Вы находитесь на странице: 1из 2

TINJAUAN PUSTAKA KUNJUNGAN LAPANGAN

HEPATITIS C
Hepatitis C adalah peradangan pada hati disebabkan karena terjadinya infeksi oleh
virus hepatitis C (HCV). HVC dapat menyebar melalui jalur parenteral, transfusi darah,
kontak seksual dan penggunaan obat-obatan intravena. Angka kejadian Hepatitis secara
umum yang terjadi di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1,2% sedangkan khususnya Hepatitis
C sekitar 2,5%. Virus Hepatitis C (HCV) adalah virus RNA dengan untai tunggal (ssRNA)
dengan selubung. HCV berasal dari famili Flaviviridae, genus Hepacivirus. HCV dapat
masuk kedalam tubuh dengan melalui darah seperti tindakan transfusi atau tindakan parental
yang menyebabkan virus masuk kedalam peredaran darah. Infeksi primer pada Hepatitis C
lebih sering terjadi secara asimtomatik.
HCV merupakan virus yang tidak bersifat sitopatik langsung dan replikasi dapatg
berlangsung tanpa adanya gangguan pada hati. Gejala klinis terlihat ketika sistem imun
penderita memberikan respon aktif terhadap antigen virus selama replikasi, sehingga
kerusakan hati tergantung pada kekuatan sistem imun. Kondisi asimtomatik dapat berlanjut
bertahun-tahun dengan kelainan histologis hati yang minimal dan nilai SGPT yang normal.
Gejala - gejala yang dirasakan pada penderita seperti malaise, lesu, anoreksia dan ikterik.
RNA dari virus HCV sudah dapat dideteksi dalam darah setelah 1-2 minggu setelah infeksi
sedangkan anti HCV baru dapat dideteksi setelah 2-24 minggu.
Diagnosis dari hepatitis C dapat dengan Pemeriksaan serologi yangb betujuan untuk
mendeteksi antibodi yang dibentuk tubuh terhadap protein core dan protein nonstruktural
HCV kemudian dapat dilakukan pemeriksaan molekular bertujuan untuk mendeteksi RNA
HCV secara kualitatif untuk mencari informasi tentang ada atau tidaknya virus dan
kuantitatif digunakan untuk memonitoring terapi antivirus biasanya 4 dan 12 minggu setelah
terapi. Tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien dengan Hepatitis C adalah diberikan
kombinasi interferon dengan ribavirin. Ribavirin juga dapat diberikan dengan dosis pada
penderita denngan berat dibawah 55 kg diberikan 800 mg/hari, penderita dengan berat 56-75
kg diberikan 1.000 mg/hari dan penderita dengan berat lebih dari 75 kg diberikan 1.200
mg/hari. Interferon konvensional juga dapat diberikan dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit
setiap 2 hari atau 3 kali seminggu.

Вам также может понравиться