidrogenasi


(Gable : 2010)
d. Reaksi Halogenasi Radikal Bebas
Reaksi halogenasi radikal bebas antara Etil Benzena dengan X2 sangat sensitif
untuk karbon benzoat karena radikal benzoat distabilkan dengan resonanse. Dengan
kata lain mekanisme secara lengkap sangat sejalan dengan radikal bebas halogenasi
alkana.

Radikal

bebas adalah molekul yang

buah elektron dari pasangan

elektron

bebasnya,

kehilangan
atau

merupakan

satu
hasil

pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik, suatu


molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak
berpasangan. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya,
sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan
molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari
hasil metabolisme tubuh

dan

faktor

eksternal

seperti

asap rokok,

hasil

penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.
(Gable : 2010)
Contoh :

Gambar 3.7 Reaksi Hidrogenasi

(Gable : 2010)

22

e. Reaksi Cincin Halogenasi Etil benzena


Reaksi halogenasi radikal bebas antara Etil Benzena dengan X2 dapat
mengalami reaksi substitusi antara cincin etil benzena dengan Br2 yang akan
membentuk senyawa orto dan para.
(Gable : 2010)

Gambar 3.8 Reaksi cincin halogenasi cincin etil benzene


(Gable : 2010)
f. Etilbenzena adalah produk samping dari proses reformasi katalitik nafta yang
digunakan untuk menghasilkan Xilena. Proses reformasi katalitik nafta
menghasilkan p-Xilena, o-Xilena, m-Xilena, dan Etil Benzena. p-Xilena adalah
yang memiliki nilai jual paling tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan
baku dalam bahan baku asam tereftalat pada pabrik poliester. (Srivastava :
2009)
g. Etil Benzena bisa diubah menjadi Xilena dengan kondisi spesifik. Proses
komersial pada isomerasi Xilena biasanya melibatkan katalis isomerasi atau
dealkilasi Etil Benzena. (Anonim : 2011)
h. Etil Benzena dapat di dealkilasi secara termal menjadi Benzena. (Gable : 2010)

III.2 Mekanisme Reaksi


Proses pembuatan ethylbenzene merupakan proses alkilasi benzene pada fase cair
atau gas dengan bahan baku benzene dan ethylene. Proses pembuatan yang dipilih
adalah proses Mobil Badger yang menghasilkan konversi antara 85% - 90%. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :

23

Reaksi utama : C2H4 + C6H6


C6H5C2H5
Reaksi samping : 2 C2H4 + C6H6
C6H4(C2H5)2
Selain reaksi samping di atas juga terjadi reaksi samping membentuk
polyethylbenzene lainnya, namun polyethylbenzene yang dominan dihasilkan pada
reaksi samping adalah diethylbenzene.
Reaksi transalkilasi :
C6H6 + C6H4(C2H5)2
2 C6H5C2H5
Apabila reaksi alkilasi benzene menggunakan katalis zeolite, maka ethylene yang
diadsorbsi diprotonasi pada letak asam Bronstead pada permukaan katalis sehingga
membentuk ion ethyl carbonium. Ion ethyl carbonium selanjutnya menumbuk /
menempel pada cincin benzene sehingga menghasilkan ethylbenzene, sedangkan
proton ditangkap kembali oleh zeolite. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut :
ZeolOH+ + CH2=CH2
CH3CH2+ + ZeolO
CH3CH2+ + ZeolO + C6H6
C6H5C2H5 + ZeolOH+
(Narwastu :
2010)

III.3 Tool
a) Reaktor
Reaktor yang sering digunakan dalam pembuatan etilbenzena dengan Proses
Mobil Badger ialah Reaktor Fixed Bed yang merupakan reaktor dengan
menggunakan katalis padat yang diam dan zat pereaksi berfase gas. Butiranbutiran katalisator yang biasa dipakai dalam reaktor fixed bed adalah
katalisator yang berlubang di bagian tengah, karena luas permukaan persatuan
berat lebih besar jika dibandingkan dengan butiran katalisator berbentuk
silinder, dan aliran gas lebih lancar. Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk
katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk banyak
dipakai dalam proses adiabatic. Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis
pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi dari
suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di
dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar reactor untuk di
dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan
katalisator kedua, jika konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua belum

24

mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang
diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan mengalirkan gas kea
lat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke reactor yang masuk
melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi
yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar
reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.

Gambar 3.8 Reaktor Fixed bed

(Anonim:2011)

SPM-2300 merupakan Simulasi Proses Reaktor fixed bed yang dapat diatur untuk
pereaksi dua gas, reaksi dapat eksotermik atau endotermis. Bentuk wujud configurasi
katalitik reaksi antara ethylene (komponen reaktan A) dengan benzen (komponen
reaktanB), dalam keadaan eksotermik, untuk menghasilkan ethylbenzena (produk C),
suatu bahan kimia intermediate yang digunakan untuk pembuatan styrene monomer.
Komponen reaktan A dan B diberi umpan untuk masingmasing empat fixed bed
melewati alat pemanas di mana temperature dinaikkan sampai suhu reaksi optimum.
Temperatur reaktan A dijaga lebih rendah dari komponen reaktan B untuk
mempertimbangkan inter-bed quenching, suatu teknik yang digunakan untuk
mengontrol temperatur reaktor fixed bed. Reaktor fixed bed adalah ukuran untuk
mengkonversi semua komponen reaktan A menjadi produk. Perbandingan ratio inlet
molar dari komponen reaktan B ke komponen reaktan A memerlukan perawatan
untuk masing-masing reaktor. Karena aliran komponen reaktan A ke masing-masing
reaktor memerlukan perawatan yang sama, mayoritas reaktan B harus diberi umpan
kepada reaktor fixed bed yang pertama dengan hanya suatu peningkatan kecil
komponen reaktan B diberi umpan ke reactor fixed bed yang berikutnya. 16 Arus

25

Produk dibersihkan ke aliran bottom reaktor melalui suatu rangkaian kolom


penyulingan. inert adalah vented, dimampatkan kembali, dan digunakan sebagai suatu
gas bahan bakar di tempat lain di dalam reaksi itu. Komponen reaktan B dibersihkan,
dan didaur ulang kembali ke reaktor tersebut. Pemurnian arus produk adalah di luar
lingkup simulasi ini. (Anonim:2011)
b) Neraca Energi
Adapun perkiraan panas di seputar reaktor dapat dilihat dari gambar berikut.

Gambar 3.9. Skema Cloosed Loop dari Suhu di Reaktor (Anonim:2011)


Dari panas yang masuk dan keluar reaktor, dapat dilihat bahwa reaktor tersebut
beroperasi pada suhu yang sangat tinggi sehingga memerlukan sistem pendinginan
untuk mendinginkan produk yang keluar dari setiap bed. Tujuannya adalah menjaga
agar tidak terjadi over heated di dalam reaktor yang dapat menyebabkan katalis
menjadi meleleh. (Anonim:2011)

III.4 Kondisi Operasi


Proses alkilasi benzene menjadi etil benzene dilakukan pada
fase dengan tekanan 4 atm dan suhu reaksi dijaga pada 350-370
o

C atau sekitar 623K 643K. dengan pertimbangan bahwa

semakin tinggi temperature akan menyebabkan kecepatan

26

reaksi bertambah cepat, namun pada temperature lebih besar


akan meningkatkan terjadinya reaksi samping.
Dengan melihat kondisi operasi tersebut maka dipilih jenis
reactor fixed bed multi tube yang dilengkapi dengan pendingin
untuk pencegah kenaikan temperature yang terlalu tinggi dan
untuk menekan terjadinya reaksi samping.
Sedangkan proses transalkilasi dijalankan pada fase cair
dengan suhu 170-225.3 oC atau 443 K 498,3 K dan tekanan 23
atm. Alasan pemilihan kondisi operasi ini adalah didasarkan pada
pertimbangan

bahwa

pada

suhu

rendah

akan

mencegah

terjadinya reaksi samping. Melihat kondisi operasi yang terjadi


dalam reactor, maka digunakan reaktor jenis fixed bed single
bed untuk menjalankan reaksi di atas.
(Narwastu : 2010)

III.5 Tinjauan Termodinamika


Pada reaktor
alkilasi, terjadi reaksi antara etilen dengan benzene
menghasilkan etil benzene. Untuk mengetahui reaksi tersebut ekotermis atau
endotermis dapat diketahui dari perhitungan H298.
Reaksi Alkilasi :
C2H4(g) + C6H6(g) C6H5C2H5(g)
Pada 298C,
Hf C2H4(g) = 52,283 kJ/gmol
Hf C6H6(g)
= 82,927 kJ/gmol
Hf C6H5C2H5(g)= 29,790 kJ/gmol
H298 = HfC6H5C2H5 (HfC6H6 + HfC2H4)
= 29,790 (82,927 + 52,283)
= - 105,42 kJ/gmol
Karena H yang dihasilkan negative, maka reaksi diatas merupakan reaksi
eksotermis
Sifat reaksi yang reversible atau irreversible dapat dikethui dari harga
konstanta keseimbangan
27

Pada 298K, Gf C2H4(g)


= 68,125 kJ/gmol
Gf C6H6(g)
= 129,451 kJ/gmol
Gf C6H5C2H5(g)
= 130,577 kJ/gmol
G298 = Gf C6H5C2H5 (Gf C6H6 + Gf C2H4)
= 130,577 (129,451 + 68,125)
= - 66,999 kJ/gmol
= - 16.063 kal/gmol
G = -R T ln K
K
= e-G/RT
= e-(-16.063/1,987x298)
= 6,045 . 1011
Karena harga konstanta keseimbangan >>1, maka reaksi antara etilen dengan
benzene bersifat irreversible.
(Srivastastava : 2009)
Perhitungan Konversi vs Suhu
Tinjauan Thermodinamika
ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

X A=

K
K+ 1
(Levenspiel : 1957)

Pada Suhu 100 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

X A=

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
ln
=

11
8314 J / kmol K
100 K 298 K
6,045 10

K= 2.53971 10 48

Menentukan Konversi

X A=

K
K+ 1

2.53971 1048
48
2.5397110 + 1
X A =1

28

Pada Suhu 200 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

Menentukan Konversi

X A=

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
ln
=

11
8314 J /kmol K
200 K 298 K
6,045 10

K
K+ 1
20

X A=

7.20862 10
20
7.2086210 +1
X A =1

K= 7.20862 1020

Pada Suhu 300 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314
J
/kmol
K
300
K
298
K
6,045 10

K= 4.73742 1011

Menentukan Konversi

X A=

K
K+ 1
11

X A=

4.7374210
11
4.73742 10 +1
X A =1

Pada Suhu 400 K

29

Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314
J
/kmol
K
400
K
298
K
6,045 10

X A=

K=

Menentukan Konversi

X A=

12144680.25
12144680.25+1

X A =

12144680.25

K
K+ 1

0.999999918

Pada Suhu 500 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J / kmol K
500 K 298 K
6,045 10

X A=

K=

Menentukan Konversi

X A=

21364.50606
21364.50606+1

X A =

21364.50606

K
K+ 1

0.999953196

Pada Suhu 600 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J / kmol K
600 K 298 K
6,045 10

K=

X A=

311.3369768

Menentukan Konversi

X A=

K
K+ 1

311.3369768
311.3369768+1

X A =

0.99679833

30

Pada Suhu 700 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J /kmol K
700 K 298 K
6,045 10

X A=

K=

Menentukan Konversi

X A=

15.18700107
15.18700107+ 1

X A =

15.18700107

K
K+ 1

0.938222034

Pada Suhu 800 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J /kmol K
800 K 298 K
6,045 10

X A=

K=

Menentukan Konversi

X A=

1.576351315
1.576351315+1

X A =

1.576351315

K
K+ 1

0.611854178

Pada Suhu 900 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J / kmol K
900 K 298 K
6,045 10

Menentukan Konversi

X A=

X A=

K
K+ 1

0.270682669
0.270682669+ 1

31

K=

X A =

0.270682669

0.213021453

Pada Suhu 1000 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314
J
/kmol
K
1000
K
298
K
6,045 10

X A=

K=

Menentukan
Konversi

K
K+ 1

0.066115974
) X = 0.066115974+1
A

0.066115974

X A =
0.062015743

Pada Suhu 1100 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

Menentukan
Konversi

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
=

11
8314 J /kmol K
1100 K 298 K X A = 0.020866667
6,045 10
0.020866667+1

K=

X A=

0.020866667

K
K+ 1

X A =
0.020440149

Pada Suhu 1200 K


Menentukan Konstanta Kesetimbangan (K)

Menentukan
Konversi

32

ln

H r 1
K
1
=

K 298
R
T 298

ln

0.007981331
K
10,547 10 7 J / kmol
1
1
X A=
=

0.007981331+1
8314 J / kmol K
1200 K 298 K
6,045 1011

K=

X A=

0.007981331

K
K+ 1

X A =
0.007918134

Tabel 3.1 Konversi vs Suhu Tinjauan Thermodinamika


Suhu (K)

Konversi (%)

100

100

200

100

300

100

400

99.9999918

500

99.9953196

600

99.679833

700

93.8222034

800

61.1854178

900

21.3021453

1000

6.2015743

1100

2.0440149

1200

0.7918134

(Srivastastava : 2009)

33

Tinjauan Termodinamika
1.2
1
0.8
konversi 0.6
0.4
0.2
0
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Suhu (K)

Gambar 3.9 Grafik Konversi vs Suhu Tinjauan Thermodinamika

III.6 Tinjauan Kinetika


Reaksi pembentukan

etil

benzene

merupakan

reaksi

eksotermis sehingga selama reaksi berlangsung reaksi akan terjadi


pelepasan panas dan ini akan mempengaruhi kecepatan reaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah:
Temperatur
Jika temperature operasi dalam reaktor naik maka harga k
(konstanta kecepatan reaksi) akan semakin besar sehingga
-

reaksi berjalan semakin cepat.


Katalis
Adanya katalis di dalam reaksi maka akan menurunkan energy
aktifasi. Dengan turunnya harga energi aktifasi (Ea) maka
harga k (konstanta kecepatan reaksi) akan naik sehingga
reaksi bertambah cepat dan untuk mengarahkan reaksi
terbentuknya etil benzene.
Perhitungan Konversi vs Suhu
k=Ae

Ea/RT

34

k = 5160,7724

(3181,285 /T )

m3/ kmol.kg katalis.jam

XA
1
=kt
C A 0 1 X A
Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi dengan
asumsi waktu 1 jam (3600 detik)
kt
Xa=
1+kt
(Levenspiel : 1957)
Pada Suhu 100 K
Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

(3181,285 /100)

11
k = 7.88079 10

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
X a=

7.88079 1011
1+(7.88079 1011 )

Xa=

11
7.88079 10

Pada Suhu 200 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

(3181,285 /200)

k = 0.000637738

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

0.000637738
1+( 0.000637738)

Xa=

0.000637331

Pada Suhu 300 K


Menentukan

Konstanta

Menentukan Konversi

Kecepatan Reaksi (k)

35

k = 5160,7724

e(3181,285 /T )

k = 5160,7724

e(3181,285 /300)

k = 0.128036257

Xa=

kt
1+kt

Xa=

0.128036257
1+( 0.128036257)

Xa=

0.113503672

Pada Suhu 400 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /400)

k = 1.814171768

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

1.814171768
1+(1.814171768)

Xa=

0.644655663

Pada Suhu 500 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /500)

k = 8.901960535

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

8.901960535
1+( 8.901960535)

Xa=

0.899009898

Pada Suhu 600 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /600)

k = 25.70536874

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

25.70536874
1+(25.70536874)

Xa=

0.962554346

Pada Suhu 700 K


36

Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

(3181,285 /700)

k = 54.8251308

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

54.8251308
1+(54.8251308)

Xa=

0.982086921

Pada Suhu 800 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

(3181,285 /800)

k = 96.76015496

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

96.76015496
1+( 96.76015496)

Xa=

0.989770884

Pada Suhu 900 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /900)

k = 150.517661

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

150.517661
1+(150.517661)

Xa=

0.993400109

Pada Suhu 1000 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /1000)

k = 214.3384992

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

214.3384992
1+( 214.3384992)

Xa=

0.995356149

Pada Suhu 1100 K

37

Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

(3181,285 /1100)

k = 286.2210071

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

286.2210071
1+( 286.2210071)

Xa=

0.996518361

Pada Suhu 1200 K


Menentukan

Konstanta

Kecepatan Reaksi (k)


(3181,285 /T )
k = 5160,7724 e
k = 5160,7724

e(3181,285 /1200)

k = 364.2245977

Menentukan Konversi
kt
Xa=
1+kt
Xa=

364.2245977
1+( 364.2245977)

Xa=

0.997261959

Tabel 3.2 Konversi vs Suhu Tinjauan Kinetika


Su

Konversi (%)

hu
(K)
10
0

7.88079
109

20
0
30

0.0637331

0
40

11.3503672

0
50

64.4655663

0
60

89.9009898

0
70

96.2554346
98.2086921
38

0
80
0
90

98.9770884

0
10

99.3400109

00
11

99.5356149

00
12

99.6518361

00

99.7261959

Tinjauan Kinetika
1.2
1
0.8
konversi 0.6
0.4
0.2
0
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Suhu (K)

Gambar Grafik 3.10 Konversi vs Suhu Tinjauan Kinetika

39

konversi Vs Suhu
1.2
1
0.8
tinjauan termodinamika
konversi 0.6

tinjauan kinetika

0.4
0.2
0
0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Suhu (K)

Gambar 3.11 Grafik Suhu Optimum dapat didapatkan dari


perpotongan grafik tinjauan thermodinamika dan kinetika
Persen error
Suhu teoritis : 623 643 K 633 K
Suhu Praktis : 630 650 K 640 K
error =

640633
x 100 =1,1
633

Konversi teoritis : 0,8 0,9


Konversi Praktis : 0,95
0,950,9
%error=
x 100 =5,5
0,9
Pada perhitungan tinjauan kinetika, didapatkan konversi yang
lebih besar daripada konversi teoritis yang diperoleh dari
referensi.
(Levenspiel : 1957)
III.7 Pemilihan Lokasi Pabrik Etil Benzena

40

Pendirian lokasi pabrik etil benzene, perlu dipertimbangkan


faktor-faktor pemilihan lokasi :
1. Sumber bahan baku
2. Pasar
3. Transportasi
4. Tenaga Kerja
5. Utilitas
Berdasaarkan kelima faktor ini, dipilihlah lima kota yang dapat
dijadikan pertimbangan lokasi pendirian industri etil benzene :
1. Kota Semarang
Kota Semarang adalaah ibukota provinsi jawa tengah yang terletak
di tepi pantai utara jawa tengah. Kota Semarang memiliki sebuah
pelabuhan besar yang bernama Tanjung Mas dan memiliki sebuah
bandara yang bernama bandara Achmad Yani. Kota

Semarang

merupakan kota yang terkenal dengan slogan Semarang kota ATLAS yang
merupakan kependekan dari kata Aman, Tertib, Lancar, Asri, Sehat. Semarang
sebagai kota metropolitan kelima di Indonesia dengan jumlah penduduk yaitu
1.744.500 jiwa sampai tahun 2014. Luas wilayah kota Semarang 451,47 km maka
kepadatan

penduduk

per

kilometer

persegi

adalah

3.864

jiwa.

(http://semarangkota.bps.go.id)
2. Kota Bekasi

Kota Bekasi adalah salah satu kota industry terbsesar di Indonesia.


Memiliki sistem transportasi darat yang bagus dan dialiri oleh
sungai besar serta dekat dengan ibukota negara. Dengan populasi
2.334.871 jiwa penduduk, kota Bekasi berpotensi jika didirikan
pabrik etil benzene.
(http://bekasikota.bps.go.id/)
3. Kota Bontang
Kota Bontang adalah kota di provinsi Kalimantan Timur. Terdapat
salah satu industri terbesar di Indonesia yang memproduksi gas
alam yaitu PT Badak LNG sebagai bahan baku industri etil benzene.

41

Memiliki bandara yang terkenal yaitu Bandar Udara Bontang.


Dengan populasi penduduk 143.683 jiwa dan transportasi darat
yang bagus, Bontang cukup berpotensi jika didirikan industri etil
benzene.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bontang)
4. Kabupaten Cilegon
Kabupaten Cilegon adalah sebuah kabupaten di ujung barat pulau
jawa. Dengan populasi 374.559 jiwa, Cilegon menjadi kota Industri
terbesar di Indonesia. Dekat dengan ibukota negara dan pelabuhan
internasional merak, banten Cilegon sangat berpotensi dibangun
sebuah pabrik etil benzene.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cilegon
Adanya pertibangan keempat kota diatas, maka akan diadakan
anilis mengenai keberadaan sumber bahan baku ( S ), pasar ( P ),
transportasi (Tr), tenaga kerja ( TK), dan utilitas (U) di keempat kota
tersebut dengan penilaian: 1 ( Sangat jelek ), 2

( Jelek), 3

(Cukup ), 4 ( Baik ), dan 5 ( sangat baik ).

Kota

Tr

TK

Total

o
1

Semara

15

ng
Bekasi

19

Bontan

29

g
Cilegon

23

Berdasarkan

pertimbangan

dari

faktor-faktor

tersebut

dipilihlah lokasi di desa Gunung Sugih , Kecamatan Ciwandan,


Kabupaten Cilegon, Banten. Pendirian pabrik di lokasi ini dinilai
strategis karena alasan sebagai berikut :

42

1. Sumber Bahan Baku


Lokasi ini dipilih karena dekat dengan sumber bahan baku.
Bahan baku gas hidrogen dan etilen dapat diperoleh dari PT.
Chandra Asri Petrochemcial Tbk, Cilegon, Banten dan PT. Titan
Kurnia Nusantara sebagai penghasil benznea yang berlokasi
di Jakarta.
2. Pasar
Dipilihnya Cilegon sebagai lokasi karena sebagian besar
industri berada di pulau Jawa yang merupakan sasaran
pemasaran produk anilin sehingga memudahkan proses
pemasaran.
3. Transportasi
Tersedia sarana transportasi dan jalan raya yang memadai
sehingga memudahkan pendistribusian produk ke konsumen
ke berbagai tempat di pulau Jawa serta adanya pelabuhan
untuk pendistribusian ke luar pulau Jawa dan ekspor.
4. Tenaga Kerja
Banten merupakan daerah yang padat penduduk sehingga
kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi.
5. Utilitas
Cilegon dengan daerah pantai yang dialiri sungai yang cukup
besar

sehingga

kebutuhan

air

dapat

terpenuhi.

Serta

kebutuhan listrik didapatkan dari generator dan PLN Suralaya


sebagai

cadangan

energi

listrik

apabila

generatornya

mengalami gangguan.

43

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
a. Proses produksi etil benzene di Industri melibatkan reaksi
antara etilena dengan benzena yang dapat berlangsung
dalam kondisi fase cair maupun fase gas.
b. Etil benzena dapat dimanfaatkan sebagai

senyawa

intermediet dalam produksi polistirena, sebagai senyawa

44

intermediet pada pembuatan asetofenon, bahan perwarna


dan detergen, solvent dalam industry coating, dan sebagai
bahan aditif dalam bensin sebagai knock agent.
c. Etil benzena memiliki sifat kimia yaitu beraksi oksidasi,
dihidrogenasi, hidrogenasi, halogenasi radikal bebas, dan
reaksi cincin halogenasi.
IV.2 Saran
a. Etil benzena adalah senyawa yang penting dalam kehidupan
industri

plastik,

sehingga

Indonesia

harus

mampu

swasembada etil benzena dengan memanfaatkan sumber


daya alam dan sumber daya manusia yang ada.
b. Etil benzena adalah senyawa cair, tidak berwarna, berbau
tajam dan memiliki sifat mudah terbakar serta sifat-sifat
fisika

dan

kimia

lain,

sehingga

masyarakat

harus

mempelajari dan mampu menyikapi keberadaan Etil Benzena


dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim

2009.

Ethyl

Benzene

http://en.wikipedia.org/wiki/Ethylbenzene
#Occurrence_and_applications diakses 22 September 2014.
Anonim 2010. PT. Styrindo Mono Indonesia http://www.chandraasri.com/ company_profile.php diakses 22 September 2014
45

Anonim.

2011.

Manufacturing

http://www.scribd.com/doc/

12219

of

Ethylbenzene

2192/Manufacturing-of-

Ethylbenzene, diakses pada 22 September 2014


Anonim.

2011.

Ethylbenze

http://chemindustry.ru/Ethylbenzene.php,

diakses

Oxidation
pada

22

September 2014
Anonim. 2012. Aplication Market for Chemical Industry
http://www.ihs.com/formation/page/2812131/ghdsajokka/information/ethyl/benzene.
php.43526178 diakses 22 September 2014
Anonim. 2012 Ethylbenzene Global Market to 2020 - Growth in
South and Central America to Outpace China, While AsiaPacific Continues to be the Major Volume Contributor
http://www.prnewswire.com/news-releases/ ethyl benzene global-market-to-2020---growth-in-south-and-central-americato-outpace-china-while-asia-pacific-continues-to-be-the-majorvolume-contri-butor-182978481.html diakses 22 September
2014

Anonim

2011.

Ethyl

Benzene

http://www.ethylbenzene.org/content/1-4.html. diakses pada


22 September 2014.
Anonim. 2012. Statistika Kota Bekasi http://bekasikota.bps.go.id/
diakses 22 September 2014
Anonim.2012.

Statistika

Kota

Semarang

http://semarangkota.bps.go.id/home diakses 22 September


2014
Anonim. 2012. Kota Bontang http://id.wikipedia.org/wiki/Bontang.
diakses 22 September 2014
46

Anonim.

2012.

Kabupaten

http://id.wikipedia.org/wiki/Cilegon.html

Cilegon.
diakses

22

September 2014
Anonim.

2012.

Kapasitas

Produksi

http://www.chandra-

asri/producction-capacity.php diakses 22 September 2014


Gable. 2010. CH 334 Organic Chemistry Reaction Mechanisms.
http://www.

science.oregonstate.edu

/~gablek/CH334/Chapter4/mechanisms.htm.
Diakses pada 22 September 2014
Levenspiel, O. 1957. Chemical Reaction Engineering. New York: Mc
Graw Hill Book Co.
Lukmpi.

2011.

Etil

Benzene

http://www.scribd.com/doc/96619533/Etil-Benzene

diakses

pada 22 September 2014


Narwastu, Agnes. 2010. Perancangan Pabrik Etil Benzena
http://www.scribd.com/

doc/87791688/EB

diakses

22

September 2014
Nunulasa.

2011.

http://nunulasa.wordpress.com/

Proses
2011/03

Etilbenzen.
/09/proses-

etilbenzen/ diakses pada 22 september 2014


Othmer, Donald F. 1981. Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology.
New York : John Wiley
Smith, J.M and M. Vannes. 2001.

Introduction to Chemical

Engineering Thermodynamics sixth ed. Mc-GrawHill Book


Companies,Inc
Speight, James G. 2002. Chemical and Process Design Handbook.
The McGraw-Hill Companies, Inc

47

Srivastava, Rahul. 2009. Ethyl Benzene Project Report http://


www.scribd.com

/doc/

24119

003/Ethyl-Benzene-Project-

Report, diakses pada 22 September 2014.


http://izce-mirror.la.asu.edu/fmi/IZA-SC di akses tanggal 29 September 2014

48

Вам также может понравиться

  • Makalah K3 Sop - Kelompok 3 - Purworejo
    Makalah K3 Sop - Kelompok 3 - Purworejo
    Документ18 страниц
    Makalah K3 Sop - Kelompok 3 - Purworejo
    firda
    Оценок пока нет
  • Laporan Kegiatan Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan
    Laporan Kegiatan Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan
    Документ13 страниц
    Laporan Kegiatan Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan
    Ernawati 1974
    Оценок пока нет
  • LAPORAN INFEKSI RS
    LAPORAN INFEKSI RS
    Документ6 страниц
    LAPORAN INFEKSI RS
    Eka sofia
    Оценок пока нет
  • K3RS Rumah Sakit Jiwa
    K3RS Rumah Sakit Jiwa
    Документ30 страниц
    K3RS Rumah Sakit Jiwa
    nadiya nurazizah
    Оценок пока нет
  • KESEHATAN LINGKUNGAN
    KESEHATAN LINGKUNGAN
    Документ18 страниц
    KESEHATAN LINGKUNGAN
    dheaoctavian
    Оценок пока нет
  • Penghitungan Uji Statistik
    Penghitungan Uji Statistik
    Документ58 страниц
    Penghitungan Uji Statistik
    Emeliajuwita Sari
    Оценок пока нет
  • MODUL 1 - Typhoid
    MODUL 1 - Typhoid
    Документ50 страниц
    MODUL 1 - Typhoid
    Rolly Ae
    Оценок пока нет
  • Hubungan Stres dan Merokok
    Hubungan Stres dan Merokok
    Документ19 страниц
    Hubungan Stres dan Merokok
    Hutasoit Ati
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi Injury (Cidera)
    Epidemiologi Injury (Cidera)
    Документ5 страниц
    Epidemiologi Injury (Cidera)
    Hikmah Resti
    Оценок пока нет
  • Skripsi Bima
    Skripsi Bima
    Документ51 страница
    Skripsi Bima
    sulkifly ibrahim
    Оценок пока нет
  • ILI Lingkungan
    ILI Lingkungan
    Документ14 страниц
    ILI Lingkungan
    Nanda Ghaffar Dwi Putra
    Оценок пока нет
  • Kel. 1 Penyakit Pasca Bencana
    Kel. 1 Penyakit Pasca Bencana
    Документ14 страниц
    Kel. 1 Penyakit Pasca Bencana
    Irnayanti MamiDgSiame
    Оценок пока нет
  • DBD Puskesmas Lagoa
    DBD Puskesmas Lagoa
    Документ33 страницы
    DBD Puskesmas Lagoa
    Anton Supono Wong TekAn
    100% (1)
  • KUESIONER-AI
    KUESIONER-AI
    Документ8 страниц
    KUESIONER-AI
    auliarun
    Оценок пока нет
  • ANALISIS LINGKUNGAN
    ANALISIS LINGKUNGAN
    Документ71 страница
    ANALISIS LINGKUNGAN
    Rizki arta
    Оценок пока нет
  • Managed Care: Sejarah dan Model Utama
    Managed Care: Sejarah dan Model Utama
    Документ25 страниц
    Managed Care: Sejarah dan Model Utama
    Lili Suriani
    Оценок пока нет
  • Toksikologi Industri
    Toksikologi Industri
    Документ154 страницы
    Toksikologi Industri
    Hermansyah Chiu
    100% (1)
  • Proposal Penelitian
    Proposal Penelitian
    Документ56 страниц
    Proposal Penelitian
    dian aprilia
    Оценок пока нет
  • WALKING SEMINAR LAPORAN
    WALKING SEMINAR LAPORAN
    Документ7 страниц
    WALKING SEMINAR LAPORAN
    rina
    Оценок пока нет
  • K3 RS BEDAH DAN ANESTESI
    K3 RS BEDAH DAN ANESTESI
    Документ26 страниц
    K3 RS BEDAH DAN ANESTESI
    syerly
    100% (1)
  • ANALISIS EPIDEMIOLOGI
    ANALISIS EPIDEMIOLOGI
    Документ19 страниц
    ANALISIS EPIDEMIOLOGI
    Lusy Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Revisi Proposal Ula
    Revisi Proposal Ula
    Документ48 страниц
    Revisi Proposal Ula
    Syafaatul ula
    Оценок пока нет
  • BIOMARKER PENANDA DALAM EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
    BIOMARKER PENANDA DALAM EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
    Документ6 страниц
    BIOMARKER PENANDA DALAM EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
    Nurfatwa Wilda
    Оценок пока нет
  • MENUMBUHKEMBANGKAN USAHA HOME CARE
    MENUMBUHKEMBANGKAN USAHA HOME CARE
    Документ22 страницы
    MENUMBUHKEMBANGKAN USAHA HOME CARE
    NaiLa
    Оценок пока нет
  • LIMBAH DOMESTIK
    LIMBAH DOMESTIK
    Документ10 страниц
    LIMBAH DOMESTIK
    KESEHATAN MASYARAKAT 2020
    Оценок пока нет
  • Manajemen Bencana - Prof DR DR Anies
    Manajemen Bencana - Prof DR DR Anies
    Документ42 страницы
    Manajemen Bencana - Prof DR DR Anies
    nurindahsartikadewi
    Оценок пока нет
  • Hazard Pekerja Rumah Tangga
    Hazard Pekerja Rumah Tangga
    Документ4 страницы
    Hazard Pekerja Rumah Tangga
    Siti Hanna Yavitha Wandi
    Оценок пока нет
  • Quisioner Kondisi Lingkungan Fisik Dengan Kejadian Ispa
    Quisioner Kondisi Lingkungan Fisik Dengan Kejadian Ispa
    Документ3 страницы
    Quisioner Kondisi Lingkungan Fisik Dengan Kejadian Ispa
    Novieta Mamanya Ashka
    Оценок пока нет
  • BAHAYA SETRIKA
    BAHAYA SETRIKA
    Документ3 страницы
    BAHAYA SETRIKA
    Nadiav
    Оценок пока нет
  • Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dalam Keadaan Darurat Bencana
    Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dalam Keadaan Darurat Bencana
    Документ54 страницы
    Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dalam Keadaan Darurat Bencana
    hannadamanik
    Оценок пока нет
  • Promosi Kesehatan Tempat Kerja
    Promosi Kesehatan Tempat Kerja
    Документ8 страниц
    Promosi Kesehatan Tempat Kerja
    reka safitri
    Оценок пока нет
  • SURVEILANSI POLIO
    SURVEILANSI POLIO
    Документ29 страниц
    SURVEILANSI POLIO
    DwiAgustyani
    Оценок пока нет
  • Tugas Proposal PBL Edit
    Tugas Proposal PBL Edit
    Документ41 страница
    Tugas Proposal PBL Edit
    arendra23
    Оценок пока нет
  • SKP Tahun 2018
    SKP Tahun 2018
    Документ26 страниц
    SKP Tahun 2018
    Mardha Tillah
    Оценок пока нет
  • Dokter Keluarga Puskesmas Sempaja - Samarinda
    Dokter Keluarga Puskesmas Sempaja - Samarinda
    Документ20 страниц
    Dokter Keluarga Puskesmas Sempaja - Samarinda
    Evyarosna Sinaga
    Оценок пока нет
  • Ispa
    Ispa
    Документ140 страниц
    Ispa
    Sandy Canizares
    Оценок пока нет
  • LEMBAR KUESIONER
    LEMBAR KUESIONER
    Документ4 страницы
    LEMBAR KUESIONER
    harun
    Оценок пока нет
  • Agnesa Ramadani KTI D-III KEPERAWATAN PADANG 2019
    Agnesa Ramadani KTI D-III KEPERAWATAN PADANG 2019
    Документ86 страниц
    Agnesa Ramadani KTI D-III KEPERAWATAN PADANG 2019
    Chintya Ananda
    Оценок пока нет
  • Intrumen Analisis Kualitas Lingkungan
    Intrumen Analisis Kualitas Lingkungan
    Документ11 страниц
    Intrumen Analisis Kualitas Lingkungan
    Vanesya Fadlillah Azzahra
    Оценок пока нет
  • Ukuran Frekuensi Penyakit
    Ukuran Frekuensi Penyakit
    Документ30 страниц
    Ukuran Frekuensi Penyakit
    fajarbayu prassetyo
    Оценок пока нет
  • Rumah Sakit Jiwa
    Rumah Sakit Jiwa
    Документ8 страниц
    Rumah Sakit Jiwa
    Dea
    100% (2)
  • Profil Dinkes Prov Jatim 2015
    Profil Dinkes Prov Jatim 2015
    Документ317 страниц
    Profil Dinkes Prov Jatim 2015
    Rainy Aru Puspa Jenar
    71% (7)
  • Ventilasi Industri Pengendalian Bahaya
    Ventilasi Industri Pengendalian Bahaya
    Документ8 страниц
    Ventilasi Industri Pengendalian Bahaya
    Ida Nadia Saumi
    Оценок пока нет
  • Makalah Kesling
    Makalah Kesling
    Документ18 страниц
    Makalah Kesling
    Ujie Fauziah Ghafur
    Оценок пока нет
  • Analisis Kesalahan Berbahasa
    Analisis Kesalahan Berbahasa
    Документ6 страниц
    Analisis Kesalahan Berbahasa
    Fitri Jelek
    Оценок пока нет
  • KLB38
    KLB38
    Документ72 страницы
    KLB38
    kesling cpd
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar Komunitas
    Konsep Dasar Komunitas
    Документ26 страниц
    Konsep Dasar Komunitas
    Kholishatul Qulbiyah
    Оценок пока нет
  • 14 - Aspek Kuantitatif Mutu-2
    14 - Aspek Kuantitatif Mutu-2
    Документ8 страниц
    14 - Aspek Kuantitatif Mutu-2
    Angel Franda Putri
    Оценок пока нет
  • KPSP Depkes
    KPSP Depkes
    Документ7 страниц
    KPSP Depkes
    Anonymous 5vrsB8ITg
    Оценок пока нет
  • INSPEKSI RUMAH
    INSPEKSI RUMAH
    Документ5 страниц
    INSPEKSI RUMAH
    DannyRamadhan
    Оценок пока нет
  • Teori Contagion
    Teori Contagion
    Документ3 страницы
    Teori Contagion
    Ivana Ika Cahya Putri
    Оценок пока нет
  • ERGONOMI MEUBEL
    ERGONOMI MEUBEL
    Документ17 страниц
    ERGONOMI MEUBEL
    Diana Arum Sari
    Оценок пока нет
  • Makalah Aspek Hukum Kesehatan Kerja (Duri) Updated
    Makalah Aspek Hukum Kesehatan Kerja (Duri) Updated
    Документ14 страниц
    Makalah Aspek Hukum Kesehatan Kerja (Duri) Updated
    Adinda Dina
    Оценок пока нет
  • Maintaining Care Provider Own Health in Disaster Management
    Maintaining Care Provider Own Health in Disaster Management
    Документ18 страниц
    Maintaining Care Provider Own Health in Disaster Management
    Ukhti Ghaziyah
    Оценок пока нет
  • Produksi Polietilena di Indonesia
    Produksi Polietilena di Indonesia
    Документ24 страницы
    Produksi Polietilena di Indonesia
    nimas_amelia_19
    Оценок пока нет
  • S1 2013 281657 Chapter1
    S1 2013 281657 Chapter1
    Документ4 страницы
    S1 2013 281657 Chapter1
    Wira Pratiwi Pinem
    Оценок пока нет
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Документ22 страницы
    BAB I Pendahuluan
    Kristin Nainggolan
    Оценок пока нет
  • Pra Rancang Pabrik Vinil Asetat
    Pra Rancang Pabrik Vinil Asetat
    Документ424 страницы
    Pra Rancang Pabrik Vinil Asetat
    Rendy Andromeda
    100% (4)
  • Pembuatan Vinil Asetat
    Pembuatan Vinil Asetat
    Документ421 страница
    Pembuatan Vinil Asetat
    Imam N Cnt
    Оценок пока нет
  • Rancangan Pabrik Anilin
    Rancangan Pabrik Anilin
    Документ33 страницы
    Rancangan Pabrik Anilin
    Mu'min Honda Samarinda
    Оценок пока нет
  • I0512031 Pendahuluan
    I0512031 Pendahuluan
    Документ14 страниц
    I0512031 Pendahuluan
    dian widiyaningsih
    Оценок пока нет
  • Bahan Mke
    Bahan Mke
    Документ1 страница
    Bahan Mke
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Fluid-Fluid Reactor
    Fluid-Fluid Reactor
    Документ16 страниц
    Fluid-Fluid Reactor
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Ibr Baceman
    Ibr Baceman
    Документ12 страниц
    Ibr Baceman
    Nurasyiah syah
    Оценок пока нет
  • Baceman Tet
    Baceman Tet
    Документ3 страницы
    Baceman Tet
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Kristalisasi Tawas
    Kristalisasi Tawas
    Документ42 страницы
    Kristalisasi Tawas
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Karakteristik Sel Surya Baru
    Karakteristik Sel Surya Baru
    Документ27 страниц
    Karakteristik Sel Surya Baru
    Cries Avian
    Оценок пока нет
  • WWC
    WWC
    Документ19 страниц
    WWC
    Reisa Marpaung
    Оценок пока нет
  • Re FERENSI
    Re FERENSI
    Документ1 страница
    Re FERENSI
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • S1 2016 329784 Introduction
    S1 2016 329784 Introduction
    Документ7 страниц
    S1 2016 329784 Introduction
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Re FERENSI
    Re FERENSI
    Документ1 страница
    Re FERENSI
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Drying
    Drying
    Документ14 страниц
    Drying
    Refa Putri Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Pengenalan Teknik Kimia
    Pengenalan Teknik Kimia
    Документ10 страниц
    Pengenalan Teknik Kimia
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Bab 6
    Bab 6
    Документ19 страниц
    Bab 6
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • RINGKASAN Riak
    RINGKASAN Riak
    Документ1 страница
    RINGKASAN Riak
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • IBR Kel.4
    IBR Kel.4
    Документ9 страниц
    IBR Kel.4
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Penyediaan Air Umpan Boiler
    Penyediaan Air Umpan Boiler
    Документ5 страниц
    Penyediaan Air Umpan Boiler
    Burhanudin Ardiansyah
    Оценок пока нет
  • Diabetes
    Diabetes
    Документ2 страницы
    Diabetes
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • BAB I Tegmuk
    BAB I Tegmuk
    Документ6 страниц
    BAB I Tegmuk
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • A
    A
    Документ3 страницы
    A
    Wahyuni Alfira
    Оценок пока нет
  • Digital 124979 R040853 Studi Fra Feasibilitas Literatur
    Digital 124979 R040853 Studi Fra Feasibilitas Literatur
    Документ38 страниц
    Digital 124979 R040853 Studi Fra Feasibilitas Literatur
    ewamihawk
    Оценок пока нет
  • RINGKASAN Riak
    RINGKASAN Riak
    Документ1 страница
    RINGKASAN Riak
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • JUDUL
    JUDUL
    Документ11 страниц
    JUDUL
    dimas
    Оценок пока нет
  • Regulasi Pengelolaan Kualitas Air
    Regulasi Pengelolaan Kualitas Air
    Документ67 страниц
    Regulasi Pengelolaan Kualitas Air
    AndhikaKurniaPutra
    Оценок пока нет
  • Petunjuk Penulisan Artikel Jurnal Teknik
    Petunjuk Penulisan Artikel Jurnal Teknik
    Документ5 страниц
    Petunjuk Penulisan Artikel Jurnal Teknik
    HikmahOlivia
    Оценок пока нет
  • Katalis Asam
    Katalis Asam
    Документ3 страницы
    Katalis Asam
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • As Bab 2
    As Bab 2
    Документ7 страниц
    As Bab 2
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • As 4
    As 4
    Документ6 страниц
    As 4
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет
  • Polistirena
    Polistirena
    Документ37 страниц
    Polistirena
    nurfadilla rauf
    Оценок пока нет