Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usia
Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula
kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat tenaga diperlukan untuk membantu tubuh
melakukan beragam aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat tenaga akan berkurang
saat usia mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun setelah usia seseorang
mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk pemeliharaan dan
metabolisme sel-sel tubuh berkurang atau mengalami penurunan sebesar 4 persen
setiap 10 tahunnya. Berkurangnya kebutuhan tersebut dikarenakan menurunnya
kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan tenaga yang
berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dalam
tubuh. Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat menimbulkan terjadinya obesitas
(Putri, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Sudikno
(2007) terhadap orang dewasa di Depok menunjukkan hasil bahwa persentase
status
gizi
obesitas
yaitu
sebesar 21,7
tertinggi
persen.
31-40
tahun,
kecenderungan peningkatan
Jenis kelamin
Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi.
Pendapatan
Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik
pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari
segi
kualitas
maupun
kuantitas.
Sebaliknya,
pendapatan
yang
kurang
b.
c.
10
4.
Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan
Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam
11
7.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui seseorang di mana hal yang
diketahui tersebut diperoleh secara formal maupun non formal. Perilaku yang
12
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap sangat tergantung dari pengetahuan,
semakin baik pengetahuan maka akan semakin baik pula sikapnya. Sikap sangat
penting dalam pemenuhan zat gizi, karena tanpa adanya sikap yang baik maka apa
yang diperoleh dari pengetahuan akan sia-sia dan tindakan tidak akan tercapai.
3.
Tindakan
Sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan. Jika pengetahuan
mengenai gizi sudah baik maka kemungkinan untuk melakukan tindakan akan
baik pula. Tapi jika pengetahuan baik namun sikap bertolak belakang dengan
pengetahuan itu sendiri, maka tindakan tidak akan pernah tercapai seperti yang
dikehendaki. Melalui tindakan seseorang terhadap mengkonsumsi makanan, dapat
dinilai perilaku makannya baik atau tidak.
Menurut
makanan adalah cara-cara atau tindakan yang dilakukan oleh individu, keluarga,
13
14
menurut
makanan
(23,4 persen), dan makanan manis (20,4 persen). Data status gizi yang diperoleh
sebesar 16,4 persen orang dewasa di Kota Depok mengalami obesitas. Hasil uji
statistik menunjukkan terdapat pengaruh antara keseringan mengkonsumsi
gorengan dan mengkonsumsi makanan kesukaan/kegemaran (makanan gorengan,
15
makanan berlemak, makanan manis) dengan status gizi obesitas pada orang
dewasa di Kota Depok.
Menurut hasil penelitian Humayrah (2009) pada orang dewasa di Provinsi
Sulawesi Utara, DKI Jakarta dan Gorontalo menunjukkan hasil bahwa prevalensi
kegemukan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara dan DKI Jakarta pada sampel yang
jarang mengonsumsi makanan manis dengan persentase 34,6 persen dan 28.3%.
Sementara itu di Gorontalo prevalensi kegemukan sama pada sampel yang jarang
dan sering yaitu sebesar 24,6 persen. Namun hasil uji statistik menunjukkan hanya
kebiasaan mengkonsumsi makanan manis di Sulawesi Utara yang berhubungan
dengan kegemukan. Selanjutnya prevalensi kegemukan tertinggi terjadi di
Sulawesi Utara terjadi pada sampel yang sering mengonsumsi makanan berlemak
dengan persentase 34,7 persen. Sama halnya dengan Sulawesi Utara, prevalensi
kegemukan di DKI Jakarta dan Gorontalo tertinggi terjadi pada sampel yang
sering mengkonsumsi makanan berlemak dalam 1 bulan terakhir dengan
persentase 28,8 persen dan 26,3 persen. Namun hasil uji statistik menunjukkan
hanya kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak di Sulawesi Utara yang
berhubungan dengan kegemukan. Selain itu,
terjadi di Sulawesi Utara pada sampel yang sering mengkonsumsi jeroan seperti
usus, ampela, otak, paru, dan sebagainya yaitu sebesar 35,5 persen. Berbeda
dengan Sulawesi Utara, prevalensi kegemukan di DKI Jakarta dan Gorontalo
tertinggi pada sampel yang jarang mengonsumsi makanan jeroan dengan
persentase sebesar 27,2 persen dan 24,6 persen. Hasil uji statistik menunjukkan
16
17
Sedangkan status gizi tidak lebih banyak terjadi pada polisi yang mengkonsumsi
karbohidrat < 60 persen dari total konsumsi energi sebesar73,7 persen daripada
polisi yang mengkonsumsi karbohidrat 60 persen dari total konsumsi energi
yaitu sebesar 45,7 persen. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan status gizi polisi. Selain itu
didapatkan hasil bahwa status gizi lebih banyak terjadi pada polisi yang
mengkonsumsi protein 15 persen dari total konsumsi energi sebesar 42,3 persen
daripada polisi yang mengkonsumsi protein < 15 persen dari total konsumsi
energi yaitu sebesar 38,3 persen. Sedangkan status gizi tidak lebih banyak terjadi
pada polisi yang mengkonsumsi protein < 15 persen dari total konsumsi energi
sebesar 61,7 persen daripada polisi yang mengkonsumsi protein 15 persen dari
total konsumsi energi yaitu sebesar 57,7 persen. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi
polisi. Sedangkan status gizi lebih banyak terjadi pada polisi yang mengkonsumsi
makanan kudapan seperti bakwan, singkong goreng, tahu goreng, tempe goreng
dan pisang goreng 250 kkal adalah sebesar 53,1 persen daripada polisi yang
mengkonsumsi makanan kudapan < 250 kkal yaitu sebesar 29,3 persen.
Sedangkan status gizi tidak lebih banyak terjadi pada polisi yang mengkonsumsi
makanan kudapan < 250 kkal dari total konsumsi energi sebesar 70,7 persen
daripada polisi yang mengkonsumsi protein 250 kkal dari total konsumsi energi
yaitu sebesar 46,9 persen. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat konsumsi makanan kudapan dengan status gizi
18
19
20
mengkonsumsi nasi dan bakso keliling dengan status gizi pegawai negeri sipil di
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2.5 Konsep Dasar Gizi Seimbang Orang Dewasa
Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung
zat dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Konsep dasar gizi seimbang pada orang dewasa tercantum dalam 10 Pesan
Gizi Seimbang Tahun 2014 adalah sebagai berikut
2014) :
1.
anjuran
penting
untuk
mewujudkan
gizi
seimbang.
Cara
21
2.
dan serat pangan. Konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu
indikator sederhana gizi seimbang. Sayuran dan buah-buahan berperan sebagai
antioksidan, menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol serta
menurunkan resiko sulit buang air besar dan kegemukan. Pada orang dewasa
dianjurkan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak 400-600 gram per
hari atau setara dengan 2 porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan 3 buah
pisang ambon ukuran sedang, potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk
ukuran sedang.
3.
dari daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging rusa,dll), daging
unggas (daging ayam, daging bebek, dll), ikan dan seafood. Pangan nabati terdiri
dari kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti kedelai, tahu, tempe, dan lainlain. Mewujudkan gizi seimbang, kedua kelompok pangan ini perlu dikonsumsi
bersama kelompok pangan lainnya setiap hari agar jumlah dan kualitas zat gizi
yang dikonsumsi lebih sempurna. Pada orang dewasa dianjurkan mengkonsumsi
pangan hewani dan pangan nabati sebanyak 2-4 porsi per hari.
4.
dengan mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari.
22
5.
natrium tidak lebih dari 1 sendok teh dan lemak/minyak tidak lebih dari 5 sendok
makan per orang per hari.
6.
Biasakan sarapan
Sarapan berperan dalam memenuhi 15- 30 persen kebutuhan gizi harian.
pelarut, pembentuk atau komponen sel dan organ, media transportasi zat gizi dan
pembuangan sisa metabolism, pelumas sendi dan bantalan organ. Gangguan
terhadap keseimbangan air di dalam tubuh dapat meningkatkan resiko berbagai
gangguan atau
saluran kemih, gangguan ginjal dan obesitas. Oleh karena itu dianjurkan
meminum air sekitar dua liter atau delapan gelas sehari.
23
8.
mengkonsumsi
makanan
dianjurkan
mencuci
tangan
menggunakan sabun dan air mengalir agar terhindar dari kuman penyebab
penyakit
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Pada orang dewasa dianjurkan melakukan latihan fisik atau olahraga
selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Bagi orang
dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan
zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan normal, yaitu berat badan
yang sesuai dengan tinggi badannya. Oleh karena itu, pemantauan BB normal
merupakan hal yang harus menjadi bagian dari Pola Hidup dengan Gizi
Seimbang
2.6 Kebutuhan Gizi Orang Dewasa
Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan
zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat
24
badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam pemenuhan zat
gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
1.
Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya
Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan
energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam
padia-padian (beras, jagung, gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbiumbian (kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat sederhana
seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total atau
paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).
3.
Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total
energi. Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk
menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses,
kulit dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi protein
yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin, sehingga
resiko menderita osteoporosis bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah
yang dianjurkan dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner
25
terutama sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang
terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi
protein yang berasal dari makanan nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya
(Almatsier dkk, 2013).
4.
Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi.
Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi
apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Beberapa
mineral yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam
natrium terdapat dalam garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG).
Konsumsi garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari). Selain
itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam
seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitupula dengan MSG.
AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa
setengah tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan
melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging
merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta
olahannya sepertu tahu dan tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang
dan menjaga agar tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat
26
Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat
dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai
standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
atau Recommended Dietary Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata
zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis.
AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi
dan bukan merupakan perorangan/individu (Amelia, 2014).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur
30-64 tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun
Kelompok Umur
Jenis Zat Gizi
Karbohidrat (gr)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Vitamin
- Vitamin A (mg)
- Vitamin D (mg)
- Vitamin E (mg)
- Vitamin B1 (mg)
- Vitamin B2 (mg)
- Vitamin B3 (mg)
- Vitamin C (mg)
19-29
tahun
375
62
91
600
15
15
1,4
1,6
15
90
Pria
30-49
tahun
394
65
73
600
15
15
1,3
1,6
14
90
50-64
tahun
349
65
65
600
15
15
1,2
1,4
13
90
19-29
tahun
309
56
75
500
15
15
1,1
1,4
12
75
Wanita
30-49
50-64
tahun
tahun
323
285
57
57
60
53
500
15
15
1,1
1,3
12
75
500
15
15
1,0
1,1
10
75
27
19-29
tahun
Pria
30-49
tahun
50-64
tahun
19-29
tahun
Wanita
30-49
50-64
tahun
tahun
1100
35
1000
35
1000
30
1100
26
1000
26
1000
12
28
Intepretasi nilai IMT untuk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori
Kurus
Normal
Overweight
Obesitas
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2014
IMT
<17,0
>18,5-25,0
>25,0 27,0
>27,0
29
yang cukup sering oleh responden. Sedangkan metode kuantitatif adalah untuk
mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi. Salah satunya adalah Recall 24
jam. Penggunaan recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (Supariasa dkk, 2001).
2.8 Kerangka Konsep
Mengetahui hubungan perilaku konsumsi makanan meliputi pengetahuan,
sikap dan konsumsi makanan dengan status gizi dapat dilihat pada bagan di bawah
ini :
Pengetahuan
Sikap
Status Gizi
Konsumsi
makanan
- Susunan
makanan
- Frekuensi
makanan
- Kuantitas
makanan
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Perilaku konsumsi makanan terbentuk melalui pengetahuan,sikap dan
konsumsi makanan. Pengetahuan mengenai gizi sembang akan memengaruhi
sikap, selanjutnya membentuk konsumsi makanan. Baik buruknya perilaku
konsumsi makanan yang terbentuk akan mempengaruhi status gizi.