Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DSM
-V
(Mild
)
317
Kriteria Diagnosis
DSM-V
Dapat
mengembangkan
ketrampilan sosial
dan komunikasi.
Dalam
pemahaman dan
penggunaan
bahasa cenderung
terlambat, dan
masalah
kemampuan
berbicara yang
mempengaruhi
perkebambangan
kemandirian dapat
menetap sampai
dewasa.
Dapat mandiri
penuh dan
merawat diri
sendiri dan
mencapai
ketrampilan
praktis dan
ketrampilan
rumah tangga,
walaupun
perkembangnnya
PPDGJ
III
Retard
asi
Mental
Ringan
(F70)
Kriteria Diagnosis
PPDGJ III
Bila
menggunakantes
IQ baku yang tepat,
maka IQ berkisar
anatara 50 sampai
69
menunjukkan
retardasi
mental
ringan.
Pemahaman
dari
penggunaaan
bahasa cenderung
terlambat
pada
berbagai
tingkat,
dan
masalah
kemampuan
berbicara
yang
mempengaruhi
perkembangan
kemandirian dapat
menetap
sampai
dewasa.
Walaupun
mengalami
keterlambatan
dalam kemampuan
bahasa
tetapi
sebagian
besar
dapat
mencapai
Terapi Biologi
Antidepresan trisiklik
dengan dosis rendah
Antikonvulsi
carbamazepin
Buspirone untuk
gangguan cemas dengan
manifestasi self injury
behavior dan agresi.
Terapi
Psikososial
keluarga
Pendidikan
yang sesuai
Rehabilitasi
Terapi
perilaku
Terapi
kelompok
social skill
building
Supportive
group
untuk orang
tua dan
saudara
kandung
aga lambat.
kemampuan
berbicara
untuk
keperluan
seharihari.
Kebanyakan
juga dapat mandiri
penuh
dan
merawat
diri
sendiri
dan
mencapai
kerampilan praktis
dan
ketrampilan
rumah
tangga,
walaupun
tingkat
perkembangannya
agak
lambat
daripada normal.
Kesulitan utamanya
biasanya
tampak
dalam
pekerjaan
sekolah
yang
bersifat akademik,
dan
banyak
masalah
khusus
dalam
membaca
dan menulis
Etiologi
organic
hanyadapat
diidentifikasi pada
sebagian
kecil
penderita.
Keadaan lain yang
menyertai seperti
2.
318.
0
Dapat berbicara
atau belajar
untuk
berkomunikasi ;
kesadaraan
social yang
buruk ;
perkembangan
motorikyang
cukup.
Dapat berbicara
dalam
percakapan
sederhana,
sedangkan
yang lain hanya
dapat
berkomunikasi
seadanya untuk
kebutuhan
dasar mereka.
Retard
asi
Mental
Sedang
(F71)
autisme, gangguan
tingkah laku atau
disabilitas fisik dapat
ditemukan dalam
berbagai proporsi. Bila
terdapat gangguan
demikian, maka harus
diberi kode diagnosis
sendiri.
IQ biasanya berada
dalam rentang 35
sampai 49.
Umumnya ada
profil kesejangan
(discrepancy) dan
kemampuan,
beberapa dapat
mencapai tingkat
yang lebih tinggi
dalam ketrampilan
visuo-spasial dari
pada tugas-tugas
yang tergantung
pada bahasa,
sedangkan yang
lainnya sangat
vanggung namun
dapat mengadakan
interaksi social dan
percakapan
sederhana.
Tingkat
Antidepresan trisiklik
dengan dosis rendah
Antikonvulsi
carbamazepin
Buspirone untuk
gangguan cemas dengan
manifestasi self injury
behavior dan agresi.
keluarga
Pendidikan
yang sesuai
Rehabilitasi
Terapi
perilaku
Terapi
kelompok
social skill
building
Supportive
group
untuk orang
tua dan
saudara
kandung
perkembangan
bahasa bervariasi :
ada yang dapat
mengikuti
percakapan
sederhana,
sedangkan yang
lain hanya dapat
berkomukasi
seadanya untuk
kebutuhan dasar
mereka.
Suatu etiologi
organic dapat diidentifikasi pada
kebanyakn
penyandang
retardasi mental
sedang.
Autise masa
kanaka tau
gangguan
perkembangan
pervasive lainnya
terdapat pada
sebagian kecil
kasus dan
mempunyai
pengaruh besar
dan gambaran
klinis dan tipe
penatalaksanaan
yang dibutuhkan.
3.
318.
1
IQ 20-35
Kurang mengerti
akan bahasa
tulisan, angka,
waktu, dan uang.
membutuhkan
bantuan dalam
melakukan
aktivitas seharihari seperti
makan, memakai
baju, dan mandi.
Termasuk
retardasi mental
yang dependen:
mampu berbicara
yang paling
sederhana, tetapi
membutuhkan
suatu institusi
atau pengasuh
suportif yang
intens.
Bahasa bicaranya
terbatas pada
kosa kata dan tata
bahasa.
Antidepresan trisiklik
dengan dosis rendah
Antikonvulsi
carbamazepin
Buspirone untuk
gangguan cemas dengan
manifestasi self injury
behavior dan agresi.
keluarga
Pendidikan
yang sesuai
Rehabilitasi
Terapi
perilaku
Terapi
kelompok
social skill
building
Supportive
group
untuk orang
tua dan
saudara
kandung
4.
318.
2
Individu mengerti
omongan yang
sederhana dan
komunikasi isyarat.
IQ dibawah 20
1% dari seluruh
jumlah penderita
retardasi mental
Mereka
bergantung secara
total kepada orang
lain dan biasanya
mempunyai
kerusakan
neurologi yang
bermakna; tidak
dapat berjalan
atau berbicara.
Sangat terbatas
dalam memahami
komunikasi bicara
dan isyarat. Tapi
sebagian dari
mereka dapat
mengerti instruksi
atau isyarat yang
sederhana.
Sangat tergantung
kepada orang lain
pada berbagai
aspek dalam
Antidepresan
trisiklik dan
Antikonvulsi dosis
rendah
Terapi
bicara
Terapi
sosialisasi
Terapi
bermain
Terapi
perilaku
Terapi
kelompok
Terapi
Suportif
mengurus diri,
kesehatan dan
keselamatannya.
Penyakit
PPDGJ III
Retardasi
mental
F 78
Retardasi
mental
lainnya
Kriteria diagnosis
PPDGJ III
Katagori ini hanya
digunakan bila
penilaian dari tingkat
retardasi mental
dengan memakai
prosedur biasa sangat
sulit atu tidak mungkin
dilakukan karena
mempengaruhi mobilitas,
seperti epilepsi dan
hendaya daya lihat dan
daya dengar. Sering ada
gangguan perkembangan
pervasif dalam bentuk
sangat berat khusunya
autisme yang tidak khas,
terutama pada penderita
yang dapat bergerak.
DSM V
F 78
Gangguan
perkembanga
n global
Kriteria diagnosis
DSM V
diagnosis ini untuk di
bawah usia 5 tahun
ketika tingkat
keparahan klinis tidak
dapat diandalkan
dinilai pada anak usia
dini. kategori ini
didiagnosis ketika
Terapi Biologis
Terapi Psikososial
Beberapa penelitian
telah memusatkan
perhatian pada
pemakaian medikasi
untuk sindrom
perilaku berikut ini
yang sering terjadi
diantara retardasi
adanya gangguan
sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu
tulio, dan penderita
yang perilakunya
terganggu berat atau
fisiknya tidak mampu
seorang individu
gagal memenuhi
1)
tonggak
perkembangan yang
diharapkan di
beberapa daerah
fungsi intelektual dan
berlaku untuk
individu yang tidak
mampu untuk
menjalani penilaian
yang sistematis dari
fungsi intelektual.
termasuk anak-anak
yang terlalu muda
untuk berpartisipasi
dalam pengujian
standar. kategori ini
memerlukan penilaian
ulang dalam jangka
waktu tertentu
mental :
Agresi dan
perilaku melukai b)
diri sendiri.
Beberapa bukti
penelitian terkendali
dan tidak terkendali
telah menyatakan
bahwa lithium
(Eskalith) berguna
dalam menurunkan
agresi dan perilaku
melukai diri sendiri.
Antagonis narkotik
seperti naltrexone
(Trexan)
menurunkan
perilaku melukai
diri sendiri pada
retardsi mental
degan diagnostik
untuk gangguan
autistik infantil.
Carbama zepine
(Tegretol) dan
valproic acid
(depakene) adalah
medikasi yang juga
bermanfaat pada
beberapa kasus
perilaku melukai
diri sendiri.
2)
Gerakan motorik c)
streotipik
Madikasi
antipsikotik, seperti
haloperidol (haldol)
dan chlorpromazine
(Thorazine),
menurunkan
perilaku mulasi diri
yang berulang pada
pasien retardasi
mental.
3)
Perilaku
kemarahan eksplosif
Penghambat ,
seperti propranolol
dan buspirone
(BuSpar), telah
dilaporkan
menyababkan
penurunan
kemarahan eksplosif
di antara pasien
dengan retardasi
mental dan
gangguan autistik.
4)
Gangguan defisit
atensi/hiperaktifitas
Penelitian terapi
methylphenidate
pada pasien
Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga
dengan pasien retardase
mental tentang cara
meningkatkan kompetens
i dan harga diri sambil
mempertahankan harapan
yang realistik untuk
pasien. Keluarga sering
kali merasa kemandirian
dan memberikan
lingkungan yang
mangasuh dan suportif
bagi anak retardasi
mental, yang
kemungkinan mengalami
suatu tingkat
teretardasi mental
dengan gangguan
defisit
atensi/hiperaktifitas
telah menunjukan
perbaikan.
F 79
Retardasi
mental
YTT
Jelasa terdapat
retardasi mental, tetapi
tidak ada informasi
yang cukup untuk
menggolongkannya
dalam salah satu
katagori tersebut diatas
F 79
Gangguan
intelektual
yang tidak
tentu
kategori ini
disediakan untuk
individu di atas usia 5
tahun ketika penilaian
tingkat cacat
intelektual (gangguan
cacat intelektual) oleh
rata-rata prosedur
yang tersedia secara
lokal diberikan sulit
mungkin karena
gangguan sensorik
atau fisik terkait,
seperti kebutaan atau
tuli prelingual ;
kecacatan lokomotor;
atau ada atau masalah
perilaku yang parah
atau terjadi gangguan
mental. kategori ini
seharusnya hanya
digunakan untuk
keadaan luar biasa
dan membutuhkan
penilaian ulang
Penyakit
PPDGJ
III
DSM
V
315.39
Terapi Biologis
-
Terapi Psikososial
Terapi latihan
pendoromg
perilaku san
praktek
dengan fonem
(unit suara),
perbendaharaa
n kata dan
konstruksi
kalimat.
Konseling
parental
suportif.
kalimat berdasarkan
aturan tata bahasa
dan morfologi).
3. Penurunan dalam
pembicaraan
(kemampuan untuk
menggunakan
kosakata dan kalimat
penghubung untuk
menjelaskan dan
menggambarkan
suatu topik atau
serangkaian
peristiwa atau
memiliki
percakapan)
Kemampuan bahasa
secara substansial dan di
bawah kuantitas yang
diharapkan untuk
seusianya, sehingga
keterbatasan fungsional
dalam komunikasi yang
efektif, partisipasi
sosial, prestasi
akademik, kinerja kerja,
secara individual, atau
dalam kelompok.
Onset gejala muncul di
awal periode
perkembangan.
Kesulitan tidak
disebabkan gangguan
pendengaran atau
gangguan sensorik
lainnya, disfungsi
motorik, atau kondisi
medis atau kondisi
neurologis dan tidak
lebih baik dijelaskan
dengan gangguan
intelektual (gangguan
perkembangan
intelektual) atau
keterlambatan
perkembangan global.
Diberikan bila
ada masalah
emosional dan
perilaku
Terapi
lingkungan
stimuli yang
ringan.
Terapi
kelompok
dengan
instruksi
bicara dan
bahasa
diintegrasikan
kedalam
berbagai
lingkungan.
Konseling
mengikuti instruksi
sederhana pada usia 2
tahun, dapat dicatat
sebagai tanda-tanda dari
kelambatan. Dikemudian
hari kesulitan-kesulitan
mencakup
ketidakmampuan untuk
mengerti struktur tata
bahasa, dan kekurangan
dalam mengerti aspek
penghalusan dari bahasa.
Kriteria dari gangguan
pervasif tidak dijumoai.
Pada hampir semua kasus,
perkembangan dari
bahasa ekspresif juga
terlambat dan lazim ada
suara ucapan yang tidak
normal.
Dari semua variasi
gangguan perkembangan
khas berbicara dan
berbahasa, gangguan
berbahasa reseptif
mempunyai tingkat
hubungan yang tinggi
dengan gangguan sosioemosional-perilaku.
keluarga
dimana orang
tua diajarkan
pola interaksi
yang sesuai.
Gagap
318.2
Kesulitan persisten
dengan produksi bunyi
ujaran yang
mengganggu kejelasan
bicara atau mencegah
komunikasi verbal dari
pesan.
Gangguan ini
menyebabkan
keterbatasan dalam
komunikasi yang efektif
yang mengganggu
partisipasi sosial,
prestasi akademik,
kineja kerja, secara
individual atau dalam
kelompok.
Onset gejala muncul di
awal periode
perkembangan.
Kesulitan tidak
disebabkan kondisi
bawaan atau didapat,
seperti cerebral palsy,
bibir sumbing, ketulian
atau gangguan
pendengaran, cedera
kepala, atau kondisi
medis lain atau kondisi
Terapi bicara.
Monitoring
hubungan anak
dengan
lingkungan.
Konseling orang
tua.
PENYAKIT
PPDGJ III
KRITERIA
DIAGNOSIS
DSM V
neurologis.
TERAPI
MEDIS
TERAPI
PSIKOSOSI
AL
Obat antiansietas :
Alprazola
m
(Xanax)
Pengobatan
Tidak
Langsung :
PPDGJ III
GANGGUAN
PERKEMBAN
GAN
PSIKOLOGIS
F 80. 8
Gangguan
perkemba
ngan
berbicara
dan
berbahasa
lainnya
Termasuk : pelat
(lipsing
F 80.81
Childhoo
d Onset
Ganggua
n
Kefasiha
n
(Gagap))
Selektif
serotonin
1 Pengulangan Suara Suku kata
reuptake
inhibitor :
2 Pemanjangan suara dari konsona serta vokal
Citalopra
m
3.kata yang terputus (Berhenti dalam berkata)
(Celexa)
4. Bunyi atau diam berkata( di isi atau stop
berbicara)
Obat
golongan
5.Perkataan yang panjang lebar ( penggantian
serotoner
Keluarga
menciptakan
lingkungan
yang
meningkatka
n kefasihan
berbicara
anak
Pengobatan
Langsung :
-Modifikasi
bicara
(menggunak
gic yang
kata untuk menghindari kata yang bermasalah)
kuat :
6.hasil kata dengan kelebihan ketegangan
Clomipra
fisik.
mine
(Anafranil
7. Pengulangan satu suku kata.
)
timbulnya
gejala
pada
periode awal
perkembangan.
d. gangguan pidato tidak di sebabkan
oleh kerusakan motorik sensorik ,
dysfluencyassosiated
penghinaan
neurologis (stroke, tumor, trauma) atau
kondisi medis lain dan contoh tidak
baik perencanaan oleh gangguan mental
lain.
an strategi
dengan
onset
mudah,
berbicara
dengan
perlahan dan
mudah, serta
teknik
pernapasan)
Desensitisasi
(menciptaka
n kesadaran
pada saat
gagap dan
bagaimana
untuk
mengurangi
ketegangan)
Menggunaka
n kegiatan
yang
terstruktur
untuk
mengatasi
emosi/sikap
gagap
sehingga
meningkatka
n
penghargaan
diri yang
positif
Gangguan
perkemba
ngan
berbicara
dan
berbahasa
YTT
F 80. 89
Ganggua
n
Komunik
asi
(Pragmat
is) Sosial
A. Kesulitan
terus-menerus
dalam penggunaan sosial
komunikasi
verbal
dan
nonverbal
seperti
yang
dituturkan oleh semua hal
berikut:
1. Defisit dalam menggunakan
komunikasi untuk tujuan sosial,
seperti menyapadan berbagi
informasi, dengan cara yang
sesuai untuk konteks sosial.
2 Penurunan kemampuan untuk
mengubah komunikasi untuk
mencocokkan
konteks
atau
kebutuhan pendengar, seperti
berbicara secara berbeda di
dalam kelas daripada di taman
bermain,
berbicara
secara
berbeda
terhadap
anak
daripada
orang
dewasa,
danmenghindaripenggunaanba
hasa yang terlalu formal.
3
Kesulitan
aturan
untuk
percakapan
dan
bercerita,
Pengobatan
meliputi
memberikan
informasi
dan
bimbingan
kepada
pasien /
klien,
keluarga /
pengasuh,
dan orangorang
penting
lainnya
tentang sifat
gangguan
komunikasi
sosial dan
pengobatan.
Termasuk :
gangguan
berbahasa YTT
seperti
bergiliran
dalam
percakapan, mengulang ketika
disalah
pahami,
dan
mengetahui
bagaimana
menggunakan sinyal verbal dan
nonverbal
untuk
mengatur
interaksi berikut.
4. Kesulitan memahami apa
yang tidak dinyatakan secara
eksplisit (misalnya membuat
kesimpulan), bukan nonliteral
atau ambigu makna bahasa
(misalnya
idiom,
humor,
metafora,
beberapa
makna
yang bergantung pada konteks
untuk interpretasi)
B.
Defisit
mengakibatkan
keterbatasan fungsional dalam
komunikasi
yang
efektif,
partisipasi sosial, hubungan
sosial, prestasi akademik, atau
kinerjakerja, secara individual
atau dalam kombinasi.
C. Timbulnya gejala ini pada
periode awal perkembangan
tetapi deficit mungkin tidak
menjadi sepenuhnya terwujud
sampai permintaan komunikasi
sosial
melebihi
kapasitas
tertentu).
D.
Gejala
tersebut
tidak
disebabkan kondisime di satu
neurologis lain atau dengan
kemampuan
rendah
dalam
domain struktur kata dan tata
bahasa, dan tidak lebih baik
Ganggu
an
pervasif
PPDGJ-III
Autisme
Biasanya tidak ada riwayat
masa anakperkembangan abnormal
anak
yang jelas. Jika dijumpai,
F84.0
abnormalitas tampak <3
tahun
Selalu ada hendaya kualitatif
dalam interaksi sosial
Tiada apresiasi adekuat
terhadap isyarat
sosioemosional, yang
tampak sebagai kurangnya
respons terhadap emosi
terhadap orang lain
dan/atau kurang modulasi
terhadap perilaku dalam
konteks sosial
Buruk dalam penggunaan
isyarat sosial dan lemah
dalam ntegrasi perilaku
DSM-V
Autisme
spectrum
disorder
(ASD)
Kriteria diagnostik
menurut DSM-V
Terapi
biologis
Terapi
psikososial
sekolah
anak
Bangkitkan
rasa
percaya diri
anak
Terapi bicara
Terapi sosial
Perbaikan
komunikasi
2 arah anak
Terapi perilaku
perkuat perilaku
baik dengan
sistem
imbalan / reward
acuhkan perilaku
kurang baik
yang ringan
cabut hak
istimewa jika
perilaku negatif
menjadi terlalu
serius untuk
diacuh
hilangkan pemicu
dari perilaku
buruk
Sindrom
rett
F84.2
Gangguan perkembangan
pervasif yang dibedakan dari
autisme dalam usia awalnya
atau dari tidak terpenuhinya
ketiga kriteria diagnosis
Abnormalitas dan/atau
hendaya perkembangan baru
gangguan
perkembangan
intelektual atau
keterlambatan
perkembangan secara
total
terdapat 3 tingkat
keparahan ASD
1 LEVEL 3 (memerlukan
dukungan sangat
substansial)
Kekurangan yang
Terapi
fisikal
Terapi
wicara
Dukungan
gizi
kanak yang
lainnya
F84.3
2 LEVEL 2 (memerlukan
dukungan substansial)
Kekurangan ketara
dari keahlian
komunikasi verbal dan
non-verbal
Perilaku tidak flexibel,
kesulitan menghadapi
perubahan
Perilaku berulang
terbatas sering terjadi
sehingga
mengganggu fungsi
semua bidang
3 LEVEL 1 (memerlukan
dukungan)
Tanpa dukungan di
tempat, kekurangan
dalam hal komunikasi
diulang-ulang
Kekurangan interaksi sosial
dan komunikasi mirip
autisme
Sindroma
Asperger
F84.5
Gangguan
perkemban Gangguan dengan validitas
gan
nosologis yang belum pasti,
pervasif
ditandai oleh abnormalitas
YTT
kualitatif seperti autisme
F84.9
kombinasi antara :
hambatan umum yang
klinis jelas merupakan
sosial menimbulkan
gangguan yang berarti
Perilaku tidak flexible
signifikan
menyebabkan
gangguan fungsi pada
suatu konteks atau
lebih
Kesultan beralih
antara beberapa
aktifitas dan
bermasalah dalam
mengorganisir dan
merencanakan
sesuatu
Teknik ABA
Cognitive
Behaviour
treatment
(CBT)
Terapi
fisikal
keterlambatan berbahasa
atau perkembangan
kognitif
disertai gejala seperti
autisme yaitu defisiensi
kualitatif fungsi interaksi
sosial yang timbal balik
dengan pola perilaku
perhatian dan aktivitas
terbatas, berulang dan
streotipik
Penyakit
Gangguan
Perkembang
an Belajar
Khas
PPDGJIII
Terdapat beberapa
syarat dasar untuk
diagnosis gangguan
perkembangan belajar
khas;
a) secara klinis
terdapat derajat
hendaya yang
bermakna dalam
keterampilan
skolastik tertentu
(beratnya
hendaya dinilai
dari: ukuran
skolastik,
gangguan
perkembangan
yang
mendahului,
masalah yang
terkait, pola dan
respons)
b) Hendaya-nya
harus khas
dalam arti bahwa
tidak sematamata dapat
dijelaskan dari
DSM-V
Kriteria diagnostik
menurut DSM-V
A. Sulit belajar dan
memakai
keterampilan
akademik,
diindikasikan jika
terdapat setidaknya
satu gejala yang
menetap sekurangkurangnya 6 bulan.
`1. Tidak akurat
atau lambat dan
membaca kalimat
dengan usaha keras
(contoh, membaca
kata-kata / kalimat
secara tidak tepat
atau lambat dan
ragu-ragu,
meskipun syarat
intervensi yang
ditargetkan sulit :
A. Tidak akurat
atau lambat
dan
membaca
kalimat
dengan
usaha keras
Terapi
biologis
Terapi
psikososia
l
retardasi mental
atau hendaya
ringan dalam
inteligensi
umum, sebab IQ
dan kinerja
skolastik tidak
persis berjalan
bersamaan/paral
el)
c) Hendaya harus
dalam masa
perkembangan,
dalam arti harus
sudah ada pada
awal usia
sekolah dan
tidak didapat
pada proses
perjalanan
pendidikan lebih
lanjut;
d) d)Harus tidak
ada faktor luar
yang dapat
menjadi alasan
untuk kesulitan
skolastik
(misalnya:
kesempatan
belajar, sistem
pengajaran,
( contoh,
membaca
katakata/kalimat
secara tidak
tepat atau
lambat dan
ragu-ragu,
sering hanya
kata-kata
terkaan, sulit
mengeluarka
n kata-kata).
B. Sulit
memahami
arti dari apa
yang dibaca
(dapat
membaca
teks secara
akurat tetapi
tidak
mengerti per
bagian
kalimat,
hubungan
kata-kata, arti
makna katakata yang
dalam dari
apa yang
dibaca).
pindah sekolah,
dsb)
e) Tidak langsung
disebabkan oleh
hendaya visus
atau
pendengaran
yang tidak
terkoreksi
Dengan petunjuk
diatas, diagnosis
gangguan
perkembangan belajar
khas harus
berlandaskan temuan
positif dari gangguan
kinerja skolastik yang
secara klinis bermakna,
yang berkaitan dengan
faktor-faktor dalam
(intrinsic) dari
perkembangan anak.
C. Sulit mengeja
kalimat
(seperti
menambah,
menghirauka
n, atau vokal
pengganti
atau juga
konsonan)
D. Sulit
memahami
ekspresi yang
tertulis
(membuat
tata bahasa
atau
kesalahan
tanda baca
dalam
kalimat,
mengorganis
asikan
paragraf,
ekspresi
penulisan
dari suatu
kejelasan ide)
E. Sulit memberi
alasan yang
berhubungan
dengan
matematika/il
mu pasti
(sulit
mengaplikasi
kan konsep
matematika,
fakta, atau
proseuder
yang
berhubngan
dengan
masalah
kuantitatif/an
gka-angka)
B. Keterampilan
akademik yang
dicapai pada
hakekatnya rendah
yang diharapkan
sesuai untuk usia
kronologis individu
dan menyebabkan
gangguan signifikan
dengan akademik
atau pekerjaan
akademik, atau
aktivitas sehari-hari,
yang dapat dilihat
dari pencapaian
prestasi individu.
Untuk individu
berumur 17 tahun
keatas, terdapat
sejarah
pembelajaran yang
terganggu dan sulit
dicapai dan tak
sesuai dengan
pengukuran standar
prestasi.
C. Kesulitan belajar
dimulai selama
umur sekolah tetapi
tidak menjadi
sepenuhnya
terwujud sampai
tuntutan bagi
mereka
mempengaruhi
kemampuan
akademik melebihi
atau menulis
laporan yang
kompleks untuk
tenggang waktu
yang ketat, beban
akademik yang
berlebihan/berat.
D. Kesulitan belajar
tidak lebih baik
dicatat dengan
keterbatasan
intelektual,
ketajaman visual
yang tak terkoreksi
atau auditorik,
gangguan mental
atau neurologis
lainnya kurangnya
kesulitan psikososial
kemahiran dalam
memahami bahasa
akademik atau
instruksi pendidikan
yang tak cukup
PPDGJKRITERIA PPDGJ-III
III
F8 .1
Gambaran
Ganggu
utama:
an
Hendaya khas &
Mengej
bermakna dalam
a Khas
perkembangan
kemampuan
mengeja tanpa
riwayat gangguan
membaca khas,
bukan
disebabkan oleh
rendahnya usia
mental,
pendidikan
DSM-V
315.2
Dengan
gangguan
ekspresi
menulis
KRITERIA DSM-V
Kesalahan
mengeja
kesalahan tata
bahasa & tanda
baca dalam
kalimat
kejelasan/
organisasi
paragraf yang
buruk
TERAPI BIOLOGIS
TERAPI PSIKOSOSIAL
F81.2
Ganggu
an
Berhitu
ng Khas
sekolah tidak
adekuat, masalah
ketajaman
penglihatan,
pendengaran
/fungsi
neurologis, &
bukan akibat
gangguan
neurologis,
jiwa/lainnya.
Kemampuan
mengeja harus
secara bermakna
dibawah tingkat
yang seharusnya
berdasarkan
usianya,
inteligensia
umum, tingkat
sekolahnya,&
terbaik dinilai
dengan
pemeriksaan
kemampuan
mengeja baku.
hendaya khas
dalam
kemampuan
berhitung yang
tidak dapat
diterangkan
berdasarkan
adanya retardasi
315.1
Dengan
Gangguan
Matematika
disebut juga
diskalkulia
kesulitan
menghafal
angka
kesulitan
menghafal
mental
umum/tingkat
pendidikan
sekolah tidak
adekuat.
Kekurangannya
pada penguasaan
kemampuan
dasar berhitung:
tambah, kurang,
kali, bagi ( bukan
kemampuan
matematik lebih
abstrak: aljabar,
trigonometri,
geometri/kalkulus)
kemampuan
berhitung harus
secara bermakna
lebih rendah dari
tingkat
seharusnya
dicapai usianya,
intelegensia
umum, tingkat
sekolahnya, &
terbaik dinilai
dengan
pemeriksaan
kemampuan
berhitung baku
keterampilan
membaca &
mengeja harus
dalam batas
aritmatika
kesulitan
berkalkulasi
kesulitan
penalaran
matematika
F81.3
Ganggu
an
Belajar
Campur
-an
normal sesuai
umur mental
kesulitan
berhitung bukan
disebabkan
pengajaran
inadekuat, / efek
langsung
ketajaman
penglihatan,
pendengaran, /
fungsi neurologis,
& tidak sebagai
akibat gangguan
neurologis,
jiwa/lainnya.
kategori sisa
gangguan yang
batasannya tidak
jelas
hendaya
kemampuan
berhitung,
membaca, /
mengeja secara
bermakna, tetapi
tidak sebagai
akibat retardasi
mental/pengajaran inadekuat, /
efek langsung
ketajaman
penglihatan,
pendengaran, /
fungsi neurologis
gangguan
memenuhi
kriteria F81.2,
F81.0, / F81.1
F81.8
Ganggu
an
Perkembangan
Belajar
Lainnya
F81.9
Ganggu
an
Perkembangan
Belajar
YTT
6. Motor Disorder
PPDGJ III
DSM V
F82
B.
C.
D.
E.
315.4
PPDGJ 3
GANGGUAN PSIKOLOGIS
LAINNYA
DSM 5
Kategori ini membicarakan gejala dari
karakteristik kelainan neurodevelopmental
yang menyebabkan hendaya social dan kerja.
Mendiagnosis kriteria ini bila tidak memenuhi
criteria full dari diagnostic kelainan
neurodevelopmental.
Berkaitan dengan paparan penggunaan alcohol
saat fase prenatal (dalam uterus)