Вы находитесь на странице: 1из 142

TESIS

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA PEGA WA I


NEGERI SIPIL PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH DANDJNAS Dl LINGKUP
PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG
(Tinjauan berdasarkan Metode Analisis Fungsi Statistik)

ABO. WAHID CHAIRULLAH

PROGRAM STUDf PSDM


PROGRAM PASCASARJANA
lJNIV ERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2004

TESIS

:f

PEGAWAI~

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA


r...NEGERI SIPIL PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN ~S
PEMBANGUNAN DAERAH DANDINAS DI LINGKUP
/',..PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG
~
;5~r (Tin_jauan berdasark.: n Metode :~alisis Fun~Statistik~

PROGRAM STUDI PSDM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIV ERSITAS AIRLANGGA SURABA YA

2004

TESIS
PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
NEGERI SIPIL PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAN DINAS DI LINGKUP
PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG
(Tinjauan berdasarkan Metode Analisis Fungsi Statistik)

ABD. W AHID CHAIRULLAH


NIM 090214697/M

PROGRAM STUDI PSDM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2004

11

PENGEMBAN GAN MODEL PENILAIAN KINERJA PEGAWAI


NEGERI SIPIL PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAN DINAS DI LINGKUP
PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG
(Tinjauan berdasarkan Metode Analisis Fungsi Statistik)

TESIS
Guna memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Program Studi
Ilmu Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Program Pascasarjana
Universitas Airlangga Surabaya

Oleh:

ABD. W AHID CHAIRULLA H


NIM. 090214 697 M

PROGRAM STUDI PSDM


PROGRAM PASCASARJAN A
UNIVERSITAS AJRLANGGA SURABAYA
2004
Ill

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI :


TANGGAL:

15 Juni

2004

OLEH:
PEMBIMBING KETUA

Dr. H. HARYADI S 3 . 0 . dr, DOB, MS<, APU


NIP. 140 048 402

"-

BIMBING

MENGETAHUI
WAKIL KETUA PROGRAM STUDIPENGEMBANGA N SDM

IV

Telah diuji pada


Tanggal 15 Juni 2004

P ANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

:Prof. Haryono Suyono, MA, Ph.D

Anggota

: I. Dr. H. Haryadi Soeparto, dr, DOR, MSc, APU


2. Jusuflrianto, drs, M.Com
3.Dr.SunaDo,dr,~S.MSc

4. Pudjo Rahardjo, MA, Ph.D


5. Prof. DR I Gede Winasa, drg.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama, saya panjatkan puji syukur kepada Allah swt Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Terima kasih sebesar-besamya dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya
ucapkan kepada Bapak Dr. H. Haryadi Soeparto, dr, DOR, MSc, APU sebagai
pembimbing ketua yang dengan tulus dan sabar memberikan dorongan, bimbingan,
araban, saran dan nasehat terbaik pada peneliti sehma proses penyusunan dan
penyelesaian tesis ini.
Terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya
ucapkan kepada Bapak Jusuf Irianto, drs, M.Com sebagai pembimbing yang dengan
tulus dan sabar memberikan dorongan, bimbingan, saran dan nasehat terbaik pada
peneliti selama proses penyusunan dan penyelesaian tesis ini.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankaniah saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besamya kepada:
1. Rektor Universitas Airlangga, Bapak Prof Dr. H. Med. Purohito, dr. atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan program Magister.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya Bapak Prof Dr.
H. Muhammad Amin, dr, atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk
menjadi mahasiswa program Magister pada program Pascasarjana Universitas
Airlangga. Bapak Prof. Dr. Laba Mahaputra, drh, M.Sc; selaku asisten direktur
bidang Akademik, Bapak Prof H:-Haryono Suyono, MA, Ph.D; selaku ketua
Program Studi Ilmu Pengembangan Swnber Daya Manusia (PSDM), Bapak Dr.
Sunarjo, dr, MS, MSc; baik selaku asisten direktur bidang umum maupun sebagai
Wakil ketua Program Studi Ilmu Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
Unair.
3. Seluruh Staf pengajar pada Program Studi Ilmu Pengembangan Swnber Daya
Manusia (PSDM) yang tidak mengenal Ieiah dalam memberikan wawasan dan
ilmunya.

VI

4. Panitia Penguji Tesis : Bapak Prof H. Haryono Suyono, MA, Ph.D; Bapak Dr.
Sunarjo, dr, Ms, MSc; Bapak Pudjo Rahardjo,MA, Ph.D dan Bapak Prof. DR I.
Gede Winasa, drg yang telah memberikan sumbangan pikiran dan masukan guna
penyempurnaan tesis ini.
5. Bapak Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Pusdiklat

Perencanaan Pembangunan OTO Bappenas Jakarta, atas kesempatan yang


diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Pengembangan Aparatur Negara
studi dalam negeri di Universitas Airlangga Surabaya.
6. Bapak H. Fadhilah Budiono, selaku Bupati Sampang; Drs. H. Asyhar, MM selaku
Sekretaris Daerah; Bapak Drs. H. Moh. Zainal Abidin, MM selaku Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sampang, atas
perkenannya memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program
tugas belajar Pascasarjana di Universitas Airlangga Surabaya.
7. Ir. Hary Soeyanto, MM selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sampang, Ir. Tontowi, MM, MBA selaku Kepala Dinas Petemakan
Kabupaten Sampang, Ir. Rusdi, MM selaku Kepala Dinas Perkebunan dan
Kehutanan serta Ir. Soewito, MM selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sampang atas perkenannya memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian di lingkungan unit kerjanya sehingga penyusunan tesis ini dapat
terlaksana dengan Iancar.
8. Istri tercinta Sufiatun Ghazali SE, Anak-anak tersayang Alfian Ramadhana dan
Elsa Dwi Cahyanie, lbunda tersayang Ny. Hj. Hoiriyah Djamik, lbu Mertua dan
seluruh anggota keluarga atas dukungan dan dorongan semangatnya serta restunya
sehingga saya dapat menyelasaikan pendidikan program Magister pada Program
Studi llinu Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga
Surabaya.
9. Ternan-ternan seperjuangan mahasiswa PSDM angkatan 2002 (Ani Werdhiastutie,
Tulus Widodo, dan lain-lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas
dukungan moril dan kerjasamanya selama saya mengikuti pendidikan di
Universitas Airlangga Surabaya.
2004

Surabaya,
Penulis,

Vll

RINGKASAN

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA PEGAWAI


NEGERI SIPIL PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH DAN DINAS DI LINGKUP
PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG
(Tinjauan berdasarkan Metode Analisis Fungsi Statistik)

ABD. WARID CHAIRUL LAH


Penilaian kinetja merupakan kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan
seorang pegawailkaryawan sukses atau gagal dalam meiaksanakan pekerjaannya
dengan menggm1akan standar peketjaan sebagai tolok ukurnya. Penilaian kinerja di
lingkWlgan pegawai negeri sipil (PNS) dikenal dengan sebutan penilaian pelaksanaan
peketjaan. Penilaian kinetja tersebut dilaksanakan menggm1akan daftar penilaian
pelaksanaan peketjaan (DP3), dengan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya,
meliputi : kesetiaan, prestasi ketja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, ketjasama,

prakarsa dan kepemimpinan.


Selama ini pelaksanaan penilaian kinetja di lingkungan pegawai negeri sipil
(PNS) dilakukan dengan menjumlah nilai-nilai yang telah diberikan oleh atasan
( selaku penilai). Cara penilaian yang demikian mempunyai kelemahan, karena nilai
dari masing-masing unsur yang terdapat dalam DP3 dianggap sama bobotnya.
Penyamarataan bobot nilai unsur-unsur tersebut tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
aritmatika. Jika dilihat dari ke 8 (delapan) aspek yang dinilai di dalam DP3 terdapat I
(satu) variabel yang merupakan kategori variabel hasil (output) yaitu prestasi ketja,
sedangkan lainnya merupakan variabel proses. Oleh karena itu metode penjumlahan
tersebut perlu ditinjau kembali.
Penelitian penilaian kinetja dengan menggm1akan metode aritmatika ini
menggunakan 4 (empat) pendekatan yaitu : (1) regresi tinier berganda, (2) regresi
polynomial (model kuadratik), (3) regresi logistik dan (4) regresi logaritma.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) dan Dinas di Iingkup Pertanian Kabupaten Sampang dengan jumlah sam pel
sebanyak 115 (seratus lima belas) responden terdiri dari pegawai negeri sipil di
lingkungan lembaga-lembaga tersebut, dan bertujuan untuk mengembangkan model
penilaian kinetja pegawai negeri sipil (PNS)
Pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang model mana yang lebih
baik adalah dengan mencari nilai dari persamaan tersebut koefisien determinasi (R2 )
tertinggi, p (probabilitas) terkecil dan nilai F hitungnya. Apabila cara terse but belum
berhasil menentukan model mana yang lebih baik, maka digunakan pendekatan
NFGDT (Nominal Focus Group Discussion Technique). Data penelitian ini diperoleh
dari kuesioner yang disebar pada 115 responden dan diolah dengan bantuan perangkat
lunak komputer program SPSS seri 10.01.

Vlll

Hasil pengolahan data yang dibantu dengan perangkat komputer program


SPSS versi 10.0 I dengan pendekatan (1) regresi linier berganda diperoleb : Koefisien
detenninasi (R2 ) = 0,737; p = 0,000; dan F hitung = 103.628 dengan model persamaan
Y = 0,249XI + 0,406X2 + 0,376X3; (2) regresi polynomial model kuadratik dengan
nilai koefisien determinasi (R2 ) = 0,777, p = 0,000 dan F hitung = 46537,815 dan
model persamaan Y = 342.688 + (-8.519X2 + 0.057X22 ) + (3.617X3 + -0.022XJ 2 );
(3) regresi logistik : R2 = 0,501; p = 0,000 dan Chi square ()(2) = 79.848 dengan
1

persamaan Y = ! + e-<-n 628 4+0. 651 x,+O.sJ 9X 2 >

dan (4) regresi 1ogaritma: R2 = 0,732;

p = 0,000 dan F bitung = 69542.776 dengan persamaan : Y = -262,896 + 19,597LnXI


+ 32,290LnX2 + 26,460LnX3. Dari basil perhitungan tersebut , jika yang menjadi
patokan metode yang paling sesuai berdasarkan nilai R2 , maka metode yang sesuai
Wltuk penilaian kinerja adalah model regresi polinomial (kuadratik) dengan nilai R2
tertinggi yaitu 0,777, p = 0,000 dan F hitung = 46537,815. Namun Jika dilihat dari
nilai F bitung yang didapat, maka model regresi logaritma merupakan model yang
lebih baik dengan nilai F hitung sebesar 69542.776, p = 0,000 dan R2 = 0,732.
Sebingga kita menjadi kesulitan untuk mencari mana model yang lebih baik diantara
ke 4 (empat) model yang diuji.
Berdasarkan pada kondisi di atas, maka untuk pengambilan keputusan
mengenai model mana yang lebih baik, dilakukan pengujian melalui pendekatan
NFGDT (Nominal Of Focus Group Discussion Technique) dengan mengumpulkan
pendapat dari Pakar mengenai model mana yang lebih baik berdasarkan basil
penghitllllgan dengan melihat nilai koefisien variasi terendah dari masing-masing
model sebagaimana yang tertera berikut ini :
Regresi
Linier 1
N

Valid
Missing

Mean
Std. Deviation
Variance
Sum
Coef Of Variation

Regresi
Polynomial
5
5
0
0
9.20
7.70
1.41
.836
.70
2.00
35
46
.091
.183

Regresi
Logistik

5
0
4.40
1.14
1.30
22
.259

Regresi
Logaritma
5
0
6.40
1.14
1.30
32
.178

'----

Sehingga dari tabel tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa model regresi yang lebih
baik diantara ke 4 (empat) model tersebut adalah model regresi polynomial, karena
memiliki nilai coefisien of variation terendah, hal itu berarti tingkat keragaman
daripada pemyataannya adalah rendah, yang berarti tingkat kemufakatan musyawarab
yang merupakan kesepakatan untuk menentukan model yang terbaik adalah tinggi.

IX

SUMMARY
THE DEVELOPMENT OF A MODEL OF MEASUREMENT
FOR CIVIL GOVERNMENT OFFICER'S PERFORMANCE AT THE
OFFICE OF DEVEWPMENT OF REGENCY PLANNING AND
THE OFFICE OF AGRICULTURE IN THE AREA OF
SAMPANG REGION
(Based on Statistical Functional Analyses Method)
ABD. WAHID CHAIRULLAH
Perfonnance measurement is an activity which is done to perceive a government
officer's failure or succeed in performing his tasks. This activity is usually done by a
officeholder by using a certain working standard. To measure the officer's
performance in a government office, the officeholder usually uses a certain tool which
is usually called Daftar Penilaian Pelaksanaan Peketjaan (DP3). In the measurement
tool, there are 8 elemens to be measured, those are officer's loyalty, working
performance, responsibility, obedience, honesty, cooperativeness, inisiative, and his
leadership.
At the moment, to measure civil government officer's working performance,
the officeholder has to give score to all of eight working performance elements. After
that, all of the score has to be summed up altogether without giving priority to one of
the elemens; he treats all of the aspects as the same thing. As a matter of fact, the 8
elements are not the same thing; there are 7 aspects which can be categorized as a
process elements, those are loyalty, responsibility, obedience, honesty,
cooperativeness, inisiative, and leadership, and there is one elements, that is working
performance, that can be categorized into a result elements. Though contradict to
arithmatic principle, that method of measurement is still used as the only way of
measuring government officer's performance until now. That is why, this study is
aiming at reconsidering that old method, and trying to apply the new one which is
more objective in summing up elements of civil government officer's performance.
The method of the study is quantitative in nature because this study of
performance measurement conducted by way of arithmetic method. This investigation
is carried out by using four approaches, i.e., (I) doubled linear regression, (2)
polynomial regression quadratic model, (3) logistic regression, and (4) logarithmic
regression. In order to acquire the best model of measurement, the researcher take
three things into consideration, those are, the coefficient value of determination (R2),
F counted, and the smallest p or the smallest value of probality which is obtained. If
the result still uncertain, the NFGDT ( Nominal of Focus Group Discussion
Technique) approach will be used to help the researcher to come to the best model.
The subject of the study has been taken from two offices, those are, The Office
of The Environment Planning Of Development Area (BAPPEDA), On Duty
Agriculture Of Crop Food, On Duty Ranch, On duty Oceanic and Fishery and On
duty Plantation and Forestry ofSampang Region. which involve 115 civil government
officers as respondents. Before data gathering, it is decided to take 3 elements of DP3,
i.e., obedience,cooperativeness, inisiative, and put them as independent variabels, and
one element of DP3, i.e. working performance, and is put as dependent variable. With
those criteria, data is gathered from 115 respondents of the two offices mentioned

above using questionnaire instrument. The data is analyzed with SPSS computer
program.
The result of the data processing obtained with the four approach can be
shown respectively: (I) with doubled linear regression found that coefficient of
determinasion ( R2 ) = 0,737; p = 0,000; and F count = 103.628, and with model
equation of Y = 0,249Xl + 0,406X2 + 0,376XJ; with (2) polynomial regression
square's model come to the result that coefficient of determinasion ( R2 ) = 0,777,
p = 0,000 and F count= 46537,815 with model equation ofY = 342.688 + (- 8.519X2
+ 0.057X2 2) + ( 3.617X3 +- 0.022X2 3 ); with (3) logistics regression: R2 = 0,501; p =
0,000 and Chi square (X2 ) = 79.848 with equation ofY = 1+ e-<- 136_ 28 ~0 _ 6 su-,+ 0 839 x 2 >

= 0,732; p = 0,000 and F count = 69542.776;


with equation : Y =- 262,896 + l9,597LnXl + 32,290LnX2 + 26,460LnX3.
From F count obtained by the computer processing above, it can be said that
logaritmic regression with R2 = 0, 732; p = 0,000 and F count = 69542.776 is the best
result. But, from the result it is difficult to decide which model of measurement is the
best. That is why, NFGDT (nominal of Focus Group Discussion Technique) method
has to be accounted for. By collecting expert judgement to the lowest value of
coeffisient of variance, it is hoped that they can see which of the variance that can be
useri as the best civil government performance measurement (see tabel below).
with (4) logaritmic regression: R2

Valid
Missing

Mean
Std. Deviation
Variance
Sum
Coef Of Variation

1
Linier
Regression
5
0
7.70
1.41
2.00
35
.183

Polynomial
Regression
5
0
9.20
.836
.70
46
.091

Logistic
Regression
5
0
4.40
1.14
1.30
22
.259

Logaritmic
Regression
5
0
6.40
1.14
1.30
32
.178

The tabel above shown that polynomial regression is the best model among the tour
model, because this model can give to the lowest value of coeffisient of variance. It
means that the variant of the statement is low, and it can be interpreted further that the
agreement to choose the best model is high.

XI

ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF A MODEL OF MEASUREMENT
FOR CIVIL GOVERNMENT OFFICER'S PERFORMANCE AT THE
OFFICE OF DEVELOPMENT OF REGENCY PLANNING AND
THE OFFICE OF AGRICULTURE IN THE AREA OF
SAMPANG REGION
(Based on Statistical Functional Analyses Method)
ADD. W ARID CHAIRULLAH
Performance measurement is an activity which is done to perceive a government
officer's failure or succeed in performing his tasks. This activity is usually done by a
officeholder by using a certain working standard. To measure the officer's
performance in a government office, the officeholder usually uses a certain tool which
is usually called Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). In the measurement
tool, there are 8 eiemens to be measured, those are officer's loyalty, working
performance, responsibility, obedience, honesty, cooperativeness, inisiative, and his
leadership.
The method ofthe study is quantitative in nature; it is carried out by using four
approaches, i.e., (1) doubled ~inear regression, (2) polynomial regression quadratic
model, (3) logistic regression, and (4) logarithmic regression. In order to acquire the
best model of measurement, the researcher take three things into consideration, those
are, the coefficient value of determination (R2 ), F counted, and the smallest p or the
smallest value of probality which is obtained. If the result is still uncertain, the
NFGDT ( Nominal ofFocus Group Discussion Technique) approach will be used to
help the researcher to come to the final conclusion. The subject of the study are 115
respondents from The Office of The Environment Planning Of Development Area (
Bappeda), On Duty Agriculture Of Crop Food, On Duty Ranch, On duty Oceanic and
Fishery and On Duty Plantation and Forestry of Sampang Region. The data of the
study, which is taken using a questionnaire instrument containing 3 elements ofDP3,
i.e., obedience, cooperativeness, inisiative, and put them as independent variabels, and
working performance element as dependent variable, is analyzed with the help of
SPSS 2000.
The result of the study shown that the model of measuring the civil officer's
performance in a government office can be achieved by using the approach of
polynomial regresion square's model with value of R2 = 0.777 and F count =
46537.815 and p = 0.000 with equation of the following regression Y
342.688
2
2
+ (-8.519X2 + 0.057X2 ) + (3.617X3 + -0.022X3 ). But when we compare the
result with the F count of logaritmic regression: R = 0, 732; p = 0,000 and F count =
69542.776; with equation : Y = - 262,896 + 19,597LnXl + 32,290LnX2 +
26,460LnX3, it can be said that the F count of the latest is better. From this reality,
expert judgement said that logaritmic regression with R2 = 0,732; p = 0,000 and F
count = 69542.776 is better. As the final conclusion, the study advise to use the
approach of polynomial regresion square's model as the means of measuring the civil
government officer's performance.
Keywords : development of model, assessment of peiformance of PNS, analyses
function ofstatistics.

XII

DAFTARISI

Halam11n
Sampul Depan... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . . . . . .. ..

.I

Sampul Dalam... . .... .. . .. . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

.n

Prasyarat Gelar... .. . . .. .. . .. . .. . . .. . .. . .. .. . . .. .. . .. . . . . . .. .. . . . . .. . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . .. . .

iii

Persetujuan...... . .. .. . .. . .. . .. . . . . . . . .. . .. . . . . . . . .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .. . . .. ..

1v

.. ....................... ............ _... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .
..;penguJL
Peta
en pan paruua

Ucapan Terima Kasih... ... ... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

v1

Ringkasan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

vn

Summary......... ....................... ....................... ....................... ..........

Abstrak... ....... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

xt

DAFTAR lSI . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . .. . . . . . .. . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

xii

DAFTAR TABEL... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... ... ... ... ...... .............

xvn

DAFTAR GAMBAR.......... .. .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . ... .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ...

XVIll

DAFTAR LAMPIRAN... .. . .. . . . . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .

XVIX

PENDAHULUAN ....................... ....................... .......... .

I. I

Latar Belakang . . . .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .

1.2

Perumusan Masalah ..... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

1.3

Tujuan Penelitian .. .. .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. ..

1.3.1

Tujuan Umum... .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. .. . . ..

1.3.2

Tujuan Khusus... .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .

1.4

Manfaat Penelitian... ..... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

1.4.1

Manfaat Teoritis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .

1.4.2

Manfaat Praktis............. ........................ ... .. . .. . .. . .. . .

BAB I

Xlll

BAB2

BAB3

TINJAUAN PUSTAKA ....................... ....................... ......

2.1

Pengertian Model. ....................... ....................... ....

2.2

Manajemen Kine:rja ....................... ....................... ..

2.3

Penilaian Pelaksanaan Peke:rjaan ....................... ..........

14

2.3.1

Pengertian Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan...................

14

2.3.2

Makna dan Hakikat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ..........

17

2.3.3

Kegunaan atau Manfaat Penilaian Pelaksanaan Peke:rjaan .....

20

2.4

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) .................

21

2.4.1

Pengertian dan Kegunaan Daftar Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan (DP3 )....................... ....................... ......

21

2.4.2

Unsur-unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekeijaan (DP3).

22

2.4.3

Pejabat Penilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Peke:rjaan (DP3)

24

2.4.4

Tata Cara Penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Peke:rjaan.

25

2.4.5

Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

26

2.4.6

Atasan Pejabat Penilai ....................... ......................

26

2.4.7

Pengajuan Keberatan ....................... .......................

27

2.4.8

Sifat dan Penyimpanan Daftar Penilaian Pelaksanaan

27

Peke:rjaan (DP3) ....................... ....................... ......

27

2.5

Analisis Regresi ....................... ....................... ......

27

2.5.1

Pengertian dan Asumsi Klasik Regresi ....................... ..

27

2.5.2

Uji Goodness of Fit Models ....................... ..............

32

2.5.3

Analisis Regresi Non Linier....................... ..............

35

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ......................

41

3.1

Kerangka Konseptual Penelitian ....................... ...........

41

3.2

Hipotesis ....................... ....................... ................

43

XIV

BAB4

BAB5

METODE PENELITIAN..... ... ............ ....................... .........

44

4.1

Rancangan Penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .....

44

4.2

Populasi dan Sampel.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

44

4.2.1

Populasi... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

44

4.2.2

Sampel... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

44

4.3

Lokasi dan Waktu Penelitian.......... ........... . . . . . . . . . . .. .. . . . .

45

4.4

Definisi Operasional........ .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

45

4.5

lnstnunen Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ....

46

4.5.1

Validitas Instrumen Penelitian........... .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

47

4.5.2

Reliabilitas Instrumen... ... ... ... ... . .. ... .. . .. . . .. ... ... ... ... ... .. .

47

4.5.3

Jenis dan Sumber Data................. ........................ .....

47

4.5.4

Cara Pengumpulan Data................. ........................ ....

48

4.6

Cara Anal isis Data... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

49

HASIL PENELITIAN ....................... ....................... ........ .

54

5.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian........... .... . . . . . . . . . . .. . . . .

54

5.2

Kedudukan dan Bagan Organisasi Obyek Penelitian... ... .....

56

5.3

Diskripsi Non Variabel Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

62

5.4

Diskripsi Pengembangan Model Hasil Penelitian... ... ... ... ... .

63

5.4.1

Pengembangan Model Penilian Kinetja berdasarkan

DP3

ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan


Regresi Linier Berganda... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
5.4.2

64

Pengembangan Model Penilaian Kinetja berdasarkan DP3


ditinjau dari sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Polynomial Kuadratik... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

XV

65

5.4.3

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Logistik... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5.4.4

66

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan

BAB6

Regresi Logaritma ....................... ....................... .... .

67

PEMBAHASAN ....................... ....................... .............. .

69

6.1

Pengembangan Model Penilian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Linier Berganda... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6.2

69

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Polynomial ....................... ....................... .

6.3

71

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Logistik ....................... ....................... ....... .

6.4

73

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3


ditinjau dari sudut Metode Penjumlahan dengan Pendekatan
Regresi Logaritma... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

6.5

Penentuan Model yang Sesuai untuk Penilaian Kinerja ber


dasarkan DP3 ditinjau dari berbagai Model Persamaan Regresi

6.5.1

76

Penentuan Model Berdasarkan Nilai Statistik R2 , F hitung dan


p (probabilitas)...... .. . . . . . .. . . . . . . ... .. . . .. . .. . .. . .. ... ... ... ... .. . ..

6.5.2

74

76

Penentuan Model Berdasarkan NFGDT (Nominal Focus Dis


cussion Technique)....... ........................ .................

XVI

77

BAB7

PENUTUP .................................. .................................. .

79

7.1

Kesimpulan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .....

79

7.2

Saran.......................... ................................... ......

81

DAFT AR PUSTAKA... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

82

LAMPIRAN

85

xvn

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel

2.1

Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS ..........

24

Tabel 2.2

Tabel Analisis ofVarians (Anova) .......................................

34

Tabel 5.1

Jumlah Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2003 ....

62

Tabel 5.2

Jumlah Responden berdasarkan Pangkat (Golongan) tahun 2003 ...

63

Tabel 5.3

N-Par Kolmogorov Smimov Test ........................................

64

Tabel 5.4

Anova Regresi ...............................................................

64

Tabel 5.5

Koefisien Regresi ...........................................................

65

Tabel 5.6

Model Jumlah Kuadrat Regresi Non Linier Polynomial ..............

65

Tabel 5.7

Estimasi Parameter Regresi Polynomial.. ...............................

66

Tabel 5.8

Variabel-variabel dalam Persamaan Regresi Logistik ..................

67

Tabel 5.9

Model Jumlah Kuadrat Regresi Logaritma ..............................

67

Tabel 5.10

Estimasi Parameter Regresi Logaritma ...................................

68

Tabel 5.11

Perbandingan nilai R2 , p, dan F hi tung ...................................

76

Tabel 5.12

Hasil Penghitungan Statistik NFGDT 1.. .................................

77

Tabel 5.13

Hasi! Penghitu..'lgan Statistik NFGDT II.. ...............................

78

XVlll

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1

Kurva Regresi Kuadratik r = 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...

38

Gambar 2.2

Kurva Regresi Kubik r = 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

38

Gambar 2.3

Kurva Regresi Logistik... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

39

Gambar 2.4

Kurva Regresi Logaritma ............... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

40

Gambar 3.1

Kerangka Konseptuallama... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .

41

Gambar 3.2

Kerangka Konseptual Penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ........

42

Gambar 5.1

Bagan Organisasi Bappeda... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .....

57

Gambar 5.2

Bagan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan... ... ... ... .....

58

Gambar 5.3

Bagan Organisasi Dinas Petemakan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

59

Gambar 5.4

Bagan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan... ... ... ... ... ... ...

60

Gambar 5.5

Bagan Organisasi Dinas Perkebunan dan Kehutanan... ... ... ... .....

61

XIX

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Kuesioner Penelitian ....................... ....................... ........ .

Lamp iran 2

Rekapitulasi Data ....................... ....................... ........... .

Lamp iran 3 Kuesioner NFGDT I ....................... ....................... ....... .


Lamp iran 4 Rekapitulasi Data NFGDT I ....................... ..................... .
Lamp iran 5 Kuesioner NFGDT II ....................... ....................... ....... .
Lamp iran 6 Rekapitulasi Data NFGDT II ....................... ..................... .
Lamp iran 7

Hasil Penghitungan Statistik ....................... ...................... .

XX

BABl
PENDAHULUAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Masalah-masalah somber daya manusia secara historis dapat ditinjau dari

perkembangannya sejak dulu. Bahkan masalah sumber daya manusia yang


kelihatannya hanya merupakan masalah intern dari suatu organisasi, sesungguhnya
mempunyai hubu.,gan yang erat dengan peri kehidupan manusia dan masyarakat yang
telah menimbulkan berbagai konsepsi tentang somber daya manusia dan statusnya
dalam masyarakat dimana organisasi itu berada.
Dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sumber daya manusia
sehari-hari pada hakikatnya setiap atasan I pimpinan yang mempunyai wewenang
tertentu seperti pengangkatan, penempatan, pemindahan, pemanfaatan, pengembangan serta pemberhentian biasanya juga menentukan kebijaksanaan pelaksanaan sendiri.
Perumusan dan penetapan kebijaksanaan yang demikian ini pada umumnya tidak
terpadu, sehingga sering dirasakan sebagai pencerminan selera pribadi yang tentunya
sangat subyektif sifatnya.
Ada yang beranggapan bahwa banyak segi somber daya manusia diatur atas
dasar hak prerogatif pimpinan yang berwenang memutuskan. Keputusan tersebut
sering dirasakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai sangat subyektif, pilih kasih, like

and dislike, dan sebagainya. Penetapan suatu kebijakan berupa keputusan tentang
orang sering menimbulkan perbedaan persepsi terlladap kebijaksanaan atau keadilan
pimpinan kepada bawahan termasuk di dalamnya penilaian kinerja PNS yang
dilakukan dengan menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3),
karena belom ada ukuran yang obyektif sebagai patokan yang dimengerti. Seringkali

2
pula perbedaan itu membawa akibat yang merugikan bagi pihak yang dinilai berdasar
ukuran yang berbeda tersebut. Padahal penilaian kineija bagi pegawai I karyawan
organisasi sangat penting dan bermanfaat untuk mengetahui prestasi keijanya dan
langkah-langkah positif ke depan dalam rangka meniti karir (penempatan, promosi
dan suksesi).
Penggunaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekeijaan (DP3) di lingkungan
pemerintahan sekarang ini, menetapkan 8 (delapan) aspek seperti tersebut di atas
perlu ditinjau kembali. Hal itu disebabkan pada model penghitungan jumlah nilai dari
aspek-aspek yang dinilai dalam DP3 seperti kesetiaan, ketaatan, prestasi keija,
kejujuran, tanggung jawab, keijasama, prakarsa dan kepemimpinan terdapat 1 (satu)
aspek berupa prestasi keija yang merupakan kategori hasil keija (output) dari seorang
pegawai I karyawan yang dinilai (dalam bahasa statistik disebut Y), sedangkan aspekaspek yang lain merupakan aspek proses menuju hasil atau dalam bahasa statistik
disebut variabel X.
Selama ini penjumlahan aspek-aspek yang dinilai tersebut dilakukan tanpa
melihat apakah aspek tersebut merupakan aspek hasil ataupun aspek proses, sehingga
hal tersebut menyalahi kaidah-kaidah penjumlahan di dalam hukum aritmatika.
Penyebab lain, karena 7 aspek (variabel X) yang ada terdapat keterkaitan antara satu
variabel

dengan variabel lainnya, padahal di dalam statistika hal tersebut tidak

dibenarkan (harus berdiri sendiri I independen satu sama lain).


Disamping itu peninjauan kembali penggunaan daftar penilaian pelaksanaan
pekeijaan (DP3) disebabkan oleh variasi dari variabel-variabelnya yang tidak
mencerminkan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan/prestasi keija seorang
pegawailkaryawan, dan juga karena pembobotan yang tidak jelas antara variabel yang

3
satu dengan yang lain, sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat berfungsi dengan
baik (Nawawi,2003).
Format DP3 yang ada sekarang terkesan kurang fleksibel untuk mengekspresikan hal-hal yang menjadi karakter khusus yang membedakan suatu profesi
satu dengan profesi lainnya. Unsur-unsur yang dinilai (seperti kesetiaan, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran dan prakarsa) tumpang tindih satu sama lainnya, standar
yang digunakan tidak jelas dan interpretable serta cenderung pada penilaian terhadap
ciri-ciri atau karakteristik kepribadian (Ruky, 2001:55-56). Padahal untuk dapat
menilai karakteristik kepribadian, para penilai seharusnya mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang ilmu jiwa dan perilaku manusia (psikologi).
Dalam kondisi seperti ini sangat penting untuk mempertimbangkan perbaikan,
atau penyempurnaan DP3 dalam menilai pelaksanaan pekeijaan pegawailkaryawan di
lingkungan pemerintahan agar benar-benar berfungsi sebagai instrumen penilaian
yang valid.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas di lingkup
Pertanian yang terdiri atas Dinas Pert&n.ian Tanaman Pangan, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas Peternakan Kabupaten
Sampang tidak terlepas dari kondisi-kondisi di atas yang selalu dan hams
memperbaiki kineija karyawannya di dalam pemberian pelayanan kepada publik dan
pencapaian sasaran kineija seperti yang telah disyaratkan sebelumnya dan tercantum
dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Penilaian kineija pada kelima lembaga
tersebut dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali yaitu pada setiap akhir tahun, yaitu
dengan menggunakan model DP3 yang ada saat ini.

Dengan jumlah pegawai yang ada : Bappeda 38 orang, Dinas Pertanian


Tanaman Pangan 22 orang, Dinas Peternakan 24 orang, Dinas Kelautan dan perikanan
25 orang serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan 31 orang, mengharuskan Badan dan

dinas tersebut mengembangkan metode penghitungan penjumlahan DP3 sebagai tolok

ukur penilaian kinerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan sumber daya
manusia utamanya sistem karir, pendidikan dan pelatihan, serta evaluasi kinerja
karyawannya. Pengembangan tersebut seiring dengan semakin tingginya kompetisi
pegawai negeri sipil di lingkungan 5 (lima) lembaga untuk memegang jabatan
(eseloncring), seperti : eselon lib sebanyak 3,60 % (5 orang), eselon Ilia sebanyak
14,3% (20 orang), eselon IVa sebanyak 40,7% (57 orang), dan tenaga staf sebanyak
41,4% (58 orang).
Untuk menghindari sistem karir, perencanaan SDM, analisis kebutuhan
pendidikan dan pelatihan yang tidak didasarkan pada basil penilaian kinerja yang
dihitung berdasarkan metode penjumlahan yang lebih baik, maka dipandang perlu
untuk menganalisis lebih lanjut dalam suatu penelitian tentang " Analisis
pengembangan model penilaian kinerja pegawai negeri sipil pada kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas di Iingkup Pertanian

Kabupaten

Sampang".

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan Jatar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : " Bagaimanakah


pengembangan model penilaian kinerja pegawai negeri sipil pada Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas di Iingkup Pertanian
Kabupaten Sampang ? ".

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dibagi atas tujuan wnwn dan tujuan khusus

sebagai berikut :

1.3.1

Tujuan Umum
Mengemb~gkan

model penilaian kinelja pegawai negeri sipil pada Kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas di lingkup Pertanian


Kabupaten Sampang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Membandingkan model penilaian kinelja berdasarkan DP3 ditinjau dari
sudut metode penjumlahan variabel-variabel (ketaatan, keljasama, dan
prakarsa) dengan pendekatan regresi linier berganda,
2. Membandingkan model penilaian kinelja berdasarkan DP3 ditinjau dari
sudut metode penjumlahan variabel-variabel (ketaatan, keljasama, dan
prakarsa) dengan pendekatan regresi polynomial model kuadratik,
3. Membandingkan model penilaian kinelja berdasarkan DP3 ditinjau dari
sudut metode penjumlahan variabel-variabel (ketaatan, keljasama, dan
prakarsa) dengan pendekatan regresi logistik, dan
4. Membandingkan model penil&ian kinelja berdasarkan DP3 ditinjau dari
sudut metode penjumlahan variabel-variabel (ketaatan, keljasama, dan
prakarsa) dengan pendekatan fungsi logaritma.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1.4.1

1.4.2

Manfaat Teoritis
I.

Sebagai sumbangan pengetahuan pengembangan sumber daya manusia.

2.

Dapat_menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis
1.

Menjadi masukan informasi bagi organisasi Pemerintah Kabupaten


khususnya Pemerintah Kabupaten Sampang dalam pengembangan model
penilaian kinetja ka.ryawan di lingkungan unitnya.

2.

Dapat digunakan untuk pengembangan organisasi Pemerintah Kabupaten


Sampang.

BAB2
rfiNJAUAN PUSTAIZA

BAB2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Model
Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan (Departemen P dan K, 1984:75). Definisi lain dari model adalah abstraksi
dari sistem sebenamya, dalam gambaran yang lebih sedemana serta mempunyai
tingkat prosentase }'ang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas
dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenamya
(Simamarta, 1983: ix- xii).
Jenis-jenis model dapat dibagi dalam lima kelas yang berbeda :
I. Kelas I, pembagian menurut fungsi :
a. Model deskriptif : hanya menggambarkan situasi sebuah sistem tanpa
rekomendasi dan peramalan.
Contoh : peta organisasi
b. Model prediktif: model ini menunjukkan apa yang akan terjadi, bila sesuatu
terjadi.
c. Model normatif : model yang menyediakan jawaban terbaik terhadap satu
persoalan. Model ini memberi rekomendasi tindakan-tindakan yang verlu
diambil.
Contoh : model budget advertensi, model economics, model marketing.

2. Kelas II, pembagian menurut struktur.


a. Model Ikonik : adalah model yang menirukan sistem aslinya, tetapi dalam
suatu skala tertentu.
Contoh: model pesawat.
b. Model Analog : adalah suatu model yang menirukan sistem aslinya dengan
hanya mengambil beberapa karakteristik utama dan menggambarkannya
dengan benda atau sistem lain secara analog.
Contoh : aliran lalu lintas di jalan dianalogkan dengan aliran air dalam sistem
ptpa.
c. Model Simbolis : adalah suatu model yang menggambarkan sistem yang
ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan simbol-simbol matematik.
Dalam hal ini sistem diwakili oleh variabel-variabel dari karakteristik sistem
yang ditinjau.
3. Kelas III, pembagian menurut referansi waktu.
a. Statis : model statis tidak memasukkan faktor waktu dalam perumusannya.
b. Dinamis : mempunyai unsur waktu dalam perumusannya.
4. Kelas IV, pembagian menurut referansi kepastian.
a. Detenninistik : dalam model ini pada setiap ku.mpulan nilai input, hanya ada
satu output yang unik, yang merupakan solusi dari model dalam keadaan pasti.
b.

Probabilistik : model probabilistik menyangkut distribusi probabilistik dari


input atau proses dan menghasilkan suatu deretan harga bagi paling tidak satu
variabel output yang disertai dengan kemungkinan-kemungkinan dari hargaharga tersebut.

9
c. Game : teori permainan yang mengembangkan solusi-solusi optimum dalam
menghadapi situasi yang tidak pasti.
5. Kelas V, pembagian menwut tingkat generalitas.

a. Umum
b. Khusus
Model yang akan disusun dalam penelitian ini termasuk model Simbolis, yaitu model
yang menggambarkan sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya dengan
simbol-simbol matematik. Dalam hal ini sistem diwakili oleh variabel-variabel riari
karakteristik sistem yang ditinjau.

2.2

Manajemen Kinerja
Menwut Armstrong ( 1998), Manajemen kineija (performance management)

adalah satu upaya untuk memperoleh hasil terbaik dari organisasi, kelompok dan
individu-individu melalui pemahaman dan penjelasan kineija dalam suatu kerangka
keija atas tujuan-tujuan terencana, standar dan persyaratan-persyaratan atribut atau
kompetensi yang disetujui bersama. Manajemen kineija bersifat menyeluruh dan
menjamah semua elemen, unsur atau input yang hams didaya gunakan oleh organisasi
untuk meningkatkan kineija organisasi. Menwut Mathis dan Jackson (2002), Sistem
manajemen kineija berusaha mengidentifikasikan, mendorong, mengukur, mengeva
luasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap kineija kmyawan.
Menwut Villere (2002: 17), ada 4 (empat) kunci keberhasilan di dalam
organisasi dimana seorang bekeija, yaitu:
1. Hubungan yang saling mendukung dan mempercayai harus dikembangkan dan
dipupuk di seluruh rantai perintah. Para kmyawan harus merasa bahwa mereka
adalah anggota tim yang sama tanpa memperhatikan dimana tempat mereka dalam

lO

organisasi. Pendekatan-pendekatan kekasaran, ketidak pedulian, dan pennusuhan


kepada orang-orang dan masalah hams sepenuhnya ditentang, dan digantikan
dengan kersama tim, dan saling mempedulikan.
2. Organisasi dan anggotanya tidak dapat efektif kecuali sasaran yang samar
digantikan dengan sasaran-sasaran yang spesifik dan dapat diukur. Tehnik-tehnik
hams diciptakan untuk :
a. Menetapkan rencana dan sasaran yang realistik;
b. Membuat sasaran dan rencana spesifik tetapi tidal<:: kaku;
c. Menetapkan sasaran singk:at, sedang danjangk:a panjang;
d. Menetapkan tanggal-tanggal target;
e. Memperbaharuhi dan memperbaiki sasaran serta rencana.
3. Keterampilan hams dikembangkan untuk mengatasi kelambanan dan perlawanan
komponen organisasi terhadap perubahan.
4. Beberapa anggota organisasi memerlukan dukungan dan perhatian khusus untuk
berubah dari komponen organisasi menjadi prestasi produktif.
Manajemen kineija meliputi upaya membangun harapan yang jelas serta
pemahaman tentang :
1. Fungsi kineija esensial yang diharapkan dari para karyawan.
2. Seberapa besar kontribusi pekeijaan karyawan bagi pencapaian tujuan
organisasi.
3. Apa arti kongkritnya "melakukan pekeijaan yang baik".
4. Bagaimana karyawan dan penyelianya bekeija sama untuk mempertahankan,
memperbaiki, maupun mengembangkan kineija karyawan yang sudah ada
sekarang.

11
5. Bagaimana prestasi keija akan diukur.

6. Mengenali berbagai hambatan kinCija dan menyingkirkannya (Bacal, 2001).


Selanjutnya Armstrong ( 1998) berpendapat, bahwa manajemen kinetja dapat
dioperasionalkan dengan berbagai kunci sebagai berikut :
1. Sebuah kerangka keija atas tujuan-tujuan yang terencana, standar dan
persyaratan-persyaratan atribut atau kompetensi tertentu yang disetujui
bersama : dasar manajemen kinetja adalah persetujuan antara manajer dan
individual tentang sebuah harapan dalam kaitannya dengan pencapaian target
tertentu.
2. Sebuah proses

manaJemen kinetja bukan hanya merupakan sistem dan

prosedur belaka, namun juga sebuah kegiatan atau proses dimana setiap orang
tersebut untuk mencapai hasil-hasil kCija maksimal dari hari ke hari
dan sedemikian rupa peningkatan kinetja masing-masing dikelola secara

obyektif.
3. Saling pengertian : untuk meningkatkan kineija setiap individu memerlukan
saling pengertian tentang level tinggi dari kineija dan kompetensi yang
dibutuhkan dan apa saja yang harus dikeijakan.
4. Sebuah pendekatan untuk mengelola dan mengembangkan manusta.
Manajemen kineija mempunyai tiga tbkus : pertama, bagaimana manajer dan
pimpinan kelompok dapat bekeija efektif dengan siapa saja yang ada di
sekitamya. Kedua, bagaimana setiap individu dapat bekeija dengan para
manajer dan tim keijanya. Dan ketiga,

bagaimana setiap individu dapat

dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian


serta tingkat kompetensi dan kinetjanya.

12

5. Pencapaian : Manajemen kinerja adalah pencapman keberhasilan kerja

individual

dikaitkan

kemampuannya,

dengan

kesadaran

kemampuan

akan

potensi

pekerja
yang

memanfaatkan

dimilikinya

dan

memaksimalkan kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi.


Menurut

(200 1), manfaat manajemen kinerja ditinjau dari aspek

pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut :


1. Penyesuaian program pelatihan dan pengembangan karyawan.

Dengan melaksanakan manajemen kinerja, dapat diketahui atau diidentifikasi


pelatihan tambahan apa saja yang masih hams diberikan pada karyawan untuk
membantu agar mampu mencapai standar pr~stasi yang ditetapkan.
2. Penyusunan program seleksi dan kaderisasi.
Dengan melaksanakan manajemen kinerja selayaknya juga dapat diidentifikasi
siapa saja karyawan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karirnya
dengan dicalonkan untuk menduduki jabatan-jabatan yang tanggung jawabnya
lebih besar pada masa yang akan datang.
3. Pembinaan karyawan.
Pelaksanaan manamejen kinerja juga dapat menjadi sarana untuk meneliti
hambatan karyawan untuk meningkatkan prestasinya.
Alan Brache (2002:55) menuliskan ada 7 (tujuh) asums1 yang dapat
menghambat kinerja oragnisasi :
Asumsi I :

Perbaikan-perbaikan produktivitas yang paling signifikan berasal dari


tindakan-tindakan yang diarahkan ke orang-orang yang melakukan
pekerjaan tersebut.
Asumsi ini mengabaikan kenyataan bahwa mengelola pekerja di tempat
kerja ha.tyalah satu aspek dari tanggung jawab pimpinan untuk

13
mengelola kineija, padahal masih banyak aspek lain yang mempengaruhi
kinerja seperti: swnber daya manusia yang tersedia, suasana fisik
pekeijaan, aliran keija, penghargaan dan hukuman serta informasi yang
diberikan kepada kmyawan.
Asumsi II: Pelatihan, reorganisasi, penetapan sasaran, dan dorongan positif adalah
intervensi perbaikan kineija yang efektif
Aswnsi III: Orang-orang memahami apa yang diharapkan dari mereka di tempat
kerja.
Adanya uraian jabatan a tau pedoman prosedur tentu saba tidak menjamin
bahwa orang-orang mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Para
karyawan mempunyai dua kebutuhan dasar dalam bidang ini :
pemyataan-pemyataan yang jelas tentang basil yang diharapkan untuk
basil keija mereka dan standar-standar spesifik yang menggambarkan
kualitas kinerja yang diharapkan dari setiap bidang basil.
Aswnsi IV: Sistem penghargaan organisasi mendukung kineija produktifberkualitas
tinggi.
Asumsi V:

Penilaian kineija tahunan memberikan umpan balik yang dibutuhkan


karyawan untuk memperbaiki atau mempertahankan kineija.
Umpan balik tahunan betapun bernilainya adalah tidak cukup. Para
karyawan di semua tingkat membutuhkan informasi yang jauh lebib
sering yang diberikan secara formal dan informal, tentang apa pekeijaan
mereka dan bagaimana basilnya.

Aswnsi VI: Tidak perlu memperbatikan bagian-bagian organisasi yang memenubi


atau melampaui sasaran-sasaran organisasi.

14
Asumsi VII: Unsur kunci dalam perbaikan kinetja adalah motivasi yang sukar
dipahami dan sulit diraba.

2.3

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan

2.3.1

Pengertian.Pe nilaian Pelaksanaan Pekerjaan

Menurut Nawawi

(2003:395) pengertian penilaian pelaksanaan pekeijaan

yang bersifat komprehensip meliputi :


a. Penilaian kinerja adalah usaha mengidentifikasi, mengukur atau menilai dan
mengelola pelaksanaan peketjaan oleh para pegawailkaryawan.
b. Penilaian kinerja adalah usaha mengidentifikasi dan menilai aspek-aspek
pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh kepada kesuksesan organisasi non profit
dalam mencapai tujuannya.
c. Penilaian kinetja adalah kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan seorang
pegawai/karyawan sukses atau gagal dalam melaksanakan pekeijaannya dengan
mempergunakan standar pekeijaan sebagai tolok ukurnya.
Dari pengertian terse but jelas bahwa yang dinilai adalah :
a. Apa yang telah dikcijakan oleh seorang pekeija selama periode tertentu, mungkin
setelah beketja selama satu semester atau satu tahun atau lebih singkat, sesuai
jenis dan sifat pekerjannya.
b. Bagaimana

cara

pegawailkaryawan

yang

dinilai

dalam

melaksanakan

pekerjaannya selama periode tersebut di atas.


c. Mengapa pegawailkaryawan tersebut melaksanakan pekerjaannya seperti itu.
Armstrong ( 1998:194) menjelaskan bahwa peni1aian kinerja bukanlah kegiatan
kontrol atau pengawasan, dan bukan pula mencari-cari kesalahan untuk menjatuhkan
sangsi atau hukuman. Kegiatannya difokuskan pada usaha mengungkapkan kekurang-

15

an dalam bekeija tmtuk diperbaiki dan kelebihan bekeija untuk di kembangkan, agar
setiap pegawai I karyawan mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas kontribusinya
dalam melaksanakan pekeijaannya guna mencapai tujuan organisasi non profit yang
mempekeijakannya. Untuk itu aspek-aspek yang dinilai barns sesuai dengan apa yang
sebarusnya dikeijakan, sebagaimana terdapat di dalam analisis pekeijaan berupa
deskripsi pekeijaan.
Tolok ukur penilaian kineija merupakan tolok ukur kineija yang mendorong
organisasi mencapai tujuannya. Syarat-syarat penilaian kinerja dan indikator penilaian
kineija pendekatannya sama dan dapat diputar balikkan penggunaannya. Beberapa
organisasi menggunakan penilaian kineija untuk basil yang bersifat kuantitatif, dan
indikator kineija untuk keadaan yang bersifat kualitatif.
Dalam proses penilaian pelaksanaan pekeijaan sangat diperlukan tolok ukur
sebagai pembanding cara dan basil pelaksanaan pekeijaan seorang pegawailkaryawan.
Tolok ukur itu disebut standar pekeijaan yang barus dibuat jika basil analisis
pekeijaan sudah tidak sesuai lagi untuk dipergunakan, karena sebagian besar atau
seluruh tugas-tugas dan cara melaksanakannya sudah mengalami perubahan atau
perkembangan, sebagai wujud dari dinamika pekeijaan (Nawawi, 2003:402).
Sebubungan dengan uraian tersebut diatas, maka pengertian standar pekeijaan
adalah sejumlah kriteria yang dijadikan tolok ukur atau pembanding pelaksanaan
pekeijaan. Sedangkan pengertian lainnya adalah harapan organisasi pada pegawai I
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya sebari-bari.
Menurut. Alewine dalam Timpe (2002), Standar kineija dapat dibuat dari
uraian jabatan untuk mengaitkan definisi jabatan statis ke kineija keija dinamis.
Standar kineija juga dibuat untuk setiap individu dengan berpedoman pada uraian
jabatannya. Setiap karyawan mengusulkan sasaran-sasarannya sendiri kepada

16
pimpinan secara tertulis, bila keduanya menyepakati setiap sasaran, kemudian dapat
dibuat pernyataan sasaran secara tertulis.
Standar kineija dianggap memuaskan bila pernyataannya menunjukkan
beberapa bidang pokok tanggung jawab kaiYawan, memuat bagaimana suatu kegiatan
keija akan dilakukan, dan mengarahkan perhatian kepada mekanisme kuantitatif
bagaimana hasil-hasil kineijanya akan diukur.
Lebih lanjut Alewine menambahkan bahwa penilaian kineija dilakukan untuk
memberi tahu kaiYawan apa yang diharapkan pimpinan untuk membangun
pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian hams mengenali prestasi serta
membuat rencana untuk meningkatkan kineija kaiYawan. Penilaian kineija harus
memungkinkan pekeijaan dapat diorganisasikan dengan baik serta memberikan
kepuasan, pencapaian dan pemerkayaan jabatan yang lebih besar.
Penilaian kineija merupakan landasan penilaian kegiatan manajemen sumber
daya manusia seperti perekrutan, seleksi, penempatan, pelatihan, penggajian,
pengembangan karir dan lain-lain. Kegiatan penilaian kineija sangat erat kaitannya
dengan kelangsungan organisasi.
Data atau informasi tentang kineija k31Yawan terdiri dari riga kategori (Mathis
dan Jackson, 2002)
1. lnformasi berdasarkan ciri-ciri seperti kepribadian yang menyenangkan,

inisiatif, atau kreatifitas dan mungkin sedikit pengaruhnya pada pekeijaan


tertentu.
2. Informasi berdasarkan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang spesifik
yang mengarah pada keberhasilan pekeijaan. Informasi perilaku lebih sulit
diidentifikasikan dan mempunyai keuntungan yang secara jelas memberikan
gambaran akan perilaku apa yang ingin dilihat oleh pihak manajemen.

17
3. Infonnasi berdasarkan hasil mempertimbangkan apa yang telah dilakukan
karyawan atau apa yang telah dicapai karyawan. Untuk pekerjaan-pekerjaan
dimana pengukuran itu mudah atau tepat, pendekatan hasil ini adalah cara
yang terbaik. Akan tetapi apa-apa yang akan diukur cenderung ditekankan dan
apa yang sama-sama pentingnya dan tidak merupakan bagian yang diukur
mungkin akan diabaikan karyawan.

2.3.2

Makna dan Halukat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan


Makna dari penilaian pelaksanaan pekerjaan pada dasarnya adalah :

a. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang tidak dihubungkan dengan tugas-tugas,


wewenang dan tanggung jawab di dalam hasil analisis pekerjaan atau dengan
standar pekerjaan, hasilnya tidak akurat dan pasti bersifat bias/menyimpang, yang
akan menyesatkan dalam menafsirkan hasilnya.

Akibatnya yang negatif

pengambilan keputusan mengenai pegawaifkaryawan akan mengarah pada


perilaku yang kurang adil, karena bertolak dari penafsiran yang keliru mengenai
keadaan yang sebenamya dalam melaksanakan pekerjaan.
b.

Penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan bukan sekedar untuk mencan


kelemahan

atau

kekurangan

dan

kesalahan

pegawailkaryawan

dalam

melaksanakan pekerjaannya untuk dijatuhi sangsi atau hukuman. Penilaian harus


dilakukan juga untuk mengungkapkan keberhasilan atau kelebihan pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya, agar dapat dipertahankan, ditingkatkan dan dihargai.
c. Penilaian bersifat standar dan diperlakukan sama bagi semua pekerjalkaryawan
dan berguna bagi organisasi non profit karena mampu memberikan umpan balik
tidak saja bagi pegawailkaryawan yang dinilai, tetapi juga bagi pimpinannya.

18

Sedangkan hakikat penilaian pelaksanaan peketjaan dimaksud adalah :


a. Penilaian pelaksanaan peketjaan adalah kegiatan mengarnati seorang pegawail
karyawan dalam beketja (meskipun tidak berarti hams dilakukan hanya dengan
observasi, karena masih banyak cara lain), hams mampu membedakan antara
fakta dan penafsiran agar hasilnya obyektif
b. Penilaian pelaksanaan peketjaan merupakan peketjaan menilailmengukur dan
membuat keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalan seorang pegawail
karyawan dalam melaksanakan tugas pokoknya, hams dilaksanakan secara
obyektif danjujur serta bebas dari prasangka khususnya perilaku KKN, agar tidak
merugikan nasib dan masa depannya.
c. Penilaian pelaksanaan peketjaan dilakukan pada pegawailkaryawan sebagai
manusia yang unik dan komplek. Oleh karena itu pelaksanaannya tidaklah
sesederhana menghadapi benda atau sejenisnya, karena :
I. Dapat menyentuh dan mengintervensi kehidupan pribadi sebagai hak asasi
berupa aspek kehidupan yang dirahasiakan seseorang. Untuk itu kegiatannya
perlu dilakukan secara hati-hati, bijaksana dan diusahakan agar tidak
merugikan pegawailkaryawan yang dinilai atau berakibat menimbulkan
konflik yang dapat merugikan organisasi.
2.

Dapat menyentuh sesuatu yang sensitif dan mudah memancing perilaku


emosional yang hams dihindari agar tidak betkembang menjadi konflik.

3. Harus dilakukan sebagai kegiatan yang berkesinambungan, karena pegawail


karyawan sebagai manusia mungkin saja mengalami perubahan/ perkembang
an dalam melaksanakan peketjaannya dari yang buruk menjadi baik atau
sebaliknya.

19
d. Penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan tidak sekedar untuk menilai para
pegawailkaryawan sebagai bawahan, tetapi juga pada para atasan, karena
kekeliruan, kesalahan dan kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan mungkin saja
bersumber dari para pimpinan dalam membuat dan memerintahkan keputusan dan
kebijaksanaannya, atau bukan disebabkan oleh para pegawailkaryawan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu hasil penilaian pelaksanan pekerjaan
pada para bawahan hams digunakan sebagai umpan balik (feed back) tidak saja
untuk para bawahan yang dinilai, tetapi juga untuk atasan masing-masing dalam
mengoreksi kepemimpinannya.

2.3.3

Kegunaan atau Manfaat Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan


Adapun kegunaan atau manfaat dari penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah

sebagai berikut :
a. Untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang keliru oleh para pegawai/
karyawan, dan sebagai masukan bagi para pimpinan dalam membantu dan
mengarahkan pegawailkaryawan dalam memperbaiki pelaksanaan pekerjaannya di
masa depan.
b. Berguna untuk melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan kegiatan manajemen
SDM lainnya seperti :
1. Menyelaraskan upahlgaji atau insentif lainnya bagi para pegawailkaryawan

terutama untuk yang berprestasi dalam bekerja.


2. Memperbaiki kegiatan penempatan, promosi, pindah dan demosi jabatan
sesuai dengan prestasi atau kegagalan pegawailkaryawan yang dinilai.
3. Membantu memperbaiki kegiatan pelatihan, baik dalam menyusun kurikulum
nya maupun memilih pegawailkaryawan yang akan diikut sertakan dalam

20
kegiatan pelatihan. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat memberikan
infonnasi mengenai kondisi keterampilanlkeahlian yang kurangltidak dikuasai
oleh pegawailkaryawan sehingga berpengaruh pada efisiensi, efektivitas dan
produktivitas serta kualitas keija dan hasil-hasilnya. Hasil tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan masukan dalam melakukan analisis kebutuhan
pelatihan, baik pada tingkat organisasi, tingkat unit kerja maupun dalam
analisis individual.
4. Memberikan informasi bagi pegawailk3.1)awan dalam menyusun perencanaan
karir. Sedang bagi organisasi non profit dapat digunakan dalam membantu
pegawailkaryawan melakukan perbaikan atau peningkatan kekurangan/
kelemahannya dalam bekeija, bahkan untuk menyusun program dan kegiatan
pengembangannya dalam mengantisipasi tantangan barn di masa depan.
5. Dapat dipergunakan sebagai infonnasi untuk memperbaiki validitas dan

reliabilitas tes yang rendahlburuk, hila temyata calon pegawailkaryawan yang


diprediksi memiliki kemampuan tinggi, setelah bekerja hasilnya menunjukkan
kemampuan sebenarnya rendah.
6. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosa
atau mengidentifikasi masalah-masalah organisasi non profit, yang harus
dicarikan cara penyelesaiannya.

21
2.4

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DPJ)


Ketentuan

yang mengatur tentang daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan

(DP3) di seluruh Indonesia adalah:


1. Undang-undang Pokok Kepegawaian nomor 8 tahun 1974 pasal 12 ayat (1)

<Jan

(2), dan pasal20.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
3. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 20/SE/1980.

2.4.1

Pengertian dan Kegunaan

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

(DPJ)
Yang dimaksud dengan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) adalah
suatu daftar yang memuat basil penilaian pekerjaan seorang pegawai negeri sipil
(PNS) dalam jangka waktu satu tahun yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Daftar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan
pembinaan PNS berdasarkan sistem karir dan prestasi kerjanya, antara lain dalam
mempertimbangkan kenaikan pangkat, penempatan jabatan, pemindahan, kenaikan
gaji berkala dan lain-lain. Nilai dalam DP3 digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menetapkan mutasi kepegawaian dalam tahun berikut kecuali ada perbuatan
tercela dari pegawai negeri sipil yang bersangkutan yang dapat mengurangi nilai
tersebut (Anonim, 1979: 487).
Menurut Soeprihanto, bahwa penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah suatu
sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang pegawai telah
melaksan.akan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan (2000:7). Dan karena

22
menggunakan sebuah daftar maka dikenal dengan sebutan Daftar Penilaian
Pelaksanaan PekeJjaan (DP3).

2.4.2

Unsur-unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DPJ)


Unsur-unsu,r yang terdapat dalam daftar penilaian pelaksanaan pekeJjaan

(DP3) meliputi : kesetiaan, prestasi keJja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,


keJjasama, prakarsa dan kepemimpinan (Nawawi, 2003:395).
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan
mengamalkan sesuatu yang disertai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Kesetiaan meliputi

pengabdian kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945,

Negara, dan Pemerintah.


Prestasi KeJja adaiah hasil keJja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri
sipil dalam melaksanakan togas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi
seorang pegawai negeri sipil antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,
pengalaman dan kesungguhan pegawai negeri sipil yang bersangkutan.
Tanggung jawab adalah kesanggupan seor.mg pegawai

negeri

sipil

menyelesaikan pekeJjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan


tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau
tindakan yang dilakukannya.
Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati
perturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati
perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan
untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.

23
Kejujuran merupakan ketolusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam
melaksanakan togas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang
diberikan kepadanya.
Keljasama adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk bekelja
bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuato togas yang ditentukan
sehingga mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-besarnya.
Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk mengambil
keputusan, langkah-laitgkah atau melaksanakan sesuato tindakan yang diperlukan
dalam melaksanakan togas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksana
kan togas pokok.
Adapun nilai pelaksanaan pekeljaan dinyatakan dengan sebutan dan angka
sebagai berikut :

91- 100

a. amat baik

b. baik

= 76- 90

c.cukup

61-75

d. sedang

51-60

e. kurang

= 50

ke bawah.

Setelah dilakukan penilaian pelaksanaan pekeljaan terhadap seorang pegawai


negeri sipil, maka hasil penilaian tersebut dimasukkan ke dalam suatu format yang
sudah ditentukan. yaito dengan menjUJ.-ulah nilai semua unsur penilaian tersebut ke
dalam tabel sebagaimana tabel2.1 (Anonim, 1979: 488) di bawah ini:

24
Tabel:2. 1
Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS
N

0
1
1

2
3
4
5
6
7

2.4.3

UNSUR
2
Kesetiaan
Prestasi kerja
Tanggung_ Jaw:ab
Ketaatan
Kejujuran
Kerjasama
Prakarsa
Kepemimpinan
Jumlah
Rata-rata

NIL AI
ANGKA
3

SEBUTAN
4

KET.

Pejabat Penilai Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DPJ)


Pejabat penilai adalah atasan langsung pegawai negeri sipil yang dinilai.

Pejabat penilai serendah-rendahnya berpangkat kepala urusan atau pajabat lain


setingkat dengannya, kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Teringgi/tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah non
Departemen, dan Gubemur dalam lingkungannya masing-masing.
Pejabat penilai wajib malakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap
pegawai negeri sipil yang berada dalam lingkungannya. Pejabat penilai barn dapat
melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan apabila ia telah membawahi pegawai
negeri sipil yang bersangkutan sekurang-kura ngnya enam bulan. Pejabat penilai yang
belum membawahi pegawai negeri sipil selama enam bulan dapat membuat DP3
dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai sebelumnya.

25
2.4.4

Tata Cara Penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Penilaian DP3 dilakukan dengan mempergunakan tetacara sebagai berikut :


I. Pejabat penilai menyampaikan DP3 kepada atasan pejabat penilai dengan
ketentuan:
a. Apabila tidak ada keberatan dari pegawai negeri sipil (PNS) yang dinilai, DP3
tersebut disampaikan tanpa catatan.
b. Apabila ada keberatan dari pegawai negeri sipil (PNS) yang dinilai, DP3
tersebut disampaikan dengan catatan tentang tanggapan pejabat penilai atas
keberatan yang diajukan oleh pegawai negeri sipil yang dinilai.
2. Atasan pejabat penilai memeriksa dengan seksama DP3 yang disampaikan
kepadanya. Apabila terdapat alasan-alasan yang cukup, atasan pejabat penilai
dapat mengadakan perubahan nilai yang tercantum dalam DP3 yang dibuat oleh
pejabat penilai.
3. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan angka sebagaimana yang
tercantum pada tabel 2.1.
4. Setiap unsur penilaian ditentukan dahulu nilainya dalam angka, kemudian barn
sebutan.

2.4.5

Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan (DP3) diatur sebagai


berikut:
1. DP3 diberikan secara langsung oleh pejabat penilai kepada pegawai negeri sipil
yang dinilai.
2. Apabila tempat kerja antara pejabat penilai dan pegawai negeri sipil yang dinilai
berjauhan, DP3 tersebut dikirimkan kepada pegawai negeri sipil yang dinilai.

26

3. Tanggal terima harus dicantumkan pada DP3 tersebut pada ruangan yang telah
disediakan.
4. Apabila isi DP3 dapat diterima oleh pegawai negeri sipil yang dinilai, ia
membubuhkan tanda tangannya pada tempat yang telah disediakan.

2.4.6

Atasan Pejabat Penilai


Atasan pejabat penilai adalah atasan langsung dari pejabat penilai. Atasan

pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP3 yang disampikan kepadanya, memeriksa


keberatan pegawai negeri sipil dan tanggapan pejabat penilai yang tercantum dalam
DP3 yang disampaikan kepadanya. Apabila keberatan tersebut cukup beralasan,
atasan pejabat penilai dapat mengubah nilai yang telah dibuat oleh pejabat penilai.
Perubahan yang dibuat oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat. DP3
bam berlaku setelah disahkan oleh atasan pejabat penilai.

2.4.7

Pengajuan Keberatan
Setelah pegawai yang dinilai menenma DP3 ia dapat menelitinya dan

mengajukan keberatan terhadap penilaian tersebut. Pengajuan keberatan tersebut


diatur sebagai berikut :
1. Pegawai negeri sipil yang dinilai berha.lc mengajukan keberatan apabiJa menurut
pendapatnya penilaian tersebut kurang sesuai.
2. Keberatan tersebut hams sudah diajukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung
mulai ia menerima DP3 tersebut.
3. Keberatan yang diajukan melebihijangka waktu 14 hari tidak dipertimbangkan.
4. Alasan-alasaan keberatan hams dikemukakan dengan lengkap secara tertulis.

27
5. Walaupun pegawai negeri sipil yang dinilai keberatan atas seluruh atau sebagian

nilai yang tercantum dalam DP3 ia harus menanda tangani DP3 tersebut dengan
catatan tentang keberatannya pada tenpat yang disediakan.

2.4.8

Sifat dan Penyimpanan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)


Daftar Penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) adalah suatu dokumen yang

bersifat rahasia, oleh sebab itu DP3 hanya boleh diketahui oleh :
I. Pegawai negeri sipil yang dinilai.
2. Pajabat penilai.
3. Atasan pejabat penilai.
4. Atasan dari atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi.
5. Pejabat lain yang terkait dengan penilaian tersebut.

DP3 harus disimpan dengan baik dan aman oleh pejabat yang diserahi urusan
kepegawaian. Jangka waktu penyimpanan adalah 5 (lima) tahun, setelah itu DP3 tidak
dapat dipergunakan lagi.

2.5 Analisis Regresi


2.5.1 Pengertian dan Asumsi Klasik Regresi
Analisis regresi pada dasamya adalah studi mengenai ketergantungan satu
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas I bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen
yang diketahui (Gujarati, 1995:6).

28

Aswnsi

utama yang mendasari model regrest linier klasik dengan

menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) adalah:


1. Model regresi linier, artinya linier dalam parameter;
2. X diasumsikan non stokastik artinya nilai X dianggap tetap dalam sampel yang
berulang;
3. Nilai rata-rata kesalahan adalah nol, atau E (J.L I Xi)= 0;
4. Homoskedastisitas, artinya varian kesalahan sama untuk setiap periode (homo=
sama, skedastisitas = sebaran) dinyatakan dalam bentuk matematis: Var (JL'Xi) = 0

5. Tidak ada autokorelasi antar kesalahan (antara j.Ji dan I.Jj tidak ada korelasinya).
Dinyatakan dalam bahasa matematis: Covarians (J.Li, J.Lj) = 0;
6. Antara J.1 dan X saling bebas, sehingga covarians (J.Li , X) = 0
7. Tidak ada multikolinieritas yang sempurna antar variabel bebas;
8. Jwnlah observasi n hams lebih besar daripada jumlah parameter yang diestimasi
(jumlah variabel bebas);
9. Adanya variabilitas dalam nilai X, artinya nilai X hams berbeda (tidak boleh sama
semua);
10. Model regresi telah dispesifikasikan secara benar. Dengan kata lain tidak ada bias
(kesalahan) spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris
(Mudrajad Kuncoro, 200 I :97).
Menurut teorema GAUSS-Markov, setiap pemerkira I estimator OLS hams
memenuhi kriteria BLUE, yaitu (Gujarati,1995:72-73).
Bebas = yang terbaik;
Linier = merupakan kombinasi linier dari data sampel;

Unbiased= rata-rata a tau nilai harapan (E I b) harus sama dengan nilai sebenarnya
(bl).

29

Eficient estimator = memiliki varians yang minimal diantara pemerikira lain yang
tidak bias.
Sedangkan basil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi untuk masingmasing variabel independen. Variabel ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai
variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan 2 (dua)
tujuan : pertama, meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi
variabel dependen; kedua, mengoptimalkan korelasi antara nilai aktual dan nilai
estimasi varaibel dependen berdasarkan data yang ada (Tabachnick & Fidell,
1996:128).

Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanJang waktu
berkaitan satu sama lain ( Hanke and Reitch, 1998:360). Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dengan kata lain
masalah ini seringkali ditemukan apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini
disebabkan karena "gangguan" pada individu I kelompok yang sama pada periode
berikutnya; pada data cross secsional , masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu I kelompok yang
berbeda (Ana.nta, 1987:74).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson
(OW-Test) dengan ketentuan:
Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas (upper bound, U), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif;
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound, L), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, artinya ada autokorelasi positif

30
Bila nilai OW terletak diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat
disimpulkan.

Uji Normalitas
Uji nonnalitas dengan mikro TSP dilakukan dengan mengamati histogram atas
nilai residual dan statistik Jarque-Bera (JB). Histogram memperlihatkan distribusi
frekuensi dari data yang diamati. Statistik JB digunakan untuk menguji apakah suatu
data berdistribusi normal ataukah tidak yang dinyatakan dalam :
JB

= (n=k)/6. (S2+Y4 (K-3) 2 ,

Dimana jumlah observasi ; k sama dengan nol untuk suatu data biasa dan jumlah
koefisien pada saat meneliti residual dari suatu persamaan ; S

= skewness; dan K =

kurtosis. (Gujarati, 1995:143-4). Semakin kecil nilai probabilitas statistik JB


(mendekati 0,000), kita dapat menolak Hipotesis bahwa residual berdistribusi normal.
Uji lain dari normalitas ini adalah dapat dideteksi dengan persamaan
Kormogorov-Smirnov test, dimana apabila nilai signifikansi yang dihasilkan
mendekati 0,000, maka dapat dikatakan distribusi data yang kita uji adalah normal.

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang
diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya
(Hanke and Reitch, 1998:259). Artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang
berbeda akibat pertumbahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak
terangkumnya dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedastisitas lebih senng
dijumpai dalam data si,ang daripada data runtut waktu, namun juga sering juga
muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata (Ananta, 1987:62).

31
Uji heteroskedastisitas dianjurkan oleh White, yang berpendapat bahwa uji X2
merupakan uji umum ada tidaknya misspesifikasi model karena hipotesis nol yang
melandasi adalah asumsi bahwa : ( 1) residual adalah homoskedastis dan merupakan
variabel independen; (2) spesifikasi linier atas model sudah benar (White, 1980).
Dengan hipotesis nol tidak ada heteroskedastistas, jumlah observasi (n) dikalikan R2
yang diperoleh dari regresi auxiliary secara asimptotis akan mengikuti distribusi Chisquare dengan degree of freedom sama dengan jumlah variabel independen (tidak

tennasuk konstanta). Bila salah satu atau kedua asumsi ini tidak dipenuhi akan
mengakibatkan staistik t yang signifikan. Namun hila sebaliknya, nilai statistik t tidak
signifikan berarti kedua asumsi di atas dipenuhi. Artinya model yang digunakan lolos
dari masalah heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas

Pada dasamya multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang


sempurna (mendekati sempuma) antar beberapa atau semua variabel bebas. Adapun
cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah :
Apabila korelasi antara dua variabel bebas lebih tinggi dibandingkan dengan salah
satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat (Pindyk and
Rubinfield, 1990:89)..
Gujarati (1995:335) lebih menegaskan bahwa : Bila korelasi antara dua variabel
bebas melebihi 0,8 maka multikolinieritas menjadi masalah yang serius".
Adanya statistik F dan koefisien determinasi yang signifikan namun diikuti
dengan banyaknya stiatistik t yang tidak signifikan. Perlu diuji apakah sesungguhnya
XI dan X2 secara sendiri-sendiri tidak memupunyai pengaruh temadap Y; atau
adanya multikolinieritas yang serius menyebabkan koefisien mereka menjadi tidak

32
signifikan. Bila dengan menghilangkan salah satu , yang lainnya menjadi signifikan,
besar kemungkinan ketidak signifikanan variabel tersebut disebabkan adanya
multikolinieritas yang serius (Ananta, 1987:91).

2.5.2 UJi Goodness of Fit Model


Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih, juga menunjukkan arab hubungan antara varaiabel dependen
dengan variabel independen, dimana variabel dependen diasumsikan random I
stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik dan variabel bebas
diaswnsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang). Cara
yang digunakan untuk melihat tujuan tersebut yaitu dengan melihat nilai R2 (koefisien
determinasi) dan F hitung ( untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
simultan terb.adap variabel dependen) serta nilai t hitung (untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara parsial I sendiri-sendiri terhadap variabel dependen).
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness offit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari statistik t, statistik
F dan koefisien determinasinya (R2 ). Suatu perhitungan statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana
Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan hila hasil uji statistiknya berada dalam
daerah dimana Ho diterima.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)


Uji statistik t pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan

33

nol atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variabel independent bukan merupakan


penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis altematifuya (Ha),
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi # 0, artinya variabel
tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji statistik t. Statistik t dihitung
dari formula sebagai berikut :
T = (bi- 0)/S = bi/S
Dimana : S = deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varian (variance), atau
S2 , diperoleh dari SSE dibagi denganjumlah derajad kebebasan (degree offreedom),
dengan kata lain :
SSE
S2 = -----------

n-k
dimana n = jumlah observasi; k = jumlah parameter dalam model, termasuk intercept.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dengan titik
kritis menurut tabel; apabila nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan nilai t
tabel, kita menerima hipotesis altematif, yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).

Uji statistik F pada dasamya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter
dalam model sama dengan nol, atau
Ho: bl =b2 =b .... =bk=O

34
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan
terbadap variabel dependen. Hipotesis altematifuya (Ha), tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol, atau :
Ha : b 1 ;C b2 # ..... # bk # 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik F. Nilai statistik F dihitung
dengan formula sebagai berikut :
SSR/k

MSR

F=

-------------- =

MSE

SSE I (n-k)

Dimana:

L CYi- y)2 ,

SSR

=sum ofsquares due to regression =

SSE

=sum ofsquares error= L (Yi- Yi) 2 ;

= jumlah obeservasi

= jumlah parameter (termasuk intercept) dalam model;

MSR =mean squares due to regression;


MSE

=mean squares due to e"or


Pada dasarnya nilai F hitung diturunkan dari tabel Anova (Analysis of

Variance), sebagaimana tertera pada table 2.2 di bawah ini:


Tabel2.2
Tbel Analisis ofVarians (ANOVA)

ss

Sumber
(source)
Regression

(Sum of Squares)
SSR

Df
I
MS
(d~ree of Freedom) (Mean of Squares)
K
1 MSR= SSR/k

Residual

SSE

n-k

I MSE= SSE/(n-k)

Total

TSS

n-1

35
Pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai F basil perhitungan
dengan F menurut tabel; hila nilai F hitung lebih besar daripada F tabel maka
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
bersama-sama I serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

Koefisien determinasi I koefisien penentuan (R2 )


Koefisien detenninasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Formula untuk menghitung
koefisien determinasi adalah :
R2 = (TSS-SSE)ffSS = SSRffSS
Rumus tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS) yang diterangkan
oleh varia,bel independen dalam model. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model, formulasi model yang keliru dan kesalahan
eksperimental (Mendelhall et all, 1989:587).
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi vaiabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir

semua

infonnasi

yang

dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

2.5.3 Analisis Regresi Non Linier


Model regresi non linier merupakan analisis statistik yang banyak digunakan
terutama dalam penelitian-penelitian pertanian, diantaranya untuk mengetahui
hubungan I pengaruh penggunaan dosis pemupuk_an terhadap produktivitas pertanian
(Prayitno, 1981:72). Pada contoh kasus ini akan kitajumpai suatu tingkat peningkatan

36
produksi yang tetap akibat dari meningkatnya dosis pupuk sampai pada suatu titik
tertentu. Di atas titik-titik tersebut tingkat penambahan produksi tersebut makin
berkurang, dan malahan akhimya peroduksi menjadi menurun dengan makin
bertambahnya dosis pupuk.
Dalam hal ini apabila perhatian kita hanya terpusat pada dosis-dosis rendah
sampai menengah, maka model regresi linier cukup mewakili gambaran hubungan
antara produksi dan pemupukan. Namun untuk dosis-dosis yang lebih tinggi jelas
dibutuhkan suatu model regresi non linier untuk menyatakan hubungan tersebut.
Model regresi yang digunakan umumnya mengasumsikan bahwa terdapat
hubungan linier antara variabel dependen dengan variabel-variabel penjelasnya.
Model ini lebih banyak dihasilkan dari pendekatan persamaan regresi linier sederhana
(untuk I variabel bebas dengan I variabel terikat) dan atau regresi linier berganda
(untuk 1 variabel dependen dengan 2 atau lebih variabel bebas). Akan tetapi dalam
praktek, data yang kita gunakan belum tentu mempunyai hubungan linier. Cara untuk
melihat linier tidaknya hubungan antara varaiabel terikat dengan variabel penjelas
adalah dengan melihat diagram sebaran (scarter diagram) (Mudrajad Kuncoro,
2001:104).

Apabila diagram sebaran menunjukkan tanda-tanda bahwa hubungan antara


variabel bebas dengan variabel terikat jauh dari linier dan atau tidak linier, salah satu
cara yang bias dilakukan adalah dengan mentransformasikan variabel penjelas ke
dalam bentuk lain yang lebih sesuai. Ada beberapa metode transformasi variabel yang
dikenal dengan regresi non linier dan dapat digunakan antara lain :
I. Regresi Polynomial, yang terdiri antara regresi polynomial kuadratik, kubik, dan
lain sebagainya;
2. Regresi logistik;

37
3. Regresi Logaritma, dan
4. lain sebagainya.

Regresi Polynomial
Regresi polynomial dalam pelaksanaannya terbagi atas beberapa model
persamaan tergantung pada jumlah pangkat yang dibutuhkan pad.a kategori yang
sud.ah ditentukan, diantaranya :
regresi polynomial kuadratik dengan jumlah pangkat pada kategori sebanyak 2;
regresi polynomial kubik denganjumlah pangkat pada kategori sebanyak 3;
regresi polynomial kwartet denganjumlah pangkat pada kategori sebanyak 4, dan
lain sebagainya.
Untuk menduga bentuk regresi polynomial berpangkat I berderajad dua, atau tiga dan
empat dan seterusnya dibutuhkan persyaratan sebagai berikut :

I. n > pangkat + 1 (pasangan data) hams lebih banyak darijumlah pangkat + 1;


2. ei I nilai error hams berupa vaiabel random;
3. Garis persamaan I sebaran d.atanya mengikuti garis persamaan lengkung ( cekung
dan cembung) tergantung nilai koefisien regresi yang ada.
4. Model ini lebih banyak berlaku pad.a dunia ekonomi (misalnya : law of

diminishing return), dunia pendidikan, dan hal lain yang menyangkut kemampuan
manusia (lrianto A, 2003: 175).

38
Untuk r = 2 (derajad pangkat polynomial) dan r = 3 bentuk grafik dari fungsi tersebut
adalah sebagaimana gambar di bawah ini :
y

,,
, ,'
'

J33<0 ,_,

--

... _______ , ,

,,

'

,
,,

~~..>0
''

'
''

'

''

'

''

,'

,,

X
Gambar 2.1
Kurva Regresi kuadratik r = 2

Gambar2.2
Kurva Regresi Kubik r = 3

Regresi Logistik
Model logistik biasanya digunakan untuk mewakili data yang menggambarkan
perkembangan/pertumbuhan yang mula-mula cepat sekali, tetapi lambat laun agak
lambat, dimana kecepatan pertumbuhannya makin berkurang sampai akhimya
tercapai suatu titikjenuh (saturation point).
Regresi logistik dirancang untuk melakukan prediksi keanggotaan group.
Artinya tujuan dari analisis regresi logistik adalah untuk mengetahui seberapa jauh
model yang digunakan mampa memprediksi secara benar kategori group dari
sejumlah individu.
Syarat-syarat regresi logistik :
1. Variabel independent merupakan campuran antara variabel diskrit dan kontinyu;
2. Distribusi data yang digunakan tidak normal.

39
Kelebihan regresi logistik disbanding regresi yang lain :
I. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang
digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak hams memiliki distribusi
normal, linier, maupunmemiliki varian yang sama dalam setiap group.
2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit

dan dikotomis;
3. Regresi logistik amat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel
terikat diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas.
Karena model yang dihasilkan dengan regresi logistik bersifat non linier, persamaan
yang digunakan untuk mendiskripsikan hasil sedikit lebih komplek disbanding regresi
berganda. Variabel hasil Y adalah probabilitas mendapatkan 2 hasil atau lebih her
dasarkan fungsi non linier dari kombinasi linier sejumlah variabel bebas.

X
C'J3mbar 2.3
- (bo + b1X1+b2X2+ ... biXi)
Kurva Regresi Logistik Y = 1 I ( 1 + e

Regresi Logaritma
Regresi

Logaritma

merupakan

transformasi

dari

persamaan

regrest

eksponensial, dimana model (trend) ini sring digunakan dalam memprediksi jumlah
penduduk di masa yang akan datang, karena bentuk pertumbuhan penduduk yang
cenderung mengikuti pola garis eksponensial. Selain dari pada itu, model ini sering

40
digunakan untuk mengatasi problem regresi yang semula diduga linier temyata tidak
terbukti bahwa persamaannya linier, yaitu dengan melakukan transfonnasi dengan
jalan menghitung a maupun b berdasarkan logaritma atas nilai Y (Irianto, 2004: 184 ).
Bentuk lain dari fungsi logaritma adalah "semi-log tr5ansfonnation", dengan
persamaan Y = iJ +

p In

X, dimana besamya sudut kemiringan maikin berkurang

seiring dengan makin bertarnbahnya X. Fungsi semacarn ini sering pula disebut
sebagai " steadygrowth function" (Prayitno, 1981:82) dengan grafik seperti pada
gambar dibawah ini :

-alP

Gambar 2. 4 : Kurva Grafik fungsi logaritma

BAB3
KERANGKA~

KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS PENELTTIAN .

BAB3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.4 Kerangka konseptual Penelitian


Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan pada bah 2, penelitian ini
memiliki kerangka konseptual sebagai berikut :

Penilaian
Kinerja
Analisis Regresi
Linier Berganda
Analisis Furigsi

Dan lain-lain

tradisional

Analisis Regresi
Non Linier :
- Regresi Polinomial
- Regresi Logistik
- Regresi Logaritma

FGD
NGT

ilmiah
NFGDT

Gambar 3. 1 Kerangka Konseptual Lama

41

42

Sedangkan konsep alur pikir tinjauan model penilaian kinerja dalam penelitian
ini sebagai berikut :
=~~ Kesetiaan,

Kejujurart Tanggung Jawab,


,,.,.,_ ~. Kepemimpinan

Penilaian
Kinerja

Penjumlahan

METODE

Dan lain-lain

tradisional
Musyawarah

FGD

NGT
ilmiah

Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penelitian

43
2.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian dalam kegiatan ini tidak ada. Yang ada adalah hipotesis
statistika, yaitu aswnsi atau dugaan yang dikhususkan untuk populasi, wnumnya nilairulai parameter populasi.
Adapun hipotesis statistik dalam kegiatan penelitian ini merupakan hipotesis
pembuktian dalam penghitungan dari model fungsi statistik yang dianalisis yaitu
regresi linier berganda, regresi non linier (regresi polynomial, regresi logistik, fungsi
logaritma).

BAB4
METODE PENELITIAN

BAB4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Rancangan

penelitian

yang

digunakan

adalah

penelitian

eksplanasi

(penjelasan) dan cross sectional, yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu
akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul dan pengamatan
hanya diJakukan satu kali saja (Sugiyono : 1999). Seluruh data yang diperoleh akan
diproses dan diolah dengan suatu analisa kuantitatif.

4.2 Populasi dan sample


4.2.1 Populasi
Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil pada Badan
Perencanaan Pembangunan dan Dinas di lingkup Pertanian Kabupaten Sampang yang
beijumlah 115 orang yang terdiri atas pegawai negeri sipil yang menduduki eselon
IVa sebanyak 57 orang dan tenaga staf sebanyak 58 orang.

4.2.2 Sample
Adapun besamya sample dalam penelitian ini adalah 115 orang dengan
pendekatan sampling jenuh (Sugiono, 1999:61 ). Pertimbangan menggunakan total
populasi untuk mendapatkan gambaran yang lebih representatif dan mengurangi
tingkat kesalahan sehingga data yang diperoleh mendekati nilai sesungguhnya.

44

45
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini d.ilakukan d.i Organisasi Pemerintah Kabupaten


Sampang yang berlokasi d.i Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang sebagai
organisasi pemerintahan yang bergerak di bidang pelayanan publik dan jasa
pemerintahan. Penelitian ini d.ilakukan pada bulan Maret - September 2004,
sedangkan kolekting datanya dilakukan bulan Maret-April 2004 ..

4.4 Definisi Operasional


I. Ketaatan (XI), adalah derajad tinggi rendahnya skor pertanyaan yang mengukur

tingkat ketaatan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati peraturan perundangundangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentatati perintah kedinasan
yang d.iberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan.
2. Kerjasama (X2), adalah derajad tinggi rendahnya skor pertanyaan yang mengukur
kemampuan responden untuk bekeija bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan sesuatu tugas yang d.itentukan sehingga mencapai dayaguna dan
hasilguna yang sebesar-besaamya.
3. Prakarsa (X3), adalah derajad tinggi rendahnya skor pertanyaan yang mengukur
kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk mengambil keputusan, langkahlangkah

atau

melaksanakan

sesuatu

tindakan

yang

diperlukan

melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.

dalam

46
4. Prestasi kelja (Y), adalah derajad tinggi rendahnya skor pertanyaan yang
mengukur basil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi seorang
pegawai negeri sipil antara lain dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampil~,

pengalaman dan kesungguhan pegawai negeri sipil yang bersangkutan.


Metode penilaian kinerja pegawai dengan menggunakan daftar pengecekan
(chek list) yang memuat berbagai pemyataan yang berkaitan dengan kinerja

karyawan. Jenis datanya interval dan menggunakan skala pengukuran interval sebagai
skala pengukuran kuantitatif dengan pemberian angka pada kelompok dari obyekobyek yang mempunyai skala nominal dan ordinal serta mempunyai jarak yang sama
dari obyek yang diukur.

4.5 Instrumen Penelitian


Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian untuk mendapatkan data
dengan cara sebagai berikut :
1. Kuisioner,

untuk mendapatkan data kuantitatif tentang variabel-variabel

pendukung penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu : ketaatan, kerjasama, dan


prakarsa serta prestasi kerja.
2. Blanko isian, yang digunakan untuk mendapatkan data kuantitatiflkualitatif
karyawan pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan dan Dinas di lingkup
Pertanian Kabupaten Sampang berdasarkan data terakhir bagian kepegawaian.

47
4.5.1

Validitas Instrumen Penelitian


Cara pengukuran validitas angket menggunakan tehnik korelasi dengan r

Pearson atau koefisien korelasi produk momen Pearson dengan taraf signifikansi
5 % yaitu dengan rumus :

n(Ixy)-(IxXIY)
r =

Dimana:
r

adalah koefisien korelasi produk momen Pearson

adalah banyaknya pasangan pengamatan

adalahjumlah pengamatan variabel x (ketaatan, keijasama dan prakarsa)

adalahjumlah pengamatan variabel y (prestasi keija)

4.5.2

Reliabilitas Instrumen
Pengujian rcliabilitas instrum<m dengan menggunakan tehnik alpha cronbach,

dimana reliabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefisien reliabilitas ?: 0,5
(lebih besar atau sama dengan 0,5).
Tehnik ini cocok untuk menguji skala instrumen yang masing-masing butirnya
mempunyai lebih dari satu altematifjawahan.

4.5.3

Jenis dan Somber Data


Prosedur pengambilan data penelitian ini ada dua jenis :

I. Data Primer
Sumber data yang didapat dari obyek penelitian yang berkaitan dengan faktorfaktor penilaian pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari : ketaatan, kerjasama,
prakarsa dan prestasi keija.

48
2. Data sekunder
Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan tentang indikator kineija
karyawan pada kantor Badan Perencanaan Pembangunan dan Dinas di lingkup
Pertanian Pemerintah Kabupaten Sampang.
Jenis data ya_ng dibutuhkan dalam analisis fungsi statistik digunakan data jenis
intenral dan ratio untuk analisis fungsi regresi linier berganda, regresi polynomial, dan
regresi logaritma. Sedangkan untuk analisis fungsi logistik digunakan jenis data
nominal dikotomik dengan membagi data variabel Y (prestasi keija ke dalam dua
jenis yaitu prestasi kerja baik dan prestasi keija tidak baik berdasarkan nilai rata-rata
dari data tersebut) dengan ketentuan:
Nilai prestasi keija S rata-rata dikategorikan sebagai prestasi keija tidak baik, dan
Nilai prestasi keija >rata-rata dikategorikan sebagai prestasi keija baik.

4.5.4

Cara Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang tepat yaitu dengan mempertimbangkan

penggunaannya berdasarkan jenis data dan sumbemya. Data yang obyektif dan
relevan dengan pokok permasalahan penelitian merupakan indikator keberhasilan
suatu penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
2. Observasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan pengamatan secara
langsung pada obyek yang diteliti.
3. Penilaian berupa kuisioner untuk memperoleh data sesua1 dengan tujuan
penelitian.

49
4.6 Cara Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengukur tingkat regresi antara variabel
independen dan dependen, menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis
regresi polymonial (metode kuadratik), analisis regresi logistik dan analisis fungsi
logaritma (Sudjana,-2002:337). Berdasarkanpenjelasan di atas, maka dipandang perlu
untuk mencari metode penjumlahan dari unsur-unsur di dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan (DP3) pegawailkaryawan, yang nantinya akan diseleksi
diantara 7 unsur tersebut yang mana yang tidak memiliki keterkaitan satu sama
lainnya (variabel independen) diambil sebanyak 3 unsur penilaian (yaitu ketaatan,
keijasama dan prakarsa) yang nantinya akan dianalisis pengaruh masing-masing
variabel tersebut terhadap variabel basil (variabel Y).
Data yang diperoleh akan diproses dengan program SPSS 2000 versi 10.01.
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = bo + btXl + b2Xl + b3Xl +..... biXi + e

Dimana:

= variabeldependen
=

konstanta

= ketaatan
= keijasama
= prakarsa
koefisien parsial regresi

bi,b2,b3

= variabelpengganggu

50

Persamaan Regresi Polynomial (model Parabola Kuadratik)

Y =

a + (btXt + c1X1 2

+ (b2X2 + czXr ) + (biXi + ciXi2 ) + e

Dimana : a, b, c, adalah koefisien-koefisien yang dihitung dari data hasil pengamatan.


Syarat dari persamaan tersebut : e berupa variabel random yang bersifat NID (0, a2 ).

Persamaan Regresi Logistik


1

- (bo + btXt + b2X2 + bJXJ + ... biXi)


l+e

untuk (-

oo

<X<

oo ),

sedangkan e = bilangan logaritma natural2,7183.

Persamaan regresi logaritma (trend logaritma):


Y= bo + bl Ln Xl + b2 LnX2 + b3 LnX3 + .....+ bi LnXi
Adapun syarat yang hams dipenuhi dalam analisis masing-masing persamaan
regresi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
I. Regresi Linier Berganda, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Model regresi linier;
b. Eksistensi (X diasumsikan non stokastik);
c. Nilai rata-rata kesalahan adalah nol, atau E (~Xi)= 0;
d. Homoskedastisitas, artinya varian kesalahan sama untuk setiap periode
(homo= sama, skedastisitas = sebaran) dinyatakan dalam bentuk matematis:
Var(~)=O;

e. Tidak ada autokorelasi antar kesalahan (antara IJi dan IJj tidak ada
korelasinya). Dinyatakan dalam bahasa matematis: Covarians (J.ti, J.tj) = 0:
f.

Antara J.1 dan X saling bebas, sehingga covarians (J.ti, X)= 0;

g. Tidak ada multikolinieritas yang sempurna antar variabel bebas;

51
h. Jumlah observasi n hams lebih besar daripada jumlah parameter yang
diestimasi (jumlah varia bel be bas);
1.

Adanya variabilitas dalam nilai X, artinya nilai X harus berbeda (tidak boleh
sama semua);

J.

Model regresi telah dispesifikasikan secara benar. Dengan kata lain tidak ada
bias (kesalahan) spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis
empiris (Kuncoro, 200 I :96 )

2. Regresi Polynomial model kuadratik, dengan syarat-syarat seperti :


a. n > pangkat +I (pasangan data) hams lebih banyak darijwnlah pangkat +I;
b. ei I nilai error harus berupa vaiabel random;
c. Garis persamaan I sebaran datanya mengikuti gans persamaan lengkung
(cekung dan cembung) tergantung nilai koefisien regresi yang ada.
d. Model ini lebih banyak berlaku pada dunia ekonomi (misalnya : The law of
diminishing return), dunia pendidikan, dan hal lain yang menyangkut

kemampuan manusia (lrianto, 2004:175 ).


3. Regresi logistik, syarat-syaratnya adalah :
a. Variabel independen merupakan campuran antara variabel diskrit dan
kontinyu;
b. Distribusi data yang digunakan tidak normal.
c. Kelebihan regresi logistik dibanding regresi yang lain :

Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang
digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak barns memiliki
distribusi normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap
group.

52

Variabel bebas dalam regres1 logistik bisa campuran dari variabel


kontinyu, diskrit dan dikotomis;

Regresi logistik amat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas


variabel terikat diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas
(Kuncoro, 200 I :217 ).

4. Regresi Logaritma, dengan syarat-syarat seperti di bawah ini :

a. Data yang digunakan berjenis data interval sampai ratio;


b. Distribusi data tidak normal.
c. Merupakan transformasi dari persamaan regresi linier.
d. Grafik mengikuti model" steadygrowthfunction ,, (Prayitno, 1981:81)
Menurut Kuncoro ( 200 1 : 97), ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness offit-nya. Secara statistik setidaknya

ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya
(R2 ). Pengambilan keputusan dari keempat analisis tersebut dicari persamaan yang
memiliki nilai kesalahan terkecil yaitu dengan mencari nilai koefisien Penentuan (R2 )
(coefficient of determination) terbesar dan dipadukan dengan nilai probabilitas (p)
terkecil, serta ni1ai tertinggi F hitung.
Apabila dengan cara diatas masih sulit ditentukan model mana yang sesuai
untuk menilai kineija berdasarkan unsur-unsur daftar penilaian pelaksanaan pekeijaan
(DP3) yang telah ditetapkan, maka pengambilan keputusan selanjutnya dilakukan
dengan metode Nominal Focus Group Discussion Technique (NFGDT), yang
merupakan kombinasi dari model Fokus Group Discussion (FGD) dan Nominal

Group Technique (NGT).

53

Adapun sifat-sifat dari tehnik ini meliputi :


I. Kualitatif atau kuantitatif,
2. Mula-mula tanpa struktur kemudian berstruktur,
3. Bebas,
4. Bertukar infonnasi (tidak saling tahu),
5. Tidak perlu homogen,

6. Pendekatan umum kemudian menuju ke khusus,


7. Kesimpulan oleh peserta,
8. Tidak hams berkumpul.
Tehnik ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pakar yang
dijadikan responden dalam penelitian ini dengan cara mengisi skor pada kolom
penilaian ( 0 - 10 ) untuk masing-masing model persamaan. Kemudian dari data skor
yang diperoleh, dianalisis dengan menentukan nilai koefisien variasi terendah dari
masing-masing persamaan tersebut. Adapun responden pakar yang digunakan dalam
kegiatan NFGDT ini berasal dari perguruan tinggi dan lembaga non perguruan yang
eksis di dalam penganalisisan statistik penelitian, seperti :
I. Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Negeri Surabaya;
2. Universitas Negeri Malang; dan
3. Lembaga Analisjs Statistik dan Penelitian "Medcom" Surabaya.

BABS
HASIL PENELITIAN

BAB5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum ObyekPenelitian


Pembentukan Organisasi Lembaga Tehnis Daerah seperti Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) di kabupaten Sampang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2002 dengan tugas membantu Kepala Daerah
dalam

penyelenggaraan

Pemerintahan

Kabupaten

di

bidang

Perencanaan

Pembangunan Daerah.
Sedangkan fungsi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan
Peraturan Daerah tersebut pasall2 adalah:
c. Merumuskan kebijakan tehnis dalam lingkup Perencanaan Pembangunan Daerah;
d. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemertintahan kabupaten.
Pembentukan Organisasai Dinas Kabupaten Sampang yang meliputi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Perkebunan dan Kehutanan dan Dinas lain ditetapkan berdasarkan Peraturan daerah
Nomor 4 Tahun 2002 dengan tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah
kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.
Adapun fungsi dari masing-masing dinas tersebut berdasarkan pasa14 adalah:
a. Perumusan kebijakan tehnis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
c. Pembinaan terbadap Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) dan Cabang Dinas
dalam lingkup tugasnya.

54

55
Selanjutnya tugas dan fungsi dari dinas-dinas diatas, sesuai dengan lingkup
kewenangannya adalah :
A. Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Tugas:

Melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten di bidang


Pertanian Tanaman Pangan.

Fungsi : 1. perumusan kebijakan tehnis di bidang Pertanian Tanaman Pangan;


2. pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
4. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Tehr..is Dinas (UPTD) dan cabang

dinas di bidang Pe11anian tanaman pangan;


5. pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.

B. Dinas Peternakan
Tugas :

Melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten di bidang


Petemakan.

Fungsi : 1. perumusan kebijakan tehnis di bidang Petemakan;


2. pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
3. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) dan cabang
dinas di bidang Petemakan;
4. pengelo1aan urusan ketatausahaan Dinas.
C. Dinas Ke1autan dan Perikanan
Tugas :

Melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten

dl

bidang

Kelautan dan Perikanan.


Fungsi : 1. perumusan kebijakan tehnis di bidang Kelautan dan Perikanan;
2. pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
3. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) dan cabang
dinas di bidang Kelautan dan Perikanan;

56

4. pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.


D. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Tugas : Melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten di bidang
perkebunan dan kehutanan.
Fungsi : I. perumusan kebijakan tehnis di bidang Perkebunan dan kehutanan;
2. pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum;
3. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) dan cabang
dinas di bidang Perkebunan dan Kehutanan;
3 pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.

5.2 Kedudukan dan Bagan Organisasi Obyek Penelitian


Perangkat daerah yang terdiri dari Organisasi/lembaga pada Pemerintah
Daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam hal ini Bupati. Badan/Kantor
adalah lembaga tehnis daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan
kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat. Sedangkan Dina8
kabupaten adalah unsur pelaksana pemerintah kabupaten.
Adapun Bagan organisasi dari masing-masing Badan/Dinas obyek penelitian

ini seperti pada gambar dibawah ini :

57
Gam bar 5.1: Bagan Organisasi Bappeda

KEPALA

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT
I

I
BIDANG

SUB BAG

KEUANGAN

PRK

BIDANG

BIDANG

BIDANG

KESEJAHTERA AN
SOSIAL

FISIKDAN
PRASARANA

DATA, EVALUASI
DAN
DOKUMENTASI

SUB BID

SUB BID

SUB BID

SUB BID

AGAMADAN
PENDIDIKAN

PERHUB, PARIWI
SATA, SEN! DAN
BUDAYA

EVALUASI DAN

1--

LAPORAN

SUB BID INDUSTRI

SUB BID

SUB BID

SUB BID

DAN
PERDAGANGAN

KEPENDUDUKAN
DANKEL.
BERENCANA

SUMBERDAYA
ALAMDAN
SUMBERDAYA
LAUT

PENEUTIAN DAN
PENGEMBANGAN

f--

1--

I-

SUB BID

SUB BID

SUB BID

SUB BID

KOPERSIDAN
DUNIAUSAHA

KESEHATAN DAN
KESEJAHIERAAN
SOSIAL

PEMUKIMAN DAN
PENGEMBANGAN
WILAYAH

VISUAUSASI,
STATISTIK DAN
DOKUMENTASI

1--

1--

SUB BID
.._

PERTANIAN
f--

t--

SUB BAG

UMUM

1--

SUB BAG

EKONOMI

PERTAMBANGAN
DANNERGI

SUB BID
'--

TATA RUANG DAN


TATAGUNA
TANAH

....

58
Gambar 5.2: Bagan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan

KEPALA

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT
I

I
SUB BAG

SUB BAG

SUB BAG

UMUM

KEUANGAN

KEPEGAWAIAN

I
SUB DINAS
PRODUKSI

SUBDINAS
BINA PROGRAM

....___

SEKSI
DATA DAN
STATISTlK

SEKSI
PRODUKSI PADI,
?ALAw1JA

SEKSI
IDENTIFIKASI DAN
PERUMUSAN

SEKSI
PRODUKSI
HORTIKULTURA

SEKSI
EVALUASIDAN
PENGENDALIAN

'---

SEKSI
BENlli/BIBIT PADI,
PALAWUADAN
HORTIKULTURA

SUBDINAS
TEHNIK

r--

f--

'---

SUBDINAS
PENYULUHAN DAN
USAHATANI

SEKSI
PERLINDUNGAN
TANAMAN

SEKSI
TATA
PENYULUHAN

SEKSI
ALAT DAN MESIN
PERTANIAN

SEKSI
KELEMBAGAAN,
1ENAGADAN
SARANA

SEKSI
TATAGUNAAIR
DAN REHAB

SEKSI
PASCAPANEN
DAN AGROBISNIS

LAHAN

UPTD
CABANG DIN AS

SEKSI
PEMANFAATAN
SUMBERDAYA
DAN PERUINAN

59

Gambar 5.3 : Bagan Organisasi Dinas Peternakan

KEPALA

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT
T

I
UMUMDAN
PERLENGKAPAN

I
SUBDINAS
PRODUKSI

SUBDINAS
PROGR.<\M

I
r--

SEKSI
PERENCANAAN

SUB BAG

SUB BAG

SUB BAG

KEUANGAN

KEPEGAWAIAN

SUBDINAS
KESEHATAN
HEWAN

SUBDINAS
USAHATANI DAN
PENYULUHAN

I
I--

SEKSI
PEMBffiiTAN

1--

SEKSI
PENGAMATAN,
PENYIDIKAN

PENYAKIT HEWAN

1--

SEKSI
PENGUMPULAN
DAN ANALISIS
DATA

SEKSI
EVALUASI DAN
PELAPORAN
'---

1--

L....-..

SEKSI
PAKAN DAN KAJI
TERAP

SEKSI
PENYEBARAN DAN
PENGEMBANGAN
TERNAK

t--

L....-..

UPTD
CABANG DIN AS

SEKSI
PENCE GAHAN
PENY, PELAYANAN
KESEHATAN
HEWAN

SEKSI
TA TA KESEHA TAN
MASY. VETERINER

I-

SEKSI
PERUINAN DAN
P:::NGCLAHAN
HASIL TERNAK

SEKSI
USAHATANI DAN
SUMBERDAYA

SEKSI
PENYULUHAN,
KELEMBAGAAN,
TENAGADAN
SARANA

60
Gam bar 5.4 : Bagan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan

KEPALA

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUB BAG

SUB BAG

SUB BAG

UMUM

KEUANGAN

KEPEGAWAIAN

I
SUBDINAS
BUDIDAYA DAN
PRASARANA

SUBDINAS
BINA PROORAM

I
-

r--

L---

SEKSI
IDENTIFIKASI DAN
EVALUASI

SEKSI
DATA DAN
STATISTIK.

SEKSI
PENDIDIKAN DAN
LATIHAN

SUBDINAS
PENGELOLAAN
SUMBERDAYA

SUBDINAS
USAHA KELAUTAN
DAN PERIK.ANAN

I
r--

'---

SEKSI
BUDIDAYA DAN
PEMBENIHAN

...._...

SEKSI
PENANGKAPAN
IKAN

SEKSI
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN DAN
PENYAKIT

f--

SEKSI
SARANADAN
PRASARANA

L---

UPTD
CABANG DINAS

SEKSI
PENGENDALIAN
DAN
PENGAWASAN

SEKSI
PENGEMBANGAN
KAWASAN PESISIR,
PANTAIDAN
KEPULAUAN

f-

SEKSITATA
PERMODALAAN
DAN PEMASARAN

._

SEKSI
PERDINAN

._

SEKSI
PEMBINAAN
MUruDAN
PENGOLAHAN

61
Gam bar S.S: Bagan Organisasi Dinas Perkebunan dan Kehutanan

KEPALA

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

UMUM

I
SUBDINAS
PRODUKSI DAN
USAHA
PERKEBUNAN

SUBDINAS
BINA PROGRAM

1--

...__

SUB BAG
KEPEGAWAIAN

SUBDINAS
KONSERVASI
TANAHDAN
USAHA
KEHUTANAN

SUBDINAS
PENYULUHAN

I
SEKSI
FENYUSUNAN
PROGRAM

SUB BAG
KEUANGAN

SUB BAG

1-

SEKSI
BUDIDAYA DAN
PENGEMBANGAN
TANAMAN

r--

SEKSI
KONSERVASI DAN
REHABIUTASI
TANAH

SEKSI
PENGUMPULAN
DAN PENGOLAHAN
DATA

f--

SEKSI
PERLINDUNGAN
TANAMAAN

r--

SEKSI
PENGEMBANGAN
HUTANRAKYAT

SEKSI
EVALUASIDAN
PELAPORAN

'--

SEKSI
USAHATANI DAN
PENGOLAHAN
HASIL

r--

SEKSIANEKA
USAHADAN
PEREDARAN HASIL
HUTAN

'--

SEKSI
PERLINDUNGAN
TANAMAN

UPTD
CABANG DIN AS

r-

SEKSI
lENAGADAN
SARANA

1-

SEKSI
PENDIDIKAN DAN
LAIDIAN

'-

SEKSI
TATA
PENYULUHAN

62
5.3 Diskripsi Non Variabel Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner


secara langsung kepada 115 responden. Rsponden dalam penelitian ini adalah
pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda); Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Petemakan, Dinas
Kelautan dan perikanan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan dengan komposisi
responden menurut tingkat pendidikan dan pangkat (golongan) sebagaimana tabeltabel di bawah ini:
Tabel5.1
Jumlah Responden BerdaS&lam Tingkat Pendidikan tahun 2003
UNITKERJA

No

SMA
KE
BAWAH

1
2
3
4
5

Badan Perencanaan Pembangu


nan Daerah (Bappeda)
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Dinas Petemakan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Perkebunan dan
Kehutanan
JUMLAH

TINGKAT PENDIDIKAN
% I S2
% II Sl
I
!
I
I
I

7.83

21

18.26

3.48

7
10
13
14

6.o9 I 9
9
8.69
7
11.30
12.17 11

7.83 I
7.83
6.09:
9.56

0
0
I
0

0
0
0.87
0

53

46.08

57

49.57\

4.35

Sumber : Data Primer d10lah


Pada tabel 5.1 berdasarkan data primer yang diolah, dapat diketah.ui bahwa
jumlah responden yang berpendidikan SMA dan sebelumnya 53 orang (46.08%),
Saijana (Sl) 57 orang ( 49.57 %), dan yang berpendidikan pasca saijana (S2) 5 orang
( 4.35 %).

63
Tabel5.2
Jumlah Responden Berdasarkan Pangkat (Golongan) tahun 2003

No

Unit Kerja

PANGKAT(GOLONGAN)
II lid

111/c
I

2
3
4
5

Badan Perencanaa n
Pembangun an Daerah
(Bappeda)
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
Dinas Peternakan
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Perkebunan dan
Kehutanan

JUMLA H

lll/b

11/d

III/a

:s;;

11/b

11/c

16

13.91

11

9.56

2.61

3.48

10

8.69

2.61

1.74

0.87

7
10

6.09
8.69

8
8

6.96
6.96

1
2

0.87
1.74

3
1

2.61
0.87

5.22

13

11.30

2.61

2.61

49

42.60

43

37.39

11

9.57

12

10.44

Sumber : Data Pruner diolah


Berdasarka n tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang
mempunya i golongan di atas IV/a adalah 0 orang, III!d - 111/c 49 orang (42.60%),
III/b- IIIIa 43 orang ( 37.39 %), 11/d- Illc 11 orang ( 9.57 %), 11/b dan dibawahnya
12 orang

5.4

(10.44 %).

Diskripsi Pengemba ngan Model Hasil Penelitian


Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dilakukan pengujian masing-ma sing

model regresi (linier berganda, polynomial kuadratik, logistik, dan logaritma) dengan
menggunak an perangkat program SPSS 2000 versi 10.01.
Hasil pengujian dengan program SPSS 2000 versi 10.01 terhadap beberapa
model regresi diatas, telah memberika n hasil seperti yang disajikan pada tabel 5.3

64
Table: 5.3
N-Par Kolmogorov-Smimov Test
Ketaatan Kerjasama Prakarsa

Prestasi
Keria
Kolmogorv-smimov Z
Asymp.Significant.

1.835
0.002

1.814
0.003

1.415
0.037

2.494
0.000

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dimana nilai masing-masing variabel Asymtotic


Significance berada pada kisaran di bawah 0.05, yang berarti distribusi data dari
penelitian ini adalah tidak normal, sehingga analisis ini dapat dilanjutkan dengan
menggunakan model analisis regresi non linier.

5.4.1

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi Linier
Berganda
Berdasarkan tujuan penelitian nomor 1 dari penelitian ini, maka analisis data

hasi1 pengisian kuesioner responden dilakukan dengan pendekatan analisis regresi


linier berganda, dengan dibantu o1eh program SPSS 2000 versi 10.01. Hasil analisis
dari varian-varian dengan pendekatan regresi linier berganda tersebut disajikan pada

tabel 5.4 di bawah ini.


Tabel: 5.4
Anova Regresi
Model
Regression
Residual
Total
F hitung
p2

Jumlah kuadrat
788.696
281.600
1070.296
103,628
0,000
0,737

db
3
Ill

114

Rata- rata
kuadrat
262.899
2.537

65
Sedangkan untuk mengetahui nilai koefisien masing-masing variabel
(konstanta, ketaatan, kerjasama dan prakarsa), sebagaimana disajikan pada table 5.5 di
bawah ini:
Tabel: 5.5
Koefisien Regresi
Unstandardized
Coefficients
Std. Error
B

Model

5.4.2

5.588
0.091
0.101
0.061

-2.030
0.249
0.406
0.376

(Constant)
Ketaatan
Kerjasama
Prakarsa

Standardized
Coefficients
Beta
0.190
0.316
0.451

Significant.

-0.363
2.722
4.005
6.126

0.717
0.008
0.000
0.000

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi
Polynomial Kuadratik
Untuk mengetahui analisis data hasil pengisian kuesioner responden yang

dilakukan dengan pendekatan analisis regresi polynomial, sebagaimana tercantum


dalam tujuan peneltian nomor 2 dilaksanakan dengan bantuan oleh program SPSS
2000 versi 10.01. Adapun hasil analisis pendekatan regresi polynomial untuk model
kuadratik tersebut disajikan pada table 5.6 di bawah ini.

Tabel 5.6
Model Jumlah Kuadrat Regresi Non Linier Polynomial
Somber
keraaman
Regression
Residual
Uncorrected Total
(Corrected Total)
F hitung
p2
R

Db
7
108
115
114
46537.815
0,000
0,777

Jumlah kuadrat
hi tun
719969.311
238.689
720208.000
1070.296

Rata- rata
kuadrat
102852.759
2.210

66
Sedangkan perkiraan nilai koefisien parameter/variabel konstanta, ketaatan, keijasama
dan prakarsa, disajikan pada table 5.7 di bawah ini:
Tabel 5.7
Estimasi Parameter Regresi Polynomial
Parameter

Estimate

Konstanta
Ketaatan
Ketaatan 2
Kerjasama
KceiJasama
.
2
Prakarsa
Prakarsa2
Keterangan

342.688
-2.799
0.020
- 8.519
0.057
3.617
-0.022

Asymtotic
Std. Error
93.539
2.054
0.013
3.919
0.025
1.186
0.008

t hitung
3.664
-1.363
1.538
-2.174
2.280
3.050
-2.750

t tabel

1,97

Ket

s
NS
NS

s
s
s
s

NS

= non signifikan

= signifikan

5.4.3

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi
Logistik
Untuk menjawab tujuan penelitian nomor 3 dengan pendekatan analisis regresi

logistik dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan analisis, karena


sebagaimana persyaratan di dalam analisis tersebut, dimana data yang akan dianalisis
harus nominal dikotomik. maka data tersebut dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu
kategori prestasi keija baik (Step 1) apabila nilai prestasi keija yang diperoleh berada
diatas nilai rata-rata responden tersebut. Sedangkan untuk kategori prestasi keija tidak
baik (Step 0) apabila nilai prestasi kerja yang diperoleh berada S nilai rata-rata
prestasi keija responden, sebagaimana tersaji pada tabel 5.8 di bawah ini.

67
Tabel5.8
Variabel-variabel dalam Persamaan
Model
Ketaatan
Kerjasama
Prakarsa
Konstanta
Cox and Snell R.z

0.651
0.839
0.230
- t36.284
0.501
0,000
79.848

Chi-square

5.4.4

I
I
1

Sig
0.007
0.004
0.348
0.000

Exp (B)

1.918
2.313
1.529
0.000

Pengembanga n Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi
Logaritma
Untuk mengetahui ana1isis data basil pengisian kuesioner responden yang

dilakukan dengan pendekatan analisis regresi logaritma, sebagaimana tercantum


dalam tujuan penelitian nomor 4 dilaksanakan dengan bantuan oleh program SPSS
2000 versi 10.0 1. Adapun basil analisis pendekatan regresi logaritma untuk model
tersebut disajikan pada tabel 5.9 di bawah ini.
Tabel: 5.9
Model Jumlah Kuadrat Regresi Logaritma
Somber keragaman
~-.

egressiOn
Residual
Uncorrected Total
(Corrected Total)
F hitung
p
R2

Db
4
Ill
115
114
69542.776
0,000
0,732

Jumlah kuadrat
hi tung
719920.727
287.274
720208.000
1070.296

Rata-rata kuadrat
h!tung
179980.182
. 2.588

68
Sedangk:an untuk mengetahui perkiraan nilai koefisien parameter/variabel (konstanta,
ketaatan, kerjasama dan prakarsa), disajikan pada tabel5.10 di bawah ini:

Tabel5.10
Tabel Estimasi Parameter Regresi Logaritma
Parameter

Estimate

Konstanta
Ketaatan
Kerjasarna
Prakarsa
Ket:
S

= Signifikan

-262,896
19,597
32,290
26,460

Asymtotic
Std. Error
24.330
7.060
8.015
4.423

t hi tung
1

-10,805
2,776
4,029
5,982

t tabel

1,97

Ket

s
s
s
s
-

BAB 6.
PEMBAHASAN

BAB6
PEMBAHASAN

6.1

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi Linier
Berganda

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi

s~besar

0,000

( p < 0,05), maka hal ini berarti terdapat pengaruh secara bersama- sama seluruh
variabel bebas (ketaatan, kerjasama dan prakarsa) terhadap variabel terikat (prestasi
kerja). Dari hasil ini pula dapat diketahui besarnya prestasi kerja yang dapat
dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa adalah sebesar 0,737.
Sisanya dijelaskan oleh variabellain yang tidak masuk dalam model (tidak diteliti).
Berdasarkan tabel5.5 pada bah sebelumnya diperoleh Persamaan Regresi seperti:
Y = 0.249Xt + 0.406X2 + 0.376XJ

Nilai konstanta tidak masuk dalam model atau persamaan regresi karena nilai
signifikansinya adalah sebesar 0,717, yang berarti nilai tersebut lebih besar dari nilai
signifikansi penelitian sebesar 0.05 ( p > 0,05 ).
Bcrdasarkan persamaan tersebut d.i atas dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja
karyawan/pegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan dengan nilai koefisien regresi
sebesar 0,249, variabel kerjasama dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,406 dan
variabel prakarsa dengan nilai koefisien regresi 0,376. Artinya dengan asumsi
variabel-variabel lain konstan, maka apabila seorang karyawan/pegawai ingin
menambah 1 (satu) satuan nilai ketaatan yang ada, maka prestasi kerja yang

ak~

d.icapai akan bertambah sebesar 0,249 satuan, dan juga apabila ingin menambah 1
(satu) satuan nilai kerjasama, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah

69

70
sebesar 0,406 satuan, serta apabila ingin menambah I (satu) satuan nilai prakarsanya,
maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar 0,376 satuan.
Sehingga dengan persamaan ini seorang karyawan/pegawai dapat memprediksi
prestasi kerja yang akan dicapainya apabila ia melakukan penambahan pada variab~l
variabel yang ada.
Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel bebas ketaatan, prakarsa dan keijasama terhadap prestasi keija
Berdasarkan tabel5.5, diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.

Nilai thitwJg variabel ketaatan (XI) sebesar 2,722 dengan tingkat signifikansi 0.008
( p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel ketaatan (XI)
terhadap prestasi kerja.

2.

Nilai trutung variabel keijasama (X2) sebesar 4,005 dengan tingkat signifikansi
0.000 (p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel keijasama

(X2) terhadap prestasi keija.


3.

Nilai trutwJg variabel prakarsa (X3) sebesar 6,126 dengan tingkat signifikansi 0.000
( p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara prakarsa (X3) terhadap
prestasi keija.
Berdasarkan tabel tersebut diatas pula, dapat dilihat hahwa nilai beta yang

merupakan petunjuk untuk melihat variabel yang dominan, nilai tertinggi dimiliki
oleh variabel kerjasama (X2).

71

6.2

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan

Variabel dengan Pendekatan Regresi

Polynomial
Berdasarkan perhitungan statistik sebagaimana tabel 5.6 di atas, diperoleh nilai
F hitung sebesar 46537,85. Jika F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel pada
(7; 108; 0,05) yaitu sebesar 2,12 maka F hitung lebih besar dari F tabel sehingga
terdapat pengaruh secara bersama-sama seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat (prestasi kerja). Sedangkan nilai p (probabilitas) yang mencapai 0,000
menunjukkan tingkat signifikansi terhadap basil dari suatu perhitungan atau
persamaan. Semakin kecil nilai probabilitas yang diperoleh semakin signifikan basil
yang diperoleh dari persamaan atau perhitungan tersebut.
Dari basil ini pula dapat diketahui besamya prestasi kerja yang dapat
dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa adalah sebesar 0,777.
Sisanya dijelaskan oleb variabellain yang tidak masuk dalam model (tidak diteliti).
Berdasarkan tabel 5.7 pada bab sebelumnya diperoleb Persamaan Regresi
seperti di bawah ini:

Y = 342.688 + (-8.519Xz + 0.057X2 2

+ (3.617XJ + -0.022XJ2

Dari persamaan regresi tersebut diatas, maka diketahui bahwa untuk variabel

X1 tidak masuk dalam model dikarenakan nilai t bitung < t tabel (- I ,363 <. I ,97 )
yang berarti nilai t hitung tersebut tidak bermakna. Artinya variabel XI (ketaatan)
tidak berpengaruh terbadap variabel Y (prestasi kerja). Demikian juga jika variabel
tersebut ditingkatkan dua kali lipat, maka tetap saja variabel XI (ketaatan) tidak
berpengaruh terhadap variabel Y (prestasi kerja).

72
Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas pula dapat dijelaskan bahwa
prestasi keija seorang pegawailkaryawan dipengaruhi oleh 2 (dua) macam variabel
bebas, yaitu variabel keijasama dan prakarsa dan 1 (satu) variabellain yaitu berupa
konstanta yang merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh seorang karyawan/
pegawai apabila ia melakukan aktifitas walaupun aktifitas lain berupa keijasama dan
prakarsa tidak dilakukan. Dari hasil itu pula apabila seorang pegawai/karyawan
melakukan peningkatan keijasama sebesar 1 (satu) satuan, maka ia akan mendapatkan
penurunan prestasi keija sebesar 8,519 satuan. Dan apabila ia melakukan peningkatan
nilai keijasama menjadi dua kali lipat, maka ia akan mendapatkan tambahan prestasi
keija sebesar 0,057 satuan. Demikian juga apabila seorang karyawan melakukan
peningkatan nilai prakarsa sebesar 1 (satu) satuan, maka ia akan menadapatkan
tambahan prestasia keija sebesar 3,617 satuan sedangkan apabila ia meningkatkan
prakarsanya menjadi dua kali lipat maka justru akan menurunkan prestasi keijanya
sebesar 0,022 satuan.
Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel bebas ketaatan, prakarsa dan keijasama terhadap prestasi keija
Berdasarkan tabel5.8, diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1

Nilai tmt~~~~g variabel ketaatan (X11) sebcsar -1,363. Scdangka.tl nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel ketaatan (X11) terhadap prestasi kerja.

Nilai trutung variabel ketaatan (X12) sebesar 1,538. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel ketaatan (X12 ) terhadap prestasi kerja.

73
3

Nilai trutung variabel kerjasama (X2 1) sebesar -2,174. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel kerjasama (X2 1) terhadap prestasi kerja.

Nilai thitung variabel kerjasama (Xl) sebesar 2,280. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel kerjasama (Xl) terhadap prestasi kerja.

Nilai trutung variabel prakarsa (X3 1) sebesar 3,050. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel prakarsa (X3 1) terhadap prestasi kelja.

Nilai lrutWJg variabel prakarsa (X/) sebesar -2,750. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel prakarsa (Xl) terhadap prestasi kelja.

6.3

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 dit!njau dari


Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi Logistik
Berdasarkan pada tabel 5.8 pada bah 5 di atas diketahui bahwa nilai Cox and

Snell R2 diperoleh nilai 0,50 1 dengan demikian variabel be bas yang dapat menjelaskan variabel tergantung (prestasi kelja) adalah sebesar 0,50 1 sisanya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam model. Sedangkan nilai p (probabilitas) yang
diperoleh yaitu 0,000.
Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap prestasi kelja dapat
diketahui dengan penjelasan sebagai berikut :
1

Nilai signifikansi variabel ketaatan (XI) sebesar 0,007 (p < 0,05). Oleh karena
nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel ketaatan
terhadap prestasi kelja.

74
2

Nilai signifikansi variabel ketjasama (X2 ) sebesar 0,004 (p < 0,05). Oleh karena
nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel ketjasama
terhadap prestasi keJja.

Nilai signifikansi variabel prakarsa (X3) sebesar 0,348 (p > 0,05). Oleh karena
nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel
prakarsa terhadap prestasi kerja.
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresi seperti di bawah

lill :

Y=

1
1+ e-(-136,284+0,651X1+0,839X2 )

Dari persamaan tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa apabila nilai e diganti dengan
nilai bilangan logaritma natural sebesar 2, 7183, maka prestasi keJja yang dicapai oleh
seorang karyawan/pegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan sebasar 0,651 satuan
dan variabel keJjasama sebesar 0,839 satuan. Sehingga apabila ia ingin meningkatkan
nilai masing-masing variabel bebas tersebut, maka dapat diprediksi prestasi keJja yang
akan dicapainya.

6.4

Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ ditinjau dari


Sudut Metode Penjumlahan

Variabel dengan Pendekatan Regresi

Logaritma
Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh basil perhitungan statistik dengan nilai F
hi tung sebesar 69542,776. Jika F hi tung terse but dibandingkan dengan F tabel pada

(4; 111; 0,05) yaitu sebesar 2,45 maka F hitung lebih besar dari F tabel sehingga
terdapat pengaruh secara bersama - sama seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat (prestasi keJja ).

75
Dari basil ini pula dapat diketahui besamya prestasi ketja yang dapat
dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa (koefisien detenninasi/R2 )
adalah sebesar O. 732. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
model (tidak diteliti). Sedangkan nilai p (probabilitas)nya adalah 0.000.
Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara
variabel bebas ketaatan, prakarsa dan kerjasama terhadap prestasi ketja
Berdasarkan tabel 5.1 0. diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

I.

Nilai tbillmg variabel ketaatan (X1) sebesar 2,776. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel ketaatan (X 1) terhadap prestasi ketja.

2.

Nilai thitung variabel ketjasama (X2) sebesar 4,029. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel ketjasama (X2 ) terhadap prestasi ketja.

3.

Nilai thitWlg variabel prakarsa (X3) sebesar 5,982. Sedangkan nilai t tabel adalah
sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara variabel prakarsa (X3) terhadap prestasi kerja.
Sehingga diperoleh Persamaan Regresi seperti di bawah Ini :
Y = - 262.896 + 19.597 Ln X 1 + 32.290 LnX2 + 26.460 LnXJ
Berdasarkan persamaan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa prestasi ketja

karyawanlpegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan dengan nilai koefisien regresi


sebesar 19,597, variabel ketjasama dengan nilai koefisien regresi sebesar 32,290 dan
variabel prakarsa dengan nilai koefisien regresi 26,460 dan variabel konstanta sebesar
(-262,896) yang merupakan nilai prestasi ketja yang dicapai oleh seorang karyawan/
pegawai apabila ia melakukan aktivitas walaupun aktifitas lain berupa ketaatan,
kerjasama dan prakarsa tidak dilakukan. Artinya dengan asumsi variabel-variabellain

76
konstan, maka apabila seorang karyawan/pegawai ingin menambah I (satu) satuan
nilai ketaatan yang ada,

maka prestasi keija yang akan dicapai akan bertambah

sebesar Ln I9,597, dan juga apabila ingin menambah I (satu) satuan nilai keijasama,
maka prestasi keija yang akan dicapai akan bertambah sebesar Ln 32,290, serta
apabila ingin menambah I (satu) satuan nilai prakarsanya, maka prestasi keija yang
akan dicapai akan bertambah sebesar Ln 26,460. Sehingga dengan persamaan ini
seorang karyawan/pegawai dapat memprediksi prestasi keija yang akan dicapainya
apabila ia melakukan penambahan pada variabel-variabel yang ada.

6.5

Penentuan Model yang Sesuai untuk Penilaian Kinerja berdasarkan DPJ


ditinjau dari Berbagai Model Persamaan Regresi

6.5.1 Penentuan Model berdasarkan Nilai Statistik R 2 , F hitung dan p


( probabilitas )
Berdasarkan hasil ar.alisis statistik yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya maka model yang sesuai dapat dilihat berdasarkan nilai R square dari
masing -masing metode uji regresi, baik regresi parametrik maupun regres1 non
parametrik. Berikut ini adalah tabel perbandingan nilai R2 , F hit, dan p:
Tabel 5.I I
Perbandingan nilai R2 , F hitung dan probabilitas
Metode regresi
Linier berganda
Polinomial
Logistik
Logaritma

Nilai Rz
0,737
0,777
0,50I
0,732

Nilai F hitunz
I03.628
46537.8I5
69542.776

Nilai p (probabilitas)
0.000
0.000
0.000
0.000

77
Berdasarkan tabel tersebut maka jika yang menjadi patokan metode yang
paling sesuai berdasarkan nilai R2 maka metode yang sesuai untuk penilaian kineija
adalah model regresi polinomial (kuadratik) dengan nilai R2 tertinggi yaitu 0,777,
p

= 0,000 dan F hitung = 46537,815. Namun Jika dilihat dari nilai F bitung yang

didapat, maka model regresi logaritma merupakan model yang Iebih baik denga11 nilai
F bitung sebesar 69542.776, p = 0,000 dan R2 = 0,732. Sehingga kita menjadi
kesulitan untuk mencari mana model yang lebih baik diantara ke 4 (empat) model
yang diuji di atas.
Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, maka untuk pengambilan keputusan
mengenai model mana yang Iebih baik, akan dilakukan pengujian melalui pendekatan
NFGDT (Nominal Of Focus Group Discussion Technique).

6.5.2 Penentuan Model berdasarkan NFGDT (Nominal Focus Group Discussion

Technique)
Berdasarkan basil survey pakar tentang pengembangan model penilaian
kineija pegawai negeri sipiul berdasarkan akumulasi daftar penilaian pelaksanaan
pekeijaan (DP3) ditinjau dari sudut akumulasi variabel dengan berbagai pendekatan
yang telah dilakukan maka persamaan model regresi yang dianggap lebih baik dapat
dilihat pada table 5.12 basil penghitungan statistik di bawah ini :
Tabel 5.12
Hasil Penghitungan Statistik NFGDT I
Regresi
Regresi
Regresi
Linier I
Polynomial
Logistik
N
Valid
5
5
5
Missing
0
0
0
Mean
6.60
8.80
3.80
Std. Deviation
1.52
.84
1.30
Variance
2.30
.70
1.70
Sum
33
44
19
Coef. Of Variation
.230
.095
.342

Regresi
Logaritma
5
0
7.20
.84
.70
36
.117

78
Setelah dilakukan pengulangan pada pengisian data oleh responden ahli, maka hasil
yang didapat berdasarkan hasil pengitungan statistik selanjutnya seperti pada tabel
5.13 berikut:
Tabel5.13
Hasil Penghitungan Statistik NFGDT II
Regresi
Linier
N

Valid
Missing

Mean
Std. Deviation
Variance
Sum
Coef. Of Variation

Regresi
Polynomial

Regresi
Logistik

Regresi
Logaritma

0
7.70
1.41
2.00

0
9.20
.836
.70
46
.091

0
4.40
1.14
1.30
22
.259

0
6.40
1.14
1.30
32
.178

35

.183

Sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang lebih baik diantara ke 4 (empat)
model tersebut adalah model regresi polynomial, karena memiliki nilai coefisien of
variation terendah, yang berarti tingkat kemufakatan musyawarah yang merupakan
kesepakatan untuk menentukan model yang terbaik adalah tinggi.

BAB . 7
PENUTUP

BAB7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, maka penelitian yang telah dilakukan pada 5 (lima) lembaga di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang yang terdiri dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas
Petemakan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Perkebunan dan Kehutanan
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

Hasil pengolahan data yang dibantu dengan perangkat komputer program SPSS
versi 10.01 dengan pendekatan (1) regresi tinier berganda diperoleh : Koefisien
determinasi (R2 ) = 0,737; p = 0,000; dan F hitung = 103.628 dengan model
persamaan Y = 0,249XI + 0,406X2 + 0,376X3; (2) regresi polynomial model
kuadratik dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) = 0,777, p = 0,000 dan F hitung
=

46537,815 dan model persamaan Y = 342.688 + (-8.519X2 + 0.057X22

(3.617X3 + -0.022X32

);

(3) regresi logistik : R2 = 0,501; p = 0,000 dan Chi square


1

(XZ) = 79.848 dengan persamaan Y == 1+ e-<- 136284+0 651 x,+O.s39x2 >

dan (4)

regresi logaritmik : R2 = 0,732; p = 0,000 dan F hitung = 69542.776 dengan


persamaan : Y = -262,896 + 19,597LnXI + 32,290LnX2 + 26,460LnX3.

Dari hasil perhitungan tersebut , jika yang menjadi patokan metode yang lebih
baik berdasarkan nilai R2 , maka metode yang lebih baik

untuk menentukan

pengembangan model periilaian kineija PNS adalah model regresi polinomial


kuadratik dengan nilai R2 tertinggi yaitu 0,777, p

0,000 dan F hitung =

46537,815. Namun Jika dilihat dari nilai F hitung yang didapat, maka model
79

80
regresi logaritma merupakan model yang lebih baik dengan nilai F hitung sebesar
69542.776, p = 0,000 dan R2 = 0,732. Sehingga kita menjadi kesulitan untuk
.mencari mana model yang lebih baik diantara ke 4 (empat) model yang diuji.

Berdasarkan pada kondisi di atas, maka untuk pengambilan keputusan mengenai


model mana yang lebih baik, dilakukan pengujian melalui pendekatan NFGDT
(Nominal Of Focus Group Discussion Technique) dengan mengumpulkan
pendapat dari Pakar mengenai model mana yang lebih baik berdasarkan basil
penghitungan dengan melihat nil::ti koefisien variasi terendah dari masing-masing
model sebagaimana yang tertera berikut ini :
I

Regresi
Linier

i
IN

I
i Mean

Valid
Missing

i Std. Deviation
: Variance
; Sum
: Coef. OfVariation

5
0
7.70
1.41
2.00
35
.183

Regresi
Polynomial
5
0
9.20
.836
.70
46
.091

Regresi
Logistik

5
0
4.40
1.14
1.30

22
.259

Regresi
Logaritma
5
0
6.40
1.14
1.30
32
.178

Sehingga dari tabel tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa model regresi yang
lebih baik diantara ke 4 (empat) model tersebut adalah model regresi polynomial,
karena memiliki nilai coefisien of variation terendah, hal itu berarti tingkat
keragaman daripada pemyataannya adalah rendah, yang berarti tingkat
kemufakatan musyawarah yang merupakan kesepakatan untuk menentukail model
yang terbaik adalah tinggi.

81

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat pada bab sebelumnya, dimana


pengembangan model penilaian kineija PNS yang lebih baik berdasarkan
analisis ke empat fungsi statistik yang digunakan dan pendapat para pakar
melalui Nominal Focus Group Discussion Technique (NFGDT) adalah
pendekatan analisis fungsi statistik model regresi polynomial kuadratik, maka
untuk selanjutnya disarankan agar nantinya model tersebut dapat digunakan
secara praktis di tingkat operasional dalam menghitung akumulasi nilai-nilai
variabel yang ada pada daftar penilaian pelaksanaan pekeijaan (DP3). Namun
dalam penggunaannya harus memiliki perangkat lunak yang sudah terisi
program tersebut di atas dengan formula sebagaimana hasil penelitian ini.
Untuk membangun keobyektifan penilaian kineija PNS tersebut akan lebih
baik jika proses penilaian ini dapat ditampilkan secara on-line pada semua
lembaga sehingga pegawai/karyawan yang dinilai dapat secara langsung
memasukkan, menghitung, dan menyimpulkan sendiri prestasi keijanya
dengan mengetahui kekuatan dan kelemahannya sendiri. Sehingga diharapkan
pula peningkatan kineija PNS

dapat didasarkan

pada peiformance

management yang ada.

Penelitian ini merupakan penelitian awal pengembangan model penilaian


kineija ditinjau dari sudut metode penjumlahan dengan menggunakan
pendekatan analisis fungsi statistik yang masih memerlukan penelitian dan
kajian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan meliputi
wilayah keija yang lebih luas serta melibatkan variabel-variabel lain yang
terkait dengan penilaian kineija pegawai negeri sipil (PNS) sebagaimana
tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekeijaan (DP3) saat ini.

DAFTAR PUSTAI(A

DAFTAR PUSTAKA

Alan Brache, 2002, Seri

Manajemen

Sumber

Daya

Manusia

" Kinetja I

Performance" (Ed), Tujuh Asumsi Yang Menghambat Perbaikan Kinerja, hal


55-61, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia.
Ananta, A (1987), Landasan Ekonometrika, Jakarta, PT. Gramedia.
Armstrong, M, 1998, Performance lvfanagement, Clays,Ltd,St.lves pie, England.
Bacal R, 2001, Performance Management, Edisi Bahasa Indonesia, Sun, Jakarta.
Gujarati, D, (1995), Basic Economics (3rd edition ed), New York: Me Graw-Hill, Inc.
Hadari Nawawi, 2003, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.


Hanke, J.E. & Reitch, A.G. (1998), Bussiness Forcasting (6th ed), London: PrinticeHall Intematonel Ltd.
Insukindro (1998), Smdrom R 2 da/am Ana/sis Regresi Limer Runtun Waktu, Jumal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 13(4 ), 1-1 I.
Irianto, A, (2004 ), Statistik (Konsep dasar & Aplikasinya), Jakarta, Prenada Media.
Mathis RL dan Jackson J.H, 2002, Manajemen Sumber daya Manusia, Salemba
Empat, Jakarta.
Maurice F. Villere, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia " Kinetja I
Performance " (Ed) Apakah sayur Mayur Organisasi Tumbuh di Tempat Anda

Bekerja?, hal 17 - 30, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo-Kelompok

Gramedia.

82

83
Mendenhall, W, Reinmuth, J.E. & Beaver, R (1989), Statistics for Mangement and

Economics (6th ed), Boston:PWS-Kent Publishing Company.


Mudrajad Kuncoro, 2001, Metode Kuantitatif (Feori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi), Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.


Peraturan Daerah Nomor 3 dan 4 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah dan Organisasi Dinas Kabupaten Sampang,
Sekretariat Kabupaten Sampang, Sampang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Peni1aian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Biro Kepegawaian Sekretariat
Wilayah Tingkat I Jawa Timur, Surabaya.
Pindyk, R.S. & Rubinfield, D.L (1990), Economics Models and Econometric

Forcasts, (3rd edition), New York:McGraw-Hill.


Prayitno, Djoko (1981), Analisa Regresi- Kore/asi, Yogyakarta, Liberty.
Ruky A, 2001, Sistem Manajemen Kinerja, Gramedia, Jakarta.
Surat Edaran Nomor 02/SE/1980 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil, Biro Kepegawaian Sekretariat Wilayah Tingkat I Jawa Timur,
Surabaya.
Stephen C. Harper , 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia " Kinerja I
Performance " (Ed), Pendekatan Pengembangan terhadap Peni/aian Kinerja,
hal 279- 290, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia.
Sugiono, 1998, Metode Pene/itian Administrasi, Alfa beta, Bandung.
Sudjana, 2002, Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

84

Tabachnick, B.G & Fidell, L.S. (1996), Using Multivariate Statistics (3rd ed), New
York:Harpercollins Collage Publisher.
Thomas C. Alewine, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia " Kinerja I
Performance" (Ed), Penilaian Kinerja dan Standar Kinerja, hal 244- 249,
Jakarta, PT. Elex Media Komputindo-Kelompok Gramedia.
White, H. (1980), A Heteroskedasticity - Consistent Covariance Estimator and A
Direct Test For Heteroskedasticity, Econometrica, 48,817-38.

LAMP IRAN

Lam piran : 1
KUE SION ER PEN ELIT IAN

85

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner ini merupakan alat untuk menggali informasi mengenai pendapat


pegawai/karyawan yang berkaitan dengan penilaian kinerja pegawai negeri sipil pada
kantor Badan Perencanaan Pembangunan dan Dinas di Iingkungan Pertanian
Kabupaten Sampang terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek penilaian
kinerja seperti prestasi kelja, ketaatan, keljasama dan prakarsa ..
Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan
Bapak/Ibu di iingkungan kerja, karena penelitian ini semata-mat a untuk keperluan
akademis. Untuk itu kami mengharapkan jawaban serta informasi yang benar-benar
obyektif berdasarkan penilaian hati nurani bapak/Ibu sesuai dengan kondisi dan
situasi di tempat kelja Bapak/Ibu.
Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini kami
ucapkan terima kasih.
IDENTIT AS RESPOND EN

1. Nama Penilai
2. Pangkat/gol
3. Jabatan
4. Nama yang Dinilai
5. Pangkat/golongan
6. Jabatan
7. Unit kerja/bagian

86
BLUE PRINT KUESIONER
VARIABEL
Prestasi Kerja

INDIKATOR

INTERVAL NILAI

1. Kecakapan dalam tugas

0-100

2. Keterampi1an
3. Pengalaman
4. Ketepatan waktu

5. Sehat jasmani dan rohani


6. Berdaya guna dan berhasil
guna
7. berbasis kompetensi
Ketaatan

1. T aat peraturan per undang -

0-100

undangan dan kedinasan


2. Taat perintah kedinasan
3. Taatjam kerja
4. Pelayanan prima.

5. Sop an santun
Kerjasama

1. Penghargaan

pendapat

0-100

orang lain.
2. Adaptif pada pendapat yang
benar
3.

~ernpertirnbangkan

usul

orang lain.
4. Dapat bekerjasarna

5. Dapat menerima keputus an.


Prakarsa

1. Kreatifitas.
2. Inovatif.

0-100

87

Lampiran Kuesioner
Mohon pemyataan berikut diisi sesuai dengan keyakinan Bapak/Ibu yang sebenamya.
Tidak ada jawaban yang salah atau jelek. Semua jawaban benar atau baik karena itu
merupakan keyakinan Bapakllbu. Dengan memperhatikan indikator penilaian yang
ada pada halamari sebelumnya, Bapakllbu dimohon memberikan nilai/penilaian
terhadap sejumlah karyawan yang berada di bawah kewenangan penilaian Bapak/lbu.
Adapun interval nilai yang diberikan adalah antara 0 (nol) hingga 100.
NIL AI

KET.

UN SUR

1
1

Prestasi Keija

Ketaatan

Keijasama

Prakarsa

ANGKA

SEBUTAN

TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMANYA

Lampiran: 2
REKAPITULASI DATA

88
Rekapitulasi data Responden Penelitian " Pengembangan Model Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) dan Dinas di lingkup Pertanian Kabupaten Sampang (Tinjauan
Berdasarkan Analisis Fungsi Statistik).
No.

I.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38
39.
40.
41.
42.
43.

Prestasi Kerja
(Y)

Ketaatan

Kerjasama

Prakarsa

(XI)

(X2)

(X3)

79
8080
79
78
78
79
79
79
79
79
78
78
79

79
79
78
79
78
78
79
78
78
79
79
78
78
80
79
79
80
79
78
79
76
66
79
77
78
76
77
78
80
76
76
78
77
75
80
81
81
80
80
80
79
83
80

79
79
79
79
78
79
78
79
79
79
79
79
78
78
78
80
78
77
77
79

79
79
79
78
78
78
79
79
78
78
79
79
79
78
77
78
79
78
79
78
74
65
79
78
77
76
77
78
79
76
76
78
77
75
79
81
80
81
79
81
80
82
80

77

78
79
78
78
79
76
70
79
78
77
76
78
77
79
76
75
78
77
75
79
81
80
81
80
80
80
84
80

77

70
79
77
77
76
76
77
80
76
77
78
77
75
79
81
81
80
80
81
80
83
80

89
44.

45.
46.
47:.

48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.

56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.

80
80
80
83
81
82
82
79
80
81
81
81
80
80
81
79
82
81
81
84
82
80
81
81
79
80
81
80
81
79
81
80
79
78
79
76
77
78
76
76
77
76
76
81
84
78
79
80
82
78

81
81
80
81
80
82
82
80
81
81
81
81
81
80

80
77
81
79
80
84
82
80
80
80
80
80
80
80
81
80
81
80
79
79
79
76
77
79
76
77
76
76
77

81
84
78
79
79
82
80

82
80
80
81
80
82
81
78
81
81
81
81
80
81
80
77
82
77
79
84
82
80
80
81
78
80
80
80
80
79
80
78
78
78
79
77
77
78
76
77

77
77
76
81
84
79
80
80
82
79

80
81
79
81
80
82
81
77
81
81
81
80
80
80
80
78
81
78
80
84
81
80
80
80
79
80
80
80
80
79
80
78
76
76
79
76
77
78
76
76
77
76
76
80
84
78
78
77
81
77

90
94.
95.
96.
97.
..98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.

90
85
80
80
80

79
79
78
82
80
80
82
82
80
79
75
80
80
85
75
80
80

Ill.

72

77

112.
113.

79
71

114.
115.

72
72

79
74
76
77

79
78
80
84
84
82
81
80
79
79
80
65

78
79
80
82
83
81
81
80
77

72

79
78
78
80
81
79
80
79
75
78
70
60
80
75
80
80
80
73
78
60

80

65

77

73

77

80
70
85
75
75
80
80
80
80

Larnpiran : 3
KUESIONER NFGDT I

91

KUESIONER PENGAMBILAN KEPUTUSAN NFGDT

Kuesioner ini merupakan alat untuk menggali infonnasi mengenai pendapat


pakar/ahli yang berkaitan dengan model statistic penilaian kineija pegawai negeri sipil
berdasarkan basil penghitungan statistik sebagaimana yang tertera di bawah ini.
Perbandingan nilai R square, F hitung dan probabilitas
Metode Ree;resi
Linier Berganda
Polinomial
Logistik
Logaritma

Nilai R2
0,737
0,777
0,501
0,732

Nilai F hitung
103.628
46537.815

Nilai X2

79.848
69542.776

Nilai p
0,000
0,000
0,000
0,000

Jawaban yang Bapak/lbu berikan akan menentukan basil penelitian model


mana yang lebih baik. Untuk itu kami mengharapkan jawaban yang benar-benar
obyektif berdasarkan penilaian hati nurani bapakllbu sesuai dengan keahlian yang
Bapak/Ibu miliki, dengan memberi skor pada kolom yang telah tertera di bawah ini :

Metode Regresi
Linier Berganda
Polinomial
Logistik
Logaritma

Skor ( 0- 10)
I

Kemudian setelah Bapak/lbu mengisi kolom skor dimaksud, kami mohon agar
jawaban kuesioner ini dapatnya dikirim kepada kami via pos/atau kami ambil sendiri
ke tempat Bapakllbu selambat-lambatnya 3 hari setelah kuesioner ini sampai ke
tangan Bapakllbu.
Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini kami
ucapkan terima kasih.

Lampira n: 4
REKAPITULASI DATA

92
RESPOND EN

Reg.Linier
Ber2anda

Regresi
Polynomial

Regresi
Lo2istik

Regresi
Logaritma

I
2

7
9
6
6
5

9
8

5
2
4
5
3

8
7
8
7
6

3
4
5

lO
9
8

Lampiran: 5
KUESIONER NFGDT II

93

KUESIONE R PENGAMBILAN KEPUTUSA N NFGDT (II)


Kuesioner ini merupakan kelanjutan untuk menggali informasi mengena1

p~mdapat pakar/ahli yang berkaitan dengan model statistic penilaian kinerja pegawai
negeri sipil berdasarkan hasil penghitungan statistik sebagaimana yang tertera di
bawah ini.

Reg.Linier
Berganda
N
Mean
Std. Deviation
Variance
Sum
Coef. Variation

Regresi
I Polynomial

6.6~ I

1.52
2.30
33
.230

5
8.80
0.84
0.70
44
.095

Regresi
Logistik
5
3.80
1.30
1.70
19
.342

Regresi
Logaritma
5
7.20
0.84
0.70
36
.117

Bapak/lbu dimohon sekali Jagi mengisi kolom skor dan memberikan nilai pada
kolom dimaksud berdasarkan pertimbangan perhitungan tabel diatas.

Metode Regresi
Linier Berganda
Polinomial
Logistik
Logaritma

i Skor ( 0 - 10 )

Kemudian setelah Bapak/lbu mengisi kolom skor dimaksud, kami mohon agar
jawaban kuesioner ini dapatnya dikirim kepada kami via pos/atau kami ambil sendiri
ke tempat Bapak/lbu selambat-lambatnya 3 hari setelah kuesioner ini sampai ke
tangan Bapak/Ibu.
Atas bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini kami
ucapkan terima kasih.

Lampiran: 6
REKAPITULASI DATA
NFGDT II

94

RESPOND EN

Reg.Linier
Berganda

Regresi
Polynomial

I
2

8
6
6
9
6

3
4
5

Regresi
Logistik

Regresi
Logaritma

10

3
4
6
4

6
5
8

10

8
9

Lam piran : 7
HASIL PENGHITUNGAN
STATISTIK

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smimov Test

..

N
Normal Parametersa.b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smimov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Prestasi kerja
115
79.08
3.06
.171
.144
-.171
1.835
.002

Ketaatan
115
79.10
2.34
.169
.133
-.169
1.814
.003

Kerjasama
115
78.97
2.38
.132
.114
-.132
1.415
.037

Prakarsa
115
78.06
3.67
.233
.177
-.233
2.494
.000

Regression
Variables Entered/Removedb

Modei
1

Variables
Entered
Prakarsa,
Ketaatan, a
Keriasama

Variables
Removed

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Prestasi kerja

Model Summaryb

Model

.8588

R Square

Adjusted R
Square

.737

.730

Std. Error of
the Estimate

Durbin-Watson

1.527

1.59

a. Predictors: (Constant), Prakarsa, Ketaatan, Kerjasama


b. Dependent Variable: Prestasi kerja

Sum of
Squares

Model

Regression
Residual
Total

788.696
281.600
1070.296

F
103.628

Mean Square

df

262.899
2.537

3
111
114

Sig.

.oooa

a. Predictors: (Constant), Prakarsa, Ketaatan, Kerjasama


b. Dependent Variable: Prestasi kerja

Coefficientr

Unstandardized
Coefficients
Std. Error
8

Model

(Constant)
Ketaatan
Kerjasama
Prakarsa

-2.030
.249
.406
.376

5.588
.091
.101
.061

Standardiz
ed
Coefficient
s
Beta

.190
.316
.451

-.363
2.722
4.005
6.126

Slg.

.717
.008
.000
.000

Coefficients"'

..
Model
1

Zero-order

Correlations
Partial

.692
.775
.801

.250
.355
.503

(Constant)
Ketaatan
Kerjasama
Prakarsa

Part
.133
.195
.298

Collinearit' Statistics
Tolerance
VIF
.489
.382
.437

2.046
2.621
2.286

a. Dependent Variable: Prestasi kerja

Collinearity Diagnostics"'

Model

Dimension

1
2
3
4

Eigenvalue
3.998
1.119E-03
3.443E-04
2.538E-04

a. Dependent Variable: Prestasi kerja

Condition
Index
1.000
59.788
107.756
125.502

(Constant)
.00
.25
.68
.07

Variance Proportions
Ketaatan
Kerjasama
.00
.00
.01
.00
.63
.04
.36
.96

Prakarsa
.00
.50
.32

.17

Non-linear Regression
All the derivatives will be calculated numerically.

Iteration

Residual SS

80
84

81
85

82
86

83

720208.0000
341405.5460

341405.5460

2.1

3355.174061

3355.174061

3.1

275.5814159

275.5814159

4.1

267.7203723

267.7203723

5.1

255.3681936

255.3681936

6.1

242.0690860

242.0690860

7.1

238.6892355

238.6892355

8.1

238.6892355

.000000000
.000000000
.044553225
. 045117758
.044553225
.045117758
.133725269
.135363627
.133725269
.135363627
-.17611419
.346602565
-.17611419
.346602565
-.83609361
683207129
-.83609361
683207129
-2.0944101
1.29037474
-2.0944101
1. 29037474
-3.6846311
2.50728152
-3.6846311
2.50728152
-2.7990573
3.61667330
-2.7990573
'3.61667330
-2.7990509
3.61666832

.000000000
.000000000
.000561743
. 000574277
.000561743
.000574277
.001683281
001719384
.001683281
. 001719384
.002789812
.000207792
.002789812
. 000207792
. 007097118
-.00210775
. 007097118
-.00210775
.015313424
-.00626958
.015313424
-.00626958
.025744123
-.01452958
.025744123
-.01452958
. 020167254
-.02195497
.020167254
-.02195497
.020167212
-.02195493

.000000000

1.1

.000000000
.000000000
3.52495439
.000563736
1.52495439
.000563736
10.5996161
.001690225
10.5996161
.001690225
29.9134868
.002431758
29.9134868
.002431758
55.8676500
.004581366
55.8676500
.004581366
112.681271
009671990
112.681271
. 009671990
239.286621
.027793767
239.286621
.027793767
342.688452
.057035869
342.688452
.057035869
342.688203
.057035837

.044635861
.044635861
.134018024
.134018024
.026867649
.026867649
-.30586093
-.30586093
-1.0971551
-1.0971551
-3.9311705
-3.9311705
-8.5190738
-8.5190738
-8.5190690

Run stopped after 16 model evaluations and 8 derivative evaluations.


Iterations have been stopped because the relative reduction between successive
residual sums of squares is at most SSCON = 1.000E-08

Nonlinear Regression Summary Statistics

Dependent Variable PRESTASI

DF

Source

Sum of Squares

Regression
Residual
unC:;orrected Total

7
108
115

719969.31076
238.68924
720208.00000

(Corrected Total)

114

1070.29565

Mean Square
102852.75868
2.21009

R squared = 1 - Residual SS I Corrected SS

Parameter
BO
B1
B2
B3
B4
B5
B6

Estimate

.77699

Asymptotic 95 %
Confidence Interval
Lower
Upper

Asymptotic
Std. Error

342.68845174 93.538598130 157.27872286 528.09818062


-2.799057268 2.054053504 -6.870547657 1. 272433121
020167254
.013237997 -.006072753
.046407262
-8.519073769 3.918675998 -16.28656942 -.751578116
.057035869
.007549581
.024965669
.106522156
3.616673304 1.186298405 1.265224062 5.968122545
-.021954966
.008130873 -.038071767 -.005838164

Asymptotic Correlation Matrix of the Parameter Estimates

BO
B1
B2
B3
B4
B5
B6

BO

B1

B2

B3

B4

B5

B6

1.0000
.0775
-.0761
-.7801
.7790
.4458
-.4247

.0775
1.0000
-.9990
-.6298
. 6285
.2189
-.2057

-.0761
-.9990
1.0000
6234
-.6225
-.2026
.1887

-.7801
--6298
. 6234
1.0000
-.9997
-.6766
.6566

.7790
.6285
-.6225
-.9997

.4458
.2189
-.2026
-.6766
.6796
1.0000
-.9985

-.4247
-.2057
.1887
.6566
-.6603
-.9985
1.0000

1. OOOG

.6796
-.6603

Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa
Selected Cases
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total

Percent

115
0
115
0
115

100.0
.0
100.0
.0
100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding


Original Value
kurang baik
baik

Internal Value

0
1

Block 0: Beginning Block


Classification Table"b
Predicted

StepO

Kategori )restasi
kurang baik
baik

Observed
Kategori prestasi

kurang baik
baik

61
54

Percentage
Correct

0
0

100.0
.0
53.0

Overall Percentage
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

StepO

8
-.122

Constant

S.E.

Wald

.187

df

Sig.

.426

.514

Variables not in the Equation


Score
Step

Variables

KETAATAN
KERJASAM
PRAKARSA

35.653
42.699
25.945
46.789

Overall Statistics

Block 1: Method

=Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square
Step 1

Step
Block
Model

79.848
79.848
79.848

df

Sig.

3
3
3

.000
.000
.000

Sig.

df

1
1
1

.000
.000
.000
.000

Exp(B)

.885

Model Summary

Step
1

-2 Log
likelihood
79.150

Cox&Snell
R Square
.501

Nagelkerke R
Sguare
.668

Classification TableB
Predicted

Step 1

Observed
Kategori prestasi

kurang baik
baik

Kategori :>restasi
kurang baik
baik
55
6
9
45

Overall Percentage

Percentage
Correct
90.2
83.3
87.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

8
SJep
1

KETAATAN
KERJASAM
PRAKARSA
Constant

.651
.839
.230
-136.284

S.E.
.240
.293
.245
26.365

Wald
7.386
8.196
.882
26.720

df

Variables In the Equation

SJep
1

KETAATAN
KERJASAM
PRAKARSA
Constant

95.0% C.l.for EXPCB)


Upper
Lower
3.069
1.199
1.303
4.107
.779
2.035

a. Variable(s) entered on step 1: KETAATAN, KERJASAM, PRAKARSA.

1
1
1
1

Sig.
.007

.004
.348
.000

Exp(B)
1.918
2.313
1.259
.000

Non-linear Regression
All the derivativ es will be calculate d numerica lly.

Iteration
1
1.1
2
2.1
3
3.1
4
4 .1
5
5.1
6
6.1
7

7.1

Residual SS

BO

B2.

B2

83

720208.00 00
414486.15 02
414486.15 02
55191.157 54
55191.157 54
693.43355 03
693.43355 03
485.71714 66
485.71714 66
300.50475 00
300.50475 00
287.27352 40
287.27352 40
287.27352 40

.00000000 0
4.7781464 4
4.7781464 4
14.331011 6
14.331011 6
-8.209684 9
-8.209684 9
-69.62962 1
-69.62962 1
-208.4283 8
-208.4283 8
-262.8964 8
-262.8964 8
-262.8964 2

.00000000 0
1. 0935177 5
1. 0935177 5
3.2805322 1
3.2805322 1
4.4991404 9
4.4991404 9
5.3610091 6
5.3610091 6
14.301652 9
14.301652 9
19.597062 4
19.597062 4
19.597026 2

.00000000 0
1.0939961 7
1.0939961 7
3.2820835 3
3.2820835 3
5.4179029 4
5. 4D90294
8.1340482 2
8.1340482 2
21.937582 3
21.937582 3
32.290106 3
32.290106 3
32.290120 3

.00000000 0
1.0971876 7
1. 09718767
3.2922752 9
3.2922752 9
10.092447 9
10.092447 9
20.602906 3
20.602906 3
29.651488 0
29.651488 0
26.460334 0
26.460334 0
26.460342 2

Run stopped after 14 model evaluatio ns and 7 derivativ e evaluatio ns.


Iteration s have been stopped because the relative reduction between successiv e
residual sums of squares is at most SSCON = 1.000E-08
Nonlinear Regressio n Summary Statistic s
Source

DF

Dependen t Variable PRESTASI

Sum of Squares

Regressio n
Residual
Uncorrect ed Total

4
111
ll5

719920.72 648
287.27352
720208.00 000

(Correcte d Total)

114

1070.2956 5

R squared

Parameter
BO
81
82
83

Mean Square
179980.18 162
2.58805

1 - Residual SS I Corrected SS

Estimate

Asymptot ic
Std. Error

.73159

Asymptot ic 95 %
Confidenc e Interval
Lower
Upper

-262.8964 201 24.330293 983 -311.1085 218


19.597026 243 7.0601779 95 5.6068122 30
32.290120 285 8.0148840 73 16.408092 445
26.460242 227 4.4229057 36 17.696059 251

-214.6843 183
33.587240 257
48.172148 125
35.224625 204

Asymptot ic Correlati on Matrix of the Paramete r Estimates

BO
B'l
B2
B3

BO

B1

B2

B3

1. 0000

-.4385
1. 0000
-.4503
-.2295

-.4504
-.4503
1. 0000
-.5274

.2581
-.2295
-.5274
1.0000

-.4385
-.4504
.2581

Frequencies
Statistics
Regresi
Linier 1

Valid
Missing

Mean
Std. Deviation
Variance
Sum

5
0
6.60
1.52
2.30
33

Regresi
Logaritmik 1
5
0
7.20

44

Regresi
Logistik 1
5
0
3.80
1.30
1.70
19

Regresi
Polinomiai2
5
0
6.60
1.10
1.20
44

Regresi
Logistik 2
5
0
4.40
1.14
1.30
22

Regresi
Logaritmik 2
5
0
6.40
1.14
1.30
32

Regresi
Polinomial 1
5
0
8.80

.84
.70

.84
.70

36

Frequencies
Statistics
Regresi
Linier2

N
Mean
Std. Deviation
Variance
Sum

Valid
Missing

5
0
7.00

1.41
2.00
35

Вам также может понравиться