Вы находитесь на странице: 1из 24

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR: 153/KA/VII/2010
TENTANG
PEDOMAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN
(STANDAR BATAN BIDANG ADMINISTRASI, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang : a.

bahwa untuk meningkatkan keamanan di Badan Tenaga Nuklir Nasional


(BATAN) diperlukan suatu sistem manajemen keamanan;

b.

bahwa untuk menerapkan sistem manajemen keamanan di BATAN


diperlukan suatu standar manajemen keamanan;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala BATAN tentang
Pedoman Persyaratan Sistem Manajemen Keamanan (Standar BATAN
Bidang Administrasi, Manajemen, dan Organisasi);

Mengingat

: 1.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran


(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 23,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676);


2.

Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi


Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 200, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4020);

3.

Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan,


Penerapan, dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia;

4.

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,


Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

5.

Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007;

6.

Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan


Tata Kerja BATAN;

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-27.

Peraturan Kepala BATAN Nomor 393/KA/XI/2005 396/KA/XI/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai di Lingkungan BATAN;

8.

Peraturan Kepala BATAN Nomor 004/KA/I/2006 tentang Pedoman


Pembentukan Peraturan/Keputusan Kepala BATAN;

9.

Peraturan Kepala BATAN Nomor 158/KA/XI/2008 tentang Pelaksanaan


Standardisasi Ketenaganukliran;

10.

Peraturan Kepala BATAN Nomor 146/KA/VII/2010 tentang Pedoman


Prioritas Program Standardisasi BATAN;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG PEDOMAN


PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN (STANDAR BATAN BIDANG
ADMINISTRASI, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI)

Pasal 1
Pedoman Persyaratan Sistem Manajemen Keamanan (Standar BATAN Bidang
Administrasi, Manajemen, dan Organisasi) sebagaimana tersebut dalam
Lampiran, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juli 2010
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Kerja Sama, Hukum,
dan Hubungan Masyarakat,

Ferhat Aziz

-ttdHUDI HASTOWO

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-3-

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

LAMPIRAN PERATURAN
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
NOMOR

: 153/KA/VII/2010

TANGGAL

: 28 Juli 2010

PEDOMAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN


(STANDAR BATAN BIDANG ADMINISTRASI, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Standar BATAN ini dikembangkan sebagai jawaban atas permintaan pemangku kepentingan
BATAN untuk suatu standar manajemen keamanan. Sasaran akhir dari Standar ini adalah untuk
meningkatkan keamanan di BATAN.
Standar ini merupakan suatu standar manajemen yang memungkinkan suatu organisasi
menetapkan Sistem Manajemen Keamanan secara komprehensif. Penerapan Standar ini oleh
suatu organisasi akan mengarah atau mengakibatkan pada penerapan standar-standar sistem
keamanan lain dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang sesuai dengan lingkup
kegiatannya.
Standar ini mensyaratkan organisasi untuk menilai lingkungan keamanan di lingkup kerjanya
dan untuk menentukan bahwa tindakan keamanan yang memadai dilakukan dan bahwa
persyaratan badan pengawas dan Peraturan Perundang-undangan terkait telah dipenuhi oleh
organisasi. Jika kebutuhan keamanan diidentifikasi oleh proses tersebut, organisasi sebaiknya
menerapkan mekanisme dan proses untuk memenuhi kebutuhan keamanannya.
Standar ini dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh aspek organisasi yang disyaratkan
untuk dikelola dengan cara yang aman. Pendekatan formal terhadap manajemen keamanan
dapat memberi kontribusi secara langsung pada kemampuan dan kredibilitas organisasi sebagai
upaya BATAN meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Standar ini tidak dimaksudkan untuk membuat duplikasi persyaratan pemerintah dan standar
yang berkenaan dengan manajemen keamanan yang organisasinya telah disertifikasi atau
diverifikasi kesesuaiannya. Verifikasi dapat dilakukan oleh organisasi pihak kedua atau ketiga
yang diakui.
Ketaatan terhadap Standar ini tidak otomatis membebaskan organisasi dari kewajibankewajiban hukum. Bagi organisasi yang akan memenuhi sistem manajemen keamanan sesuai
dengan Standar ini dapat diverifikasi melalui proses audit oleh pihak kedua atau pihak ketiga.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-21.2 Elemen sistem manajemen keamanan


Elemen sistem manajemen keamanan digambarkan dalam siklus manajemen (PDCA) sebagai
berikut:

PENINGKATAN
BERKELANJUTAN
Kebijakan manajemen
keamanan

Kaji ulang manajemen


dan peningkatan
berkelanjutan

Rencana keamanan:
Penilaian risiko
Persyaratan hukum dan
peraturan perundang-undangan
Sasaran dan target keamanan
Program manajemen keamanan

Tindakan pemeriksaan dan


perbaikan:
Pengukuran dan pemantauan
Evaluasi sistem
Ketidaksesuaian dan tindakan
perbaikan serta pencegahan
Rekaman
Auditm
Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan &
Penerapan dan operasi:
Tanggung jawab dan
kompetensi
Komunikasi
Dokumentasi
Pengendalian operasional
Kesiapsiagaan, tanggap darurat

Gambar 1
CATATAN

Elemen sistem manajemen keamanan

Standar ini dibuat berdasarkan metodologi yang dikenal sebagai Plan-Do-Check-

Act (PDCA). PDCA dapat dijelaskan sebagai berikut:


-

Plan: menetapkan sasaran dan proses-proses yang diperlukan untuk mencapai target
sesuai kebijakan keamanan organisasi.

Do: menerapkan proses.

Check: memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan keamanan, target, sasaran,
hukum, dan persyaratan lain, serta hasil laporan.

Act: mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja sistem manajemen keamanan secara
terus menerus.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-3BAB II
RUANG LINGKUP DAN ACUAN

2.1

Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan Sistem Manajemen Keamanan, termasuk seluruh aspek
kritis jaminan keamanan, mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang
berdampak pada sistem keamanan, misalnya aspek keuangan, manajemen informasi, produksi
isotop, dan bahan nuklir, pengoperasian instalasi/fasilitas nuklir, penyimpanan, dan
pengangkutan bahan nuklir dan sumber radioaktif. Manajemen keamanan banyak terkait
dengan aspek lain dalam kegiatan organisasi. Aspek lain tersebut harus dipertimbangkan secara
langsung, bilamana aspek tersebut berpengaruh pada manajemen keamanan.
Standar ini dapat diterapkan untuk semua ukuran organisasi, dalam produksi, layanan,
penyimpanan atau pengangkutan pada setiap tahapan kegiatan yang bertujuan untuk:
a) menetapkan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan Sistem Manajemen Keamanan;
b) menjamin kesesuaian dengan Kebijakan Manajemen Keamanan yang ditetapkan;
c) memperagakan kesesuaian penerapan Standar ini bagi pihak lain;
d) memperoleh sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan dari BATAN;
e) meningkatkan Budaya Keamanan di lingkungan BATAN.

2.2

Acuan normatif

Tidak ada acuan normatif.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-4BAB III
ISTILAH DAN DEFINISI

Dalam Standar BATAN ini berlaku istilah sebagai berikut:


3.1 Fasilitas adalah instalasi, mesin, properti, bangunan, kendaraan (sarana transportasi),
dan item lain dari infrastruktur atau instalasi dan sistem terkait yang memiliki fungsi atau
layanan tertentu.
CATATAN
Definisi ini mencakup setiap kode perangkat lunak yang kritis untuk
pencapaian keamanan dan aplikasi manajemen keamanan.
3.2 Keamanan adalah ketahanan terhadap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
dari tindakan yang disengaja oleh pihak yang tidak berwenang yang menyebabkan
kerusakan, ketidakstabilan situasi dan keadaan.
3.3 Manajemen Keamanan adalah tindakan dan praktik yang sistematis dan terkoordinasi
secara optimal yang dapat membantu organisasi mengelola risiko dan sumber ancaman
serta dampak potensial terkait.
3.4 Sasaran Manajemen Keamanan adalah outcome atau capaian khusus yang
disyaratkan untuk memenuhi kebijakan manajemen keamanan
3.5 Kebijakan Manajemen Keamanan adalah maksud dan arah keseluruhan dari suatu
organisasi, terkait dengan keamanan dan kerangka kerja untuk pengendalian proses dan
kegiatan terkait keamanan yang diperoleh dari dan konsisten dengan kebijakan organisasi
dan persyaratan badan pengawas dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang
terkait
3.6 Program Manajemen Keamanan adalah cara untuk mencapai sasaran manajemen
keamanan
3.7 Target Manajemen Keamanan adalah tingkatan spesifik dari kinerja yang disyaratkan
untuk mencapai sasaran manajemen keamanan
3.8 Pemangku Kepentingan (stakeholder) adalah seseorang atau entitas yang
mempunyai kepentingan tertentu dalam hal kinerja, keberhasilan atau pengaruh kegiatan
organisasi
CATATAN Contoh termasuk pengguna, badan pengawas, lembaga legislasi, lembaga
hukum, pegawai, kontraktor, pemasok, organisasi atau asosiasi pekerja.
3.9 Manajemen Puncak adalah seseorang atau kelompok orang yang secara langsung
mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-5CATATAN Manajemen puncak dapat secara personil tidak terlibat langsung dalam sistem
manajemen keamanan sebagaimana digambarkan dalam Standar ini; namun akuntabilitas
manajemen puncak dalam rantai komando harus dinyatakan.
3.10 Peningkatan Berkelanjutan adalah proses berulang dari peningkatan sistem
manajemen keamanan untuk mencapai peningkatan kinerja keamanan secara
komprehensif yang konsisten dengan kebijakan keamanan organisasi.
3.11 Organisasi adalah satuan atau unit kerja yang mempunyai atau menyelengarakan
satuan pengamanan untuk kepentingan keamanan di kawasan kerja.
3.12 Kawasan Kerja adalah satu atau beberapa satuan atau unit kerja yang berada dalam
satu lokasi. Manajemen puncak kawasan kerja ditunjuk oleh kepala BATAN dan dapat
merupakan salah satu unit kerja di kawasan tersebut.
3.13 Budaya Keamanan adalah gabungan dari sifat, sikap dan perilaku individu, organisasi
dan institusi yang berfungsi sebagai cara untuk mendukung dan meningkatkan
keamanan.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-6BAB IV
PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN

4.1

Persyaratan Umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara, dan melakukan


peningkatan berkelanjutan Sistem Manajemen Keamanan yang efektif untuk mengidentifikasi
ancaman keamanan, memperkirakan risiko, dan mengendalikan serta mengurangi
konsekuensinya, misalnya kredibilitas, reputasi, kesan, kepercayaan, aspek ekonomi dan aspek
politik (political blackmail).
Organisasi harus secara berkelanjutan meningkatkan efektivitasnya sesuai dengan persyaratan
BAB IV dalam Standar ini.
Organisasi harus menetapkan lingkup Sistem Manajemen Keamanan. Jika organisasi memilih
untuk mensubkontrakkan suatu proses yang mempengaruhi kesesuaian dengan persyaratan ini
kepada pihak lain, organisasi harus memastikan bahwa proses tersebut terkendali. Kendali dan
tanggung jawab yang perlu serta tanggung jawab dari proses yang diserahkan kepada pihak
lain harus diidentifikasi di dalam Sistem Manajemen Keamanan.

4.2

Kebijakan Manajemen Keamanan

Manajemen puncak
keseluruhan.

organisasi

harus

mengesahkan

Kebijakan

Manajemen

Keamanan

Kebijakan harus:
a) konsisten dengan kebijakan lain dari organisasi;
b) menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan ditetapkannya target, sasaran dan
program manajemen keamanan yang spesifik;
c) konsisten dengan seluruh ancaman keamanan organisasi dan kerangka kerja manajemen
risiko;
d) sesuai dengan ancaman pada organisasi serta sifat dan skala operasi;
e) dengan jelas menyatakan Sasaran Manajemen Keamanan secara komprehensif;
f) mencakup komitmen peningkatan berkelanjutan dari proses manajemen keamanan dan
budaya keamanan;
g) mencakup komitmen untuk mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
serta persyaratan lain yang berlaku sesuai lingkup organisasi;
h) ditetapkan oleh manajemen puncak;
i)

didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara;

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-7j) dikomunikasikan pada semua pegawai dan pihak ketiga yang relevan termasuk kontraktor
dan pengunjung dengan tujuan agar memahami tanggung jawabnya terkait dengan
keamanan;
k) tersedia untuk pemangku kepentingan jika perlu;
l)

melakukan kaji ulang dalam hal perubahan pada lingkup organisasi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan atau relevansi dari Sistem Manajemen Keamanan.

CATATAN Organisasi dapat memilih untuk memiliki Kebijakan Manajemen Keamanan yang lebih
rinci untuk penggunaan internal yang menyediakan informasi dan arahan yang cukup untuk
melaksanakan Sistem Manajemen Keamanan (bagian-bagiannya dapat bersifat rahasia) dan
memiliki versi yang telah dirangkum (yang tidak rahasia) yang memuat sasaran umum untuk
diseminasi kepada pemangku kepentingan dan pihak terkait lainnya.
4.3

Penilaian Risiko dan Perencanaan Keamanan

4.3.1

Penilaian Risiko Keamanan

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi dan penilaian yang
berkelanjutan terhadap ancaman, tantangan, hambatan, gangguan keamanan, dan risiko
terkait dengan manajemen keamanan serta identifikasi dan penerapan tindakan pengendalian
manajemen yang diperlukan. Metode identifikasi, penilaian, pengendalian risiko, dan ancaman
keamanan sebaiknya secara minimal sesuai dengan sifat dan skala operasional. Penilaian harus
mempertimbangkan kemungkinan timbulnya suatu kejadian dan semua konsekuensinya harus
mencakup:
a) risiko dan ancaman kegagalan fisik, seperti kegagalan fungsional, kerusakan insidental,
kerusakan parah atau kerusakan akibat tindakan teroris atau kerusakan akibat tindakan
kriminal;
b) risiko dan ancaman operasional, termasuk kendali keamanan, faktor manusia, dan kegiatan
lain yang mempengaruhi kinerja, kondisi atau keselamatan organisasi;
c) kejadian alam (badai, banjir, dan lain-lain), yang dapat mempengaruhi tindakan keamanan
dan ketidakefektifan peralatan;
d) faktor-faktor di luar kendali organisasi, seperti kegagalan penyediaan peralatan dan jasa
secara eksternal;
e) risiko dan ancaman pemangku kepentingan seperti kegagalan pemenuhan persyaratan
peraturan atau kerusakan reputasi atau kesan;
f)

desain dan instalasi peralatan keamanan termasuk penggantian, pemeliharaan, dan lainlain;

g) manajemen data dan informasi serta komunikasi;


h) ancaman pada kesinambungan operasional.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-8CATATAN Ancaman keamanan nuklir dapat berupa pencurian bahan nuklir, sumber radioaktif,
dan sabotase.
Organisasi harus memastikan bahwa hasil penilaian dan efek kendali tersebut dipertimbangkan
dan bila dianggap memadai, memberikan masukan terhadap:
a) sasaran dan target manajemen keamanan;
b) program manajemen keamanan;
c) penentuan persyaratan untuk desain, spesifikasi, dan instalasi;
d) identifikasi sumber daya yang cukup termasuk kualifikasi personil;
e) identifikasi keperluan pelatihan dan keahlian (lihat butir 4.4.2);
f) pengembangan kendali operasional (lihat butir 4.4.6);
g) ancaman organisasi menyeluruh dan kerangka kerja manajemen risiko.
Organisasi harus mendokumentasikan dan menjaga informasi mutakhir.
Metodologi organisasi untuk identifikasi ancaman dan risiko serta penilaian harus:
a) didefinisikan menurut lingkup, sifat, dan waktunya untuk memastikan metodologi tersebut
proaktif dan tidak reaktif;
b) mencakup koleksi informasi terkait dengan risiko dan ancaman keamanan ;
c) menyediakan klasifikasi resiko dan ancaman serta identifikasi mana yang harus dihindari,
dieliminasi atau dikendalikan;
d) menyediakan pemantauan tindakan untuk memastikan efektifitas dan ketepatan waktu
implementasinya (lihat butir 4.5.1).
4.3.2 Persyaratan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Keamanan
lainnya
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk;
a)

mengidentifikasi dan mengakses persyaratan peraturan perundang-undangan dan


persyaratan lain yang diikuti oleh organisasi terkait risiko dan ancaman keamanannya, dan

b)

menentukan bagaimana penerapan persyaratan tersebut terhadap risiko dan ancaman


keamanannya.

Organisasi harus memelihara informasi agar tetap mutakhir. Organisasi harus


mengkomunikasikan informasi yang relevan mengenai persyaratan peraturan perundangundangan dan persyaratan lainnya kepada pegawai dan pihak ketiga yang relevan termasuk
kontraktor.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

-94.3.3

Sasaran Manajemen Keamanan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sasaran manajemen keamanan


yang terdokumentasi sesuai fungsi dan tingkat yang relevan dalam organisasi. Sasaran harus
diperoleh dari dan konsisten dengan kebijakan. Ketika menetapkan dan meninjau ulang
sasaran, suatu organisasi harus mempertimbangkan:
1) persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan keamanan lainnya;
2) risiko dan ancaman terkait keamanan;
3) opsi teknologi dan opsi lain;
4) persyaratan keuangan, operasional, dan bisnis;
5) pandangan dari pemangku kepentingan terkait.
Sasaran manajemen keamanan harus:
a) konsisten dengan komitmen organisasi untuk peningkatan berkelanjutan;
b) terukur (jika dapat diterapkan);
c) dikomunikasikan kepada semua pegawai dan pihak ketiga yang relevan, termasuk
kontraktor, dengan tujuan mereka akan sadar pada kewajiban individualnya;
d) dikaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan tetap relevan dan konsisten
dengan kebijakan manajemen keamanan. Jika perlu, sasaran manajemen keamanan harus
diamandemen.
4.3.4

Target Manajemen Keamanan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara Target Manajemen Keamanan


yang terdokumentasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Target harus diperoleh dari dan
konsisten dengan Sasaran Manajemen Keamanan.
Target ini harus:
a) terperinci pada tingkatan yang sesuai;
b) spesifik, terukur, terjangkau, relevan, dan berbasis waktu (apabila dapat diterapkan);
c) dikomunikasikan pada semua pagawai dan pihak ketiga yang relevan termasuk kontraktor
dengan tujuan mereka menjadi sadar akan kewajiban individualnya;
d) dikaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa target tetap relevan dan konsisten
dengan Sasaran Manajemen Keamanan. Jika perlu target harus diamandemen.

4.3.5

Program Manajemen Keamanan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara Program Manajemen Keamanan


untuk mencapai target dan sasaran.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 10 Program harus dioptimalkan kemudian diprioritaskan dan organisasi harus menyediakan


penerapan yang efisien dan ekonomis dari program ini.
Program harus mencakup dokumentasi yang menjelaskan:
a) tanggung jawab dan otoritas yang ditunjuk untuk mencapai Target dan Sasaran Manajemen
Keamanan;
b) metode dan jangka waktu untuk mencapai Target dan Sasaran Manajemen Keamanan; dan
c) pelaksanaan Budaya Keamanan secara berkelanjutan.
Program Manajemen Keamanan harus dikaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa
program tetap konsisten dan efektif dengan target dan sasaran. Jika diperlukan program harus
diamandemen.

4.4
4.4.1

Penerapan dan Operasi


Struktur, Otoritas, dan Tanggung jawab Manajemen Keamanan

Organisasi harus menetapkan dan memelihara struktur organisasi mengenai peran, tanggung
jawab, dan kewenangan, yang konsisten dengan capaian Kebijakan, Target, Sasaran, dan
Program Manajemen Keamanan.
Peran, tanggung jawab, dan kewenangan harus didefinisikan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan kepada setiap individu yang bertanggung jawab untuk penerapan dan
pemeliharaan.
Manajemen Puncak harus menyediakan bukti komitmennya terhadap pengembangan dan
penerapan (proses) Sistem Manajemen Keamanan dan meningkatkan efektivitasnya secara
berkelanjutan dengan:
a) menetapkan wakil Manajemen Puncak yang harus bertanggung jawab pada seluruh
kegiatan desain, penerapan, pemeliharaan, dokumentasi, dan perbaikan sistem manajemen
keamanan organisasi tersebut;
b) mengidentifikasi, memantau persyaratan, dan harapan pemangku kepentingan organisasi,
mengambil tindakan tepat waktu dan yang sesuai untuk mengelola harapan tersebut;
c) memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai;
d) mempertimbangkan pengaruh yang kurang baik dari Kebijakan Manajemen Keamanan,
Target, Sasaran, Program, dan aspek organisasi lainnya;
e) memastikan setiap Program Keamanan yang diperoleh dari bagian lain organisasi yang
melengkapi Sistem Manajemen Keamanan;
f) mengkomunikasikan kepada organisasi mengenai pentingnya
manajemen keamanan agar sesuai dengan kebijakan;

pemenuhan persyaratan

g) memastikan bahwa ancaman dan risiko terkait dengan keamanan dievaluasi dan tercakup
dalam penilaian risiko dan ancaman organisasi, sebagaimana mestinya;

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 11 h) memastikan kelangsungan Target, Sasaran, dan Program Manajemen Keamanan.


4.4.2

Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian

Organisasi harus memastikan bahwa personil yang bertanggung jawab untuk desain, operasi,
dan manajemen peralatan keamanan dan proses dikualifikasi secara tepat dalam hal
pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman. Organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur agar personil yang bekerja untuk organisasi atau atas nama organisasi menyadari:
a) pentingnya pemenuhan kebijakan dan prosedur manajemen keamanan dan persyaratan
Sistem Manajemen Keamanan;
b) peran dan tanggung jawab personil dalam mencapai pemenuhan kebijakan dan prosedur
manajemen keamanan serta dengan persyaratan Sistem Manajemen Keamanan, termasuk
persyaratan kesiapsiagaan dan tanggap darurat;
c) konsekuensi potensial terhadap keamanan organisasi apabila keluar dari prosedur
operasional yang telah ditetapkan.
Rekaman kompetensi dan pelatihan harus dipelihara
4.4.3

Komunikasi

Organisasi harus mempunyai prosedur untuk memastikan bahwa informasi manajemen


keamanan yang relevan dikomunikasikan kepada dan dari pegawai terkait, kontraktor, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Oleh karena sifat sensitif dari informasi tertentu terkait keamanan, maka pertimbangan
sebaiknya diberikan kepada sensitifitas informasi sebelum disebarluaskan.
4.4.4

Dokumentasi

Organisasi harus menetapkan dan memelihara suatu sistem dokumentasi manajemen


keamanan yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:
a) Kebijakan, Target, dan Sasaran Keamanan,
b) uraian mengenai ruang lingkup Sistem Manajemen Keamanan;
c) uraian mengenai elemen utama sistem manajemen keamanan, interaksi, dan acuannya
terhadap dokumen terkait;
d) dokumen, termasuk rekaman, yang disyaratkan dalam Standar ini; dan
e) hal yang ditentukan oleh Organisasi untuk memastikan perencanaan, operasi, dan kendali
proses yang efektif terkait dengan risiko dan ancaman keamanan yang signifikan.
Organisasi harus menentukan sensitifitas keamanan informasi dan harus bertindak untuk
mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 12 4.4.5

Pengendalian Dokumen dan Data

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen,
data, dan informasi yang disyaratkan BAB IV dalam Standar ini untuk memastikan bahwa:
a) dokumen, data, dan informasi dapat ditempatkan dan diakses hanya oleh personil yang
berwenang;
b) dokumen, data, dan informasi secara berkala dikaji ulang, jika perlu direvisi dan disahkan
oleh personil yang berwenang;
c) versi mutakhir dari dokumen, data, dan informasi yang relevan tersedia pada semua lokasi
operasi penting untuk pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan yang efektif;
d) dokumen, data, dan informasi yang kadaluarsa segera dimusnahkan untuk mencegah
penyalahgunaan;
e) dokumen, data, dan informasi yang disimpan untuk kepentingan hukum atau pelestarian
pengetahuan atau keduanya diidentifikasi secara tepat;
f) dokumen, data, dan informasi tersebut aman dan apabila dalam bentuk elektronik diback up secara memadai dan dapat diperoleh kembali.
4.4.6

Pengendalian Operasional

Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh:
a) Kebijakan Manajemen Keamanannya;
b) pengendalian kegiatan mitigasi risiko dari ancaman dan gangguan yang teridentifikasi
signifikan;
c) pemenuhan terhadap persyaratan Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan
keamanan lainnya;
d) Sasaran Manajemen Keamanan;
e) pelaksanaan Program Manajemen Keamanan;
f) tingkat keamanan secara komprehensif yang disyaratkan;
Organisasi harus menjamin bahwa operasi dan terlaksananya kegiatan pada kondisi yang
ditetapkan dengan cara:
a) menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk mengendalikan
situasi kegagalan pencapaian operasi dan kegiatan yang dijabarkan dalam butir 4.4.6 a)
sampai dengan butir 4.4.6 f) akibat ketidakberadaan prosedur terdokumentasi;
b) mengevaluasi setiap ancaman yang disebabkan oleh setiap kegiatan dan menerapkan
kendali untuk memitigasi pengaruh ancaman terhadap organisasi dan operator lainnya;
c) menetapkan dan memelihara persyaratan barang atau jasa yang berdampak pada
keamanan dan mengkomunikasikan kepada pemasok dan kontraktor.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 13 Prosedur tersebut harus mencakup kendali untuk desain, instalasi, operasi, pembaruan kembali,
dan modifikasi item yang terkait dengan keamanan dari peralatan, instrumentasi, dan lain-lain
yang sesuai. Jika rencana yang ada direvisi atau merupakan rencana baru, yang dapat
berdampak pada operasi dan kegiatan manajemen keamanan, maka organisasi harus
mempertimbangkan ancaman dan risiko keamanan yang terkait sebelum diterapkan. Rencana
baru atau revisi yang dipertimbangkan harus meliputi:
a) struktur, peran atau tanggung jawab organisasi yang direvisi;
b) Kebijakan, Target, Sasaran, dan Program Manajemen Keamanan yang direvisi;
c) proses dan prosedur yang direvisi;
d) pengenalan infrastruktur, peralatan atau teknologi keamanan baru, yang dapat mencakup
perangkat keras dan/atau perangkat lunak;
e) pengenalan para pemasok, kontraktor atau personil baru.
4.4.7

Kesiapsiagaan, Tanggap darurat, dan Pemulihan keamanan

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana dan prosedur yang sesuai
untuk mengidentifikasi potensi dan tanggap serta pemulihan terhadap insiden keamanan,
situasi darurat, dan untuk mencegah serta mengurangi kemungkinan akibat yang terkait.
Rencana dan prosedur harus mencakup informasi tentang penyediaan dan pemeliharaan semua
peralatan, fasilitas atau jasa yang dibutuhkan selama atau setelah insiden atau situasi darurat.
Organisasi harus mengkaji ulang secara berkala efektifitas rencana dan prosedur kesiapsiagaan,
tanggap darurat, dan pemulihan keamanan khususnya setelah kecelakaan atau situasi
kedaruratan yang disebabkan oleh pelanggaran, penyusupan, dan ancaman keamanan.
4.5
4.5.1

Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan


Pengukuran dan Pemantauan kinerja keamanan

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur
kinerja Sistem Manajemen Keamanan, serta mengukur kinerja keamanan. Organisasi harus
mempertimbangkan ancaman dan risiko yang terkait dengan keamanan, termasuk mekanisme
penurunan potensial dan akibatnya, ketika menentukan frekuensi dalam mengukur dan
memantau parameter kinerja kunci. Prosedur harus menyediakan:
a) pengukuran kuantitatif dan kualitatif, yang sesuai dengan kebutuhan organisasi;
b) pemantauan yang mencakup kebijakan, target, dan Sasaran Manajemen Keamanan
organisasi terpenuhi;
c) ukuran kinerja yang proaktif yang memantau kesesuaian dengan program manajemen
keamanan, kriteria kendali operasional, dan Peraturan Perundang-undangan dan
persyaratan pengaturan keamanan lain;
d) tindakan kinerja yang reaktif untuk memantau penurunan, kegagalan, kecelakaan,
ketidaksesuaian (termasuk kejadian nyaris celaka dan tanda bahaya palsu) terkait dengan

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 14 keamanan dan bukti historis lain dari kinerja Sistem Manajemen Keamanan yang tidak
memadai;
e) perekaman data dan hasil pemantauan serta pengukuran yang
mencukupi untuk
mendukung analisis tindakan perbaikan dan pencegahan. Jika diperlukan peralatan
pemantauan untuk kinerja dan/atau pengukuran dan pemantauan, organisasi harus
mensyaratkan penetapan dan pemeliharaan prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan
peralatan. Rekaman kegiatan kalibrasi dan pemeliharaan serta hasilnya harus disimpan
dalam waktu yang cukup untuk pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan
organisasi.
4.5.2

Evaluasi Sistem

Organisasi harus mengevaluasi rencana, prosedur, dan kemampuan manajemen keamanan


melalui kaji ulang secara berkala, pengujian, laporan pasca insiden, dan pembelajaran evaluasi
kinerja dan pelatihan. Perubahan signifikan dalam faktor-faktor ini harus tercermin dalam
prosedur.
Organisasi harus mengevaluasi secara berkala kesesuaian dengan Peraturan Perundangundangan yang relevan, serta kesesuaian dengan kebijakan dan sasarannya.
Organisisi harus memelihara rekaman hasil evaluasi berkala.
4.5.3 Kegagalan, Insiden, Ketidaksesuaian,
pencegahan yang terkait dengan keamanan

dan

Tindakan

perbaikan

serta

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk menentukan


tanggung jawab dan kewenangan untuk:
a) mengevaluasi dan menginisiasi tindakan pencegahan untuk mengidentifikasi kegagalan
potensial keamanan agar kegagalan tersebut dapat dicegah;
b) penyelidikan awal yang terkait dengan keamanan:
1)

kegagalan termasuk nyaris celaka dan tanda bahaya palsu;

2)

situasi kecelakaan dan kedaruratan;

3)

ketidaksesuaian;

c) pengambilan tindakan untuk memitigasi setiap konsekuensi yang timbul dari kegagalan,
kecelakaan atau ketidaksesuaian;
d) inisiasi dan penyelesaian tindakan perbaikan;
e) konfirmasi efektivitas tindakan perbaikan yang diambil.
Prosedur tersebut harus mensyaratkan bahwa semua tindakan perbaikan dan pencegahan
yang diusulkan dikaji ulang melalui proses penilaian ancaman dan risiko keamanan sebelum
penerapan kecuali jika penerapan harus sesegera mungkin, untuk mencegah dampaknya pada
lingkungan atau keamanan masyarakat.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 15 Setiap tindakan pencegahan atau tindakan perbaikan yang diambil untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian potensial dan aktual harus sesuai dengan besarnya permasalahan
dan setara dengan ancaman dan risiko terkait dengan manajemen keamanan yang akan
dihadapi. Organisasi harus menerapkan dan merekam setiap perubahan hasil tindakan
pencegahan dan tindakan perbaikan dalam prosedur terdokumentasi dan harus mencakup
pelatihan yang disyaratkan bila perlu.

4.5.4 Pengendalian rekaman


Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk menunjukkan
kesesuaian dengan persyaratan Sistem Manajemen Keamanan dan hasil-hasil yang dicapai.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu prosedur untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, mudah lacak, masa simpan, dan pemusnahan rekaman.
Rekaman harus tetap dapat terbaca, tertelusur, dan teridentifikasi.
Dokumentasi elektronik dan digital sebaiknya tahan lama, di-back up secara aman, dan hanya
dapat diakses oleh personil yang berwenang.

4.5.5

Audit

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara suatu program audit manajemen
keamanan dan harus menjamin audit Sistem Manajemen Keamanan tersebut dilaksanakan pada
tingkat rentang waktu yang direncanakan, dengan tujuan:
a) menentukan kesesuaian Sistem Manajemen Keamanan:
1) dengan aturan yang direncanakan untuk manajemen keamanan termasuk persyaratan
dari keseluruhan BAB IV dari Standar ini;
2) telah diterapkan dan dipelihara dengan baik;
3) efektif dalam memenuhi Kebijakan dan Tujuan Manajemen Keamanan organisasi;
b) mengkaji ulang hasil audit sebelumnya dan tindakan yang diambil untuk memperbaiki
ketidaksesuaian;
c) menyediakan informasi tentang hasil audit kepada manajemen;
d) memverifikasi bahwa peralatan keamanan dan personil pada tempat yang sesuai.
Program audit, termasuk setiap jadwal, harus didasarkan pada hasil penilaian ancaman dan
risiko kegiatan organisasi dan hasil dari audit sebelumnya. Prosedur audit harus meliputi
lingkup, frekuensi, metodologi, dan kompetensi, termasuk tanggung jawab dan persyaratan
untuk melaksanakan audit dan pelaporan hasil. Audit harus dilaksanakan oleh personil
independen terhadap pihak yang bertanggung jawab langsung pada kegiatan yang sedang
diperiksa.
CATATAN

Istilah "personil independen" tidak harus berarti personil di luar organisasi.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 16 4.6

Kaji ulang Manajemen dan Peningkatan berkelanjutan

Manajemen Puncak harus mengkaji ulang Sistem Manajemen Keamanan organisasi, pada
jangka waktu yang direncanakan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitasnya
yang berkelanjutan. Kaji ulang harus termasuk penilaian peluang untuk perbaikan dan
kebutuhan akan perubahan-perubahan Sistem Manajemen Keamanan, termasuk Kebijakan
Keamanan dan Tujuan Keamanan dan ancaman serta risiko. Rekaman kaji ulang manajemen
harus dipelihara. Masukan kaji ulang manajemen harus mencakup:
a) hasil audit dan evaluasi pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan lain
yang diikuti organisasi tersebut;
b) komunikasi dari pihak luar yang berkepentingan, termasuk keluhan;
c) kinerja keamanan organisasi;
d) tingkat sasaran dan target yang telah dipenuhi;
e) status tindakan perbaikan dan pencegahan;
f) tindakan lanjutan dari kaji ulang manajemen sebelumnya;
g) keadaan yang berubah, termasuk pengembangan dalam hal Peraturan Perundang-undangan
dan persyaratan lain yang terkait dengan aspek keamanan, dan
h) rekomendasi untuk perbaikan.
Hasil kaji ulang manajemen harus menyertakan setiap keputusan dan tindakan terkait
perubahan-perubahan yang mungkin pada Kebijakan, Target, Sasaran Keamanan, dan elemen
lain dari Sistem Manajemen Keamanan, yang konsisten dengan komitmen peningkatan
berkelanjutan.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 17 Lampiran Pedoman Persyaratan Sistem Manajemen Keamanan


(Standar BATAN Bidang Administrasi, Manajemen, dan Organisasi)
Hubungan antara SB 009-SNI ISO 28000:2010,
SB 008-SNI-19-14001:2009 dan SB 77.0001.80:2005
SB 009-SNI ISO 28000:2010

SB 008-SNI-19-14001:2009

SB 77.0001.80:2005

Persyaratan sistem
manajemen keamanan
(hanya judul)

Persyaratan sistem
manajemen
lingkungan (hanya
judul)

Persyaratan sistem
manajemen mutu
(hanya judul)

Persyaratan umum

4.1

Persyaratan umum

4.1

Persyaratan umum

4.1

Kebijakan manajemen
keamanan

4.2

Kebijakan lingkungan

4.2

Komitmen manajemen

5.1

Kebijakan mutu

5.3

Perbaikan
berkesinambungan

8.5.1

Penilaian risiko dan


perencanaan keamanan
(hanya judul)

4.3

Perencanaan (hanya
judul)

4.3

Perencanaan (hanya
judul)

5.4

Penilaian risiko
keamanan

4.3.1

Aspek lingkungan

4.3.1

Fokus pada pelanggan

5.2

Penetapan persyaratan
yang berkaitan dengan
produk

7.2.1

Tinjauan persyaratan
yang berkaitan dengan
produk

7.2.2

Fokus pada pelanggan

5.2

Penetapan persyaratan
yang berkaitan dengan
produk

7.2.1

Sasaran mutu

5.4.1

Perencanaan sistem
manajemen mutu

5.4.2

Perbaikan
berkesinambungan

8.5.1

Sasaran mutu

5.4.1

Perencanaan sistem
manajemen mutu

5.4.2

Persyaratan hukum,
peraturan perundangundangan, dan
persyaratan keamanan
lainnya

4.3.2

Sasaran manajemen
keamanan

4.3.3

Target manajemen
keamanan

4.3.4

Persyaratan legal dan


persyaratan lainnya

4.3.2

Tujuan, sasaran dan


program

4.3.3

Tujuan, sasaran dan


program

4.3.3

Perbaikan
berkesinambungan

8.5.1

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 18 SB 009-SNI ISO 28000:2010


Program manajemen
keamanan

4.3.5

SB 008-SNI-19-14001:2009
Tujuan, sasaran dan
program

4.3.3

SB 77.0001.80:2005
Sasaran mutu

5.4.1

Perencanaan sistem
manajemen mutu

5.4.2

Perbaikan
berkesinambungan

8.5.1

Penerapan dan operasi


(hanya judul)

4.4

Penerapan dan
operasi (hanya judul)

4.4

Realisasi produk (hanya


judul)

Struktur, otoritas dan


tanggung jawab
manajemen keamanan

4.4.1

Sumber daya, peran,


tanggung jawab dan
wewenang

4.4.1

Komitmen manajemen

5.1

Tanggung jawab dan


wewenang

5.5.1

Wakil manajemen

5.5.2

Penyediaan sumber
daya

6.1

Prasarana

6.3

(sumber daya manusia)


umum

6.2.1

Kompetensi, kesadaran
dan pelatihan

6.2.2

Komunikasi internal

5.5.3

Komunikasi pelanggan

7.2.3
4.2.1

Kompetensi, pelatihan
dan kepedulian

Komunikasi

4.4.2

4.4.3

Kompetensi, pelatihan
dan kesadaran

Komunikasi

4.4.2

4.4.3

Dokumentasi

4.4.4

Dokumentasi

4.4.4

(Persyaratan
dokumentasi ) umum

Pengendalian dokumen
dan data

4.4.5

Pengendalian
dokumen

4.4.5

Pengendalian dokumen

Pengendalian operasional

4.4.6

Pengendalian operasi

4.4.6

Perencanaan realisasi
produk

4.2.3
7.1

Penetapan persyaratan
yang berkaitan dengan
produk

7.2.1

Tinjauan persyaratan
yang berkaitan dengan
produk

7.2.2

Perencanaan desain dan


pengembangan

7.3.1

Masukan desain dan


pengembangan
Keluaran desain dan
pengembangan

7.3.2
7.3.3

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 19 SB 009-SNI ISO 28000:2010

SB 008-SNI-19-14001:2009

SB 77.0001.80:2005
Tinjauan desain dan
pengembangan

7.3.4

Verifikasi desain dan


pengembangan

7.3.5

Validasi desain dan


pengembangan

7.3.6

Pengendalian
perubahan desain dan
pengembangan

7.3.7

Proses pembelian

7.4.1

Informasi pembelian

7.4.2

Verifikasi produk yang


dibeli

7.4.3

Pengendalian produksi
dan penyediaan jasa

7.5.1

Validasi proses produksi


dan penyediaan jasa

7.5.2

Preservasi produk

7.5.5

Kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan
keamanan

4.4.7

Kesiapsiagaan dan
tanggap darurat

4.4.7

Pengendalian produk
yang tidak sesuai

8.3

Tindakan pemeriksaan
dan perbaikan (hanya
judul)

4.5

Pemeriksaan (hanya
judul)

4.5

Pengukuran, analisis
dan perbaikan (hanya
judul)

Pengukuran dan
pemantauan kinerja
keamanan

4.5.1

Pemantauan dan
pengukuran

4.5.1

Pengendalian sarana
pemantauan dan
pengukuran (hanya
judul)

7.6

Umum (pengukuran,
analisis dan
peningkatan)

8.1

Pemantauan dan
pengukuran proses

8.2.3

Pemantauan dan
pengukuran produk

8.2.4

Analisis data

8.4

Pemantauan dan
pengukuran proses

8.2.3

Pemantauan dan
pengukuran produk

8.2.4

Evaluasi sistem

4.5.2

Evaluasi kepatuhan

4.5.2

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 20 SB 009-SNI ISO 28000:2010


Kegagalan, insiden,
ketidaksesuaian dan
tindakan perbaikan serta
pencegahan yang terkait
dengan keamanan

4.5.3

SB 008-SNI-19-14001:2009
Ketidaksesuaian,
tindakan perbaikan
dan tindakan
pencegahan,

4.5.3

SB 77.0001.80:2005
Pengendalian produk
yang tidak sesuai

8.3

Analisis data

8.4

Tindakan korektif

8.5.2

Tindakan pencegahan

8.5.3

Pengendalian rekaman

4.5.4

Pengendalian
rekaman

4.5.4

Pengendalian rekaman

Audit

4.5.5

Audit internal

4.5.5

Audit internal

8.2.2

Kaji ulang manajemen


dan peningkatan
berkelanjutan

4.6

Kaji ulang manajemen 4.6

Komitmen manajemen
Tinjauan manajemen
(hanya Judul)

5.1
5.6

Umum

5.6.1

Masukan untuk tinjauan


manajemen

5.6.2

Keluaran dari tinjauan


manajemen

5.6.3

Perbaikan
berkesinambungan

8.5.1

4.2.4

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

- 21 BIBLIOGRAFI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

ISO 28000:2007, Security Management Systems for the Supply Chain


SNI ISO 28000:2009, Sistem Manajemen Keamanan Pada Rantai Pasokan
IAEA-Information Circular/225/Rev.5, The Physical Protection of Nuclear Material and

Facilities
IAEA-Code of Conduct on Safety and Security of Radioactive Source
IAEA-Nuclear Security Series Nomor 7, Nuclear Security Culture
IAEA-Nuclear Security Series Nomor 8, Preventive and Protective Measure Against Insider
Threats
IAEA-Nuclear Security Series Nomor 9, Security in the Transport of Radioactive Material
IAEA-Nuclear Security Series Nomor 10, Development, Use and Maintenance of the Design
Basis Threat
IAEA-Nuclear Security Series Nomor 11, Security of Radioactive Source
ISO 9001:2000, Quality Management Systems Requirements
ISO 14001:2004, Environmental Management Systems Specification with Guidance for
use
ISO 19011:2002, Guidelines for Quality and/or Environmental Management Systems
Auditing
ISO/PAS 20858:2004, Ships and Marine Technology -- Maritime Port Facility Security
Assessments and Security Plan Development
ISO/PAS 28004:2006, Security Management Systems for the Supply Chain - Guidelines for
the Implementation of ISO/PAS 28000

15. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif
16. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang
Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga
Pemerintah
17. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 7 tahun 2007 tentang Keamanan Sumber Radioaktif
18. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 1 tahun 2009 tentang Ketentuan Proteksi Fisik Instalasi
dan Bahan Nuklir
19. Surat Keputusan Kepolisian Negara Republik Indonesia No.POL:SKEP/738/X/2005 tentang
Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional
20. Peraturan Kepala BATAN Nomor 158/KA/XI/2008 tentang Pelaksanaan Standardisasi
Ketenaganukliran
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum,
dan Hubungan Masyarakat,

Ferhat Aziz

-ttdHUDI HASTOWO

Вам также может понравиться