Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sub
Kegiatan
Sortasi
Sortasi merupakan kegiatan untuk memisahkan antara cabai yang rusak (busuk, patah, atau
memar) dengan cabai yang baik. Sortasi merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan
penanganan pascapanen yang umumnya dikerjakan di dalam bangsal pengemasan. Kegiatan
sortasi biasanya dilakukan dilakukan bersam-sama dengan pengukuran mutu berdasarkan
persyaratan
yang
telah
ditetapkan
(grading).
a.
Tujuan
Memperoleh hasil yang berkualitas baik dengan tingkat kematangan yang seragam.
b.
Standar
Sortasi
Dalam proses sortasi dilakukan pemisahan antara buah yang baik dengan yang rusak ataupun
busuk. Kematangan cabai disesuaikan dengan permintaan, lama penyimpanan dan lamanya
transportasi ke pasar. Buah yang akan segera dijual dalam bentuk segar dipanen matang,
sedangkan buah yang akan dikirim jarak jauh dipanen pada saat buah matang hijau. Buah
yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh atau berwarna merah.
Setelah dipanen, produk hasil pertanian perlu mengalami perlakuan sortasi dan pembersihan
dengan cara memisahkan produk yang berkualitas kurang baik (cacat, luka, busuk dan
bentuknya tidak normal) dari produk yang berkualitas baik. Pada kegiatan sortasi ini
sekaligus dapat dilakukan proses pembersihan (membuang bagian-bagian yang tidak
diperlukan seperti tangkai, daun atau kotoran yang tercampur). Selama kegiatan sortasi
berlangsung, harus diusahakan agar produk terhindar dari kontak sinar matahari langsung,
karena akan menurunkan bobot atau menyebabkan terjadinya pelayuan dan peningkatkan
aktivitas metabolisme yang dapat mempercepat proses pematangan/respirasi.
c.
Prosedur
Pelaksanaan
1) Awali penanganan cabai segar dengan proses pemetikan yang tepat, serta pemisahan buah
yang busuk untuk menghindari terjadinya penularan ke buah cabai yang sehat;
2) Pada saat proses panen, sebaiknya tempatkan cabai merah sesegera mungkin pada ruang
dengan
kondisi
yang
sejuk
serta
tidak
tertutup
rapat.
3) Lakukan langsung sortasi pada cabai merah segar dengan memisahkan cabai merah sesuai
mutunya, atau lakukan proses pascapanen lainnya, sesuai dengan tujuan pemasaran. Pada
proses sortasi dan grading ini, sudah dapat ditentukan cabai akan dapat dijual segar atau
diolah menjadi alternatif produk lain. Cabai merah yang memiliki mutu sesuai dengan
persyaratan
SNI
01-4480-1998.
2.
Sub
Kegiatan
Curing
Curing merupakan kegiatan/proses pembentukan dan kestabilan warna yang dilakukan
sebelum proses penanganan pascapanen lainnya. Biasanya para petani memerlukan curing
dengan
cara
menghamparkan
cabai
yang
dipanen
di
tempat
teduh.
a.
Tujuan
Membuang panas lapang untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan warna cabai
merah
sebelum
diolah.
b.
Standar
Curing
Proses curing dilakukan terlebih dahulu untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan
warna cabai merah, sebelum proses penanganan pascapanen lainnya. Sortasi dan pemisahan
cabai merah segar dilakukan secara langsung, agar dapat dilakukan proses pascapanen
lainnya, sesuai dengan tujuan pemasaran. Pada proses sortasi dan grading ini, sudah dapat
ditentukan apakah cabai akan dapat dijual segar atau diolah menjadi alternatif produk lain.
Cabai merah yang berkualitas memiliki mutu sesuai dengan persyaratan SNI 01-4480-1998.
c.
Prosedur
Pelaksanaan
1) Lakukan proses curing terlebih dahulu untuk memaksimalkan pembentukan dan kestabilan
warna
cabai
merah,
sebelum
proses
penanganan
pascapanen
lainnya;
2) Lakukan secara langsung sortasi dan pemisahan cabai merah segar, agar dapat dilakukan
proses pascapanen lainnya, antara lain diolah. Cabai merah diharapkan memiliki mutu sesuai
dengan
persyaratan
SNI
dan
sesuai
dengan
tujuan
pemasaran;
3) Tentukan apakah cabai akan dijual segar atau diolah menjadi alternatif produk lain. Pada
proses sortasi dan grading ini, sudah dapat ditentukan apakah cabai akan dapat dijual segar
atau diolah menjadi alternatif produk lain. Cabai merah yang berkualitas memiliki mutu
sesuai
dengan
persyaratan
SNI
01-4480-1998.
3.
Sub
Kegiatan
Grading
Setelah sortasi dan pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan penggolongan/pengkelasan
(grading) hasil pertanian. Penggolongan/pengkelasan ini dilakukan berdasarkan atas berat,
besar, bentuk/rupa, warna dan kondisi bebas dari penyakit dan cacat lainnya. Grading dapat
dilakukan di tempat panen/tempat pengumpulan, untuk memudahkan pekerjaan.
a)
Tujuan
Memperoleh hasil pertanian yang bermutu baik dan seragam dalam satu golongan/kelas yang
sama, sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, atau atas permintaan konsumen.
b)
Standar
Grading
Kerusakan umumnya terjadi pada saat pengemasan atau selama pengangkutan, antara lain
yang mengakibatkan buah cabai merah patah/terbelah atau tangkainya patah. Kerusakan fisik
juga dapat disebabkan oleh lingkungan seperti tempat penyimpanan yang lembab (90%) atau
suhu tropis yang tinggi. Namun demikian, kelembaban lingkungan juga tidak boleh kurang
dari 80%, karena bisa membuat cabai kering sehingga tampak keriput dan tidak segar lagi.
Kerusakan fisik ditandai dengan membusuknya cabai segar yang disimpan. Kerusakan ini
tentu saja merugikan. Oleh karena itu, agar cabai sampai ke tangan konsumen dalam kualitas
yang baik, diperlukan penanganan ekstra saat panen dan pasca panen untuk memperpanjang
umur simpan, memudahkan pendistribusian dan meningkatkan nilai tambah. Hal tersebut
dapat dilakukan antara lain melalui pengolahan, seperti pembuatan cabai kering, tepung
cabai,
saus
cabai.
c)
Prosedur
Pelaksanaan
Grading dapat dilakukan di tempat panen/tempat pengumpulan, untuk memudahkan
pekerjaan dengan mengacu pada spesifikasi persyaratan mutu Cabai Merah Segar (SNI 014480-1998).
Sumber
informasi:
1. Anonymous. 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Cabai Merah,
Kabupaten Blitar. Surabaya: Dinas Pertanian Tanaman Propinsi Jawa Timur
2. Anonymous, 2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Produksi Hortikultura. Direktorat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman
3. Subhan, 2011, Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum). Lembang Bandung: Balai
Penelitian
Tanaman
Sayuran.
4. Anonymous. 2016. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 2019. Jakarta:
Kementerian
Pertanian
(Penulis: Ir. Diana Prasastyawati, M.Si, Penyuluh Pertanian pada Pusat Penyuluhan
Pertanian, alamat e-mail: dianapras@gmail.com)
Tanggal Artikel Diupload : 31-08-2016