Вы находитесь на странице: 1из 2

Otitits Media Akut dan Sinusitis Bakterial Akut

Otitis media akut dan sinusitis bakteri akut adalah 2 dari indikasi yang paling umum untuk
pemberian antibiotik pada anak-anak. Pada sebagian besar anak-anak dengan kondisi tersebut,
infeksi saluran pernafasan atas yang diakibatkan oleh virus sebelumnya merupakan predisposisi
perkembangan komplikasi bakteri akut. Hal ini membuktikan bahwa infeksi saluran pernapasan
atas akibat virus merupakan predisposisi perkembangan otitis media akut pada 37% kasus. Saat
ini, diagnosis mikrobiologi yang tepat dari otitis media akut dan sinusitis bakteri akut
membutuhkan kinerja dari tympanocentesis di bekas aspirasi di kedua sinus. Identifikasi adanya
virus dari nasofaring dalam kedua kasus tersebut tidak menyingkirkan perlunya terapi antibiotik.
Selanjutnya, pemeriksaan swab pada hidung dan nasofaring tidak berguna dalam memprediksi
hasil biakan telinga tengah atau sinus paranasal. Namun, ada kemungkinan bahwa kombinasi
dari informasi mengenai kolonisasi nasofaring dengan bakteri dan infeksi virus tertentu dapat
memberikan informasi mengenai keputusan pengobatan di masa depan.
Patogenesis
Patogenesis dari Otitis Media AKut (OMA) secara langsung berhubungan dengan adanya infeksi
virus sebelumnya yang menyebabkan penurunan fungsi mukosiliar dan disfungsi Tuba
Eustachius pada anak-anak. Insidensi OMA biasanya terjadi pada usia 3-24 bulan, yang
merupakan

puncak

community-acquired viral infections yang didapat pada anak-anak. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Chromaitree dan kawan-kawan mengungkapkan tahapan terjadinya infeksi
saluran pernapasan atas akibat virus pada anak-anak. Meskipun penelitian serupa telah
dilakukan, penelitian ini merupakan perwakilan dan yang paling komprehensif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajari kejadian OMA pada anak dengan infeksi saluran
pernpasan atas. Kombinasi kultur virus dan metode biologi molekuler digunakan untuk
mengidentifikasi virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas. Pengambilan sampel
dari swab nasofaring diperoleh untuk menentukan jenis bakteri patogen yang biasa menyebabkan
otitis

media

akut.

Dari total kejadian 1295 kasus infeksi saluran pernapasan atas, 63% kasus disebabkan oleh virus.
Tabel 1 menunjukkan virus penyebab infeksi saluran pernapasan atas dari 864 kejadian infeksi

saluran pernapasan akut. Secara keseluruhan, 37% dari kejadian infeksi saluran pernapasan atas
dipersulit oleh perkembangan OMA. Gambar 1 menggambarkan tingkat OMA dan otitis media
dengan efusi (OME) yang disebebkan oleh virus. Sebagai contoh, untuk adenovirus, 70% dari
kasus yang terkait dengan pembentukan cairan di telinga tengah, 45% adalah OMA dan 25%
adalah OME. Coronavirus dan respiratory syncytial virus (RSV) adalah yang paling mungkin
berkaitan dengan perkembangan OMA. Kelompok dari peneliti lain

telah mempelajari

pertanyaan yang sama di lokasi yang berbeda dan di tahun yang berbeda. Dalam sebuah
penelitian serupa yang dilakukan di Finlandia, rhinovirus adalah yang paling sering terdeteksi
dengan pemeriksaan PCR dari 63% kejadian, diikuti oleh RSV, influenza A, parainfluenza 3, dan
adenovirus.
Empat puluh lima persen kasus infeksi rhinovirus dan hampir 60% dari kasus infeksi RSV
dikaitkan dengan OMA. Komponen penting lainnya dari kerentanan terhadap perkembangan
OMA adalah kolonisasi kuman nasofaring oleh bakteri patogen yang terkait dengan OMA,
khususnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae nontypeable, dan Moraxella
catarrhalis. Gambar 2 menunjukkan pemulihan patogen dari nasofaring pada awal terkena flu.
Hanya 14% dari anak-anak yang tidak pulih dari infeksi patogen telinga tengah. Gambar 3
menunjukkan risiko terjadinya OMA setelah menderita infeksi saluran pernapasan atas akibat
virus.

Вам также может понравиться