Вы находитесь на странице: 1из 26

Karakteristik dan Dinamika Perilaku Manusia

Disusun Oleh :
Cut Rauzatun Amna

(131207293)

Cut Rahma Walida

(131207273)

Husnidar

(131207289)

Nurmaida

(131207262)

Sri Wahyuni

(131207277)
Dosen pembimbing:
JUFRI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


STAIN MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2016

KATA PENGANTAR

Alhamdulillhahirabilalamin, puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT.,


sebagai pencipta atas segala kehidupan yang kita lihat, kita dengar dan kita rasa
yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang tetap istiqomah hingga yaumil akhir.
Terima kasih dan rasa syukur yang dalam, penulis sampaikan kepada Bapak
dan Mamaku tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan
kesabaran, kasih sayang, doa dan cucuran keringat yang mengalir selama hidup
ini. Sungguh, kasih sayang Bapak dan Mama adalah anugerah terindah yang tak
dapat tergantikan oleh apa pun.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Allah senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga
amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis, mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Lhokseumawe, 24 April 2016

Penyusun
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I ~ PENDAHULUAN
A Latar Belakang................1
BAB II ~ PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karakter.................................................................................
....2
B. Jenis-jenis
Karekter ................................................................................
....2
C. Faktor

Yang

Mempengaruhi

Manusia..........................................3
D. Pengertian
Dinamika
Manusia........................................................4
E. Pengertian

Karakter
Prilaku
Perilaku

Individual...................................................................11
F. Perubahan
Perilaku
Individual...................................................................17
BAB III ~ PENUTUP
A Kesimpulan................................................18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,
nilai,

etika,

kekuasaan,

persuasi,

dan

genetika.

Menurut

perspektif kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah


proses

mental,

dimana

individu

(organisme)

aktif

dalam

menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus


sebelum melakukan reaksi. Menurut perspektif behaviorisme
manusia adalah mesin (homo mechanicus) yang perilakunya
dikendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.
Pada

dasarnya

individu

mempunyai

keinginan

untuk

memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya


individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk
mendapatkan

perilaku

yang

dinamis,

individu

perlu

menyesuaikan dan menggunakan segala aspek yang ada dalam


dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat berjalan
dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya
tetapi juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan
pribadi.

Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu


dapat menguasai kemampuan-kemampuan social secara umum
seperti keterampilan komunikasi yang efektif, sikap tenggang
rasa,

memberi

dan

menerima

toleran,

mementingkan

musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap


demokratis, memiliki rasa tanggung jawab social seiiring dengan
kemandirian yang kuat dan lain sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakter
Berikut beberapa pengertian karakter:1
1. Pengertian

karakter

menurut

kamus

besar

Bahasa

Indonesia adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi


pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain dan
juga bisa bermakna "huruf".
2. Menurut Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan
Nasional, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

1 Sugiarto Endar, Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama, 1999.

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang


ia buat.
Jadi

karakter

merupakan

cara

individu

berfikir

dan

berprilaku yang menghasilkan ciri khas dan membedakan satu


individu dengan individu lainnya. Karakter dapat berupa karakter
baik dan buruk, sesuai dengan tingkah laku yang dihasilkan dari
karakter tersebut dan mengacu pada nilai dan norma yang
berlaku.
B. Jenis-Jenis Karakter
Jenis-jenis karakter menurut yaitu:
1. Sanguin (Pembicara)
Orang sanguin merupakan orang yang dapat menjadi pusat
perhatian banyak orang karena sifatnya yang ramah, riang,
pandai bergaul, dan suka berbicara. Namun kekurangan dari
orang sanguin yaitu tidak disiplin, mudah gelisah atau tidak
tenang, dan cenderung egois.
2. Kolerik (Pemimpin)
Orang
optimistic,

kolerik
suka

memiliki

kemauan

memerintah

dan

yang

penuh

keras,

dengan

tegas,
ide-ide.

Terkadang karna sifatnya yang suka memerintah sehingga ia


senang menguasai sesorang, licik dan tidak berperasaan, hal ini
pula yang menjadikan orang kolerik dapat dibenci orang.
3. Melankolik (Pelaksana)
Orang melankolik amat sensitif terhadap segala sesuatu,
dank arena hal ini pula yang membuat ia menjadi orang yang
cermat, perfeksionis dan idealis. Kekurangannya ialah selalu
berfikir negatif sehingga mudah membuatnya khawatir.
4. Flegmatik (Penonton)
Orang flegmatik yaitu orang yang tenang, lembut, dan
kurang bergairah menghadapi suatu hal namun tidak mudah

terpengaruh orang lain. Ia juga merupakan orang yang lama


untuk mengambil keputusan. Kekurangannya ialah tidak tegas
dan penakut.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Karakter Manusia
1. Genetika
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gen
dan

segala

aspeknya.

Istilah

Genetika

diperkenalkan

oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam


Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional
tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
2. Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang
atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang
terhadap sesuatu.
3. Norma Sosial
Norma merupakan aturan yang dibentuk oleh manusia
secara tidak sengaja dan lama-kelamaan norma-norma yang
terbentuk disusun secara sadar dan dianut oleh masyarakat
sekitar dan menjadikan standar prilaku masyarakatnya yang
pantas dan wajar.
4. Kontrol Prilaku Pribadi
Kontrol prilaku pribadi merupakan sebuah pengaturan atau
bagaimana cara individu memenej prilaku pribadi dan tingkah
lakunya.

D. Pengertian Dinamika Prilaku Manusia


Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,

nilai,

etika,

kekuasaan,

persuasi,

dan

genetika.

Menurut

perspektif kognitif lebih menekankan bahwa tingkah laku adalah


proses

mental,

dimana

individu

(organisme)

aktif

dalam

menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus


sebelum melakukan reaksi. Menurut perspektif behaviorisme
manusia adalah mesin (homo mechanicus) yang perilakunya
dikendalikan atau dikendalikan oleh lingkungan.
Pada

dasarnya

individu

mempunyai

keinginan

untuk

memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya


individu memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk
mendapatkan

perilaku

yang

dinamis,

individu

perlu

menyesuaikan dan menggunakan segala aspek yang ada dalam


dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat berjalan
dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya
tetapi juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan
pribadi.2
Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu
dapat menguasai kemampuan-kemampuan social secara umum
seperti keterampilan komunikasi yang efektif, sikap tenggang
rasa,

memberi

dan

menerima

toleran,

mementingkan

musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap


demokratis, memiliki rasa tanggung jawab social seiiring dengan
kemandirian yang kuat dan lain sebagainya.
Dalam Pendidikan pun dinamika perilaku perlu diterapkan
agar kegiatan bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan
dengan lancar, dinamis dan tujuan yang diingkan tercapai.
2 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda,
2003.

Misalnya dalam bimbingan dan konseling kelompok semua


anggota dan konselor bersikap pasif maka kegiatan tersebut
tidak akan hidup dan tidak berjalan dengan lancar. Begitu pula
sebaliknya.
Menurut pandangan humanistic, manusia adalah makhluk
yang aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan
lingkungannya. Perilaku manusia berpusat pada konsep dirinya
berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga
didasarkan

pada

mempertahankan,

kebutuhannya
meningkatkan

dalam
serta

fungsi

untuk

mengaktualisasikan

dirinya.
Psikologi memberikan sumbangan terhadap pendidikan,
karena subjek dan objek pendidikan adalah manusia (individu).
Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku
individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu
agar dapat berkembang optimal.
Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini
berpendapat bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak
kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan
situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo
biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan
yang banyak dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini
unsur ruhani sama sekali tidak masuk hitungan karena dianggap
termasuk penghayatan subjektif semata-mata.
Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa
filsafat yang mendasarinya bercorak antroposentrisme yang
menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan

relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang


menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat
derajat manusia teramat tinggi ia seakan-akan memiliki kausa
prima yang unik, pemilik akal budi yang sangat hebat, serta
memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap
baik dan sesuai baginya.
Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran
besar psikologi, yakni: Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi
Humasnistik,

Psikologi

Transpersonal.

Masing-masing

aliran

meninjau manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan


dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai
dimensi

dan

asas

tentang

kehidupan

manusia,

kemudian

membangun teori dan filsafat mengenai manusia.


1. Perspektif Biologis
Perspektif biologis yaitu sebuah pendekatan psikologi yang
menekankan pada berbagai peristiwa yang berlangsung dalam
tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang.
Perspektif Biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu
bidang psikologi yang nenekankan pada mekanisme evolusi yang
membantu menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam
kognisi, perkembangan, emosi praktek-praktek sosial, dan areaarea lain dari perilaku. Kita bisa terima untuk menunjukkan
dalam gagasan bahwa genetika dan evolusi memainkan peran
dalam mempengaruhi perilaku manusia melalui seleksi alam.
Teori dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku
genomik mempertimbangkan bagaimana gen mempengaruhi
perilaku. Sekarang genom manusia dipetakan, mungkin, suatu
hari nanti kita akan memahami lebih tepatnya bagaimana

10

perilaku dipengaruhi oleh DNA. Faktor biologis seperti kromosom,


hormon dan otak semua memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap

perilaku

misalnya, Pendekatan

manusia,
biologis

untuk

berpendapat

jenis

kelamin

bahwa

perilaku

sebagian diwariskan dan memiliki fungsi (atau evolusi) adaptif.


Misalnya, dalam minggu-minggu segera setelah kelahiran anak,
tingkat testosteron pada ayah hampir lebih dari 30 persen.3
Psikolog

biologis

menjelaskan

perilaku

dalam

hal

neurologis, yaitu fisiologi dan struktur otak dan bagaimana ini


mempengaruhi

perilaku.

Banyak

psikolog

biologis

telah

berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba untuk


menjelaskannya.
skizofrenia

Misalnya

psikolog

dipengaruhi

oleh

biologi

percaya

tingkat

bahwa

dopamine

(neurotransmitter).
Temuan ini telah membantu psikiatri lepas landas dan ia
membantu meringankan gejala penyakit mental melalui obatobatan. Namun Freud dan disiplin lain akan berpendapat bahwa
ini hanya memperlakukan gejala dan bukan penyebabnya. Di
sinilah psikolog kesehatan mengambil temuan bahwa psikolog
biologis memproduksi dan melihat faktor-faktor lingkungan yang
terlibat untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839),
seorang neurolog berasal dari Austria, keturunan Yahudi. Teori
yang dikembangkan pengalaman menangani pasien, Freud
menemukan

ragam

dimensi

dan

prinsip-prinsip

mengenai

manusia yang kemudian menyusun teori psikologi yang sangat


3 Baharudin, Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis Terhadap
Fenomena, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

11

mendasar, majemuk, dan luas implikasinya dilingkungan ilmu


sosial, humaniora, filsafat, dan agama.
Dalam diri manusia ada 3 tingkatan kesadaran yaitu alam
sadar, alam tidak sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran
manusia digambarkan Freud sebagai sebuah gunung es dimana
puncaknya yang kecil muncul kepermukaan dianggap sebagai
alam sadar manusia sedangkan yang tidak muncul ke permukaan
merupakan

alam

ketidaksadaran

yang

luas

dan

sangat

berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dan diantara alam


sadar dan alam ketidaksadaran terdapat alam prasadar. Dengan
metode asosisi bebas, hipnotis, analisis mimpi, salah ucap, dan
tes proyeksi hal-hal yang terdapat dalam alam prasadar dapat
muncul ke alam sadar.
2. Perspektif Behaviorisme
Perspektif Behaviorisme yaitu pendekatan psikologi yang
menelaah cara lingkungan dan pengalaman mempengaruhi
tindakan

seseorang.

Penganut

behaviorisme

(behaviorist)

menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun


hukuman

(punishment)

dalam

mempertahankan

atau

mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu.


Behaviorisme berbeda dengan kebanyakan pendekatan
lain

karena

mereka

melihat

orang

(dan

hewan)

sebagai

dikendalikan oleh lingkungan mereka dan secara khusus bahwa


kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dari lingkungan
kita.

Behaviorisme

berkaitan

dengan

bagaimana

faktor

lingkungan (disebut rangsangan) mempengaruhi perilaku yang


dapat

diamati

(disebut

respon).

Pendekatan

behavioris

mengusulkan dua proses utama dimana orang belajar dari

12

lingkungan mereka:. Pengkondisian yaitu klasik dan operant


conditioning Pengkondisian klasik melibatkan pembelajaran oleh
asosiasi, dan pengkondisian operan melibatkan belajar dari
konsekuensi perilaku.
Pendekatan ini awalnya diperkenalkan oleh John B. Watson
(1941, 1919). Pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian
dalam psikologi di antara tahun 1920-an s/d 1960-an. Ketika
Watson

memulai

penelitiannya,

dia

menyarankan

agar

pendekatannya ini tidak sekedar satu alternatif bagi pendekatan


instinktif

dalam

memahami

perilaku

sosial,

tetapi

juga

merupakan alternatif lain yang memfokuskan pada pikiran,


kesadaran, atau pun imajinasi. Watson menolak

informasi

instinktif semacam itu, yang menurutnya bersifat mistik,


mentalistik, dan subyektif. Dalam psikologi obyektif maka
fokusnya harus pada sesuatu yang dapat diamati (observable),
yaitu pada apa yang dikatakan (sayings) dan apa yang
dilakukan (doings). Dalam hal ini pandangan Watson berbeda
dengan James dan Dewey, karena keduanya percaya bahwa
proses mental dan juga perilaku yang teramati berperan dalam
menyelaskan perilaku sosial.4
Para behaviorist memasukan perilaku ke dalam satu unit
yang dinamakan tanggapan (responses), dan lingkungan ke
dalam unit rangsangan (stimuli). Menurut penganut paham
perilaku,

satu

rangsangan

dan

tanggapan

tertentu

bisa

berasosiasi satu sama lainnya, dan menghasilkan satu bentuk


hubungan fungsional. Contohnya, sebuah rangsangan seorang
teman datang , lalu memunculkan tanggapan misalnya, tersen4 Martha Tilaar, Kepribadian dan Pengembangan Diri Bekal Menuju Sukses,
Jakarta, 1999.

13

yum. Jadi seseorang tersenyum, karena ada teman yang datang


kepadanya. Para behavioris tadi percaya bahwa rangsangan dan
tanggapan

dapat

dihubungkan

tanpa

mengacu

pada

pertimbangan mental yang ada dalam diri seseorang. Jadi tidak


terlalu

mengejutkan

jika

para

behaviorisme

tersebut

dikategorikan sebagai pihak yang menggunakan pendekatan


kotak hitam (black-box) . Rangsangan masuk ke sebuah kotak
(box) dan menghasilkan tanggapan. Mekanisme di dalam kotak
hitam tadi srtuktur internal atau proses mental yang mengolah
rangsangan dan tanggapan karena tidak dapat dilihat secara
langsung (not directly observable), bukanlah bidang kajian para
behavioris tradisional.
Kemudian,
mengubah

B.F.

fokus

Skinner

(1953,1957,1974)

behaviorisme

melalui

membantu

percobaan

yang

dinamakan operant behavior dan reinforcement. Yang dimaksud


dengan operant condition adalah setiap perilaku yang beroperasi
dalam suatu lingkungan dengan cara tertentu, lalu memunculkan
akibat atau perubahan dalam lingkungan tersebut. Misalnya, jika
kita tersenyum kepada orang lain yang kita hadapi, lalu secara
umum, akan menghasilkan senyuman yang datangnya dari orang
lain tersebut. Dalam kasus ini, tersenyum kepada orang lain
tersebut merupakan operant behavior. Yang dimaksud dengan
reinforcement adalah proses di mana akibat atau perubahan
yang terjadi dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu di
masa datang . Misalnya, jika kapan saja kita selalu tersenyum
kepada orang asing (yang belum kita kenal sebelumnya), dan
mereka

tersenyum

kembali

kepada

kita,

maka

muncul

kemungkinan bahwa jika di kemudian hari kita bertemu orang


asing maka kita akan tersenyum. Perlu diketahui, reinforcement
atau penguat, bisa bersifat positif dan negatif. Contoh di atas

14

merupakan penguat positif. Contoh penguat negatif, misalnya


beberapa kali pada saat kita bertemu dengan orang asing lalu
kita tersenyum dan orang asing tersebut diam saja atau bahkan
menunjukan rasa tidak suka, maka dikemudian hari jika kita
bertemu orang asing kembali, kita cenderung tidak tersenyum
(diam saja).
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat
ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau
kondisioning terhadap manusia tersebut. Aliran ini mengangap
bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya
ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia
tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari eksperimen yang
dilakukan oleh sejumlah penelitian tentang perilaku binatang
yang sebelumnya dikondisikan.
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan
ditemukannya

asas-asas

perubahan

perilaku

yang

banyak

digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam


metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku
terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement,
yakni :
a. Classical Conditioning
Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu
apabila rangsang tersebut sering diberikan bersamaan dengan
rangsang lain yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi
tersebut. Misalnya bel yang selalu dibunyikan mendahului
pemberian

makan

seekor

anjing

lama

kelamaan

akan

menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan

15

makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi antara kedua


rangsang tersebut.
b. Law of Effect
Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan
akan cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang
menyakitkan akan cenderung dihentikan.
c. Operant Conditioning
Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan
perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh
pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal
yang diinginkan (penguat negatif). Di lain pihak suatu pola
perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut
mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau
mangakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku
(penghapusan).
d. Modelling
Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan
penaladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi
(model)
Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan
dengan proses belajar yaitu berubahnya perilaku tertentu
menjadi perilaku baru.
E. Pengertian Perilaku Individual

16

Perilaku

Individu merupakan salah suatu

fungsi dari

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam hal ini


kita melihat bagaimana perbedaan individu dalam bentuk
kemampuan (termasuk kecerdasan) dan karakteristik biografis
(termasuk usia, gender, ras, dan masa jabatan) mempengaruhi
kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Selain kecerdasan daya
tarik fisik juga berpengaruh dalam perilaku organisasi. Seorang
manager harus mengetahui perilaku individu, karena setiap
perbedaan karakteristik individu menentukan perilaku individu.
1. Kemampuan Setiap manusia memiliki kemampuan yang
berbeda dari individu lain.
Namun dari sudut pandang manajemen hal tersebut
bukanlah pokok permasalahan, melainkan bagaimana setiap
individu

bisa

memanfaatkan

memiliki

kemampuan

pengetahuan

tersebut

yang

berbeda

dan

untuk

meningkatkan

kemungkinan seseorang melakukan pekerjaannya dengan baik.


Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu dalam melakukan
berbagai macam tugas, kemampuan tersebut berupa bagaimana
penilaian terkini yang dilakukan seseorang.5

a. Kemampuan

Intelektual

Kemampuan

intelektual

Kemampuan

intelektual

(intellectual ability)
Kemampuan

Intelektual

(intellectual ability) adalah kemampuan individu dalam hal


melakukan aktivitas mental seperti berpikir, menalar, dan
memecahkan masalah.
5 Agusnawar, Psikologi Pelayanan, Jakarta: Alfabeta, 2002.

17

Tujuh bentuk kemampuan intelektual yaitu kecerdasan


angka,

pemahaman

verbal,

kecepatan

persepsi,

penalaran

induktif, penalaran deduktif, visualisasi spasial, dan daya ingat.


Jika suatu kondisi pekerjaan dimana semakin kompleks pekerjaan
tersebut dalam pemrosesan informasi maka semakin banyak
kemampuan kecerdasan umum dan verbal yang dibutuhkan.
Individu yang cerdas adalah pelaku kerja yang lebih baik
karena mereka lebih kreatif, dapat mempelajari pekerjaan
dengan lebih cepat, lebih mampu beradaptasi dalam keadaan
yang berubah, dan lebih baik dalam menemukan solusi untuk
meningkatkan kinerja. Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
adalah salah satu alat ukur yang lebih baik atas kinerja
pekerjaan. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa korelasi antara
kepuasaan kerja dan kecerdasan adalah nol. Penyebabnya adalah
individu yang cerdas cenderung memiliki pekerjaan yang lebih
menarik

dan

lebih

kritis

dalam

mengevaluasi

bagaimana

keadaan pekerjaan mereka dan sebagai imbalannya individu


cerdas mengharapkan hak yang lebih. Perkembangan saat ini,
peneliti telah memperluas arti kecerdasan lebih dari kemampuan
mental. Peneliti membagi kecerdasan ke dalam empat subbagian
yaitu: kognitif, sosial, emosional, dan kultural.
a. Kecerdasan kognitif adalah kecerdasan yang lama diliput
oleh tes-tes kecerdasan tradisional.
b. Kecerdasan sosial adalah kemampuan individu untuk
bersosialisasi dengan individu lainnya.
c. Kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan

untuk

mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi.


d. Kecerdasan kultural adalah kemampuan untuk menanggapi
perbedaan-perbedaan

lintaskultural.

Kenyataannya,

individu yang memiliki kecerdasan kognitif yang tinggi

18

tidak

selalu

berhasil

beradaptasi

dengan

lingkungan

sekitarnya misalnya bekerja sama dengan individu lainnya


dan peran-peran kepemimpinan. Maka dari itu, diperlukan
multikecerdasan (multiple intelligences).
2. Kemampuan Fisik Kemampuan intelektual

sebaiknya

didukung dengan kemampuan fisik (physical abilities).


Walaupun kita memiliki kemampuan intelektual yang baik
tetapi kemampuan fisik kita lemah maka hasil pekerjaan kita
tidak akan bisa maksimal. Kemampuan fisik kita dapat dilatih
dengan istirahat yang cukup dan olahraga. Selain itu, pola
makanan yang seimbang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
fisik. Peneliti telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar
yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik yaitu:6
a. Faktor

kekuatan

yang

terdiri

dari

kekuatan

dinamis,

kekuatan tubuh, kekuatan statis, dan kekuatan eksplosif.


b. Faktor fleksibilitas yang terdiri dari fleksibilitas luas dan
fleksibilitas dinamis.
c. Faktor lainnya yaitu koordinasi tubuh, keseimbangan , dan
stamina.
3. Kesesuaian Kemampuan Pekerjaan
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda
maka dari itu untuk meningkatkan kinerja karyawan hendaknya
karyawan disesuaikan dengan kemampuan pekerjaan yang
dimiliki.

Kemampuan

intelektual

dibutuhkan

untuk

melakukan

tergantung

pada

persyaratan

dan

fisik

pekerjaan

tertentu

dengan

kemampuan

dari

yang

memadai
pekerjaan

tersebut. Ketika kemampuan tidak sesuai dengan pekerjaan


karena karyawan memiliki ketrampilan yang jauh melebihi
6 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

19

persyaratan untuk pekerjaan tersebut, prediksi kita akan sangat


berbeda. Kinerja pekerjaan kemungkinan akan memadai tetapi
akan terdapat ketidakefisienan dan penurunan tingkat kepuasan
karyawan. Kemampuan yang sangat jauh di atas dari yang
diperlukan juga mengurangi kepuasan pekerjaan karyawan.
Karakteristik Biografis Untuk mengetahui variabel-variabel
yang

berpengaruh

terhadap

produktivitas,

ketidakhadiran,

perputaran karyawan, penyimpangan, kewargaan, dan kepuasan


karyawan dibutuhkan beberapa konsep yang kompleks. Konsep
seperti motivasi, kekuasaan dan politik, dan kultur organisasi
sulit untuk dinilai, maka dari itu diperlukan informasi mengenai
arsip pribadi karyawan. Data-data tersebut berupa karakteristik
yang nyata adalah usia, gender, ras, dan masa jabatan
seseorang dalam suatu perusahaan. Adanya sejumlah penelitian
yang

telah

karakteristik

secara

spesifik

biografis

menganalisis

(biographical

karakteristik-

characteristic)

sehingga

memudahkan untuk memperoleh informasi.


a. Usia
1. Usia meningkat maka tingkat turnover menurun.
Hal yang dinilai khususnya yakni pengalaman, penilaian,
etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas. Hal
tersebut didukung juga karena alternatif pekerjaan yang semakin
sedikit, masa pengabdian yang panjang sehingga penghasilan
lebih

tinggi,

Walaupun

dan

tunjangan

demikian,

pekerja

pensiun
yang

yang

lebih

lebih

tua

menarik.

terdapat sisi

negatifnya karena kurang memiliki fleksibilitas dan sering


menolak teknologi baru.7
7 John W Santrok, Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5
Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2002.

20

2. Usia berbanding terbalik dengan ketidakhadiran.


Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja
menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat
pula. Mengingat umur yang bertambah berarti adanya keluarga
yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali
dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila
tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja
meningkat pula, contoh: bila ada salah satu anaknya yang sakit.
3. Hubungan usia dan produktivitas berbanding terbalik.
Hal ini ditunjukkan oleh ketrampilan individu seperti
kecepatan, kelincahan, kekuatan, dan koordinasi akan berkurang.
Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya
rangsangan intelektual.
4. Hubungan antara usia dan kepuasan kerja memberikan
hubungan asosiatif yang positif hingga batas usia 60 tahun.
Jika karyawan profesional dan nonprofesional dipisahkan
kepuasan cenderung meningkat secara terus-menerus di antara
profesional seiring bertambhanya usia mereka sedangkan di
antara non profesional kepuasan tersebut menurun selama usia
tengah baya dan meningkat lagi pada tahun-tahun selanjutnya.
b. Gender
Perbedaan gender antara pria dan wanita dapat dilihat
dalam hal kemampuan memecahkan masalah, menganalisis,
dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan
belajar. Penelitian psikologis menunjukkan bahwa kaum wanita
lebih bersedia menyesuaikan diri terhadap otoritas dan pria lebih

21

agresif serta lebih mungkin memiliki kemungkinan sukses lebih


tinggi dibanding wanita. Dalam perputaran karyawan terdapat
perbedaan antara wanita dan pria namun tidak signifikan.
Tingkat perputaran karyawan wanita sama dengan pria.
Tetapi

penelitian

menunjukkan

bahwa

ketidakhadiran

secara konsisten menunjukkan bahwa para wanita memiliki


tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi dibandingkan pria.
Alasannya adalah wanita yang secara kultur historis memiliki
tugas mengurus rumah tangga. Tetapi kebudayaan tersebut
berubah seiring dengan perkembangan jaman. Tidak sedikit
kaum wanita yang ingin memiliki jenjang karier yang mereka
inginkan.
c. Ras
Ras merupakan warisan biologis yang digunakan individu
untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri sehingga individu
memungkinkan untuk mendefinisikan rasnya sendiri. Ras dalam
hal pekerjaan biasanya dihubungkan dengan hal-hal keputusan
pemilihan personel, evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat
kerja. Kecenderungan yang terjadi di tempat kerja misalnya
individu lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri
dalam hal evaluasi kerja, keputusan promosi, dan kenaikan gaji.
Selain itu, adanya diskriminasi antara kulit hitam dan putih
seperti yang terjadi di Afrika yang dikenal dengan politik
apartheid yaitu politik yang memisahkan jenjang sosial dan
ekonomi negara dengan dominasi atau kaum mayoritas dikuasai
oleh kulit putih dan diskriminasi ras. Keputusan-keputusan
pekerjaan yang terjadi antara lain orang berkulit hitam menerima
penilaian lebih rendah dan jarang dipromosikan.

22

d. Masa Jabatan
1. Adanya
hubungan

positif

antara

senioritas

dan

produktivitas pekerjaan.
Masa jabatan bila dinyatakan dengan pengalaman kerja
dapat dijadikan tolak ukur atas produktivitas karyawan.
2. Senioritas

berkaitan

secara

negatif

terhadap

ketidakhadiran.
Walaupun frekuensi absensi dan total hari kerja hilang,
masa jabatan tetap merupakan variabel tunggal yang paling
berpengaruh.
3. Semakin lama seseorang berada dalam satu pekerjaan
lebih kecil kemungkinan untuk mengudurkan diri.
Masa

jabatan

merupakan

variabel

yang

kuat

alam

menjelaskan perputaran karyawan. Masa jabatan karyawan di


masa lalu adalah cerminan perkiraan yang kuat terhadap
perputaran karyawan di masa yang akan datang.
F. Perubahan Perilaku Individual
1. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Individu
a. Perubahan Alamiah (Natural Change)
Contoh dari perubahan alamiah yaitu perilaku seseorang
berubah kerena faktor usia.
b. Perubahan terencana (Planned Change)
Perubahan

ini

merupakan

perubahan

yang

sudah

direncanakan oleh individu contohnya ia ingin berubah untuk


mendapatkan sesuatu.
c. Kesediaan untuk berubah (Readdiness to Change)

23

Perubahan ini merupakan suatu perubahan yang dilakukan


oleh organisasi dalam memberikan program-progran dan inovasi
baru

seperti

teknologi

yang

memungkinkan

orang-orang

didalamnya harus menerima dan berubah pula.


2. Cara-cara Perubahan Perilaku Individu
a. Pelaksanaan dengan memberikan peratura, perintah dan
hukuman bila tidak mentaati peraturan tersebut.
b. Memberi imbalan, imbalan disini bisa berupa materi, pujian
dll.
c. Dengan membina hubungan baik, jika kita membina
hubungan

baik

dengan

orang

lain

dalam

organisasi

biasanya orang lain akan mendengarkan dan mengikuti


anjuran kita untuk berbuat sesuatu.
d. Dengan memberikan motivasi pada individu.
e. Memberikan contoh ril pada individu dalam organisasi
untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan dan di inginkan
organisasi tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakter merupakan cara individu berfikir dan berprilaku
yang menghasilkan ciri khas dan membedakan satu individu
dengan individu lainnya. Karakter dapat berupa karakter baik
dan buruk, sesuai dengan tingkah laku yang dihasilkan dari
karakter tersebut dan mengacu pada nilai dan norma yang
berlaku.

24

Ada perspektif yang berbeda begitu banyak untuk psikologi


untuk menjelaskan berbagai jenis perilaku dan memberikan
sudut yang berbeda. Tidak ada perspektif seseorang memiliki
kekuatan lebih jelas sisanya. Hanya dengan semua berbagai jenis
psikologi yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain
(alam-memelihara perdebatan), tumpang tindih satu sama lain
(misalnya psikoanalisis dan psikologi anak) atau membangun
satu sama lain (psikolog biologi dan kesehatan) kita dapat
memahami dan menciptakan solusi efektif bila masalah muncul
sehingga kita memiliki tubuh yang sehat dan pikiran sehat.
Bahwa kecerdasan adalah salah satu alat ukur yang lebih
baik atas kinerja pekerjaan. Tetapi perlu digarisbawahi bahwa
korelasi antara kepuasaan kerja dan kecerdasan adalah nol.
Penyebabnya adalah individu yang cerdas cenderung memiliki
pekerjaan

yang

mengevaluasi

lebih

bagaimana

menarik
keadaan

dan

lebih

pekerjaan

kritis

dalam

mereka

dan

sebagai imbalannya individu cerdas mengharapkan hak yang


lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Agusnawar, Psikologi Pelayanan, Jakarta: Alfabeta, 2002.


25

Baharudin,

Psikologi

Pendidikan: Refleksi

Teoritis

Terhadap

Fenomena, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.


Endar, Sugiarto, Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Santrok, John W, Life Span Development: Perkembangan Masa
Hidup, Edisi 5 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2002.
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Makmun,

Abin

Syamsuddin,

Psikologi

Kependidikan,

Bandung: Rosda, 2003.


Tilaar, Martha, Kepribadian dan Pengembangan Diri Bekal
Menuju Sukses, Jakarta, 1999.

26

Вам также может понравиться