Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Purpura sering dijumpai pada kasus dermatologi dan hematologi, dan
sering pula berhubungan atau menyertai penyakit lain. Pada dasarnya purpura
terjadi akibat gangguan vaskular, gangguan trombosit, atau karena gangguan
pembekuan. Karena purpura adalah perdarahan didalam kulitberupa kemerahan
yang tidak hilang bila dilakukan penekanan.
Erupsi purpura dapat terjadi sebagai ekspresi tunggal alergi obat.
Biasanya simetris serta muncul di sekitar kaki, termasuk pergelanggan kaki atau
tunggkai bawah. Erupsi berupa bercak sirkumskrip bewarna merah kecoklatan dan
disertai rasa gatal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Purpura adalah ekstravasasi sel darah merah (eritrosit) ke kulit dan selaput
lendir (mukosa) dengan manifestasi berupa makula kemerahan yang tidak hilang
pada penekanan. Purpura secara perlahan-lahan mengalami perubahan warna,
mula-mula merah kemudian menjadi kebiruan, disusul warna coklat kekuningan
2.2 Patofisiologi
hemoragik
atau
purpura
(IgG)
antifaktor
trombosit.
Secara
histopatologik
thrombosis
(thrombotic
thrombocytopenic purpura)
Penyakit ini juga dikenal sebagai sindrom Moschowite dengan
trias: trombositopenia, anemia hemolitik, dan gangguan susunan
pada anak-anak. 75% kasus terjadi pada anak usia 2-11 tahun.
Kondisi ini dua kali lebih banyak pada anak laki-laki. Pada 60-75%
pasien dengan Henoch-Schnlein purpura terdapat riwayat infeksi
saluran napas atas, paling sering oleh streptokokus. Purpura
biasanya dapat dipalpasi.
Histopatologik terlihat adanya infiltrate selular yang mengelilingi
pembuluh kapiler. Apabila reaksinya berat, maka terlihat kerusakan
pada sebagian atau seluruh pembuluh darah yang mengakibatkan
nekrosis dan ulserasi.
Sindrom Henoch Schonlein ini sering dijumpai pada anak berumur
3-10 tahun. Infeksi virus ini merupakan faktor pencetus, begitu
pula infeksi bakteri dan alergi terhadap makanan, aspirin, zat warna
azom dan benzoate yang dibubuhkan pada makanan. Pada
pemeriksaan imunologi ditemukan peningkatan komplesk IgA dan
IgG. Pengobatan dengan kortikosteroid cukup berhasil, analgesic
dan
antispasmodic
secara
simptomatik
cukup
menolong.
rheumatoid,
infeksi
hepatitis
B,
dan
vaskulitis
degan
papul-papul
yang
berkembang
menjadi
merah
kecoklatan
disebabkan
adanya
endapan
bercak hiperpigmentasi.
dermatosis purpura pigmentosa
Lebih dikenal dengan sindrom Gougerot Blum. Biasanya
timbul pada usia sekitar 40-60 tahun. Lokalisasi dimana
saja tetapi tersering di tungkai berbentuk papul likenoid
yang bersatu membentuk plakat, lesi dapat simetris dan
menetap, dan mempunyai warna yang bermacam-macam.
Seringkali penyakit ini dihubungkan dengan liken aureus.
Gambaran histopatologik menunjukkan bagian atas dermis
berserbukan sel radang menahun limfosit dan hemosiderin,
e. Purpura infeksiosa
Lebih sering terjadi kerusakan vascular baik langsung maupun
melalui reaksi alergi. Terdapat kelainan laboratorium, yaitu
trombositopenia. Infeksi tersering adalah oleh meningokokok, yang
mengakibatkan terjadinya sepsis, endokarditis bacterial, infeksi
virus, misalnya morbilli dan lain-lain. Purpura dapat timbul sebagai
gejala prodormal.
f. Purpura akibat alergi obat
nitrogen mustard
obat yang merusak sumsum tulang misalnya kloramfenikol
obat yang merusak/meinumbulkan trombositopenia
Waktu perdarahan
fragilitas kapiler
waktu pembekuan
waktu retraksi bekuan
jumlah trombosit
waktu protrombin (PT)
adalah waktu yang dibutuhkan plasma untuk membeku setelah
penambahan
faktor
jaringan
(tromboplastin)
dan
kalsium.
10
k. tes antikoagulan
Disamping itu, perlu bekerja sama dengan bagian hematologi apakah
ditemukan kelainan pada apusan darah tepi, pemeriksaan sumsum tulang dan
kelainan sistemik lainnya. Biopsi kulit mempunyai peranan yang penting untuk
menunjang diagnosis.
Penjelasan
Vaskulitis ialah inflamasi pembuluh darah, sel infiltrate terutama
neutrofil, alat-alat dalam dapat dikenai.
1. infeksi bakteri, jamur, parasit dan infeksi fokal
2. diinduksi obat
3. keganasan
4. autoimun
5. sebagai tanda penyakit lain
Pathogenesi
11
Gambaran
klinis
yang diserang.
1. Pembuluh darah kecil
Kelainannya polimorf yang utama iayalah palpable
purpura berbentuk purpura multiple, bila dipalpasi terasa papaulpapul, lesi juga dapat berupa plaque, urtika, angioderma,pustule,
vesikel, ulkus, neksrosis, dan livido retikularis. Kadang terdapat
edema subkutan di bawah lesi. Tempat predileksinya di ektremitas
bawah. Lama lesi antara 1-4 minggu. Keluhannya dapat gatal atau
rasa terbakar, kadang nyeri. Pada waktu timbul dapat disertai
demam, malese, artralgia dan mialgia. Pada vaskulitis urtikarial
berbeda dengan urtikaria yang cepat hilang, pada penyakit ini
lama urtikaria lebih dari 24 jam. Rasanya seperti terbakar atau
nyeri.
2. Pembuluh darah sedang
Vaskulitis yang termasuk golongan ini diantaranya ialah
eritema nodosum, poloarteritis nodosa, vaskulitis rheumatoid, dan
penyakit buerger.
12
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan histopatologi
Penyakit
ini
merupakan
vaskulitis
biasannya
tipe
penebalan fibrinoid.
Etiologi vaskulitis bermacam-macam karena itu terapinya
bersifat kausal. Kortikosteroid diberikan dendan dosis ekuivalen
prednisone 40 mg- 60 mg/ hari, dosis terbagi. Obat lain ialah
kolkisin 3 x 0,5 mg/ hari. Kadang diaminodifenilsulfon
bermanfaat dengan dosis 100 mg atau 200 mg /hari. Bila perlu
Prognosis
2.6 Pengobatan
Purpura merupakan salah satu gejala klinis yang penyebabnya sangat
kompleks sehingga setiap kasus perlu mendapat pemeriksaan yang teliti.
Pemberian obat harus secara berhati-hati karena obat-obat pun dapat
menimbulkan purpura. Kelainan vascular sekunder dapat pula terjadi akibat
trauma mekanis, infeksi, penyakit sistemik dan metabolic, toksik dan
karsinoma. Dengan demikian hal-hal tersebut perlu mendapatkan perhatian.
13
BAB III
ILUSTRASI KASUS
NAMA PASIEN
PENDIDIKAN : S1
UMUR/TGL LAHIR
: 53 tahun
AGAMA
: Islam
JENIS KELAMIN
: Perempuan
SUKU
: Minang
PEKERJAAN
: Guru
NO RM
:-
ALAMAT
: Bankinang Kota
TANGGAL
: 01/11/16
STATUS PERNIKAHAN
: Menikah
ANAMNESIS :Autoanamnesis
KELUHAN UTAMA :
14
Timbul bercak kemerahan seperti gigitan nyamuk yang lama kelamaan menjadi
banyak pada daerah kedua kaki, sejak 20 hari yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien perempuan 53 tahun datang dengan keluhan timbul bercak merah di kedua
kaki sejak 20 hari yang lalu. Awalnya bercak merah timbul tanpa disadari tiba-tiba
tampak pada kedua kaki. Keluhan muncul dengan bercak kemerahan dengan
pemukaan rata dengan kulit seperti gigitan nyamuk lalu keluhan
bercak
kemerahan semakin membanyak tidak menonjol diatas permukaan kulit, pada saat
dilakukan penekanan tidak hilang. Pasien tidak mengeluhkan gatal pada kedua
kakinya, demam, infeksi saluran nafas atas seperti batuk dan pilek, serta nyeri
pada daerah keluhan disangkal pasien mengatakan tidak mengonsumsi obat
sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
STATUS GENERALIS
KeadaanUmum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
15
Tanda Vital
: Tidak dilakukan
Tekanan Darah
: Tidak dilakukan
Nadi
: Tidak dilakukan
Nafas
: Tidak dilakukan
Suhu
: Tidak dilakukan
Keadaan Gizi
: Baik
Pemeriksaan Thorax
: Tidak dilakukan
Pemeriksaan Abdomen
: Tidak dilakukan
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi
Distribusi
: Regional
Bentuk
: Bulat, Teratur
Susunan
: tidak beraturan
Batas
: Tegas
Ukuran
: Miliar-lentikular
Efloresensi
: Makula eritem
16
Makula eritem
KELAINAN MATA
KELAINAN KUKU
KELAINAN RAMBUT
:Tidak diperiksa
KELAINAN KGB
:Tidak diperiksa
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
:Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN ANJURAN :
Pemeriksaan darah lengkap, namun pasien mengaku telah dilakukan
pemeriksaan tidak terdapat kelainan
17
RESUME
:
seorang pasien perempuan umur 53 tahun dengan diagnosis purpura.
keluhan pasien, berapa lama jarak timbul bercak kemerahan. Pada anamnesis
seharusnya juga ditanyakan apakah ada terjadi perubahan warna. Pada status
dermatologis ditemukan Makula eritema, dregio Regio Cruris dekstra dan
sinistra Lesi bentuk bulat, susunan tidak beraturan, difus, dan ukuran miliar
sampai lentikular.
DIAGNOSIS : Purpura
DIAGNOSIS BANDING :
Vaskulitis
TERAPI
UMUM :
KHUSUS :
Sistemik:
18
Topikal:
PROGNOSIS
QUO AD SANAM
:Bonam
QUO AD VITAM
:Bonam
BAB IV
DISKUSI
19
bercak
obat
sebelumnya.
Riwayat
pengobatan
20
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, et al. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.
Jakarta: FKUI
2. Nagalla, S. 2016. http://emedicine.medscape.com/article/206598overview.
3.
Shlamovitz,Z.G.2016. http://emedicine.medscape.com/article/779545overview.
21