Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TEMBAGA (CU)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK V
ADLAN RIFKI DAWAMI
(11.2015.1.00560)
(11.2015.1.00564)
ADI SUPRIYANTO
(11.2015.1.00565)
(11.2015.1.00568)
BERNARDINUS UN NANA
(11.2015.1.00557)
(11.2015.1.00561)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "TEMBAGA (CU)". Atas dukungan moral dan materail yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada ;
Ibu Avellyn Shintya S,ST., MEM, selaku dosen mata kuliah Genesa Bahan Galian,
yang memberikan bimbingan, saran, ide dan lain lain kepada penulis.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, Penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK V
ii
DAFTAR ISI
Hal
COVER
.... i
KATA PENGANTAR
ii
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
Genesa Tembaga
2.3
2.4
2.5
Kegunaan Tembaga
3
4
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang di usahakan oleh PT.Freeport
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat kami ketahui dan dapat kami jelaskan secara
TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata pelajaran Genesa
Bahan Galian di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. Banyak hal yang mesti
kami ketahui tentang Ganesa Bahan Galian khususnya di salah satu material Tembaga.
1 II
BAB
PEMBAHASAN
2.1
A. Sifat Fisika
1) Tembaga memiliki warna kuning ke merah merahan.
2) Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis, kawat.
3) Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran elektron.
4) Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
5) Memiliki titik leleh pada 1084,62 C, sedangkan titik didih pada 2562 C.
B. Sifat Kimia
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi.
2) Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang
berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu (OH)2CO3.
3) Pada suhu sekitar 300 C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO
yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 C, akan
terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
4) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam asam nonoksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat dan mendidih menyerang logam
tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
5) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
6) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga (I) sulfida dan tembaga (II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga (I) klorida.
2.2
GENESA TEMBAGA
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu genesa primer dan genesa sekunder.
A. Genesa Primer
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang
berhubungan
langsung
dengan
intrusi
magma. Endapan
pegmatite sering
dijumpai
berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali,
aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.
Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan
endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Ciri khas
endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya
pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar relatif merata
dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan
intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik, membentuk endapan
tembaga porfiri.
Endapan porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi memiliki kadar
rendah namun tersebar merata, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang
menyebabkan terjadinya mineralisasi, dan merupakan endapan penghasil tembaga terbesar
yaitu lebih dari 50%. Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah :
1) Mineral utama, terdiri : pirit, kalkopirit dan bornit.
2) Mineral ikutan, terdiri : magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit,
kuebnit dan emas.
3) Mineral sekunder, terdiri: hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif. Akibat
dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi bijih
tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit, marmer dan
skarn.
B. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral
mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena pengaruh air dan
udara. Mineral sulfide, MineralTembaga 4 yang terdapat di alam mudah sekali mengalami
perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida
kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan suatu massa yang
berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan (penudung besi). Sedangkan
material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan
menimbulkan zona pengayaan sekunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara
dan air yang aktif, akibatnya sulfide sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat sulfat dan
logam logam dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung
logam tidak berpindah jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan
mengendapkan unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral
lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan
logam dan kandungan kaya bijih.
Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah
maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena
bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuklah suatu
zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian
menghasilkan sulfide sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit
dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung
konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.
2.3
crack dan kekar. Pada waktu terjadi intrusi bidang bidang ini akan terinjeksi oleh larutan
sisa. Proses ini akan diikuti adanya pertukaran unsur unsur larutan sisa dan batu gamping.
Kejadian ini akan menyebabkan terbentuknya mineral seperti kalkoporot, pirit, magnetit,
garnet, sphalerit dan kuarsa. Tipe endapan kedua dari bijih tembaga adalah berbentuk zenolit.
Endapan tembaga berbentuk zenolit ini merupakan hasil intrusi magma granit terhadap
batuan samping limestone. Pada saat terjadinya intrusi dimana ada material yang memiliki
4
titik lebur yang lebih tinggi terjebak dalam intrusi
granit tersebut. Material ini berupa garnet
diopside. Proses ini menyebabkan terbentuknya mineral mineral tembaga sulfida dan
tembaga silikat di dalm zenolit tersebut. Mineral mineral itu seperti kalkopirit, pirit, pirotit
dan sedikit piroksen dan flourit. Tipe ketiga adalah endapan bijih tembaga dalam bentuk
lensa. Endapan ini terbentuk dari proses intrusi magma andradite terhadap batuan samping
limestone yang diikuti pula oleh proses pertukaran unsur-unsur. Endapan dalam bentuk lensa
akan terbentuk dalam intrusi ini dimana posisinya tersebar dan tidak teratur. Mineral yang
ditemukan antara lain kalkopirit, pirit dan piroksen.
2.4
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada
suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada pada saat
pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.MineralTembaga 12.
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine
disilika guna mengubah besi (II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi (II) silikat yang
kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut ini :
Tembaga (I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan
masih mengandung sedikit besi (II) sulfide.
C. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara dipanaskan
dengan udara terkontrol, sesuai reaksi berikut ini :
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab
mengandung rongga rongga yang berisi udara.
D. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian
dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang
sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga (II)
sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi
Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda
Anoda
: Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap
sebagai lumpur.
2.5
KEGUNAAN TEMBAGA
7 III
BAB
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin : cuprum). Logam ini
merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.dan merupakan bahan logam yang sangat
popular untuk berbagai jenis ke butuhan, baik untuk industrialisasi, kesehatan ,militer,
kerajinan dan lain lain. Ada 2 proses genesa nya yaitu primer dan sekunder. Primer =
Proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang berhubungan
langsung dengan intrusi magma. Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan
batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan
beberapa muskovit dan biotit. Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari
proses pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan
encer. Ciri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk
karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula, rendah, tersebar
relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat
hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik,
membentuk endapan tembaga porfiri. Sekunder = Proses genesanya melalui proses ubahan
(alteration) yang terjadi pada mineral mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat
tidak stabil bila terkena pengaruh air dan udara. Mineral sulfida MineralTembaga 4 yang
terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan
berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya
didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada
kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder. Pada zona diantara
permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif,
akibatnya sulfida sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat sulfat dan logam logam dibawa
serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah
jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit,
gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan
kandungan kaya bijih.
DAFTAR 8PUSTAKA
1. Association,
Copper
Development. 2013.
Sources
of
Copper
Ore.
(http://www.copper.co.za/copper_ore.php)
2. Budi.
2012.
Pertambangan
Tembaga
di
Indonesia.
(http://budi2one.blogspot.com/2012/11/pertambangan-tembaga-di-indonesia.html)
3. Explorasi
UMI. 2013.
Tahapan
Kegiatan
Ekosplorasi
Teknik
Pertambangan.
(http://explorasiumi.wordpress.com/2013/01/01/tahapan-kegiatan-eksplorasi-teknikpertambangan/)
4. Ferdy,
MP.
2012. Makalah
Tembaga.
(http://ferdymp.blogspot.com/2012/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html)
5. Geo,
Habib. 2012.
Geografi.
(http://habib-geo.blogspot.com/2012/11/bahan-galian-
timah-putih-bauksit.html)
6. Government,
Australian.
2012.
Copper.
(http://www.australianminesatlas.gov.au/aimr/commodity/copper.html#top)
7. Government,
Australin. Education
Fact
Sheets
Copper.
(http://www.australianminesatlas.gov.au/education/fact_sheets/copper.html#mining)
8. Hernendi,
Syafril.
2009. Tembaga:
Salah
Satu
(http://syafrilhernendi.com/2009/05/18/tembaga-salah-satu-logam-tua/)
Logam
Tua.
9. Israel,
Delete
. 2013.
Freeport.
(http://deleteisrael.pun.bz/ironis-ternyata-freeport-
merupakan-negar.xhtml)
10. Kukuh, Angga. 2011. Teknologi Proses. (http://anggakukuh.wordpress.com/)
11. Manufactor. 2011. Mineralogi. (http://manufactor.wordpress.com/2011/01/21/21/Mining
Technology. Australias Top Producing Coppers Mine)
12. Today,
Finance.
2013. Defisit
Suplai
Dorong
Kenaikan
Harga
Tembaga.
(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/39639/Defisit-Suplai-Dorong-KenaikanHarga-Tembaga)