Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Struktur Atom
1. Elektron.
Tabung katode terbuat dari dua kawat yang di beri potensial listrik yang cukup
besar dalam tabung kaca sehingga dapat terjadi perpendaran cahaya. J.Plucker
menyimpulkan Bahwa sinar katode mempunyai sifat :
2. Bermuatan negatif
3. Sifat sinar katode tidak di pengaruhi oleh jenis kawat elektrode yang di pakai, jenis gas
dalam tabung dan bahan yang di gunakan untuk menghasilkan arus listrik.
Pada tahun 1879 William Crookes menemukan tabung katode yang lebih baik.
Maka JJ. Thompson memastikan bahwa sinar katode merupakan partikel sebab dapat
memutarkan baling-baling yang di letakkan di antara katode dan anode. JJ. Thompson
menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom ( Partikel Sub Atom )
yang bermuatan negatif dan di sebut elektron.
Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar
muatan negatif elektron.
Penyelidikan lebih lanjut di lakukan oleh Robert A. Milikan dan berhasil menemukan
muatan setiap tetes minyak, yaitu kelipatan dari bil yang sangat kecil yaitu 1,59 x 10-19 c.
dan kemudian di sebut dengan satuan muatan elektron
2. Inti Atom
Pada tahun 1886 Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan
melubangi lempeng sinar katodenya. Dan Goldstein menemukan sinar yang arahnya
berlawanan dengan sinar katode melalui lubang katode tersebut. Sinar ini melewati
lubang (kanal) maka sinar ini di sebut sinar kanal.
Pada tahun 1898, wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan
partikel yang bermuatan positif. Sinar kanal di sebut proton, dari penelitian terhadap atom
hidrogen dapat di tentukan bahwa massa proton adalah 1.837 kali massa elektron. Untuk
mengetahui partikel-partikel tersebut Ernest Rutherford bersama dua orang muridnya
(Hans Geiger dan Ernest Marsden) melakukan percobaan yang di kenal dengan hamburan
sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.
Model atom Rutherford mengusulkan model atom yang di kenal sebagai Atom
Rutherford yang menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif di kelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
Rutherford memperkirakan jari-jari atom kira-kira 108 cm dan jari-jari inti kira-kira 10-13
cm. yang di buktikan oleh James Chadwick pada tahun 1932, berdasarkan
perhitungannya terhadap massa atom dan percobaan hamburan partikel alfa terhadap
boron dan parafin partikel atom yang menyusun atom di sebut neutron, jadi di dalam inti
atom terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.
Neutron 1,6750 10 24 1 0 0
B. Tanda Atom
Proton merupakan partikel khas suatu atom, artinya atom akan mempunyai jumlah proton
yang berbeda dengan atom lain, jadi nomor atom menunjukkan jumlah proton yang di
miliki oleh suatu atom.
Massa atom merupakan massa dari seluruh partikel penyusun atom. Jumlah proton dan
neutron selanjutnya di sebut nomor massa dari suatu atom. atom-atom suatu unsur dapat
mempunyai nomor massa yang berbeda karena jumlah neutron dalam atom tersebut
berbeda. Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai nomor massa atom yang berbeda
yang di sebut isotop.
A
Contoh :
23
Na Artinya: Isotop Na mempunyai nomor atom II dan nomor massa
23
Jumlah proton = II
Jumlah Elektron = II
Jumlah Newton = 23 II
= 12.
C. Konfigurasi Elektron
Niels Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen berhasil memberi
gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Niels berhasil
menyusun model atom yang di kenal sebagai Model Atom Bohr.
Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat di tempati elektron maksimum 2n2, dengan n
adalah nomor kulit.
2 L 8 elektron
3 M 18 elektron
4 N 32 elektron
5 O 50 elektron
6 P 72 elektron
7 Q 98 elektron
Contoh :
12 Mg : 2 8 2
19 K : 2 8 8 1
a. Setiap unsur tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat di bagi lagi
yang di sebut dengan atom.
b. Atom-atom terdiri dari unsur-unsur yang sama akan mempunyai sifat yang sama,
sedangkan atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda akan mempunyai sifat yang
berbeda pula.
c. Terjadi perubahan susunan atom-atom dalam zat tersebut.
Berdasarkan percobaannya tentang sifat listrik suatu zat, maka JJ. Thompson
berkesimpulan bahwa atom merupakan bola pejal yang bermuatan negatif. Selanjutnya
dari fakta percobaan di simpulkan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif, di kelilingi elektron pada jarak yang sangat jauh. Elektron tidak
tertarik kedalam inti karena gaya tarik ini di lawan oleh gaya sentrifugal dari elektron
yang bergerak melingkar.
Zat cair yang bisa menghantarkan listrik di sebut elektrolit, sedangkan zat cair
yang tidak dapat menghantarkan listrik di sebut Nonelektrolit Suatu zat dapat menjadi
elektrolit bila di dalam larutannya xat tersebutterurai menjadi ion-ion yang bebas
bergerak.
1 ). Senyawa Ion
2 ). Senyawa Kovalen
Beberapa senyawa kovalen dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion
negatif. HCL merupakan senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air,
HCL dapat terurai menjadi ion H + dan ion cL
Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik kuat di sebut elektrolit kuat.
Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik lemah di sebut elektrolit lemah.
Hasil pembakaran sempurna senyawa karbon berupa gas CO2 dan gas terseut dapat
menge3ruhkabn air kapur atau air barit karena terjadi reaksi :
CO2 (g) + Ca ( OH )2 Ca CO(s)
jadi, bila gas hasil pembakaran tersebut mengeruhkan air kapur atau air barit berarti
senyawa yang di bakar mirip senyawa karbon
b. Batu bara
Senyawa karbon yang hanya dapat dibuat (disentesis) oleh tubuh (organ) makhluk
hidup di sebut senyawa organik, sedangkan senyawa yang dapat di buat (disintesis) di
luar tubuh makhluk hidup senyawa anorganik.
senyawa karbon organik dan senyawa anorganik di dasarkan kepada sifat dan
strukturnya
Titik lebur & titik Umumnya relatif rendah. Ada yang sangat tinggi tetapi
didih ada pula yang sangat rendah.
Kurang reaktif (sukar bereaksi)
Kereaktifan dan jika beraksi cenderung lambat. Reaktif dan umumnya
berlangsung cepat.
struktur Mempunyai rantai atom karbon
Tidak mempunyai rantai atom
karbon.
D. Hidrokarbon.
2. Hidrokarbon tak jenuh yaitu hidro karbon yang pada rantai karbonnya terdapat
ikatan rangkap dua ( alkana ) dan rangkap tiga ( Alkana).
Minyak bumi
Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa penyusun utamanya berupa
hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana dan aromatis.
-minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
telah mati, akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, jasad renik
berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Minyak bumi di kelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui.
Deposit minyak bumi di indonesia pada umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas
panai, yaitu pantai utara jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon ). Daerah sumatera bagian
utara dan timur ( Aceh, Riau). Daerah kalimantan bagia timur ( Tarakan, Balikpapan )
dan daerah kepala burung ( Papua).
Pada tahap pertama ini di lakukan proses dostilasi Be, pada proses distilasi bertingkat
ini meliputi :
a. Fraksi pertama : menghasilkan gas elpiji di gunakan untuk bahan bakar kompor
gas, atau mobil dengan BBG
b. Fraksi kedua : sering di sebut nafta ( Gas Bumi ), nafta ini tidak dapat langsung di
sunakan, teteapi di olah pada tahap kedua untuk di jadikan
bensi (premium) atau bahan ptrokimia, nafta sering juga di
sebut dengan bensin berat.
c. Fraksi ketiga : di buat menjadi kerosin ( minyak tanah) dan Autur ( Bahan bakar
pesawat jet)
d. Fraksi keempat : di buat menjadi solar, di gunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel.
e. Fraksi kelima : di sebut residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat di
olah lebih lanjut pada pada tahap kedua menjadi berbagai
senyawa karbon lainnya dan sisanya sebagai aspal dan lilin.
Proses ini merupakan lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap kedua
d. Pembersihan dan kontaminasi : proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua
sering terjadi kontaminasi sehingga kotoran-kotoran ini harus di bersihkan dengan
menambahkan soda kaustik ( NaOH ) tanah liat atau proses Hidrogenesi.
PH Larutan
a. Asam
Menurut Arrhenius (1887) Asam adalah suatu zat yang bila di larutkan ke dalam air
akan ion hidronium ( H+)
1. Asam kuat, yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan H+
dalam larutannya
2. Asam lemah, yaitu asam yang sedikit terionisasi dan sedikit menghasilkan H+
dalam larutannya
b. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat
menghasilkan ion CH-
1. Basa kuat, adalah basa yang terionisasi sempurna, misalnya : KOH, NaOH, Ba
(OH)2
2. Basa lemah, adalah basa yang hanya sedikit terionisasi, misalnya : NH3 dan AL
(OH)3
Titrasi Asam Basa
Titrasi melibatkan reaksi antara asam dengan basa, yang di kenal dengan istilah titrasi
Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume larutan disebut titrasi volumetri.
Volume titik akhir titrasi adalah dimana tepat pada saat warna indikator berubah
Volume larutan penitrasi yang di peroleh melalui perhitungan secara teoritis di sebut
titik
ekivalen.
Perbedaan volume titik akhir titrsi dengan titik ekivalen di sebut kesalahan titrasi
Contoh soal :
Jawab :
= 0,032 mol
= 0,0016 mol
= 0,08 mol L 1
= 0,08 M.
Larutan Penyangga.
Larutan pentannga atau buffer adalah larutan yang PH nya relatif tetap (tidak
berubah ) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Di tinjau dari komposisi
zat penyusunnya terdapat dua sistem larutan penyangga yaitu sistem penyangga Asam
lemah dengan basa konjugasinya dan sistem penyangga basa lemah dengan asam
konjugasinya.
Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah ( CH3 CooH )
dengan basa konjugasinya ( CH3 Coo)
Contoh soal :
1. Mereaksikan 100 ml larutan CH3 CooH 0,1 M dengan 50 ml larutan NaOh 0,1 M
sehinnga stoikiometri dalam 150 ml campuran yang di hasilkan terdapat 0,005
mol CH3 CooH ( Sisa Reaksi ) dan CH3 Coo (Hasil reaksi)
Jawab :
0,005 mol
Jadi, setelah semua NaOH habis bereaksi didalam larutan terdapat CH3CooH
yang tidak bereaksi (0,005 mol) dan CH3 Coo yang berasal dari ionisasi CH3
Coo Na hasil reaksi (0,005)
Contoh soal :
Jawab :
0,005 mol
B. PH Larutan Penyangga
Rumuss :
[ H+] = Ka x Mol As
di dalam sistem ini yang paling berperan adalah reaksi kesetimbangan pada basa
lemah
Rumuss :
Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa
konjugasi merupakan sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya
kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah.
Contoh soal :
3. 1 liter air larutan penyangga yang mengandung 0,1 M CH3 CooH dan 0,1 M CH3
Coo-
[CH3 CooH]
= 105 x 0,1
0,1
= 105
pH = 5
= 0,001
Pada penambahan HCL, maka ion H+ dari HCL akan bereaksi dengan ion CH3
Coo
CH3 Coo + H+ CH3 CooH.
0,099
pH darah relatif tetap di sekitar 7,4. hal ini di karenakan adanya sistem penyangga
H2 CO3 / HCO3. Sehinnga meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai zat
yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat di netralisir penagruhnya
terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang bersifat asam maka
reaksinya :
Dan bila dari proses metabolisme di hasilkan banyak zat bersifat basa, maka
reaksinya :
Hidrolisis
Reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air di sebut
1). Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ sehingga menyebabkan
[H+]
Dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH] dan larutan bersifat asam.
2). Ion garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH sehingga didalam
sistem [H+] < [OH], akibatnya larutan bersifat basa.
3). Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan
tetap sama dengan [OH] dan air akan tetap netral (pH =7)
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bila di larutkan dalam air
akan menghasilkan anion dari asam lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan
air menghasilkan ion OH yang menyebabkan larutan bersifat basa. Jadi,
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis
sebagian (parsial) dan bersifat basa.
Garam berasal dari asam kuat dan basa lemah bila di larutkandalam air akan
menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Ion tersebut bila bereaksi
dengan air akan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat
asam. Jadi, garam berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis
sebagian (parsial) dan bersifat asam.
Garam berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air terionisasi dan
kedua ion garam tersenut bereaksi dengan air. Oleh karena itu reaksi kedua
garam tersebut masing-masing menghasilkan ion H+ dan ion OH, maka sifat
larutan garam ini di tentukan oleh harga tetapan kesetimbangan dari asam
lemah dan basa yang terbentuk.
Ion yang di hasilkan dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat dan
basa kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab ion-ion yang bereaksi
akan segera terionisasi. Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat
dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH
dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat netral.
1). Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
Rumuss :
Kh = 1 x Kw [ OH ] = Kw x [ A ]
Ka Ka
Contoh soal :
Jawab :
NaCN Na+ + CN
0,1 M 0,1 M
[OH] = Kw x [ CN ]
Ka
1010
[OH] = 103
poH = 3
pH = 11
2). Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
Rumus :
Kh = 1 X Kw [ H+ ] = Kw X [ B+ ]
Kb Kb
Keterangan :
Contoh soal :
Jawab :
Garam berasal dari asam kuat dan basa lemah, maka larutannya bersifat
asam.
[H+] = Kw X [ NH+4 ]
Kb
2 x 105
[H+] = 105
pH = 5
3). Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
Rumus :
[ H+ ] = Ka x Kw
Kb
Dari rumuss harga pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah tidak tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan namun
tergantung pada harga ka dan kb dari asam basa pembentuknya
Contoh soal :
Jawab :
[ H+ ] = Ka x Kw
Kb
[ H+ ] = 1010 x 1014
108
[ H+ ] = 1019
pH = Log ( 1019 )
= ( Log 1019 )
pH = 8,5
Rumuss :
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm ] n
Contoh :
Jawab:
Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm ]n
Sifat kolegatif larutan adalah unsur-unsur larutan yang tidak tergantung kepada jenis zat
terlarut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi partikelnya meliputi :
Tekanan osmotik
Konsentrasi Larutan
1). Molaritas
Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1
Liter larutan.
V - V mr V Volume (ml)
Contoh soal : Hitung konsentrasi larutan yan gdi buat dari 2gr NaOH yang dilarutkan
dalam air hingga volume 500 ml ( Mr. NaOH = 40 )
V = 500 ml
Ditanyakan M?
Jawab M = m X 1000
Mr V
= 2 X 1000
40 500
= 2000
20.000
= 0,1 m
Adalah satuan konsentrasi yang manyatakan banyaknya mol zat pelarut tiap 1 Kg
pelarut
( 1000 gr pelarut )
M = n Keterangan :
P m = molalitas
Contoh soal :
1. berapakah kemolalan larutan yang d buat dengan mencampurkan 3 gr urea dengan 200
gr
air?
Jawab :
p = 200 gr
Ditanyakan m?
Jawab m = w X 1000
Mr p
= 3 X 1000
60 200
= 0,25
2). Diketahui mr = 180, dalam 12 % massa glukosa terdapat 12 gr dan massa air ( 100
12 ) = 88 gr
Ditanyakan m?
Jawab m = w X 1000
mr p = 12 X 1000
180 88
= 0,76
Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atai pelarut
terhadap jumlah mol larutan. Jadi kalai na = adalah zat pelarut, nb = adalah mol
terlarut, maka fraksi mol pelarut (XA) adalah :
XA + XB = 1
Contoh Soal :
1). Tentukan kadar glukosa jika di ketahui fraksi mol glukosa sebesar 0,2
Jawab :
Xglukosa = 0,2
Xair = 1 0,2
= 0,8
Massa air = n . Mr
= 8 . 18
= 144gr
Massa glukosa = n . Mr
= 360gr
504
Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang di sebabkan oleh uap jenuh
Uap raouh hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh
pelarut adalah :
Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut dengan tekanan uap jenuh larutan di
sebut p
p = po p
b). Kenaikan titik jenuh (B)
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer di sekitarnya. Example : Di permukaan laut ( p = 760 mmHG) air
mendidih pada suhu 100C karena pada suhu 100C tekanan uap air 760 mmHG.
Dengan adanya zat terlarut dalam suatu zat cair maka titik didih zat cair itu akan naik
sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
Selisih antara larutan dengan titik pelarutnya di sebut kenaikan titik didih (Tb = Tb
Larutan Elevation).
b = Larutan Tb Pelarut.
Tb tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi partikel
dalam larutan.
m = Molalitas.
Titik beku adalah siatu suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatan. Example, Pada tekanan 1 atm, air membeku pada 0C karena pada suhu itu
tekanan uap air = tekanan uap es.
Adanya zat-zat terlarut dalam suatu zat cair mengakibatkan titik beku zat cair itu akan
turun sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.
Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarutnya di sebut penurunan titik
beku ( Tf = freezing point defression)
Tf = Tf pelarut Tf larutan.
Tf tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi
konsentrasi partikel dalam larutan
M = Molalitas
Sistem periodik unsur
1. Triade Dobereiner
Jika unsur-unsur di susun berdasarkan kenaikan massa atom, maka sifat unsur
tersebut akan berulang setelah ke delapan.
Bila unsur-unsur di susun berdasarkn kenaikan massa atomnya, maka sifat unsur akan
berulang secara periodik
Bahwa bila unsur-unsur di susun berdasarkan kenakan nomor atom, maka sifat unsur
akan berukang secara periodi.
Dari konfigurasi elektron dapat di tentukan letak unsur dalam sistem periodik, yaitu
jumlah kulit elektron menunjukkan letak dalam sistem unsur
Contoh :
12 Mg : 2 , 8 , 2
20Ca : 2 , 8 , 8 , 2
38Sr : 2 , 8 , 18 , 8 , 2
Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa jumlah elektron valensi suatu
atom unsur menunjukkan golongan di dalam sistem periodik unsur
A. Sifat-Sifat KePeriodikan.
1. jari-jari atom
jari0jari atom merupakan jarak dari pusat atom ( inti atom ) sampai kulit elektron
terluar yang di tempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom di tentukan oleh
dua faktor yaitu :
Makin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom, maka jari-jari atomnya
makim panjang
Makin banyak inti atom berarti makin besar muatan intinya dan gaya tarik inti atom
terhadap elektron lebih kuat sehingga elektron lebih mendekat ke inti atom
1. Energi ionisasi
Energi ionisasi yang di perlukan untuk melepaskan elektron yang trikat paling lemah
oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Energi ionisasi pertama di gunakan untuk
melepaskan elektron pada kulit terluar, sedangkan energi ionisasi yang kedua
merupakan energi yang di perlukan suatu ion ( Ion +1 ) untuk melepas elektronnnya
yang terikat paling lemah.
1. Afinitas Elektron
Afinits elektron adalah besarnya energi yang di hasilkan atau di lepaskan apabila
suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron. Afinits elektro dapat di
gunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron semakin
besar energi yang di lepas ( Afinitas Elektron ) menunjukkan bahwa atom tersebut
cenderung menarik elektron menjadi ion negatif
1. Keelektronegatifan
Adalah kecendrungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang di gunakan
bersama dalam membentuk ikatan.makin besar keelektronegatifan suatu atom, makin
nudah menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom. Skala
keelektronegatifan di dasarkan kepada gaya tarik terhadap elektron relatif
Ikatan Kimia
A. Kestabilan Atom
1. Membentuk Ion
Dalam membentuk ion suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Untuk
mencapai kestabilan, atom-atom yang mempunyai energi ionisasi yang rendah
cencerung melepaskan elektron, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas
elektron yang besar cenderung mengikat elektron.
Contoh :
Agar stabil cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi elektron seperti
18 Ar : 2, 8, 8 Dengan mengikat sebuah elektron menjadi cl
17cl + e cl
( 2, 8, 7 ) (2, 8, 8 )
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan
atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elaktron yang rendah
mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang di pakai bersama
B. Ikatan ion
Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif
dengan ion negatif. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang
rendah, sedangkan unsur-unsur nonlogam mempunyai afinitas elektron yang tinggi,
dengan demikian dapat di katakan bahwa astara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur
nonlogam umumnya akan membentuk ikatan ion.
Contoh :
Senyawa NaCl
Na : 2, 8, 1
17 cl : 2, 8, 7
Na Na + + e
Atom cl akan mengikat sebuah elektron yang di lepaskan oleh atom Na tersebut sehingga
menjadi cl + + e cl setiap ion Na + menarik sebuah ion cl- membentuk senyawa
netral Na cl
Na+ + cl Na cl
C. Ikatan Kovalen
1. Ikatan Kovalen
Contoh :
Ikatan Kovalen Koordinasi umumnya terjadi pada molekul yang juga mempunyai
ikatan kovalen.
1). Semua elektron terluar ( elektron Valensi ) dari masing-masing atom yang
berikatan harus di hitung
2). Umumnya atom-atom dalam struktur lewis akan mempunyai delapan elektron
valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya mempunyai 2 elektron (duplet).
3). Jumlah elektron yang do terima oleh suatu atom akan sama dengan yang di
berikan, kecuali terjadi ikatan koordinasi yaitu suatu yang hanya nenberi atau
menerima saja pasangan elektron.
4). Umumnya dalam struktur lewis semua elektron merupakan pasangan termasuk
pasangan elektron bebas ( Tidak untuk berikatan)
Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur lewis yang tidak oktet atau duplet.
Struktur demikian dapat di benarkan karena fakta menunjukkan adanya senyawa
tersebut, misalnya Co dan Bf3. Pada umunya molekul yang mempunyai jumlah
elektron valensi ganjil akan mempunyai susunan tidak oktet, misalnya N2O dan PCls
Didalam suatu molekul kadang-kadang terjadi ikatan kovalen dan ikatan ion
sekaligus. Bahkan dapat pula terjadi ikatannya merupakan ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatan koordinasi. Dalam hal ini untuk menggambarkan struktur lewis-nya harus
jelas ion positif dan negatifnya
Terjadinya kutub listrik dalam ikatan kovalen disebut dengan peristiwa polaritas
ikatan. Peristiwa itu di sebabkan adanya perbedaan kekuatan gaya tarik terhadap
pasangan elektron yang di gunakan bersama. Besarnya kekuatan gaya tarik elektron
dari suatu atom dinyatakan sebagai keelektronegatifan.
Makin besar perbedaan harga keelektronegatifan antara kedua atom yang berikatan,
makin polar ikatannya. Atom-atom yang tidak mempunyai perbedaan
keelktronegatifan, ikatannya merupakan ikatan nonpolar misalnya molekul O2, N2,
H2 dan cl2
7. Ikatan Logam
Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan larutan elektron mengakibatkan terjadinya
ikatan logam. Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari suatu atom ke atom
yang lain menjadikan logam sebagai penghantar yang baik.
Contoh soal :
1). Logam Magnesium seberat 4 gram di bakar dengan oksigen akan menghasilkan
magnesium oksida. Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, maka massa
magnesium oksida yang di hasilkan dapat di hitung sebagai berikut :
= 4 gram + 6 gram
= 10 gram
Berdasarkan proses terbentuknya, senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih
unsur dengan perbandungan tertentu dan tetap. Melalui percobaan dengan
membandingkan massa belerang dengan tembaga adalah 1 : 2, dapat di simpulkan :
1). Setiap senyawa tertentu selalu ( tersusun ) mengandung unsur-unsur yang sama
2). Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap, pernyataan ini
deikenal sebagai hukum perbandingan massa ( Hukum Proust )
Di kemukakan oleh ilmuan perancis Joseph Louis Gay Lussac ( 1778 1850 ) dengan
percobaanya tentang volum gas yang terlihat sebagai reaksi. Setiap satu satuan volum
gas hidrogen bereaksi dengan satu satuan vo,um gas clorin akan menghasilkam dua
satuan volum gas hidrogen klorida. Setiap dua satuan volum gas hidrogen bereaksi
dengan satu satuan volum gas oksigen akan menghasilkan dua satuan volum uap air.
Dari percobaan tersebut, Gay Lussac berkesimpulan bahwa :
Volume gas-gas yang bereaksi & volum gas-gas hasil reaksi bila di ukur pada suhu &
tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana ( Hukum
Perbandingan volum Gay Lussac)
2). Hukum Avogadro & Hipotesis Avogrado
Hukum Avogadro berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus
atom, tetapi dapat merupakan gabungan atom yang di sebut molekul, 1 molekul gas
hidrogen + molekul oksigen + molekul oksigen 1 molekul air.
Berdasarkan hal tersebut, maka avogadro membuat hipotesis yang di kenal dengan
hipotesis avogadro yang menyatakan bahwa :
Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama
Jika di ukur pada suhu & tekanan yang sama perbandingan volum gas yang terlibat
dalam reaksi sama merupakan angka yang bulat dan sederhana.
A. Perhitungan kimia ( Stoikiometri ) adalah bagian dari ilmu kimia yang membahas
tentang perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa termasuk di dalamnya
pembahasan tentang massa unsur-unsur dalam rumus & reaksi kimia.
Contoh :
1). Suatu karbon mengandung unsur C, H, dan O. pada pembakaran 0,29gr senyawa
itu di peroleh 0,66gr CO2 & 0,27gr H2). Bila massa molekul relatif senyawa itu
adalah 58 tentukan rumus molekulnya
Jawab :
Cara 1 : Misal senyawa tersebut adalah CxHy)2. maka pada pembakaran trjadi reaksi
C x Hy O2 + Oz CO2 + H2O
= 1 x 12 x 0,66
44
= 0,18gr.
= 2 x 1 x 0,27gr
18
= 0,03gr
= 0,08gr
nC : nH : nO = mc : mH : mO
12 1 16
=3:6:1
Jika rumus molekul senyawa di angga ( C3 H6 O ) dengan massa rumus 58, maka,
Mr ( C3 H6 O ) = ( 36 + 6 + 16 ) n
58 = 58 n
n=1
Contoh soal :
Jawab :
= 54
102gr
= 53,94%
= 48gr
102
= 46,06%
Atau,
= 46,06%
Mr Am Bn
B. Persamaan reaksi
Zat yang mengalami perubahan di sebut zat pereaksi ( reaktan ) dan zat hasil
perubahan di sebut Hasil reaksi ( produk )
* Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi atau reaktan dan
zat hasil reaksi yang doi batasi dengan tanda panah.
a). pereaksi dan hasil reaksi di nyatakan dengan rumus kumia yang benar
b). memenuhi hukum kekekalan massa yang di tunjukkan oleh jumlah atom-atom
sebelum reaksi ( di belakang tanda panah ).
c). wujud za-zat yang terlibat reaksi harus di nyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia
Sel Elektrokimia
Untuk menetralkan muatan listrik, maka labu A dan labu B di hubungkan oleh suatu
jembatan garam yaitu larutan garam ( Macl atau kNO3.
Susunan suatu sel volta di nyatakan dengan suatu notasi singkat yang di sebut juga
diagram sel
Misalnya :
Zn Zn 2+ Cu 2+ Cu
Anode di gambarkan pada bagian kirin sedangkan katode di sebelah kanan. Pada notasi
ini terjadi oksidasi 2n menjadi Zn 2+, sedangkan anode Cu 2+ mengalami reduksi
menjadi Cu. Dua garis sejajar () yang memisahkan anode dan katode menyatakan
jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas abtar fase ( 2n padatan,
sedangkan Zn 2+ dalam larutan, Cu 2+ dalam larutan sedangkan Cu padatan )
Tekanan gas atm di sebut potensial sel standar dan di beri lambang Esel
yaitu beda potensial elektrode terhadap elektrode hidrogen. Potensial elektrode hidrogen
= ) volt.
Potendial elektrode sama dengan potensial reduksi, adapun potensial oksidasi sama
nilainya dengan potensial reduksi, tetapi tandany berlawanan.
Esel = E (+) E ( )
Katode (reduksi) adalah elektrode yang mempunyai harga E lebih besar (lebih positif)
sedangkan anode ( oksidasi ) adalah yang mempunyai E lebih kecil ( Lebih negatif )
Reaksi oksidasi adalah jumlah dari potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi
oksidasi.
a. Aki
c. Baterai alkaline
f. Baterai litium
Dalam sel elektrolisis, Listrik di gunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak
spontan. Jadi sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
Tidak memerlukan jembatn garam, komponen utamanya yaitu sebuah wadah elektrode,
elektrolit & sumber arus searah
III. Overpotensial
Jika kation berasal dari logam-logam aktif maka airlah yang adan tereduksi
b). Reaksi-Reaksi di anode
Logam mempunyai potensial oksidasi lebi besar daripada airn atau anion sisa asam.
Jika anode tidak terbuat dari pt, An atau grafit maka anode akan teroksidasi. Pt, Au,
atau grafit termasuk elektrodainnert atau sukar bereaksi. Jika anode termasuk innert
maka reaksi anode tergantung pada jenis anion dalam larutan. Anion sisa oksi
mempunyai potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu
sukar di oksidasi sehingga air yang teroksidasi. Jika anion leboh mudah di oksidasi
daripada air, seperti Br dan I maka anion itulah yang teroksidasi.
Hukum Faraday I :
Massa zat yang di berikan pada elektrolisis (G) berbanding lurus jumlah listrik yang
di gunakan (Q)
G=Q
Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (I) dengan waktu (t).
Q = it
G = ME
Hukum Faraday II :
Massa zat di bebaskan pada elektrolisis ( G ) berbanding lurus dengan massa ekivalen
zat itu ( ME ).
G = ME
Keterangan :
ME = Massa Ekivalen
Massa Ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom rrelatif (Ar) di bagi
dengan bilangan oksidasinya (Biloks)
ME = Ar
Biloks
Stoikiometri reaksi elektrolisis di dasarkan pada anggpan bahwa arus listrik adalah aliran
elektron
Selama 1 detik membawa muatan sebesar it coulomb. Oleh karena 1 mol elektron =
96.500 coulomb, maka dalam it coulomb terdapat it
96.500
Kloron dan natrium hidroksida di buat dari elektrolisis larutan Natrium Klorida. Proses
ini di sebut proses Klor Alkali dan merupakan proses industri yang sangat penting.
Ruang katode dan anode di pisahkan dengan berbagai cara sebagai berikut :
Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Tembaga kotor di
jadikan anode, sedangkan katode di gunakan tembagamurni. Larutan elektrolit yang di
gunakan adalah larutan Cu SO4. selama elektrolisis, tembaga dari anode terus menerus
di larutkan kemudian di endapkan pada katode.
c). Penyepuhan
Katode ( Fe ) : Ag+ + e Ag
Anode ( Ag ): Ag Ag+ + e
Ag ( anode ) Ag ( Katode )
PROTEIN
Asam Amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak2nya mengandung satu
gugus karboksil dan satu gugus amino. Gugus amino adalah gugus pembeda antara Asam
amino yang satu drngan yang lainnya.
Yaitu molekul yang dapat mengalami reaksi asam basa intramolekul membentuk suatu
ion dipolar.
Asan Amino Esensial Asam2 Amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh
Asam Amino Non Esensial Asam yang dapat disintesis dalam tubuh
Yaitu ikatan yang mengaitkan dua molekul asam amino dan senyawa yang di bentuk di
sebut dipeptida.
Struktur Tersier Protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein
6). Hidrolisis Protein
Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika di panaskan dengan asam
klorida pekat, sekitar 6 m
Protein sederhana terdiri atas gugus amino dan tidak aa gugus kimia lain.
Protein konjugasi ( Prostetik ) terdiri atas rantai polipeptida yang terikat gugus
kimia lain
b. Berdasarkan Bentuk
1). Enzim
LIPID
Lipid merupakan subtansi biologi yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-
pelarut organik yang kurang polar
1). Lemak
Lemak yang berwujud cair ( minyak ) mengandung asam lemak tak jenuh, sedangkan
lemak yang berwujud padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh
c. Bilangan Iodin
Derajat ketidak jenuhan dinyatakan oleh bilangan Iodin yaitu jumlah gram Iodin yang
dapat di serap oleh 100gr lemak untuk reaksi penjenuhannya
1). Hidrolisis
2). Penyabunan
Merupakan ester dari gliserol, tetapi hanya dua gugus OH dari gliserol itu yang diganti
oleh gugus asil ( Asam Karbosilat ), sedangkan gugus OH yang ketigadiganti oleh asam
Fosfat yang selanjutnya terikat pada suatu alkohol yang mengandung nitrogen
3). Steroid
Steroid bukan dari golongan ester, tetapi mempunyai kesamaan sifat denganfosfolipid
yaitu amfifilik, stroid yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu kolesterol.
Zat itu merupakan bahan baku membuat garam empedu, salah satu dari empat vitamin D
dan beberapa hormon. Garam-garam empedu mengemulsikan lemak yang kita makan
sehingga mempermudah proses pencernaan dan penyerapannya.
KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa yang tak di kehendaki. Korosi biasa di sebut pengkaratan, contoh
yang lazim adalah pengkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen ( Udara ) mengalami reduksi, karat logam pada umumnya adalah
berupa oksida atau karbonat.
1. Mengecat
Korosi Aluminium
Aluminium, Zink dan Kromium merupakan logam yang lebih aktif dari pada besi namun
logam-logam ini lebih awet, karena pengkaratan terhenti setelah lapisan tipis oksida
terbentuk. Lapisan ini dapat dibuat tebal melalui elektrolisis proses yang di sebut
anodizing. Aluminium yang telah mengalami proses ini di gunakan untuk membuat
panci, kusen, pintu dan jendela. Lapisan oksida aluminium lebih mudah di cat dan
memberi efek warna yang lebih terang.
REAKSI REDOKS
2). Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang
sesuai.
3). Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator dan jumlah penambahan biloks dari
reduktor. jumlah perubahan biloks = jumlah atom yang terlibat di kalikan dengan
perubahan biloksnya.
4). Samakan jumlah perubahan biloks tersebut dengan memberikan koefisien yaang
sesuai
5). Setarakan muatan dengan menambah ion H+ ( Dalam Suasana Asam ), atau ion OH- (
Dalam Suasana Basa )
Contoh Soal :
Jawab :
Langkah 1 :
Zn dan N
Langkah 2 :
Zn + NO 3 2n O22 + NH3
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Langkah 5 :
2 16
Langkah 6 :
b. Reaksi Rumus
Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam cara ini adalah sebagai berikut :
1). Tentukan unsur yang mengalami perubagan biloks. Tuliskan biloks tersebut tepat di
atas lambang atomnya masing-masing
2). Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang
sesuai
3). Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator ( yang mengalami reduksi ) dan
jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor ( yang mengalami oksidasi )
4). Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi reduktor dan oksidator dengan memberi
koefisien yang sesuai
5). Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation ( Logam ), anion ( Nonlogam
) hidrogen dan terakhir oksigen ( KAHO ).
Contoh soal :
Jawab :
Langkah 1 : Zn + HNO3 Zn+2 (NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O
1). Tuliskan kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara
terpisah dalam bentuk reaksi ion
c. Apabila terdapat spesi lain selain unsur yang mengalami perubahan biloks, oksigen dan
hidrogen, maka petaraan di lakukan dengan menambahkan spesi yang bersangkutan pada
ruas lainnya.
d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron pada ruas yang jumlah muatannya
lebih besar.
3). Samakan jumlah elektron yang di serap pada setengah reaksi reduksi dengan jumlah
elektron yang di bebaskan pada setengah reaksi oksidasi dengan cara memberi koefisien
yang sesuai, kemudian jumlahkam kedua ruas setengah reaksi tersebut.
KOLOID
b. Sifat-sifat Koloid
3). Adsorpsi
4). Koagulasi
Untuk menjaga kestabilan koloid, dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
GUGUS FUNGSI
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu
senyawa
Dapat terbakar Ya Ya Ya
2 O
3 O Alkohol
4 CH Eter
5 O Aldehida
6 C Keton
7 O Asam Karboksilat
C OH Ester
O Halida
C C OR
Mempunyai struktur R O R , Salah satu eter yaitu dietil eter ( C2Hs O C2Hs
). Digunakan sebagai obat bius. Penggunaan lain dari eter adalah sebagai pelarut.
Contohnya adalah metanol atau formaldehida tang terdapat dalam formalin. Bahan
yang digunakan untuk mengawetkan preparat biologi atau mayat
d. Gugus Fungsi CO ( Keton )
Contohnya adalah aseton, suatu cairan yang biasa digunakan para wanita untuk
membersihkan cat kuku
Contohnya adalah asam asetat ( CH3CooH ) yang terdapat dalam cuka makan.
Yang banyak digunakan sebagai essen, lemak dan minyak juga tergolong Es
Disebut juga Haloalkana. Gugus X adalah atom Halogen yaitu F, Cl, Br atau I.
Monohaloalkana di sebut juga alkil Halida. Haloalkana di gunakan sebagai bahan dasar
pembuatan plastik dan sebagai pelarut. Contoh, Freon yang digunakan sebagai fluida
kerja dalam mesin pendingin.
KEISOMERAN
Senyawa senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama di sebut Isomer.
Keisomeran karena perubahan struktur di sebut keisomeran struktur, sedangkan
keisomeran karena perubahan konfigurasi di sebut keisomeran ruang. Keisomeran
struktur dapat berupa keisomeran kerangka, posisi dan fungsi. Sedangkan keisomeran
ruang dapat berupa keisomeran geometris dan optis.
1. Keisomeran rangka
Mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun rantai induk berbeda.
2. Keisomeran posisi
Mempunyai rumus molekul, gugus fungsi dan kerangka yang sama namun berbeda letak
( Posisi ) gugus fungsinya.
Mempunyai rumus molekul yang sama, namun berbeda gugus fungsi. Terdapat 3
pasangan Homolog yang mempunyai rumus yang sama yaitu :
Jumlah isomer struktur yang dapat terbentuk dari suatu senyawa bergugus fungsi tunggal
dapat ditentukan berdasarkan jumlah kemungkinan gugus alkil yang dapat di bentuk oleh
seyawa itu.
a. Alkohol CnH2n+2O
Mempunyai struktur umum R OH. Jadi, jumlah kemungkinan isomer alkohol sama
dengan jumlah kemungkinan gugus alkilnya ( R )
Atom karbon dalam molekul eter terbagi dalam dua gugus alkil. Jumlah kemungkinan
isomer sama dengan jumlah kombinasi dari kedua gugus alkil tersebut.
satu atom karbon dalam alkanal menjadi bagian dari gugus fungsi sisanya merupakan
gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan gugus alkilnya.
satu atom karbon dalan alkanon menjadi bagian dari gugus fungsi, sisanya + bagi dalam
dua gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan kombinasi gugus
alkilnya
Jumlah kemungkinan isomer asam alkanoat sama dengan alkanot yang setara
5. Keisomeran Geometris
Tergolong isomer ruang, mempunyai rumus molekul dan struktur yang sama.
Keisomeran ini terjadi karena perbedaan konfigurasi molekul. Keisomeran geometris
mempunyai dua bentuk yang di tandai dengan :
6. Keisomer Optis
Bidang getar di sebut bidang polarisasi. Alat untuk mengubah cahaya biasa menjadi
cahaya terkutub di sebut polarisator. Berbagai jenis senyawa karbon menunjukkan
kegiatan optis yaitu dapat memutarkan bidang polarisasi, senyawa senyawa yang dapat
memutar bidang polarisasi di sebut optis aktif. Keisomeran ini berkaitan dengan sifat
optis contohnya 2 Butanol. Mempunyai 2 isomer optis yaitu d 2 Butanol dan L 2
Butanol.
Menurut Lebel dan Vanf Hoff, keisomeran optis di sebabkan adanya atom karbon
asimetris dalam molekul yaitu atom c yang terikat pada 4 gugus yang berbeda. Senyawa
yang mempunyai atom karbon asimetris bersifat kiral, dua isomer yang merupakan
bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut enansiomer. Isomer isomer yang
bukan enansiomer disebut diastereoisomer. Sudut putaran di tentukan melalui percobaan
dengan alat polarimeter. Campuran ekimolar dua enansiomer disebut campuran rasemat
dan bersifat optis tak aktif.
Reaksi senyawa karbon merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Jenis
senyawa karbon yaitu subtitusi, adisi, eliminasi dan redoks
a. Subtitusi
pada reaksi subtitusi dimana atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul di
gantikan oleh atom atau gugus atom lain
b. adisi
pada reaksi adisi dimana molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap berubah
menjadi ikatan tunggal
c. Eliminasi
pada reaksi eliminasi dimana molekul senyawa berikatan tunggla berubah menjadi
senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil.
d. reaksi redoks
atom H dari gugus H dapat disubtitusi oleh logam aktif misalnya matrium dan kalium
gugus OH dapat di subtitusi oleh atom halogen bila di reakskan dengan HX pekat, atau
PXs ( X = Halogen )
c. Oksidasi Alkohol
Dengan zat zat pengoksidasi sedang seperti larutan K2Cr2O dalam lingkungan Asam,
Alkohol teroksidasu sebagai berikut :
I. alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk
asam karboksilat.
Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan menyerang atom H
Karbinol
e. dehiodrasi alkohol
jika di panaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi ( melepas molekul
air ) membentuk estr atau alkena
a. Pembakaran
eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air
Alkohol dan eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O, tetapi
kedua homolog ini mempunyai sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisik maupun sifat
kimia
Perbandingan titik cair dan titik didih antara eter dan alkohol
Eter Titik Cair Titik Didih Alkohol Titik Cair Titik Didih
- Metil Eter - 140 - 24 Etanol - 115 78,3
Secara kimia, alkohol dan etr dapat dibedakaan berdasarkan reaksinya dan logam
b. alkohol bereaksi dengan PCLs menghasilkan gas HCL, sedangkan eter tidak
menghasilkan HCL.
a. Oksidasi
b. Adisi Hidrogen
Ikatan rangkap C = O dari gugus fungsi aldehida dapat di adisi hidrogen membentuk
suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebebkan penurunan biloks atom karbon gugus
fungsi
Asetala merupakan senyawa karbon dengan dua gugus eter yang terikat pada suatu atom
primer, sedangkan Hemiasetala merupakan gugus yang terikat terdiri dari satu gugus eter
dan satu gugus alkohol
a. Oksidasi
merupakan reduktor yang lemah dari pada aldehida. Aldehida dan keton dapat di bedakan
dengan menggunakan pereaksi pereaksi tersebut :
b. Reduksi
Ketala adalah senyawa karbon dalam mana dua gugus eter terikat pada satu atom karbon
sekunder. Jika gugus yang terikat itu adalah satu gugus eter dan satu gugus alkohol maka
di sebut hemiketala
Aldehida dengan keton merupakn senyawa fingsional tetapi mempunyai sifat sifat yang
berbeda. Perbedaan antara aldehida dengan keton yaitu dengan teori Tollens atau pereaksi
Fehling, dimana Aldehida bereaksi positif dengan kedua pereaksi tersebut, sedangkan
keton bereaksi negatif.
a. Reaksi penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium atau
kalium dari asam karboksilat membentuk sabun. Sabun natrium juga di kenal juga sabun
keras, sedangkan sabun kalium disebut juga sabun lunak. Sebagai contoh adalah Natrium
Stearat dan kalium stearat. Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin panjang
rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Asam format adalah yang paling kuat. Asam
format mempunyai Ka = 1,8 x 10-4. Oleh karena itu kalium dan natrium mengalami
hidrolisis parsial dan bersifat basa.
b. Reaksi pengesteran
asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang disebut Esterifikasi
( Pengesteran )
Hidrolisis
Ester terhidrolisis dengan pengaruh asam dan membentuk alkohol dan asam karboksilat.
Reaksi ini merupakan kebalikan dari pengesteran
Haloalkana dibuat melalui proses subtitusi, dapat dibuat bahan kimia lainnya melalui
berbagai reaksi khususbya subtitusi dan eliminasi
a. Subtitusi
Atom Halogen dari Haloalkana dapat diganti oleh gugus OH jika Haloalkana do
reaksikan dengan suatu larutan basa kuat, misalnya dengan NaOH.
b. Eliminasi Hx
1 = Met
2 = Et
3 = Prop
4 = But
5 = Pent
6 = Heks
7 = Hept
8 = Okt
9 = Non
10 = Dek
an = Jenuh
ol = Alkohol
al = Aldehida
om = Keton
a. Nama IUPAC
Nama Alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a
menjadi ol
b. Nama lazim
selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim yaitu alkil alkohol
a. Nama IUPAC
Dalam hal ini eter di anggap sebagai turunan alkana dengan satu atom H alkana itu di
ganti oleh gugus alkohol ( OR ). Jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil
yang di anggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus lainnya sebagai alkana ( sebagai
induk ).
b. Nama lazim
Nama lazim Eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter.
Eter kedua gugus alkilnya sama dinamai dialkil eter. Urutan penulisan gugus alkilnya
tidak harus berdasarkan abjad
b. Nama lazim
Diturunkan dari asam karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi
aldehida dan membuang kata asam.
2. Penomoran di mulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga posisi gugus
fungsi mendapat nomor terkecil
b. Nama Lazim
Nama lazin keton adalah alkil alkil keton kedua gugus alkil disebut secara terpisah
kemudian di akhiri dengan kata keton
Diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat,
dan memberi awalan asam
Tata nama asam alkanoat bercabang, pada dasarnya seperti tata nama aldehida
Sebagai berikut :
Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus disebut alkanodioat, sedangkan yang
mempunyai tiga gugus disebut asam alkanatriot dan seterusnya.
b. Nama lazim
Yang disebut Alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O
( gugus R ), sedangkan alkanoat adalah gugus R Coo . Atom C gugus fungsi
masuk kedalam bagian alkanoat
Haloalkana adalah senyawa turunan alkana dengan satu atau lebih atoh H digantikan
dengan atom hidrogen, aturan penamaan haloalkana sebagai berikut :
- rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
- penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor
terkecil
- Nama Halogen ditulis sebagai awalan dengan sebutan bromo, kloro, fluoro dan iodo
- Jika terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran di dasarkan pada
kereaktifan halogen
- jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, dan
seterusnya
1. Struktur Kekule
Untuk mejelaskan sifat-sifat benzena, maka pada tahun 1865 kekule mengajukan
struktur lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu
berpinda-pindah
Menurut teori ikatan Val, Orbital molekul terbentuk dari penumpang tindihan orbital-
orbital atom. Penumpang tindihan orbital-orbital atom dapat terjadi menurut dua cara
yaitu :
1. Penumpang tindihan ujung dengan ujung, ikatan kovalen yang terbentuk dengan
penumpang tindihan jenis ini disebut ikatan sigma]
2. Penumpang tindihan sisi dengan sisi, ikatan kovalen yang terbentuk dengan tipe ini
disebut ikatan PHI
Ikatan pertama yang terjadi antara dua atom selalu berupa ikatan sigma, sedangkan ikatan
kedua dan ketiga adalah ikatan PHI. Jadi,
Ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan PHI
Ikatan rangkap tiga terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan PHI
Dalam pembentukan senyawa, atom karbon dapat mengalami tiga macam hibridasi,
yaitu 3p3, 3p2 dan sp
Jika karbon membentuk 4 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p3
Jika karbon membentuk 3 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p2
1. Subtitusi pertama
b. Nitrasi Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat
pekat membentuk nitrobenzena
d. Alkilasi Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida
dengan katalisator aluminium kloroda ( AlCl3 )
2. Subtitusi kedua
- CR
- OH - CO2R
- OR - SO3H
O - CHO
- NHCR - CO2H
- C6H6 ( Aril ) - CN
- R ( Alkil ) - NO2
- X : ( Mendeaktifkan ) - NR3+
1. Benzena Sebagai pelarut berbagai jenis zat, bahan dasar membuat stirena dan nilon
66
POLIMER
Berbagai barang yang dibuat dari bahan plastik disebut polimer. Polimer yang lazim
adalah polietilena, polistirena dan polivinilklorida ( PVC ). Polimer terdiri dari molekul
molekul besar disebut makromolekul. Unit pembangun polimer yang berasal dari
molekul sederhana disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer dari monomernya
disebut polimerasasi
1. Polimerasasi Adisi
Terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Polimerasasi adisi adalah
perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi ( Dapat berlangsung
dengan bantuan katalisator )
2. Polimerasasi Kondensasi
Monomer monomernya saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H@)
dan CH3OH. Polimerasasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi
pada kedua ujungnya.
Penggolongan Polimer
1. Berdasarkan asalnya
Polimer sintetis yaitu polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam
Polimer termoplas adalah polimer yang melunak jika dipanaskan dan dapat dibentuk
ulang.. contohnya : PVC, Polietilena
Polimer termoseting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan dan tidak
dapat dibentuk ulang. Contohya : Bakelit ( Plastik yang di gunakan untuk listrik )
Perbedaan antara polimer termoplas dan termoseting terletak pada strukturnya. Polimer
termoplas terdiri atas molekul molekul rantai lurus, sedangkan polimer termoseting
terdiri atas ikatan silang antar rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih
kaku.
1. Karet Alam
a. Karet alam adalah polimer dari isoprena. Getah pohon karet disebut lateks. Karet
dikoagulasikan dari lateks dengan menggunakan asam format.
b. Vulkanisasi
Karet dapat dipanaskan jika dimasak dengan belerang. Pengerasan terjadi karena
terbentuk ikatan saling disulfida antar rantai. Proses ini disebut Vulkanisasi.
2. Karet Sintetis
a. Polibutadiena
Mirip dengan karet alam namun tidak kuat dan tidak tahan terhadap bensin atau
minyak
b. Polikloroprena ( Neoprena )
Mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin yang paling baik
dibandingkan elastomer lainnya. Digunakan untuk membuat selang oli
c. SBR
4. Polipropilena
5. Teflon
Banyak yang dipakai sebagai gasket, pelapis tangki dipabrik kimia dan pelapis panci
anti lengket.
6. PVC
7. Polistirena
Untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, bahan untuk pengepakan dan
kemasan makanan
8. Akrilat
Dikenal dengan nama flexiglass, digunakan untuk membuat baju WOL , kaos kaki,
karpet dan lain lain
9. Bakelit
10. Nilon
11. Terilen
1. Daur ulang
2. Incinerasi
3. Plastic Biodegradabel
KARBOHIDRAT
b. penggolongan karbohidrat
2. Monosakarida
a. Konfigurasi monosakarida
2. Struktur melingkar
2. Mutarotasi
3. Oksidasi
4. Reduksi
c. Beberapa Monosakarida
1. Glukosa
2. Fruktosa
3. Disakarida
a. Sukrosa
Sukrosa adalah gula pasir biasa. Terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Ikatannya melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus
hemiketal fruktosa
b. Maltosa
Terdiri atas dua molekul glukosa. Digunakan dalam makanan bayi. Maltosa
tergolong gula pereduksi
c. Laktosa
terdiri dari satu molekul glukosa dengan satu molekul galaktosa. Secara komersial
laktosa doperoleh sebagai hasil samping pabrik keju.
4. Polisakarida
a. Amilum
Amilum atau pati adalah polisakarida yang terapat dalam tumbuhan. Amilum dapat
dipisahkan menjadi dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan
polimer rantai kurus yang terdiri dari 1000 atau lebih molekul glukosa, sedangkan
amilopektrin merupakan polimer bercabang.
b. Glikogen
c. Selulosa
Selulosa merupakan polimer rantai lurus dari B D glukosa dengan ikatan B (1,
4 ). Panjang rantai berkisar dari 200 26.000 unit glukosa dapat tersusun rapat dan
melintir seperti serat dalam benang.
2. Gula pereduksi, yaitu monosakarida dan disakarida dapat di tunjukkan dengan pereaksi
fehling atau benedict.
LAJU REAKSI
a) Laju Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau
bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar
atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya
konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan
waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dm det atau mol /liter
detik.
aA + bB cC + dD
Berlaku :
a t bt ct dt
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara
fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi
campuran , misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),adopsi cahaya dll.
Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba setelah
selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis
kimia.
t akhir- t awal
Dari hasil percobaan-percobaan diketahui bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada
konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi
atau persamaan laju reaksi.
v = k [A]. [ B ]..
Keterangan :
2). Konsentrasi
5). Katalisator.
b). Adsopsi.
KESETIMBANGAN KIMIA
Reaksi kimia berdasarkan arahnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Reaksi
berkesudahan satu arah dan dapat balik ( dua arah ). Pada reaksi berkesudahan zat-zat
hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadizat pereaksi. Reaksi kesetimbangan
dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik.
A. Keadaan setimbang.
1). Reaksi bolak-balik.
Suatu reaksi dapat menjadi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah
berlangsung secara bersamaan. Proses penguapan dan pengembunan dapat
berlangsung dalam waktu bersamaan. Reaksi-reaksi homogen ( Fasa pereaksi dan
hasil reaksi sama, misalnya reaksi-reaksi gas atau larutan ) akan lebih mudah
berlangsung bolak-balik dibanding dengan reaksi yang Heterogen. Umumnya reaksi
heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.
Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun
zat-zat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan sistem
Artinya secara mikroskopis berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan laju
reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya.
Rumus :..
Bila dalam keadaan setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi
dipangkatkan koefesiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pareaksi
dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap.
Kp = ( Pc )..( Pd )
( Pa )( Pb ).
Keterangan :
Rumus:..
Kp = Kc ( RT )..
Atau
Kp = Kc ( RT )
Zat-zat yang konsentrasi tetap ( zat padat atau zat cair murni ) tidak tampak pada
rumusan harga K
Yaitu kasetimbangan yang melibatkan terurainya suatu zat manjadi zat yang lebih
sederhana.
Dikenal dengan Asas Le chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberi
aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi sekecil
mungkin.
- Perubahan konsentrasi
- Perubahan volum
- Perubahan tekanan
- Perubahan suhu.
TERMOKIMIA
A. Reaksi Eksoterm.
Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem kelingkungan.
Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.
H = H akhir H awal
H akhir H awal
Atau
H <>
Yaitu bilamana sistem mengalami perubahan pada tekanan ttetap, maka perubahan
kalor itulah yang disebut Perubahan Entalpi (H).
Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan entalpinya sama
dengan kalor yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaluknya kedalan
keadaan semula.
H = qp
*Hukum Hess
Bunyi dari hukum hess yaitu :
Bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat
pereaksi) dan keadaan akhir aaaa9 zat-zathasil reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak
tergantung bagaimana jalannya reaksi.
Untuk menggambarkan rute reaksi yang terjadi pada reaksi oleh hess digambar
dengan siklus Energi yang dikenal dengan siklus Hess.
Merupakan Energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan dari
seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.