Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Mutu
Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan agaknya
28
29
30
3. Efektivitas
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang menyangkut norma
pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada.
4. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan kredibilitas
dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif, dan
memberikan perhatian. Hubungan antar manusia yang
kurang baik akan mengurangi efektivitas dari kompetensi teknis
pelayanan kesehatan.
5. Efisiensi
Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal daripada
memaksimalkan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.
Pelayanan kurang baik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan yang salah
harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan cara ini kualitas dapat ditingkatkan
sambil menekan biaya.
6. Kelangsungan pelayanan
Klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan (termasuk
rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur diagnosa dan terapi
yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses terhadap pelayanan rutin dan
preventif yang diberikan oleh petugas kesehatan yang mengetahui riwayat
penyakitnya. Klien juga mempunyai akses rujukan untuk pelayanan yang
spesialistis dan menyelesaikan pelayanan lanjutan yang diperlukan.
31
7. Keamanan
Mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang berkaitan
dengan pelayanan.
8. Kenyamanan dan kenikmatan
Dalam dimensi kenyamanan dan kenikmatan berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan efektivitas klinis, tetapi dapat
mengurangi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan
untuk memperoleh pelayanan berikutnya.
Sedangkan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Bustami (2011)
menganalisis dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu.
Kelima komponen mutu pelayanan dikenal dengan nama ServQual. Kelima
dimensi mutu menurut Parasuraman dkk. meliputi:
a. Ketanggapan (Responsiveness)
Dimensi ini dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan menolong
pelanggan dan melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi harapan pelanggan.
Dimensi ini merupakan penilaian mutu pelayanan yang paling dinamis. Harapan
pelanggan terhadap kecepatan pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke
waktu sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki
oleh pelanggan.
b. Kehandalan (Reliability)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat waktu dan
akurat sesuai dengan yang ditawarkan (seperti dalam brosur). Dari kelima dimensi
kualitas jasa, reliability dinilai paling penting oleh para pelanggan.
32
c. Jaminan (Assurance)
Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang
dapat dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini akan
mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari resiko.
d. Empati (Empathy)
Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf kepada setiap
pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan kemudahan untuk
dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya.
Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena
mereka dapat langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan
kesehatan.
e. Bukti fisik (Tangible)
Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung oleh
penggunainannya dengan menyediakan fasilitas fisik dan perlengkapan yang
memadai. Para penyedia layanan kesehatan akan mampu bekerja secara optimal
sesuai dengan keterampilannya masing-masing.
2.2 Pemanfaatan Pelayanan
2.2.1
Definisi
Manfaat secara bahasa diartikan sebagai guna; faedah; untung.
33
rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan
pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan
pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh
masyarakat, terjangkau serta bermutu (Azwar, 2012).
Dari berbagai bentuk pelayanan, pelayanan kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang menurut Levey dan Loomba (1973) dalam Azwar
(2012) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Menurut Brotosaputro (2012) pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan
yang secara langsung berupaya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan atau dituntut oleh masyarakat untuk mengatasi kesehatannya. Sumber
lain yang menyatakan bahwa pengertian pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Pelayanan kesehatan juga melakukan
pelayanan
kuratif
(pengobatan)
dan
rehabilitatif
(pemulihan
kesehatan)
(Notoatmodjo, 2012).
2.2.2
34
35
36
5. Mutu
Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta keamanan
tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2.2.4
Pelayanan Kesehatan
Upaya pencarian pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan
gambaran perilaku pola pemanfaatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan
yang dapat menggambarkan tingkat pengetahuan dan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas
dapat dilihat dengan menggunakan beberapa indikator, antara lain beberapa
kunjungan per hari buka puskesmas dan frekuensi kunjungan puskesmas (BPS,
2012).
Hal ini berarti dengan meningkatnya kunjungan puskesmas disebabkan
adanya kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk mencapai serta
mendapatkan pelayanan kesehatan dari fasilitas kesehatan yang pemerintah
siapkan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor waktu,
jarak, biaya, pengetahuan, fasilitas, kelancaran hubungan antara dokter dengan
klien, kualitas pelayanan dan konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut Hanlon, pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh: (a)
Tersedianya sumber daya, (b) Pendapatan keluarga, (c) Jarak tempat tinggal dari
pusat pelayanan, (d) Persepsi sehat dari penerima dan pemberi pelayanan.
37
2.2.5
38
pelayanan
kesehatan,
ia
tak
akan
bertindak
untuk
39
Predisposing
Enabling
Demography
Family
resources
Perceived
Community
Resources
Evaluated
Social Structure
Need
Health
Service Use
Health beliefs
Definisi Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Pusat Kesehatan
40
41
kesehatan
serta
mencegah
penyakit
tanpa
mengabaikan
Fungsi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
menyelenggarakan
fungsinya,
menurut
Peraturan
Menteri
perencanaan
berdasarkan
analisis
masalah
kesehatan
42
masyarakat,
bekerjasama
dengan
sektor
bersangkutan
dalam
43
44
45
Pengertian JKN
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
Sosial
Nasional
(SJSN).Sistem
Jaminan
Sosial
Nasional
ini
46
Prinsip-Prinsip JKN
JKN mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) berikut:
a. Prinsip Kegotong-royongan
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang
berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
b. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan
utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang
dikumpulkan
dari
masyarakat
adalah
dana
amanat,
sehingga
hasil
47
penyelenggara
untuk
dikelola
sebaik-baiknya
dalam
rangka
Peserta JKN
Peserta JKN meliputi:
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): Fakir miskin dan orang
tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
48
49
2.4.4
a. Hak Peserta
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;
2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban sebagai
peserta serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan; dan
4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.
b. Kewajiban Peserta
1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang
besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau disesuaikan dengan
kemampuan peserta;
2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan
tingkat I;
3) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh
orang yang tidak berhak;
4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan (Putri,
2014).
50
2.5
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pemanfaatan
Pelayanan
Puskesmas
2.5.1
Karakteristik
2.5.1.1 Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur
manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu
dihitung. Jenis Perhitungan usia terbagi dalam tiga kategori: 1) usia kronologis, 2)
usia mental, 3) usia biologis (Nitisusastro, 2012).
Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran
seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. Usia mental adalah
perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang.
Misalkan seorang anak secara kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih
merangkak dan belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan
kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa
usia mental anak tersebut adalah satu tahun. Usia biologis adalah perhitungan usia
berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki oleh seseorang (Nitisusastro,
2012).
Pertambahan umur setiap manusia pada umumnya berjalan linear, dimana
setiap manusia mengalami dan melalui masa kelahiran, usia di bawah satu tahun,
usia di atas satu tahun sampai usia lima tahun, usia lima tahun sampai usia remaja,
usia dewasa, usia matang, usia lanjut dan akhirnya meninggal. Dilihat dari aspek
aktivitas kehidupan, ada masa pertumbuhan, masa produksi, masa kurang
produksi dan masa pasca produktif. Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia
51
52
2.5.2
Persepsi
Persepsi adalah bagian dari fungsi kognitif yang merupakan penilaian
53
namun ada 2 kategori peserta yakni PBI dan Non PBI dan dikelola oleh suatu
Badan khusus yang teroganisir secara nasional (Rumengan, 2015).
Adanya sosialisasi JKN-BPJS ke masyarakat belum tentu akan merubah
persepsi masyarakat tentang suatu program menjadi lebih baik. Masyarakat yang
sudah menerima informasi adanya program pemerintah tentang JKN melalui
BPJS kesehatan, namun jika fasilitas dan ketersediaan obat yang terbatas serta
mutu layanan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan masih kurang maka
persepsi masyarakat terhadap Program JKN lama kelamaan menjadi kurang. Jika
persepsi terhadap suatu program kurang baik maka dapat meningkatkan perilaku
untuk tidak memanfaatkan puskesmas. Jika persepsi masyarakat terhadap suatu
program kesehatan seperti JKN-BPJS adalah baik akan dapat mendorong
masyarakat untuk memanfaatkannya dengan memilih tempat layanan kesehatan
yang diberikan misalnya Puskesmas. Peran Puskesmas sangat vital dalam
meneruskan program pemerintah yang memiliki misi untuk peningkatan layanan
kesehatan rakyat semesta karena Puskesmas adalah unit yang paling dekat
dengan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dan tersebar di seluruh
kecamatan yang ada di Indonesia.
Perbaikan mutu layanan sangat terkait dengan kecepatan tanggapan dan
kehandalan tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan ketersediaan
obat harus semakin ditingkatkan sehingga persepsi masyarakat terhadap program
JKN juga semakin tinggi dan akhirnya pemanfaatan layanan Puskesmas semakin
baik dalam arti bahwa Puskesmas menjadi pilihan utama masyarakat dalam
mendapatkan pertolongan kesehatan (Purwatiningsih, 2012).
54
Variabel Dependen
Karakteristik :
-
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Persepsi mutu pelayanan
Pemanfaatan
pelayanan
puskesmas
Ketanggapan
Kehandalan
Jaminan
Empati
Bukti Fisik
2.7
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
55