Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Definisi
Hasil dari peristiwa mekanik dan biologic yang mengakibatkan tidak stabilnya perangkai normal
dari degradasi dan sintesis kondrosit kartilago artikulr dan matrix extraseluler, dan tulang
subkondral. Meskipun keadaan tersebut diawai oleh berbagai factor, termasuk genetik,
pertumbuhan, metabolic, dan traumatic.
Penyakit-penyakit OA melibatkan semua jaringan sendi diarthroidal. Akhirnya, penyakitpenyakit OA tampak pada perubahan-perubahan morfologik, biokemik, molekuler, dan
biomekanik, baik pada sel-sel dan matrik yang menyebabkan perlunakan, fibrilasi, ulserasi,
hilangnya kartilago artikuler sclerosis, dan tulang subkondral memadat seperti gading, osteofit
dan kista subkondral. Ketika klinis telah nyata, penyakit-penyakit OA terdapt cirri adanya nyeri
sendi, gerak terbatas, perasaan abnormal pada tekanan, krepitus, kadang-kadang adanya efusi
dan berbagai derajat dari peradangan tanpa efek sistemik (Leena Sharma, 2001).
B. Etiologi
Penyebab OA hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa factor resiko untuk
timbulnya OA antara lain adalah :
Umur : dengan meningkatnya umur terjadi peningkatan OA.
Wanita : setelah umur 50 tahun.
Obesitas : dari studi epidemiologi ditemukan adanya hubungan antara OA lutut dengan
Obesitas.
Trauma : trauma yang berulang mempermudah timbulnya OA. Factor mekanik dan biomekanik
berpengaruh terhadap timbulnya OA.
Kelainan kongenintal dan didapat
Kelainan kongenintal yang berwujud abnormalitas mekanik sendi dapat menimbulkan OA
premature, misalnya pada displasia epifise, dan dislokasi sendi coax. Demikian pula kelainan
yang didapat misalnya frak tur yang tidak direposisi.
Herediter dan penyakit timbunan kristal
Timbunan kristal dalam cairan sinovial yaitu CPPD dijumpai antara 1,8 % - 60 % penderita
OA
Kristal BCP sering ditemukan dalam kartilagu yang mengalami degenerasi
Yang masih menjadi pertanyaan atau pertentangan pendapat adalah :
Perokok dan bukan perokok, diabetes militus, pemakaian estrogen, hipertensi( wardoyo &
Soenarto, 1994 )
Dari penelitian OA didesa Bandungan ternyata bukan obesitas yang menjadi resiko. Tapi beban
berat yang dipikul setiap hari dan medan yang berbukit merupakan factor biomekanik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri, kekakuan, hilangnya gerakkan, penurunan fungsi dan deformitas sendi secara khas
dihubungkan dengan tanda-tanda inflamasi seperti nyeri tekan, pembengkakan dan kehangatan.
Klien mungkin positif mempunyai riwayat trauma, penggunaan sendi berlebihan atau penyakit
sendi sebelumnya.
Pada awalnya, nyeri terjadi bersama gerakan ; kemudian, nyeri dapat juga terjadi pada saat
istirahat. Pemeriksaan menunjukan adanya daerah nyeri tekan krepitus, berkurangnya rentang
gerak, seringnya penbesaran tulang, dan tanda-tanda inflamasi pada saat-saat tertentu.
Peningkatan rasa nyeri diiringi oleh kehilangan fungsi secara progresif. Keseluruhan koordinasi
postur tubuh mungkin terpengaruh sebagai hasil dari nyeri dan hilangnya mobilitas. Nodus
Heberden, walaupun tidak terbatas pada lansia merupakan manifestasi osteoarthritis yang sering
terjadi. Pertumbuhan berlebihan dari tulang yang reaktif terletak pada bagian distal sendi-sendi
interfalang. Nodus Heberden merupakan pembengkakan yang dapat dipalpasi yang sering
dihubungkan dengan fleksi dan deviasi lateral dari bagian distal tulang jari. Nodus ini mungkin
menjadi nyeri tekan, merah, dan bengkak, sering dimulai dari satu jari dan menyebar kejari yang
lain. Pada umumnya tidak ada kehilangan fungsi, tetapi klien sering merasa tertekan sebagai
akibat dari perubahan bentuk yang terjadi.
D. PATOFISIOLOGI
Osteartritis (juga disebut penyakit degeneratif sendi, hipertrofi arthritis senescent, dan
osteoartrosis) adalah gangguan yang berkembang secara lambat, tidak simetris, dan non
inflamasi yang terjadi pada sendi yang dapat digerakkan, khususnya pada sendi-sendi yang
menahan berat tubuh. Osteoarthritis ditandai oleh degenerasi kartilago sendi dan oleh
pembentukan tulang bahu pada pinggirsendi. Kerusakan pada sendi-sendi akibat penuaan
diperkirakan memainkan suatu peran penting dalam perkembangan osteoatritis. Perubahan
degeneratif megakibatkan kartilago yang secara normal halus, putih, tembus cahaya menjadi
buram dan kuning, dengan permukaan yang kasar dan area malacia (pelunakan). Ketika lapisan
kartilago menjadi ebih tipis, permukaan tulang tumbuh semakin dekat satu sama lain. Inflamasi
sekunder dari membrane sinufial mungkin mengikuti. Pada saat permukaan sendi menipiskan
kartilag, tulang sub kondrial meningkat kepadatannya dan menjadi sclerosis.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gangguan kronis ini dimulai dengan menemukan aktifitas sehari-hari yang
mungkin ikut berperan terhadap tekanan pada sendi yang sakit, memberikan alat Bantu pada
klien untuk mengurangi beban berat sendi yang sakit, mengajarkan klien untuk menggunakan
alat Bantu ini, dan merencanakan penatalaksanaan nyeri yang sesuai.
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena
patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki
atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu
dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik
yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena
kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program
utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya
keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan
ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan
ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien
osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor
psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha
dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan
mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas
dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum
latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi
dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat
dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi
dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya
atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena
mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang
lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otototot periartikular
2004 Digitized by USU digital library 6
memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otototot tersebut adalah penting.
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata
dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy
untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIG
Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi dan cairan sendi umumnya tidak ada
kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai paeradangan.pada pemerikasaan radiology
didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sclerosis tepi persendian. Mungkin terjadi
deformitas, osteoarthritis atau pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak
gambaran taji(spur formation), liping pada tepi-tepi tulang, dan adanya tulang-tulang yang lepas.
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Identitas penanggung jawab
3. keluhan utama
4. Riwayat kesehatan sekarang dan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
B. DIAGNOSA
1. Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
2. Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
3. Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang
4. Perubahan pola tidur b/d nyeri
5. Defisit perawatan diri b/d nyeri
C. INTERVENSI
1. Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
a. Mandiri
kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat factor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.
Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong
sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak
anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air
kompres, air mandi
berikan masase yang lembut
b. kolaborasi
beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil
salisilat (aspirin)
membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program
matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh
yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri
pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Martono, Hadi, Kris Pranarka. 2009. Geriatri Ilmu kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Potter, patricia A.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran.ed. 3. Media Aesculapius: Jakarta.
Brunner & Suddarth.buku ajar keperawatan medical bedah.ed. 8.EGC: Jakarta.
http://baguselek.blogspot.co.id/2011/05/osteoartritis-pada-lansia.html
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
diri
atau
bukanlah
suatu
penyakit
tetapi
merupakan
proses
jaringan
tubuh
tidak
dapat
mempertahankan
tubuh.
kestabilan
arthritis
adalah
gangguan
autoimun
kronik
yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara
klinis
osteoartritis
ditandai
dengan
nyeri,
deformitas,
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan lakilaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering
menimbulkan
cedera
sendi
yang
berkaitan
dengan
resiko
Tingginya
kepadatan
tulang
dikatakan
dapat
meningkatkan
resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering
ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di
luar
kerusakan
persendian.Peradangan
struktur
sendi
yang
kronis
dipersendian
terkena.Peradangan
menyebabkan
sendi
biasanya
(radang
selaput
sendi)
serta
pembentukan
pannus
yang
belum
terbukti.
Berbagai
faktor
termasuk
kecenderungan
ini
berhubungan
(hiperurisemia)
Reumatik
dengan
gout
tingginya
merupakan
asam
jenis
urat
darah
penyakit
yang
pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan
monosodium
kerusakan
urat
di
sendi.
Penyakit
persendian
ini
meningkat.
timbul
akibat
Timbunan
kristal
kristal
ini
yang
mengakibatkan
menyebabkan
meningkatnya
gangguan
produksi
metabolisme
asam
urat
atau
yang
bisa
dapat
juga
perlekatannya.
Tenosivitis
adalah
peradangan
pada
sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
belum
diketahui,
tetapi
berhubungan
dengan
proses
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan
yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).
E. Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus,
atau penutup yang menutupi kartilago.
chondria.
karena
Jaringan
granulasi
menguat
radang
menimbulkan
lain.
terutama
yang
mempunyai
faktor
rhematoid
(seropositif
dan
menurunkan
berat
badan,
bila
terlalu
gemuk
dan
Protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
Semua
Daging atau ayam, ikan
tongkol, bandeng 50
gr/hari, telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
Minyak dalam jumlah
terbatas.
Semua sayuran
sekehendak kecuali:
asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
-Asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
--
Alkohol
Ragi
H.
Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
o
o
o
o
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan
harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
No
1
Symptom
Keluhan nyeri,
Etiologi
Distensi jaringan akibat
ketidaknyamanan,
akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus
inflamasi, destruksi
Problem
Nyeri Akut
sendi
Perilaku distraksi/
2
respons autonomic
Distensi jaringan
deformitas skeletal,
Gangguan mobilitas
akibat akumulasi
nyeri, penurunan
fisik berhubungan
cairan/proses
kekuatan otot
dengan.
sendi
Perubahan fungsi
deformitas skeletal,
Gangguan Citra
dari bagian-bagian
nyeri, penurunan
Tubuh
yang sakit.
Ketidakmampuan
kekuatan otot
kerusakan
Defisit perawatan
untuk mengatur
musculoskeletal,
diri
kegiatan sehari-
penurunan kekuatan,
hari.
inflamasi, destruksi
3
FORMAT PENGKAJIAN
Nama
NIM
: Riza Desima
: 201120461011069
Tanggal Pengkajian
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Penderita
: meninggal
C. RIWAYAT PEKERJAAN
: Menikah
: tidak bekerja
: tidak bekerja (IRT)
: Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga
E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi /Minat
: masak
2. Keanggotaan Organisasi
: Ny.M tidak mengikuti organisasi apapun di
lingkungannya.
3. Liburan /Perjalanan
F.
1.
2.
3.
4.
Lansia
5. Makanan yang Dihantarkan : G. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Kebiasaan Waktu Tidur
: Pukul 21 . 00 04.00 WIB (Malam)
Pukul 14.00 16.00 WIB (Siang)
H. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Kesehatan Utama : Ny.M Terasa Linu linu pada area lutut
2. Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3. Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu : tidak ada.
4. Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan :
Ny.M mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang
Ny.M ketahui penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di
lakukan Ny.M untuk mengurangi linu linu adalah meminum obat yang di
berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara untuk mengurangi sakit
linu linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk jalan pagi
(olah raga).
I. OBAT OBATAN
1. Nama
: Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2. Bagaimana/ kapan menggunakannya
:
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.
J.
1.
2.
3.
4.
frekuensi 3X perhari.
Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk
adekuat, Kurang transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress
emosioanal ) : tidak ada.
L.
1.
2.
3.
4.
5.
M.
1.
2.
3.
4.
TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum
: Baik
Tingkat Kesadaran
: Compos Metis
Skala koma Glasgow
: 456
Tanda tandaVital
:
Tekanan Darah
: 120 / 80 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20X/menit
1. Integumen :
1)
Lesi /Luka
: Ya
Tidak
2)
Pruritus
: Ya
Tidak
3)
Perubahan Pigmentasi
: Ya
4)
Perubahan Tektur
5)
Sering Memar
: Ya
6)
Perubahan Rambut
7)
Pemajanan Lama
: Ya
Tidak
Ya (keriput)
Tidak
Tidak
Tidak
Ya (uban)
Tidak
Terhadap matahari
2. Hemopoetik :
Perdarahan / memar Abnormal : Ya
Tidak
1)
Pembengkakan kelenjar
Limfa : Ya
2)
Anemia
: Ya
3. Kepala
1)
Sakit Kepala
: Ya
Tidak
Tidak
Tidak
2)
: Ya
Tidak
3)
Pusing
: Ya
Tidak
4)
4. Mata
1)
Perubahan Penglihatan :
Ya
2)
3)
Nyeri
4)
: Ya
5)
Pruritus
6)
: Ya
7)
Kabur
8)
Fotofobia
9)
Riwayat Infeksi
10)
Konjungtiva
11)
Sklera
: Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
: Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
: Anemis
Ya
5. Telinga
1)
Perubahan Pendengaran :
Ya
2)
Tinitus
: Ya
3)
Vertigo
4)
Riwayat Infeksi
: Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak anemis
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
1)
Rinorea
: Ya
2)
Epistaksis
: Ya
Tidak
3)
Obstrusksi
: Ya
Tidak
4)
: Ya
Tidak
5)
Riwayat Infeksi
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
Tidak
2)
Lesi / ulkus
: Ya
3)
Kesulitan menelan
: Ya
Tidak
4)
Perdarahan gusi
: Ya
Tidak
5)
Karies
: Ya
Tidak
6)
Riwayat Infeksi
: Ya
Tidak
7)
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
8. Leher
1)
Kekakuan
2)
3)
Benjolan / Massa
4)
Keterbatasa gerak
9. Pernapasan
1)
Batuk
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
2)
Sesak napas
: Ya
Tidak
3)
Hemoptisis
: Ya
Tidak
4)
Sputum
5)
6)
Suara Napas
: Ya
:
Tidak
: Ya
Vesikuler
Tidak
Bronkial Bronko
vesikuler
7) Suara nafas tambahan
: ronkhi wheezing
10. Kardiovaskuler
1)
Nyeri dada
: Ya
Tidak
2)
Palpitasi
3)
Sesak napas
11. Gastrointestinal
: Ya
: Ya
Tidak
Tidak
1)
: Ya
Tidak
2)
Mual /muntah
: Ya
Tidak
3)
Hematemesis
: Ya
Tidak
4)
5)
Benjoan /massa
6)
Diare
7)
Konstipasi
: Ya
Tidak
8)
Melena
: Ya
Tidak
9)
Hemoroid
: Ya
Tidak
10)
Perdarahan Rektum : Ya
Tidak
11)
Tidak
12. Perkemihan
1) Frekuensi
2)
Menetes
Ya
Tidak
: Ya
: Ya
Tidak
Tidak
Ya
: 3 4x/hari
: Ya
Tidak
3)
Hematuria :
Ya
Tidak
4)
Poliuria
: Ya
Tidak
5)
Nokturia
: Ya
Tidak
6)
Inkontinensia
: Ya
Tidak
7)
8)
Batu Infeksi :
: Ya
Ya
13. Muskuluskeletal
1)
Nyeri Persendian
Tidak
:
2)
Kekakuan
3)
Pembengkakan Sendi
4)
Kram
5)
Kelemahan Otot
6)
Tidak
Ya (lutut kaki)
Ya
Tidak
Tidak
: Ya
Ya
Tidak
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
: Ya
Tidak
2)
Paralysis
: Ya
Tidak
3)
Paresis
: Ya
Tidak
4)
Masalah koordinasi
: Ya
Tidak
5)
Tic/Tremor/spasme
: Ya
Tidak
6)
Parastesia
: Ya
Tidak
7)
Masalah memori
: Ya
Tidak
Goiter : Ya
Tidak
Polifagia
: Ya
Tidak
Polidipsi
: Ya
Tidak
Poliuri : Ya
Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)
:
Aktifitas
Score
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega,
modifikasi diet
10 = independent
Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan
5 = independent (menggunakan shower)
Berdandan
0 = Perlu bantuan
5 = independent berbedak/menyisir/gosok
gigi/mencukur
Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent (mengancing baju, restleting)
Buang Hajat (buang air besar)
0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
5 = Kadang tidak tertahan
10
10
10 = Dapat mengontrol
Buang Air Kecil
0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol
10
Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
10
15
10
Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent
TOTAL (0 - 100)
85
: Jawa
Pertanyaan
Ben
ar
Sala
h
JUMLAH
Nom
or
1
Pertanyaan
Jawaban
18 Desember
2012
Selasa
Rumah
Arjowinangun
65 tahun
1947
SBY
Tidak tau
Kamsiyah
17, 14, 11, 8, 5,
Interpretasi :
Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 10
: Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan
hasil 9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m
masih Utuh.
N
o
Aspek
Kognitif
Orientasi
Nilai
maksi
mal
5
Nilai
Klien
Kriteria
Orientasi
Registrasi
Perhatian
dan
kalkulasi
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5
Menginga
t
Bahasa
5. 65
Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap
poin nilai 1)
Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
30
24
Interpretasi hasil :
24 30
: tidak ada gangguan kognitif
18 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
P. STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga
:
Saya puas bisa kembali pada keluarga Selalu : 2
(teman) saya untuk membantu pada Kadang kadang : 1
waktu
sesuatu
menyusahkan
(adaptasi)
Saya
puas
dengan
cara
keluarga Selalu : 2
untuk
melakukan
( Pertumbuhan )
Saya puas dengan cara keluarga teman Selalu : 2
(
saya)
mengekspresikan
afek
Tidak Pernah : 0
ANALISA DATA
PROBLEM
Gangguan
DS :
aktivitas fisik
- Ny.M mengatakan saya sering
merasa sakit pada kaki (lutut)
- Ny.M mengatakan jika sakitnya
parah, susah berjalan.
- Ny.M mengatakan kalau ketika
saya berkerja tiba-tiba nyeri
lutut, langsung berhenti dulu
duduk mba sampai sakitnya
hilang
- Ny.M mengatakan biasanya
saya Cuma minum obat yang di
berikan di puskesmas aja mas,
dan sedikit di pijat-pijat saya
tidak tau cara lain untuk
mengurangi nyerinya
DO :
Grimace
(+),
tampak
memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
Inefektif
DS :
menejemen
- Ny.M mengatakan tidak tahu
terapeutik
apa
itu
Osteoartritis
atau
rematik,
sebab
dan
pengaturannya
- Ny.M mengatakan taunya saya
Cuma bawaan penyakit sudah
tua
- Ny.M mengataka saya juga
jarang untuk olah raga apa lagi
jalan pagi
DATA
ETIOLOGI
Nyeri akut pada
lutut kaki
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit,
diit dan
penanganan.
Prioritas
Skor /
bobot
Sifat Masalah
Skala: Aktual
Nyeri
2/3 x 1 =
2/3
2.
Pembenaran
diatasi
dirasakan
karena
harus
sangat
Kemungkinan
Masalah dapat
yang
1/2 x 2 = 1
diubah
Skala: Sebagian
diabaikan sehingga
kemungkinan masalah dapat
3.
Potensial masalah
untuk di cegah
2/3 x 1 =
2/3
Skala: Cukup
4.
diubah sebagian.
Jika nyerinya tidak
diatasi
maka
nyeri
segera
tersebut
akan
menentukan
serta
harus segera
tindakan
Menonjolnya Masalah
ditangani
Jumlah
2/2 x 1 = 1
selanjutnya.
3 1/3
hasil
keperawatan
2.
Inefektif
dengan kurang
2.
3.
Prioritas
Sifat Masalah
Skala: Aktual
Kemungkinan
Masalah dapat
diubah
Skala: Sebagian
Potensial masalah
untuk di cegah
Skala: cukup
4.
Menonjolnya
Masalah
Skala: Masalah
berat, harus
segera ditangani
Jumlah
1.
Inefektif
Skor /
bobot
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
2/3 x 1 =
2/3
2/2 x 1 = 1
Pembenaran
Bila informasinya tidak segera
disampaikan maka akan
berpengaruh terhadap kesehatan
Ny.M kedepannya.
Perubahan membutuhkan waktu
yang tidak singkat
Jika tidak segera diinformasikan
kebiasaan yang tidak sehat akan
terus berlanjut dan akan
memengaruhi kualitas hidup dari
Ny.M
Krena terkait dengan masalah
kesehatan Ny.M maka pemberian
informasi harus segera
disampaikan.
3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
menejemen terapeutik berhubungan
dengan
kurang
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
.
1. Inefektif
Tujuan
Umum
Kriteria Hasil
Khusus
Setelah 3x
menejemen
junjungan :
3 : Ny.M mampu:
terapeutik
Ny.M
- memahami tentang
berhubungan mengetahui
dengan
tentang
kurang
Osteoartritis
Osteoartritis atau
rematik
- mengetahui
verbal
rematik
3. Jelaskan
- Menyebutkan beberapa
atau rem
Setelah di
3:
penanganan
3x, diharapkan
Ny.M dpt tetap
melakukan
hari tanpa
kesulitan
sehari-hari tanpa
penyeba
kesulitan (tindakan)
- Keluarga dapat
(Osteoar
sehari-hari tanpa
kesulitan
- Memanagement
aktifitas sehari-
aktivitasnya ketika
kakinya tiba-tiba nyeri
Keluarga dapat:
- memberikan bantuan
mobilisasi efektif jika
diperlukan
- memberikan support
kepada Ny S
1. Jelaskan
mempraktikkan tekhnik
kompres hangat
(tindakan)
2. Ajarkan
untuk me
3. Ajarkan
4. Anjurka
olah raga
5. Mengob
dan angg
mendapa
Diagnosa Keperawatan
Inefektif menejemen
Implementasi
1. Mengkaji pengetahuan Ny.M
terapeutik berhubungan
S : Ny.M men
Osteoartri
atau rematik
dapat men
pengertian
O
Ny.M
pertanyaa
dalam
kesehatan
rematik
1. MenJelaskan kepada keluarga
A : Masalah
P: S : Ny.M m
beraktivita
lutut kaki
paham aka
Ny.M
aktivitas s
A : Masalah
agar
teru
petugas
Lampiran
Di susun oleh :
Riza Desima
201120461011069
ASKEP OSTEOARTRITIS
OSTEOARTRITIS
A. Pengertian
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia
lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia
diatas 60 tahun.
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas)
B. Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya
umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40
tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan
adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari
wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4.
Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6.
Deformitas
degeneratif
merupakan
suatu
penyakit
kronik,
tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan
sendi
mengalami
kemunduran
dan
degenerasi
disertai
dengan pertumbuhan
tertentu.
Pengeluaran
enzim
lisosom
menyebabkan
dipecahnya
Tujuan utama dari program pengobatan adalah untuk menghilangkan nyeri dan
peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari klien, serta
mencegah atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi.
Pengobatan harus di berikan secara paripurna, karena penyakit sulit sembuh.
Oleh karena itu,pengobatan dapat dimulai secara lebih dini. Langkah pertama dari
program penatalaksanaan osteoatritis adalah memberikan pendidikan kesehatan yang
cukup tentang penyakit kepada klien, kelurganya, dan siapa saja yang berhubungan
dengan klien. Pendidikan kesehatan yang diberikan meliputi pengertian tentang
patofisiologi penyakit, penyebab dan prognosis penyakit, semua komponen program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber- sumber bantuan
untuk mengatasi penyakit, dan metode-metode yang efektif tentang penatalaksanaan
yang diberikan oleh tim kesehatan.
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress
dengan sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskur
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal
c. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan
bentuk anggota tubuh
d. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara
mandiri, ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
RASIONAL
Mandiri
keefektifan program.
Matras
yang
lembut/empuk,
pemeliharaan
kesejajaran
tubuh
yang
Peninggian
linen
tepat,
nyeri
nyaman pada waktu tidur atau duduk di Pada penyakit berat, tirah baring
kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur
mungkin
diperlukan
untuk
sesuai indikasi
membatasi nyeri atau cedera
dorong untuk sering mengubah posisi.
sendi.
Bantu pasien untuk bergerak di tempat Mencegah terjadinya kelelahan
tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan
umum dan kekakuan sendi.
di
bawah, hindari gerakan
yang
Menstabilkan sendi, mengurangi
menyentak
gerakan/rasa sakit pada sendi
anjurkan pasien untuk mandi air hangat
Panas meningkatkan relaksasi
atau mandi pancuran pada waktu bangun.
otot dan mobilitas, menurunkan
Sediakan
waslap
hangat
untuk
rasa
sakit
dan
melepaskan
mengompres sendi-sendi yang sakit
kekakuan di pagi hari. Sensitifitas
beberapa kali sehari. Pantau suhu air
pada panas dapat dihilangkan dan
kompres, air mandi
luka dermal dapat disembuhkan
berikan masase yang lembut
Meningkatkan
relaksasi/mengurangi
kolaborasi
Beri obat sebelum aktivitas atau latihan
tegangan
otot
Meningkatkan
relaksasi,
mengurangi
tegangan
otot,
memudahkan
untuk
serta
ikut
dalam terapi
Untuk
RASIONAL
mencegah kelelahan
mempertahankan kekuatan.
Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
seminimal mungkin.
otot dan stamina umum.
Dorong klien mempertahankan postur Memaksimalkan fungsi
tegak, duduk tinggi, berdiri dan
dan
sendi
dan
mempertahankan mobilitas.
berjalan.
Menghindari cedera akibat kecelakaan
Berikan lingkungan yang aman dan
seperti jatuh.
menganjurkan untuk menggunakan
Untuk menekan inflamasi sistemik
alat bantu.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi akut.
seperti steroid.
Diagnosa 3 : Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI
Kendalikan lingkungan dengan :
RASIONAL
Lingkungan yang bebas bahaya
RASIONAL
Mengkaji
perlunya
dan
Tentukan kebiasaan tidur biasanya
mengidentifikasi intervensi yang tepat.
dan biasanya dan perubahan yang
Meningkatkan kenyamaan tidur serta
terjadi.
dukungan fisiologis/psikologis
Berikan tempat tidur yang nyaman
Membantu menginduksi tidur
Instruksikan tindakan relaksasi
Tingkatkan
regimen
kenyamanan
waktu tidur, misalnya mandi hangat Dapat merasakan takut jatuh karena
dan massage.
perubahan ukuran dan tinggi tempat
Gunakan pagar tempat tidur sesuai
tidur, pagar tempat untuk membantu
indikasi: rendahkan tempat tidur bila
mengubah posisi
mungkin.
Kolaborasi
RASIONAL
Mengidentifikasi tingkat bantuan/dukungan
yang diperlukan
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap
Mendukung kemandirian fisik/emosional
nyeri dan program latihan
Menyiapkan
untuk
meningkatkan
Kaji hambatan terhadap partisipasi
kemandirian yang akan meningkatkan
dalam perawatan diri,
harga diri
Identifikasikasi untuk perawatan yang
Memberikan kesempatan untuk dapat
diperlukan, misalnya; lift, peninggian
melakukan aktivitas secara mandiri
dudukan toilet, kursi roda
3. Implementasi
Melaksanakan
tindakan
sesuai
dengan
intervensi
yang
telah
di
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Makalah ini memuat tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteoarthritis.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi dan penyajiannya. Semoga
makalah ini dapat memberikan sedikit atau lebihnya tambahan pengetahuan
pembaca tentang penyakit osteoarthritis Semoga bermanfaat bagi pembaca. Mohon
maaf jika terdapat kesalahan penulisan. Penyusun menerima segala bentuk kritik
dan saran pembaca yang berkaitan dengan makalah ini. Terimakasih.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim,
IPD,1997).Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoarthritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara
langsung
dan
komprehensif
meliputi
aspek
bio-psiko-sosio-spiritual
dengan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Tujuan Khusus
Untuk menjelaskan pengertian dari Osteoartritis.
Untuk menjelaskan Etiologi dari Osteoartritis.
Untuk menjelaskan patofisiologi Osteoartritis.
Untuk menjelaskan manifestasi klinis Osteoartritis
Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari Osteartritis.
Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan muskuloskletal dengan
Osteoartritis.
BAB II
Pembahasan
1. Defenisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia
lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada
usia diatas 60 tahun. Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis,
yaitu melemahnya tulang rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun
di sekujur tubuh. Tapi umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut,
pinggang dan pinggul.
Osteoartritis juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering
ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
2.
Etiologi
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut
dengan osteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat
terjadi akibat trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan,
kelainan metabolik dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder.
Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari
itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak,
seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara
osteoartritis primer dengan umur. Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada
1 atau beberapa sendi meningkat dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia
antara 15-44 tahun menjadi 25%-30% pada orang-orang dengan usia 45-64 tahun,
dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan pandangan
yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal dan
kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia diatas 65 tahun, hubungan antara
penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan. Terlebih
3. Patofisiologi
Sumber :
Hipertrofi
menyebabkan
distensi
cairan
yang
menyebabkan
masalah
4. Manifestasi klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada
pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya
berjalan.
2.
3.
Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini
akan menimbulkan rasa nyeri.
4.
Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya
berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat
diketahui penyebabnya.
5.
Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6.
Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7.
Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
5.
Penatalaksanaan
1.
Tindakan preventif
a.
b.
Pencegahan cedera
c.
d.
2.
3.
4.
5.
Pembedahan; artroplasti
6.
7.
8.
6.
1.
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan, malaise.
o Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.
2.
3.
Pola Eliminasi
Nyeri/kenyamanan
Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak
pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).
Keamanan
Pemeriksaan Diagnostik
4.
5.
Kaji perbedaan waktu tidur sebelum dan sesudah sakit dan jumlah tidur dan
istirahat per hari.
6.
7.
Ancaman
pada
konsep
diri,
gambaran
tubuh,
identitas
pribadi,
misalnya
8.
o Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.
9.
RASIONAL
Bantu
bergerak
mempertahankan kekuatan.
dengan
bantuan
Meningkatkan
seminimal mungkin.
fungsi
sendi,
mempertahankan
mobilitas.
Menghindari
cedera
akibat
1.
Mempertahankan
fungsi
posisi
dengan
tidak
hadirnya/pembatasan kontraktor
2.
Mendemonstrasikan
teknik/perilaku
yang
memungkinkan
melakukan aktivitas.
Kendalikan
lingkungan
RASIONAL
dengan
mengurangi
cedera
keluaraga
menggunakan
yang konstan.
penyanggah
tempat
dan
resiko
membebaskan
dari
kehawatiran
gunakan
pencahayaan
dengan
memberikan
pasien
melamun
perhatiannya
mengagetkannya.
alihkan
ketimbang
merasa
Hasil/kriteria hasil :
1.
2.
3.
otonomi,
RASIONAL
Mandiri
Mengidentifikasi
yang tepat.
intervensi
Meningkatkan
kenyamanan
tidur
serta
dukungan
pisiologis/psikologis.
Berikan sedative,
indikasi.
hipnotik
Mungkin
diberikan
untuk
membantu pasien tidur atau
istirahat.
Hasil/kriteria evaluasi
1.
2.
RASIONAL
Pertahankan
mobilitas,
kontrol
perawatan
diri,
identifikasi
untuk
perawatan
tingkat
bantuan/dukungan
yang
diperlukan.
Mendukung
yang
kemandirian
fisik/emosional.
Mengidentifikasi
Menyiapkan
meningkatkan
yang
akan
untuk
kemandirian
meningkatkan
harga diri.
melakukan
aktivitas
secara mandiri.
5.
kemampuan klien.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
6.
Dorong
RASIONAL
mengenai
pengungkapan
untuk
masa depan.
kesalahan
arti
perubahan
dari
kehilangan
pada
terdekat.
pribadi
pasien/orang
Memastikan
pandangan
konsep
pasien
dalam
dan
menghadapinya
secara
langdung.
Mengidentfikasi
bagaimana
penyakit
bagaimana
mempengaruhi
dengan
batasan
pada
menentukan
terhadap
lain
akan
kebutuhan
intervensi
atau
verbal/non
verbal
terdekat
dapat
orang
pada
bagaimana
pasien
memperhatikan tubuh/perubahan.
Susun
orang
prilaku
Nyeri
konstan
akan
untuk
terjadi.
maladaptive.
kesempatan
Diskusikan
Beri
Ikut
Bantu
sertakan
merencanakan
pasien
pasien
perawatan
dalam
Dapat
dan emosional
menunjukkan
atau
metode
Berikan
obat-obatan
koping
sesuai
petunjuk.
maladaptive,
membutuhkan
intervensi
Membantu
pasien
untuk
dapat
meningkatkan
Meningkatkan
perasaan
kompetensi/harga
mendorong
diri,
kemandirian,
Pasien
orang
mungkin
terdekat
membutuhkan
dukungan
selama
depresi
sampai
hebat
pasien
mengembangkan
kemampuan
koping
yang
lebih efektif.
8. Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di
rencanakan dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada
kondisinya. Sasaran utama pasien meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas,
pemahaman dan penerimaan penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri,
termasuk pemberian obat, pencegahan isolasi sosial, dan upaya komplikasi.
9. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang
telah dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien. Hasil
yang di harapkan :
Mengalami peredaan nyeri
Tampak tenang dan bebas dari ansietas
Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif
BAB III
Penutup
1.
Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai
kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang
diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi
yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat
mekanisme
abnormal
proses
penuaan,
trauma
atau
kelainan
lain
yang
menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan
faktor sistemik atau infeksi.
Beberapa
penyebab
dan
faktor
predisposisi
adalah
sebagai
berikut:
2. Saran
- Mahasiswa
-
tentang
asuhan
keperawatan
pada
klien
dengan
penyakit
Daftar Pustaka
Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides,
1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal
yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya
lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara
ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri
maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari
luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai
penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
A.
Pengertian
Reumatoid
arthritis
adalah
gangguan
autoimun
kronik
yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur
(Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara
klinis
osteoartritis
ditandai
dengan
nyeri,
deformitas,
Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.
2.
Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.
Genetik
5.
6.
7.
Kelainan pertumbuhan
Kelainan
kongenital
dan
pertumbuhan
paha
telah
dikaitkan
dengan
Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang
rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
C.
Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler).
Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ
di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan
struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa
persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang
selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan
pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan
dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis
Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena
mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti.
Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi
autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan
berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan
suami atau istri, kehilangan satu-satunya anak yang disayangi, hancurnya
perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran
sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi
hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan
respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi
oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh
sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan
parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan
nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang
belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan
keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan
sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk
tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan
ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak
diketahui
dengan
pasti.
Ada
beberapa
faktor
risiko
yang
diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit
metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan,
kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia)
. Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan
efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan
sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian
meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang
memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya
belum
diketahui
(idiopatik).
Diduga
berkaitan
dengan
perlekatannya.
Tenosivitis
adalah
peradangan
pada
sarung
pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa
timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau
radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot
ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya
belum
diketahui,
tetapi
berhubungan
dengan
proses
Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan,
antara lain;
1.
Nyeri sendi
3.
Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4.
Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.
6.
E.
Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
G.
1.
Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2.
3.
4.
5.
Dukungan psikososial
6.
7.
8.
Protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
Semua
Daging atau ayam, ikan
tongkol, bandeng 50
gr/hari, telur, susu, keju
Kacang-kacangan kering
25 gr atau tahu, tempe,
oncom
Minyak dalam jumlah
terbatas.
Semua sayuran
sekehendak kecuali:
asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
-Asparagus, kacang
polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam,
jamur maksimum 50 gr
sehari
--
Alkohol
Ragi
H.
Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
o
o
o
o
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan
kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian
terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis
ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa
keperawatan yang sering muncul yaitu:
No
1
Symptom
Keluhan nyeri,
Etiologi
Distensi jaringan akibat
ketidaknyamanan,
akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus
inflamasi, destruksi
sendi
Problem
Nyeri Akut
Perilaku distraksi/
2
respons autonomic
Distensi jaringan
deformitas skeletal,
Gangguan mobilitas
akibat akumulasi
nyeri, penurunan
fisik berhubungan
cairan/proses
kekuatan otot
dengan.
sendi
Perubahan fungsi
deformitas skeletal,
Gangguan Citra
dari bagian-bagian
nyeri, penurunan
Tubuh
yang sakit.
Ketidakmampuan
kekuatan otot
kerusakan
untuk mengatur
musculoskeletal,
kegiatan sehari-
penurunan kekuatan,
hari.
inflamasi, destruksi
3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim, IPD,1997).Atau gangguan pada
sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoarthritis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara langsung dan komprehensif meliputi
aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses Keperawatan (pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).
Agar mahsiswa keperawatan bisa menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi dalam masalah
keperawatan.
2.
Tujuan Khusus
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan
pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di
bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis
kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan
sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif yang
berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi. Lutut, punggung, tangan, dan pergelangan kaki
paling sering terkena.
2.2 Etiologi
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut dengan osteoartritis
idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi akibat trauma pada sendi,
infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik dan neurologik., yang disebut
dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada
penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan
anak-anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara
osteoartritis primer dengan umur
Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan predisposisi
OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan
kongruensi sendi akan meningkatkan OA.
OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.
2.3 Patofisiologi
Selama ini OA sering di pandang sebagai proses penuaan yang tidak dapat dihindari. Ternyata
OA merupakan penyakit gangguan hemeostasis metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur
proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui.
Jelas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi terjadi multifokal,antara lain faktor usia, strees
mekanis, atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomis, obesitas, genetik, humoral,
dan faktor kebudayaan. Pemeriksaan biopsi sinovial klien OA menunjukan adanya sinovitis.
Pada level seluler, terjadi peningkatan aktivitas sitokin yang menyebabkan dikeluarkannya
mediator inflamasi dan matriks metelloproteinase (MMP). Akibatnaya, ada gangguan sintesis
proteoglikan. Selain itu ditemukan nitrogen monoksida yang berhubungan dengan transmisi
neurogenik dari mediator inflamsi yang menyebabkan kerusakan kartilago jauh dari lokasi
peradangan.
Proses OA terjadi karena adanya gangguan fungsi kondrosit. Kondrosit merupakan satu-satunya
sel hidup dalam tulang rawan sendi. Kondrosit akan dipengaruhi oleh faktor anabolik dan
katabolik dalam mempertahankan keseimbangan sintesis dan degradasi.
Secara anatomi fisiologi, sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit, dan osteoklas yang dalam
aktivitasnya mengatur hemeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri, melainkan saling
berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh
osteoklas yang memerlukan waktu 40 hari, disusul fase istiraahat, dan kemudian disusul fase
pembentukkan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari. Dalam
penyerapannya, osteoklas melepaskan transforming growth factor yang merangsang aktivitas
awal osteoklas. Dalam keadaan normal, kuantitas dan kualitas pembentukan tulang baru
osteoblas. Pada osteoporosis, penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukkan baru.
2.4 Klasifikasi
Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1. Osteoartritis Primer
OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau beberapa sendi.
OA jenis ini terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya, dan umumnya bersifat
poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian distal interfalang, yang
selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).
2. Osteoartritis Sekunder
OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada sinovia
sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan
osteoartritis sekunder sebagai berikut:
Trauma /instabilitas.
OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah menisektomi, tungkai
bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas, instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan
ketidakserasian permukaan sendi.
Faktor Genetik/Perkembangan
Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial, displasia
asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan, tergelincirnya epifisis)
dapat menyebabkan OA.
Penyakit Metabolik/Endokrin
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
3. Kista tulang
4. Osteofit pada pinggir sendi
5. Perubahan struktur anatomi sendi
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan
mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin: Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi
pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal.
Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan
makanan
Karbohidrat
Kacang-kacangan kering 25 gr
atau tahu, tempe, oncom
Protein nabati
Lemak
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Bumbu, dll
Alkohol
Ragi
: 10 Desember 2014
Jam
: 11.21 WIB
Oleh
Sumber
: Ny. N
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin
:P
Agama
: Islam
Alamat
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Status Perkawinan
: Nikah
Diagnosa Medis
: Osteoartritis (OA)
No.Register
: 07108329
Tanggal Masuk
: 10 November 2014
No.RM
: 17302
: Tn. S
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
:L
Agama
: Islam
Alamat
Majalengka
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status Perkawinan
: Nikah
: Suami
1. Keluhan Utama
Lima hari sebelum pasien masuk ke Rs. Klien merasakan Keluhan Rasa nyeri pada sendi,
Kekakuan dan keterbatasan gerak, ketidaknyamanan, dan Kelelahan.
1. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Kesadaran
: Somnolen
Tanda-tanda Vital
Pulse/nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
1. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Data
Do : Klien tampak lemas
Ds : Klien mengeluh
Nyeri
Etiologi
Distensi jaringan akibat
akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi
Masalah
Nyeri Akut
Klien menyatakan
sangat terganggu
aktivitasnya
Klien merasakan
lelah di seluruh tubuh.
Klien merasakan
Perilaku distraksi/ respons
autonomic
Do : Klien tampak
meringis
Ds : Klien mengeluh
distensi jaringan
2
akibat akumulasi
deformitas skeletal,
Gangguan mobilitas
nyeri, penurunan kekuatan fisik berhubungan
otot
dengan.
cairan/proses
inflamasi,
destruksi sendi
Do : Klien merasakan
Perubahan fungsi
dari bagian-bagian
yang sakit.
Tubuh
Ds : ekspresi wajah
klien menunjukan
rasa nyeri
4
Do : Klien tampak
lelah
Ds : Klien merasa
lelah dan lemas di
seluruh tubuh
bergerak, depresi
Ketidakmampuan
untuk mengatur
kegiatan seharihari.
1. Diagnosa Keperawatan
dengan
Deformitas
skeletal,
Nyeri,
Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi :
Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non verbal
Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat klien
beristirahat/tidur.
Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.
Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.
Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari.
Intervensi:
Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam
hari tidak terganggu.
Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan isometric jika
memungkinkan.
Dorongkan untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan.
Diagnosa Keperawatan III : Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan Perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum, Peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
Intervensi:
Dorong klien mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa
depan.
Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk mengidentifikasi perilaku
positif yang dapat membantu koping.
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan
klien.
Intervensi:
Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang diantisipasi.
Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi rencana untuk
memodifikasi lingkungan.
Intervensi:
Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri.
Mengembangkan rencana untuk perawatan diri termasuk modifikasi gaya hidup yang
konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi :
Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan
dan program diet seimbang, latihan dan istirahat.
1. Pembahasan Evaluasi :
Evaluasi pada kasus ini :
1. S : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang
O
: Klien terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas
sesuai kemampuan.
: Lanjutkan Intervensi
1. S : Klien menyatakan dapat mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan
dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh.
: Lanjutkan Intervensi
Anjurkan klien untuk bergerak aktif / pasif
: Lanjutkan Intervensi
: Lanjutkan Intervensi
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
1. S : Klien mengatakan mulai bisa beraktivitas tanpa kesulitan dan paham akan
cara evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan
untuk diri sendiri.
: Lanjutkan Intervensi
berikan support kepada klien agar terus melakukan anjuran petugas.
1. S : Klien mengatakan paham dengan Osteoartritis atau rematik dan dapat
menyebutkan mulai dari pengertian sampai diitnya.
: Masalah teratasi
: Lanjtukan Intervensi
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan
sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis Kelamin,
Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien,Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta,
EGC.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
https://madingkesehatan.wordpress.com/2015/02/16/askep-pada-klien-osteoartritis/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi),
adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan
ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang
berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia
lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,
osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling
sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang orang usia lanjut maupun setengah baya.
Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab
tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang
bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering
pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana
pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya
menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial
terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah
ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari Osteoartritis?
2. Apa saja Etiologi dari Osteoartritis?
3. Bagaiaman Patofisiologi Osteoartritis?
4. Apa saja Manifestasi klinis Osteoartritis?
5. Bagaiaman Penatalaksanaan dari Osteartritis?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan gangguan muskuloskletal dengan Osteoartritis?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Osteoartritis.
2. Mengetahui Etiologi dari Osteoartritis.
3. Mengetahui Patofiologi dari Osteoartritis.
4. Mengetahui Manifestasi dari Osteoartritis.
5. Mengetahui Penatalaksanaan dari Osteoartritis.
6. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Osteoartritis.
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi Osteoastritis
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer, C Suzanne, 2002 hal .1087).
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki
urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui
pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor
umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon,
1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan
kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi
penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan
sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan
patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan sub kondrial dan jaringan tulang
yang membentuk persendian. (R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
Osteoarthritis (OA) atau penyakit degenerasi sendi ialah suatu penyakit kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat
beberapa factor resiko yang berperan. Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang mananggung beban dan secara klinis ditandai oleh
nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak.
B. Etiologi Osteoastritis
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna
kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua
mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
4. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya
nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak
aktif dan dapat menambah kegemukan.
5. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan
kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
6. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada
pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu
dari orang tuanya yang terkena.
7. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan
pengeluaran
enzim
perusak
matriks
rawan
sendi
dan
radang.
8. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal
dan
menyebabkan
sendi
menjadi
tidak
degenerasi.
9. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan
pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo,
sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
10. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis,
penyakit
Wilson,
akronotis,
kalsium
pirofosfat
dapat
kurang
digunakannya
sendi
tersebut.
Perubahan-perubahan
degeneratif
yang
PATHWAYS
Reaksi antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Reaksi peradangan
Kurangnya informasi
akut
tentang proses penyakit
Sinovial menebal
Nyeri
Difisiensi pengetahuan
Devormitas sendi
Gangguan citra
tubuh
artikularis
Tendon dan ligamen melemah
Kartilago nekrosis
Hilangnya kekuatan
otot
& subluksasi
Resiko cedra
Kekakuan sendi
Hambatan
mobilitas fisik
D. Manifestasi Osteoartritis
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang
telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang
terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut,
bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal
ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
E. Penatalaksanaan Osteoartritis
1. Tindakan preventif
a.
b.
c.
d.
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk
menyangga sendi yang mengalami inflamasi.
4. Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
5. Pembedahan; artroplasti
6. Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata
dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi,
7.
8. Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan
ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan stress dengan
sendi, kekakuan senda pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau kelainan pada sendi
dan otot.
2. Kardiovaskur
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factorfaktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota
tubuh.
4. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri,
ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetri.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ),
rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ).
8. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam
menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata,
9.
B. Diagnosa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Intrvensi
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
Pasien akan :
Menunjukkan
Intervensi
Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala
tingkat
kenyamanan.
Dapat mengendalikan nyeri
Dapat
melaporkan
karakteristik nyeri.
0 10).
Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil.
Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan
Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman
pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu
pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi
yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang
menyentak
Anjurkan pasien untuk mandi air hangat . Sediakan
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.
Berikan masase yang lembut
Kolaborasi
Beri obat
sebelum
aktivitas
atau
latihan
yang
Pasien akan :
Melakukan
Intervensi
berikan
aktifitas
terapi
latihan
fisik
ambulasi,
kehidupan
sehari-hari
bantu
Memperlihatkan mobilitas
3. Difisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan moskuluskeletal
melakukan
aktivitas
Intervensi
Bantu perawatan diri pasien : mandi/higiene
Bantu pemenuhan eliminasi pasien
kehidupan sehari-hari
Intervensi
Pasien akan :
Pasien dan keluarga dapat
mempersiapkan lingkungan
yang aman.
Pasien dan keluarga dapat
menghindari cidera fisik.
Dapat memodofikasi gaya
hidup
untuk
mengurangi
resiko
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik.
Menunjukkan
Intervensi
Diskusikan persepsi pasien tentang keadaan tubuh
adaptasi
pasien
Dorong pasien untuk beradaptasi dengan persepsi
penyesuaian psikososial.
Menunjukkan citra tubuh
resiko.
Dorong pasien terhadap peningkatkan penilaian
fungsi tubuh.
Menunjukkan
untuk
tubuh
keinginan
menyentuh
yang
bagian
mengalami
gangguan
6.
Difisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif dan kurang familiar dengan
sumber-sumber informasi
Memperlihatkan
intervensi
Edukasi kesehatan : berikan bimbingan dan
tentang
penyakitnya
Dapat
mengidentifikasi
kondusif
Penyuluhan prosedur terapi : berikan pemahaman
pengetahuan
kebutuhan
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC,
Jakarta, EGC
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.