Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN
Sindrom Ramsay Hunt (SRH) atau geniculate neuralgia yang sering disebut
juga dengan Herpes Zoster Oticus (HZO) merupakan kumpulan gejala yang terdiri
dari neuralgia radikuler, erupsi vesikuler yang mengenai sebagian telinga luar dan
kanalis akustikus eksternus disertai kelumpuhan nervus VII perifer.1,2 SRH adalah
suatu sindrom yang terdiri dari otalgia, vesikel pada aurikula dan parese nervus
fasialis perifer.3 Definisi lain dari SRH adalah suatu parese nervus VII perifer yang
disertai dengan eritem vesikuler pada telinga dan mulut.4
Sindrom Ramsay Hunt menjadi penyebab paling banyak nomor dua dari
kelumpuhan perifer pada wajah.5 Sebelum tahun 1986, frekuensi zoster pada pasien
dengan kelumpuhan wajah perifer diperkirakan 4,5% -8,9%. Penyakit ini disebabkan
oleh reaktivasi sebuah virus varicella zoster (VZV) dari famili herpes alpha. Gejala
dari penyakit ini kadang tidak tampak karena lesi herpes tidak selalu hadir dan
mungkin mirip dengan beberapa penyakit neurologis lainnya seperti cerebral insult,
lyme disease dan meningitis.6
Sebuah tinjauan retrospektif dari 2.076 pasien didapatkan Menderita
kelumpuhan wajah unilateral, dengan atau tanpa vesikel. Dari tahun 1976-1996 di
Japan, diungkapkan insiden serupa sindrom ramsay hunt pada orang dewasa dan
anak-anak di atas usia 6 tahun. Dalam penelitian tersebut, sindrom ramsay hunt
didefinisikan sebagai palsy wajah unilateral, vesikel herpes pada telinga atau mukosa
mulut, dan disfungsi vestibulocochlear. Hal ini didiagnosis pada 16,7% anak-anak
dan 18,1% dari orang dewasa dengan kelumpuhan wajah.6
Insiden penyakit ini lebih tinggi pada anak di atas usia 6 tahun (24,3%)
dibandingkan pada anak-anak dibawah usia 6 tahun (10,5%). Dibandingkan dengan
orang dewasa, munculnya vesikel kadang tertunda pada anak-anak, dengan 50% pada
anak-anak lebih dari usia 16 tahun, dan 31,9% orang dewasa vesikel muncul setelah
terjadi kelumpuhan wajah. Pada anak-anak dibawah 16 tahun dan pada orang dewasa,
1

Gejala yang sering muncul berupa gangguan pendengaran (24,4% dan 52,7%),
tinnitus (11,1% dan 24,7%), dan vertigo (17,4% dan 31,8%); 2,9% dari orang dewasa
juga menunjukkan gejala glossopharyngeal / vagal.6
Pada beberapa penelitian retrospektif, kekuatan wajah dievaluasi dengan
menggunakan sistem penilaian Hous-Brackmann pada anak maupun dewasa.
Pemulihan lengkap terjadi pada 85/173 (49%) orang dewasa, dan dalam 33/42 (78%)
pasien dibawah usia 16 tahun. Serial audiogram menunjukkan pemulihan sempurna
pada 66% anak-anak dengan dokumentasi audiometri gangguan pendengaran
dibandingkan dengan 37,7% orang dewasa.6
Studi menunjukkan bahwa pasien dengan sindrom ramsay hunt secara statistik
lebih cenderung memiliki tingkat keparahan dan denervasi yang lengkap dengan
sinkinesis persisten. Pasien dengan sindrom ramsay hunt diobati dengan prednisone
hanya sedikit yang dapat mengurangi kelumpuhan wajah dibandingkan pasien yang
tidak diobati prednison.6
Di Indonesia belum ada data angka yang menunjukkan kejadian SRH, hal ini
mungkin disebabkan karena kejadian SRH sama saja jarangnya dengan kejadian di
Amerika Serikat ataupun lebih jarang sehingga mungkin terabaikan.6
Untuk itu, dilakukan penulisan referat ini agar dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran dalam menegakkan diagnosis serta mengobati pasien dengan tanda dan
gejala seperti diatas.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1. Anatomi Nervus Facialis
Nervus fasialis merupakan saraf kranial terpanjang yang berjalan di dalam
tulang temporal, sehingga sebagian besar kelainan nervus fasialis terletak dalam
tulang ini. Nervus VII terdiri dari 3 komponen yaitu komponen motoris, sensoris, dan
parasimpatis.7 Komponen motoris mempersarafi otot wajah kecuali musculus levator
palpebra superior. Selain itu nervus facialis juga mempersarafi stapedius dan venter
posterior musculus gastricus. Komponen sensoris mempersarafi 2/3 anterior lidah
untuk mengecap melalui meatus corda timpani. Komponen parasimpatis memberikan
persarafan pada glandula lakrimalis, glandula submandibular, dan glandula
sublingualis.
Nervus facialis memliki 2 inti yaitu superior dan inferior. Inti superior
mendapat persarafan dari korteks motor secara bilateral sedangkan inti inferior hanya
mendapat persarafan dari 1 sisi. Serabut dari kedua inti berjalan mengelilingi inti
nervus

abducens

(N.VI)

kemudian

meninggalkan

pons

bersama

nervus

vestibulococlearis (N.VIII) dan nervus intermedius masuk ke dalam tulang temporal


melalui poros meatus akustikus internus. Setelah masuk ke dalam tulang temporal
N.VII kan berjalan dalam saluran yang disebut kanal Fallopi.
Dalam perjalan di dalam tulang temporal N. VII dibagi dalam 3 segmen yaitu
segmen labirin, segmen timpani, dan segmen mastoid. Segmen labirin terletak antara
akhir kanal akustik internus dan ganglion genikulatom. Panjang nervus ini 2-3
milimeter. Segmen timpani (segmen vertical) terletak diantara bagian distal ganglion
genikolatum dan berkala kea rah posterior telinga tengah, kemudian naik ke arah
tingkap lonjong (fenestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan kemudian terletak sejajar
dengan kanal semisirkularis horizontal. Panjang segmen ini kira-kira 12 milimeter.
Segmen mastoid (segmen vertical), mulai dari dinding medial dan superior kavum
timpani. Perubahan posisi dari segmen timpani menjadi segmen mastoid disebut
3

segmen pyramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling posterior
dari N. VII sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi. Selanjutnya segmen ini
berjalan ke arah caudal menuju foramen stylomastoid. Panjang segmen ini 15-20
milimeter. Setelah keluar dari tulang mastoid, N. VII menuju glandula parotis dan
membagi diri untuk mepersarafi otot-otot wajah.
Di dalam tulang temporal N.VII memberikan 3 cabang penting, yaitu nervus
petrosus superior mayor, nervus stapedius, dan corda timpani. Nervus petrosus
superior mayor keluar ganglion genukulatum dan memberi rangsang pada glandula
lakrimalis. Nervus stapedius mempersarafi muskulus stapedius dan berfungsi sebagai
peredam suara. Corda timpani mempersarafi pengecapan pada 2/3anterior lidah. 7
Korteks serebri akan memberikan persarafan bilateral pada nucleus N VII
yang mengontrol otot dahi, tetapi hanya mernberi persarafan kontra lateral pada otot
wajah bagian bawah. Sehingga pada lesi LMN akan menimbulkan paralysis otot
wajah ipsilateral bagian atas bawah, sedangkan pada lesi LMN akan menimbulkan
kelemahan otot wajah sisi kontra lateral.8

Gambar 1. Anatomi nervus fasialis3

Pada kerusakan sebab apapun di jaras kortikobulbar atau bagian bawah


korteks motorik primer, otot wajah muka sisi kontralateral akan memperlihatkan
kelumpuhan jenis UMN. Ini berarti otot wajah bagian bawah lebih jelas lumpuh dari
pada bagian atasnya, sudut mulut sisi yang lumpuh tampak lebih rendah. Jika kedua
sudut mulut disuruh diangkat maka sudut mulut yang sehat saja yang dapat
terangkat.8
Lesi LMN : bisa terletak di pons, disudut serebelo pontin, di os petrusus,
cavum tympani di foramen stilemastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervus
facialis. Lesi di pon yang terletak disekitar ini nervus abducens bisa merusak akar
nevus facialis, inti nervus abducens dan fasikulus longitudinalis medialis. Karena itu
paralysis facialis LMN tersebut akan disertai kelumpuhan rektus lateris atau gerakan
melirik ke arah lesi, Proses patologi di sekitar meatus akuatikus intemus akan
melibatkan nervus facialis dan akustikus sehingga paralysis facialis LMN akan timbul
berbarengan dengan tuli perseptif ipsilateral dan ageusia ( tidak bisa rnengecap
dengan 2/3 bagian depan lidah).

Gambar 2. Kelumpuhan nervus fasialis (N. VII)6

2.2. PATOGENESIS SINDROM RAMSAY HUNT


Pada tahap awal virus varisela zoster masuk ke dalam tubuh melalui saluran
nafas atas dan mukosa konjungtiva, kemudian bereplikasi pada kelenjar limfe
regional dan tonsil. Virus kemudian menyebar melalui aliran darah dan berkembang
biak di organ dalam.

Fokus replikasi virus terdapat pada system retikuloendotelial

hati, limpa dan organ lain. Pada saat titer tinggi, virus dilepaskan kembali ke aliran
darah (viremia kedua) dan membentuk vesikel pada kulit dan mukosa saluran nafas
atas. Kemudian berkembang dan menyebar melalui saraf sensoris dari jaringan
kutaneus, menetap pada ganglion serebrospinalis dan ganglion saraf kranial.
Parese nervus VII timbul akibat reaktivasi virus varisela zoster yang menetap
pada ganglion genikulatum dan proses ini disebut dengan ganglionitis. Ganglionitis
menekan selubung jaringan saraf, sehingga menimbulkan gejala pada nervus VII.
Peradangan dapat meluas sampai ke foramen stilomastoid.10 Gejala kelainan nervus
VIII yang juga dapat timbul akibat infeksi pada ganglion yang terdapat di telinga
dalam atau penyebaran proses peradangan dari nervus VII. 9,10 Lokasi ruam bervariasi
dari pasien ke pasien, seperti halnya wilayah dipersarafi oleh nervus intermedius
(yaitu, bagian sensorik dari CN VII). Daerah ini mungkin termasuk anterior dua
pertiga dari lidah, langit-langit lunak, kanal auditori eksternal, dan pinna.
2.3. DIAGNOSIS
Diagnosis SRH ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fungsi nervus VII diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya
kelumpuhan dan evaluasi pengobatan. Pemeriksaan meliputi fungsi motorik otot
wajah, tonus otot wajah, gustatometri dan tes Schimer.7
Dari dalam anamnesis riwayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada riwayat
terkena penyakit cacar air. Penyakit ini didahului dengan gejala prodromal berupa
nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah. Lesi terdapat
di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok di atas daerah
yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada telinga dan kulit
6

sekitarnya (nyeri radikuler).2 Gejala-gejala yang biasanya dikeluhkan adalah nyeri


telinga paroksismal, ruam pada telinga atau mulut (80% pada kasus yang ada, ruam
bisa menjadi awal dari adanya paresis), ipsilatereal lower motor neuron paresis wajah
(N. VII), vertigo, ipsilateral ketulian (50% kasus), tinnitus, sakit kepala, diastrhia, gait
ataxia, cervical adenopathy. Nyeri telinga sering kali nyeri menjalar ke luar telinga
sampai ke daun telinga. Nyeri bersifat konstan, difus, dan tumpul. Nyeri muncul
biasanya beberapa jam sampai beberapa hari setelah muncul ruam.1
Pemeriksaan otoscopy menunjukkan vesikel-vesikel di dalam saluran atau di
membrana tympani. Derajat kelumpuhan saraf fasialis dapat dinilai secara subjektif
dengan menggunakan sistem House-Brackman selain itu derajat dapat digunakan
untuk evaluasi sekuele.
Tabel House - Brackman

Disamping itu juga dapat dilakukan tes topografi untuk menentukan letak lesi
saraf fasialis dengan tes Schirmer dan tes gustatoometri.2,11 Pemeriksaan N. VII
dimulai dari fungsi saraf motorik dengan cara menggerakkan otot-otot wajah utama di
muka, mulai dari mengankat alis (m. frontalis), mengerutkan alis (m. soucilier),
mengakat serta mengeruktan hidung ke atas (m. piramidalis), memejamkan mata
kuat-kuat (m. orbicularis okuli), tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi (m.
zygomatikus), memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi (m.
relever komunis), meggembungkan kedua pipi (m. businator), bersiul (m. orbicularis
oris), menarik kedua sudut bibir ke bawah (m. triangularis), dan memoncongkan
mulut yang tertutup rapat ke depan ( m. mentalis). Setiap gerakkan yang dilakukan
dibandingkan kanan dan kiri. Penilaiain yang diberikan adalah angka 3 jika gerakkan
normal serta simetris, angka 1 jika sedikit ada gerakkan, angka 2 gerakkan yang
berada diantara angka 3 dan 1, angka 0 jika tidak ada gerakkan sama sekali.
Tes gustatomeri ini digunakan untuk menilai n.corda timpani, dengan cara
membandingkan ambang rasang antara sisi lidah kanan dan kiri. Tes Schrimer
digunakan untuk mengetahui fungsi serabut serabut pada simpatis dari N.VII yang
disalurkan melalui nervus petrosus superfisialis mayor setinggi genikulatum, dengan
cara meletekkan kertas lakmus pada bagian inferior konjungtiva dan dihitung berapa
banyak sekresi kelenjar lakrimalis.
Berdasarkan gejala klinis, klasifikasi SRH dibagi menjadi 4 yaitu (1) penyakit
yang menyerang bagian sensoris nervus VII, (2) penyakit yang menyerang bagian
sensoris dan motoris nervus VII, (3) penyakit yang menyerang bagian sensoris dan
motoris nervus VII, disertai gejala gangguan pendengaran, (4) penyakit yang
menyerang bagian sensoris dan motoris nervus VII, disertai gejala gangguan
pendengaran dan keseimbangan.12

2.4. DIAGNOSIS BANDING


Berdasarkan keluhan pasien dan temuan fisik yang beberapa penyakit dapat
dijadikan diagnosis banding untuk SRH, antarala lain adalah Bells Palsy, miringitis
bulosa, otitis eksterna, dan trigeminal neuralgia. Diagnosis banding yang mungkin
adalah Bells Palsy hal ini didasarkan pada tampilan klnis yang terdapat kelamahan
separuh otot wajah. Hal yang sangat membedakan adalah adanya ruam pada SRH.
Miringitis Bullosa memiliki karakteristik gambaran klinis pasien yaitu tibatiba mengalami sakit telinga yang parah atau otalgia sifatnya berdenyut. Nyeri
biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid, tengkuk,
temporomandibula hingga ke seluruh wajah.13 Karakteristik pemeriksaan fisik dari
miringitis bullosa adalah adanya bulla pada membran timpani. Bulla yang muncul
paling sering pada sisi posterior atau postero inferior membran timpani atau pada
dinding kanalis posterior. Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya
penurunan pendengaran.
Otitis eksterna juga bisa dijadikan diagnosis banding berdasarkan adanya
otalgia, pruritus, keluarnya cairan dan hilangnya pendengaran. Pada pemeriksaan
didapatkan adanya nyeri tekan tragus dan liang telinga hiperemis dan bengkak.13
Gejala trigeminal neuralgia muncul secara tiba-tiba, unilateral, nyeri yang
berat terasa tertusuk dan rasa nyeri rekuren sesuai dengan saraf trigeminal tetapi
trigeminal neuralgia tidak menyebabkan adanya deficit nerologis.13
2.5. PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan
infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit
tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes.14
Perawatan utama untuk nyeri zoster terkait akut termasuk analgesik narkotik
dan non-narkotika (baik sistemik dan topikal), agen neuroactive, dan agen
antikonvulsan. Sementara kemanjuran perawatan ini untuk nyeri neuropatik umum
telah mapan, hanya beberapa modalitas telah dievaluasi khusus untuk zoster akut
9

terkait nyeri pada studi terkontrol. Para oksikodon narkotika oral dan antikonvulsan
gabapentin lisan, serta aspirin analgesik topikal dan lidokain, semua telah
menunjukkan kemampuan untuk mengurangi akut zoster terkait nyeri pada doubleblind, placebo-controlled studi.15 Di sisi lain, pregabalin anticonvulsant secara
statistik gagal untuk menunjukkan pengaruh signifikan menghilangkan nyeri zoster
akut dalam studi double-blind kecil, terkontrol plasebo. 16 Meskipun, perlu dicatat obat
ini telah terbukti ampuh mengobati rasa sakit dari neuralgia postherpetic dalam studi
terkontrol lainnya.
Antivirus dan kortikosteroid juga telah ditunjukkan untuk mempercepat
resolusi zoster terkait sakit. Tujuan terapi antiviral pada herpes zoster adalah untuk
mengurangi rasa sakit, menghambat replikasi virus, membantu penyembuhan
penyakit kulit, dan mencegah atau mengurangi keparahan neuralgia postherpetic.
Tiga agen antivirus, asiklovir, valasiklovir, dan famsiklovir, telah disetujui untuk
pengobatan herpes zoster di Amerika Serikat.
Mekanisme kerja untuk semua agen adalah pencegahan replikasi virus
varicella-zoster (VZV) melalui penghambatan polimerase DNA virus. Bentuk ke-3
agen telah terbukti dalam uji klinis untuk mengurangi pelepasan virus dan
mempercepat resolusi gejala, termasuk rasa sakit, pada herpes zoster tanpa
komplikasi. Acyclovir merupakan turunan guanin yang mencegah varicella-zoster
virus (VZV) replikasi melalui penghambatan polimerase DNA virus. Ini mengurangi
durasi lesi simtomatik. Setelah diminum, famsiklovir dengan cepat biotransformed ke
dalam senyawa aktif penciclovir dan terfosforilasi oleh kinase timidin virus. Dengan
persaingan dengan triphosphate deoxyguanosine, penciclovir trifosfat menghambat
polimerase virus. Dosis disesuaikan pada pasien dengan insufisiensi ginjal atau
penyakit hati. Valacyclovir adalah prodrug yang dengan cepat diubah menjadi
asiklovir sebelum mengerahkan aktivitas antivirus nya. Beberapa penelitian memberi
kesan superioritas valacyclovir dan famciclovir dibandingkan dengan asiklovir dalam
hal resolusi rasa sakit dan percepatan penyembuhan kulit. Selain itu, baik valasiklovir

10

dan famsiklovir telah meningkatkan bioavailabilitas lebih asiklovir dan, sebagai


hasilnya, memerlukan dosis kurang sering.
Studi-studi terkontrol penggunaan antivirus pada herpes zoster hanya
dievaluasi efektivitas mulai terapi dalam 48-72 jam onset ruam, dan mereka telah
menunjukkan tanpa kehilangan efektivitas ketika obat dimulai pada setiap saat selama
periode itu.16 Meta-analisis dan uji coba terkontrol secara acak menunjukkan bahwa
agen antivirus oral asiklovir, famsiklovir, dan valacyclovir, dimulai dalam waktu 72
jam setelah onset ruam, mengurangi keparahan dan durasi nyeri akut, serta kejadian
postherpetic neuralgia.17 Terapi antivirus harus dipertimbangkan untuk rejimen
pengobatan zoster akut, terlepas dari saat presentasi. Lamanya pengobatan antivirus
dalam studi telah bervariasi dari 7-21 hari. Berdasarkan literatur saat ini, untuk pasien
imunokompeten, asiklovir selama 7-10 hari atau 7-hari dari agen yang lebih baru
adalah tepat.18,19,20
Terapi antivirus telah ditunjukkan untuk menghentikan perkembangan dan
penyebaran herpes zoster akut pada pasien immunocompromised, bahkan bila
dimulai lebih dari 72 jam setelah onset ruam. Dengan demikian, pendapat pakar saat
ini

merekomendasikan

penggunaan

terapi

antivirus

pada

semua

pasien

immunocompromised zoster sebelum krusta penuh dari semua lesi. Terapi herpes
zoster pada individu normal dapat diberikan asiklovir 5x800mg sehari selama 7 hari,
paling lambat 72 jam setelah lesi muncul. 10 Menurut Gupta J dkk,21 pemberian
asiklovir 7-10 hari. Pada saat 72 jam setelah munculnya gejala pemberian antivirus
70% orang akan mengalami kesembuhan yang seutuhnya. Jika pemberian antiviral
diberikan lebih dari waktu emasnya makan kesempatan seseorang untuk sembuh
seutuhnya akan berukurang 50% .
Penggunaan steroid dalam hubungannya dengan antivirus untuk herpes zoster
tanpa komplikasi adalah kontroversial. Penambahan kortikosteroid oral telah
dievaluasi pada pasien yang diobati dengan asiklovir dalam 2 studi terkontrol. Steroid
yang ditemukan untuk mempercepat resolusi neuritis akut dan memberikan
peningkatan yang jelas dalam kualitas-hidup tindakan dibandingkan dengan pasien
11

diobati dengan antivirus saja. Penggunaan steroid oral tidak berpengaruh terhadap
perkembangan atau durasi neuralgia postherpetik. Steroid oral belum diteliti dengan
valacyclovir atau famciclovir, sehingga manfaatnya tidak diketahui. Bentuk non oral
terapi steroid tambahan pada herpes zoster akut juga telah dipelajari. Sebuah
penelitian yang melibatkan injeksi epidural steroid tunggal dan anestesi lokal
diberikan bersamaan dengan rejimen standar antiviral oral dan analgesik ditemukan
sederhana meningkatkan zoster terkait sakit selama 1 bulan lebih tanpa pengobatan
steroid.
Seperti di atas, tidak ada efek dalam mencegah neuralgia pasca herpes dicatat.
Mengingat dampak negatif dan kontraindikasi dari penggunaan kortikosteroid,
pendapat pakar saat ini menyarankan membatasi keterlibatan mereka dengan kasuskasus nyeri sedang sampai zoster parah, atau di mana gejala-gejala neurologis yang
signifikan (seperti kelumpuhan wajah) atau keterlibatan SSP hadir (dan penggunaan
kortikosteroid tidak dinyatakan kontraindikasi). Durasi optimal terapi steroid tidak
diketahui. Jika diresepkan, tampaknya masuk akal untuk steroid untuk digunakan
bersamaan dengan terapi antivirus.
Lamanya penggunaan steroid tidak boleh melampaui masa terapi antivirus.
Steroid tidak boleh diberikan sendiri (tanpa terapi antivirus), karena kekhawatiran
tentang promosi replikasi virus. Individu dengan perubahan imunitas diperantarai sel,
akibat kondisi imunosupresif (misalnya, HIV, kanker) atau pengobatan (misalnya,
penggunaan kortikosteroid diperpanjang), akan meningkatkan risiko untuk herpes
zoster. Selanjutnya, presentasi herpes zoster pada populasi immunocompromised
dapat menjadi rumit oleh penyakit disebarluaskan dan keterlibatan organ visceral.
Menurut Gupta J dkk,21 kortikosteroid 3-5 hari dengan regimen tapperring.
Kortikosteroid dapat diberikan selama 10-14 hari dengan dosis 40-60mg/hari atau
1mg/KgBB/hari dengan regimen tappering.2
Evaluasi dari pengobatan SRH ini sendiri dengan melakukan pemeriksaan
N.VII secara serial dan dengan pemeriksa yang sama selain dari apa yang dikeluhkan
oleh pasien. Selain terapi medikamentosa juga diperlukan edukasi kepada pasien
12

bahwa mungkin saja hilangnya pendengaran ataupun paralisis wajah yang terjadi
adalah mentepa mesiskipun sudah dilakukan pengobatan.
2.6. KOMPLIKASI
Paralysis berat akan mengakibatkan tidak sempurnanya kesembuhan dan
berpotensi untuk menjadi paralysis fasial yang permanen dan synkinesis.
Adakalanya, virus dapat menyebar ke saraf-saraf lain atau bahkan ke otak dan
jaringan saraf dalam tulang punggung, menyebabkan sakit kepala, sakit punggung,
kebingungan, kelesuan, dan kelemahan. Neuralgia pasca herpetik adalah rasa nyeri
yang timbul pada daerah bekas penyembuhan. Neuralgia ini dapat berlangsung
berbulan-bulan sampai beberapa tahun. Keadaan ini cenderung terjadi pada penderita
diatas usia 40 tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Makin tua penderita makin
tinggi persentasenya. Sepertiga kasus diatas usia 60 tahun dikatakan akan mengalami
komplikasi ini, sedang pada usia muda hanya terjadi pada 10 % kasus.
Infeksi sekunder oleh bakteri akan menyebabkan terhambatnya penyembuhan
dan akan meninggalkan bekas sebagai sikatriks. Vesikel sering menjadi ulkus dan
jaringan nekrotik. Paralisis motorik dapat terjadi pada sebagian kecil penderita (1 5
% kasus), terutama bila virus juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik
kranialis. Terjadi biasanya 2 minggu setelah timbulnya erupsi. Berbagai paralisis
dapat terjadi, misalnya di muka, diafragma batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria
dan anus.22
2.7. PROGNOSIS
Prognosis SRH dipengaruhi oleh umur, diabetes mellitus, hipertensi dan
pemberian terapi yang cepat. Yeo dkk menyatakan bahwa Herpes Zoster Oticus
(HZO) memiliki prognosis yang buruk daripada Bells Palsy. Sekitar setengah dari
jumlah pasien SRH masih memiliki gangguan motorik nervus fasial, hanya sebagian
kecil pasien dengan gangguan paralisis komplit.Hasil pemulihan akan lebih baik jika
perawatan dimulai pada hari ke tiga setelah gejala timbul. Kesembuhan yang
13

sempurna akan tercapai pada 70% kasus jika pengobatan dimulai pada saat ini.
Namun, jika pengobatan tertunda lebih dari 3 hari, kesempatan untuk mencapai
kesembuhan sempurna akan turun sekitar 50%.1,8

14

BAB III
KESIMPULAN
Sindrom Ramsay Hunt merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari neuralgia
radikuler, otalgia, erupsi vesikuler yang mengenai sebagian telinga luar dan kanalis
akustikus eksternus disertai kelumpuhan nervus VII perifer.1,2,3
Diagnosis SRH dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
dalam anamnesis riwayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada riwayat terkena
penyakit cacar air. Penyakit ini didahului dengan gejala prodromal berupa nyeri
kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah. Lesi terdapat di
telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang
eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada telinga dan kulit
sekitarnya (nyeri radikuler).2 Pemeriksaan fungsi nervus VII diperlukan untuk
menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan dan evaluasi pengobatan. Tes yang dapat
dilakukan adalah tes topografi untuk menentukan letak lesi saraf fasialis dengan tes
Schirmer, reflek stapedius dan tes gustometri. 2,11 Derajat kelumpuhan saraf fasialis
dapat dinilai secara subjektif dengan menggunakan sistim House-Brackmann, metode
ini juga dapat digunakan untuk evaluasi pengobatan.
Obat yang paling direkomendasikan untuk tatalaksana SRH adalah kombinasi
acyclovir dan prednisone. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dari 80
pasien SRH dengan berbagai tingkat keparahan diobati dengan acyclovir dan
predniosen menunjukkan hasil kesembuhan total, tetapi masih ada 52% yang
menujukkan gejala sisa berupa kelumpuhan wajah dengan grade I menurut HouseBackman. Oleh sebab itu pemberian terapi dalam waktu 3 hari setelah ruam muncul
menjadi penting untuk mencapai prognosis yang lebih baik bagi kelumpuhan wajah
parsial dan kehilangan pendengaran. Jika obat diberikan lebh dari 7 hari onset ruam
maka kesempatan bagi pasien yang dinyatakan dalam grade 1 House backman
memiliki kesempatan 30% untuk sembuh.14,15,16

15

Lamanya pengobatan antivirus dalam studi telah bervariasi dari 7-21 hari.
Terapi pada individu normal dapat diberikan asiklovir 5x800mg sehari selama 7
hari10,16,17,18 Steroid ini hanya boleh diberikan bersamaan dengan antiviral dan lamanya
penggunaan steroid tidak boleh melampaui masa terapi antivirus. Menurut Gupta J
dkk, penggunaan kortikosteroid 3-5 hari dengan regimen tapperring. Kortikosteroid
dapat diberikan selama 10-14 hari dengan dosis 40-60mg/hari atau 1mg/KgBB/hari
dengan regimen tappering.2
Prognosis SRH dipengaruhi oleh umur, diabetes mellitus, hipertensi dan
pemberian terapi yang cepat. Yeo dkk menyatakan bahwa Herpes Zoster Oticus
(HZO) memiliki prognosis yang buruk daripada Bells Palsy. Hasil pemulihan akan
lebih baik jika perawatan dimulai pada hari ke tiga setelah gejala timbul.
Kesembuhan yang sempurna akan tercapai pada 70% kasus jika pengobatan dimulai
pada saat ini. Namun, jika pengobatan tertunda lebih dari 3 hari, kesempatan untuk
mencapai kesembuhan sempurna akan turun sekitar 50%.1,8

16

ALUR DIAGNOSIS HERPES ZOSTER OTICUS


(SINDROM RAMSAY HUNT)
Keluhan: nyeri pada telinga

(otalgia)
Pemeriksaan telinga dan
Neurologi

Tanpa kelainan naurologi

Terdapat kelainan neurologi

Dengan ruam
atau vesikel
berkelompok

Sindrom
ramsay hunt

Otitis eksterna,
miringitis

tanpa ruam

Bells Palsy

Terapi:
-Antivirus: acyclovir 5x800mg sehari selama 7 hari
-Kortikosteroid dapat diberikan selama 10-14 hari dengan dosis 40-

60mg/hari atau 1mg/KgBB/hari dengan regimen tappering

17

DAFTAR PUSTAKA
1. Augosto AM. Ramsay Hunt Syndrome. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1166804-clinical. Accessed on
December 2013. (D)
2. Bhupal HK. Ramsay hunt syndrome presenting in primary care. In:
ThePrectitioner casebook:2010;254:33-35. (E)
3. Coleman et al. Ramsay Hunt syndrome with severe dysphagia. Department of
Otolaryngology Head and Neck Surgery Michigan medical center. 2011;1-2.
4. Danil Kim et al. Ramsay Hunt syndrome presenting as simple otitis externa in
CJEM. Department of Medicine University of Toronto; 2008; 247-50.
5. Sandoval C C, Nunez F A, Lizama C M, Margarit S C, Abarca V K, Escobar
H R. [Ramsay Hunt syndrome in children: four cases and review]. Rev
Chilena Infectol. Dec 2008;25(6):458-64.
6. Sweeney, CJ., Gilden. Ramsay Hunt Syndrome. Jurnal Neurol Neurosurg
Psychiatry. 2010. 149-154

7. Sjarifudin, Bashirudin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer.


Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher
Edisi 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2007.p114 -17
8. Uscategui T, Doree C, Chamberlain IJ et al.; Corticosteroids as adjuvant to
antiviral treatment in Ramsay Hunt syndrome (herpes zoster oticus with facial
palsy) in adults. Cochrane Database of Systematic Reviews 2008, Issue 3. Art.
No.: CD006852. DOI: 10.1002/14651858.CD006852.pub2. (V)
9. Kim HJ, et al. Ramsay Hunt syndrome complicated by a brainstem lesion.
Journal of Clinical virology 39 (2007) 322-325.
10. Sjaiful dkk. Infeksi Virus Herpes. Jakarta: kelompok studi herpes Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia .2002.p196-7.
11. Honda, Nobumitsu et al. Swelling of the intratemporal facial nerve in Ramsay
Hunt syndrome. Acta Otolaryngol. 2002122:348-52.

18

12. Furuta Y, Ohtani F, Aizawa H, et al; Varicella-zoster virus reactivation is an


important cause of acute peripheral facial paralysis in children. Pediatr Infect
Dis J. 2005 Feb;24(2):97-101.
13. Kotikosi, M. Acute miringitis in children less than two years of age. Acta
University Tamperensis 991. Finland. 2004. p.7, 15-20, 24-42.
14. Dworkin RH, Johnson RW, Breuer J, Gnann JW, Levin MJ, Backonja M, et al.
Recommendations for the management of herpes zoster. Clin Infect Dis. Jan 1
2007;44 Suppl 1:S1-26.
15. Lin PL, Fan SZ, Huang CH, et al. Analgesic effect of lidocaine patch 5% in
the treatment of acute herpes zoster: a double-blind and vehicle-controlled
study. Reg Anesth Pain Med. Jul-Aug 2008;33(4):320-5.
16. Ahmed AM, Brantley JS, Madkan V, Mendoza N, Tyring SK. Managing
herpes zoster in immunocompromised patients. Herpes. Sep 2007;14(2):32-6.
17. Gupta J, et al. Ramsay hunt syndrome, type I. ENTear, nose & throat journal.
2007:p.138-140.
18. Anil K. Facial nerve: disorders of facial nerve. In:Current otolaryngology.
New York: Mc Graw Hill;2007.
19. Philip A, Wackym, Jhon SR. Facial paralysis. In:Ballengers
otorhinolaryngology head and neck surgery. Ed.16th. Hamilton ontario : 2003;
24:492-494.
20. Janniger CK. Herpe Zoster Clinical Presentation.
Available:http://emedicine.medscape.com/article/1132465clinical#aw2aab6b3b3. Accesed on December 2013.

19

21. Yeo SW, et al. Analysis of prognostic factors in bells palsy and ramsay hunt
syndrome. Auris nasus larynx.2007.34:159-164.
22. Murakami S, Hato N, Horiuchi J, Honda N, Gyo K, Yanagihara N. Treatment

of Ramsay Hunt syndrome with acyclovir-prednisone: significance of early


diagnosis and treatment. Ann Neurol 1997;41:353-357.

20

Вам также может понравиться

  • Laporan Kasus Ramsay-Hunt
    Laporan Kasus Ramsay-Hunt
    Документ20 страниц
    Laporan Kasus Ramsay-Hunt
    Ronald Shields
    Оценок пока нет
  • Case Besar Miringitis Bulosa
    Case Besar Miringitis Bulosa
    Документ19 страниц
    Case Besar Miringitis Bulosa
    denish
    Оценок пока нет
  • Ramsay Hunt Syndrome
    Ramsay Hunt Syndrome
    Документ22 страницы
    Ramsay Hunt Syndrome
    Shara Queen
    Оценок пока нет
  • Laporan Skenario 17.1
    Laporan Skenario 17.1
    Документ38 страниц
    Laporan Skenario 17.1
    Evan Permana Putra
    Оценок пока нет
  • Referat Vertigo Sentral Dan Perifer PDF
    Referat Vertigo Sentral Dan Perifer PDF
    Документ50 страниц
    Referat Vertigo Sentral Dan Perifer PDF
    Anonymous ezGGlyv
    100% (11)
  • Skizofrenia Tak Terinci
    Skizofrenia Tak Terinci
    Документ18 страниц
    Skizofrenia Tak Terinci
    Aflifia Birruni Sabila
    Оценок пока нет
  • Ramsay Hunt Syndrome
    Ramsay Hunt Syndrome
    Документ13 страниц
    Ramsay Hunt Syndrome
    Imron Rosyadi
    Оценок пока нет
  • Refrat Sindrom Ekstrapiramidal Mila & Intan
    Refrat Sindrom Ekstrapiramidal Mila & Intan
    Документ22 страницы
    Refrat Sindrom Ekstrapiramidal Mila & Intan
    Intan Sandi Efaldi
    Оценок пока нет
  • Referat Gangguan Pendengaran - KKS THTKL
    Referat Gangguan Pendengaran - KKS THTKL
    Документ62 страницы
    Referat Gangguan Pendengaran - KKS THTKL
    Cindy_Mayury
    Оценок пока нет
  • Herpes Zoster Oticus
    Herpes Zoster Oticus
    Документ20 страниц
    Herpes Zoster Oticus
    myna
    Оценок пока нет
  • Case 6 Skizofrenia Tak Terinci
    Case 6 Skizofrenia Tak Terinci
    Документ14 страниц
    Case 6 Skizofrenia Tak Terinci
    Iche Juwice
    Оценок пока нет
  • Refarat Peroneal Palsy
    Refarat Peroneal Palsy
    Документ28 страниц
    Refarat Peroneal Palsy
    Badseba Tiwery
    Оценок пока нет
  • Neuroma Akustik
    Neuroma Akustik
    Документ11 страниц
    Neuroma Akustik
    Anisa Putri
    Оценок пока нет
  • Sindrom Ramsay Hunt
    Sindrom Ramsay Hunt
    Документ18 страниц
    Sindrom Ramsay Hunt
    bekkasim
    100% (1)
  • Sindrom Ramsay Hunt
    Sindrom Ramsay Hunt
    Документ18 страниц
    Sindrom Ramsay Hunt
    lathifatul
    Оценок пока нет
  • Referat THT Ramsay Hunt Syndrome
    Referat THT Ramsay Hunt Syndrome
    Документ30 страниц
    Referat THT Ramsay Hunt Syndrome
    rezairfan221
    100% (1)
  • Referat Kegawatdaruratan Psikiatri
    Referat Kegawatdaruratan Psikiatri
    Документ44 страницы
    Referat Kegawatdaruratan Psikiatri
    Reza Aulia Cyutz
    Оценок пока нет
  • Referat Herpes Simplek
    Referat Herpes Simplek
    Документ11 страниц
    Referat Herpes Simplek
    Nik Mohd Azharuddin
    Оценок пока нет
  • Ramsay Hunt Syndrome Fix
    Ramsay Hunt Syndrome Fix
    Документ19 страниц
    Ramsay Hunt Syndrome Fix
    Eka Novryanti
    Оценок пока нет
  • Bell's Palsy Utk SOCA
    Bell's Palsy Utk SOCA
    Документ7 страниц
    Bell's Palsy Utk SOCA
    Fuji Yanto
    Оценок пока нет
  • Referat Ensefalitis
    Referat Ensefalitis
    Документ20 страниц
    Referat Ensefalitis
    nora noia
    100% (2)
  • Referat Tinitus
    Referat Tinitus
    Документ27 страниц
    Referat Tinitus
    AKD
    Оценок пока нет
  • Referat Skizofrenia Paranoid Baru
    Referat Skizofrenia Paranoid Baru
    Документ25 страниц
    Referat Skizofrenia Paranoid Baru
    Rusty Hogan
    100% (3)
  • Presentasi Cerebritis
    Presentasi Cerebritis
    Документ17 страниц
    Presentasi Cerebritis
    Reggie Christian G
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus II Yustiadenta - Retinitis Pigmentosa
    Laporan Kasus II Yustiadenta - Retinitis Pigmentosa
    Документ27 страниц
    Laporan Kasus II Yustiadenta - Retinitis Pigmentosa
    Yustiadenta Widya Andika
    Оценок пока нет
  • Gangguan Nervus VII
    Gangguan Nervus VII
    Документ38 страниц
    Gangguan Nervus VII
    Evan Marpaung
    100% (1)
  • Supraventrikuler Takikardi
    Supraventrikuler Takikardi
    Документ31 страница
    Supraventrikuler Takikardi
    Aing Scribd
    Оценок пока нет
  • Referat Disfagia
    Referat Disfagia
    Документ22 страницы
    Referat Disfagia
    Richard Leonardo
    Оценок пока нет
  • Glaukoma Primer
    Glaukoma Primer
    Документ17 страниц
    Glaukoma Primer
    Josephine Ria Pitasari
    Оценок пока нет
  • Referat Sindrom Ramsay Hunt (Muz)
    Referat Sindrom Ramsay Hunt (Muz)
    Документ12 страниц
    Referat Sindrom Ramsay Hunt (Muz)
    Lyon Vastia
    100% (1)
  • Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Документ9 страниц
    Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Atya Shabrina
    Оценок пока нет
  • Referat Ensefalitis
    Referat Ensefalitis
    Документ16 страниц
    Referat Ensefalitis
    Clare Halim
    Оценок пока нет
  • Referat Mitral Stenosis
    Referat Mitral Stenosis
    Документ28 страниц
    Referat Mitral Stenosis
    Atikah Putri Atmojo
    0% (1)
  • Referat Meniere
    Referat Meniere
    Документ26 страниц
    Referat Meniere
    andiamalia
    Оценок пока нет
  • Referat Ramsay Hunt
    Referat Ramsay Hunt
    Документ14 страниц
    Referat Ramsay Hunt
    Khoti Muliya Damiyati
    Оценок пока нет
  • Nervus III, IV, Vi
    Nervus III, IV, Vi
    Документ5 страниц
    Nervus III, IV, Vi
    Ricky Katili
    Оценок пока нет
  • Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Документ20 страниц
    Referat Ramsay Hunt Syndrome
    Anonymous VEUa5p1I
    Оценок пока нет
  • Referat ILD
    Referat ILD
    Документ47 страниц
    Referat ILD
    Dhila
    Оценок пока нет
  • Referat Meniere Disease
    Referat Meniere Disease
    Документ19 страниц
    Referat Meniere Disease
    cinthya
    100% (2)
  • Referat Otitis Media Akut
    Referat Otitis Media Akut
    Документ20 страниц
    Referat Otitis Media Akut
    RafiniaWizaZahra
    Оценок пока нет
  • Referat THT - Kumplit
    Referat THT - Kumplit
    Документ29 страниц
    Referat THT - Kumplit
    amiruddin_smart
    Оценок пока нет
  • Referat Nihl
    Referat Nihl
    Документ21 страница
    Referat Nihl
    Nuzul Love Nisa
    Оценок пока нет
  • Referat Neuropati Pain
    Referat Neuropati Pain
    Документ22 страницы
    Referat Neuropati Pain
    Riva Hazmar
    Оценок пока нет
  • Referat (Herpes Zooster Otikus)
    Referat (Herpes Zooster Otikus)
    Документ11 страниц
    Referat (Herpes Zooster Otikus)
    dmandatari
    Оценок пока нет
  • Bera Dan Oae
    Bera Dan Oae
    Документ35 страниц
    Bera Dan Oae
    Indah Triayu Irianti
    100% (1)
  • Referat CKD Fix
    Referat CKD Fix
    Документ43 страницы
    Referat CKD Fix
    monica octafiani
    100% (2)
  • Referat Hidrokel
    Referat Hidrokel
    Документ26 страниц
    Referat Hidrokel
    Nuneng Rinensa
    0% (1)
  • Referat Karsinoma Tonsil
    Referat Karsinoma Tonsil
    Документ21 страница
    Referat Karsinoma Tonsil
    Spica Adhara
    Оценок пока нет
  • Referat BERA
    Referat BERA
    Документ16 страниц
    Referat BERA
    primayuliana
    Оценок пока нет
  • Sindrom Batang Otak
    Sindrom Batang Otak
    Документ24 страницы
    Sindrom Batang Otak
    yericosabathino
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Ich Ny Wakinem
    LAPORAN KASUS Ich Ny Wakinem
    Документ38 страниц
    LAPORAN KASUS Ich Ny Wakinem
    Mohamad Reza
    Оценок пока нет
  • Referat Komplikasi OMSK
    Referat Komplikasi OMSK
    Документ22 страницы
    Referat Komplikasi OMSK
    azizaaharis
    Оценок пока нет
  • Referat Gcs
    Referat Gcs
    Документ15 страниц
    Referat Gcs
    lisayuniarti93
    Оценок пока нет
  • CRS Sudden Deafness
    CRS Sudden Deafness
    Документ35 страниц
    CRS Sudden Deafness
    Hadie Halim
    100% (1)
  • Gangguan Neurologis Saraf Kranial
    Gangguan Neurologis Saraf Kranial
    Документ58 страниц
    Gangguan Neurologis Saraf Kranial
    Apry AdiVa SHafa
    Оценок пока нет
  • Referat Sindrom Nefrotik
    Referat Sindrom Nefrotik
    Документ30 страниц
    Referat Sindrom Nefrotik
    Muhammad Royhan
    Оценок пока нет
  • Referat Neuralgia Postherpetic
    Referat Neuralgia Postherpetic
    Документ19 страниц
    Referat Neuralgia Postherpetic
    dita pangesti
    Оценок пока нет
  • Myelitis Referat
    Myelitis Referat
    Документ35 страниц
    Myelitis Referat
    dietho666
    Оценок пока нет
  • Referat Delirium
    Referat Delirium
    Документ16 страниц
    Referat Delirium
    Rizki Khair
    Оценок пока нет
  • BELL Pasy
    BELL Pasy
    Документ11 страниц
    BELL Pasy
    Sri Muliani Idris
    Оценок пока нет
  • REFKA
    REFKA
    Документ30 страниц
    REFKA
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Peritonitis Dan Ilues PDF
    Peritonitis Dan Ilues PDF
    Документ24 страницы
    Peritonitis Dan Ilues PDF
    lelydeby
    Оценок пока нет
  • REFERAT Gastro AGUSTUS 2015
    REFERAT Gastro AGUSTUS 2015
    Документ13 страниц
    REFERAT Gastro AGUSTUS 2015
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Addison Disease
    Addison Disease
    Документ16 страниц
    Addison Disease
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Hipotensi Dan Hipertensi
    Hipotensi Dan Hipertensi
    Документ33 страницы
    Hipotensi Dan Hipertensi
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • S T A T U S N e U R o L o G I
    S T A T U S N e U R o L o G I
    Документ7 страниц
    S T A T U S N e U R o L o G I
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • 2 Kesling
    2 Kesling
    Документ24 страницы
    2 Kesling
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • LAPSUS
    LAPSUS
    Документ15 страниц
    LAPSUS
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Kejang Demam Sederhana
    Kejang Demam Sederhana
    Документ13 страниц
    Kejang Demam Sederhana
    Amirah Rudji
    Оценок пока нет
  • Polip Serviks
    Polip Serviks
    Документ21 страница
    Polip Serviks
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Polip Serviks
    Polip Serviks
    Документ21 страница
    Polip Serviks
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Ince
    Laporan Kasus Ince
    Документ15 страниц
    Laporan Kasus Ince
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Gizi Penyakit TBC Pada Anak
    Pengkajian Gizi Penyakit TBC Pada Anak
    Документ3 страницы
    Pengkajian Gizi Penyakit TBC Pada Anak
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Referensi 4 W
    Referensi 4 W
    Документ7 страниц
    Referensi 4 W
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • DATA PENYAKIT HIPERTENSI Januari-Juni 2017
    DATA PENYAKIT HIPERTENSI Januari-Juni 2017
    Документ1 страница
    DATA PENYAKIT HIPERTENSI Januari-Juni 2017
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Tugas Pengantar Ekonomi
    Tugas Pengantar Ekonomi
    Документ18 страниц
    Tugas Pengantar Ekonomi
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Contoh Lapsus Jiwa
    Contoh Lapsus Jiwa
    Документ14 страниц
    Contoh Lapsus Jiwa
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Документ5 страниц
    Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Lapsus
    Lapsus
    Документ8 страниц
    Lapsus
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Presentasi Refleksi Kasus
    Presentasi Refleksi Kasus
    Документ16 страниц
    Presentasi Refleksi Kasus
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Документ5 страниц
    Tipus Kelumpuhan Lower Motor Neuron
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Refleksi Kasus KUlit Skabies
    Refleksi Kasus KUlit Skabies
    Документ11 страниц
    Refleksi Kasus KUlit Skabies
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • 5 Imunisasi Dasar Lengkap
    5 Imunisasi Dasar Lengkap
    Документ15 страниц
    5 Imunisasi Dasar Lengkap
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Referensi 8
    Referensi 8
    Документ14 страниц
    Referensi 8
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Contoh Lapsus Jiwa
    Contoh Lapsus Jiwa
    Документ14 страниц
    Contoh Lapsus Jiwa
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Herpes
    Herpes
    Документ11 страниц
    Herpes
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Referat
    Referat
    Документ22 страницы
    Referat
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Peritonitis
    Peritonitis
    Документ32 страницы
    Peritonitis
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет
  • Bab I1
    Bab I1
    Документ32 страницы
    Bab I1
    Ince Rizky Amalia
    Оценок пока нет