Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
NAMA
NIM
: SUGIYARTO
: 01600-016
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
Pada masa sekarang ini perkembangan dan persaingan yang begitu pesat
terutama dibidang perindustrian serta dituntut untuk menghasilkan produk-produk yang
bermutu tinggi dengan keinginan konsumen. Untuk menghasilkan produk-produk yang
bermutu tinggi sesuai dengan keinginan konsumen tersebut maka diperlukan suatu
kegiatan pengendalian mutu.
PT. Muliaglass Float Division adalah perusahaan kaca yang memproduksi kaca
warna dan kaca bening di Cikarang. Pada penilitian ini membahas tentang pengendalian
mutu untuk mencari faktor penyebab terjadinya cacat pada produk kaca warna.
Dalam proses produksinya pihak perusahaan telah menerapkan pengendalian
mutu, ini dibuktikan dengan adanya suatu bagian quality control, dimana bagian ini
menangani mutu dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Penerapan pengendalian
mutu dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan atau pengawasan terhadap produk itu
sendiri serta dapat digunakan sebagai alat manajemen untuk memperbaiki mutu produk
dan mengurangi jumlah produk cacat.
Dari hasil penerapan peta kendali C diperoleh hasil bahwa proses dalam keadaan
tidak terkendali, sehingga perlu dilakukan perbaikan proses. Pada analisa diagram pareto
menunjukan bahwa jenis cacat yang paling dominan adalah knot, kemudian setelah
dianalisa dengan menggunakan diagram sebab akibat (fish bone) penyebab cacat knot
adalah kelalaian dari pekerja itu sendiri.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR. iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Pokok Permasalahan. 2
1.3 Tujuan Penelitian.. 3
1.4 Pembatasan Masalah. 3
1.5 Metode Penelitian. 4
1.6 Sistematika Penulisan 5
vi
vii
DAFTAR PUSTAKA... 97
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.2 Batas Kendali Shewart ... 31
Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Mulia Industrindo.
39
Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Produksi di PT. Muliaglass Float Division . 44
Gambar 4.3.2 Proses pada Batch Plant 46
Gambar 4.3.3 Proses pada Furnance (tampak dari atas) ... 51
Gambar 4.3.4 Proses pada Tin Bath (tampak dari atas) ... 53
Gambar 4.3.5 Proses Annealing Lehr .. 54
(penurunan temperatur kaca yang disemprotkan dengan Blower)
Gambar 4.3.5.1 Proses Annealing Lehr 55
(pengurangan Internal Strain atau tegangan pada kaca)
Gambar 4.3.5.2 Proses Cooling (Penstabilan Struktur Mikro Kaca) 55
Gambar 4.4 Bagan kendali C total untuk produk kaca warna LN. 61
pada Bulan April Mei 2007.
Gambar 4.4.2 Bagan Kendali C untuk cacat Knot pada kaca warna LN.. 64
Gambar 4.4.3 Bagan Kendali C untuk cacat Inclusion pada kaca warna LN 67
Gambar 4.4.4 Bagan Kendali C untuk cacat Bubble pada kaca warna LN.. 70
Gambar 4.4.5 Bagan Kendali C untuk cacat Drips pada kaca warna LN. 73
Gambar 4.4.6 Bagan Kendali C untuk cacat Lobb pada kaca warna LN.. 75
Gambar 4.5.2 Diagram Pareto..
77
xi
BAB I
PENDAHULUAN
kepuasan terhadap kualitas produk, biaya ketepatan waktu, dan hubungan kerja sama
pada perusahaan dapat ditingkatkan.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif terebut, mutu dapat
menjadi strategi usaha yang handal. Untuk menghasilkan produk yang bermutu
diperlukan suatu kegiatan sistem pengendalian mutu, sistem pengendalian mutu adalah
salah satu sistem yang terdiri atas pengujian, analisis, dan tindakan tindakan yang
harus diambil dengan menggunakan kombinasi seluruh sumber daya untuk
mengendalikan mutu suatu produk sesuai dengan keingina konsumen.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dimaksudkan untuk:
1. Mendeteksi penyimpangan terhadap tingkat kinerja yang diharapkan
dengan
paling dominan.
2. Mengetahui keterkendalian hasil produksi di PT. MULIAGLASS
mempergunakan peta kendali C.
3. Mengetahui penyebab ketidakterkendalian proses produksi kaca.
1.4
Pembatasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas supaya lebih terarah sesuai
a. Diagram Pareto
b. Peta Kendali C
c. Diagram sebab akibat (Fish Bone).
1.6
Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis dalam 6 bab sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, pokok masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah dan metodologi penelitian tentang
prosedur awal dilakukan penelitian untuk pengambilan data yang di
butuhkan sistematika penulisan laporan.
BAB V
BAB II
LANDASAN TEORI
sesuai dengan standar kualitas yang dinginkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi
konsumen. Didalam pengendalian mutu ini, semua nilai karekteristik dari produk
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dan semua yang ada dianalisa. Hasil
analisa ini dijadikan dasar untuk melakukan tindakan tindakan perbaikan.
3.
10
11
produk. Ahli teknink bertanggung jawab atas rancangan suatu produk yang
memenuhi syarat. Perusahaan harus mengembangkan dan melengkapi proses untuk
memberikan kemampuan yang cukup untuk pembuatan produk berdasarkan
spesifikasi dari teknik. Pengendalian mutu harus merencanakan ukuran mutu
seluruh aliran proses yang akan menjamin hasil akhir akan memenuhi hasil standart
tersebut. Dan mutu pelayanan setelah produk tersebut dimiliki oleh konsumen,
telah menjadi suatu bagian penting dari paket tersebut
7. Pasar (Market)
Jumlah produk baru yang ditawarkan dalam pasar selalu bertambah, banyak dari
produk-produk tersebut yang merupakan hasil perkembangan teknologi baru yang
melibatkan titik produk itu sendiri tetapi material dan metode kerja yang digunakan
dalam proses pembuatan. Keinginan dan kebutuhan konsumen secara cermat
diamati oleh para pengusaha sebagai suatu dasar untuk pengembangna produk yang
baru. Sebagai akibatnya perusahaan haruslah fleksibel untuk dapat merubah sistem
secara cepat dan tepat jika diperlukan
8. Uang (money)
Dengan meningkatkan persaingan produk pada pasar, menyebabkan kebutuhan
akan otomatisasi dan mekanisasi telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
peralatan dan proses baru, yang menjamin mutu produk yang lebih baik
9. Kemajuan yang pesat dalam desain teknik yang membutuhkan pengontrolan yang
jauh lebih ketat terhadap proses-proses manufacturing telah menyebabkan hal terse
but juga juga ikut mempengaruhi mutu produk nantinya.
12
membuat gambar visual dari suatu proses, yang dapat memudahkan orang
untuk memahami, mendiskusikan, dan mengkomunikasikan.
Bagan arus berurutan sangat bermanfaat untuk menganalisis suatu proses yang
melibatkan beberapa orang atu lebih dari suatu departemen. bagan ini memungkinkan
identifikasi berbagai pelanggan dan pemasok serta menunjukkan bagaimana dan
kapan mereka saling beriteraksi dalam proses yang dianalisa.
Untuk menyelesaikan suatu bagan arus beurutan diperlukan tujuh langkah, antara
lain:
Langkah 1 : Menyiapkan sesi bagan arus beurutan
sebelum memulai arus bagan berurutan, buatlah lembar tugas bagan arus
beurutan. lembar tugas ini merupakan alat yang akan digunakan tim untuk
mencatat beberapa hal: tugas-tugas dalam proses, orang atau departemen
yang terlibat dalam menyelesaikan tugas.
13
14
anda telah mencatat tugas secara berurutan pada lembar tugas bagan
arus berurutan.
Bagan Arus Proses memusatkan perhatian pada satu fungsi atau aktivitas yang
spesifik. tidak seperti Bagan Arus Berurutan, Bagan Arus Proses tidak memerlukan
15
identifikasi pelanggan dan pemasok, namun lebih kepada penggambaran proses secara
visual.
Bagan Arus Proses terdiri dari empat langkah utama, antara lain:
langkah 1: Menyaikan sesi bagan arus proses.
Sebelum memulai sesi bagan arus proses
16
3. Diagram Tebar.
Diagram tebar merupakan interpretasi data yang digunakan untuk:
Diagram tebar sangat mudah digunakan dan hasilnya pun mudah dipahami. Alat
ini dapat diterapkan pada berbagai situasi.
Diagram Tebar terdiri dari empat langkah utama, antara lain:
Langkah 1: Mengumpulkan Data
Kumpulkan 25 hingga 50 (tidak lebih dari 100) data untuk setiap variabel
yang anda pelajari.
Langkah 2: Menggambarkan Sumbu Horizontal dan Vertikal
Untuk menggambarkan diagram tebar, ikuti langkah-langkah berikut ini:
17
4. Run Chart
Run Chart merupakan sejenis grafis garis yang digunakan sebagai alat analisis
untuk:
Membuat gambar atas apa yang terjadi dalam situasi yang anda analisis.
18
Run Chart mirip dengan Diagram Tebar dalam hal dua variabel dipetakan
berlawanan satu sama lain. Namun demikian, tidak seperti Diagram Tebar yang
digunakan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara dua variabel Run Chart
menelusuri perubahan dalam variabel yang diukur selama periode waktu tertentu untuk
mengenali pola yang timbul.
Penyusunan Run Chart terdiri dari tiga langkah utama, antara lain:
Langkah 1: Menentukan apa yang diukur
Langkah pertama dalam penyusunan Run Chart adalah memilih satu ukuran
penting untuk menelusuri selama periode waktu tertentu. Ukuran tersebut
sebaiknya berupa indikator (kualitas/produktivitas) yang menyediakan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Langkah 2: Menggambar Grafik
Menggambar Grafik meliputi tiga langkah mudah:
Memberi nama grafik
Menggambar sumbu Vertikal
Menggambar sumbu Horizontal
Langkah 3: Memetakan Data
Kunpulkan data untuk ukuran yang anda pilih. Setiap data selanjutnya
dipetakan pada grafik dilokasi yang tepat sesuai tingkat kejadian atau
persentase dan interval waktu. Jika anda menghubungkan titk-titk tersebut,
maka akan menjadi lebih mudah untuk mengiterpretasikan grafik. Terakhir
hitung rata-rata kejadian atau persentase dan petakan grafik.
19
5. Histogram
Histogram adalah bagan batang jenis khusus yang dapat anda gunakan untuk:
yang
diberikan
Histogram terletak
pada bentuknya.
20
21
Bentuk Deret
Keadaan tak terkendali bentuk deret apabila beberapa buah titik
pada peta kendali selalu berada diatas atau dibawah garis tengah
secara berurutan.
Perulangan (Periodicity)
Keadaan tak terkendali bentuk perulangan terjadi apabila
beberapa
buah
titik
menunujukan
pola
perubahan,
atau
22
Bentuk Pelompatan
Keadaan tak terkendali bentuk pelompatan terjadi apabila
beberapa buah titik yang jatuh sebelum dekat batas pengendalian
lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenal bentuk-bentuk keadaan
tak terkendali ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini
BENTUK DERET
BENTUK
23
BENTUK PERULANGAN
BENTUK TERJEPIT
24
terjadi dan ditemukan pada proses produksi kaca di PT. Muliaglass Float Division,
adalah sebagai berikut:
1. Inclusion
Jenis deffect berupa inclusion umumnya berbentuk bercak yang dikarenakan
adanya bahan-bahan keras baik metal ataupun non metal yang tidak ikut terlebur
dan tercampur pada saat proses pembakaran.
2. Knot
Deffect knot biasanya muncul karena adanya kesalahan pada proses furnance
atau pada material. Bentuk knot ini dapat berupa garis lurus disepanjang garis
tersebut.
3. Drip
Deffect drip ini muncul dikarenakan klep penutup pada tin bath tidak tertutup
rapat sehingga dapat masuk dan menyebabkan oksidasi pada molten glass
4. Bubble
Deffect bubble ini berbentuk gelembung udara yang terjadi pada kaca karena ada
udara yang tertangkap didalam lembaran kaca pada saat proses pembentukkan
kaca lembaran dilakukan.
5. Lobb
Deffect lobb ini hampir sama dengan deffect bubble namun biasanya ukuran
gelembung udaranya lebih besar serta posisi lobb sering berada pada bagian kaca
lembaran (bottom).
25
26
material
yang
terlalu
besar
sehingga
material
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28
2. Peta kendali C
Yaitu peta yang digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan pada
produksi atau untuk menghitung jumlah kejadian atau keadaan yang tidak
diinginkan dari jumlah sampel. Untuk ukuran sampel yang tetap dapat
digunakan peta C.
Langkah-langkah pembuatan peta control C akan diuraikan dibawah ini:
29
C=
Cacat Total
=
Yang Diperiksa Total
Nc
N
: CL = C
: BKA = C + 3
30
: BKB = C 3
BKA
C
BKB
Gambar 3.1.2 Batas Kendali Shewart
sebab
akibat
digunakan
untuk
mengidentifikasi
dan
31
32
Universitas Mercu
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan
PT. Mulia Glass merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Mulia
Industrindo. PT. Mulia Industrindo awalnya bernama PT. Mulia Indoland yang didirikan
pada tanggal 5 November 1986 berdasarkan akta No. 15, kemudian diperbaiki menjadi
akta No. 7 tanggal 6 Mei 1987 yang dibuat dihadapkan notaris Liliani Handaawaty
Tamzil, S.H dan disetujui Mentri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 25 Mei
1987 melelui keputusan Menteri No C2-3936.HT.01.01.Th.1987 di Jakarta. Perusahaan
lalu didaftarkan pada kantor Pengadilan Negri Jakarta Selatan dengan nomor
502/Not/1987/PN.JKT.SEL pada tanggal 8 juli 1987 dan telah diumumkan dalam berita
RI pada tanggal 18 Mei 1990 Nomor 40, tambahan nomor 1816.
Nama PT. Mulia Indoland diubah menjadi PT. Mulia Industrindo di Jakarta pada
tanggal 6 Agustus 1993, berdasarkan akta nomor 47, dihadapkan notaris Rachmad
Santoso, S.H dan disetujui Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 24
Agustus 1993 melalui Keputusan Menteri nomor C2-7507.III.01.01.Th.1993. lalu
33
pada
Universitas Mercu
kantor
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Selatan
dengan
nomor
Selatan
dengan
Nomor
265/Not/1990PN.JKT.SEL.
dan
266/Not/1990/PN.JKT.SEL pada tanggal 5 April 1990. pada tanggal 18 Mei 1990 hal ini
diumumkan dalam berita RI Nomor 40 dengan tambahan Nomor 1820. kemudian pada
tanggal 19 Mei 1990 dikeluarkan Surat Persetujuan Penanaman Dalam Negeri dengan
Nomor 450/1/PMDN/1990, dan ijin BKPM PT. Mulia Glass dikeluarkan pada tanggal 13
Oktober 1990 berdasarkan surat Nomor 593/SK.321-BPKMD/1990.
PT. Mulia Industrindo memiliki dua anak perusahaan yang bergerak dibidang
produksi keramik dan produksi kaca baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Anak perusahaan yang bergerak dibidang keramik adalah PT. Mulia Keramik Indah Raya
yang memproduksi keramik baik untuk lantai maupun untuk dinding dengan kualitas
ekspor. Sedangkan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kaca adalah PT.
Mulia Glass yang memiliki dua divisi, yaitu Float Division yang memproduksi kaca
lembaran dan Countainer Division yang memproduksi kaca botol dan kaca Glass Block.
34
Universitas Mercu
PT. Mulia Glass Float Division memiliki tiga unit produksi yang semuanya menghasilkan
kaca lembaran yaitu:
1. Float 1, yaitu beroperasi sejak Agustus 1992 dan telah mengalami rebuild pada
tahun 2000, yang memproduksi kaca lembaran Clear dan warna.
2. Float 2, yang beroperasi sejak Januari 1996, yang memproduksi kaca lembaran
warna.
3. Float 3, yang beroperasi seak Mei 1997, yang memproduksi kaca lembaran Clear.
4.1.2
sedang dalam proses untuk memperoleh sertifikat ISO versi 2000. kualitas sumber daya
manusia yang memiliki harus menjadi perhatian penting dari perusahaan. Untuk menarik
tenaga kerja yang tepat sesuai dengan bidangnya, maka dilakukan penerimaan dan
penyeleksi lamaran yang masuk. Perusahaan juga mencari melalui lembaga penyedia
tenaga kerja dan pihak perguruan tinggi atau lembaga pendidikan.
PT. Muliaglass Float Division memiliki Departemen Trainning and Develoment
yang dibantu oleh beberapa tenaga kerja asing. Departemen ini memberikan trainning
atau pelatihan internal dan eksternal bagi tenaga kerja yang telah direkrut, seperti
peningkatan keterampilan dan pembinaan karier. Trainning ini bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh PT. Muliaglass Float Devision
berlangsung kurang lebih 2 minggu. Persyartan untuk tenaga kerja di PT. Muliaglass
Float Devision adalah sebagai berikut:
35
Universitas Mercu
Sistem kera dilakukan dengan metode rotasi atau bergilir sehingga setiap grup
akan mendapatkan jam krja shift 1, shift 2 dan shift 3 atau sebagai grup pengganti. Rotasi
dilakukan setiap minggu dan grup mendapat satu hari libur dalam seminggu tersebut.
Selain tenaga kerja dengan sistem shift, terdapat juga tenaga kerja non-shift yang
merupakan tenaga kera dikantor pabrik. Jam kerja untuk non-shift adalah sebagai berikut:
36
Universitas Mercu
: pkl 08.30-13.30
PT. Muliaglass Float Division uga memberikan cuti selama 12 hari dalam setahun
bagi seluruh karyawan.
Upah minimum karyawan di PT. Multiglass Float Division besarnya melebihi
UMR (Upah Minimum Kerja) yang ditentukan untuk daerah Jawa Barat. Meskipun
pemerintah mengeluarkan ketentuan baru mengenai UMR untuk daerah Bekasi. PT.
Muliaglass Float Division sudah melakukan penyesuaian upah karyawannya. Sistem
pembayaran upah karyawan dilakukan dengan 2 cara yaitu:
lembur dibayar jika am karyawan melebihi am kerja yang telah ditentukan, sedangkan
premi dihitung berdasarkan kehadiran dan shift. PT. Muliaglass Float Division juga
memberikan bonus tahunan, tunjangan hari raya dan santunan bagi karyawan yang
menikah atau meninggal. Santunan ini berlaku bagi karyawan dan keluarga.
PT. Muliglass Float Diviasion uga memberikan sejumlah fasilitas bagi karyawan,
antara lain:
37
Universitas Mercu
Sarana kesehatan, berupa klinik dan Dokter didalam kawasan pabrik. Bagi
karyawan yang jabatannya setara dengan General Employeed, diberikan aminan
pemeliharaan kesehatan yang berlaku bagi karyawan itu sendiri dan keluarganya.
Makan, yang disediakan dikantin dan warung yang bwerada dikawasan pabrik.
Seragam, yang meliputi pakaian kerah, helm, masker, sepatu dan sarung tangan.
Sarana ibadah
38
Universitas Mercu
RUPS
Dewan Komisaris
DIREKSI
Perencanaan &
Pengembangan
Usaha
Divisi
Pemasaran dan
Niaga
Internal Audit
Divisi
Keuangan &
Investasi
Keuangan
Pengembangan
& Pelatihan
SDM
Riset Pasar
Akutansi &
Sistem
Informasi
Hukum &
Hubungan
Masyarakat
Penjualan &
Distribusi
Investasi
Hubungan
Industrial
Pemasaran &
Promosi
Domestik
PT. Muliaglass
Internasional
PT. Mulia
Keramik Indah
Raya
39
Administrasi
Pengajian
Kesejahtraan
Karyawan
Universitas Mercu
Visi II : Menadi perusahaan yang solid dan sehat, yang dapat memberikan hasil
investasi yang memadai bagi para pemegang saham.
Misi 1: Meningkatkan kualitas porto polio pelanggan.
Misi 2: Mengurangi ketergantungan terhadap bisnis (Raw Glasas) dengan
diversifikasi kearah industri hilir yang lebih menguntungkan.
Misi 3: Menciptakan aliansi bisnis yang dapat meningkatkan kualitas struktur
permodalan (Capital Struktur) perusahaan.
40
Universitas Mercu
41
Universitas Mercu
2. KACA WARNA
Kaca warna merupakan kaca hasil pengembangan (floaat) yang telah berdiri dan
dicampur bahan pewarna. Kaca ini mempunyai kemampuan untuk menyerap
sekitar 55% cahaya matahari sehingga akan memmberikan rasa nyaman, karena
cahaya yang menyilaukan dapat dikurangi. Kaca warna juga digunakan untuk
exterior dan interior bangunan dan dekorasi. Contoh dan tipe produk kaca warna
yang dihasilkan oleh PT. Muliaglass Float Division adalah sebagai berikut:
42
Universitas Mercu
2. Furnance
Pada bagian ini bahan baku yang telah dicampur kemudian dipanaskan sampai
mencapai titik lelehnya sehingga melebur dan bereaksi membentuk kaca cair.
3. Tin Bath
Pada bagian ini temperatur kaca diturunkan secara bertahap sehingga kaca
menjadi padat dan keras.
4.2.2 Cold End Area
1. Annealing Lehr
Pada bagian ini temperatur kaca diturunkan secara berrtahap sehingga kaca
menjadi padat dan keras.
2. Cutting Line
Pada bagian ini lembaran yang berbentuk dipotong dengan ukuran tertentu sesuai
dengan pesanan konsumen.
3. Packaging
Kaca yang sudah dipotong lalu dikemas didalam peti yang dilengkapi peredam
benturan.
Proses poddksi kaca yang dilakukan di PT. Muliaglass Float Division di bagi
menjadi dua bagian, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
43
Universitas Mercu
1
Raw Material
Handling
2
3
Batch Plant
5
Furnance
6
Tin Bath
7
Annealling Lehr
Keterangan:
1. Bahan baku utama
2. Bahan baku yang terukur
kandungan dan kelembabbannya
3. Bahan baku penunjang.
4. Cullet
5. Bahan baku yang telah tercampur
homogen
6. Kaca cair (molten glass)
7. Kaca cair yang telah tercetak
8. Kaca lembaran padat
9. Kaca lembaran yang telah
dipotong
10. Kaca lembaran yang siap dikirim
8
Cutting Line
9
Packaging
10
Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Produksi di PT. Muliaglass Float Division
44
Universitas Mercu
feeding Material
Penimbangan
Maxing
45
Soda Ash
Dolomite
Feld Spar
Selt Cake
Almunium
Hidrokakia
Air
SILO
6
Silica Sand
Universitas Mercu
Lime Stone
Motor
Campuran
Batch dengan
kadar air 5%
Cullet
MIXER
Masuk kebagian
Furnance
46
Universitas Mercu
4.3.2.2 Penimbangan
Ada 2 jenis metode penimbangan, antara lain:
Metode Fill In, yaitu jumlah bahan baku pada saat material masuk kedalam
timbangan.
Metode Fill Out, yaitu jumlah bahan baku diukur pada saat material keluar
timbangan.
Metode penimbangan bahan baku yang dipakai pada Batch Point adalah metode
Fill Out. Caranya adalah dengan mengukur laju alir keluaran bahan baku tersebut.
Metode penimbangan Fill Out memberikan hasil yang lebih teliti bila dibandingka
47
Universitas Mercu
dengan metode Fill In, karena dengan metode Fill Out bahan baku yang mungkin
menempel pada timbangan tidak mempengaruhi hasil penimbangan.
Penimbangan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan pengontrolan
komputer namun kadang-kadang juga penimbangan secara manual apabila terjadi
keruskan alat penimbangan secara manual sangat dan tidak efesien karena memerlukan
banyak tenaga kerja.
4.3.2.3 Mixing
Mixing adalah percampuran yang sudah ditimbang sesuai dengan ketentuan yang
diinginkan. Bahan baku yang keluar dari timbangan langsung dimasukkan kedalam
mixer. Proses pencampuran pada mixer sangat penting karena pencampuran yang tidak
sempurna akan menyebabkan kaca yang dihasilkan bersifat homogen.
Jumlah bahan baku yang dimasukkan kedalam mixer tidak boleh sama dengan
kapasitas mixer karena ika mixer diisi terlalu penuh maka waktu pengadukan yang
diperlukan untuk membuat bahan baku menjadi homogen akan lebih lama. Jumlah bahan
baku yang boleh dimasukkan kedalam mixer adalah 75-80% dari kapasitas mixer.
Pada mixer dilakukan pengecean kadar air atau kelembaban bahan baku secara
keseluruhan dengan cara otomatis maupun manual. Material yang diperiksa
kelembabannya yaitu Silica sand, Limestone, dan Sodium nitrat. Kelembaban bahan baku
ini harus sekitar 5% maka bahan baku harus ditambah air. Mixer yang digunakan
memiliki kapasitas 6 ton, tetapi biasanya dengan kapasitas (4 - 4,5 ton).
48
Universitas Mercu
4.3.3 Furnace
Pada furnace ini terjadi operasi regenerasi dimana udara panas dari api pembakar
memberikan panasnya ketika kaca air lalu mengalir melalui sisi ruangan dinding dari
finance yang dilewatinya. Setelah 20 menit, maka siklus ini akan berbalik arah dimana
bahan bakar akan melewati ruangan dinding furnance yang sudah panas tersebut. Bahan
bakar yang melewati ruangan dinding akan terpanaskan sehingga temperatur nyalanya
akan menjadi lebih tinggi. Hal ini dapat menghemat bahan bakar sampai sekitar 20%.
Ruangan dinding yang terpanaskan diatas tersebut dengan ruangan regenerasinya.
Pada bagian furnace bahan baku yang telah tercampur akan dipanaskan sampai
mencapai titik leburnya sehingga bahan baku tersebut melebur dan bereaksi membentuk
kaca cair. Pada furnace terjadi lima proses yaitu:
49
Universitas Mercu
1. Proses Charging
2. Peoses Melting
3. Proses Refining
4. Proses Cooling
5. Proses Working End
1. Proses Charging
Pada proses charging bahan baku dari hooper furnance dimasukkan kedalam
furnance dengan bantuan cheker. Hooper furnance tersebut dipasang untuk menjaga
kuantitas dari proses produksi
2. Proses Melting.
Pada proses melting bahan baku dilebur dengan temperatur yang lebih tinggi.
Bagian melting terdiri dari 6 port yang berada dari temperaturnya yang bekerja
bergantian setiap 20 menit. Port 1-5 ada dua burner yang dipakai untuk membakar dan
pada port 6 hanya ada satu burner. Temperatur tertinggi adalah pada port 4 yang disebut
hot spot, yaitu sekitar 1.580 C.
3. Proses Refining.
Proses refining untuk membebaskan gelembung-gelembung udara yang tersisa
dalam kaca, yaitu sekitar 5%. Temperatur pada bagian refining adalah sekitar 1445 C
1515 C. bagian ini juga dilengkapi dengan termokopel pada bagian atas dan bawah
masing-masing dua buah.
4. Proses Colling
Dibagian colling temperatur kaca diturunkan sampai suhu sekitar 1110 C. Alat
yang digunakan adalah Waist Cooler yang berfungsi untuk:
50
Universitas Mercu
P2
P3
P4
P5
P6
Material &
Culler
Changer
P1
Strirer
Rether
Melter
P1
P2
P3
P4
P5
Working end
P6
Canal
Universitas Mercu
52
Universitas Mercu
menyebabkan uda masuk kedalam cairan kaca dan akan membentuk gelembung
didalam kaca. Pada bagian ini kaca dihembuskan dengan gas H 2 dan N 2 yang
2 SnO
Sn + O 2
SnO 2
Molten Tin
Front Back
Tweel Tweel
Molten Glass
1050 C
Formed
Ribbon
Molten Glass
600 C
53
Universitas Mercu
Glassing, yaitu untuk kaca buram dimana kaca diproses lebih lanjut secara
kimiawi atau mekanis
Tempering, yaitu kaca dibentuk lagi dengan cara laminating atau dengan
temper dan cara untuk keperluan tertentu. Biasanya ini dilakukan untuk
kaca mobil dan pelapis yang digunakan biasanya memiliki ketebalan 0,1
mm.
Hollow
Arah kaca
Universitas Mercu
Hollow
Arah kaca
Arah kaca
55
Universitas Mercu
Variasi lebar kaca gross width kaca yang dapat dihasilkan oleh tiap float:
Float 1 max 152 inci
Float 2 max 156 inci
Float 3 max 156 inci
kebagian bawah cutting line yang berupa bak terbuka dan dihubungkan ke crusher
menjadi cullet yang kemudian dikirim ke silo dengan menggunakan conveyor.
4.3.7 Packing
kaca yang telah dipotong kemudian diambil dan disusun dalam peti atau krat yang
disebut Box Packing. Macam-macam box packing yang digunakan oleh PT. Mulia Float
Division adalah sebagai berikut:
56
Universitas Mercu
Cartoon Box, untuk packing kaca yang dikirim kedalam maupun luar negeri.
Wooden Box, untuk packing kaca yang dikirim kedalam maupun luar negeri.
Kapasitas box packing untuk kaca yang dikirim kedalam negeri maksimum 2 ton,
sedangkan untuk kaca yang akan dieksport kapasitasnya antara (0,2 0,5 ton).
material.
(TQA)
hanya
menguji
ulang
hasil
pemeriksa
laboratorium.
2. melakukan verfikasi hasil pengecekan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan.
3. menetukan penerimaan atau penolakan terhadap hasil verfikasi tersebut.
4. memberikan status terhadap barang yang non-confomance, yaitu barang yang
tidak sesuai lagi dengan standar yang telah ditetapkan
5. melakukan inpeksi on-line dan off-line inspeksi ternbagi menjadi tiga, yaitu:
57
Universitas Mercu
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa
(Kaca
Warna)
Jumlah
Cacat
(Kaca
Warna)
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
2741
2379
2349
2354
2058
2509
3218
3172
3576
3833
3247
4229
3513
3048
4102
3681
4310
3323
4126
3993
2688
3022
3191
3069
2998
3190
3383
3033
3586
2463
2391
98775
Knot
1016
835
713
939
893
998
1164
1198
1505
1647
1408
1553
1436
1066
1492
1186
1389
985
1283
1317
854
1027
980
1017
936
1255
910
763
709
640
632
33746
Inclusion
929
659
650
751
670
763
826
932
988
1182
920
898
970
862
1231
1046
944
854
1001
971
751
815
905
811
744
843
769
691
706
702
661
26445
58
Jenis Cacat
Bubble
Drips
626
100
746
70
898
47
507
115
392
71
372
319
816
347
778
204
693
344
598
340
576
303
1408
200
861
219
807
281
943
386
917
480
797
1144
780
670
1112
695
866
812
570
487
683
464
800
457
739
470
729
551
492
564
850
830
733
807
684
448
543
537
596
462
22912
13224
LOBB
70
69
41
42
32
57
65
60
46
66
40
60
27
32
50
52
36
36
35
27
26
33
49
32
38
36
24
39
39
41
40
1340
Universitas Mercu
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah
Cacat
(Kaca
Warna Ln)
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
2741
2379
2349
2354
2058
2509
3218
3172
3576
3833
3247
4229
3513
3048
4102
3681
4310
3323
4126
3993
2688
3022
3191
3069
2998
3190
3383
3033
3586
2463
2391
98775
12
10
10
10
09
11
14
13
15
16
14
18
15
13
17
15
18
14
17
17
11
13
13
13
13
13
14
13
15
10
10
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
0,85
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
-0,59
59
Universitas Mercu
1 Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat
C
C = Jumlah dipriksa =
N
C=
98775
= 0,13 = 13 %
736560
0,13 = 0,36
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 0,13 + (2).(0,36)
= 0,13 - (2).(0,36)
= 0,85
= -0,59
60
Universitas Mercu
61
Universitas Mercu
Tabel 4.4.2 Bagan kendali C untuk cacat Knot pada kaca warna Ln
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah Cacat
(Kaca Warna
Ln)
Knot
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
1016
835
713
939
893
998
1164
1198
1505
1647
1408
1553
1436
1066
1492
1186
1389
985
1283
1317
854
1027
980
1017
936
1255
910
763
709
640
632
33746
4,2
3,5
3,0
3,9
3,7
4,2
4,8
5,0
6,3
6,9
5,9
6,5
6,0
4,4
6,2
4,9
5,8
4,1
5,3
5,5
3,5
4,3
4,1
4,2
3,9
5,2
3,8
3,2
2,9
2,6
2,6
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
0,58
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
1,502
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
-0,818
62
Universitas Mercu
1 Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat Knot
C
C = Jumlah cacat yang dipriksa =
N
C=
33746
= 0,342 = 34,2%
98775
0,342 = 0,58
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 1,502
= -0,818
63
Universitas Mercu
64
Universitas Mercu
Tabel 4.4.3 Bagan kendali C untuk cacat Inclusion pada kaca warna Ln
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah Cacat
(Kaca Warna
Ln)
Inclusion
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
929
659
650
751
670
763
826
932
988
1182
920
898
970
862
1231
1046
944
854
1001
971
751
815
905
811
744
843
769
691
706
702
661
26445
3,9
2,7
2,7
3,1
2,8
3,2
3,4
3,9
4,1
4,9
3,8
3,7
4,0
3,6
5,1
4,4
3,9
3,5
4,2
4,0
4,0
3,4
3,8
3,4
3,1
3,5
3,2
2,9
2,9
2,9
2,7
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
0,51
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
1,288
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
-0,752
65
Universitas Mercu
1. Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat Inclusion
C
C = Jumlah cacat yang dipriksa =
N
C=
26445
= 0,268 = 26,8%
98775
0,268 = 0,51
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 1,288
= -0,752
66
Universitas Mercu
67
Universitas Mercu
Tabel 4.4.4 Bagan kendali C untuk cacat Bubble pada kaca warna Ln
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah Cacat
(Kaca Warna
Ln)
Bubble
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
626
746
898
507
392
372
816
778
693
598
576
1408
861
807
943
917
797
780
1112
866
570
683
800
739
729
492
850
733
684
543
596
22912
2,6
3,1
3,7
2,1
1,6
1,5
3,4
3,2
2,9
2,5
2,4
5,9
3,6
3,3
3,9
3,8
3,3
3,2
4,6
3,6
2,4
2,8
3,3
3,1
3,0
2,0
3,5
3,0
2,8
2,2
2,4
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
1,191
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
-0,729
68
Universitas Mercu
1. Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat Bubble
C
C = Jumlah cacat yang dipriksa =
N
C=
22912
= 0,231 = 23,1%
98775
0,231 = 0,48
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 1,191
= -0,729
69
Universitas Mercu
70
Universitas Mercu
Tabel 4.4.5 Bagan kendali C untuk cacat Drips pada kaca warna Ln
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah Cacat
(Kaca Warna
Ln)
Drips
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
100
70
47
115
71
319
347
204
344
340
303
200
219
281
386
480
1144
670
695
812
487
464
457
470
551
564
830
807
448
537
462
13224
0,42
0,29
0,19
0,48
0,29
1,34
1,46
0,85
1,44
1,43
1,27
0,84
0,92
1,18
1,62
2,02
4,81
2,81
2,92
3,41
2,04
1,95
1,92
1,97
2,31
2,37
3,49
3,39
1,88
2,46
1,94
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,36
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
0,853
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
-0,587
71
Universitas Mercu
1. Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat Drips
C
C = Jumlah cacat yang dipriksa =
N
C=
13224
= 0,133 = 13,3%
98775
0,133 = 0,36
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 0,853
= -0,587
72
Universitas Mercu
73
Universitas Mercu
Tabel 4.4.6 Bagan kendali C untuk cacat Lobb pada kaca warna Ln
Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
dipriksa (Kaca
Warna Ln)
Jumlah Cacat
(Kaca Warna
Ln)
Lobb
Persentase
Bagian
Cacat
(%)
Sd
BKA
BKB
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
23760
736560
70
69
41
42
32
57
65
60
46
66
40
60
27
32
50
52
36
36
35
27
26
33
49
32
38
36
24
39
39
41
40
1340
0,29
0,29
0,17
0,17
0,13
0,23
0,27
0,25
0,19
0,27
0,17
0,25
0,11
0,13
0,21
0,21
0,15
0,15
0,14
0,11
0,11
0,14
0,20
0,13
0,15
0,15
0,10
0,16
0,16
0,17
0,16
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
0,233
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
-0.207
74
Universitas Mercu
1. Cara Perhitungan
1. Rata-rata bagian cacat
Jumlah cacat Lobb
C
C = Jumlah cacat yang dipriksa =
N
C=
1340
= 0,013 = 1,3%
98775
0,013 = 0,11
BKA = C + 2 .
BKB = C - 2 .
= 0,233
= -0,207
75
Universitas Mercu
76
Universitas Mercu
Jenis Cacat
Jumlah
Komulatif
Persen (%)
Komulatif (%)
Knot
33746
33746
34.5
34.5
Inclusion
26445
60191
27.1
61.6
Buble
22912
83103
23.5
85.1
Drips
13224
96327
13.5
98.6
LOBB
1340
97667
1.4
100
Jumlah
97667
100
77
Universitas Mercu
120
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
100
80
60
40
Series2
Series1
Series3
Series4
20
0
A
Universitas Mercu
Material
Lingkungan
SEBAB
Kurang lebur
AKIBAT
panas
Sirkulasi udara
Silica Sand
rendah
Serpihan kaca
Temperatur
Lantai kotor
Warna
Knot
Belum matang
Tidak stabil
Tunjangan
Tidak rutin
Setting
Pengarahan Kerja
Upah
pengalaman
Daya tahan
cara kerja
Keahlian
Lelah
Umur
Tidak disiplin
Perawatan
Emosi
sakit
Methode
Mesin
Manusia
79
Universitas Mercu
Material
Lingkungan
SEBAB
Kurang dilebur
Batu Quartz
Kurang sempurna
Sirkulasi udara
Panas
Serpihan kaca
Metal Batch
Lantai kotor
Warna
Inclusion
Belum matang
Tidak stabil
Tunjangan
Tidak rutin
Setting
Pengarahan Kerja
Upah
pengalaman
Daya tahan
cara kerja
Keahlian
Lelah
Umur
Tidak disiplin
Perawatan
Emosi
sakit
Methode
AKIBAT
Mesin
Manusia
80
Universitas Mercu
Material
Lingkungan
SEBAB
Kurang sempurna
Metal Batch
Tidak stabil
Molten Glass
Serpihan kaca
Lantai kotor
Warna
Bubble
Belum matang
Tidak stabil
Tunjangan
Tidak rutin
Setting
Pengarahan Kerja
Daya tahan
cara kerja
Upah
pengalaman
Keahlian
Lelah
Umur
Tidak disiplin
Perawatan
Emosi
sakit
Methode
AKIBAT
Mesin
Manusia
81
Universitas Mercu
Material
Lingkungan
SEBAB
Kurang sempurna
Roll Mark
AKIBAT
Serpihan kaca
Kurang
Lantai kotor
Tidak stabil
Tunjangan
Tidak rutin
Setting
Pengarahan Kerja
Upah
pengalaman
Daya tahan
cara kerja
Keahlian
Lelah
Umur
Tidak disiplin
Perawatan
Drips
Emosi
sakit
Methode
Mesin
Manusia
82
Universitas Mercu
Material
Lingkungan
SEBAB
Kurang sempurna
Batu Quartz
Kurang sempurna
Metal Batch
Serpihan kaca
Lantai kotor
Warna
Lobb
Belum matang
Tidak stabil
Tunjangan
Tidak rutin
Setting
Pengarahan Kerja
Upah
pengalaman
Daya tahan
cara kerja
Keahlian
Lelah
Umur
Tidak disiplin
Perawatan
Emosi
sakit
Methode
AKIBAT
Mesin
Manusia
83
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Implementasi Peta Kendali C
Analisa implementasi pada peta kendali C dapat dilihat dibawah ini:
1. Hasil Perhitungan Dalam Peta Kendali C (total)
a. BKA
= 0,85 (85 %)
b. C
= 0,13 (13 %)
c. BKB
= -0,59 (-59 %)
82
= 1,502 (150,2 %)
b. C
= 0,342 (34,2 %)
c. BKB
= -0,818 (-81,8 %)
= 1,288 (128,8 %)
b. C
= 0,268 (26,8 %)
c. BKB
= -0,752 (-75,2 %)
= 1,191 (119,1 %)
b. C
= 0,231 (23,1 %)
c. BKB
= -0,729 (-72,9 %)
= 0,853 (85,3 %)
b. C
= 0,133 (13,3 %)
c. BKB
= -0,587 (-58,7 %)
84
= 0,233 (23,3 %)
b. C
= 0,013 (1,3 %)
c. BKB
= -0,207 (20,7 %)
85
No
Jenis Cacat
Jumlah
Komulatif
Persen
(%)
Komulatif (%)
Knot
33746
33746
34.5
34.5
Inclusion
26445
60191
27.1
61.6
Buble
22912
83103
23.5
85.1
Drips
13224
96327
13.5
98.6
LOBB
1340
97667
1.4
100
Jumlah
97667
100
86
Kelalaian manusia itu sendiri untuk melakukan check list selama proses
produksi berlangsung.
Motivasi pekerja tidak baik karena minimnya upah atau tunjangan yang
diterima.
b. Faktor Material
Warna yang digunakan dalam proses kaca belum matang sehingga hasil
tidak sempurna.
87
c. Faktor Metode
d. Faktor Mesin
Setting mesin tidak stabil sehingga hasil kaca kadang-kadang tidak sesuai
dengan hasil yang telah ditentukan.
e. Faktor Lingkungan
2. Inclusion
a. Faktor Manusia
Kelalaian manusia itu sendiri untuk melakukan check list selama proses
produksi berlangsung.
88
Motivasi pekerja tidak baik karena minimnya upah atau tunangan yang
diterimannya sebagai penghargaan atas kinerja mereka.
b. Faktor Material
Warna yang digunakan dalam proses kaca belum matang sehingga hasil
tidak sempurna.
c. Faktor Metode
d. Faktor Mesin
Setting mesin tidak stabil sehingga hasil kaca kadang-kadang tidak sesuai
dengan hasil yang telah ditentukan.
89
e. Faktor Lingkungan
Kurangnya sirkulasi udara sehingga para pekerja terasa panas.
3. Buble
a. Faktor Manusia
Motivasi pekerja tidak baik karena minimnya upah atau tunjangan yang
diterima.
b. Faktor Material
c. Faktor Metode
90
d. Faktor Mesin
Setting mesin tidak stabil sehingga hasil kaca kadang-kadang tidak sesuai
dengan hasil yang telah ditentukan.
e. Faktor Lingkungan
Kurangnya sirkulasi udara sehingga para pekerja terasa panas.
4. Drips
a. Faktor Manusia
Kelalaian manuisia itu sendiri untuk melakukan check list selama proses
produksi berlangsung.
Motivasi pekerja tidak baik karena minimnya upah atau tunangan yang
diterimannya sebagai penghargaan atas kinerja mereka.
b. Faktor Material
c. Faktor Metode
91
d. Faktor Mesin
Setting mesin tidak stabil sehingga hasil kaca kadang-kadang tidak sesuai
dengan hasil yang telah ditentukan.
e. Faktor Lingkungan
kurangnya sirkulasi udara sehingga para pekerja terasa panas.
5.Lobb
a. Faktor Manusia
Kelalaian manuisia itu sendiri untuk melakukan check list selama proses
produksi berlangsung.
Keahlian pekerja untuk melakukan suatu proses produksi sangat menentukan
proses tersebut. Dan kurangnya keahlian pekerja disebabkan kurangnya
pengalaman kerja.
Emosi pekerja tidak stabil karena kelelahan atau kesehatannya terganggu.
Motivasi pekerja tidak baik karena minimnya upah atau tunangan yang
diterimannya sebagai penghargaan atas kinerja mereka.
b. Faktor Material
Warna yang digunakan dalam proses kaca belum matang sehingga hasil
tidak sempurna.
92
c. Faktor Metode
d. Faktor Mesin
Setting mesin tidak stabil sehingga hasil kaca kadang-kadang tidak sesuai
dengan hasil yang telah ditentukan.
e. Faktor Lingkungan
93
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan terhadap apa yang telah didapat
selama melakukan analisa, baik dilapangan maupun secara teori, dapat diberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses produksi di PT Muliaglass Float Division selama bulan Mei tidak
terkendali. Hal ini dapat diketahui setelah proses implementasi kedalam peta
kendali C.
2. Dari diagram pareto dapat diketahui bahwa jenis cacat mutu yang sering timbul
selama bulan Mei adalah Knot, Inclusion Buble, Drips dan Lobb.
3. Berdasarkan pengolahan data yang didapat dilihat pada bagian kendali C dapat
dilihat batas-batas pengendaliannya banyak titik yang berada kelompok bentuk
khusus kendali yang mengharuskan perusahaan melakukan perbaikan proses.
4. Setelah menganalisis dengan diagram sebab akibat didapat bahwa faktor
penyebab yang paling dominan adalah kelalaian manusia.
95
6.2 Saran
Berdasarklan analisa dan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan
saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas produk kaca
diperusahaan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengisian chek sheet dengan teratur dan benar akan mempermudah pengontrolan
terhadap proses produksi.
2. Faktor Defect (cacat), mesin harus sering dipriksa sebelum beroperasi dan
mengganti alat yang sudah tidak layak pakai.
3. Dalam rangka peningkatan mutu produk, dapat dipastikan bahwa kerja sama
antara atasan dan pekerja harus seimbang.
4. Memberikan pengarahan pada setiap operator yang belum berpengalaman.
5. Manfaatkan benar-benar alat keselamatan kerja, sehingga para pekerja tidak
terganggu konsentrasinya dalam melakukan tugasnya.
96
DAFTAR PUSTAKA
1. Assauri, S, 1991. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi Fakultas
Ekonomi UI. Jakarta.
2. Ariani, D. W. 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atmajaya. Jogyakarta.
3. Gaspersz, V. 1998. Statistic Process Control. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
4. Hadiwiardjo, B. H. dan S. Wibisono. 1996. ISO 9000 Sistem Manajemen Mutu.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
5. Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas. Statistik,
teremahan oleh Zanzawi Soejaoeti, dari Introduction to statical quality control,
Gajah Mada University Press, Jogyakarta, 1985.
97