Вы находитесь на странице: 1из 10

PENERAPAN KONSEP KEHIDUPAN DAN ICE BREAKING

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Perkembangan Peserta Didik (PPD) yang
diampu oleh Ibu Elvin Yusliana.

Oleh :
Nama

: Yazida Rizkayanti

NIM

: K2311083

Prodi

: Pendidikan Fisika SBI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

PENDAHULUAN
Tujuan umum pendidikan adalah untuk memberikan bekal agar kita dapat
berfungsi secara efektif diera teknologi ini. Peningkatan kualitas pendidikan tidak
terlepas dari peningkatan kualitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan
kualitas guru dapat dilakukan melalui berbagai pelatihan. Proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik di kelas perlu adanya suatu strategi pembelajaran.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu adanya metode yang
dapat mencapai keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi belajar dan
meningkatanya kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran ditandai
dengan semakin meningkatnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses
pembelajaran. Tetapi, kenyataannya pembelajaran fisika sering menjadi kendala
tersendiri bagi kebanyakan guru. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
Seperti halnya pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai peserta didik, pada remaja
sebagai salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui manusia, juga
makna pertumbuhan dan perkembangan menunjuk kepada proses perubahan secara fisik
dan psikis (jiwa) yang dialami oleh remaja yang bersekolah pada jenjang pendidikan
dasar (SLTP/SMP), jenjang pendidikan menengah (SLTA/SMA), dan jenjang
pendidikan

tinggi

(khususnya

mahasiswa

baru).

Masalah

pertumbuhan

dan

perkembangan remaja sebagai peserta didik juga perlu menjadi perhatian bagi para
calon dan para guru di SMP, SMA, dan di Perguruan Tinggi (PT), karena dengan bekal
pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, para guru di SMP, di
SMA, dan PT dapat menyesuaikan proses pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan
belajar remaja.

GEJOLAK MASA REMAJA


Secara psikologis diketahui bahwa masa remaja adalah masa yang penuh gejolak dan
goncangan jiwa bagi remaja. Gejolak dan goncangan jiwa terjadi karena remaja sedang
dalam pencarian identitas diri dan menjalani masa eksplorasi yang menyebabkan para

remaja ingin mencoba terhadap segala hal yang diketahui melalui proses membaca dan
mengalami dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Gejolak dan goncangan jiwa
juga terjadi karena remaja sedang mengalami masa pubertas yang menyebabkan,
dorongan seksual remaja sangat sensitif dan menuntut untuk disalurkan (dorongan
kebutuhan id) yang bersifat instinktif. Mengingat masa remaja merupakan masa yang
penuh gejolak dan goncangan, maka para calon guru dan para guru harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan permasalahannya dan masalah
psikologi remaja. Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan
psikologi remaja, para guru di sekolah harus memahami tentang kondisi psikologis
remaja dan menghadapi sikap dan perilaku remaja sebagai peserta didik secara edukatif
dan persuasif. Selain itu, para guru di jenjang pendidikan SMP dan sederajat, SMA dan
sederajat, dan dosen perguruan tinggi (khususnya dosen yang mengajar mahasiswa
baru) dapat mengadaptasikan proses pembelajarannya sesuai dengan karakteristik
psikologis remaja dan kebutuhan belajar remaja.

PROSES PEMBELAJARAN
Para calon guru dan para guru dan dosen di lembaga pendidikan, juga perlu
memiliki wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang: tugas-tugas perkembangan
remaja, perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada diri remaja, perkembangan
kognitif, perkembangan emosional, perkembangan sosial, dan perkembangan moral
remaja (Philip, 1987). Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharuskan sebagai dasar
dalam menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar remaja.
Dengan para guru di lembaga pendidikan perlu menyusun program pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan belajar dan kebutuhan psikologis remaja. Oleh karena itu, para
guru harus dapat menerapkan strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran di kelas
yang sesuai dengan perkembangan psikologis, sosial, dan moral remaja.
Saat proses pembelajaran Fisika berlangsung, diperkirakan siswa yang
memperhatikan guru yang menerangkan materi pelajaran dan yang aktif mengikuti
proses pembelajaran sekitar 25%, kegiatan siswa kebanyakan melirik ke kiri kanan,

membuat coretan yang tidak perlu, berbicara dengan teman sebangku, jalan-jalan
didalam kelas untuk mengganggu temannya serta menunggu guru mencatatkan
kesimpulan materi pelajaran.
Bila guru bertanya tentang materi pelajaran yang baru saja diterangkan hanya
sedikit sekali siswa yang mau dan mampu menjawab dengan benar, bahkan siswa yang
mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru juga sedikit. Jika ada siswa
yang menjawab pertanyaan guru dan ternyata jawaban tersebut kurang tepat maka siswa
lain sering menertawakan bahkan ada yang mengeluarkan nada cemooh. Seandainya
diminta untuk mengoreksi jawaban yang kurang tepat, jarang sekali siswa mau untuk
mengoreksi jawaban tersebut. Apabila kondisi seperti di atas dibiarkan, hal ini akan
mengakibatkan pelajaran fisika semakin terasa sulit dan bisa menimbulkan ketakutan
dikalangan siswa, lebih bagi siswa yang mempunyai potensi akademik menengah ke
bawah. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah inovasi bari dalam proses pembelajaran
fisika yang menyenagkan.

METODE PEMBELAJARAN FISIKA


Fisika dipandang sebagai mata pelajaran yang penuh dengan rumus rumus dan
angka menurut sebagian siswa, sehingga siswa enggan tertarik pada mata pelajaran ini.
Masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran fisika di sekolah adalah
pembelajaran fisika yang sukar dimengerti sehingga menyebabkan siswa mendapatkan
kesulitan untuk belajar. Dari masalah diatas yaitu materi fisika yang sukar dimengerti
sehingga menyebabkan siswa mendapatkan kesulitan untuk belajar karena tidak paham
rumus, kurang mengerti materi, dan cara menggunakan rumus untuk menyelesaikan
masalah.
Selain masalah masalah diatas juga timbul masalah lain yaitu metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Metode pembelajaran yang tidak tepat memicu
keragaman masalah pada diri masing masing individu antara lain : 1) antusias dan
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) para siswa
jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika

ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang paham, 3) keaktifan dalam mengerjakan soalsoal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang, 4) kurangnya keberanian
siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, 5) kebosanan siswa, karena dalam
pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar, 6) proses pembelajaran yang
monoton dan kurang menarik, dan 7) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran fisika. Hal ini menggambarkan keefektifan pembelajaran di dalam kelas yang
masih rendah. Akibatnya menyebabkan motivasi dan keaktifan siswa yang rendah untuk
mlz membaca materi tentang fisika / mengulang materi yang telah dipelajari,
mengerjakan pekerjaan rumah / tugas yang diberikan oleh guru.
Dalam melakukan proses mengajar, guru harus dapat memilih dan menggunakan
beberapa metode mengajar. Banyak metode mengajar yang dipakai oleh guru yang
mana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, kekurangan suatu
metode dapat ditutupi oleh metode mengajar yang lain sehingga guru dapat
menggunakan beberapa metode mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar.
Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan suatu materi yang disampaikan, tujuan
pembelajaran, waktu yang tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar.
Metode yang dikembangkan oleh pendidik yang dalam hal ini adalah guru
mungkin dapat digunakan dalam pembelajaran fisika yang badan menarik minat siswa
adalah sebagai berikut:
1. Dengan menghubungkan fenomena alam
Cara ini dikembangkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan
peristiwa yang terjadi sehari-hari. Sebagai contoh dalam menerangkan energi
gelombang kepada siswa kita dapat menjelaskan bahwa bangunan yang terkena
tsunami dapat roboh. Dalam menerangkanm perpindahan kalor dapat dijelaskan
dengan air yang tetap panas jika dimasukkan dalam termos. Dalam menerangkan
angin darat dan angin laut dengan melihat kapan nelayan mulai melaut dan kapan
kembali ke pantai.

Contoh-contoh diatas adalah sebagian kecil dari fenomena alam yang ada di sekitar
lingkungan siswa yang berhubungan dengan materi fisika, dan masih banyak lagi
fenomena alam lain. Karena fisika adalah ilmu yang berasal dari fenomena alam di
sekitar kita, sehingga siswa dapat memikirkannya secara nyata dan tidak abstrak
serta hanya tertuju pada rumusan saja. Jadi dapat memadukan antara fenomena
dengan konsep fisika secara tepat
2. Dengan menggunakan gambar
Cara dapat dikembangkan dengan cara mencari gambar yang ada di berbagai media
dan lingkungan sekitar. Sebagai contoh dalam menerangkan gaya gesekan kita dapat
mencari gambar macam-macam ban dari pirelli, michellin, bridgestone sampai
swallow, GT radial, IRC dan lain-lain di internet, gambar yang didapatkan di internet
atau berbagai media ditampilkan ke siswa, sehingga kita dapat menjelaskan kepada
siswa tentang lukisan/guratan yang ada pada ban, teruma guratan yang ban racing
dengan yang biasa. Atau menanyakan kepada siswa tentang perbedaan penggunaan
ban di balapan F1 pada cuaca panas dengan hujan .
3. Dengan memakai software
Pada jaman sekarang ini fasilitas teknologi informasi semakin pesat sehingga
penggunaan berbagai instrumen TI tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran
fisika, software atau model pembelajaran yang dikembangkan dengan program
animasi interaktif yang divisualkan kepada siswa maka siswa dapat memahami
konsep yang dipelajari secara nyata.
Model pembelajaran yang dikembangkan dengan program flash dapat dicari dan di
download dari berbagai situs di internet. Seperti e-dukasi.net, duniaguru.com, dan
berbagai ikon untuk pdf. Di situs tersebut akan mempermudah guru dalam
penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat mengamati proses
fisika secara faktual, karena selama ini siswa menganggap konsep fisika adalah
khayal, dan ini yang membuat siswa sangat sulit menerima materi.

Penggunaan software yang juga menggunakan program flash adalah software


pesona fisika. Software ini telah digunakan oleh banyak sekolah baik di luar maupun
dalam negeri sendiri. Program ini juga menampilkan materi fisika yang ada untuk
dihubungkan dengan animasi yang visual, audiovisual dan psikomotor. Tetapi
walaupun penggunaan sofware ini bisa berjalan sendiri peran guru sebagai
motivator dan stabilisator di kelas harus dijalankan dengan baik. Yaitu dengan cara
memberikan penjelasan materi atau pokok bahasan yang tidak dapat diterima secara
langsung oleh siswa.
4. Dengan percobaan
Model pembelajaran dengan percobaan dapat dikembangkan dengan alat-alat
yang tersedia di laboratorium sekolah. Sekolah yang besar akan mempunyai fasilitas
laboratorium yang lengkap sedangkan sekolah yang kecil maka fasilitas alat lab akan
sedikit. Jadi cara ini akan sukses di sekolah besar dan akan menjadi basi jika di
sekolah kecil.
Dengan tidak terlepas dari metode-metode pembelajaran yang selama ini telah
berkembang, Untuk itu penulis mencoba membahas alternatif lain proses pembelajaran
dengan model Penerapan konsep dan Ice breking saat proses pembelajaran Fisika
berlangsung.

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PENERAPAN KONSEP


FISIKA DAN ICE BREAKING
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena alam dan
mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa fisika
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang kita alami, apa yang kita
lakukan, kenapa hal itu terjadi dan mengapa demikian. Banyak siswa yang keliru dalam
memahami ilmu fisika. Mereka sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan
rumus-rumus dan berhitung.

Anggapan ini sebenarnya dapat dihilangkan apabila penyampaian konsep fisika


dapat disampaikan dengan menarik oleh guru. Pada awal pembelajaran, guru seharusnya
memberikan

penerapan

konsep

kehidupan

sehari-hari

sebelum

masuk

pada

pembelajaran fisika contohnya adalah Atraksi terbang burung di udara berkaitan dengan
gaya hambat udara, gaya angkat, gaya dorong dan gaya berat atau bagaimana kapal
selam dalam konsep fisika. Selanjutnya, guru dapat menjelaskan dan berinteraksi
kepada siswa secara interaktif agar siswa tertarik terhadap pembelajaran fisika. Dengan
adanya pertanyaan penerapan konsep di awal pembelajaran, diharapkan siswa
mempunyai rasa ingin tau dan mencari pemecahan masalah dari penerapan konsep yang
ditanyakan oleh guru tersebut sehingga siswa dapat antusias selama mengikuti
pembelajaran fisika. Selanjutnya, jika siswa sudah merasa jenuh dengan pembelajaran
fisika, gurupun seharusnya guru memiliki alternatif agar siswa tidak merasa bosan
dengan pembelajaran. Disini, penulis menawarkan alternatif Ice Breaking di
pertengahan pembelajaran.
Pengertian Ice Breaking secara umum adalah suatu aktivitas kecil dalam suatu
kegiatan yang bertujuan agar peserta tidak merasa bosan. kegiatan ini biasanya berupa
suatu humor atau dapat juga dalam bentuk permainan sederhana. Kalau dipilih kegiatan
yang cocok, ice breaking bisa menjadi momen yang efektif untuk memfasilitasi pondasi,
opening, bahkan kesuksesan sebuah acara secara keseluruhan. Dari pengertian Ice
breaking diatas, dapat kita terapan dalam proses pembelajaran yang mana siswa diajak
untuk melakukan sebuah aktivitas kecil agar siswa tidak merasa bosan dalam
pembelajaran fisika. Ice breaking dapat menggugah emosional siswa, karena kecerdasan
emosi adalah kunci bagi sistem memori otak. Pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan akan dapat meningkatkan pemahaman, mempertinggi daya ingat dan
memberi peluang kepada siswa untuk memfungsikan otak memori dan otak berpikirnya
secara optimal.
Menurut Dryden & Vos (2000) belajar akan efektif bila proses pembelajaran
dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Ada beberapa hal
yang mendukung efektivitas hasil belajar siswa diantaranya siswa belajar dalam kondisi
senang, guru menggunakan berbagai variasi metode dan teknik, menggunakan media

belajar menarik dan menantang, penyesuaian dengan konteks, pola induktif, dan siswa
sebagai subjek dalam pembelajaran. Ice breaking dalam pembelajaran, perkuliahan, atau
pelatihan sangat membantu dalam membuat suasana belajar yang menyenangkan.
Caranya dapat secara integratif atau secara khusus diberikan dalam sela atau jeda dalam
proses pembelajaran
Dalam Ice breaking pembelajaran fisika, guru bisa menjadikan siswa sebagai
objek atau subjek dari pelaksanaan ice breaking itu sendiri. Kegiatan ice breaking
berguna untuk mencairkan suasana dan lebih mendekatkan hubungan antara siswa.
Alokasi waktu kegiatan ice breaking ini adalah sekitar 5-7 menit. Dalam ice breaking ini
siswa dikondisikan untuk saling berinteraksi antara sesama siswa agar timbul suasana
psikologis yang kondusif untuk mengikuti pembelajaran. Memberikan kegembiraaan
kepada siswa disaat mengalami penurunan konsentrasi dalam belajar melalui ice
breaking yang menyenangkan tersebut dapat menggairahkan, sehingga siswa akan
mengalami penyegaran, berkosentrasi lagi dan dapat mengikuti pelajaran dengan penuh
motivasi. Selain itu, guru dapat memutarkan animasi atau praktikum seputar
pembelajaran fisika agar secara tidak langsung maupun langsung siswa bisa memahami
penerapan konsep fisika itu sendiri. Intinya, dalam ice breaking ini guru dituntut untuk
dapat menghubungkan pembelajaran fisika dengan kegiatan yang menyenangkan.

PENUTUP
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu adanya metode yang dapat
mencapai keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi belajar dan meningkatanya
kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan semakin
meningkatnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Fisika pun
dipandang sebagai mata pelajaran yang penuh dengan rumus rumus dan angka
menurut sebagian siswa, sehingga siswa enggan tertarik pada mata pelajaran ini.
Masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran fisika di sekolah adalah
pembelajaran fisika yang sukar dimengerti sehingga menyebabkan siswa mendapatkan
kesulitan untuk belajar. Oleh karena itu, perlu diadakannya Proses pembelajaran fisika
dengan penerapan konsep fisika terhadap kehidupan sehari-hari dan Ice breaking agar

siswa tidak hanya mampu menghafal rumus tetapi juga mampu memahami konsep
fisika dalam kehidupan sehari-hari serta siswa dapat menganggap fisika adalah salah
satu mata pelajaran yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Rohani,Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Siagian,Sondang P, 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT Rineka Cipta
Silberman,Melvin L. 2009. Active Learning. Bandung : Nusamedia.
http://azkamiru.wordpress.com/bahan-ajar-fisika-com/
https://docs.google.com/document/d/10v65NY8iE8ZohW4e7SGid7QqUZ1KlvTDoLC
FjGg2LI/edit?pli=1
http://eduklinik.info/2010/12/20/ice-breaking-pada-pembelajaran-matematika/

Вам также может понравиться