Вы находитесь на странице: 1из 10

MANAJEMEN PERPAJAK

A. PENGERTIAN MANAJEMAN PAJAK


Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk
mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek
perpajakan dari sisi yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan
dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan secara peraturan
dan perundang-undangan. Sehingga dengan adanya perencanaan
pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang jelas,
diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban
perpajakan

dengan

benar tetapi jumlah pajak yang

dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan


likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak merupakan upaya dalam
melakukan penghematan pajak secara legal.
Upaya untuk melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui manajemen pajak. Sophar Lumbantoruan ( Erly 2001 :
6) mendefinisikan bahwa manajemen pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak
dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas
yang diharapkan.
Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu
menerapkan peraturan perpajakan secara benar dan usaha efisiensi
untuk

mencapai

laba

dan

likuiditas

yang

seharusnya.

Manfaat

manajemen perpajakan adalah untuk melakukan kewajiban perpajakan


dan

usaha

pembayaran

efisiensi

untuk

pajak

mencapai

terhutang,

laba,

mengefisiensikan

melakukan pembayaran

pajak dengan tepat waktu, dan membuat data-data terbaru


untuk mengupdate peraturan perpajakan yang
dapat dilakukan dengan cara:
Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen pajak yang terdiri dari:

1. perencanaan pajak (tax planning);


2. pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation);
3. pengendalian pajak (tax control).
1. Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar diseleksi jenis tindakan penghematan pajak
yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak
adalah

untuk

meminimumkan

kewajiban

pajak.

Tujuan

dari

perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden)


dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan
yang ada, dengan memaksimalkan penghasilan setelah pajak karena
pajak merupakan unsur pengurang. Tindakan tersebut legal karena
penghematan pajak dapat dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal
yang tidak diatur (loopholes). Perencanaan Pajak merupakan upaya
legal yang bisa dilakukan Wajib Pajak, karena penghematan pajak
hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur
(loopholes).
Rencana pengelakan pajak dapat ditempuh sebagai berikut:
a. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai
pengecualian danpotongan atau pengurangan yang diperkenankan
b. Mengambil keuntungan dari pemilihan bentuk bentuk perusahaan
yang tepat untuk menghemat pembayaran pajak.
c. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga dapat
diatur secara keseluruhan tarif pajak,potensi penghasilan,kerugian
dan aktiva yang dapat dihapus.
d. Menyebarkan penghasilan menjadi pendapatan dari beberapa
wajip pajak
e. Menyebarkan penghasilan menjadi beberapa tahun mencegah
penghasilan tersebut dalam kategori pendapatan yang tarifnya
tinggi.
Setidak-tidaknya terdapat 3 hal yang harus diperhatikan dalam suatu
perencanaan pajak, yaitu:
a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan
pajak ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan,

buat Wajib Pajak merupakan resiko yang sangat berbahaya dan


mengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
b. Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan

pajak

itu

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan


menyeluruh perusahaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek, maka perencanaan pajak yang tidak masuk akal akan
memperlemah perencanaan itu sendiri.
c. Bukti-bukti
pendukungnya
memadai,

misalnya

dukungan

perjanjian, faktur, dan juga perlakuan akuntansinya.


Sebagai contoh, perencanaan PPN dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Memaksimalkan PPN Masukan yang dapat dikreditkan, perusahaan
sebaiknya memperoleh Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak dari
Pengusaha

Kena

Pajak,

supaya

Pajak

Masukannya

dapat

dikreditkan. Perusahaan perlu mengamati dengan cermat jangan


sampai terdapat Pajak Masukan yang belum dikreditkan lagi dan
juga jangan sampai Faktur Pajak yang diterima tidak memenuhi
syarat sebagai Faktur Pajak Standar.
b. Dalam hal penjualan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak
yang pembayarannya belum diterima, pembuatan Faktur Pajak bisa
ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan Barang
Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak.
c. Dalam hal terjadi retur penjualan, harus diiringi dengan Nota Retur
yang memenuhi syarat sebagai Nota Retur lengkap sehingga PPN
dan atau PPn BM atas retur dapat mengurangi jumlah PPN dan PPn
BM yang telah dipungut pada masa diterimanya Nota Retur.
2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan
Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktorfaktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak,
maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik
secara formal maupun material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan
kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar
peraturan dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan
yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan
manajemen pajak.

Untuk dapat mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang
perlu dikuasai dan dilaksanakan, yaitu:
a. memahami ketentuan peraturan perpajakan;
b. menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat.
Dengan

memperhatikan

contoh

di

atas,

pelaksanaan

atas

perencanaan PPN dapat dilakukan sebagai berikut:


a. Melakukan

pengkreditan

seluruh

Pajak

Masukan

dan

hanya

menerima Faktur Pajak yang memenuhi syarat sebagai Faktur Pajak


Standar untuk dijadikan sebagai Pajak Masukan.
b. Pembuatan Faktur Pajak dilakukan pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
c.

Jasa Kena Pajak yang dilakukan secara kredit.


Nota Retur yang diterima perlu diamati dengan cermat jangan
sampai Nota Retur tersebut tidak memenuhi syarat sebagai Nota
Retur lengkap.

3. Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak merupakan langkah akhir dalam manajemen
pajak.

Pengendalian

kewajiban

pajak

pajak

telah

bertujuan

dilaksanakan

untuk
sesuai

memastikan
dengan

yang

bahwa
telah

direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun


material. Pengendalian pajak dapat dilakukan melalui penelaahan
pajak (tax review).
Memastikan bahwa peraturan perpajakan telah dilaksanakan.
Sesuatu

terpenting

adalah pengecekan

pembayaran pajak.

Cara

untuk mencapai tujuan manajemen pajak, Memahami ketentuan


peraturan

perpajakan.

Dengan

keputusan

dan

kita

menguntungkan

edaran,

untuk

pajak. Menyelenggarakan

mempelajari

dapat

melihat

melakukan

Pembukuan

yang

undang-undang,
celah-celah

yang

penghematan
memenuhi

syarat

pembukuan sangat penting dalam perpajakan karena memberikan


informasi tentang jumlah pajak yang terutang.
Dengan memperhatikan contoh di atas, pengendalian pajak dapat
dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan review atas pengkreditan Pajak Masukan apakah Faktur


Pajak yang diterima memenuhi syarat sebagai Faktur Pajak
Standar.
b. Melakukan review apakah Faktur Pajak telah dibuat dan dilaporkan
tepat waktu.
c. Melakukan review apakah retur yang telah dicatat dan dilaporkan
telah benar, baik secara formal maupun materi.
B. VARIABLE VARIABLE YANG
DIPERLUKAN

UNTUK

MELAKSANAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN


Terdiri dari administratif dan material.Aministratif yaitu variable
yang

menyangkut

kewaibannya

bagaimana

yang

wajib

bersifat

pajak

administratif

mampu

menjalankan

seperti

kelengkapan

penyempaian laporan yang diperlukan saat mencari NPWP, apa saja


yang diperlukan saat pembayaran pajak yang terutang, berapa
jumlahnya dan ketepatan saat pembayaran pajak tersebut. Material
yaitu

variable

variable

yang

menyangkut

jumlahmaterial

yang

diperhitungkan, seperti: bagaimana komposisi saham, perlakuan atas


natura. Variable lainnya yaitu:
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternative dari berbagai
sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.Faktor yang
mendorong:

Siapa yang akan dijadikan subjek pajak


Apasaja yang merupakan objek pajak
Pajak yang akan dipungut
Berapa besarnya tarif pajak
Bagaimana prosedurnya

2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)


Kita menyadari bahwa kenyataannya di mana pun tidak ada
undang-undang
sempurna,

yang

maka

mengatur

dalam

ketentuan-ketentuan

lain

Presiden, Keputusan Menteri.

setiap

permasalahan

pelaksanaannya
(Peraturan

selalu

Pemerintah

secara

diikuti

oleh

Keputusan

Keuangan dan Direktur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan


pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu
sendiri

karena

disesuaikan

dengan

kepentingan

pembuat

kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya.


3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
memaksimalkan

laba

setelah

pajak

karena

pajak

itu

ikut

mempengaruhi dalam pengembalian suatu tindakan dalam operasi


perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis
secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang
ada dalam ketentuan

peraturan yang sengaja dibuat oleh

pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek


yang

secara

ekonomi

hakikatnya

sama

(karena

pemerintah

mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:

Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)


Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan

pajak (Tax Base)


Loopholes, Shelters dan Havens Ukuran yang digunakan dalam
mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak, adalah:
Tax saving , yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang
pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli
produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya atau
dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang
dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil dan
dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan
yang besar.
Tax avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak melakukan
perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih
dalam

kerangka

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak yang terhutang.

Tax evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran


pajak terhutang secara illegal dengan cara menyembunyikan
keadaan yang sebenarnya.
C. LANGKAH LANGKAH PENERAPAN MANAJEMEN PERPAJAKAN
1. Analysis of the existing data base (Analysis informasi yang
ada)
Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah
menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat
dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak
yang

harus

ditanggung.Ini

hanya

bisa

dilakukan

dengan

mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik secara


sendiri-sendiri

maupun

secara

total

pajak

yangharus

dapat

dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efesien. Adalah


juga

penting

untuk

memperhitungkan

kemungkinan

besarnya

penghasilan dari suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain


diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang manajer
perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi
internal maupun eksternal yaitu:
a. Fakta yang relevan
b. Faktor pajak
c. Faktor non pajak lainnya
2. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau
lebih rencana kemungkinan besarnya pajak)
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih
tindakan berikut:
a. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.
b. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi
atau menjadi residen dari negara tersebut.
c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.
3. Evaluating a tax plan (Evaluasi pelaksanaan rencana pajak)
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian
kecil dari seluruh perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena

itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil


pelaksanaan

suatu

perencanaan

pajak

terhadap

beban

pajak. Perbedaan laba kotor dan pengeluaran selain pajak atas


berbagai alternatif perencanaan. Variable-variabel tersebut akan
dihitung seakurat mungkin dengan hipotesis sebagai berikut:
a. Bagaimana jika rencana tersebut tidak dilaksanakan
b. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil
dengan baik
c. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal
Dari ketiga hipotesis tersebut akan mengeluarkan hasil yang
berbeda. Kemudian berdasarkan hasil tersebut barulah dapat
ditentukan

apakah

perencanaan

pajak

tersebut

layak

untuk dilaksanakan atau tidak.


4. Debugging the tax plan (Mencari kelemahan dan kemudian
memperbaiki kembali rencana pajak)
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai
rencana yang di buat. Keputusan terbaik perencanaan pajak harus
sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi. Perbandingan
berbagai

rencana

harus

dibuat

sebanyak

mungkin

sesuai

bentuk perencanaan pajak yang di inginkan. Kadang suatu rencana


harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan perpajakan.
Tindakan perubahan harus tetap dijalankan, walaupun diperlukan
penambahan biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil.
Sepanjang masih besar penghematan pajak (tax saving) yang bisa
diperoleh,

rencana

tersebut

harus

tetap

di jalankan.

Karena

bagaimana pun juga kerugian yang ditanggung merupakan kerugian


minimal. Jadi tetap akan sangat membantu jika pembuatan suatu
rencana disertai dengan pemberian gambaran/perkiraan berapa
peluang kesuksesan dan berapa potensial laba yang akan diperoleh
jika berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.
5. Update The Tax Plan (Mutakhirkan rencana pajak)

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga


telah berjalan, namun juga masih perlu memperhitungkan setiap
perubahan

yang

terjadi

baik

dari

undang-undang

maupun

pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang


mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu
perjanjian, yang berkenan dengan perubahan yang terjadi diluar
negeri atas berbagai macam pajak maupun aktivitas informasi bisnis
yang tersedia sangat terbatas. Pemuktahiran dari suatu rencana
adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan
oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan perhatian
terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang
terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat
yang merugikan adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan
mampu mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat yang
potensial. Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam
manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana
untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetap jumlah
pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

6. Langkah

Selanjutnya

Adalah

Pelaksanaan

Kewajiban

Perpajakan (Tax Implementation ) Dan Pengendalian Pajak


(Tax Control )
Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar
dapa dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
Pada umumnya, penekanan perencanaan pajak (tax planning)
adalah

untuk

meminimalisasi

kewajiban

pajak

baik

dengan

memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar


peraturan

perpajakan

(unlawful),

seperti

tax

avoidance

dan

taxevasion. Dengan menyusun perencanaan dan manajemen pajak

sejak

dini

perusahaan

akan

terhindar

dari

segala

mengakibatkan peningkatan beban pembayaran pajak.

hal

yang

Вам также может понравиться