Вы находитесь на странице: 1из 36

Pengertian

Anemia hemolitik adalah anemia yan di sebabkan oleh proses hemolisis,yaitu


pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.Pada anemia hemolitik,
umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit 100-120 hari).
Anemia hemolitik adalah anemia karena hemolisis, kerusakan abnormal sel-sel darah
merah (sel darah merah), baik di dalam pembuluh darah (hemolisis intravaskular) atau di
tempat lain dalam tubuh (extravascular)..
2.2

Etiologi
Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik & faktor
ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel eritrosit. Kelainan
karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Keadaan ini dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Gangguan struktur dinding eritrosit
Sferositosis
Penyebab hemolisis pada penyakit ini diduga disebabkan oleh kelainan membran eritrosit.
Kadang-kadang penyakit ini berlangsung ringan sehingga sukar dikenal. Pada anak gejala
anemianya lebih menyolok daripada dengan ikterusnya, sedangkan pada orang dewasa
sebaliknya. Suatu infeksi yang ringan saja sudah dapat menimbulkan krisis aplastik
Kelainan radiologis tulang dapat ditemukan pada anak yang telah lama menderita kelainan
ini. Pada 40-80% penderita sferositosis ditemukan kolelitiasis.
Ovalositosis (eliptositosis)
Pada penyakit ini 50-90% dari eritrositnya berbentuk oval (lonjong). Dalam keadaan normal
bentuk eritrosit ini ditemukan kira-kira 15-20% saja. Penyakit ini diturunkan secara dominan
menurut hukum mendel. Hemolisis biasanya tidak seberat sferositosis. Kadang-kadang
ditemukan kelainan radiologis tulang. Splenektomi biasanya dapat mengurangi proses
hemolisis dari penyakit ini.
A-beta lipropoteinemia
Pada penyakit ini terdapat kelainan bentuk eritrosit yang menyebabkan umur eritrosit tersebut
menjadi pendek. Diduga kelainan bentuk eritrosit tersebut disebabkan oleh kelainan
komposisi lemak pada dinding sel.
b. Gangguan pembentukan nukleotida

Kelainan ini dapat menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah, misalnya pada panmielopatia
tipe fanconi.
Anemia hemolitik oleh karena kekurangan enzim sbb:
Definisi glucose-6- phosphate-Dehydrogenase (G-6PD)
Defisiensi Glutation reduktase
Defisiensi Glutation
Defisiensi Piruvatkinase
Defisiensi Triose Phosphate-Isomerase (TPI)
Defisiensi difosfogliserat mutase
Defisiensi Heksokinase
Defisiensi gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase
c.

Hemoglobinopatia
Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari hemoglobinnya (95%), kemudian
pada perkembangan selanjutnya konsentrasi HbF akan menurun, sehingga pada umur satu
tahun

telah

mencapai

keadaan

yang

normal

Sebenarnya terdapat 2 golongan besar gangguan pembentukan hemoglobin ini, yaitu:


Gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal). Misal HbS, HbE dan
lain-lain
Gangguan jumblah (salah satu atau beberapa) rantai globin. Misal talasemia
2. Faktor Ekstrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat
Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang dibentuk oleh tubuh
sendiri.
Infeksi, plasmodium, boriella
2.3

Patofisiologi
Hemolisis adalah acara terakhir dipicu oleh sejumlah besar diperoleh turun-temurun dan
gangguan. etiologi dari penghancuran eritrosit prematur adalah beragam dan dapat
disebabkan oleh kondisi seperti membran intrinsik cacat, abnormal hemoglobin, eritrosit
enzimatik cacat, kekebalan penghancuran eritrosit, mekanis cedera, dan hypersplenism.
Hemolisis dikaitkan dengan pelepasan hemoglobin dan asam laktat dehidrogenase (LDH).
Peningkatan bilirubin tidak langsung dan urobilinogen berasal dari hemoglobin dilepaskan.

Seorang pasien dengan hemolisis ringan mungkin memiliki tingkat hemoglobin normal
jika peningkatan produksi sesuai dengan laju kerusakan eritrosit. Atau, pasien dengan
hemolisis ringan mungkin mengalami anemia ditandai jika sumsum tulang mereka produksi
eritrosit transiently dimatikan oleh virus (Parvovirus B19) atau infeksi lain, mengakibatkan
kehancuran yang tidak dikompensasi eritrosit (aplastic krisis hemolitik, di mana penurunan
eritrosit terjadi di pasien dengan hemolisis berkelanjutan). Kelainan bentuk tulang tengkorak
dan dapat terjadi dengan ditandai kenaikan hematopoiesis, perluasan tulang pada masa bayi,
dan gangguan anak usia dini seperti anemia sel sabit atau talasemia.
2.4

Manifestasi Klinis
Kadang kadang Hemolosis terjadi secara tiba- tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang di tandai dengan:

Demam
Mengigil
Nyeri punggung dan lambung
Perasaan melayang
Penurunan tekana darah yang berarti
Secara mikro dapat menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil pemecahan eritrosit.
Peningkatan zat tersebut akan dapat terlihat pada hasil ekskresi yaitu urin dan feses.
2. Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya tidak ada karena
hemoglobin terikat pada eritrosit. Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan membuat
hemoglobin dilepaskan kedalam plasma. Jumlah hemoglobin yang tidak dapat diakomodasi
seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkan hemoglobinemia.
3. Masa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.
4. Retikulositosis : produksi eritrosit yang meningkat sebagai kompensasi banyaknya eritrosit
yang hancur sehingga sel muda seperti retikulosit banyak ditemukan.
2.5

Pemeriksaan Diagnostik
1. Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat:

Bilirubin serum meningkat


Urobilinogen urin meningkat, urin kuning pekat
Strekobilinogen feses meningkat, pigmen feses menghitam
2. Gambaran peningkatan produksi eritrosit

Retikulositosis, mikroskopis pewarnaan supravital


hiperplasia eritropoesis sum-sum tulang

3. Gambaran rusaknya eritrosit:


morfologi : mikrosferosit, anisopoikilositosis, burr cell, hipokrom mikrositer, target cell,
sickle cell, sferosit.
fragilitas osmosis, otohemolisis
umur eritrosit memendek. pemeriksaan terbaik dengan labeling crom. persentasi aktifikas
crom dapat dilihat dan sebanding dengan umur eritrosit. semakin cepat penurunan aktifikas
Cr maka semakin pendek umur eritrosit
2.6

Penatalaksanaan / Pengobatan
Lebih dari 200 jenis anemia hemolitik ada, dan tiap jenis memerlukan perawatan khusus.
Oleh karena itu, hanya aspek perawatan medis yang relevan dengan sebagian besar kasus
anemia hemolitik yang dibahas di sini.
1. Terapi transfusi

Hindari transfusi kecuali jika benar-benar diperlukan, tetapi mereka mungkin penting bagi
pasien dengan angina atau cardiopulmonary terancam status.
Administer dikemas sel darah merah perlahan-lahan untuk menghindari stres jantung.
Pada anemia hemolitik autoimun (AIHA), jenis pencocokan dan pencocokan silang mungkin
sulit. Gunakan paling tidak kompatibel transfusi darah jika ditandai.. Risiko hemolisis akut
dari transfusi darah tinggi, tetapi derajat hemolisis tergantung pada laju infus.. Perlahan-lahan
memindahkan darah oleh pemberian unit setengah dikemas sel darah merah untuk mencegah
kehancuran cepat transfusi darah.
Iron overload dari transfusi berulang-ulang untuk anemia kronis (misalnya, talasemia atau
kelainan sel sabit) dapat diobati dengan terapi khelasi. Tinjauan sistematis baru-baru ini
dibandingkan besi lisan chelator deferasirox dengan lisan dan chelator deferiprone parenteral
tradisional agen, deferoxamine. 10

2. Menghentikan obat
Discontinue penisilin dan agen-agen lain yang dapat menyebabkan hemolisis kekebalan tubuh
dan obat oksidan seperti obat sulfa (lihat Diet).

Obat yang dapat menyebabkan hemolisis kekebalan adalah sebagai berikut (lihat Referensi
untuk daftar lebih lengkap):
Penisilin
Sefalotin
Ampicillin
Methicillin
Kina
Quinidine
Kortikosteroid dapat dilihat pada anemia hemolitik autoimun.
3.

Splenektomi dapat menjadi pilihan pertama pengobatan dalam beberapa jenis anemia
hemolitik, seperti spherocytosis turun-temurun.

Dalam kasus lain, seperti di AIHA, splenektomi dianjurkan bila langkah-langkah lain telah
gagal.
Splenektomi biasanya tidak dianjurkan dalam gangguan hemolitik seperti anemia hemolitik
agglutinin dingin.
Diimunisasi terhadap infeksi dengan organisme dikemas, seperti Haemophilus influenzae dan
Streptococcus pneumoniae, sejauh sebelum prosedur mungkin.

BAB III
PEMBAHASAN KASUS
KASUS :
Tn D datang kerumah sakit DKT pada tanggal 14 November 2009 dengan di antar keluarga
nya, Tn D mengeluhkan pusing, lemas, menggigil, nyeri punggung dan lambung nya serta
sesak nafas, dan mudah lelah saat beraktivitas. Tn D mengatakan tidak ada nafsu makan,
mual dan muntah. Tn D mengatakan sebelum sakit berat badan nya 65 Kg. Klien tampak
pucat, konjungtiva pucat. Tn D mengatakan bahwa awalnya dia mengira kalau dia hanya
kelelahan bekerja dan jadwal makan tidak teratur, tapi lama kelamaan penyakitnya
bertamabah parah.

Setelah dilakukan pemerikasaan TD : 100/70 mmHg, Suhu : 35 0 C, RR : 24x/i, HR : 85x/i,


BB : 58, TB : 167. Badan pasien teraba dingin. Pada palpasi bagian abdomen diketahui
bahwa pasien mengalami Splenomegali dan pada saat aukultasi terdengar bunyi usus
menurun . Porsi makan yang diberikan tidak digabiskan. Urine pasien berwarna pekat, feses
nya hitam dan keras .
Setelah dilakukan pemeriksaan Labor didapatkan jumlah eritrosit 3000 sel/mm3.
A.

Pengkajian
DS :

Tn D mengeluhkan pusing, lemas, menggigil, nyeri punggung dan lambung, serta sesak nafas
dan mudah lelah saat beraktivitas.
Tn D mengatakan tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah
Tn D mengatakan sebelum sakit berat badan nya 65 Kg.
DO :
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 350
RR : 24x/i
HR : 85x/i
BB : 58 Kg
Pasien tampak pucat dan konjungtiva pucat
Pada saat palpasi abdomen terdapat splenomegali
Porsi makan yang diberikan tidak dihabiskan
Badan pasien teraba dingin
Urine pekat dan feses hitam
Pada Auskultasi terdengar bunyi usus
Jumlah eritrosit 3000 sel/mm3
B.

Analisa Data
NO
1

SIGN & SYMTOMP


ETIOLOGI
PROBLEM
DS : Tn D mengeluhkan Penurunan
komponen Perubahan
perfusi
pusing,

lemas,

menggigil, seluler yang diperlukan jaringan

nyeri punggung dan lambung, untuk


serta sesak nafas dan mudah oksigen
lelah saat beraktivitas.

pengiriman

DO :
Badan pasien teraba dingin
Pasien tampak pucat dan
konjungtiva pucat
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 350
RR : 24x/i
HR : 85x/i
2

Jumlah eritrosit 3000 sel/mm3


DS :

Nafsu makan menurun, Gangguan

Tn D mengatakan tidak ada

mual

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan tubuh.

nafsu makan, mual, dan


muntah
Tn D mengatakan sebelum sakit
berat badan nya 65 Kg.
DO :
Porsi makan yang diberikan
tidak habis
Keadaan umum buruk
3

BB : 58 Kg
DS : Tn

mengatakan Penurunan masukan diet; Konstipasi

lambung nya nyeri

perubahan

DO :

pencernaan;

Urine pekat dan feses hitam

proses
efek

samping terapi obat.

Pada Auskultasi terdengar bunyi


4

usus menurun
DS : Tn D mengeluhkan Ketidakseimbangan
pusing,

lemas,

serta

sesak antara

suplai

nafas dan mudah lelah saat (pengiriman)


beraktivitas.

kebutuhan,

DO :

fisik.

TD : 100/70 mmHg
RR : 24x/i
HR : 85x/i

Intoleransi aktifitas

oksigen
dan

kelemahan

DS : Tn D mengatakan bahwa Kurang

Kurang pengetahuan

awalnya dia mengira kalau dia terpajan/mengingat

hanya kelelahan bekerja dan salah

interpretasi

jadwal makan tidak teratur, informasi

tapi

lama

tidak

kelamaan mengenal

sumber

penyakitnya bertamabah parah. informasi.


DO : C.

NCP
N

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

O
1.

Perubahan perfusi

Peningkatan

jaringan

perfusi jaringan

Intervensi
- Awasi tanda vital kaji

b.d Penurunan
diperlukan untuk

KH :

kulit/membrane

Tn. D membaik

perfusi jaringan dan

dasar membantu menetukan

kuku.

kebutuhan intervensi.

TD : 120/80
DS : Tn D mengeluhkan mmHg
pusing,

lemas,

punggung dan lambung,

toleransi.

Jumlah Eritrosit

serta sesak nafas dan 5000 9000


mudah

lelah

dan

oksigenasi

untuk

kebutuhan

seluler.

Catatan

saat sel/mm3

kontraindikasi

beraktivitas.
DO :

paru

tempat tidur sesuai memaksimalkan

nyeri 370 C

menggigil,

Meningkatkan

- Tinggikan kepala ekspansi

Suhu 36,50 C

tentang

warna derajat/keadekuatan

Keadaan umum mukosa,

pengiriman oksigen

Memberikan

pengisian informasi

kapiler,

komponen seluler yang

Rasional

bila

ada hipotensi.
-

Badan pasien teraba

Awasi

upaya

pernapasan

dingin

auskultasi

Pasien tampak pucat

napas

dan konjungtiva pucat

Gemericik
menununjukkan

gangguan

bunyi

karena

perhatikan

jajntung
regangan

jantung

bunyi adventisius.

TD : 100/70 mmHg

lama/peningkatan

Suhu : 350

kompensasi

RR : 24x/i
HR : 85x/i

curah

Selidiki keluhan jantung.


nyeri

Iskemia

seluler

Jumlah eritrosit 3000

dada/palpitasi.

mempengaruhi

sel/mm3

jaringan

miokardial/

potensial risiko infark.


-

Hindari
penggunaan botol
penghangat
botol

atau

air

Ukur

panas.

suhu

mandi

Termoreseptor
jaringan

dermal

dangkal

karena

gangguan oksigen

air

dengan

thermometer.
-

Kolaborasi
pengawasan hasil
pemeriksaan

defisiensi

laboraturium.

dan

kebutuhan pengobatan

Berikan sel darah

/respons

merah

terhadap

terapi.

lengkap/packed
produk

Mengidentifikasi

darah

sesuai indikasi.
-

Berikan oksigen
tambahan

sesuai

indikasi.
-

Berikan transufi
darah

sesuai

indikasi

2.

Gangguan nutrisi kurang

Kebutuhan nutrisi -

dari kebutuhan tubuh.

sesuai dengan

nutrisi,

b.d nafsu makan

kebutuhan tubuh

makan

menurun, mual

Tn D mengatakan tidak

Keadaan umum
membaik

transport oksigen ke
jaringan.

sel darah merah


riwayat- Mengidentifikasi
termasuk defisiensi,
yang memudahkan
intervensi

Observasi
catat

Memaksimalkan

- Meningkatkan jumlah

disukai
KH :

DS :

Kaji

dan-

Mengawasi

masukkan masukkan kalori atau

makanan pasien

kualitas kekurangan

ada nafsu makan, mual, Tn D dapat


dan muntah

porsi makan yang -

sebelum sakit berat

Timbang

intervensi nutrisi
-

peningkatan BB
makan

badan atau efektivitas

Mengalami

DO :
yang

Mengawasi

berat penurunan berat

badan setiap hari.

diberikan

badan nya 65 Kg.


Porsi

menghabiskan

Tn D mengatakan

konsumsi makanan

Berikan makan kelemahan,


sedikit

diberikan tidak habis

Menurunkan

dengan meningkatkan

Keadaan umum buruk

frekuensi

BB : 58 Kg

dan atau makan mencegah distensi

sering pemasukkan dan

diantara

waktu gaster

makan
-

Observasi
catat

dan menunjukkan efek

kejadian anemia (hipoksia)

mual/muntah,
flatus

Gejala GI dapat

dan

pada organ.
dan

gejala lain yang


berhubungan
-

Berikan
Bantu

Meningkatkan nafsu

dan makan dan

hygiene pemasukkan oral.

mulut yang baik ; Menurunkan


sebelum
sesudah

dan pertumbuhan bakteri,


makan, meminimalkan

gunakan sikat gigi kemungkinan infeksi.


halus
penyikatan
lembut.
pencuci

untuk Teknik perawatan


yang mulut khusus
Berikan mungkin diperlukan
mulut bila jaringan

yang di encerkan rapuh/luka/perdarahan


bila mukosa oral dan nyeri berat.
luka.

Membantu dalam
rencana diet untuk

Kolaborasi pada memenuhi kebutuhan

ahli

gizi

untuk individual

rencana diet.

Meningkatakan
efektivitas program
pengobatan, termasuk

Kolaborasi
pantau

; sumber diet nutrisi

hasil yang dibutuhkan.

pemeriksaan

laboraturium

Kebutuhan
penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau

Kolaborasi; adanyan masukkan


berikan

obat oral yang buruk dan

sesuai indikasi
3.

Konstipasi b.d

Membuat/kembali

defisiensi yang

diidentifikasi.
Observasi warna - Membantu

penurunan masukan diet; pola normal dari

feses, konsistensi,

mengidentifikasi

perubahan proses

frekuensi dan

penyebab /factor

jumlah

pemberat dan

fungsi usus

pencernaan; efek
samping terapi obat.

KH :
Tn D mengatakan

DS : Tn D mengatakan lambungnya tidak

intervensi yang tepat.


Auskultasi bunyi - bunyi usus secara
usus

umum meningkat

lambung nya nyeri

nyeri lagi

pada diare dan

DO :

Warna urine

menurun pada

Urine pekat dan feses hitam

normal, dan warna

konstipasi

Pada Auskultasi terdengar

feses normal serta

Awasi intake dan - dapat

konsistensi yang

output (makanan

mengidentifikasi

normal

dan cairan).

dehidrasi, kehilangan

bunyi usus menurun.

Bunyi usus

berlebihan atau alat

normal.

dalam
mengidentifikasi
defisiensi diet
Dorong

- membantu dalam

masukkan cairan

memperbaiki

2500-3000 ml/hari

konsistensi feses bila

dalam toleransi

konstipasi. Akan

jantung

membantu
memperthankan status
hidrasi pada diare

Hindari makanan - menurunkan distress


yang membentuk

gastric dan distensi

gas

abdomen

Kaji kondisi kulit - mencegah ekskoriasi


perianal dengan

kulit dan kerusakan

sering, catat
perubahan kondisi
kulit atau mulai
kerusakan.
Lakukan
perawatan perianal
setiap defekasi
bila terjadi diare.
Kolaborasi ahli
gizi untuk diet

- serat menahan enzim

seimbang dengan

pencernaan dan

tinggi serat dan

mengabsorpsi air

bulk.

dalam alirannya
sepanjang traktus
intestinal dan dengan
demikian
menghasilkan bulk,
yang bekerja sebagai
perangsang untuk

Berikan pelembek defekasi.


feses, stimulant

- mempermudah

ringan, laksatif

defekasi bila

pembentuk bulk

konstipasi terjadi.

atau enema sesuai

indikasi. Pantau
keefektifan.
(kolaborasi)
Berikan obat
antidiare, misalnya
Defenoxilat
Hidroklorida

- menurunkan motilitas

dengan atropine

usus bila diare terjadi.

(Lomotil) dan obat


mengabsorpsi air,
misalnya
Metamucil.
4.

Intoleransi aktifitas b.d Dapat


ketidakseimbangan
antara

suplai

mempertahankan /

ADL pasien.

Mempengaruhi
pilihan
intervensi/bantuan

dan ambulasi/aktivitas
-

kelemahan

fisik.

DO :
TD : 100/70 mmHg

dan upaya

sesudah aktivitas.

RR : 12 21x/i
HR : 60 80x/i

dari

jantung

dan

paru untuk membawa


jumlah

serta dengan normal.

sesak nafas dan mudah

lelah saat beraktivitas.

Manifestasi

vital kardiopulmonal

sebelum

Tn D dapat

DS : Tn D mengeluhkan beraktivitas
lemas,

Observasi tanda- tanda

KH :

pusing,

(kolaborasi).
Kaji kemampuan -

oksigen meningkatkan

(pengiriman)
kebutuhan,

oksigen

adekuat ke jaringan
-

Berikan lingkungan

TD : 120/80

tenang,

mmHg

pengunjung,

RR : 24x/i

istirahat

untuk

batasi menurunkan

kurangi

HR : 85x/i

Meningkatkan

dan kebutuhan

oksigen

suara tubuh

bising,

dan

menurunkan regangan

pertahankan tirah jantung dan paru


baring

bila

indikasikan
-

di
-

Meningkatkan

Rencanakan aktivitas

secara

kemajuan aktivitas bertahap

sampai

dengan

pasien, normal

dan

termasuk aktivitas memperbaiki

tonus

yang

pasien otot/stamina

tanpa

pandang

perlu. kelemahan.

Tingkatkan tingkat Meingkatkan


aktivitas

sesuai diri

toleransi.
-

harga

dan

rasa

terkontrol.

Gunakan teknik -

Mendorong pasien

menghemat

melakukan

banyak

energi,

aktivitas

dengan

membatasi
penyimpangan energi
dan

mencegah

kelemahan.
-

Regangan/stress

Anjurkan pasien kardiopulmonal


untuk

berlebihan

mengehentikan

menimbulkan

aktivitas

dapat

bila dekompensasi

palpitasi,

nyeri /kegagalan

dada,

nafas

pendek,
kelemahan,
5.

atau

Kurang pengetahuan

Pasien mengerti

pusing terjadi.
Berikan informasi

memberikan dasar

Kurang

dan memahami

tentang anemia

pengetahuan sehingga

terpajan/mengingat ;

tentang penyakit,

spesifik.

pasien dapat membuat

salah interpretasi

prosedur

Diskusikan

pilihan yang tepat.

informasi ; tidak

diagnostic dan

kenyataan bahwa

Menurunkan ansietas

mengenal sumber

rencana

terapi tergantung

dan dapat

informasi.

pengobatan.

pada tipe dan

meningkatkan

beratnya anemia.

kerjasama dalam

KH :

DS : Tn D mengatakan
Tinjau tujuan dan
Pasien menyatakan
bahwa awalnya dia
persiapan untuk

program terapi

mengira kalau dia hanya pemahamannya

pemeriksaan

kelelahan bekerja dan proses penyakit

diagnostic

jadwal

makan

teratur,

tapi

kelamaan

ansietas/ketakutan
tentang ketidaktahuan

tidak dan

meningkatkan stress,

lama penatalaksanaan

selanjutnya

penyakitnya penyakit.

bertamabah parah.
DO : -

meningkatkan beban

Mengidentifikasi

jantung. Pengetahuan

factor penyebab.

menurunkan ansietas.

Melakukan tiindakan

Kaji tingkat

megetahui seberapa

yang

pengetahuan klien

jauh pengalaman dan

perlu/perubahan

dan keluarga

pengetahuan klien dan

pola hidup.

tentang

keluarga tentang

penyakitnya

penyakitnya

dengan mengetahui

Berikan

penyakit dan

penjelasan pada

kondisinya sekarang,

klien tentang

klien akan tenang dan

penyakitnya dan

mengurangi rasa

kondisinya

cemas

sekarang.

Mengetahui seberapa
jauh pemahaman

Minta klien dan

klien dan keluarga

keluarga

serta menilai

mengulangi

keberhasilan dari

kembali tentang

tindakan yang

materi yang telah

dilakukan

diberikan

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Anemia hemolitik adalah anemia yan di sebabkan oleh proses hemolisis,yaitu

pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.Pada anemia hemolitik,


umur eritrosit menjadi lebih pendek (normal umur eritrosit 100-120 hari)
Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik & faktor
ekstrinsik.
1. Faktor Intrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel eritrosit. Kelainan
karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Keadaan ini dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
Gangguan struktur dinding eritrosit
Gangguan pembentukan nukleotida
Hemoglobinopatia
2. Faktor Ekstrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat
Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang dibentuk oleh tubuh
sendiri.
Infeksi, plasmodium, boriella
4.2

Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html
1. PATOFISIOLOGI
Ada 2 mekanisme yang menyebabkan anemia hemolitik autoimun. Yaitu aktivasi komplemen
dan aktivasi mekanisme seluler, atau kombinasi keduanya.
1. aktivasi komplemen. Ada dua cara aktivasinya, klasik dan alternatif.
(1) Kalau klasik biasanya diaktifkan oleh antibodi IgM, IgG1, IgG2 dan IgG3. Mulai dari C1,
C4, dst hingga C9, nanti ujungnya terbentuklah kompleks penghancur membran yg terdiri
dari molekul C5b,C6,C7,C8 dan beberapa molekul C9. Kompleks ini akan menyusup ke
membran sel eritrosit dan mengganggu aliran transmembrannya, sehingga permeabilitas
membran eritrosit normal akan terganggu, akhirnya air dan ion masuk, eritrosit jadi bengkak
dan ruptur.
(2) Untuk aktivasi alternativ hanya berbeda urutan pengaktivannya, ujungnya antar molekul
C5b yang akan menghancurkan membran eritrosit.
2. aktivasi mekanisme seluler. Mekanismenya, jika ada eritrosit yang tersensitisasi oleh
komponen sistem imun seperti IgG atau kompemen, namun tidak terjadi aktivasi
sistem komplemen lebih lanjut, maka ia akan difagositosis langsung oleh sel-sel
retikuloendotelial. Proses ini dikenal dg mekanisme immunoadhearance.
Mutasi sel eritrosit atau perubahan pada sel eritrosit

Antigen pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

1. PATHWAY ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN ( AHAI)


Anemia HAI
Aktivasi

aktivasi mekanisme

Komplemen

selular

Jalur klasik

Jalur alternatif

eritrosit tersensitisasi

Oleh Ig atau complemen


Aktifasi C1 berikatan
Dengan kompleks imun

AHAI TIPE HANGAT

fagositosis eritrosit

AHAI TIPE DINGIN

Hemolisis

Kadar Hb menurun

pemecahan eritrosit meningkat

Kadar O2 yg

viskositas darah menurun

diikat berkurang
gangguan

perdarahan

pertahan tubuh

MK : resti kurang vol cairan


beban Jantung meningkat

intra vaskuler. menurun


metabolisme
tubuh

Kebutuhan O2

t.g : mudah terinfeksi

t.g : mual

MK : Resti infeksi
tidak terpenuhi

payah jantung

anoreksia

MK : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


t.g : sianosis,

t.g : malaise, cepat lelah,

saO2 < 90%,

toleran aktivitas berkurang

MK: Intoleransi aktifitas


akral dingin, RR
MK: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
kebutuhan jaringan kulit tid
tidak tercukupi
MK : konstipasi
intake in adekuat
jaringan
MK : nyeri
MK: resiko

t.g: kulit mudah ruptur,

infark
rusak

kerusakan integritas kulit

1. MANIFESTASI KLINIK
Kadang kadang Hemolosis terjadi secara tiba- tiba dan berat, menyebabkan krisis
hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang di tandai dengan:
1. Demam
2. Mengigil

3. Nyeri punggung dan lambung


4. Perasaan melayang
5. Penurunan tekanan darah yang berarti
Secara mikro dapat menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil pemecahan
eritrosit. Peningkatan zat tersebut akan dapat terlihat pada hasil ekskresi yaitu urin
dan feses.
2. Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya tidak ada
karena hemoglobin terikat pada eritrosit. Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan
membuat hemoglobin dilepaskan kedalam plasma. Jumlah hemoglobin yang tidak
dapat diakomodasi seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkan
hemoglobinemia.
3. Masa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.
4. Retikulositosis : produksi eritrosit yang meningkat sebagai kompensasi banyaknya
eritrosit yang hancur sehingga sel muda seperti retikulosit banyak ditemukan.

1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran penghancuran eritrosit yang meningkat:
1. Bilirubin serum meningkat
2. Urobilinogen urin meningkat, urin kuning pekat.
3. Strekobilinogen feses meningkat, pigmen feses menghitam.
4. Gambaran peningkatan produksi eritrosit.
5. Retikulositosis, mikroskopis pewarnaan supravital.
6. hiperplasia eritropoesis sum-sum tulanG.
Gambaran rusaknya eritrosit:
1. morfologi : mikrosferosit, anisopoikilositosis, burr cell, hipokrom mikrositer, target
cell, sickle cell, sferosit.

2.

fragilitas osmosis, otohemolisis.

3. umur eritrosit memendek. pemeriksaan terbaik dengan labeling crom. persentasi


aktifikas crom dapat dilihat dan sebanding dengan umur eritrosit. semakin cepat
penurunan aktifikas Cr maka semakin pendek umur eritrosit

1. PENATALAKSANAAN
2. MEDIS
Terapi inisial dengan menggunakan prednison 1-2 mg/kk Bb/hari dalam dosis terbagi. Jika
terjadi anemia yang mengancam hidup, transfusi darah harus diberikan dengan hati hati.
Keputusan untuk melakukan transfusi harus melalui konsultasi dengan ahli hematologi
terlebih dahulu.
Apabila prednison tidak efektif dalam menanggulangi kelainan ini, atau penyakit mengalami
kekambuhan dalam periode taperingoff dari prednison, maka dianjurkan untuk dilakukan
splenektomi. Apabila keduanya tidak menolong, maka dialkuakn terapi dengan menggunakan
berbagai jenis obat imunosupresif.
Imunoglobulin dosistinggi intravena (500 mg/kg BB/hari selama 1-4 hari) mungkin
mempunyai efektivitas tinggi dalam mengontrol hemolisis. Namun efek pengobatan ini hanya
sebentar (1-3 minggu) dan sangat mahal harganya. Dengan demikian pengobatan ini hanya
digunakan pada situasi gawat darurat dan bila pengobatan dengan prednison menrupakan
kontraindikasi.

2. KEPERAWATAN
1)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data demografi
2. Riwayat kesehatan

Pasien dengan anemia hemolitik datang dengan keluhan sakit kepala, lemah, letih, pucat pada
kulit dan membran mukosa
3. Riwayat kesehatan dahulu.
1)
Kemungkinan klien pernah terpajan zat-zat kimia atau mendapatkan pengobatan seperti
anti kanker, analgetik dll

2)
Kemungkinan klien pernah kontak atau terpajan radiasi dengan kadar ionisasi yang
besar.
3)
Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung as. Folat,Fe
dan Vit12.
4)

Kemungkinan klien pernah menderita penyakit-penyakit infeksi

5)

Kemungkinan klien pernah mengalami perdarahan hebat


4. Riwayat kesehatan keluarga

1)
Penyakit anemia dapat disebabkan olen kelainan atau kegagalan genetik yang berasal
dari orang tua.
2)
Perlu diketahui apakah dikeluarga pasien terdapat penderita yang mengalami seperti
yang dialami pasien saat ini.
5. Riwayat kesehatan sekarang.
1)

Klien terlihat keletihan dan lemah

2)

Muka klien pucat dan klien mengalami palpitasi.

3)

Mengeluh nyeri mulut dan lidah

4)
Perlu ditanyakan pada pasien tentang awal terjadinya keluhan seperti pucat, lemah,
kelemahan. Mengenai lamanya keluhan tersebut dirasakan kualitas dan kuantitas
keluhan,keadaan atau dan siuasi yang memperberat dan memperingan keluahan dan
ditanyakan apakah sudah pernah dilakukan pengobatan.

6. Kebutuhan dasar
1)

Pola aktivitas sehari-hari

Keletihan, malaise, kelemahan


Kehilangan produktibitas : penurunan semangat untuk bekerja
2)

Sirkulasi

Palpitasi, takikardia, mur mur sistolik, kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, farink
dan bibir) pucat
Sklera : biru atau putih seperti mutiara
Pengisian kapiler melambat atau penurunan aliran darah keperifer dan vasokonstriksi
(kompensasi).

Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok


Rambut kering,mudah putus,menipis dan tumbuh uban secara prematur
3)

Eliminasi

Haluaran urine
4)

Integritas ego

Depresi, ansietas, takut dan mudah tersinggung


5)

Makanan dan cair

Penurunan nafsu makan


Mual dan muntah
Penurunan BB
Distensi abdomen dan penurunan bising usus
Nyeri mulut atau lidah dan kesulitan menelan
6)

Higiene

Kurang bertenaga dan penampilan tidak rapi.


7)

Neurosensori

Sakit kepala, pusing, vertigo dan ketidak mampuan berkonsentrasi. Penurunan penglihatan,
gelisah dan kelemahan
8)

Nyeri atau kenyamanan

Nyeri abdomen dan sakit kepala.


9)

Keamanan

Gangguan penglihatan, jatuh, demam dan infeksi


10) Seksualitas
Perubahan aliaran menstruasi ( menoragia atau amenore), hilang libido, dan impoten
( DOENGES E MARYLIN, 1999 )

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)
Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient ke sel ditandai dengan kavilari revil
> 3detik, sianosis, kulit pucat, membran mukosa kering, kuku dan rambut rapuh.
2)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan atau absorpsi nutrient yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah ditandai denganklien mengeluh mual & muntah, terjadi
penurunan BB, penurunan lipatan kulit triseps, perubahan gusi, membran mukosa mulut.
3)

nyeri berhubungan dengan sakit kepala dan nyeri abdomen

4)
Konstipasi berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan; efek samping terapi obat ditandai dengan klien mengeluh BAB keras dalam
waktu lama, mual atau muntah, penurunan nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba
atau kram, gangguan bunyi usus.
5)
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien mengeluh tubuh lemah, lebih banyak
memerlukan istirahat.
6)
Kurang pengetahuan berehubungan dengan kurang mengingat ; salah interpretasi
informasi ; tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan klien mengungkapkan
ketidaktahuannya tentang penyakit yang sedang dialami.
7)
Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan
hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
8)
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah, diare,
dan atau hemoragi.
9)
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologist

( NANDA, 2012-2014 )

8. INTERVENSI KEPERAWATN
9.
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 324 jam
diharapkan terjadi peningkatan
perfusi jaringan
Kriteria hasil :

menunjukkan perfusi
adekuat, misalnya tanda vital
stabil.
1

Tidak terjadi sianosis

Kapilarirefil < 3dtk.

Kulit tidak pucat

Membran mukosa lembab

Kuku dan rambut kuat

Intervensi
Berikan oksigen
tambahan sesuai
indikasi

Rasional
Memaksimalkan
transport oksigen ke
jaringan

Awasi tanda vital


kaji pengisian kapiler,
warna kulit/membrane Memberikan
mukosa, dasar kuku. informasi tentang
derajat/keadekuatan
perfusi jaringan dan
membantu menetukan
keb. intervensi.
Tinggikan kepala
tempat tidur sesuai
toleransi.

Selidiki keluhan
nyeri dada/palpitasi.

Meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.

Iskemia seluler
mempengaruhi jaringan
miokardial/ potensial
risiko infark.

Mengidentifikasi
Kolaborasi
defisiensi dan
pengawasan hasil
kebutuhan
pemeriksaan
laboraturium. Berikan pengobatan /respons
terhadap terapi.
sel darah merah
lengkap/packed produk
darah sesuai indikasi.
2

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 324 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :

Observasi riwayat
nutrisi, termasuk
makan yang disukai.

Mengidentifikasi
defisiensi,
memudahkan
intervensi.
Mengawasi


menunujukkan
peningkatan/mempertahankan
berat badan dengan nilai
laboratorium normal.

Observasi dan catat masukkan kalori atau


kualitas kekurangan
masukkan makanan
konsumsi makanan.
pasien.

tidak mengalami tanda


mal nutrisi.

Mual muntah menurun

Terjadi kenaikan BB

Menununjukkan perilaku,
perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan
yang sesuai.

Mengawasi
penurunan berat badan
atau efektivitas
intervensi nutrisi.
Timbang berat
badan setiap hari.

Berikan makan
sedikit dengan
frekuensi sering dan
atau makan diantara
waktu makan.

Menurunkan
kelemahan,
meningkatkan
pemasukkan dan
mencegah distensi
gaster.

Gejala GI dapat
menunjukkan efek
anemia (hipoksia) pada
organ.

Observasi dan catat Meningkatkan nafsu


kejadian mual/muntah, makan dan pemasukkan
flatus dan dan gejala oral. Menurunkan
lain yang berhubungan. pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
Berikan dan Bantu kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan
hygiene mulut yang
mulut khusus mungkin
baik ; sebelum dan
diperlukan bila jaringan
sesudah makan,
rapuh/luka/perdarahan
gunakan sikat gigi.
dan nyeri berat.
Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
individual.

Kolaborasi pada ahli


gizi untuk rencana
diet.

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 3x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria hasil :

Px mengungkapkan
peningkatan perasan nyaman

Pertahankan
lingkungan yang
tenang

Mempertahankan
tirah baring selama

Px melaporkan tidak ada pasien nyeri (akut)


sakit kepala atau nyeri abdomen

Lingkungan yang
tenang dapat
meningkatkan
kenyamanan px
Meminimalkan
stimulasi /
meningkatkan relaksasi

Pusing dan
penglihatan kabur
sering berhubungan
Bantu px dalam
dengan sakit kepala. Px
ambulasi sesuai dengan juga mengalami
hipotensi postural
kebutuhan
Untuk mengurangi
atau menghilangkan
rasa sakit

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 324 jam
diharapkan pola eliminasi klien
normal dari fungsi usus
Kriteria hasil :

Berikan tindakan
non farmakologi untuk
menghilangkan rasa
sakit, misalnya,
redupkan lampu kamar,
pijatan, dan tehnik
relaksasi
Untuk menurunkan
atau menngontrol nyeri
Kolaborasi
dan menurunkan
rangsang sisitem saraf
Berikan sesuai indikasi simpatis
: analgetik
Membantu
mengidentifikasi

menunjukkan perubahan pola


eliminasi BAB dengan
konsistensi lembek , frekuensi
sesuai kebiasaan, warna khas
feses.

penyebab /factor
pemberat dan intervensi
yang tepat

Observasi warna
feses, konsistensi,
frekuensi dan jumlah.

Auskultasi bunyi
usus.

Awasi intake dan


output (makanan dan
cairan).

Dorong masukkan
cairan 2500-3000
ml/hari

Bunyi usus secara


umum meningkat pada
diare dan menurun
pada konstipasi.

Dapat
mengidentifikasi
dehidrasi, kehilangan
berlebihan atau alat
dalam mengidentifikasi
defisiensi diet.

Membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses bila
konstipasi. Akan
membantu
memperthankan status
hidrasi pada diare.

Menurunkan distress
gastric dan distensi
abdomen.

Mencegah
ekskoriasi kulit dan
kerusakan.
Hindari makanan
yang membentuk gas.

observasi kondisi
kulit perianal dengan
sering, catat perubahan
kondisi kulit atau mulai
Serat menahan
kerusakan. Lakukan
enzim pencernaan dan
perawatan perianal
mengabsorpsi air dalam
setiap defekasi bila
alirannya sepanjang
terjadi diare.
traktus intestinal dan
dengan demikian
Berikan pelembek
menghasilkan bulk,
feses, stimulant ringan,
yang bekerja sebagai
laksatif pembentuk
perangsang untuk
bulk atau enema sesuai
defekasi.
indikasi. Pantau
keefektifan.
Menurunkan
(kolaborasi)
motilitas usus bila diare
terjadi.
Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
Mempermudah
defekasi bila konstipasi individual.
terjadi.
Kolaborasi ahli gizi
Kebutuhan
untuk diet siembang
dengan tinggi serat dan penggantian tergantung
pada tipe anemia dan
bulk.
atau adanyan masukkan
oral yang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.
Kolaborasi ; berikan
obat sesuai indikasi.
5

Setelah diberiakan tindakan


Observasi
keperawatan selama 324 jam
kemampuan ADL
diharapkan klien dapat
pasien.
mempertahankan/meningkatkan
ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil :
Observasi

melaporkan peningkatan kehilangan atau


toleransi aktivitas (termasuk
gangguan
aktivitas sehari-hari)
keseimbangan, gaya
jalan dan kelemahan

Mempengaruhi
pilihan
intervensi/bantuan.

Menunjukkan
perubahan neurology
karena defisiensi
vitamin B12
mempengaruhi

otot.
keamanan pasien/risiko
cedera.

Observasi tandatanda vital sebelum dan


sesudah aktivitas.

menunjukkan penurunan
tanda intolerasi fisiologis,
misalnya nadi, pernapasan, dan
Berikan lingkungan
tekanan darah masih dalam
tenang, batasi
rentang normal.
pengunjung, dan
kurangi suara bising,
pertahankan tirah
baring bila di
indikasikan.

Manifestasi
kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru
untuk membawa
jumlah oksigen adekuat
ke jaringan.

Meningkatkan
istirahat untuk
menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan
menurunkan regangan
jantung dan paru.

Meningkatkan
aktivitas secara
Anjurkan pasien
bertahap sampai normal
istirahat bila terjadi
dan memperbaiki tonus
kelelahan dan
otot/stamina tanpa
kelemahan, anjurkan
kelemahan.
pasien melakukan
Meingkatkan harga diri
aktivitas semampunya
dan rasa terkontrol.
(tanpa memaksakan
diri).
6

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 124 jam
diharapkan pasien mengerti dan
memahami tentang penyakit,
prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
Kriteria hasil : pasien
menyatakan pemahamannya
proses penyakit dan
penatalaksanaan penyakit.
mengidentifikasi factor

Berikan informasi Memberikan dasar


tentang anemia spesifik pengetahuan sehingga
& program terapi yang pasien dapat membuat
diberikan.
pilihan yang tepat.
Menurunkan ansietas
dan dapat
meningkatkan
kerjasama dalam
program terapi.
Ansietas/ketakutan

penyebab.
Melakukan tiindakan yang
perlu/perubahan pola hidup.

Tinjau tujuan dan


persiapan untuk
pemeriksaan
diagnostic.

tentang ketidaktahuan
meningkatkan stress,
selanjutnya
meningkatkan beban
jantung. Pengetahuan
menurunkan ansietas.

Megetahui seberapa
jauh pengalaman dan
pengetahuan klien dan
Kaji tingkat
keluarga tentang
pengetahuan klien dan penyakitnya.
keluarga tentang
penyakitnya.
Dengan mengetahui
penyakit dan
kondisinya sekarang,
klien dan keluarganya
Berikan penjelasan
akan merasa tenang dan
pada klien tentang
mengurangi rasa cemas
penyakitnya dan
kondisinya sekarang.
Diet dan pola makan
yang tepat membantu
proses penyembuhan.

Mengetahui
Anjurkan klien dan seberapa jauh
pemahaman klien dan
keluarga untuk
keluarga serta menilai
memperhatikan diet
keberhasilan dari
makanan nya.
tindakan yang
dilakukan.
Minta klien dan
keluarga mengulangi
kembali tentang materi
yang telah diberikan.
7

Setelah diberikan tindakan

Ajarkan teknik cuci Mencegah

keperawatan selama 124 jam


tangan yang baik ; oleh kontaminasi
diharapkan resiko infeksi tidak pemberi perawatan
silang/kolonisasi
terjadi.
kepada pasien.
bacterial.
Kriteria hasil : mengidentifikasi
perilaku untuk
Pertahankan teknik
mencegah/menurunkan risiko
aseptic ketat pada
infeksi.
Menurunkan risiko
prosedur/perawatan
meningkatkan penyembuhan luka.
kolonisasi/infeksi
luka, bebas drainase purulen atau
bakteri.
eritema, dan demam.
Berikan perawatan
kulit, perianal dan oral
dengan cermat.
Menurunkan risiko
kerusakan
kulit/jaringan dan
Motivasi perubahan infeksi.
posisi/ambulasi yang
sering, latihan batuk Meningkatkan
dan napas dalam.
ventilasi semua segmen
paru dan membantu
memobilisasi sekresi
untuk mencegah
pneumonia.
Tingkatkan
masukkan cairan
adekuat.

Pantau/batasi
pengunjung. Berikan
isolasi bila
memungkinkan.

Pantau suhu tubuh.


Catat adanya

Membantu dalam
pengenceran secret
pernapasan untuk
mempermudah
pengeluaran dan
mencegah stasis cairan
tubuh misalnya
pernapasan dan ginjal.
Membatasi
pemajanan pada
bakteri/infeksi.
Perlindungan isolasi
dibutuhkan pada
anemia, bila respons
imun sangat terganggu.

Adanya proses
inflamasi/infeksi
membutuhkan
evaluasi/pengobatan.

menggigil dan
takikardia dengan atau
tanpa demam.

Amati
eritema/cairan luka.

Berikan antiseptic
topical ; antibiotic
sistemik (kolaborasi).

Indikator infeksi
lokal. Catatan :
pembentukan pus
mungkin tidak ada bila
granulosit tertekan.

Mungkin digunakan
secara propilaktik
untuk menurunkan
kolonisasi atau untuk
pengobatan proses
infeksi local.

.
Setelah diberikan tindakan
Awasi TTV
keperawatan diharapkan tidak
terjadi kekurangan volume cairan
dengan kriteria hasil

Menunjukkan volume
cairan normal, dibuktikan oleh
TD, kecepatan nadi, BB, dan
haluaran urin dalam batas
normal.

Kekurangan atau
perpindahan cairan
meningkatkan
frekuensi jantung,
menurunkan TD, dan
mengurangi volume
nadi
Kekurangan cairan
dapat diidentifikasi
dengan penurunan
turgor kulit, membram
mukosa kering

Catat perubahan
mental, turgor kulit,
hidrasi membran

Memberikan
informasi tentang status
cairan umum.
Kecenderungan

mukosa.

keseimbangan cairan
negatif dapat
menunjukkan
terjadinya defisit.

Perubahan cepat
Ukur / hitung
menunjukkan gangguan
masukan, pengeluaran, dalam air tubuh total.
dan keseimbangan
cairan. Catat
kehilangan tak tampak
Memperbaiki atau
mempertahankan
volume sirkulasi dan
tekanan osmotik.
Timbang BB tiap
hari

Elektrolit khususnya
kalium dan natrium
mungkin menurun
sebagai akibat
penurunan volume
cairan

Kolaborasi :
berikan cairan IV
dalam observasi ketat
atau dengan alat
kontrol sesuai indikasi.

Setelah diberikan tindakan


keperawatan selama 224 jam
diharapkan resiko kerusakan
Awasi atau ganti
integritas kulit tidak terjadi.
Kriteria hasil : mengidentifikasi elektrolit sesuai
indikasi
factor risiko/perilaku individu
untuk mencegah cedera dermal.

Kondisi kulit
dipengaruhi oleh
sirkulasi, nutrisi dan
imobilisasi. Jaringan
dapat menjadi rapuh
dan cenderung untuk
infeksi dan rusak.
Meningkatkan
sirkulasi kesemua kulit,
membatasi iskemia
jaringan/ mempengarhi
hipoksia seluler.

Area lembab,
terkontaminasi,
memberikan media
Kaji integritas kulit, yang sangat baik untuk
catat perubahan pada pertumbuhan
organisme patogenik.
turgor, gangguan
Sabun dapat
warna, hangat local,

eritema, ekskoriasi.

Reposisi secara
periodic dan pijat
permukaan tulang
apabila pasien tidak
bergerak atau ditempat
tidur.
mengeringkan kulit
secara berlebihan.
Anjurkan pemukaan
kulit kering dan bersih. Meningkatkan
Batasi penggunaan
sirkulasi jaringan,
sabun.
mencegah stasis.

Bantu untuk latihan


rentang gerak.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC

Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Jakarta, EGC.

Вам также может понравиться

  • Etunjuk Cara Menghitung Dosis Obat Pada Anak Dan Bayi
    Etunjuk Cara Menghitung Dosis Obat Pada Anak Dan Bayi
    Документ2 страницы
    Etunjuk Cara Menghitung Dosis Obat Pada Anak Dan Bayi
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Perhitungan Dosis
    Perhitungan Dosis
    Документ6 страниц
    Perhitungan Dosis
    Harziz AUrolight
    100% (1)
  • Body Alignmen1
    Body Alignmen1
    Документ1 страница
    Body Alignmen1
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Key Oke
    Key Oke
    Документ1 страница
    Key Oke
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Rev - Panduan Jiwa
    Rev - Panduan Jiwa
    Документ19 страниц
    Rev - Panduan Jiwa
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Vol 11, No 2 Agustus (2016)
    Vol 11, No 2 Agustus (2016)
    Документ1 страница
    Vol 11, No 2 Agustus (2016)
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Jurnal Skripsi Dwi Septianto
    Jurnal Skripsi Dwi Septianto
    Документ25 страниц
    Jurnal Skripsi Dwi Septianto
    Harziz AUrolight
    100% (1)
  • Perhitungan Dosis
    Perhitungan Dosis
    Документ6 страниц
    Perhitungan Dosis
    Harziz AUrolight
    100% (1)
  • Oke Banget
    Oke Banget
    Документ1 страница
    Oke Banget
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Ak. Lanjutan
    Ak. Lanjutan
    Документ21 страница
    Ak. Lanjutan
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • An. D Dengan Bronkitis
    An. D Dengan Bronkitis
    Документ6 страниц
    An. D Dengan Bronkitis
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan Dan Koping Orang Tua
    Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan Dan Koping Orang Tua
    Документ5 страниц
    Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan Dan Koping Orang Tua
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 21 PDF
    Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 21 PDF
    Документ12 страниц
    Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 21 PDF
    Anonymous JKJcmJZD
    Оценок пока нет
  • RPS PKN
    RPS PKN
    Документ8 страниц
    RPS PKN
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Cara Install
    Cara Install
    Документ1 страница
    Cara Install
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Soal
    Soal
    Документ2 страницы
    Soal
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • IDM Serial Number Fix
    IDM Serial Number Fix
    Документ2 страницы
    IDM Serial Number Fix
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Translate Gambar
    Translate Gambar
    Документ1 страница
    Translate Gambar
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Translate Gambar
    Translate Gambar
    Документ1 страница
    Translate Gambar
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Inovasi
    Inovasi
    Документ4 страницы
    Inovasi
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Tugas Yn (King)
    Tugas Yn (King)
    Документ20 страниц
    Tugas Yn (King)
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Cara Instal Windows 10
    Cara Instal Windows 10
    Документ17 страниц
    Cara Instal Windows 10
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Resume Non Infeksi 18 Okt
    Resume Non Infeksi 18 Okt
    Документ5 страниц
    Resume Non Infeksi 18 Okt
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Resume Non Infeksi 19 Okt
    Resume Non Infeksi 19 Okt
    Документ5 страниц
    Resume Non Infeksi 19 Okt
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Konsep NIDCAP
    Konsep NIDCAP
    Документ3 страницы
    Konsep NIDCAP
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Askep Asmatikus
    Askep Asmatikus
    Документ11 страниц
    Askep Asmatikus
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Trombositopenia
    Asuhan Keperawatan Trombositopenia
    Документ41 страница
    Asuhan Keperawatan Trombositopenia
    Harziz AUrolight
    33% (3)
  • ASKEP ANEMIA HEMO
    ASKEP ANEMIA HEMO
    Документ18 страниц
    ASKEP ANEMIA HEMO
    Yiyi Cubicubi
    50% (2)
  • Hepatitis NOVI
    Hepatitis NOVI
    Документ1 страница
    Hepatitis NOVI
    Harziz AUrolight
    Оценок пока нет