Вы находитесь на странице: 1из 10

METODE DISKUSI

1. Definisi Diskusi
Kata Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discussus yang berarti to
examine Invertigate (Memerisa/menyelidiki). Pengertian umum diskusi ialah
suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal
dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu
melalui secara tukar menukar informasi (Information Sharing), mempertahankan
pendapat (Self Maintenance), atau pemecahan masalah (Problem Solving). Metode
diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik/kelompok-kelompok
peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu
masalah.
Disamping itu Zakiah Darajat, mengemukakan bahwa metode diskusi
adalah bagian terpenting dalam memecahkan suatu masalah (Problem Solving).
Berdasarkan hal tersebut metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana
siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama-sama.
Dalam kegiatan metode diskusi sering dilakukan kelompok belajar yang
anggotanya terdiri dari tiga sampai lima orang siswa di sekolah. Metode diskusi ini
sangat tepat untuk memberikan motivasi dan semangat belajar tinggi kepada siswa.
2. Penggunaan Metode Diskusi

Menurut Heri Sumantri bahwa penerapan metode diskusi dalam proses belajar
mengajarn di kelas akan lebih efektif apabila dilakukan dan dirancang berdasarkan
masalah dan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaanya antara lain:
a. Menentukan ketua, notulis, dan moderator
b. Mempersilakan masing-masing anggota mengajukan pendaptnya.
c. Merangkum pendapat masing-masing anggota
d. Menyusun kesimpulan
e. Merumuskan tindak lanjut
f. Mengevaluasi pengalaman belajar

3. Macam-Macam Diskusi
Untuk dapat malaksanakan diskusi di kelas, seorang guru harus mengetahui terlebih
dahulu tentang jenis-jenis diskusi, sehingga dalam

pelaksanaannya dapat

menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan digunakan. Ditinjau dari sudut formalitas
dan jumlah peserta yang mengikutinya, diskusi digolongkan sebagai berikut.
a. Diskusi Formal
Diskusi ini terdapat pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi
pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta
pembicara yang diatur secara formal, contoh: sidang DPR . Sedangkan menurut
M. Syah, aturan yang dipakai dalam diskusi ini ketat dan rapi. Jumlah peserta
umumnya lebih banyak bahkan dapat melibatkan seluruh siswa kelas. Ekspresi
spontan dari peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang akan berbicara
harus dengan izin moderator untuk menjamin ketertiban diskusi.
b. Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada diskusi-diskusi lainnya,
karena sifatnya yang tidak resmi. Penerapannya bisa dalam diskusi keluarga, dan

dalam belajar mengajar dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar dimana


satu sama lain bersifat face to face relationship.
c. Diskusi Panel
Diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu peserta aktif dan non aktif.
Peserta aktif langsung melibatkan diri dalam diskusi, sedangkan peserta non aktif
hanya menjadi pendengar. Adakalanya peserta non aktif ini terdiri dari beberapa
kelompok yang memiliki wakil-wakil yang ditugasi berbicara atas nama
kelompoknya.
d. Diskusi dalam bentuk Symposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja diskusi
symposium disampaikan oleh seorang pemrasaran atau lebih (umumnya lebih).
Pemrasaran secara bergiliran menyampaikan uraian pandangannya mengenai
topik yang sama atau salah satu dari topik yang sama tersebut. Dan diskusi
symposium ini biasanya tidak mencari kebenaran tertentu.
e. Lecture Discussion
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian
didiskusikan. Disini biasanya hanya satu pandangan atau satu persoalan saja.
f. Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah
anggota tidak lebih dari 15 orang.
g. Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri
dari 4-5 orang .tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar
pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah atau di akhir pelajaran
dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
h. Sundicate Group

Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil terdiri


dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru
menjelaskan garis besarnya problema kepada siswa, guru menggambarkan aspekaspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk
mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumbersumber informasi lain.
i. Rain Storming Group
Diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai
segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi belajar yang
diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain,
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang
ditemukannya yang dianggap benar.
j. Fish Bowl
Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi dan
tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi ini
tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap kepeseta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok
diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkok (fish bowl).
Sedangkan bila ditinjau dari segi pola pemusatan orang yang berperan dalam
diskusi di sekolah, metode ini terbagi dua yaitu :
1) Pola diskusi teacher centrallity (terpusat pada guru)
Peranan guru disini adalah sebagai berikut.
a) Indikator: Peserta yang menampilkan agenda masalah yang akan dijadikan
topik diskusi.
b) Direktur: Peserta yang mengarahkan pembicaraan pada agenda masalah
yang akan dibicarakan.

c) Moderator: peserta yang diberi wewenang yang mengatur laju


pembicaraan para partisipan (siswa peserta)
d) Evaluator: penilai partisipasi dan kemajuan para partisipan baik sebagai
individu dan kelompok.
2) Pola diskusi student cenrtrality (terpusat pada siswa)
Peran siswa partisipan adalah sebagai berikut :
a) Sebagai moderator : yang layak memimpin diskusi
b) Kontributor: pemberi kontribusi pertanyaan, sanggahan, saran dan
sebagainya.
c) Encourager: pemberi dorongan dan kesempatan kepada sesama partisipan
untuk turut aktif memberi kontribusi
d) Evaluator: penilai jalanya pembahasan dan keputusan/kesimpulan/jawaban
yang disodorkan oleh guru sebagai moderator. Masing-masing mempunyai
ciri khas sendiri, terapi tidak mengurangi kontribusi aktif peserta.

4. Keuntungan (Kelebihan) Metode Diskusi


Suryosubroto, mengemukakan bahwa keuntungan metode diskusi yakni sebagai
berikut.
a. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar
mengajar.
b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan panguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c. metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap
ilmiah
d. dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memeroleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri

e. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap social dan


sikap demontrasi pada siswa.
Zakiah Darajat, mengemukankan kelebihan metode diskusi, yakni sebagai berikut.
a. Adanya partisifasi murid yang terarah terhadap pelajaran tersebut
b. Murid harus berfikir secara kritis, tidak sembarang bicara
c. Murid dapat meningkatkan keberanian.

5. Kelemahan Metode Diskusi


Bruto mengemukakan bahwa kelemahan metode diskusi yakni sebagai berikut.
a. Suatu diskusi tidak dapat diramal sebelumnya mengenai bagaimana sebab
tergantung kepada kepemimpinan siswa dan berpartisifasi anggota-anggotanya.
b. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
c. Jalannya diskusi dapat dikuasai didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol.
d. Tidak semua topik dapat dijadikan topik diskusi tetapi hanya hal-hal yang
menjadi problematic apa yang dapat didiskusikan.
e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak
f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah fikir
mereka, biasanya sulit untuk mengatasi pokok masalahnya.

6. Bentuk-bentuk Diksusi
a. Dialog
Menurut Beal, Bohlen dan Raundabough dan Cortight, Hinds dikutip
Werkanis & Malius Hamadi. Mengemukakan bahwa dialog merupakan suatu
diskusi yang dilakukan dihadapan sekelompok hadirin oleh dua orang ahli dalam
suatu bidang khusus (ilmiah).
b. Diskusi Mengembang

Diskusi mengembang adalah suatu diskusi dimana anggota kelompok


mengemukakan pendapatnya secara tertulis tentang suatu masalah atau topik,
selanjutnya dibahas bersama dengan kelompok lainnya sehingga menghasilkan
pendapat bersama.

Diskusi mengembang lebih efektif pada kegiatan

pembelajaran melalui kurikulum terpadu


c. Membahas dan Berdikusi Sering Dilakukan Oleh Peserta Didik Tingkat
Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
Jenis metode membaca dan berdiskusi sering dilakukan oleh peserta didik tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) dan ditingkat pendidikan menengah harus
dilakukan oleh siswa yang ikut dalam diskusi adalah sebagai berikut.
1) Membaca bahan yang sama kemudian dilanjutkan dengan diskusi
2) Kelompok-kelompok peserta pembaca bahan yang berlainan kemudian
dilanjutkan dengan berdiskusi
3) Seorang peserta pembaca bahan dengan keras kemudian seluruh peserta
mendiskusikannya
d. Diskusi terpimpin
Diskusi terpimpin adalah diskusi yang direncanakan secara matang.

7. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi


Bruto, mengemukakan langkah-langkah penggunaan metode diskusi, diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, dapat pula pokok
masalah yang akan didiskusikan ditentukan bersama-sama oleh guru dan peserta

didik yang penting judul. Atau maslah yang akan didiskusikan harus dirumuskan
sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh peserta didik.
b. Dengan pimpinan guru peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masingc.
d.
e.
f.

masing.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing
Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya
Selanjutnya peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut
Akhirnya diadakan tindak lanjut diskusi.

8. Peranan Guru Dalam Mempimpin Diskusi


Dalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi
berjalan dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi:
a. Penunjuk jalan
Guru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di
dalam

diskusi..

Guru

merumuskan

jalannya

diskusi

andaikata

terjadi

penyimpangan dari masalah. Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi


jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan bagi murid sehingga diskusi berjalan
dengan lancar.
b. Pengatur lalu lintas
Guru mengajukan semua pertanyaan secara teratur untuk semua anggota
diskusi, guru menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran untuk ini
biasanya diadakan urutan-urutannya atau terjamin, guru menjaga supaya diskusi
jangan hanya semata-mata dikuasai oleh murid-murid yang gemar berbicara, guru
terhadap murid yang pendiam dan pemalu guru harus mendorongnya supaya ia
berani mengeluarkan pendapatnya.
c. Dinding penangkis

Guru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang


diajukan kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan
yang harus diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh pengikut diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut
diskusi dapat menjawabnya.

9. Aplikasi Metode Diskusi


Pada dasarnya metode diskusi diaplikasikan untuk:
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah
bersama.
d. Mengambil

satu

alternatif

jawaban/beberapa

alternatif

jawaban

untuk

memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.


e. Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipu berbeda
dengan pendapatnya sendiri.
f. Membiasakan bersikap toleran.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya aplikasi metode
diskusi mempunyai sisi positif dan sisi negatif.
a. Sisi positif
1) Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang.
2) Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis dan berfikir
sistematis kepada siswa.
3) Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan dapat secara
mudah diingat siswa.
4) Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika bermusyawarah.
b. Sisi negatif

1) Jalannya diskusi akan lebih sering didominasi oleh siswa yang pandai.
2) Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari
topik pembahasan masalah, sehingga pembahasan melebar kemana-mana.
3) Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak sejalan
dengan prinsip efisiensi. Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas,
maka guru yang berkehendak menggunakan metode diskusi sebaiknya
mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebi dahulu.
Dan dalam hal ini, peran seorang guru sebagai encourager yang memberi
encouragement

(dorongan

semangat

dan

membesarkan

hati)

sangat

diperlukan, terutama oleh siswa yang tergolong kurang aktif atau pendiam.

Sumber
Arifin, Zaenal. 2007. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran Seri Pembelajaran Efektif.
Bandung: CV. Wawancara Partama.
M, Masnur, dkk. 1992. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Malang: Jemmars.
Moedjiono, Hasibuan. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rusyan, A. Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya CV.

Вам также может понравиться