Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada teori ditulikan bahwa faktor resiko terjadi gastroenteritis adalah


Faktor Infeksi :
- Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica
- Virus; enterovirus echoviruses, adenovirus, human retrovirua seperti agent, rotavirus.
- Jamur; candida enteritis
- Parasit; giardia Clambia, crytosporidium
- Protozoa
Bukan Fakror Infeksi :
- Alergi makanan; susu, protein
- Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis pada pankreas
- Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
- Obat-obatan; antibiotik,
- Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
- Emosional atau stress
- obstruksi usus
Pada pasien terjadi gastroenteritis karena iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh
makanan yaitu makanan pedas dan asam.

Pada teori terdapat manifestasi


Mual
Muntah
Dieare
Kram perut
Distensi abdomen
Anoreksia
Peningkatan bising usus
Hipertermi
Nyeri epigastrik
Pada pasien terjadi mual, muntah, BAB cair lebih dari 10 x, hipertermi, nyeri epigastrik,
demam.
14

Tes diagnosis pada teori


Kultur tinja : mengetahui adanya bakteri yang berada dalam tinja yang menyebabkan diare
Pemeriksaan darah SE: mengetahui kadar elektrolit dalam darah
Pemeriksaan AGD : untuk mengetahui keseimbangan asam basa
Endoskopi : mengetahui adanya obstruksi yang terjadi pada saluran pencernaan
Tes diagnostik yang dilakukan pada pasien adalah pemeriksaan laboratorium Darah Rutin,
Serum Elektrolit, pemeriksaan Ureum kratinin. Direncanakan adanya pemeriksaan Tinja
Rutin.
SE : Na : 140 mmol/l dan kalium 6,0 mmol/l
Darah rutin : Hb: 10,5 g/dL, eritrosit: 3,39 juta/L, hematokrit: 31,9%, leukosit: 14, 65
10^3/, tromosit: 273ribu/l.
Ureum kratinin : Ureum 72mg/dl dan kratinin 2,0 mg/dl dan
GDS: 217 mg/dl.

Diagnosa Keperawatan yang ada pada teori


1.
2.
3.
4.

Perubahan pola eliminasi BAB b.d meningkatan bising usus


Gangguan keseimbangan cairan elektrolit b.d malabsorsi elektrolit
Kurang volume cairan tubuh b.d output yang berlebihan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, nyeri epigastrik, kram dan

distensi abdoment
5. Hiperterimi b.d prosesi infeksi
6. Ggn rasa nyaman: nyeri b.d distensi abdoment, kram, nyeri epigastrik
Pada klien
1.
2.
3.
4.

Perubahan pola eliminasi BAB b.d meningkatan bising usus


Gangguan keseimbangan cairan elektrolit b.d malabsorsi elektrolit
Kurang volume cairan tubuh b.d output yang berlebihan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, nyeri epigastrik, kram dan

distensi abdoment
Intervensi yang dilakukan pada pasien
DP1: perubahan pola eliminasi BAB b.d meningkatnya bising usus
HYD: pola eliminasi kembali normal dalam waktu 2-3 hari yang ditandai dengan BAB 1x
sehari feses berbentuk, lembek, peristaltik bising usus dalam batas normal
Intervensi
15

1. Kaji konsistensi , frekuensi, warna feses


R/ untuk memantu pola BAB
2. Kaji bisisng usus
R/ peningkatan bising usus mengidentifikasikan peningkatan aktifitas usus
3. Beri obat antidiare sesuai dengan indikasi
R/ untuk menghentikan diare
4. Kolaborasi pemeriksaan darah SE, AGD
R/ mengetahui adanya kehilangan elektrolit karena output yang berlebihan
5. Kolaborasi kultur feses
R/ untuk mengetahui adanya bakteri pada feses
DP2. gangguan keseimbangan elektrolit b.d malabsorsi cairan elitrolit
HYD: keseimbangan elektrolit dapat terjaga dalam waktu 2-3 hari yang ditandai dengan nadi
teraba kuat, cairan elektrolit dalam batas normal
intervensi
1. lakukan TTV setiap 2-4 jam
R/ nadi yang terba lemah dapat mengidikasikan tubuh kekurangan cairan elekrolit
2. hitung tetesan infus
R/ memastikan bahwah cairan elitrolit yang masuk dalam tubuh pasien sesuai kebutuhan.
3. monitor balance cairan
R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan
4. Kolaborasi pemeriksaan Laboratorium SE
R/ untuk mengevaluasi dari terapi yang telah diberikan
DP3. Kurang volume cairan tubuh b.d mual, muntah, diare
HYD: kekurangan volume cairan tubuh tidak terjadi dala waktu 2-3 hari yang ditandai
dengan mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis
intervensi
1. Lakukan TTV setiap 4 jam terutama nadi
R/ nadi yang teraba lemah mengindikasikan bahwa berkurangnya cairan intravaskular
2. kaji ulang adanya tanda-tanda kekurangan cairan seperti elastisitas turgor kulit menurun
R/ penurunan elastisitas turgor kulit mengidentifikasikan adanya kekurangan cairan dalam
tubuh
2. Hitung tetesan infus
R/ memantau cairan yang masuk sesuai kebutuhan
16

3. Anjurkan minum peroral 8 gelas sehari


R/untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral
4. Monitor balans cairan
R/ mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan yang keluar
5. Beri cairan infus sesuai pesanan medik
R/ pemberian cairan parenteral yang sesuai dapat membantu proses penyebuhan
DP4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia
HYD: kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 2-3 hari yang ditandai dengan pasien dapat
menghabiskan 1 porsi makanan yang disiapkan, BB badan dalam batas normal
1. Kaji kebiasaan makan klien dan makanan yang disukai
R/ untuk intervensi selanjutnya
2. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
R/ agar kerja lambung tidak telalu berat
3. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat
R/ untuk relaksasi dan meningkatkan nafsu makan
4. Berikan lingkungan yang mendukung saat sedang makan seperti menyiapkan posisi yang
nyaman saat makan
R/ posisi dan lingkungan yang nyaman akan mengkatkan keinginan makan
5. Kolaborasi pemberian obat antiemetik
R/ supaya tudak terjadi muntah
Pelaksanaan yang dilakukan pada pasien
Asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
1. Jam 8 melakukan TTV (TD, N, S, P) untuk mengetahui status kesehatan klien secara
umum
DO : TD: 120/60, N 85x/mnt, P 18x/mnt S: 37,30C
2. jam 8.10 mengambil darah untuk pemeriksaan fungsi hepar dan darah rutin
3. jam 8.15 memandikan pasien
DS: pasien mengatakan bahwa ia merasa lebih segar
DO: pasien tampak lebih bersih dan segar
4. Membagikan obat sebelum makan jam 8.40
DS: klien mengatkan bahwa ia telah meminum obat yang diberikan
DO: dokumentasi keperawatan
17

5. menghitung tetesan infus jam 8.55


DO: 20-21 tetes/mnt, infus lancar, tidak ada plebitis
6. Menyediakan makanan
DS: klien mengatakan ingin makan bubur
DO: klien menghabiskan setengah porsi makanan yang diberikan
7. melakukan TTV pada jam 10.00
DO: TD : 120/60 mmHg, N: 72x/mnt, S: 37,30C
8. memberikan discharge planning
DS: klien mengatkan bahwa ia mengerti dan mengingat apa yang dikatakan perawat
DO: klien tampak seringv terlupa tetang apa yang dikatakan perawat sehingga perawat
harus mengulang kembali.
Evaluasi
DP1. Ketidakseimbangan cairan elektrolit b.d mual, muntah diare
S: O: infus sampai dengan jam 11 masuk 500 cc
Tetesan infus 20-21 tetes/mnt
Minum 400 cc.
Kalmitake : 1 sendok
A: muntah sudah tidak ada tetapi diare masih terjadi
P: Lanjutkan rencana yang telah di buat
DP 2: perubahan eliminasi BAB b.d peningkatan peristaltik usus
S: pasien masih mengeluh mulas
O: BU 15x/mnt terdengar kuat dan panjang.
A: perubahan eliminasi BAB masih dapat terjadi
P: lanjutkan rencana yang telah dibuat

DP3: Kekurangan volume cairan b.d output yang belebihan


S : pasien mengatkan bahwa ia sudah menghabiskan 1 gelas air putih
O : cairan infus yang masuk 500cc, peroral 300cc dan output :bab+urin 120 gram
A : kurang volume cairan belum terjadi
P : lanjutkan renpra
18

DP4: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah anoreksia
S : klien mengatakan hari ini ia tidak merasa mual, tidak muntah
O : klien tampak menghabiskan porsi makanan yang diberikan
A : kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh masih menjadi resiko
P : lanjutkan Renpra yang telah rancang

19

Вам также может понравиться