Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1
Persiapan
~ Pemasangan Alat
~ Penentuan Metode
pengukuran
Orientasi Lapangan
Pengukuran Dan
Pengamatan
Kerangka
Kontrol Horizntal
(KKH)
Kerangka
Kontrol Vertikal
(KKV)
Pengolahan Data
Menggunakan Microsoft
Office Excel 2013
Perhitungan Alinyemen
Vertika & Horizontal
Penggambaran
Menggunakan AutoCAD
Land Desktop 2009
Peta Rancangan
Jalan
SELESAI
3.2
Pengukuran Poligon
Tujuan praktikum : Untuk menentukan letak titik titik pilogon yang
6. Putar alat dan bidik rambu yang telah didirikan pada titik P2
kemudian lakukan pembacaan sudut horizontal dalam keadaan biasa
(B).
7. Ubah keadaan alat pada posisi Luar Biasa (LB) dan bidik kembali
pada P2, lakukan pembacaan sudut horizontaldan catat pengamatan
datanya.
8. Pindahkan alat di atas P2 dan lakukan pengaturan kembali alat
Theodholiteagar dapat digunakan kembali.
9. Lakukan pengukuran sudut horizontal bidik rambu yang didirikan
pada titik P1, baca sudut horizontal dan catat data yang di dapat.
Kemudian putar alat k arah P3, dan lakukan hal yang sama seperti
sebelumnya.
Keterangan gambar :
Dp1-p1, Dp2-p3
: panjang sisi sisi poligon yang diukur
p1-p2, p2-p3
: sudut sudut poligon yang diukur
P1-P2
: azimuth P1 P2
3.3
Pengukuran Waterpass
Tujuan praktikum : Untuk menentukan beda tinggi antara dua titik
P1, P2
: Backsight pergi
P2, P3, : Foresight pergi
0+037,5+020 : titik berdiri alat
5. Tip EX cair.................................................................................(1
Unit)
Langkah kerja :
1. Terlebih dahulu melakukan peminjaman alat di Lab. IUT ITN Malang,
kemudian persiapkan alat dan segala perlengkapan. Pembagian jalur
menjadi beberapa slag.
2. Penentuan titik awal pengukuran dan titik titik lain yang akan di
gunakan (tetap menggunakan P1 sampai dengan P3 yang telah
ditandai dengan menggunakan tip EX pada pengukuran sebelumnya).
3. Jarak antara P1 ke P2 = 20 m, P2 ke P3 = 35 m,P3 ke P4 = 20 m. Serta
menentukan STA 10 yang jaraknya 10 m di antara P1 dengan P2.
Kemudian STA 37,5 yang berjarak sama sepanjang 17,5 m.
4. Dirikan statif tepat pada titik P3, dan letakkan alat ukur waterpassdi
atas statif, atur ketinggian statif.
5. Bidik dan baca bacaan benang silang pada rambu ukur di titik STA
37,5 sebagai bacaan rambu ukur muka.
6. Setelah selesai, dirikan statif pada titik STA 37,5 atur ketinggiannya,
letakan alat watterpass di atas statif, kemudian atur alat agar dapat
digunakan kembali. Bidik rambu di titik P3 sebagai rambu belakang
dan P2 sebagai rambu muka.
7. Baca benang tengah pada teropong dengan teliti kemudian catat data
yang di dapat.
8. Untuk lebih jelas nya lihat pada gambar
Langkah kerja :
1. Terlebih dahulu melakukan peminjaman alat di Lab. IUT ITN Malang,
kemudian persiapkan alat dan segala perlengkapan. Pembagian jalur
menjadi beberapa slag.
2. Penentuan titik awal pengukuran dan titik titik lain yang akan di
gunakan (tetap menggunakan P1 sampai dengan P3 yang telah ditandai
dengan menggunakan tip EX pada pengukuran sebelumnya).
3. Jarak antara P1 ke P2= 20 m,P2 ke P3= 35 m,P3 ke P4= 20 m. Serta
menentukan STA 10 yang jaraknya 10 m di antara P1 dengan P2.
Kemudian STA 37,5 yang berjarak sama sepanjang 17,5 m.
4. Dirikan statif tepat pada titik P3, dan letakkan alat ukur waterpassdi atas
statif, atur ketinggian statif.
5. Atur alat sesuai ketentuan. Hadapkan teropong pada titik P2, setelah itu
putar Waterpass 90o ke kanan.
6. Bidik dan bacalah rambu ukur yang didirikan di depan teropong tersebut
pada tiap tiap profil tanah yang berbeda jarak di sebelah kanan dan
jalur poligon sesuai ketentuan.
7. Putar lagi teropong sebesar 270o dan lakukan pembacaan rambu ukur
pada tiap tiap profil tanah yang berbeda di kiri jalur poligon sesuai
ketentuan.
8. Dengan cara yang sama lakukan pengukuran profil melintang pada
setiap titik sebagai sumbu proyek hingga mencapai titik poligon terakhir.
Keterangan gambar
P1, P2, P3
0+020+037,5
1, 2, ....
3.5
:
: Titik poligon
: Titik bantu pada setiap ruas poligon
: Irisan melintang titik detail di sebelah kiri dan kanan
center line/sumbu proyek
selanjutnya
data Poligon yang di dapat akan diolah dalam Microsoft Office
Excel2013. Data tersebut kemudian akan menghasilkan koordinat
yang akan diplotting pada AutoCAD Land Dekstop 2009.
Sketsa Gambar
3.6
ukur tanah, mulai dari Land Desktop Development atau disingkat LDD.
Cara mengunakan AutoCAD Land Desktop 2009 berbeda dengan
menggunakan AutoCAD biasa. Ada AutoCAD 2009, diharuskanmembuat
Data Projectyang merupakan satu kesatuan antara gambar dan data-data
yang diinput. Cara membuat Project baru pada AutoCAD Land Desktop.
Sebelum mulai siapkan terlebih dahulu satufolder khusus Land Desktop,
misalkan beri nama latihan Land Desktop.
1. Buka program AutoCAD Civil 3D Land Desktop Companion,
kemudian buka nemu file
New.
10. Dilanjut klik next. Akan muncul tampilan untuk mengtur bingkai
atau lebih di kenal dengan batas.
12. Maka tampilan terakhir yang akan muncul adalah seperti berikut
Ini selanjutnya klik OK
Gambar 3.27finish
13. Terakhir akan muncul tampilan berikut, klik Use Point Name :
Checklist. Selanjutnya OK.
3.6.1
biasa disebut import point. Data data dari surveyor yang berupa angka
koordinat x, y dan elevasi harus dimasukkan ke dalam AutoCAD Land
Desktop2009. Sebelum menuju langkah yang lebih lanjut, siapkan terlebih
dahulu data - data koordinat yang akan digunakan. Jika data yang anda
punya berupa file excel(*.xls), maka harus diubah dahulu menjadi format
csv(*csv).
1. Buka menu point import / export pointsimport points.
di atas setiap titik yang telah ditentukan. Setiap pengukuran melintang yang
dilakukan merupakan pengukuran kanan kiri dari profil memanjang.
Cara pengukuran jarak dengan pita ukur tergantung pada situasi medannya.
Ada beberapa cara, yaitu sbb :
* Diletakan langsung diatas tanah.
*Jarak mendatar diukur langsung dengan memakai unting-unting.
d. Cara Pembuatan Garis Saling Tegak Lurus di Lapangan
Ada beberapa cara pembuatan garis saling tegak lurus di lapangan,
diantaranya dengan menggunakan alat-alat sbb :
Dengan menggunakan alat ukur sudut (theodolite).
Dengan menggunakan prisma.
Dengan menggunakan pita ukur.
Pematokan Lengkung Horizontal
Pematokan pada lengkungan horizontal dibedakan atas bentuk lengkungan
tersebut yaitu: Lingkaran dan Spiral.
Pada pematokan lengkungan berbentuk lingkaran ada 5 cara, dari titik TC.
Cara dengan selisih busur yang sama panjang.
Cara dengan selisih absis yang sama panjang.
Cara dengan perpanjangan tali busur.
Cara dengan koordinat polar (metode sudut defleksi).
Cara dengan membuat politon.
Sedangkan pada lengkungan berbentuk spiral ada 2 cara yaitu:
Cara / metoda sudut defleksi
Cara absis dan ordinat