Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
hubungan kelembagaan yang serasi dengan badan-badan yang perlu terlibat dalam
perencanaan pembangunan. Badan ini perlu membangun apa yang disebut sebagai
institutional linkages. Hubungan utama yang menentukan apakah badan pekerjaan ini bis
efektif atau kurang efektif adalah dengan Dewan atau Komisi Perencanaan/Pembangunan
disebut terdahulu. Pada umumnya ketua badan adalah anggota atau seketaris Dewan.
Dukungan dari kepala pemerintah terhadap pekerjaan badan perencanaan pusat
adalah amat penting. Di Indonesia badan serupa ini dilakukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional disingkat Bappenas.
Badan penyusunan anggaran dapat diangap pula berfungsi di bidang perencanaan
dan perlu bekerja secara serasi dengan perencanaan pusat. Seperti telah dikemukakan
terdahulu, perencanaan anggran perberan sangat dominan dalam penentuan arah dan
tingkat investasi pembangunan. Lembaga ini di Indonesia ialah Direktorat Jenderal
Anggaran dari Departermen Keuangan.
Pada masing-masing departermen operasional perlu dibentuk dan dibina unit-unit
perencanaan ( planning cells ) yang menyerasikan dan merumuskan rencana-rencana
sektoral serta departemental. Unit-unit ini bekerja erat dengan badan perencanaan pusat,
badan penyusunan anggaran dan perencanaan daerah-daerah. Kecuali itu juga dengan
proyek-proyek kegiatan usaha pembangunan sendiri. Di Indonesia pada masing-masing
Departermen dibentuk Biro-Biro Perencanan.
Seperti sikemukakan di atas maka dalam proses perencanaan pembangunan
terdapat pula dan perlu dibina badan-badan perencanaan ditingkat daerah. Fungsinya
yang utama adalah merumuskan rencana-rencana pembangunan yang diperlukan daerah,
keserasian rencana di tingkat daerah, serta keserasian rencana antara perencanaan daerah
dengan perencanaan nasional. Bappeda-Bappeda atau Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dibentuk dan dibina dalam usaha perencanaan di Indonesia.
Berbagai lembaga-lembaga sangat berfungsi membantu dalam proses perencanaa.
Lembaga-lembaga adalah lembaga-lembaga Pnelitian dan Lembaga Statistik. Sumbersumber informasinya sangat diperlukan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Berbagai lembaga non pemerintah seringkali mempunyai fungsi yang penting
dalam proses perancanaan pembangunan. Lembaga-lembaga ini misalnya adalah Kamar
Dagang, Asosiasi Produsen, Lembaga Perlindungan Konsumen, Perhimpunan Konsultan
dan Superintendence. Bahkan perguruan-perguruan Tinggi (hasil-hasil penelitian),
berbagai kelompok kepentingan (karyawan, tani), pers, selain juga dalam memberikan
informasi demikan pula dalam penentuan felt needs, dan dialog untuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
Dalam perencanaan, supaya rencana pertama menggambarkan sedikit banyak apa
yang dirasakan sebagai kebutuhan dan kepentingan dalam masyarakat dan kedua supaya
mendapatkan dukungan pilitik dan partisipasi masyarakat, dilakukan pula oleh ataua
denagan Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat, paling sedikit program kegiatan
pemerintan dalam rencana tahunan yang tercermin dalam Anggaran Belanja pada
umumnya harus melalui persetujuan Perlemen.
Bahkan dapat dikemukakan bahwa perencanaan pembangunan sebenarnya masuk
dalam proses politik.
Economic planning is a politic-economic prosses which draws together the techniques
of economic analiysis and the forces of concensus building, decision making, and action
taking that are the heart of the political prosses.3
Penting dalam kegiatan usaha perencanaan ini adalah tatacara dan tatakerja
berbagai lembaga-lembaga tersebut secara serasi. Seringkali hal ini memerlukan suatu
proses pemngembangan seacara sendiri. Masalah ini dapat pula dilihat dari segi analisa
dan pembentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersagkut paut dengan usaha
pembangunan berencana.4 Demikian pula perlu dikembangkan standar dan ukuranukuran dalma kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Misalnya dalam
pembangunan statistik, ukuran-ukuran penilaian proyek-proyek atau benchmarking.5
Dengan penglihatan ini kita melihat bagaimana proses perkembangan dan saluran
dari sejak dipikirnya konsep pertama sampai hal itu dirumuskan sebagai suatu
kebijaksanaan formal. Infomasi-informasi apakah yang dipakai untuk mendukung
(statistik, survey, penelitian, studi, pendapat masyarakat, dan lain-lain) kemudian cara
cara pemilihan alternatifnya yang terbaik. Segala sesuatu ini mungkin memerlukan
kerangka institusional yang baik dalam bentuk organisasi dan administrasi perencanaan.
Jaringan perlembagaan yang memberikan kerangka saluran analisa dan
pembentukan kebijaksanaan pembangunan ini sangat penting bagi tingkat kualitas
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil.
It can also help to improve the decision making process at the highest levels of political
authority so that at least the implications of decisions are well known and the
alternatives are cleariy presented. If can also, throught devising more appropriate
machinery and procedure make the planning process less dependent on isolated decisions
and process involving wider consultation and participation by large sections of the
community.6
Sebagai gambaran yang disederhanakan disini diberikan ilustrasi kasus Indonesia.
3 David C. cole and Young Woo Nam, The pattern and significance of economic
planning in korea. Dalam Irma Adelman (ed), Practical approaches to Development Planning
Koreas Second Five Plan, The John Kopkins Press, Baltimore, 1969
4 Bintoro Tjokroamidjojo, Policy Analysis and Development. The case of Indonesia.
Paper untuk ACDA, 1974.
5 Hal ini juga dikemukakan oleh Jan Tinbergen, Development Planning.Weidenfeld
and Nicholson, London.
6 Hamzah Merghani, op. cit.
7 Dikutip dari :
Bintoro Tjokroamidjojo, Pengantar Administrasi Pembangunan, LP3ES, 1974.
8 Indro S. Suwandi, Konsep-konsep umum dalam siste informasi : Beberapa aspek
dalam pengembangan jaringa sistim informasi nasional dinegara yang sedang berkembang,
Seminar Jaringan Informasi Sumber Alam dan kaitannya dengan bidang social ekonomi, Jakarta,
24 26 Juni 1975.
9 IBRD : Economuc Development Institute, Syllabus.