Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
X. Pembahasan
Pada dasarnya reaksi ada yang berkesudahan dan ada yang tidak
berkesudahan, reaksi yang berkesudahan seperti reaksi pembakaran CO dengan
O2 menjadi CO2, setelah CO2 terbentuk, reaksi tersebut berkesudahan, reaktan
berupa CO dan O2 habis dan terbentuk CO2. Pada reaksi yang bolak balik
(berjalan dua arah) reaksi ini tidak berkesudahan, melainkan akan kembali lagi
reaksi ini disebut reaksi reversible, sehingga konsentrasi pereaksi dan produk
tetap. Dalam Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan
diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga
pengaruh
aksi
itu
menjadi
sekecil-kecilnya.
Perubahan
dari
keadaan
pergeseran
dan Fe(NO3)3
menghasilkan warna jingga pada ke empat tabung reaksi. Ketika larutan pada
tabung II ditambahkan 3 tetes KSCN 1 M warna larutan berubah menjadi merah +
+, dan pada tabung ke III yang ditambah 3 tetes Fe(NO 3)3 larutan berubah warna
menjadi merah +. Perubahan warna merah pada tabung II ini disebabkan oleh
penambahan
perubahan warna kembali seperti semula yaitu jingga. Jadi, pada percobaan kedua
ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.
K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) Na2Cr2O7(aq) + KOH(aq)
K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)
Percobaan kedua , yaitu reaksi antara 2ml K 2Cr2O7 ( berwarna jingga)
dengan 20 tetes NaOH
kuning. Hal ini disebabkan kerena NaOH merubah Cr 2O72- menjadi CrO42-.
Penambahan ion hidroksida, menyebabkan ion hidroksida akan bereaksi dengan
ion hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.
Namun ketika larutan ditambahkan 20 tetes HCl larutan berubah warna menjadi
jingga kembali. Pada hal ini penambahan HCl dengan jumlah tetesan yang sama
dengan NaOH mengakibatkan ion kromat (CrO42-) menjadi Cr2O72-, karena
pengaruh penambahan HCl ion (H+). Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier.
Kesetimbangan dipengaruhi oleh faktor konsentrasi.
Pada percobaan ketiga, tabung I kami isi dengan 1 ml larutan MgCl2 0,2
M kemudian kami tambahkan dengan 1ml NH 4OH 0,5 M, sehingga larutan
tersebut berwarna putih keruh. Sedangkan pada tabung II kami isi dengan 1 ml
larutan MgCl2 0,2 M kemudian kami tambahkan dengan 1 ml NH 4OH 0,5 M dan
1 ml NH4Cl, larutan tersebut berubah menjadi jernih tak berwarna. Jadi, pada
percobaan ketiga ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.
MgCl2(aq) + NH4OH(aq) NH4Cl(aq) + Mg(OH)2(aq)
MgCl2(aq) + NH4Cl(aq) Mg3N2(s) + HCl(aq)
Percobaan ketiga yaitu mereaksikan MgCl2 0,2 M (jernih tak berwarna)
dengan NH4OH (jernih tak berwarna) yang menyebabkan warna larutan menjadi
putih keruh karena timbul endapan Mg(OH)2. Dan ketika larutan ditambahkan
NH4Cl menyebabkan endapan Mg(OH)2 larut ditandai hilangnya endapan dan
berubahnya warna larutan menjadi jernih. Dalam hal ini penambahan NH4Cl
menggeser kesetimbangan ke kiri (ke arah reaktan) sehingga produk (Mg(OH) 2 )
2HI
:x
0.07
: 0.22
0.22
0.44
: 0.03
0.44
2. a.
Edisi Keempat.
Penerbit
Erlangga:Jakarta.
Hill, Petrucci, Mc Creary, Perry. 2005. General Chemistry Fourth Edition.
Pearson Hall: New Jersey.
Keenan, A.1992.Kimia Untuk Universitas Jilid I. Erlangga : Bandung
Keenan,A. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Praktikan,
(.)
(..)