Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SEMESTER GENAP 2015 2016

Uji Aktivitas Amilase (Metode Kolorimetri dengan Pereaksi


Lugol)

Hari / Jam Praktikum : Selasa / 13.00-16.00


Tanggal Praktikum

: 17 Mei 2016

Kelompok

:5

Asisten

: 1. Alicia Ima Dara


2. Hendita Faradina

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

I.

TUJUAN
1.1 Mengetahui aktivitas enzim amilase menggunakan metode
kolorimetri dengan pereaksi lugol

II.

PRINSIP
2.1 Absorbansi
Merupakan banyaknya cahaya atau energy yang diserap oleh
partikel partikel dalam larutan ( Martin , 1983).
2.2 Ikatan Glikosidik
Sebuah ikatan kovalen yang terbentuk antara molekul
karbohidrat dan molekul lain (dalam hal ini antara dua
monosakarida) dikenal sebagai ikatan glikosidik (Sridianti , 2016).
2.3 Metode Kolorimetri
Suatu teknik pengukuran yang berdasarkan diabsorbsina
cahaya oleh zat bewarnanya baik warna yang berasal dari zat itu
sendiri maupun warna yang terbentuk akibat reaksi dengan zat lain
(Khopkar, 1990).
2.4 Metode Caraway-Somogyi
Metode yang berdasarkan pada daya reduksi sederhana
terhadap ion tembaga menjadi kuprooksida dan senyawa- senyawa
gula lain (Suhardi , 1997).

III.

REAKSI

E +

(Enzim)

(Substrat)

[ES]

(Enzim)

P
(Produk)

(Winarno, 1985).

IV.

TEORI DASAR
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologik. Hampir
tiap reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis
enzim terjadi didalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi
dari sel tanpa merusak fungsinya (Sadikin, 2001).
Sebagian besar protein dicerna menjadi asam amino, selebihnya
menjadi tripeptida dan dipeptida. Pencernaan atau hidrolisis protein di
mulai di dalam lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan
protein (proses denaturasi), sehingga enzim pencernaan dapat memecah
ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif
yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin.
Makanan hanya sebentar berada di dalam lambung, pencernaan protein
hanya terjadi hingga di bentuknya campuran polipeptida, protese dan
pepton (Yuniastuti, 2007).
Disakarida (di-= dua) terbentuk ketika dua monosakarida
mengalami reaksi dehidrasi (juga dikenal sebagai reaksi kondensasi atau
sintesis dehidrasi). Selama proses ini, gugus hidroksil dari satu
monosakarida mengkombinasikan dengan hidrogen dari monosakarida
lain, melepaskan molekul air dan membentuk ikatan kovalen. Sebuah
ikatan kovalen terbentuk antara molekul karbohidrat dan molekul lain
(dalam hal ini, antara dua monosakarida) dikenal sebagai ikatan
glikosidik. Ikatan glikosidik (juga disebut glikosidik) dapat dari alpha
atau jenis beta (Sridianti, 2016).
Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat
mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila
reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis ( Poedjadi, 2006).
Amilaseadalah enzim yang mengkatalisis pemecahan pati me
njadi gula. Enzim amilase terbagi menjadi -Amilase, -Amilase, Amilase. Enzim Amilase merupakan komponen yang sangat penting

pada proses pencernaan makanan. Enzim ini mengubah karbohidrat


menjadi gula yang pada akhirnya diubah menjadi ATP. Enzim amilase
yang terkandung dalam saliva dapat menghidrolisis ikatan 1,4glikosidik yang terdapat dalam amilum menghasilkan dextrin, maltosa,
dan sejumlah kecil glukosa dengan konfigurasi gula (Endah dan
Nafizah, 2011).
Amilase

mencerna

karbohidrat

(polisakarida)

menjadi

disakarida yang lebih sederhana, bahkan mengkonversi mereka menjadi


monosakarida seperti glukosa. Amilase tidak hanya mencerna
karbohidrat, tetapi juga mencerna sel darah putih yang mati (pus).
Amilase juga terlibat dalam reaksi antiinflamasi seperti yang disebabkan
oleh pelepasan histamine dan zat-zat lain yang serupa. Respon inflamasi
biasanya terjadi pada organ yang berhubungan dengan lingkungan luar
(Kimball, 1991).
Amilase adalah enzim yang dapat memecah (mencerna) zat
tepung hidro karbon (nasi, roti, singkong, jagung, terigu, sagu, dan lainlain) menjadi zat tepung lain yang lebih halus dengan tujuan
mencernanya, sehingga nantinya dapat diserap oleh dinding usus halus.
Hidro karbon seperti nasi, roti, singkong, jagung, terigu, sagu, dan lainlain itu dalam ilmu kimia susunannya disebut polisakarida. Setelah
dicerna oleh amilase akan berubah manjadi disakarida, yakni zat tepung
yang susunan kimianya lebih sederhana. Bila masuk lambung dan usus
akan dicerna lagi menjadi lebih sederhana lagi, menjadi monosakarida,
yakni glukosa atau zat gula darah. Itulah sebabnya jika kita makan
singkong, dikunya agak lama, akan terasa manis. Hal ini disebabkan
karena zat tepung bila dicerna oleh amilase akan menjadi zat yang makin
manis rasanya (Machfoedz, 2008).
Kolorimetri merupakan metode analisa yang didasarkan pada
tercapainya kesamaan besarnya warna antara sampel dengan larutan
standar, dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor
mata. Prinsip dari metode kolorimetri dengan pembandingan warna

yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tak diketahui dengan
warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang diketahui dari zat
yang akan ditetapkan itu. Intensitas warna kemudian dapat
dibandingkan dengan yang diperoleh dengan menangani kuantitas yang
diketahui dari zat itu (Bassett dkk, 1994).
Keuntungan metode kolorimmetri adalah bahwa metode ini
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat. Selain itu
hemat biaya tentunya, sedangkan kerugiannya yaitu hanya dapat
menentukan kuantitas suatu zat yang sangat kecil (Bassett dkk, 1994).
Variasi warna suatu sistem berubah dengan berubahnya
konsentrasi suatu komponen, membentuk dasar apa yang lazim disebut
analisis

kolorimetrik.

Warna

itu

biasanya

disebabkan

oleh

pembentukan suatu senyawa berwarna dengan ditambahkannya


reagensia yang tepat, atau warna itu dapat melekat dalam penyusun
yang diinginkan itu sendiri. Intensitas warna kemudian dapat
dibandingkan dengan yang diperoleh dengan menangani kuantitas yang
diketahui dari zat itu. Kolorimetri dikaitkan dengan penetapan
konsentrasi suatu zat denganmengukur absorpsi realtif cahaya
sehubungan dengan konsentrasi tertentu zat itu (Bassett dkk, 1994).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang
terdiri dari spectrometer dan fotometer . Spektrometer menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
di absorpsi. Spektrofotometer bekerja berdasarkan penyerapan sinar
yang dihasilkan oleh sampel yang bewarna pada panjang gelombang
tertentu. Spektrofotometer dapat mengidentifikasi logam yang ada
dalam sampel bila sampel itu bewarna, namum sulit diidentifikasi pada
sampel yang tidak menghasilkan perubahan warna atau kadar logam
dalam sampel sangat kecil sekali (Praharyawan, 2012).

V.

ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat
5.1.1

Batang Pengaduk

5.1.2

Gelas Kimia

5.1.3

Labu Ukur

5.1.4

Mikropipet

5.1.5

Mikroplate

5.1.6

Mikroplate reader

5.1.7

Penangas air

5.1.8

Pipet tetes

5.1.9

Spatel

5.2.1

Amilum

5.2.2

Aquades

5.2.3

Larutan HCl

5.2.4

Larutan Iodium

5.2.5

Larutan Sampel Kubis

5.2 Bahan

5.3 Gambar Alat


5.3.1

Batang Pengaduk

5.3.2

Gelas Kimia

5.3.3

Labu Ukur

5.3.4

Mikropipet

5.3.5

Mikroplate

5.3.6

Mikroplate reader

5.3.7

Penangas air

5.3.8

Pipet tetes

5.3.9

Spatel

VI.

PROSEDUR
Pada pembuatan kurva baku amilase disiapkan microplate reader,
kemudian dibuat larutan amilum dari 100 mg amilum dan 20 mL
aquades atau setara dengan 5000 ppm. Dimasukkan 100 mikroliter
amilum kedalam kolom A1-A3, 20 mikroliter amilum dan 80 mikroliter
aquades ke dalam B1-B3, 40 mikroliter amilum dan 60 mikroliter
aquades kedalam kolom C1-C3, 60 mikroliter amilum dan 40 mikroliter
aquades kedalam kolom D1-D3, 80 mikroliter amilum dan 20 mikroliter
aquades kedalam kolom E1-E3, dan 100 mikroliter amilum kedalam
kolom F1-F3. Kemudian diinkubasi selama 7 menit dan dibaca
absorbansinya pada gelombang 600 nm.
Kemudian pada pengujian sampel disiapkan microplate reader
kemudian dimasukkan 40 mikroliter kubis dan dimasukkan pada
microplate reader kolom D1-D5 lalu setiap kolomnya ditambah 75
mikroliter amilum dan kemudian diinkubasi selama 7 menit. Setelah itu
ditambahkan 10 mikroliter HCl dan 20 mikroliter lugol ke dalam tiap
sampel. Setelah itu absorbansinya dibaca pada panjang gelombang 630
nm.

VII.

DATA PENGAMATAN
7.1 Pembuatan Kurva Baku

No.
1.

Perlakuan
Microplate

reader Microplate reader

disiapkan
2.

Dibuat

Hasil

siap digunakan
larutan Larutan

amilum

amilum dari 100 mg 5000 ppm telah


amilum dan 20 mL dibuat
aquades (5000 ppm)

Foto

3.

Dimasukkan

100 Amilum

dan

amilum aquades

dengan

kedalam kolom A1- berbagai

variasi

mikroliter

A3,

20

amilum

mikroliter volume

telah

dan

pada

80 berada

mikroliter aquades ke microplate reader


dalam

B1-B3,

mikroliter
dan

40

amilum

60

mikroliter

aquades

kedalam

kolom

C1-C3,

mikroliter
dan

60

amilum

40

mikroliter

aquades

kedalam

kolom

D1-D3, 80

mikroliter
dan

amilum

20

mikroliter

aquades

kedalam

kolom E1-E3, dan


100
amilum

mikroliter
kedalam

kolom F1-F3
4.

Diinkubasi selama 7 Baku terinkubasi


menit

5.

Dibaca

Didapatkan

nilai

absorbansinya pada absorbansi:


gelombang 600 nm

A1= 0,555; A2=


0,479
B1= 0,870; B2=
0,907

C1= 1,017; C2=


0,946
D1= 1,158; D2=
1,019
E1= 1,039; E2=
0,933
F1= 0,905; F2=
1,022

7.2 Uji aktivitas amilase sampel kubis


No.
1.

2.

Perlakuan

Hasil

Microplate

Microplate

reader

reader siap

disiapkan

digunakan

Dimasukkan

Sampel

40

mikroliter berada

sampel
pada

kubis dalam
kolom microplate

D1-D5
3.

Sampel

reader
yang Sampel

berada didalam tidak


microplate

berubah

ditambahkan

warna

amilum
sebanyak

75

mikroliter
4.

Diinkubasi

Sampel

selama 7 menit terinkubasi

Foto

5.

Dimasukkan
10

Sampel

mikroliter berubah

HCl dan 20 warna


mikroliter

menjadi

lugol pada tiap warna ungu


sampel

saat
penambahan
lugol

6.

Absorbansinya D1= 1,466


dibaca

pada D2= 1,409

gelombang

D3= 1,352

630 nm.

D4= 0,879
D5= 1,158

VIII. PERHITUNGAN
8.1 Perhitungan Blanko
Absorbansi kolom A1: 0,555
Absorbansi kolom A2: 0,479
Rata-rata absorbansi =

0,555+0,479
2

= 0,517 0,52

8.2 Perhitungan pembuatan amilum dan pengenceran


100 mg/ml = 1 ppm
100 mg/20 ml->100mg/200ml = 5000 ppm
Pengenceran: 1 1 = 2 2

a. 5000 ppm x 20 mikroL=N2 x 100mikroL


N2
=1000 ppm
b. 5000 ppm x 40 mikroL=N2 x 100 mikroL
N2
=2000 ppm.
c. 5000 ppm x 60 mikroL=N2 x 100 mikroL
N2
= 3000 ppm
d. 5000 ppm x 80 mikroL=N2 x 100 mikroL
N2
= 4000 ppm
8.3 Pembuatan Kurva Baku
Kolom

Absorbansi rata-rata (Sumbu Y)

Konsentrasi amilum (sumbu X)

0,96

5000

0,99

4000

1,09

3000

0,98

2000

0,89

1000

0,52

BLANKO

1,2
1
0,8
0,6
0,4
y = 1E-04x + 0,7867
R = 0,9967

0,2
0
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Persamaan baku standar amilum : 110-4x + 0,7867

Nilai R2 mendekati satu yaitu 0,9967 sehingga merupakan garis lurus.

8.4 Perhitungan Konsentrasi Amilase Akhir


y = 0,0001x + 0,7867
y = Absorbansi sampel absorbansi blanko
a. y= 1,446 - 0,52 = 0,926
b. y= 1,409- 0,52 = 0,889
c. y= 1,352 - 0,52 = 0,832
Dengan rata-ratanya 0,8823
IX.

PEMBAHASAN
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat
akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk. Enzim amilase merupakan enzim yang mampu bertindak
sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis pati oleh air membentuk gula.
Gula merupakan produk konstituen utama dalam industri makanan dan
minuman. Enzim amilase merupakan salah satu jenis enzim pencernaan
yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dalam mulut.
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang
penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan
mikroorganisme. Saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi
secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif
karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan
dapat dikendalikan.
Amilase hadir pada manusia air liur , di mana ia memulai proses
kimia pencernaan . Makanan yang mengandung pati banyak, tetapi
sedikit gula, seperti beras dan kentang , rasa sedikit manis karena
mereka mengunyah karena ternyata beberapa amilase pati mereka
menjadi gula di dalam mulut. Para pankreas juga membuat amilase (
amilase alfa ) untuk menghidrolisis pati makanan menjadi disakarida

dan trisaccharides yang dikonversi oleh enzim lain untuk glukosa untuk
memasok tubuh dengan energi. Tumbuhan dan beberapa bakteri juga
menghasilkan amilase. Sebagai diastase , amilase adalah enzim pertama
yang ditemukan dan diisolasi oleh Anselme Payen pada tahun 1833.
Semua amilase adalah hidrolisis glikosida dan bertindak atas -1, 4
glikosidik. Dalam fisiologi manusia, baik amilase saliva dan pankreas
adalah -Amilase. -Amilase juga dapat ditemukan pada tanaman yaitu
jamur (ascomycetes dan Basidiomycetes) dan bakteri (Bacillus).
Bentuk lain dari amilase, yaitu -amilase yang bisa juga
disintesis oleh bakteri , jamur, dan tanaman lain. -amilase bekerja
dengan cara mengkatalisis hidrolisis dari - 1,4 glikosidik dan
membelah menjadi maltosa pada suatu waktu. Selama pematangan dari
buah , -amilase pati pecah menjadi maltosa, sehingga muncul rasa
manis dari buah masak.
Dalam praktikum biokimia ini dilakukan uji menggunakan
sampel yaitu kubis. Kubis mempunyai nama ilmiah yaitu Brassica
oleracea L. Memiliki daun yang tersusun sangat rapih dan membentuk
bulatan yg pipih. Tanaman ini memiliki kandungan amilum sebesar 3,2
gram tiap 100 gramnya. Dilihat dari kandungan gulanya, kubis dapat
berguna sebagai penurun kadar gula dalam tubuh pasien diabetes. Hal
ini karena kandungan pada kubis dapat menurunkan kadar gula dalam
darah dan mengendalikannya agar tidak naik kembali secara drastis.
Cara kerja kubis dalam mengendalikan diabetes yaitu sel beta pankreas
akan diperbaiki sehingga pankreas dapat menghasikan zat insulin
seperti sediakala. Pengujian aktivitas enzim memiliki satuan yang
berbeda tergantung deskripsi dan metode pengujiannya. Hal ini
menyebabkan besarnya aktivitas enzim hasil percobaan tidak dapat
dibandingkan dengan aktivitas enzim yang tertera pada data enzim
produsen.Hal ini bisa terjadi karena jenis kubis juga menentukan
persentase kandungan yang ada didalamnya. Selain itu, teknik selama

pengolahan dan penanganan panen juga ikut menentukan. Oleh karena


itu terdapat kemungkinan perbedaan kandungan pati antara jenis kubis
yang berbeda.
Menurut Biogen (2008), amilase dalam kubis merupakan contoh
dari enzim -amilase atau disebut juga -l,4-glukan malto hidrolase,
dimana enzim ini bekerja pada ikatan alfa-1,4-glikosida dengan
menginversi konfigurasi posisi atom C(l) atau C nomor 1 molekul
glukosa dari alfa menjadi beta. Enzim ini memutus ikatan amilosa
maupun amilopektin dari luar molekul dan menghasilkan unit-unit
maltosa dari ujung non-pereduksi pada rantai polisakarida. Bila tiba
pada ikatan alfa-1,6 glikosida aktivitas enzim ini akan berhenti.
Membandingkan aktivitas enzim dalam unit yang berbeda
mustahil dilakukan karena setiap unit aktivitas enzim memiliki metode
dan cara perhitungan yang berbeda.Proses hidrolisis pada reaksi diatas
memecah pati menjadi amilosa dan amilopektin. Penambahan amilase
akan

memutus

ikatan

-1,4glikosida

pada

amilosa

sehingga

menghasilkan dekstrin dan apabila reaksi diteruskan amilase akan


memutusikatan -1,4 glikosida pada dekstrin sehingga dihasilkan
maltosa dan glukosa.
Pengujian

aktivitas

enzim

biasanya

dilakukan

untuk

menentukan aktivitas enzim -amilase yang telah disimpan terlalu


lama. Metode yang digunakan menggunakan bantuan spektrofotometer
sebagai alat pengukur absorbansi. Metode untuk analisa enzim amilase
di atas memiliki prinsip yang sama, yaitu mengukur hasil hidrolisis pati
(substrat) atau sisa substrat setelah kontak dengan enzim amilase dalam
waktu tertentu. Prinsip utama dalam praktikum ini adalah enzim
amilase adalah mengambil enzim amilase yang terdapat pada sampel
dengan pelarut. Enzim amilase diharapkan dapat larut sempurna
padapelarut yang digunakan

Alat yang digunakan adalah Microplate Reader. Microplate


reader adalah alat instrumen yang memiliki prinsip kerja yang sama
dengan spektrofotometer UV-Vis yaitu bertujuan untuk menganalisis
nilai absorbansi. Nilai absorbansi ini dilihat dan dibandingkan dengan
sampel sayur dan buah yang lain. Buah yang digunakan antara lain
yaitu apel, jeruk, buncis, wortel, kacang. Setiap buah memberikan
warna absorbansi yang berbeda-beda. Namun,dari semuanya bisa
disimpulkan bahwa jika nilai absorbansinya turun maka warna akan
lebih muda dibandingkan sebelumnya. Hubungan antara nilai
absorbansi dan aktivitas enzim amilase yaitu berbanding terbalik.
Semakin tinggi nilai absorbansi maka semakin menurun aktivitas dari
amilase.
Metode caraway-somogyi terlebih dahulu membuat kurva
standar glukosa antara konsentrasi glukosa dalam berbagai macam
konsentrasi dan absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan suatu
senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur
transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi. Serapan pada sampel yang terbentuk diukur pada panjang
gelombang tertentu. Jika menggunakan larutan I2 atau indikator iodinkalium iodida diukur pada panjang gelombang 600 nm.Konsentrasi
yang terbaca kemudian ditentukan dari nilai absorbansi yang terbaca
pada kurva kalibrasi. Jika nilai absorbansi tidak terbaca pada kurva
kalibrasi, maka sampel diencerkan hingga nilai absorbansi terbaca pada
kurva kalibrasi.
Salah satu langkah Spektrofotometri yang penting adalah
pembuatan kurva standart. Kurva standar terdiri atas sederetan
konsentrasi dari senyawa yang diukur.Menurut hukum Beer, suatu
grafik dari absorbsi terhadap kadar zat pengabsorbsian merupakan garis
lurus dengan slope sebesar b. Tetapi sering kali dijumpai bahwa

hasilnya tidak berupa garis lurus tetapi suatu garis lengkung, ini berarti
terjadinya penyimpangan positif/negatif.
Dalam prosesnya pertama-tama dibuat terlebih dahulu larutan
standar yang berfungsi sebagai blanko. Blanko juga digunakan sebagai
faktor koreksi, karena kosentrasi sampel akan dikurangkan dengan
kosentrasi blanko pada akhirnya. Selain itu hal lain yang harus
diperhatikan adalah kebersihan dari microplatenya

karena dapat

mempengarui kepada hitungan dari absorbansinya.


Dalam melakukan pengujian aktivitas amilase, hal yang terlebih
dahulu dilakukan adalah membuat kurva baku. Kurva baku merupakan
standar dari sampel tertentu yang digunakan sebagai pedoman ataupun
acuan untuk parameter kadar sampel tersebut dalam percobaan.
Pembuatan kurva standar juga bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansi sehingga nilai
konsentrasi dari sampel dapat diketahui. Cara yang dilakukan dalam
pembuatan kurva baku adalah dengan mencampurkan amilum dengan
akuades, konsentrasi amilum yang dipakai sama dengan yang dipakai
dalam pengujian aktivitas amilase sampel, hal tersebut supaya dapat
diamati perubahan dari jumlah amilum pada larutan baku dan sampel.
Selain itu perlakuan yang diberikan pada baku disamakan dengan yang
dilakukan pada sampel supaya hasil pengamatan tidak dipengaruhi oleh
perlakuan yang berbeda.
Dasar dari teknik pengujian ini adalah dengan mencampurkan
amilum dengan sampel yang mengandung enzim amilase. Enzim akan
bekerja menghidrolisis amilum menjadi dimer atau monomer pentose.
Dari hal tersebut selanjutnya diuji kembali kadar amilum dalam sampel
dengan menggunakan microplate reader. Apabila ditemukan kadar dari
amilum yang berkurang maka diketahui terdapat aktivitas amilase
dalam sampel. Setelah didapat nilai absorbansi dari baku, selanjutnya
dilakukan penguijian aktivitas enzim amilase dalam sampel. Sampel

yang digunakan adalah ekstrak kubis. Ketika pencampuran dari sampel


dan amilum telah dilakukan, selama 7 menit dilakukan inkubasi.
Inkubasi ini dilakukan supaya enzim yang terdapat pada sampel bekerja
menghidrolisis amilum. Dalam pelaksanaannya juga diperhatikan
kondisi suhu karena salah satu dari sifat enzim adalah termolabil atau
bergantung pada suhu, sehingga suhu yang dipakai adalah 370C karena
pada suhu tersebut enzim bekerja optimum. Setelah inkubasi selama 7
menit, ke dalam campuran ditambahkan larutan HCl. Penambahan ini
dilakukan supaya menghentikan aktivitas enzim dalam menguraikan
amilum. Penghambatan dilakukan supaya perlakuan pada sampel dan
baku sama dengan sampel tidak dipengaruhi oleh waktu yang berbedabeda.
Setelah diinkubasi ke dalam larutan ditambahkan lugol. Lugol
merupakan pereaksi spesifik terhadap amilum. Lugol terdiri dari KI dan
I2 dengan perbandingan tertentu. Ketika ditambahkan dengan amilum
ion I- akan berikatan dengan amilum dan menghasilkan warna khas
biru. Ketika penambahan pereaksi lugol, apabila tidak terjadi perubahan
warna saat dicampurkan zat tersebut belum terhidrolisis dan sampel
belum memiliki aktivitas amilase. Namun, apabila dari sampel sudah
memberikan perubahan warna maka dapat dianggap sampel ini
memiliki aktivitas amilase. Kemudian microplate dimasukkan kedalam
microplate reader dan dibaca nilai absorbansinya dengan panjang
gelombang 600 nm. Alasan mengabsorbansi dengan menggunakan
panjang gelombang 600 nm karena warna sampel ini sesuai dan dapat
dibaca dengan panjang gelombang tersebut. Penggunaan panjang
gelombang spesifik adalah karena pada panjang gelombang tersebut
diserap warna monokromatis merah yang merupakan warna
komplementer dari warna biru hasil dari reaksi lugol. Warna yang
ditangkap oleh mata yaitu warna biru merupakan warna yang
dipantulkan oleh larutan sementara warna yang diserap adalah warna

merah. Sehingga digunakan cahaya merah yang memiliki panjang


gelombang sekitar 600 nm.
Terakhir didapat nilai absorbansi dari sampel yaitu ekstrak
kubis. Dan dilakukan perhitungan kadar dari amilum dalam campuran
dengan membandingkan dengan kurva baku. Sehingga didapat nilai
aktivitas dari amilase dalam sampel ekstrak kubis. Dari nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai dari sumber literature sebagai perbandingan
hasil dan dibuat grafik seperti grafik dibawah ini.

Saat dibaca nilai absorbansinya didapatkan bahwa sampel kubis


memiliki nilai absorbansi rata-rata yaitu sebesar 1,09 dengan
konsentrasi amilumnya sebesar 3000 dan persamaan baku standar
amilum : 110 -4 x + 0,7867 dengan nilai R2 sebesar 0,9967. Dari nilai
ini dapat disimpulkan bahwa grafik ini dapat dianggap bagus karena
nilai dari R2 mendekati 1.
X.

SIMPULAN
10.1 Dapat mengetahui aktivitas enzim amilase dengan metode
kolorimetri dengan peraksi lugol, dengan konsentrasi amilase
akhir adalah 0,8823

DAFTAR PUSTAKA
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Endah, R, dan Nafizah Z. 2011. Aktivitas immobilizer -amilase dan free -amilase
dari Zoogloearamigera ABL 1 dalam medium pati cair dengan perlakuan
faktor lingkungan. Biota. 16(1) : 95-98.
Khopkar , S.M . 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Kimball, John W 1991. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.
Machfoedz, Ircham. 2008. Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Fitramaya
Martin .1983. Farmasi Fisik. Jakarta : UI Press
Poedjiadi, A., 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Praharyawan,Swastika. 2012. Spektrofotometri-Absorbansi dan Konsentrasi
(Hukum

Lambert-

Beer).

Tersedia

online

di

informasitips.com/spektrofotometeri-absorbansi-dan-konsentrasi-hukumlambert-beer.html [Diakses pada tanggal 26 Februari 2016].


Sadikin, Mohammad. 2001. Biokimia Eksperimen Laboratorium. Jakarta:
Widya

Medika.

Sridianti . 2016. Struktur Molekul Karbohidrat . Tersedia Online di


http://www.sridianti.com/struktur-molekul-karbohidrat.html

(diakses

tanggal 9 Mei 2016)


Suhardi. 1997 . Analisis Kualitas dan Kuantitatif Karbohidrat Bahan Makanan
Pertanian. Yogyakarta : UGM Press
Winarto. F.G. 1985. Enzim Pangan . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Вам также может понравиться