Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Skenario 5
Blok 10 ini.
Makalah Skenario 5 ini kami susun karena merupakan sebagian tugas yang
telah diberikan dan pada kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih
kepada beberapa pihak media dan drg. Retno Kusniati selaku dosen tutorial blok
sepuluh yang senantiasa membantu dan membimbing dalam pembuatan makalah
skenario lima ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan
para pembaca khususnya mahasiswa. Untuk menunjang pemahaman dan melatih
keterampilan mahasiswa, kami lampirkan beberapa jurnal.
Dalam pembuatan makalah ini telah disadari terdapat beberapa
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan
kepada semua pembaca agar dapat menyampaikan saran dan kritik guna
penyempurnaan makalah tutorial ini.
Penyusun
Page 1
DAFTAR ISI
Kesimpulan ............................................................................................35
4.2
Saran 35
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Page 3
menutup. Bunyi ini disebut dengan clicking yang seringkali, tidak disertai nyeri
sehingga pasien tidak menyadari adanya kelainan sendi temporomandibular.
Dalam sistem stomatognati, fungsi fisiologis dari pergerakan rahang
ditunjang oleh keharmonisan oklusi gigi. Oklusi yang baik dibentuk oleh susunan
gigi dan lengkung rahang yang seimbang dalam posisi oklusi sentrik. Perubahan
oklusi dapat disebabkan berbagai hal, antara lain karena hilangnya gigi karena
proses pencabutan. Kehilangan gigi yang dibiarkan tanpa segera disertai
pembuatan protesa, dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola oklusi karena
terputusnya integritas atau kesinambungan susunan gigi. Pergeseran atau
perubahan inklinasi serta posisi gigi, disertai ekstrusi karena hilangya posisi gigi
dalam arah berlawanan akan menyebabkan pola oklusi akan berubah, dan
selanjutnya dapat menyebabkan tarjadinya hambatan atau interference pada proses
pergerakkan rahang.
Page 4
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi dislokasi mandibula
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor resiko dislokasi mandibula
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari dislokasi mandibula ke arah
anterior
4. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari dislokasi mandibula ke arah
anterior
5. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dislokasi mandibula ke arah
anterior
6. Mahasiswa mampu menjelaskan sign and symptom dislokasi mandibula ke
arah anterior
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan dislokasi mandibula ke arah
anterior
8. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan dislokasi mandibula
kearah anterior
1.4 Manfaat
Dengan mempelajari sendi Temporo mandibula join, diharapkan para
mahasiswa calon dokter gigi mampu mengetahui serta memahami mengenai
setiap komponen dari temporomandibula join serta dapat mengetahui gangguan
dari TMJ atau dislokasi mandibula meliputi etiologi, klasifikasi, patofisiologi ,
sing and symptom dan cara
Temporomandibula Join.
Page 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skematik
Page 6
Page 7
1. Dislokasi anterior
Pada dislokasi tipe ini terjadi perubahan posisi condylus menjadi anterior
terhadap fossa articularis tulang temporal. Dislokasi anterior biasanya terjadi
akibat interupsi pada sekuens normal kontraksi otot saat mulut tertutup setelah
membuka dengan ekstrim. Muskulus masseter dan temporalis mengangkat
mandibula sebelum muskulus pterygoid lateral berelaksasi, mengakibatkan
condylus mandibularis tertarik ke anterior ke tonjolan tulang dan keluar dari fossa
temporalis. Spasme muskulus masseter, temporalis, dan pterygoid menyebabkan
trismus dan menahan condylus tidak dapat kembali ke fossa temporalis.
2. Dislokasi posterior
biasanya terjadi akibat trauma fisik langsung pada dagu. Condylus
mandibularis tertekan ke posterior ke arah mastoid. Jejas pada meatus acusticus
externum akibat condylus dapat terjadi pada dislokasi tipe ini.
3. Dislokasi superior
Biasanya terjadi akibat trauma fisik langsung pada mulut yang sedang
berada dalam posisi terbuka. Sudut mandibula pada posisi ini menjadi predisposisi
pergeseran condylus ke arah superior dan dapat mengakibatkan kelumpuhan
nervus fasialis, kontusio serebri, atau gangguan pendengaran.
4. Dislokasi lateral
biasanya terkait dengan fraktur mandibula. Condylus bergeser ke arah
lateral dan superior serta sering dapat dipalpasi pada permukaan temporal
kepala.
Dislokasi jenis ini dapat unilateral atau bilateral. Dislokasi tersebut dibedakan
menjadi akut, kronik rekuren, atau kronik.
Page 8
kehilangan
kapsul
sendi
akibat
riwayat
disloasi
Dislokasi akut yaitu dislokasi yang terjadi hanya sekali ataupun tidak sering
dan tanpa disertai symptom. Disloaksi akut sering terjadi secara tiba-tiba dan
biasanya terjadi pada saat pasien membuka mulutnya terlalu lebar. Mulut yang
terbuka lebar biasanya disebabkan karena menguap , berkumur-kumur ataupun
pada saat prosedur operatif di rongga mulut. Dislokasi dapat di sertai dengan
rasa sakit, karena kepala kondilus bergerak kearah depan secara tidak normal,
sehingga diskus terdorong pada dinding kapsul posterior yang sensitif atau
akibat tekanan pada tepi diskus.
2. Dislokasi Kronis
Dislokasi
kronis
berkepanjangan
dapat
(prolonge)
di
bedakan
dan
menjadi
kebiasaan
dislokasi
(habitual).
rekuren,
Dislokasi
Page 9
Sakit terasa semeprti mengunci sendi, sehingga sulit untuk membuka atau
menutup mulut pasien
gangguan TMJ juga dapat menyebabkan suara klik atau sensasi kisi ketika
Anda membuka mulut Anda atau mengunyah. Tapi jika tidak ada rasa
Page 10
SINDROM MARFAN
Sindroma marfan merupakan kelainan berupa jaringan ikat yang tumbuh terus.
Kelainan ini bersifat autosomal dominan (herediter), dan dapat timbul pada
orang yang bahkan tidak punya riwayat yang sama pada keluarganya. Faktor
Resiko: tidak ada predileksi nyata dengan ras, etnik dan jenis kelamin.
Patofisiologi: Gen FBN 1 berperan dalam pembuatan protein yang disebut
fibrilin. Protein ini diangkut ke luar sel menujun matriks ekstraseluler yang
akan berikatan dengan molekul fibrilin lain dan protein untuk membentuk
jalinan filamen yang disebut mikrofibril. Mikrofibril merupakan bagian dari
serat elastis yang ada pada kulit, ligamen, dan pembuluh darah. Mikrofibril
juga ada dalam jaringan penyokong yang menyokong jaringan pada lensa mata,
saraf, otot. Selanjutnya mikrofibril memegang peran penting dalam mengatur
faktor pertumbuhan (Protein Transforming Growth Factor 'TGF-beta').
Peran mikrofibril: pertahankan kondisi TGF-beta dalam keadaan tidak aktif.
Bila TGF-beta dilepaskan dari mikrofibril, maka akan mengakibatkan
pertumbuhan terus-menerus dari jaringan yang bersangkutan.
Mutasi pada FBN1 mengakibatkan ketidaknormalan produksi protein fibrilin
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, jumlah fibrilin yang
akan diubah membentuk mikrofibril juga sedikit. Berkurangnya mikrofibril ini
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 11
Manifestasi Klinis:
- Skeletal:
o Perawakan tinggi
o Lengan dan kaki panjang dan kurus (dolikostenomilia). Rentangan
tangan lebih panjang jadi pada tinggi badan.
o Araknodaktil: jari tangan dan kaki panjang (spider-like finger)
o Wajah sempit
o Palatum sangat melengkung
o Deformitas pada dada
o Gigi yang overcrowded
o Skoliosis
o Hiperfleksibel sendi
- Mata : Ektopik lensa. Meningkatnya resiko glaukoma, early katarak.
- Cardiovaskular : Defek katup jantung, aorta dilatasi dan diseksi
- Paru : bula => pneumonia spontan
SINDROM EHLERS-DANLOS
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 12
Definisi
Ehlers-Danlos Syndrome adalah suatu penyakit herediter yang jarang terjadi
pada jaringan ikat (connective tissue) dan memiliki manifestasi pada rongga
mulut. Mula-mula ditandai dengan penyakit kulit dan kelainan pada sendi,
dimana kondisi kulit mengalami hyperelastic dan mudah memar. Tidak hanya
itu, kelainan juga terjadi pada aliran darah. Menurut literatur sindrom ini
pertama kali ditemukan pada seorang pemuda Spanyol, yang mana dia mampu
meregangkan otot-otot kulit dadanya dari sebelah kanan ke sudut kiri
mandibula.
Pada tahun 1901, Edvard Ehlers seorang ahli kulit melaporkan seorang pasien
dengan kondisi sendi longgar, hyperplastic dan kecenderungan mudah memar
pada kulit dan pada tahun 1908 Henri-Alexandre Danlos menggambarkan
seorang pasien dengan kulit yang tipis dan hiperplastik serta menggambarkan
molluscoid pseudotumors pada pasien luka memar yang kronik pada
jaringan yang mudah rusak.
Etiologi
Penyebab dari Ehlers-Danlos Syndrome adalah kelainan pada gen yang
mengendalikan pembentukan jaringan ikat (kolagen), yaitu mutasi dari gen
ADAMTS2, COL1A1, COL1A2,COL3A1, COL5A1, COL5A2, PLOD1 dan
TNXB. Mutasi dari gen ini selalu merubah struktur, produksi, atau proses dari
kolagen atau protein yang berinteraksi dengan kolagen. Kolagen menyediakan
struktur dan kekuatan ke connective tissue di seluruh tubuh. Kerusakan dari
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 13
Klasifikasi
Klasifikasi dari Ehlers-Danlos ada dua,berdasarkan Villefranche types dan
Corresponden Berlin types, yaitu:
Berdasarkan Villefranche types, yaitu:
1. Classical (tipe I dan tipe II)
2. Hypermobility (tipe III)
3. Vascular (tipe IV)
4. Kyphoscoliosis (tipe VI)
5. Arthrochalasia (tipe VIIa dan tipe VIIb)
6. Dermatosparaxis (tipe VIIc)
Berdasarkan Corresponden Berlin types, yaitu:
1. Tipe I (gravis)
2. Tipe II (mitis)
3. Tipe III (hypermobile)
4. Tipe IV (arterial-ecchymotic)
5. Tipe VI (ocular-scoliotic)
6. Tipe VIIa (arthrochalasis multiplex congenital)
7. Tipe VIIb (arthrochalasis multiplex congenital)
8. Tipe VIIc (human dermatosparaxis)
Tipe-tipe lainnya pada Ehlers-Danlos Syndrome, yaitu : tipe V, tipe VIII, tipe
IX, tipe X, dan tipe XI. Semua ini sangat jarang dan keberadaanya masih
dipertanyakan dan tidak termasuk kedalam tipe Villefranche.
Page 14
spesifik untuk menentukan pemeriksaan lebih lanjut, jika ada, dan untuk
memberikan terapi spesifik.
a. Pasien mungkin memiliki riwayat penggunaan komputer berlebihan
(dihubungkan dengan terjadinya gangguan TMJ)
b. Satu pertiga pasien memiliki riwayat masalah psikiatri
c. Pasien mungkin memiliki riwayat trauma fasial, perawatan gigi yang
buruk, dan atau stress emosional.
d. Pasien dengan gangguan makan kronik menyebabkan prevalensi tinggi
gangguan TMJ.
e. Banyak pasien dengan gangguan TMJ juga mengalami nyeri leher dan
bahu.
f. Dokter sebaiknya menanyakan tentang clenching di siang hari atau
malam hari. Clenching di siang hari memiliki asosiasi yang kuat dengan
dislokasi TMJ dibandingkan dengan bruksisme malam hari.
g. Pasien akan mengeluhkan gejala berikut: 5
Klik, pop dan snap: Suara ini biasanya dihubungkan dengan nyeri
pada dislokasi TMJ. Klik dengan nyeri pada dislokasi disk anterior
disebabkan oleh reduksi mendadak dari pita posterior ke posisi normal.
Klik terisolasi sangat umum pada populasi umum dan bukan faktor
risiko terjadinya kelainan TMJ.
dapat
terbuka
atau
tertutup,
open
lock
adalah
Page 15
Palpasi :
a. Masticatory muscle examination: Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi
kanan dan kiri pada dilakukan pada sendi dan otot pada wajah dan daerah
kepala.
b. Temporalis muscle, yang terbagi atas 3 segmen yaitu anterior, media, dan
posterior.
c. Zygomatic arch (arkus zigomatikus).
d. Masseter muscle
e. Digastric muscle
f. Sternocleidomastoid muscle
g.
Cervical spine
Page 16
Page 17
bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan
keduanya. Krepitus adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yang
dirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya.
Krepitus menandakan perubahan dari kontur tulang seperti pada osteoartrosis.
Clicking dapat terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir membuka dan menutup
mulut. Bunyi click yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan
adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ clicking sulit didengar karena
bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop.
5.
Range of motion:
Pemeriksaan pergerakan Range of Motion dilakukan dengan pembukaan
mulut secara maksimal, pergerakan dari TMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau
nyeri. Mandibular range of motion diukur dengan :
a. Maximal interticisal opening (active and passive range of motion)
b. Lateral movement
c. Protrusio movement
C. pemeriksaan penunjang
1. Transcranial radiografi : Menggunakan sinar X, untuk dapat menilai
kelainan, yang harus diperhatikan antara lain:
a. Condyle pada TMJ dan bagian pinggir kortex harus diperhatikan
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 18
Gambar yang kurang tajam. Kelainan yang dapat dilihat antara lain
fraktur, dislokasi, osteoatritis, neoplasma, kelainan pertumbuhan pada
TMJ.
Page 19
Page 20
Page 21
Page 22
digerakkan di sutura zigomatikotemporalis dengan gerakan berulang perlahanlahan sambil menambah tekanan sehingga dapat dicegah terjadinya fraktur arkus
zigomatikus di bagian posterior sutura. Arkus ditekan dan diletakkan di sebelah
medial tuberkulum. Elastisitas arkus pada eminensia menahan daya arkus ke atas.
Karena menggunakan potongan oblik, oleh sebab itu tidak diperlukan lagi
memasang bony wedge untuk menstabilisasi fragmen seperti yang digambarkan
oleh Boudreau dan Tidemann atau Sailer dan Antonini. Kegagalan prosedur
Dautrey sangat mungkin disebabkan oleh dua faktor. Pertama, tidak adanya
pertemuan arkus zigomatikus yang dipatahkan ke bawah dengan kaput kondilus
yang terletak medial. Kedua, terjadi resorpsi pada eminensia yang dipatahkan ke
bawah.
Page 23
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Skenario 5
Page 24
Page 25
ketika menelan, rasa sakit diwajah, suara clicking atau perasaan tidak mulus
ketika mengunyah atau membuka mulut, rahang terkunci, kaku, sehingga mulut
sulit dibuka atau ditutup, sakit kepala, gigitan yang rasanya tidak pas,dan gigi-gigi
yang mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi yang mengalami
kontak prematur (Harjono & Rohana, 2008).
Dale A. Baur mengutip dalam jurnalnya "Treatment of Long Term Anterior
Dislocation of the TMJ" bahwa Ehlers-Danlos Syndrome juga merupakan salah
satu etiologi dari dislokasi TMJ
3.4 Patofiologi Dislokasi Mandibula ke arah Anterior
Page 26
Dislokasi biasanya disebabkan karena faktor fisik yang memaksa sendi untuk
bergerak lebih dari jangkauan normalnya, yang menyebabkan
kegagalan tekanan, baik pada komponen tulang sendi, ligamen dan kapsula
fibrous, atau pada tulang maupun jaringan lunak. Struktur-struktur tersebut lebih
mudah terkena bila yang mengontrol sendi tersebut kurang kuat.
1. Trauma
Jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi.
2. Kongenital
Sebagian anak dilahirkan dengan ketidak sempuranan komponrn anatomi tmj
seperti fossa mandibula yang dangkal serta kondilus mandibula yang tidak
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 27
Nyeri Mandibula ,
depresipr-auricular ,
rasa sakitdisekitartelinga,
kesulitanmenelanatauperasaantidaknyamanketikamenelan,
rasa sakitdiwajah,
suara clickinatauperasaantidakmulusketikamengunyahataumembukamulut,
sakit kepala,
gigi-gigi yang mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi
yang mengalami kontak premature.
A. Pemeriksaan klinis
1. Inspeksi
Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan gigi,
sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala dan wajah. Apakah pasien
menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 28
Palpasi :
m. Masticatory muscle examination: Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi
kanan dan kiri pada dilakukan pada sendi dan otot pada wajah dan daerah
kepala.
n. Temporalis muscle, yang terbagi atas 3 segmen yaitu anterior, media, dan
posterior.
o. Zygomatic arch (arkus zigomatikus).
p. Masseter muscle
q. Digastric muscle
r. Sternocleidomastoid muscle
s.
Cervical spine
Page 29
bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan
keduanya. Krepitus adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yang
dirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya.
Krepitus menandakan perubahan dari kontur tulang seperti pada osteoartrosis.
Clicking dapat terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir membuka dan menutup
mulut. Bunyi click yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan
adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ clicking sulit didengar karena
bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop.
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 30
5.
Range of motion:
Pemeriksaan pergerakan Range of Motion dilakukan dengan pembukaan
mulut secara maksimal, pergerakan dari TMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau
nyeri. Mandibular range of motion diukur dengan :
d. Maximal interticisal opening (active and passive range of motion)
e. Lateral movement
f. Protrusio movement
B. pemeriksaan penunjang
4. Transcranial radiografi : Menggunakan sinar X, untuk dapat menilai
kelainan, yang harus diperhatikan antara lain:
f. Condyle pada TMJ dan bagian pinggir kortex harus diperhatikan
g. Garis kortex dari fossa glenoid dan sendi harus dilihat.
h. Struktur condyle mulus, rata, dan bulat, pinggiran kortex rata.
i. Persendian tidak terlihat karena bersifat radiolusen.
j. Perubahan patologis yang dapat terlihat pada condyle diantaranya
flattening, lipping.
5. Panoramik Radiografi : Menggunakan sinar X, dapat digunakan untuk
melihat hampir seluruh regio maxilomandibular dan TMJ. Kelemahan dari
pemeriksaan ini antara lain :
d. Terdapatnya bayangan atau struktur lain pada foto X ray.
e. Fenomena distorsi, dimana terjadi penyimpangan bentuk yang sebenarnya
yang terjadi akibat goyang saat pengambilan gambar.
f.
Gambar yang kurang tajam. Kelainan yang dapat dilihat antara lain
fraktur, dislokasi, osteoatritis, neoplasma, kelainan pertumbuhan pada
TMJ.
Page 31
Page 32
Page 33
perlukan relaksasi yang lebih luas dapat dilakukan reposisi dengan narkose
umum.
Terapi dislokasi kronis dalam pengertian telah berlangsung lama (longstanding) atau terlambat dalam penatalaksaan (menurut Bradley dkk.(1994)
yaitu :
1. Reduksi secara manual .
2. Reduksi secara tidak langsung dengan penarikan melalui sudut,
sigmoid noth, atau processus coronoideus serta penekanan pada
kondilus.
3. Reduksi secara langsung , melalui pembedahan pada sendi
4. Condilotomy, condylectomi, osteotomy.
Page 34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sendi temporomandibular atau temporomandibular joint (TMJ) adalah sendi
yang menghubungkan anatara kranium dan mandibula yang permukannya ditutupi
oleh jaringan fibrous dan berfungsi seperti engsel dalam membuka dan menutup
mulut. Dislokasi adalah suatu keadaan dimana prosessus kondiloideus mandibula
bergerak lebih ke anterior dan superior dari eminensia articularis pada saat
membuka mulut dan terkunci dalam posisi tersebut sehingga menyebabkan
gerakan menutup mulut terhalang.
Dislokasi dapat terjadi baik secara akut atau kronis maupun rekuren dengan
arah ke depan, ke belakang, ke atas, dan ke luar dari daerah persendian, serta
dapat terjadi unilateral maupun bilateral. Dislokasi dapat terjadi secara spontan
pada saat menguap dan saat tertawa belebihan. Perawatan gigi dan mulut
seringkali menyebabkan dislokasi mandibula karen pasien dipaksa membuka
mulut dalam jangka waktu yang lama. Untuk mendapatkan diagnosa dari
gangguan fungsi sendi temporomandibula, dibutuhkan pemeriksaan klinis dan
juga evalusi dengan gambaran radiografis
Penatalaksanaan dislokasi
dengan reposisi secara manual atau tanpa bantuan anastetikum lokaldan obat-obat
pelemas otot. Pada yang kronis serta rekuren umumnya di lakukan intervensi
bedah dan perlu dikonsulkan kepada ahli bedah mulut untuk penatalaksanaannya .
penatalaksanaan secara manual dapat di lakukan sendiri di ruang praktek dokter
gigi jika dislokasi terjadi saat dilakukan perawatan gigi.
4.2 Saran
Pengetahuan mengenai kelainan pada sendi temporomandibula Join atau
dislokasi mandibula sebaiknya ditekankankan kepada para calon dokter gigi baik
di tingkat akademis maupun profesi, sehingga kelak akan terampil dalam
mempertimbangkan kompatibilitas sistem ini selama perawatan dental pada
pasien.
MAKALAH SKENARIO 5 BLOK 10 DISLOKASI KEARAH ANTERIOR
Page 35
Hadits :
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam
bersabda:
Apabila seseorang daripada kamu menguap, maka tutuplah mulut dengan
tangannya kerana sesungguhnya syaitan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).
(Hadis
Riwayat
Muslim,
Kitab
az-Zuhud,
14/269,
no.
5311)
Page 36
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti S. 2009; 15-19 .Penanggulangan Gangguan Sendi Temporomandibula
Akibat Kelainan Oklusi Secara Konservatif. Skripsi. Medan: FKG
USU.
Andreas chandra . 2012 . kegawatdaruratan orthopedi. USU
Ault J, Berman SA. 2009. Temporomandibular Joint Disorder
Chen, Harold. 2012. Genetic of Marfan Syndrome
Gazali, Moh & Alwin Kasim. 2004. Dislokasi Mandibula ke Arah
Anterior.Jurnal Kedokteran Gigi Edisi Khusus KOMIT KG-2004.
Page 119-124
Kartika, Utami. 2011. Gambaran Radiografi Ehlers-Danlos Syndrome Pada
Rongga Mulut. Medan: FKG USU
Merrill, R.G. 1988. Mandibular Dislocation. In: Keith, D.A (Ed). Surgery of
The Temporomandibular Joint. 4thed. Boston: Blackwell
ScientificPublications
Seta, Indri. 2015. Prinsip penatalaksanaan dislokasi sendi temporomandibular.
Jurnal fakultas kefokteran universitas sriwijaya
Ugboko, VI et al. 2005. A Survey of Temporomandibular Joint Dislocation:
Aetiology, Demographics, Risk Factors, and Management in 96
Nigerian Cases. International Journal of Oral and Maxillofacial
Surgery.
.
.
Page 37