Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Manifestasi
Klinis
1. Fraktur
patologis
(ex: trauma
minor)
2. Nyeri
dengan
atau tanpa
fraktur
yang
nyata.
3. Nyeri
timbul
mendadak.
4. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang.
5. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur.
6. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas.
7. Deformitas vertebra thorakalis (Penurunan tinggi badan)
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis osteoporosis, sebagaimana penyakit lain, perlu
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. 1
Anamnesis
Keluhan utama biasanya dapat langsung mengarah kepada diagnosis
Faktor lain yang harus ditanyakan juga adalah fraktur pada trauma minimal,
imobilisasi lama, turunnya tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan
sinar matahari, asupan kalsium, fosfor, vitamin D, latihan yang teratur yang
bersifat weight-bearing.
Obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang riwayat konsumsi alkohol
dan merokok
Penyakit-penyakit lain seperti penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin,
dan insufiesiensi pankreas.
Riwayat haid, umur menarke dan menopause, penggunaan obat-obat
kontrasepsi, dan riwayat keluarga dengan osteoporosis juga perlu
diperhatikan. 1
Pemeriksaan Fisik
Dapat berupa kelanjutan fraktur lama, fraktur baru, atau abnormalitas
karena penyebab sekunder osteoporosis
Kehilangan tinggi badan 4 cm atau lebih
penurunan berat badan 5% atau lebih, berkaitan dengan peningkatan risiko
fraktur
Kelainan cara berjalan, postur, keseimbangan, kekuatan otot, atau adanya
hipotensi postural atau menurunnya kesadaran dapat dikaitkan dengan risiko
jatuh.2
Pemeriksaan Labor
Tes rutin yang dilakukan adalah pengukuran kalsium serum dan kadar
kreatinin, fungsi hati, pengukuran kadar tirotropin, dan hitung darah lengkap
Kadar serum 25-hidroksivitamin D (Vitamin D inactive) juga dapat diukur.
Kadar dibawah 30 ng/ml (75 nmol/L) harus di berikan pengobatan. 3
Imaging
Frame Pictures Sign
Pemeriksaan
Densitas
Tulang
Densitas
mineral
tulang atau Bone
Mineral
Density
(BMD) didefinisikan
sebagai konsentrasi
rata-rata mineral per
unit area.4
Klasifikasi diagnosis
osteoporosis
berdasarkan densitas
massa
tulang
menurut WHO study
group 1994 adalah:
Klasifikasi
Skor T
Normal
Osteopenia
Osteoporosis
Osteoporosis berat
Tatalaksana
Komplikasi
Fraktur
Kompresi organ-organ dalam akibat deformitas
Prognosis
Prognosis untuk osteoporosis baik jika kehilangan tulang terdeteksi di tahap awal
dan intervensi yang tepat dilakukan. Pasien dapat meningkatkan BMD dan
mengurangi risiko patah tulang dengan obat anti-osteoporosis yang tepat. Selain
itu, pasien dapat menurunkan risiko jatuh dengan berpartisipasi dalam
pendekatan multifaset yang mencakup rehabilitasi dan modifikasi lingkungan.
Memburuknya status medis dapat dicegah dengan memberikan manajemen nyeri
yang tepat dan, jika diindikasikan, perangkat orthotic. 4
1. Setiyohadi, B, 2009, Osteoporosis. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penykit Dalam Edisi
V Jilid III. Jakarta.
2. Lewiecki, EM, 2010, Osteoporosis: Clinical Evaluation
3. Ebeling, PR, 2008, Osteoporosis In Men. Dalam: New England Journal of
Medicine, UK.
4. http://emedicine.medscape.com/article/330598-overview