Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Memasuki usia tua akan membuat perubahan secara fisiologis maupun
patologis berupa kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai rapuh dan patah, pendengaran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur
tubuh yang tidak proporsional. Penyakit degeneratif sering timbul pada kaum
lanjut usia, seperti osteoartritis, hipertensi, arteriosklerosis, diabetes militus dan
kanker.1
Berdasarkan penilaian WHO 9.6% pria dan 18% wanita menderita penyakit
osteoartritis (OA) di dunia. Sendi lutut menduduki urutan kedua tersering
mengalami osteoartritis. Di regio Asia-Pasifik prevalensi OA lutut sebesar 7.5% di
China, 5.78% di daerah pedesaandan India dan 10.20% di Bangladesh. Pada tahun
2009, di antara penderita artritis yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi
Medik RS Dr Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8% penderita OA
lutut. 2,3
Osteoartris lutut merupakan penyakit yang bersifat kronik dan tergolong
penyakit degeneratif, penyakit tersebut mempunyai karakteristik hilangnya
karilago sendi, terdapat inflamasi sinovial, menyebabkan kekakuan sendi,
bengkak, nyeri, dan kehilangan mobilitas pada sendi lutut. Keluhan utama yang
biasanya membawa pasien ke rumah sakit adalah nyeri pada sendi lutut.4
Secara biomekanika, pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui
medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral sehingga
resultan gaya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Sedangkan pada keadaan
obesitas resultan tersebut akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima
sendi lutut akan tidak seimbang Hal ini dapat menyebabkan tulang rawan menipis
karena bergeser pada titik tumpu badan.5,6
Untuk memantau status berat badan orang dewasa yang merupakan faktor
resiko OA digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT didapatkan dari berat
dalam kilogram dibagi dengan kuardrat dari tinggi dalam meter (kg/m 2). IMT
merupakan parameter yang paling banyak digunakan dalam menentukan kriteria
proporsi tubuh.2
Beberapa penelitian epidemiologi di Western dan Negara Oriental telah
meneliti faktor resiko OA lutut, dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil
terdapat hubungan yang konsisten antara insiden progressivitas OA lutut dan usia,
obesitas, riwayat trauma lutut, beban kerja fisik, dan kegiatan olahraga yang
rutin.7
Pada hasil penelitian yang di laporkan oleh Coggon tahun 2001, dari 95
pasien OA lutut terdapat 54 pasien (56.8%) memiliki IMT > 30 kg/m2. Pasien OA
lutut dengan nilai IMT > 30kg/m2 mengalami peningkatan resiko 6,8 kali lebih
besar jika dibandingkan dengan orang yang memiliki niali IMT normal atau
populasi kontrol. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Triyadi pada
tahun 2015 di klinik Rematologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
menyatakan tidak ada hubungan antara obesitas dengan OA lutut dengan p sig. =
0.549 menyatakan bahwa obesitas bukan merupakan faktor resiko walaupun nilai
odd ratio (OR) 1.32 yaitu lebih dari satu (>1) dengan 95% confidence interval
(CI) 0.53 -3.32. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan dari hasil kedua penelitian
ini. 6
Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian diatas menyebabkan pola
distribusi hubungan IMT dan OA lutut berbeda, maka akan diteliti hubungan IMT
dengan kejadian Osteoartritis Genu di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUP Dr.
Mohammad Hosein Palembang.
1.2.
Rumusan Masalah
Adakah hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kejadian osteoartritis
Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.1
Sendi lutut
Anatomi Articulatio genus
Di regio lutut, tulang femur, tibia, dan patella membentuk sendi lutut
(articulatio genu). Sendi lutut terdiri dari sendi femorotibialis dan sendi
femoropatellaris.
Femur
berartikulasi
dengan
tibia
membentuk
sendi
Gambar 3.
Lutut digerkkan oleh banyak otot. Saat melakukan gerak fleksi, otot yang
berfungsi adalah m. biceps femoris, m. Semitendinosus, m. semimembranous,
dibantu oleh m. gracilis, m. sartorius, dan m. popliteus. Sedangkan otot yang
berperan dalam melakukan ekstensi adalah m. quadriceps femoris. Gerakan rotasi
medial dilakukan oleh m. Sartorius, m. gracilis, dan m. semitendinosus. Rotasi
lateral dilakukan oleh m. biceps femoris. Sendi lutut dipersarafi oleh n. femoralis,
n. obturatorius, n. peroneus communis, dan n. tibialis.10
2.1.2
Pergerakan sendi lutut ditinjau dari dua sisi yaitu osteokinematika yang
10
2.2.
Osteoartritis Genu
2.2.1. Definisi
Osteoartritis genu adalah penyakit kerusakan sendi lutut, yang masalahnya
terdapat pada hilangnya kartilago hialin sendi lutut. Hal ini disertai dengan
bertambahnya ketebalan dan sklerosis dari tulang subkondral, disebabkan oleh
pertumbuhan berlebihan osteofit pada bagian tepi sendi, peregangan kapsul sendi,
sinovitis ringan, dan kelemahan otot yang menghubungkan sendi. Pada lutut,
degenerasi meniskus adalah bagian dari penyakit. Terdapat banyak penyebab dari
kerusakan sendi, tapi langkah awal yang sering menginisialisasi terjadinya
kerusakan sendi ini adalah cedera yang menyebabkan gagalnya mekanisme
protektif.13
2.2.2. Epidemiologi
Berdasarkan penilaian WHO 9.6% pria dan 18% wanita menderita
penyakit OA di dunia. Di Amerika, osteoartritis adalah penyakit sendi tersering.
OA lutut simptomatik terjadi pada 10% pria dan 13% wanita di atas 60 tahun.
Jumlah kejadian penyakit ini terus meningkat seiring dengan populasi yang
bertambah tua dan obesitas. Di regio Asia-Pasifik prevalensi OA lutut sebesar
7.5% di China, 5.78% di daerah pedesaandan India dan 10.20% di Bangladesh.
Sendi lutut menduduki urutan kedua tersering mengalami osteoartritis. Pada tahun
2009, di antara penderita artritis yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi
Medik RS Dr Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8% penderita OA
lutut. 4,5,13,14,15
2.2.3. Faktor Risiko
Umur merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh. Penyakit
osteoartritis jarang terjadi pada umur di bawah 40 tahun, dan banyak ditemui pada
umur di atas 60 tahun. Penuaan menyebabkan bertambahnya kerentanan sendi.
Selain itu, pada wanita di atas 60 tahun, kejadian OA lebih rentan akibat
hilangnya hormon saat menopause.13
Obesitas menyebabkan bertambahnya beban sendi dehingga meningkatkan
risiko terjadianya OA, baik OA lutut maupun panggul. Penambahan 1 kg
meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi orang yang obes, setiap
penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi fakor risiko OA di kemudian
11
hari sebesar 50%. Penambahan beban lainnya disebabkan oleh penggunaan sendi
yang berlebihan sehingga beban pada sendi pun bertambah.13
Pemberian beban pada sendi merangsang pembentukan matriks kartilago
oleh kondrosit pada usia muda. Namun pada usia tua, mekanisme ini menjadi
kurang memberikan respon terhadap stimuli. Ligamen pun semakin merenggang
seiring pertambahan usia, menyebabkan kurangnya daya absorbsi terhadap
tekanan. Begitu pula otot dan kerja saraf sensoris yang semakin melemah dan
mereson lambat impuls menyebabkan mekanisme pertahanan terhadap tekanan
dan posisi melemah.13
OA merupakan penyakit herediter. Pada OA panggul dan tangan,
kebanyakan penyakit juga dimiliki oleh anggota keluarga pasien. Namun pada OA
lutut hanya sekitar 30% yang diturunkan.13
2.2.4. Patogenesis
Kartilago mempunyai dua peran utama yaitu memberikan permukaan yang
licin dimana memungkinkan terjadinya gerakan dengan gesekan minimal antar
tulang pada sendi, dan meneruskan beban, yang dapat mencegah stress yang
berlebihan pada sendi. Perubahan awal pada osteoartritis genu berawal dari
perubahan susunan dan ukuran serat kolagen pada kartilago. Sintesis proteoglikan
memacu kompensasi peningkatan namun akhirnya turun dan menyebabkan
kartilago kehilangan ketebalannya. Protease menyebabkan hilangnya matriks
kartilago.13
Secara biomekanika, pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui
medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral sehingga
resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Sedangkan pada keadaan
obesitas resultan tersebut akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima
sendi lutut akan tidak seimbang. Hal ini dapat menyebabkan ausnya tulang rawan
karena bergesernya titik tumpu badan.5,6,16
Proses degenerasi berperan besar dalam terjadinya Osteoartritis genu.
Dalam proses degenerasi, terjadi perusakan rawan sendi yang progresif. Tulang
rawan yang menipis akan menyebabkan terjadinya gesekan pada permukaan sendi
12
saat lutut digerakkan. Gesekan ini akan mengiritasi ujung syaraf permukaan sendi
sehingga terjadila nyeri.13
Perlunakan dan perusakan rawan sendi akibat proses degenerasi tadi juga
diikuti oleh pemadatan tulang subkodral, sehingga terbentuklah osteofit. Osteofit
merupakan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan atau pada tepi
persendian. Adanya osteofit menyebabkan kekakuan sendi.
Kerusakan pada
rawan sendi akibat hilangnya matriks kartilago menghasilkan struktur sendi yang
tidak beraturan dan terbentuklah osteofit. Akibat pembengkakan ini, rongga
dalam kapsul sendi menyempit. Tiap gerakan akan menyebabkan gesekan sendi
dan timbul iritasi. Iritasi akan merangsang nosiseptor dan menimbulkan nyeri.13
2.2.5. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis osteoartritis genu umumnya adalah berupa nyeri. Nyeri
ini berkurang jika pasien bersitirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan atau
bila memikul beban tubuh. Dapat pula terjadi kekakuan sendi jika sendi tersebut
lama tidak digerakkan. Kekuan dapat terjadi pada pagi hari, namun hanya
bertahan beberapa menit. Spasme otot atau tekanan pada saraf di daerah sendi
yang terganggu adalah sumber nyeri. Gambaran lainnya adalah keterbatasan
dalam gerakan (terutama tidak dapat berekstensi penuh), nyeri tekan lokal,
pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi.13
Nyeri sendi pada osteoartritis genu berkaitan dengan aktifitas. Nyeri datang
selama dan hanya setelah sendi digunakan dan berangsur membaik. Salah satu
contoh nyeri pada pasien osteoartritis genu adalah ketika menaiki atau menuruni
tangga dan nyeri sendi saat menyokong berat tubuh saat berjalan. Pada awal
penyakit, nyeri bersifat episodik, terkadang dipicu oleh pemakaian sendi yang
berlebihan 1 atau 2 hari sebelumnya. Seiring dengan progresivitas menyakit, nyeri
terjadi terus-menerus, bahkan mulai mengganggu saat malam hari. Kekakuan
sendi yang terpengaruh bisa jadi sangat mencolok, namun kekakuan pada pagi
hari biasanya hanya berlangsung sebentar (<30 menit).13
Pada lutut, sering terjadi buckling. Buckling atau tekukan lutut ini dapat
terjadi akibat kelemahan dari otot yang menjembatani sendi. Gejala mekanik
lainnya adalah catching atau locking, juga dapat menandakan perubahan letak
interna dari lutut yang perlu dievaluasi. 13
13
2.2.6. Diagnosis
Diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi seperti tercantum
pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Osteoartritis Lutut17
Klinis
Nyeri lutut + minimal 3
menit
3. Krepitus + Osteofit
menit
3. Krepitus
Krepitus
4. Nyeri tekan
Nyeri tekan
5. Pembesaran tulang
Pembesaran tulang
perabaan
perabaan
g
RF < 1 : 40
Analisis cairan
sendi normal
92% sensitive
91% sensitive
95% sensitive
75% spesifik
86% spesifik
69% spesifik
Klasifikasi
Normal
Gambaran Radiologi
Tidak ada gambaran radiografis yang abnormal
14
Meragukan
Minimal
Sedang
Berat
Penatalaksanaan
Berdasarkan Soeroso
pada tahun
didasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena) dan berat ringannya sendi
yang terkena. Osteoartritis genu merupakan penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
terapi pada pasien osteoartritis genu berfungsi untuk memaksimalkan fungsi yang
ada. Pengelolaannya terdiri dari 3 hal:
1. Terapi non farmakologis
Terapi ini terdiri dari:
1) Edukasi
Maksud dari penerangan adalah agar pasien mengetahui tentang penyakitnya,
bagaimana menjaga penyakitnya agar tidak bertambah parah serta persendiannya
tetap dapat dipakai.
2) Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. Terapi rehabilitasi medik
banyak jenisnya. Berikut adalah terapi rehabilitasi yang dapat digunakan:
a.
Terapi Diatermi
Terdapat terapi diatermi dengan gelombang pendek atau Shortwave
Diathermy (SWD) dan terapi diatermi gelombang mikro atau Microwave
Diathermy (MWD).
15
Terapi Ultrasound
Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan edema, meningkatkan
aliran darah, mengurangi nyeri, memobilisasi jaringan kolagen, dan
16
dengan benar.
Untuk kontraksi otot dengan tahanan bisa dari pasien atau
harus dihitung.
Latihan dilakukan setiap hari.
3) Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebihan merupakan faktor yang akan memperberat
osteoartritis, oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak
berlebihan. 22
2. Terapi farmakologis
1) Analgesik oral non opiat
Obat ini digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
2) Analgesik topikal
Merupakan penghilang rasa nyeri yang digunakan secara topikal.
3) Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
Obat golongan ini disamping mempunyai efek analgetik juga mempunyai
efek anti inflamasi.
4) Chondroprotective agent
Chondroprotective agent adalah obat obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien osteoartritis.
3. Terapi bedah
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas seharihari. Terapi bedah yang dapat
17
2.3.
2.3.1. Definisi
Indeks Massa Tubuh (IMT) ialah formula matematis yang berhubungan
dengan lemak tubuh orang dewasa, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
badan (m2). Formula ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia 19-70
tahun, dan pada orang yang mempunyai struktur tulang punggung normal, bukan
bekerja sebagai atlet atau binaragawan, juga bukan wanita yang sedang hamil atau
menyusui.23 Untuk mengetahui nilai IMT ini diukur berat badan dan tinggi
badannya kemudian hasilnya di masukkan kedalam rumus:
IMT=
Berat Badan(kg)
2
Tinggi Badan (meter )
IMT
< 18.5
18.5 - 22.9
23.0 24.9
Obesitas I
25.0 29.9
Obesitas II
30.0
18
2.4.
Kerangka Teori
Osteoartritis Genu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien di Poliklinik
Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang.
3.3.2. Sampel
Pada studi case control dipilih dua kelompok manusia, yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus merupakan populasi yang
mempunyai penyakit dan kelompok kontrol merupakan populasi yang tidak
mempunyai penyakit tersebut. Proporsi kasus dan kontrol mempunyai latar
belakang karakteristik tertentu atau telah terpapar oleh faktor resiko yang
mungkin berkaitan dengan kasus, dalam hal ini diambil faktor resiko berupa usia.
19
20
a.
Kasus
Kelompok kasus terdiri atas seluruh pasien yang OA lutut atau
a.2.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
Kontrol
h
21
kuota sampling dan memilih sampel dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan selama periode waktu yang telah
ditentukan (September - Oktober 2016).
m
Besar sampel minimal dihitung dengan rumus. 24
n
(P1 - P2)2
= ( 1.96 11.63 x 0.61 x 0.39+0.842 0.64 x 0.36+ 0.14 x 0.86 )2
(0.64 0.14 )2
= 12.25
0.25
t
u
5. Tingkat kemaknaan,
6.
0.39
0.61
2
= 0.05
Z 1/2 = Nilai pada distrubusi normal standar yang sama dengan tingkat
22
ad
1)
Variabel dependen
: Osteoartritis genu (OA lutut).
2) Variabel independen : Indeks Massa Tubuh (IMT).
3) Variabel pendukung : Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga.
ae
e. Definisi Oprasional
1) Osteoartritis genu
af Definisi
:
ah Alat
Ukur :
aj Cara
Ukur :
al Hasil
Ukur :
ap Skala
ag
1.
2.
3.
4.
5.
6.
an
Ukur :
ar
as
at
2) Indeks Massa Tubuh (IMT)
au Definisi
av
:
aw Alat
Ukur :
ay Cara
Ukur :
Sampel
23
IMT
bb Hasil
Ukur :
be Skala
Berat Badan(kg)
2
Tinggi Badan ( meter)
bf Ordinal
Ukur :
bg
3) Usia
bh Definisi
:
bj Alat
Ukur :
bl Cara
Ukur :
bn Hasil
Ukur :
bo Skala
bi
35-50
>50
bp Ordinal
Ukur :
bq
4) Jenis kelamin
br Definisi
:
bt Alat
Ukur :
bv Cara
Ukur :
bx Hasil
Ukur :
ca Skala
bs
Ukur :
cd
24
ce Alat
osteoartritis.
cf Pernyataan langsung dari pasien yang bersangkutan.
Ukur :
cg Cara
Ukur :
ci Hasil
Ukur :
cl Skala
Ukur :
cn
f.
Parameter Keberhasilan
co
cp
cq 3.4.
Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer.
penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian bila pasien setuju maka dilakukan
pengambilan data. Pengambilan data diperoleh melalui wawancara kepada
responden untuk mengetahui identitas responden dan informasi mengenai riwayat
penyakit OA lutut pada keluarga selanjutnya, dilkakukan pengukuran berat badan
dan tinggi badan secara langsung pada pasien. Pengambilan data dilakukan pada
pasien OA genu dan pasien selain OA genu sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.
cs
ct 3.5.
cu
25
IMT, usia, jenis kelamin, riwayat keluarga. Distribusi frekuensi tersebut disajikan
dalam bentuk tabel dengan format tabel sebagai berikut:
a. Indeks Masa Tubuh
cx Tabel 4. Dummy Table Distribusi Frekuensi Indeks Masa Tubuh
cy Jenjang Kelas
cz
Jumlah (Orang)
dc Kasus
dd Kontrol
dg
dj
df a. IMT 23 (Berat
badan lebih obesitas)
dl b. IMT <23 (Berat
dh
di
dm
do
dp
du
dv
dn
da Persentase
(%)
dk
ds
dt
dw
b. Usia
dx Tabel 5. Dummy Table Distribusi Frekuensi Usia
dy Usia (Tahun)
eg
eh 35-50
ei
eo
ep >50
eq
ew
ex Total
dz Jumlah (Orang)
ea
ed Kasus
ee Kontrol
ej
em
ek
el
er
eu
es
et
ey
fb
ez
fa
fd
fe
ff
fg
fh
fi
c. Jenis Kelamin
fj Tabel 6. Dummy Table Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
eb Persentase
(%)
ef
en
ev
fc
26
fk Jenis Kelamin
fr
fs Laki-laki
fy
fz Perempuan
gf
gg Total
fl Jumlah (Orang)
fo Kasus
fp Kontrol
ft
fw
fu
fv
ga
gd
gb
gc
gh
gk
gi
gj
fm Persentase
(%)
fx
ge
gl
gm
d. Riwayat Keluarga
gn Tabel 7. Dummy Table Distribusi riwayat keluarga
go Riwayat
Keluarga
gv
gw Ada
gp Jumlah (Orang)
gs Kasus
gt Kontrol
gy
ha
gz
gq Persentase
(%)
hb
gx
hc
hd Tidak ada
he
hj
hk Total
hf
hg
hh
hi
hl
hm
hn
ho
hp
3.5.2. Analisis Bivariat
hq
analitik, secara deskriptif akan ditampilkan dalam bentuk tabel silang untuk
mengetahui, frekuensi, prevalensi dan odd Ratio (OR). Sedangkan secara analitik
(induktif) digunakan Chi-square untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel
IMT dan OA genu.Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
sehingga dapat diketahui signifikan hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan statistik uji Chi-square. Namun, apabila syarat uji
Chi-square tidak terpenuhi maka dipakai uji statistik alternatif yaitu Fisher exact
test. Hasil uji statistik akan disajikan dalam bentuk tabel. Selain itu analisis
bivariat juga dapat digunakan untuk mengetahui resiko IMT terhadap OA genu
dengan menggunakan OR.
27
hr Hasil interpretasi nilai OR menurut Sastroamoro dan Ismed pada tahun 2008
adalah:
1. OR = 1 menunjukkan bahwa variabel yang diteliti bukan faktor risiko.
2. Jika OR > 1 dan signifikan (p value < ( =5 maka variabel yang diteliti
merupakan faktor risiko.
3. Jika OR > 1 dan tidak signifikan (p value > ( =5 maka variabel yang
diteliti, maka variabel yang diteliti bukan merupakan faktor risiko.
4. Jika OR < 1 dan tidak signifikan (p value < ( =5 , maka variabel yang
diteliti merupakan faktor protektif.
hs Tabel akan disajikan dalam format tabel sebagai berikut:
ht Tabel 8. Dummy Table Hubungan IMT dan OA genu
hu IMT
io a. IMT 23
ip (Berat badan lebihobesitas)
iy b. IMT <23
iz (Berat badan normal
kurang)
jj Total
hv Osteoartritis
lutut
ia + ib
ig ih ii
ij
hw Total
ik
il
N
iq
%
ir
N
is
%
it
N
iu
iv
ja
jc
jd
je
jf
jg
jl
jm
jn
jo
jp
hx p
hy OR
value
%
iw
ix
jq
jr
jb
jk
28
js 3.6.
Alur Penelitian
jt
jz
ka
kb
kc
kd
ke
kf
kg
kh
ki
kj
kk
kl
km
kn
ko
29
a
b
Juni
Rencana
m n
1 2 3
am Proposal:
- Penyusunan
d Juli
o p q r
w x
g Okt
h Nov
i Des
aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak
Agst
Sept
an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn
proposal
bp bq
- Ujian proposal
- Revisi proposal cr cs
dt du
- ACC proposal
ev Pelaksanaan Penelitian
ew ex
- Perizinan
penelitian
- Pengumpulan
data
- Pengolahan dan
analisis data
ic Skripsi
- Penyusunan
skripsi
- Ujian skripsi
- Revisi skripsi
- ACC skripsi
br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp
ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr
dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et
ey ez fa fb fc fd fe ff
fg fh fi
fj
fk fl
fm fn fo fp fq fr
fs ft
fu fv fw
fy fz ga gb gc gd ge gf gg gh gi gj gk gl gm gn go gp gq gr gs gt gu gv gw gx gy
ha hb hc hd he hf hg hh hi hj hk hl hm hn ho hp hq hr hs ht hu hv hw hx hy hz ia
id ie if
ig ih ii
ij
ik il
im in io ip iq ir
is
it
iu iv iw ix iy iz ja jb jc jd
jf jg jh ji jj jk jl jm jn jo jp jq jr js jt ju jv jw jx jy jz ka kb kc kd ke kf
kh ki kj kk kl km kn ko kp kq kr ks kt ku kv kw kx ky kz la lb lc ld le lf lg lh
lj lk ll lm ln lo lp lq lr ls lt lu lv lw lx ly lz ma mb mc md me mf mg mh mi mj
3.7.
kp
Rencana/Jadwal Kegiatan
30
3.8.
Anggaran Dana
kq Uraian
kr Banyaknya
ks Harga Satuan
kt Jumlah
ku Alat tulis
kv 2 set
kw Rp 15.000,00
kx Rp 30.000,00
ky Kertas A4 70
kz 3 rim
la Rp 35.000,00
lb Rp 105.000,00
printer
ld 2 buah
le Rp 25.000,00
lf
Rp 50.000,00
hitam
lg Tinta printer
lh 1 buah
li
lj
Rp 50.000,00
Keperluan
gram
lc Tinta
Rp 50.000,00
warna
lk Jilid
ll
lm Rp 50.000,00
ln Rp 50.000,00
lo Fotokopi
lp
lq Rp 100.000,00
lr
Rp 100.000,00
lt
Rp 385.000,00
ls Total
lu
lv
lw BAB IV
lx JUSTIFIKASI ETIK
ly
4.1.
intervensi pada pasien, sehingga tidak membahayakan pasien karena hanya berupa
pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi badan. Identitas pasien tidak dicantumkan,
hanya variabel penelitian yang berhubungan dengan penelitian saja yang akan
disampaikan. Penelitian ini tidak melanggar 4 prinsip etik yaitu justice, autonomy,
beneficience, dan non-malficience.
md
me 4.3.
Prosedur Informad consent
mf
Informed consent diperlukan untuk menanyakan kesediaan pasien
untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent dilakukan dengan meminta
kesedian pasien untuk diperiksa dan meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang tersedia, setelah dijelaskan tujuan seta prosedur yang akan
dilakukan.
31
32
mg 4.4.
Kesimpulan
mh
berdasarkan landasan scientific yang kuat, bermanfaat dan akan dilakukan sesuai
prosedur kerja yang telah ditetapkan serta akan dilaksanakan sepenuhnya dengan
memegang etika penelitian. Maka penelitian ini layak etik untuk dapat
dilaksanakan.
mi
mj
33
mk DAFTAR PUSTAKA
ml
1. Nugroho, Wahyudi. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. 3 rd ed. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2008. 259 p.
2. Triyadi Ade, Pramudiyo Riardi, Iwan Januarsih. Association of obesity, Parity
and History of Knee Injury with Knee Osteoartrhitis in Female [internet].
Althe Medical Jurnal;2015 Des.[cited 2016 Jun 13];2(4): 492-96. Avaible from
: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2750727.
3. Soenarto. Reumatik Pada Usia Lanjut. In: Martono dkk editor. Buku Ajar
Boedhi-Darmojo: Geriatri (Ilmu kesehatan Usia Lanjut) 4th ed. Jakarta : Balai
Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indoneisa: 2009. p.432-38.
4. Sugondo S. Obesitas. In : Sudoyo, dkk editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departement Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2009. p.1973-979.
5. Musumeci Giuseppe, Aiello Concetta, Flavia Szychlinska, Anna Marta, Rossa
Di Michelino, Paola Castrogiovanni, Mobasheri Ali, Osteoartrhitis in the
XXIst Century : Risk Factors and Behaviors that Influence Disease Onset and
Progression [internet]. International Jurnal of Molecular Sciences;2015 Mar.
[cited
2016
Jun
13];16:
6093-112.
Avaible
from
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4394521/.
6. Felson, DT. Osteoartritis. In: Fauci K, Longo H, Loscalzo J. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 19th ed. London: Mc Graw Hills; 2015.
[citied
Jul
16].
p.
2226-30.
Avaliable
from:
http://www.mhprofessional.com/mediacenter/hpim19.
7. King K Lauren, March Lyn, Anandacomarasamy Ananthila. Obesity and
Osteoartrhitis. 2013. Mar : 13. [internet]. Indian J Med Res; 2013 Aug. [cited
2016
Jun
13];138:
185-93.
Avaible
from
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3788203/.
8. Sobotta J. Anatomi umum dan Ekstrimitas Atas. In: F Paulsen, J Waschke.
Sobotta Atlas anatomi manusia: Anatomi umum dan sistem muskuloskeletal.
23th ed. Vol 1. Jakarta: EGC; 2013. p. 4-36,130-239.
9. Charter M A. Anatomi dan Fisiologi Tulang Sendi. In : Hartanto, dkk editor.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 4 th ed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG;2012. p. 1357-362.
10. Snell Richard S Seeley.Membrum inferius In : Hartono, dkk editor. Anatomi
Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran
6th ed.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2006.p: 630-683.
11. Felson, DT. Osteoartritis. In: Fauci K, Longo H, Loscalzo J. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 19th ed. London: Mc Graw Hills; 2015.
[citied
Jul
16].
p.
2226-30.
Avaliable
from:
http://www.mhprofessional.com/mediacenter/hpim19.
12. Casazza BA. Young JL. Rossner KK. Musculosceletal Disorders of the lower
limbs. In : Randall L. Braddom, editors. Physical
Medicine and
Rehabilitation. 2nd. Philadelphia. Saunders.. 2000: 36-43.
34
13. Soeroso Joewono, Isbagio Harry, Kalim Handono, Broto Rawan. Pramudiyo
Riardi. Osteoartritis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,6th ed. Jakarta:
Interna Publishing: 2014. p. 2538-549.
14. Y Zhang, JM Jordan. Epidemiology of Osteoartritis.[internet] HHS Public
Acces;
2010
[cited
Jul
16];
26(3):355-69.Avaible
from
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2920533/.
15. Nainggolan O. Prevalensi dan determinan penyakit rematik di Indonesia.
Majalah Kedokteran Indonesia [Internet] 2009 [citied Jul 16];59(12):588.
Available
from
:
indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/894/894.
16. Arismunandar Roby. The Relationship between obesity and Osteoartritis knee
in elderly patiens.[ internet] J Majority; 2015 [cited Jul 16];4(5):110-16.
Avaibe
from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/617/62
1.
17. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. View - reumatologi
[Internet].
Indonesian Rheumatology Association; 2014. :Diagnosis dan penatalaksanaan
osteoartritis.
Available
from:
reumatologi.or.id/var/rekomendasi/Rekomendasi_IRA_Osteoartritis_2014.
18. Tulaar, AB. Sudut FTA dan nyeri pada osteoartritis lutut. Majalah Kedokteran
Indonesia [Internet]. 2009 Oct [citied 2016 Jul 18];59(10):459. Available
from:
indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/688/688.
19. AI Pratiwi. Diagnosis and treatment Osteoartritis. J Majority [Internet]. 2015
[citied
2016
Jul
16];4(4):10-7.
Available
from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/572.
20. Moskowitz RW, Altman RD, et al. Osteoartritis Diagnosis and
Medical/Surgical Management. 4th ed. Lippincot Williams-Wilkins. 2007. p
28, 258-63.
21. Mounach Aziza, Noujai Abderrazak, Ghozani Imad, Ghazi Mirleme, Achemlal
Lahsen, Breza Ahmed, Maghraoui EL Abdellah, Risk factor for knee
Osteoartritis in Marocco. A case control study.[internet]. Clin Rhematol;
2008.[cited
2016
Jun
13];27:
323-26.
Avaible
from
:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17701267.
22. Lee, JM. Prosedur Terapi Listrik dan Manipulatif Osteoartritis. In: Satmoko,
Hartono editor. Segi Praktis Fisioterapi. 2nd ed. Jakarta: Binarupa Aksara.
1990. p. 22-40.
23. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemial.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG: 2010. 253 p.
24. Tjekyan Suryadi. Case Control. In :Liberty Iche Andriyani, editor. 1st ed.
Palembang: Unsri Press; 2015. 115 p.
mm
mn
mo
35
mp
mq
LAMPIRAN 1
36
mrLAMPIRAN 2
ms Lembar Informed Consent
mt
muSaya sebagai peneliti,
mvNama
: Dhanty Mukhlisa
mw
Status
Mahasiswa
Kedokteran
Umum
universitas
Sriwijaya
mxJudul Penelitian: Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
kejadian Osteoartritis genu di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUP
Dr. Mohammad Hosein Palembang.
myMeminta persetujuan Bapak/Ibu untuk menjadi Responden dalam
Penelitian ini. Apakah Bapak/Ibu bersedia ?
a Ya
b Tidak
mz
na
nb
nc
nd
ne
nf
37
ng LAMPIRAN 3
nh STATUS PENELITIAN
ni Nama
nl Diagnosis
: OA lutut/nonOA lutut
nmRiwayat Keluarga
nn
IMT =
Berat Badan(kg)
2
Tinggi Badan (meter )
np
nq
nr
ns
nt
nu
nv
nw
nx
38
ny BIODATA
nz
oa
ob
oc
od Nama
oe
of
: Dhanty Mukhlisa
Alamat
: Jln. Lunjuk Jaya Perumahan Grand Hill 3
blok D no 2
og
oh
Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang.
oi
oj HP
: 082175388873
ok
ol Email
: dhantymukhlisa@gmail.com
om
on Agama
: Islam
oo
op Nama Orang Tua
oq
or
Ayah
: Muslim
os
ot
Ibu
: Nelly
ou
ov Jumlah Saudara : 2 (dua)
ow
ox Anak Ke
: 2 (dua)
oy
oz Riwayat Pendidikan
: TK Pertiwi Kayuagung
pa
pb
SD Negeri 14 Kayuagung
pc
pd
SMP Kusuma Bangsa Palembang
pe
pf
SMA Negeri 17 Palembang
pg
ph
Fakultas Kedokteran Unsri (2013-sekarang)
pi
pj
Palembang, ........................................
pk
pl
pm
pn
po
(Dhanty Mukhlisa)