Вы находитесь на странице: 1из 18

1.

JUDUL
Perancangan Impeller Pompa Sentrifugal Ebara Model 100 x 80 FSJA
Dengan Fluida Kerja Air Gambut
2. LATAR BELAKANG
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan
kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber
penggerak menjadi energi kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada disepanjang pengaliran [1].
PDAM Tirta Siak dalam pengerjaan pemompaan air, menggunakan pompa
sentrifugal tipe 100 x 80 FSJA dengan bentuk konstruksi dari impeller yaitu
closed impeller. Dalam hal ini, penulis mencoba untuk merancang impeller pompa
sentrifugal tersebut dengan fluida kerja air gambut, yang mana air gambut
memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda dengan air. Dalam hal ini perhatian
penulis dititik pusatkan pada pengaruh viskositas dari fluida kerja pompa.
Pompa sentrifugal yang dirancang untuk air jika digunakan untuk fluida
kerja yang lain seperti air gambut, Head pompa sentrifugal akan menurun [1].
Karena, viskositas yang lebih tinggi dapat menurunkan head pompa yang juga
akan mempengaruhi perubahan nilai flow rate aliran serta efisiensinya [3].
Perubahan nilai flow rate apakah mengalami penurunan ataupun peningkatan
dapat mengakibatkan pre rotasi pada pola aliran fluida [2]. Pre-rotasi disini
maksudnya adalah arah perputaran aliran fluida yang tidak sesuai dengan arah
perputaran impeller dan porosnya yang dapat mengakibatkan nilai kecepatan
relatif impeller mengalami penurunan.
Slip factor merupakan parameter lain selain pre-rotasiyang mempengaruhi
dalam perancangan impeller pompa sentrifugal [2]. Viskositas menyebabkan
timbulnya slip factor, dimana slip factor mengakibatkan turunnya kecepatan
absolut dalam komponen tangensial, hal ini menyebabkan fluida meninggalkan

impeller dengan sudut yang lebih kecil daripada sudut keluaran impeller [2].
Berdasarkan hal ini, maka dalam perancangan impeller dimana terdapat pengaruh
slip factor, dibutuhkan sudut keluaran impeller yang lebih besar. Slip factor dapat
dicari dengan menggunakan dua pendekatan, yang pertama adalah dari segitiga
kecepatan pada impeller outlet dan yang kedua adalah dengan impeller theoretical
head of 3D turbulent viscous fluid. Faktor tersebut secara signifikan juga
tergantung pada seberapa besar flow rate fluida kerjanya. Penulis dalam hal ini
akan menggunakan cara dengan menggunakan segitiga kecepatan.
Perancangan ulang pompa sentrifugal ini adalah dalam hal merancang ulang
jumlah dan besar sudut keluaran impeller. Dalam penelitiannya, Thoharudin, Arif
Setyo Nugroho dan Stefanus, memvariasikan jumlah impeller 6, 7, 8 dan 9 buah,
dimana impeller dengan jumlah sembilan buah memiliki head dan efisiensi yang
lebih tinggi [4]. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak jumlah impeller
maka performanya akan semakin baik dan juga semakin besar sudut keluaran
impeller maka efisiensi akan semakin tinggi karena perubahan sudut keluaran
impeller tersebut akan mempengaruhi pola aliran didalam pompa walaupun dalam
head pompanya tidak berubah secara signfikan.
Berdasarkan beberapa tinjauan diatas, maka penulis ingin merancang ulang
impeller pompa EBARA tipe 100 x 80 FSJA dengan adanya pengaruh dari
viskositas fluida yang akan dipompakan, dalam hal ini adalah air gambut yang
memiliki viskositas yang berbeda dengan air. Setelah merancang impeller pompa
sentrifugal tersebut, penulis akan menganalisa seberapa besar head yang
dihasilkan dan perubahan flow rate serta efisiensi pompa yang dihasilkan setelah
perancangan ini.

3. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Berapakah nilai sudut keluaran impeller untuk memompakan air gambut
pada pompa sentrifugal di PT. PDAM Tirta Siak?

2. Berapakah jumlah sudu impeller pada pompa sentrifugal hasil perancangan


ulang yang akan digunakan untuk memompakan air gambut pada pompa
sentrifugal di PT. PDAM Tirta Siak?
3. Berapakah head, fow rate dan efisiensi pompa yang dihasilkan setelah dan
sebelum perancangan ulang impeller pada pompa sentrifugal PDAM merk
EBARA tipe 100 x 80 FSJA jika memompakan air gambut?
4. TUJUAN
Adapun tujuan penelitian tugas akhir yang akan dicapai penulis adalah
sebagai berikut :
1. Merancang impeller pompa sentrifugal EBARA tipe 100 x 80 FSJA untuk
bekerja pada air gambut.
2. Menganalisis pengaruh dari nilai viskositas terhadap perancangan impeller
pompa dan nilai head dan flow rate yang dihasilkan pada pompa sentrifugal
EBARA tipe 100 x 80 FSJA.
5. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah pada penelitian tugas akhir yang ditentukan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Pompa yang dirancang ulang merupakan pompa EBARA 100 x 80 FSJA
pada PDAM Tirta Siak.
2. Kondisi operasi pompa berdasarkan spesifikasi pompa EBARA 100 x 80
FSJA.
3. Perancangan sudut kemiringan sudu impeller akan diiterasi hanya sebanyak
12 titik.
6. TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Dasar Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk

6.1.

menaikkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan kata lain pompa
adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan cara
menaikkan tekanan fluidanya. Hal ini dapat dicapai dengan membuat suatu
tekanan rendah pada sisi masuk (suction) dan tkanan tinggi pada sisi keluar
(discharge) pada pompa.

Pompa juga dapat digunakan pada proses proses yang membutuhkan


tekanan hidrolik yang besar. Hal ini bias dijumpai antara lain pada peralatan
peralatan berat. Dalam operasi, mesin mesin peralatan berat membutuhkan
tekanan discharge yang besar dan tekanan hisap yang rendah. Akibat tekanan
yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu,
sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida
untuk naik pada ketinggian yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar
dibawah.

Gambar 6. 1 Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal

6.2.

Cara Kerja Pompa Sentrifugal


Fluida dating pada saluran hisap pompa setelah mengalir melalui pipa
hisap. Fluida yang masuk harus memiliki energy yang cukup sehingga pompa
dapat bekerja dengan energy yang dibawa oleh zat cair tersebut. Pompa tidak
begitu saja dapat menghisap atau menarik fluida masuk kedalamnya (rumah
pompa).
Pompa sentrifugal juga membutuhkan fluida yang tersedia pada saluran
hisapnya dengan kandungan energy yang cukup sehingga fluida dapat masuk pada
rumah pompa. Prinsip dasar pada pompa sentrifugal adalah pada rumah pompa
(volute) dan impeller (Gambar 6. 1).
Impeller tersambung pada poros. Poros berputar karena mendapat daya
oleh suatu penggerak, bias berupa motor ataupun driver yang terambung pada puli
4

atau sabuk transmisi. Fluida masuk melalui pusat impeller dan kemudian terjebak
diantara sudu impeller. Sudu impeller yang berisi fluida tersebut memberikan
kecepatan pada fluida yang bergerak dari pusat impeller ke diameter luar impeller.
Saat fluida mengalami percepatan, menimbulkan daerah yang bertekanan rendah
disekitaran pusat impeller, sesuai dengan prinsip Bernoulli, saat kecepatan naik,
tekanan menurun. Hal inilah yang menjadi alas an mengapa fluida yang masuk ke
dalam pompa harus memiliki energi yang cukup.

6.3.

Bagian Bagian Utama Pompa Sentrifugal


Ada beberapa bagian-bagian utama pompa sentrifugal (Gambar 6. 2 )
dan penjelasannya adalah sebagai berikut :

Gambar 6. 2 Komponen-komponen Pompa Sentrifugal


1. Stuffing Box

Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana


poros pompa menembus casing.
2. Packing
Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau Teflon.
3. Shaft
Shaft atau poros berfungsi untuk meneruskan momen punter dari
penggerak selama beroprasi dan tempat kedudukan impeller dan bagianbagian yang berputar lainnya.
4. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
5. Vane
Vane merupakan sudu dari impeller yaitu sebagai tempat berlalunya
fluida pada impeller.
6. Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi
sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide
vane), inlet, dan outle nozzle serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energy kecepatan fluida menjadi energy
dinamik (single stage).
7. Eye of Impeller
Eye of impeller merupakan bagian sisi masuk pada arah hisap impeller.
8. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energy mekanik dari pompa
menjadi energy kecepatan pada fuida yang dipompakan secara kuntiniu,
sehingga fluida pada sisi hisap secara terus menerus akan masuk mengisi
kekosongan akibat perpindahan dari fluida yang masuk sebelumnya.
Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk
aliran fluida yang sudah terpasang. Impeller biasanya terbuat dari perunggu,
polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lainnya juga
digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impeller nya,
maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan
impeller dalam kondisi yang baik. Jumlah impeller menentukan jumlah
tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeller dan sangat cocok

untuk layanan head (tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua
impeller yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa
multitahap memiliki tiga impeller atau lebih terpasang seri untuk layanan
6.4.

head yang tinggi.


Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara
lain :
1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller
Aliran fluida dalam impeller dapat beupa aliran aksial, aliran campuran,
dan aliran radial
2. Berdasarkan kapasitasnya
Kapasitas rendah
Kapasitas menengah
Kapasitas tinggi
3. Bentuk konstruksi impeller
Impeller yang digunakan dalam pompa

: <20 m3/jam
: 20 60 m3/jam
: >60 m3/jam
sentrifugal dapat berupa open

impeller, semi-open impeller, atau closed impeller.Klasifikasi berdasarkan


bentuk konstruksi impeller dapat dilihat pada Gambar 6. 3.

Gambar 6. 3 Bentuk Kontstruksi Impeller


4. Banyaknya jumlah suction inlet
Beberapa pompa sentrifugal memiliki suction inlet lebih dari dua buah.
Pompa yang memiliki satu suction inlet disebut single-suction pump
sedangkan pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double suction
pump.
5. Banyaknya impeller

Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa impeller bersusun. Pompa


yang memiliki satu impeller dalam satu casing disebut single-stage pump
sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller tersusun seri dalam
satu casing disebut multi-stage pump. Beberapa impeller yang tersusun
parallel dalam satu casing adalah multi impeller dan kombinasi dari multi
impeller dan multi stage.
Head

6.5.

6.1.1.

Head Total Pompa


Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air

yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh
pompa seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 6. 4. Head total pompa dapat
ditentukan sebagai berikut :
H = ha + hp + hl +

Vd 2
2g

Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk ke sisi
hisapnya, seperti pada pompa penguat (pompa booster), maka head pompa dapat
dihitung dalam rumus sebagai berikut :
H = ha + hp + hl +

1
2g

(Vd2 Vs2)

Gambar 6. 4 Head Pompa


6.1.2.

Head Kerugian
Head kerugian merupakan Kerugian energy per satuan berat fluida

dalam pengairan cairan dalam system perpipaan, Head loss atau head kerugian
dibagi menjadi 2, yaitu head loss minor dan head loss mayor :
1. Mayor Head Loss
Mayor head loss merupakan kerugian energy disepanjang saluran pipa,
adapun mayor head loss dapat dihitung dengan persamaan :

Hlp = f x

L
D

V2
2g

Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody pada Gambar 6. 5


sebagai fungsi dari angka Reynolds dan kekasaran relative (Relative
Roughness), yang nilainya dapat dilihat pada grafik sebagai fungsi dari
nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa yang tergantung
dari jenis material pipa. Jika jenis aliran merupakan aliran laminar (R e <
2000) maka factor gesekan dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
64
f = Re
Re =

xV x D

Gambar 6. 5 Diagram Moody


2. Minor head loss
Minor Head loss merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang
terdapat disepanjang system perpipaan. Minor head loss dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:

Hlf = n x k x

V2
2g

Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan


tabel. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.
6.6.
Hukum Dasar Hidrolika
6.6.1. Hukum Kontinuitas
Hukum Kontinuitas menyatakan bahwa laju aliran massa (m) adalah
konstan untuk jenis aliran yang beroprasi didalam keadaan steady yang melalui
sebuah volume, dapat dilihat pada Gambar 6. 6. Hal ini dapat ditunjukkan didalam
persamaan berikut :

Gambar 6. 6 Humkum Kontinuitas


= 1 x A1 x C1 = 2 x A2 x C2
Dimana vektor kecepatan C tegak lurus dengan luas penampang A.
Untuk aliran inkompresibel (massa jenis konstan) : A1 x C1 = A2 x C2. Bentuk ini
menunjukkan bahwa aliran massa yang masuk maupun keluar memiliki nilai yang
sama untuk control volume yang diberikan pada kondisi operasi steady.
6.6.2. Persamaan Bernoulli
Dalam teorema Bernoulli menyebutkan bahwa energi fluida yang
mengalir pada pengaruh gravitasi adalah jumlah dari energi potensial, energi
kinetik dan energi tekanan.
ET = EP + Ek + EH

10

Persamaan Bernoulli merupakan persamaan energy untuk jenis aliran


inkompresibel yang ideal, fluida non viscous, steady, tidak ada kerja dan dalam
satu garis arus. Persamaan bernaulli dapat dilihat dibawah ini :
P1
P2
C 21
C 22
xg + 2 xg + Z1 = xg + 2 xg + Z2
Dimana,

xg

merupakan yaitu berat jenis fluida (N/m3)

6.6.3. Persamaan Euler


Persamaan Euler menyatakan bahwa tingkat energy pada suatu titik
pada fluida dengan tingkat energi pada titik lainnya didalam ruang sudu antar
impeller, dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :
1.
Proses adalah adiabatic, sehingga tidak ada kalor yang masuk maupun
keluar selama fluida berada didalam impeller dengan pertimbanganpertimbangan, yaitu : kondisi operasi sistem merupakan steady, waktu
yang sangat singkat, perubahan energy kalor tidak dapat langsung menjadi
2.

energy poros.
Fluida adalah ideal dan non viscous, sehingga tidak ada gesekan antara

3.

fluida dengan impeller, maupun antara fluida dengan fluida.


Jumlah sudu adalah tak berhingga, sehingga fluida dianggap tetap dan
dapat mengalir diantaranya, aliran fluida dapat tepat mengikuti bentuk

4.

lengkungan sudu impellernya.


Dimensi memiliki nilai yang relatif kecil sehingga dapat diabaikan.
Berdasarkan asumsi diatas, untuk impeller ideal sdengan menganggap

jumlah sudu tak berhingga seperti pada Gambar 6. 7, maka dapat diturunkan
persamaan euler sebagai berikut :

H=

U 2 x C u 2U 2 x C u 2
g

=E=

W
mxg

Dimana U merupakan kecepatan tangensial dan C adalah kecepatan absolut.

11

Gambar 6. 7 Impeller Dua Dimensi


6.7.

Segitiga Kecepatan
Fluida mengalir kedalam pompa karena terhisap oleh impeller yang

berputar, dengan menganggap aliran fluida dalam bentuk aliran dua dimensi, dan
bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeller dengan tepat. Kecepatan masuk dan
keluar untuk suatu impeller yang mempunyai sudu-sud umengarah kebelakang
seperti ditunjukkan dalam Gambar 6. 8, maka u merupakan kecepatan suatu titik
pada impeller relatif terhadap tanah, w adalah kecepatan aliran fluida relatif
terhadap impeller, c adalah kecepatan absolut partikel fluida yang mengalir relatif
terhadap tanah. C merupakan penjumlahan secar vector antara u dan w.

Gambar 6. 8 Segitiga Kecepatan pada Impeller


B1 merupakan sudut diameter luar daripada eye impeller, Ut merupakan
kecepatan peripheral daripada sudu impeller, Cm1 merupakan kecepatan
meridional dari sudu impeller. Ps1 merupakan perbandingan antara Cm1 dan R1.
12

6.8.

Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik (ns) merupakan kecepatan secara geometrik yang

sama pada pompa yang mengkonsumsi 1 (metric) hp dan menghasilkan 1 m dari


tital head. Secara umum kecepatan spesifik merupakan suatu istilah untuk
memberikan klasifikasi impeller berdasarkan prestasi dn proporsi tanpa
memperhatikan ukuran actual dan kecepatan dimana impeller tersebut beroprasi.
Karena kecepatan spesifik merupakan fungsi proporsi dari impeller, maka
kecepatan spesifik memiliki nilai konstan untuk impeller- impeller yang
mempunyai sudut sudut dan proporsi yang sama (homogen).

Gambar 6. 9 Hubungan Kecepatan Spesifik dan Jenis Impeller


Kecepatan spesifik dapat juga digunakan untuk menentukan jenis
impeller yang digunakan, ditunjukkan dalam gambar 1.7 hubungan antara
kecepatan spesifik dan bentuk jenis impeller. Kecepatan spesifik dibagi dalam dua
jenis, yaitu kecepatan spesifik kinematic dan kecepatan spesifik dinamik, dan
dapat dilihat dalam persamaan dibawah ini.
n Q
H 3 /4

Kecepatan spesifik kinematic (Nsq) =


Kecepatan spesifik dinamik (Nsp)
6.9.

xQ
75 x H 3 /2

Efisiensi Pompa

13

Efisiensi pompa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :


1. Efisiensi hidrolik
Efisiensi hidrolik merupakan perbandingan antara head actual dan head
teoritis, dapat ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini :
H = Hth - Ha
H a H
Ha
H th H
H
H
a
h = H th =
=
= 1 - H th
H th

th

2. Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetric merupakan perbandingan antara Q actual dan Q
teoritis pompa

v =

Qa
Qth

Q = Qth - Qa
Qa+ H
Qth Q
Qa
=
Q th

th

=1-

Q
Q th

3. Efisiensi Mekanik
Efisiensi mekanik merupakan perbandingan antara daya actual dan daya
teoritis pompa.

m =

Na
N th

N th N
N th

N = Nth - Na
N a+ N
Na
=
=1
th

N
N th

Adapun total dari efisiensi pompa ditunjukkan dalam persamaan dibawah


ini :
= th x v x m
6.10. Daya
Daya dapat didefinisikan sebagai jumlah energi yang digunakan untuk
menaikkan energi fluida yang mengalir melewati pompa dari bagian masuk (inlet)
menuju bagian keluaran (outlet).
W xH
N = Constant
Dimana W =

xQ

xQx H
Constant

dalam bentuk satuan kgf, constant bernilai 102,

dan jika digunakan dalam bentuk Newton contoant bernilai 1.000 untuk
mendapatkan daya dalam satuan KW.
6.11. Fenomena Aliran Pada Pompa

14

Ada 3 fenomena aliran pada pompa yang penulis perhitungkan dalam


perancangan inmpeller pompa sentrifugal karena ketiga fenomena tersebut dapat
mempengaruhi besar sudut keluaran impeller, yaitu :
6.11.1. Faktor Slip
Faktor Slip digunakan untuk menentukan pengaruh slip aliran pada
bagian keluaran impeller pompa sentrifugal dan merupakan parameter penting
untuk menentukan head teoritis yang dihasilkan oleh impeller [2].

Gambar 6. 10 Pengaruh Faktor Slip pada Segitiga Kecepatan


Berdasarkan Gambar 6. 10 diatas, terdapat pembesaran sudut keluaran
impeller (2b) yang diakibatkan oleh adanya faktor slip dan juga karena adanya
pengaruh jumlah sudu dan aliran pusar, ini dapat mengakibatkan menurunnya
kecepatan absolut dalam arah tangensial [3].
6.11.2. Pre Rotasi
Fenomena ini terjadi pada saluran masuk yang disebabkan oleh
kecenderungan partikel fluida untuk bekerja disepanjang garis yang paling sedikit
tahanan atau hambatannya yang terjadi didalam saluran masuk impeller (inlet).
Arahnya berlawanan dengan arah rotasi dari impeller. Fenomena ini biasanya
muncul jika flow rate pompa lebih tinggi ataupun lebih rendah disbanding dengan
keluaran nominal (nominal discharge). Untuk Q < Qn, pre rotasi masih dalam arah
yang sama dengan arah rotasi impeller. Fenomena ini mempengaruhi sudut serang
atau sudut masuk aliran pada impeller dan biasanya terjadi pada pompa yang
memiliki sudu atau saluran pengarah (guide vane) [3].
6.11.3. Kavitasi
Kavitasi merupakan fenomena dimana terbentuknya dan pecahnya
gelembung-gelembung uap pada fluida cair. Kavitasi terjadi saat pompa beroprasi
mendekati nilai minimum NPSH nya. Ketika kavitasi terjadi, beberapa bagian dari
fluida cair akan berubah phasa menjadi uap. Jika ini terjadi pada suction line,

15

gelembung uap tersebut akan terbawa masuk kedalam impeller. Didaerah yang
bertekanan tinggi disekitaran rumah pompa, gelembung-gelembung tersebut akan
pecah kembali karena tekanan pada daerah tersebut akan lebih tinggi daripada
nilai vapor pressurenya. Pecahnya gelembung uap ini akan mengakibatkan ketidak
beraturan pada pergerakan fluida cair sehingga menghasilkan gaya yang mampu
melepaskan partikel-partikel metal pada permukaan yang dilalui oleh fluida
tersebut. Pecahnya gelembung uap dengan gaya yang begitu besar ini
menyebabkan suara keras didalam pompa, yang dapat menjadi indikator
terjadinya kavitasi didalam pompa. Untuk menghindari kavitasi NPSH pompa
harus ditingkatkan [3].

7. METODOLOGI
Metodologi perancangan dalam tugas akhir ini didasarkan pada metode
klasik perancangan yang terdapat pada buku

16

Gambar 1. 1 Metodologi Penelitian


Pertama-tama penulis melakukan studi literatur dalam bentuk berbagai buku
pedoman literatur dan jurnal-jurnal yang terkait, kemudian penulis menentukan
parameter-parameter yang mempengaruhi penelitian ini. Jika parameter yang telah
ditentukan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian, maka proses penelitian
tugas akhir dilanjutkan dengan perancangan, tetapi jika tidak sesuai, penulis harus
melakukan studi literature ulang untuk menemukan parameter yang lebih
mendukung. Jika perancangan telah dilakukan, maka dilakukan analisa daripada
objek penelitian ini, yaitu pengaruh viskositas terhadap perancangan impeller
pompa sentrifugal tipe EBARA 100 x 80 FSJA. Jika perancangan telah selesai,
maka penelitian juga selesai.

17

8. JADWAL KEGIATAN
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan oleh penulis mengacu pada metode
penyelesaian masalah yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu sebagai berikut

No

Kegiatan

Lokasi
1

1.

Studi Literatur

PT. PDAM Tirta

2.

Penentuan

Siak
PT. PDAM Tirta

3.

Parameter
Perancangan

Siak
Lab.

4.

Ulang
Energi
Analisa Hasil Lab. Konversi

5.

Perancangan
Pembuatan

Energi
Lab. Konversi

Laporan

Energi

Minggu Ke3
4
5

Konversi

9. BIAYA
Penelitian ini tidak memerlukan biaya karena penelitian ini hanya bersifat
perancangan, adapun yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan penelitian
ini merupakan software autodesk inventor professional 2015 dimana software ini
digunakan untuk membuat permodelan pompa sentrifugal dalam gambar 3
dimensi maupun 2 dimensi.

10. DAFTAR PUSTAKA


[1]

18

Вам также может понравиться