Вы находитесь на странице: 1из 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling tergantung, saling membutuhkan, dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi aktivitasnya berupa
stimulus

dan

persepsi. Stimulus dari

pengalaman masa

lalu

yang

menghasilkan proses persepsi klien yang maladapatif atau distruktif,


misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif
terhadap orang lain, dan halusinasi. Pada pasien gangguan jiwa dengan
kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori berupa
halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi
menarik diri terhadap lingkungan sosialnya hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya, sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan
disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy
Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja
klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat
bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

1
2
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum

Klien dapat mengungkapkan persepsinya terhadap stimulus


realita yang ada dengan benar dan tepat.
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat menuangkan apa yang telah dilihat melalui objek
yang nyata kedalam gambar.
2)Klien dapat menceritakan gambar yang dilihat itu.
3)Klien dapat menyebutkan fungsi gambar yang dilihatnya.
4)Klien dapat mengenali halusinasi yang dialaminya.
C. MANFAAT
a. Pasien
b. Perawat
c. Rumah Sakit

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu setan
dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada
pasien skizofenia (Stuart,dkk,1995). Halusinasi adalah pencerapan
tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra seorang pasien,
yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Maramis, 2004).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah
(Stuart, 2007). Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli mengenai halusinasi dapat diambil kesimpulan bahwa halusinasi

adalah persepsi klien melalui panca indra terhadap lingkungan tanpa


ada stimulus atau rangsangan yang nyata.
2. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi
dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suarasuara orang,biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa
3
4
menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau
yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadangkadang
terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor,
kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis
dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine
3. Penyebab Halusinasi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan


dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1.) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan
otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi
pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan
dengan perilaku psikotik.
2.) Beberapa zat kimia

di

otak

seperti

dopamin

neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-masalah


5
3.) pada system receptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
4.) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia
kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel,atropi korteks
bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (postmortem).
b. Psikologis
Keluarga,

pengasuh

dan

lingkungan

klien

sangat

mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu


sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
4. Tanda dan Gejala
Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering
didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah
tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau

menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang


menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang
halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau
dirasakan). Berikut ini merupakan gejala klinis berdasarkan halusinasi
(Budi Anna Keliat, 1999) :
6
a. Tahap 1(halusinasi bersifat tidak menyenangkan)
Gejala klinis:
1.) Menyeriangai/tertawa tidak sesuai
2.) Menggerakkan bibir tanpa bicara
3.) Gerakan mata cepat
4.) Bicara lambat
5.) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
b. Tahap 2 ( halusinasi bersifat menjijikkan)
Gejala klinis:
1.) Cemas
2.) Konsentrasi menurun
3.) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata
c. Tahap 3 ( halusinasi bersifat mengendalikan)
Gejala klinis:
1.) Cenderung mengikuti halusinasi
2.) Kesulitan berhubungan dengan orang lain
3.) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
4.) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu
mengikuti petunjuk).
d. Tahap 4 ( halusinasi bersifat menaklukkan)
Gejala klinis:
1.) Pasien mengikuti halusinasi
2.) Tidak mampu mengendalikan diri
3.) Tidak mamapu mengikuti perintah nyata
4.) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
5. Pohon Masalah

7
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan (AKIBAT)
C
problem

Perubahan sensori perseptual:


halusinasi

core

Isolasi sosial : menarik diri (SEBAB)


B. ALUR PELAKSANAAN TAK
1.
Persiapan/ pre interaksi
a. Memilih klien yang sesuai indikasi yaitu klien dengan gangguan
konsep diri : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan pasien
c. Mempersiapkan alat dan temapat (peserta duduk melingkar dalam
suasana ruangan ruang yang tenang dan nyaman.
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
1.) Salam dari terapais kepada klien
2.) Perkenalan nama dan penggilan terapis (pakai papan nama)
3.) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi / validasi
1.) Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1.) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap cakap
tentang hal yang positif diri sendiri
2.) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a.) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b.) Lama kegiatan 30 menit
c.) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
8
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien
c. Terapis meminta klien menulis pengalaman

yang

tidak

menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran klien.
e. Terapis membagikan kertas kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri :
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah
dan rumah sakit

g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis


secara bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Terminasi
a. Evaluasi
1.) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2.) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tidak lanjut
1.) Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum
tertulis
c. Kontrak yang akan datang
1.) Menyepakati TAK menulis yang akan datang, yaitu melatih hal
positif diri yang dapat diterapakan di rumah sakit dan dirumah
2.) Menyepakati waktu dan tempat

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN TAK
A. PERSIAPAN
1) Pasien : Theresia Santosa
Siti Murtofiah
Dedi Susanto
Darmo
Rohmat
2) Perawat
a. Leader : Ikhwan Rifky
b. Co Leader
: Siti Hayati Dwi P.
c. Fasilitator
: Sri Wahyuni
Suci Nur Wijayanti
Tri Murtiningsih
Triana D.
Sinta Wening N.S.
d. Observer
3) Alat: Bola Pimpong
Papan Tulis

: Winda Ade K
Yayuk E.

4) Tempat
5) Waktu

Spidol
: Ruang TAK
: 08.30 09.00 WIB

SESI 1
A.

Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok adalah merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakikan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama.Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling tergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium tempat
klien berlatih prilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki prilaku lama yang
maladaptif.
Setiap peserta membutuhkan terepi aktivitas kelompok,dimana aktivitas
inimemungkinkan peserta agar berorientasi dengan orang lain dan mengenal
lingkungan di sekitarmereka. Dimana pengertian kelompok itu sendiri adalah
kumpulan individu yang lain, saling tergantung dan memiliki norma yang sama .
(stuart dan Laraia.2001.}.
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi aktivitasnya berupa
stimulus dan persepsi. Stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan
proses persepsi klien yang maladapatif atau distruktif, misalnya kemarahan,
kebencian, putus hubungan, pandangan negatif terhadap orang lain, dan
halusinasi.
Didukung data dari Ruang Merak jumlah pasien yang ada 29 orang, terdiri
dari halusinasi17 Orang 59%,isolasi sosial 11 orang 38%, R.PK 1orang 3%,
Berdasarkan data yang ada di ruang Merak halusinasi urutan satu oleh
karena itu kalau tidak dilakukan TAK maka terjadi perilaku kekerasan.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas


Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam
hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti
therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi
sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.

B.

Tujuan
1.

Tujuan umum
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.

2. Tujuan khusus
a.

klien dapat mengenal halusinasinya

b.

klien mengenal waktu terjadinya halusinasi,

c.

klien mengenal situasi terjadinya halusinasi,

d.

klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.

C. Klien
1.

Karakteristik/ critera
a.

klien dengan ganguan presepsi halusinasi yang sudah mulai mampu


mengintreprestasikan realitas terhadap diri sendiri maupun orang lain

b.

klien dengan ganguan presepsi sensori halusinasi ynag sudah mulai


mampu mengontrol halusinasinya.

c.
2.

klien dengan kondisi fisik baik/sehat.

Proses seleksi
a.

gejala yang sama.

b.

jenis kelamin sama.

c.

kelompok umur yang sama.

3.
D.

Jumlah anggota efekti 4 orang.

Pengorganisasian
1.

2.

Waktu

: Senin, 30 Juni 2014

Jam

: 08.30 09.00

Lama

: 30 menit

fase orientasi

: 10 menit

fase kerja

: 15 menit

fase terminasi

: 5 menit

Tempat

: Ruang TAK

Klien peserta TAK:


1)
2)
3)
4)
5)

3.
a.

Theresia Santosa
Siti Murtofiah
Dedi Susanto
Darmo
Rohmat

Tim terapis

Leader : Ikhwan Rifky


b. Co Leader
c. Fasilitator

: Siti Hayati Dwi P.


: Sri Wahyuni
Suci Nur Wijayanti
Tri Murtiningsih
Triana D.
Sinta Wening N.S.

d. Observer
a.

: Winda Ade K
Yayuk E.

leader/ pemimpin kelompok

Tugasnya :
Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)

Mengarahkan kelompok
Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
memberikan umpan balik.
Sebagai role model
Memotivasi anggota
b.

Co-leader/pemasntu pemimpin :
Tugasnya :
Memantau leader.

c.

Fasilitator :
Tugasnya :
Memantau leader untuk memfasilitasi anggota untuk berperan aktif.

d.

Observer :
Tugasnya:
Mengoservasi setiap respon klien
Mencatat semua proses
Memberikan umpan balik pada kelompok

4.

Metode,media,dan setting
Metode :
Diskusi dan tanya jawab
Bermain peran / stimulasi
Media :
Tape recorder/ MP3 player.

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


Ruangan nyaman dan tenang.

5.

Langkah Kegiatan
a.

Persiapan
1)

Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan perubahan


persepsi sensori halusinasi.

b.

2)

Membuat kontrak dengan klien.

3)

Mempersiapkan peralatan dan tempat pertemuan.

Orientasi
1)

Salam terapeutik
Salam dari terapis pada klien.

2)

Perkenalakan nama dan pangilan terapis (pake papan nama )

3)

Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan


nama )

c.

Evaluasi /Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.?

d.

Kontrak
1)

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,


yaitu mengenal suara-suara yang di dengar.

2)

Terapis menjelaskan aturan main berikut :

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta


izin kepada terapis.

Lama kegiatan 20 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3)

Tahap kerja
a)

Terapis menjelaskan kgiatan yang akan dilakukan, yaitu

mengenal

suara-suara

yang

didengar

halusinasi)

tentng

isinya,waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien saat


terjadi
b)

Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan

terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat


terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang ada di sebelah kanan
secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya di
tulis di whiteboard.
c)

Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

d)

Simpulkan isi, waktu, situasi terjadi, dan perasaan klien dari

suara yang biasa didengar.


4)

Tahap Terminasi
a.

Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK.
Terapis memberi pujian terhadap keberhasiln kelompok.
b.

Tindak lanjut
Terapis meminta klien untik melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi.

c.

Kontrak yang akan datang


Menyepakati TAK yang akan datang, baik oleh perawat
ruangan maupun kelompok lain.
Menyepakati wktu dan tempat.

E.

Antisipasi

klien yang tidak aktif ,

klien yang tidak mau menyelesaikan gamasrnya ,

klien yang tidak mau mengikuti jalannya TAK sampai selesai ,

klien yang membuat kerbapaktan .

F.

Rencana Evaluasi
1.

Evaluasi struktur

Pemaswa acara diharapkan mampu menghidupkan Dan menciptakan

suasana aktivitas kelompok yang dapat meningkatkan fungsi orientasi


pada peserta.

fasilitator diharapkan Mampu untuk memberikan motivasi pada

peserta untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas kelompok dan mampu
memberikan stimulus guna meningkatkan fungsi sosialisasi

Observer

diharapkan

dapat

melakukan

evaluasi

dan

dapat

memberikan masukan atau arah yang positif guna meningkatkan efektifitas


kelompok yang akan datang.
2.

Evaluasi Proses
a.

peserta tidak meninggalkan tempat terapi aktivitas klompok .

b.

lama pelaksanaan sesuai degan target waktu terapi aktivitas


kelompok yang telah di rencanakan .

c.

pesrta dapat berkomunikasi degan sesama peserta.

d.

peserta bekerja sama dalam menyesuaikan diri ditempat terapi

aktivitas kelompok.
G.

Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan
serta partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
Lembar Evalusi Kemampuan Pasien
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Mengenal Halusinasi

Evaluasi hasil Klien selama melaksanakan TAK:


NO

Nama Klien

Menyebut

Menyebut

Menyebut

Menyebut

Mengikuti

isi

waktu

situasi

perasaan

kegiatan

Halusinasi

terjadi

terjadi

saat

sampai

Halusinasi

Halusinasi

Halusinasi

selesai

1
2
3
4
Petunjuk:
1.

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal isi

halusinasi. Beri tanda ceklist (V) jika klien mampu dan beri tanda cross (X) jika
klien tidak mampu.

SESI II
1. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas untuk mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait

dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.


Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK sesi II diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
2. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
3. Waktu
Hari

: Senin

Tanggal

: 30 Juni 2014

Jam

: Pukul 09.00 - 09.30 Wib

4. Pasien
5. Alat / Media :
1) Kertas
2) Pita
3) Laptop
4) Bola
6. Pengorganisasian
a. Leader

b. Co Leader

c. Observer

d. Fasilitator

7. PERAN TERAPIS DAN PENGORGANISASIAN KELOMPOK


Peran terapis :
1. Katalisator : mempermudah komunikasi dan interaksi.
2. Regulator : mengarahkan proses kejurusan yang bermanfaat.
3. Auxillary ego : penopang bagi anggota yang egonya terlalu lemah.
Pengorganisasian Kelompok :

1. Leader
Tugasnya :
a. Menyusun proposal TAK
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
c. Memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
d. Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberika
umpan balik
2. Co-leader
Tugasnya :
a. Membantu leader dalam mengorganisasi anggota kelompok
3. Fasilitator
Tugasnya :
a. Membantu mengkoordinasi anggota kelompok.
4. Obsever
Tugasnya :
a. Mengobservasi semua respon klien.
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku
klien.
c. Memberikan umpan balik pada kelompok.
8. Kegiatan
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan :
1) Memberikan salam terapeutik (salam dari terapis)
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,


situasi dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap kerja
a. Menjelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan dan bola diedarkan
searah dengan jarum jam dan pada saat musik dimatikan, Leader
meminta anggota kelompok yang memegang bola menceritakan apa
yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana
hasilnya .
b. Hidupkan musik dan edarkan bola searah dengan jarum jam.
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Dimulai oleh terapis
sebagai contoh.Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran
d. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
e. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul
f. Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi, pergi
jangan ganggu saya, kamu suara palsu...
g. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi
h. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
4) Tahap terminasi

a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi aktivitas
kelompok : sosialisasi.
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakapcakap dengan orang lain
2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
10. Evaluasi formatif
a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No

Aspek yang Dinilai


Yeni

Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
untuk mengatasi

halusinasi
Menyebutkan
efektivitas cara yang

digunakan
Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi

dengan menghardik
Memperagakan cara
menghardik halusinasi
Jumlah

Wisensi

Suriani

Aryati

b. Kemampuan nonverbal
No

Aspek yang Dinilai

1
2
3

Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa

tubuh yang sesuai


Mengikuti kegiatan

Sriasih

Nama klien
Wisensi
Suriani

dari awal sampai akhir


Jumlah
11. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan
klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul

Sesi 3
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
1) Tujuan
Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi.
2) Setting
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran. Ruangan nyaman dan tenang.

Kartini

3) Alat
Buku catatan dan pulpen. Jadwal kegiatan harian klien. Spidol dan papan
tulis/whiteboard/flipchart
4) Metode
Diskusi dan tanya jawab. Bermain peran/simulasi dan latihan.
5) Langkah kegiatan
Persiapan
-Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK
stimulasi persepsi : halusinasi sesi 2.
-Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi
-Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
Peserta dan terapis memakai papan nama.
Evaluasi/validasi.
-Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
-Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
-Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
Kontrak:

-Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi


dengan melakukan kegiatan.
-Menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tahap kerja
-Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan
bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya
halusinasi.
-Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, dan ditulis di whiteboard.
-Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir
yang sama di whiteboard.
-Terapis membimbing satu per satu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian,
dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis
menggunakanwhiteboard.
-Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
-Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
Tahap terminasi

Evaluasi.
Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan
dan memperagakannya.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
-Rencana tindak lanjut.
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
-Kontrak yang akan datang.
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar
cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
6)

Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3 dievaluasi kemampuan klien
mencegah timbulnya halusinasi dengan melakukan kegiatan harian, dengan
menggunakan formulir evaluasi.
Dokumentasikan kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi : halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan
menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.

Sesi 4
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
1)

Tujuan

Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah


munculnya halusinasi.
Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya
halusinasi.
2)

Setting

Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.


Ruangan nyaman dan tenang.
3)

Alat

Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen.


Fliphchart/Whiteboard dan spidol.
4)

Metode

Diskusi dan tanya jawab


Bermain peran/simulasi
5)

Langkah kegiatan

Persiapan
-Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK
stimulasi persepsi : halusinasi sesi 3.
-Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi
-Salam terpaeutik:
Salam dari terapis kepada klien.
Peserta dan terapis memakai papan nama.
Evaluasi/validasi
-Menanyakan perasaan klien saat ini.

-Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari
(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah
halusinasi.
Kontrak
-Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
-Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal samapai selesai.
Tahap kerja
-Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
- Terapis meminta setiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
-Terapis meminta setiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan.
- Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul, Suster, ada
suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster atau Suster, saya mau
ngobrol

tentang

kapan

saya

boleh

pulang.

- Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di


sebelahnya.

- Berikan pujian atas keberhasilan klien.


- Ulangi kegiatan no. 5 dan 6 sampai semua klien mendapat giliran.
Tahap terminasi
-Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
-Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
-Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar
cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
Terapis menyepakati waktu dan tempat
6) Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK Stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, dievaluasi kemampuan mencegah
halusinasi dengan bercakap-cakap, yaitu dengan menggunakan formulir evaluasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika melakukan TAK pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi

persepsi : halusinasi sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap


dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain
di ruang rawat.

DAFTAR PUSTAKA
Barry, P.D.2003. Mental Health and Mental Illness.Nw York, Philadelphia:
Lippincott.
Keliat, B.A. 1998. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A., dkk. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Purwaningsih, W dan Karlina, I. 2010.Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Stuart, GW dan Laraia, MT. 2001.Principles and practice of psychiatric Nursing.
St Louis: Mosby.
Yosep, Iyus. 2011pi,Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Вам также может понравиться