Вы находитесь на странице: 1из 3

LAPORAN HASIL KEGIATAN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN INTELEKTUAL

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS

1. Tujuan kegiatan
Mengidentifikasi kemampuan intelektual dan menentukan implementasinya dalam
pembelajaran di kelas
2. Lokasi kegiatan
Lokasi kegiatan identifikasi kemampuan intelektual peserta didik dilaksanakan di SD
Balong, kecamatan Jepon, Kabupaten Blora
3. Waktu kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 24 26 September 2016.
4. Sasaran
Sasaran atau target kegiatan identifikasi kemampuan intelektual dan implementasi
dalam pembelajaran ini adalah siswa siswi kelas 2 sejumlah 22 orang di SD Balong,
kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Peserta didik kelas 2 rata rata berusia 7 8
tahun.
5. Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam menunjang kegiatan ini adalah:
1. Nilai ulangan harian, tugas dan nilai UTS
2. Kertas karton berukuran 5 x 5 cm yang bertuliskan angka dari 1 10 dan tanda
tanda misalnya +, -, =, x, dan :
6. Identifikasi perkembangan kemampuan intelektual peserta didik
Konsep yang diajarkan dalam kegiatan ini adalah memahami bahwa jumlah atau
benda benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Metode yang
dipakai adalah tes untuk mengetahui kemampuan reversibility pada anak menurut
teori Piaget pada tahap operasional konkret (7 11 atau 12 tahun). Cara kerja
meliputi:
a. Masing masing siswa diberi potongan kertas yang disusun sedemikian rupa
dalam operasi penambahan dan pengurangan.
b. Siswa menentukan hasil dari operasi penambahan dan pengurangan tersebut
misalnya 4+4 dan 8-4
c. Catat hasil jawaban masing masing siswa.

Hasil kegiatan:
Jumlah siswa yang menjadi sampel dalam kegiatan ini sejumlah 22 siswa yang
berusia 7-8 tahun. Perkembangan intelektual menurut Piaget memasukkan anak usia
7-8 tahun ke dalam tahap operasional konkret (7 11 atau 12 tahun). Pada tahapan
ini, anak memiliki kemampuan reversibility, yaitu anak mulai memahami bahwa
jumlah atau benda benda dapat diubah dan kembali lagi dalam keadaan awal.
Sebanyak 22 siswa telah mengikuti kegiatan ini dan 21 siswa dapat dengan cepat
menentukan hasil pengoperasian penambahan 4+4 sama dengan 8 dan 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya. Terdapat 1 orang anak yang menjawab tidak benar.
Setelah ditelusuri berdasarkan hasil ulangan harian dan tugas, anak tersebut
mengalami kesulitan belajar matematika yang ditandai dengan sering terlambat dalam
memahami matematika dan mengumpulkan tugas yang diberikan yang menyebabkan
nilai anak tersebut dibawah KKM dan menjalani remedial pada nilai UTS mata
pelajaran ini. Tes IQ tidak dilaksanakan di SD Balong karena adanya keterbatasan
dana dalam penyelenggaraan tes ini. Berdasarkan hasil wawancara via telpon kepada
orang tua murid, anak sering memerlukan waktu yang lebih lama dalam memahami
pelajaran matematika namun memiliki semangat yang tinggi dalam belajar.
7. Jenis kegiatan yang digunakan untuk memfasilitasi pengembangan kemampuan
intelektual peserta didik
a. Dari ciri cirinya, anak tersebut termasuk kategori lambat belajar (slow learner)
yang meliputi pencapaian KKM pada pelajaran matematika diperoleh dengan
bantuan remedial, penyelesaian tugas sering terlambat, dan memerlukan waktu
yang lebih lama dalam memahami mata pelajaran matematika.
b. Saat perencanaan, menyampaikan rencana dan program kepada kepala sekolah,
orang tua siswa, dan rekan sejawat untuk mendapatkan dukungan, mengumpulkan
informasi dari orangtua tentang kegiatan dan kebiasaan peserta didik di rumah,
dan mengumpulkan hasil akademik meliputi hasil ulangan harian, tugas, dan UTS
siswa lambat belajar.
c. Saat pembelajaran, guru melakukan pengamatan pada proses dan hasil siswa yang
lambat belajar dalam melaksanakan berbagai tugas, memberikan perhatian lebih
pada siswa tersebut dan memotivasi untuk lebih giat belajar dan tidak menyerah
dalam mengerjakan soal, menempatkan pada tempat duduk paling depan dan
bersebelahan dengan siswa pandai matematika dengan harapan siswa lambat
belajar lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat bertanya dengan

sebangku jika mengalami kesulitan, dan memberi tugas kepada siswa lambat
belajar sesuai dengan kemampuannya.
d. Di luar pembelajaran, memberi pelajaran tambahan di saat istirahat atau pulang
sekolah khususnya pada tema atau sub bagian yang tidak dipahami dan
membimbing siswa lambat belajar dalam menyelesaikannya
e. Bekerja sama dengan orang tua, bertukar informasi mengenai perkembangan
anaknya dan menganjurkan kepada orang tua untuk memotivasi anaknya untuk
tetap semangat dalam belajar matematika.

Вам также может понравиться