Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanah adalah sesuatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan bahan mineral hasil pelapukan batuan dan bahan
organik sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
medium pertumbuhan tanaman dengan sifat sifat tertentu yang terjadi akibat
gabungan dari faktor faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lama pembentukan.
Sebidang tanah yang kita perolah (baik dar hasil pembukaan hutan secara
sah dan tanah tanah pemiliknya secara tradisional ) untuk dimanfaatkan sebagai
lahan pertanaman perlu mendapatkan penelitian yang seksama agar pertanaman itu
berhasil dengan baik, untuk pertanaman apa yang baik dan cocok untuk kondisi
tanah tersebut. Status hara tanah dan tanaman dapat digunakan untuk
mengavaluasi tingkat kesuburan tanah untuk pertumbuhan tanaman. Konsep
evaluasi pengharaanini berdasar pada pengertian yang diberikan oleh leibig yaitu
kesuburan hara tanaman dapat dihubungkan dengan jumlah hara yang diserap oleh
tanaman.
Kesuburan tanah ditentukan oleh keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah.
keadaan fisik tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan
tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah ( pH tanah ), KTK,
kejenuhan basa, bahan organik, banyaknyaa unsur hara, cadangan unsur hara dan
ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Keadaan biologi tanah meliputi
aktivitas mikrobia perombak bahan organik dalam proses humifikasi dan
pengikatan nitrogen udara. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu melalui pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara
visual, analisa tanaman dan analisa tanah. analisa tanaman meliputi analisa serapan
hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif tanaman dengan melihat
pertumbuhan tanaman. Sedangkan analisa tanah meliputi analisa ketersediaan hara
makro primer (N, P dan K ) di dalam tanah.
Pengelolaan tanah yang sesuai dengan kondisi tanah perlu dilakukan agar
tercipta efisiensi penggunaan biaya, waktu dan tenaga. Perlakuan perlakuan
tersebut tidak hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian saja tetapi
juga mempertahankan kesehatan, produktifitas dan kesuburan tanah. Praktikum ini
dilaksanakan dengan harapan mahasiswa mengetahui beberapa sifat kimia tanah
yang mempengaruhi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman serta mampu
menjelaskan pengaruh penggunaan pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.
B. Tujuan praktikum
Tujuan praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan adalah :
1. Mahasiswa bisa melakukan analisis beberapa sifat kimia tanah.
2. Mahasiswa mampu melihat pengaruh dari tindakan pemupukan
atau pengelolaan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman
C. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kesuburan tanah dan pemupukan ini dilaksanakan di dua tempat
yaitu Acara Percobaan Penanaman di Lahan dilaksanakan di Jumantono,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar setiap minggu sekali pada hari
Sabtu pukul 07.00 sampai selesai dimulai dari tanggal 21 November 2015- panen
dan Acara Analisis pada hari Kamis, 12 November 2015 pukul 07.30-14.30 di
Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Tugal
c. Pathok
d. Tali raffia
e. Gunting
f. Meteran
g. Cethok
h. Ember
2. Bahan
a. Benih kangkung
b. Pupuk KCL
c. Pupuk Kandang
d. Pupuk Urea
e. Pupuk NPK
f. Pupuk SP 36
3. Prosedur Kerja
a. Pengolahan tanah .
Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah pada kedalaman olah,
kemudian menggemburkan dan meratakannya serta dibersihkan dari sisa-sisa
tanaman pengganggu
b. Pembuatan petak
Pembuatan petak dengan ukuran 2 x 2 meter .
c. Penanaman
Menanam biji kangkung 2 biji per lubang tanam dengan jarak tanam 15 x 15
cm .
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai perlakuan.untuk setiap kelompok sesuai
groupnya masing-masing. Dosis pupuk kelompok 4 untuk urea yaitu 20
gram dan pupuk kandang 2 kg.
e. Cara Pemupukan :
Pupuk Kandang diberikan sekali pada saat pengolahan tanah.
Pupuk N , diberikan 2 X, pemupukan I saat 1 minggu setelah tanam dan
pemupukan ke dua 1 bulan setelah tanam
Pupuk P diberikan sekali 2 minggu setelah tanam.
Pupuk K diberikan 1 bulan setelah tanam bersamaan pemupukan ke 2.
f. Pengamatan
b. Bahan
1) pH meter
2) Tissue
3) Botol semprot
c. Prosedur Kerja
1) Menimbang botol timbang kosong (a)
2) Menimbang contoh tanah 5 gram dan memasukkannya ke dalam botol
timbang
3) Menimbang botol timbang dan contoh tanah (b)
4) Mengoven selama 4 jam pada suhu 105C
5) Mendinginkandalam eksikator lalu menimbang botol timbang (c)
6) Menghitung kadar lengas tanah
Kadar Lengas (KL) =
b-c
100
ca
c. Cara Kerja
1) MenimbanganCtka 0,5 mm10 g, lalu dimasukkan dalamerlenmeyer
2) Menambahkan amonium acetat dan menggojok selama 10 menit.
3) Mencuci dengan amonium acetat 8 kali dan ctka dicuci lagi
denganalkohol 10 cc sebanyak 5 kali kemudian filtrat dibuang
4) Mencuci dengan HCl 10 % 10 cc sebanyak 8 kali dan memindahkan
filtrat kedalam labu destilasi
5) Mengencerkan dengan aquades sampai volume 150 cc
6) Melakukan destilasi dengan penampung 10 cc Asam Borat 2% dan
menmbah indikator campuran sebanyak 2 tetes.
7) Melakukan destilasi dengan penampung 10 cc Asam Borat 2 % dan
menmbah indikator campuran sebanyak 2 tetes.
8) Menunggu hasil destilasi sampai volume 40 cc
9) Hasil destilasi dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai warna kehijauan.
10) Mencatat jumlah HCl (ml/cc) yang digunakan untuk titrasi
Perhitungan
= y x pengenceran
= ppm kurva x
100
x fk
mg
= ppm kurva x
100
x fk
250 g ram
Keterangan:
ppmkurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan
antara kadar deret standar dengan pembacaannya
setelah dikoreksi blanko.
100
= konversike %
fk
4. N Total Tanah
a. Alat
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Gelas arloji
Timbangan analitik
Tabung Kjehdahl
Erlenmeyer
Buret
Labu destilasi
b. Bahan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c. Prosedur Kerja
1) Destruksi
a. Menimbang dengan gelas arloji bersih/kertas contoh tanah kering
angin diameter 0,5 mm 1 gr
b. Memasukkan ke tabung Kjehdahl dan menambahkan 6 ml H2SO4 pekat
c. Menambahkan campuran serbuk K2SO4 dan CuSO4 1 N sendok kecil
d. Melakukan destruksi hingga campuran homogen yaitu asap hilang dan
larutan menjadi putih kehijauan atau tidak berwarna
2) Destilasi
a. Setelah larutan dalam tabung Kjehdahl dingin, menambahkan aquadest 30 ml
dan menuangkan dalam tabung destilasi (tanah tidak ikut), menambakan butir
Zn dan 20 ml NaOH pekat
b. Mengambil larutan penampung 10 ml (merupakan campuran H2SO4 0,1 N dan
2 tetes methyl red) pada beker glass atau erlenmeyer (larutan penampung
sudah dibuatkan)
c. Melakukan destilasi hingga volume larutan penampung 40 ml
3) Titrasi
a. Mengambil larutan penampung 10 ml dan melakukan titrasi pada
larutan dalam bekerglass hasil destilasi, dengan NaOH sampai warna
hampir hilang/kuning bening
b. Melakukan prosedur diatas untuk blanko
c. Menghitung nilai N total Tanah
5. P Tersedia Tanah
a. Alat
1) Gelas ukur
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Timbangan analitik
Tabung reaksi
Corong
Kertas saring Whatman
Erlenmeyer
Pipet ukur
Spektrofotometer
b. Bahan
1) Ctka 0,5 mm
2) Larutan HCl 0,025 N
3)
4)
5)
6)
c. Prosedur Kerja
1) Mengencerkan larutan standar P (dilakukan co-ass)
2) Menimbang 0,5 gram tanah kering angin kemudian memasukkannya ke
dalam flakon
3) Menambah 7 ml larutan Bray I (0,025 N HCl dan 0,03 N NH4F), lalu
4)
5)
6)
7)
8)
6. K Tersedia Tanah
a. Alat
1)
2)
3)
4)
5)
Gelas ukur
Tabung reaksi
Timbangan analitik
Corong
Flame photometer
b. Bahan
1) Ctka 0,5 mm
2) Lithium Klorida (LiCl2) 0,05 N
3) Amonium acetate 1 N pH 7
c. Prosedur Kerja
1)
2)
3)
4)
5)
III.
A. Praktikum Lapang
1. Dinamika Tinggi Tanaman
a. Hasil Pengamatan
Tabel 3.2.1 Tabulasi Data Dinamika Tinggi Tanaman Kangkung di Alfisols
Jumantono
Kel
1
2
3
4
HST
1
3,81
3,39
4,3
3,79
7
9,08
10,85
10,44
11,99
14
21,6
24,15
22,98
25,86
21
37,5
44,55
38,86
45,2
5
6
7
8
3,95
4,58
3,87
4,65
13,58
12,5
12,62
14,3
29,85
24,89
26,95
20,8
43,8
36,3
44,59
50,8
Sumber: Logbook
b. Pembahasan
Kangkung darat (Ipomoea reptana) dapat ditanam di dataran rendah
dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun,
termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang,
berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A.
Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam
yaitu: Kangkung darat yaitu hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan
Kangkung air yaitu hidup di tempat yang berair dan basah (Sujitno. 2004).
Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat
dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,
sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang
agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung
(ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi
kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau
yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka
kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen (Sunanjono.
2004. ).
Tanaman kangkung cepat memberikan hasil dalam 4-6 minggu sejak
dari benih.Kangkung dapat dipanen optimal 8-10 kali per musim. Tanaman
ini dapat tumbuh optimal di daerah tropik dataran rendah dengan kondisi
temperatur yang tinggi dan tetap serta penyinaran matahari yang rendah.
Rata-rata
suhu
pertumbuhan
optimal
adalah 20oC-32oC
dengan
dpl dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari
yang cukup. Di tempat yang terlindungi atau ternaungi tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang namun kurus-kurus.
B. Praktikum Laboratorium
1. Hasil Praktikum
a. Kadar Lengas
Diketahui
: A1
= 56,759
Ditanya
A2
= 56,759
B1
= 70,031
B2
= 68,530
C1
= 69,193
C2
= 67,786
: a). KL1
b). KL2
c). KL rata-rata
Jawab
: a). KL1
b1c 1
x 100
c 1a1
70,03169,193
x 100
69,19356,759
0,838
x 100
12,343
= 0,7 %
b). KL2
b 2c 2
x 100
c 2a 2
68,53067,786
x 100
67,78656,759
0,744
x 100
11,027
= 6,7%
c). KL rata-rata
= (KL1 + KL2) / 2
= (0,7% + 6,7 %) / 2
= 3,7 %
= 6,5
NHCl
= 0,1
Berat tanah
= 5000 mg
Ditanya
: KTK
Jawab
: KTK =
ccHCl x NHCl x 4
x 100
berat tanah
6,5 X 0,1 X 4
x 100
5000 mg
: N NaOH
= 0,1
KL
= 3,7
Berat tanah = 500 mg
: N Total tanah
( B A ) x N NaOH x 14
100
: N Total tanah=
x Berat tanah
100+ KL
( 0.90 ) x 0,1 x 14
100
x 500
100+3,7
= 0,026 % (Sedang)
d. Bahan Organik
1. Hasil Pengamatan
Larutan Standart
0
0
250
353
x 100 %
x 100%
Larutan Standart
Kel
X
1
0,019
2
0,031
3
0,041
4
0,018
5
0,011
6
0,045
7
0,019
8
0,018
f(x) = 1.41x
R = 1
300
Linear (Larutan
standart)
200
100
0
0
2. Analisis Data
Ppm kurva
= y x pengenceran
= (1,412 x 0,018) x 50 ml
= 1,27
= ppm kurva x
= 1,27 x
100
x KL
mg
100
x
3,7 %
250
Larutan Standart
0
0
0.1
0.057
0.2
0.099
0.4
0.163
0.6
0.31
0.8
0.366
1
0.412
Nilai Absorbansi (x)
x
Kel.
Ul. 1
Ul. 2
1
0,055
0,057
2
0,105
0,087
3
0,254
0,155
4
0,156
0,129
5
0,115
0,085
6
0,175
0,218
7
0,186
0,224
8
0,058
0,055
0.3
larutan standart
Linear (larutan
standart)
0.2
0.1
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
2. Analisis Data
Ulangan (1)
y = 0,4281x + 0,0114
y = 0,4281x + 0,0114
= 0,4281 (0,129) + 0,0114
= 0,066
Ppm kurvaUl. 1
= y x pengenceran
= 0,07 x 10 ml
= 0,7
Ppm kurvaUl. 2
= y x pengenceran
= 0,066 x 10 ml
= 0,66
Ul .1+Ul .2
2
0,07+0,066
2
= 0,068
Kadar P
f. K Tersedia
1. Hasil Pengamatan
Absorbansi
(x)
ppm
0
2.5
5
0
0.022
0.034
7.5
10
0.049
0.059
Kelas Argrofarmaka
NIlai Absorbansi (x)
Kelompok
Ulangan
2
0.015
0.014
0.021
0.026
0.021
0.01
0.017
0.025
Ulangan 1
1
2
3
4
5
6
7
8
0.025
0.02
0.022
0.031
0.014
0.012
0.021
0.023
Larutan standart
f(x) = 0.01x + 0
R = 0.98
Linear (Larutan
standart)
2.
Linear (Larutan
standart)
10
12
= 0,0058x + 0,0038
Analisis Data
Ulangan (1)
= 0,0058x + 0,0038
= 0,058 (0,026) + 0,0038
= 0,00395
Ppm kurvaUl. 1
= y x pengenceran
= 0,00397 x 100 ml
= 0,397
Ppm kurvaUl. 2
= y x pengenceran
= 0,00395 x 100 ml
= 0,395
Ul .1+Ul .2
2
0,397+0,395
2
= 0,396
ppm K larutan tanah x
Kadar K
50 50
x
5 100
100
berat tanah (mg)
100+ KL
x 100
0,396 x 10 x 0,5
x 100
241,08
= 0,821 (Sedang)
3. Pembahsan
a. Kadar Lengas
Kapasitas menahan air berpengaruh secara tidak langsung pada
kondisi lengas tanah, yaitu air yang mengisi sebagian atau seluruh pori
tanah, atau terserap pada permukaan lempung. Kapasitas menahan air
berpengaruh secara tidak langsung pada kondisi lengas tanah, yaitu air
yang mengisi sebagian atau seluruh pori tanah, atau terserap pada
permukaan lempung. Menurut Mukhfid (2007) kadar lengas tiap tanah
berbeda, menurut jenis tanah dan ukuran diameternya. Kadar lengas
dalam tanah merupakan kekuatan untuk mengikat air dalam pori-pori
tanah dengan gaya ikat atau longgar tergantung dari jumlahnya. Gaya ikat
akan menentukan gerak atau aliran zat tertentu serta ketergantungan dari
tumbuh-tumbuhan. Maka Lengas tanah perlu di ketahui keadaannya
untuk pertumbuhan tanaman, sehingga perlu di tetapkan keadaan air tanah
antara lain kadar air total, kapasitas lapang, dan titik layu permanen.
Selain itu lengas tanah juga mempunyai hubungan dengan kation,
dekomposisi bahan organik, serta kegiatan mikroorganisme.
Berdasarkan analisis laboratorium yang telah dilakukan nilai kadar
lengas tanah alfisols di Jumantono sebesar 3,7 %. Kadar lengas tanah
yang kurang optimal diduga merupakan penyebab utama rendahnya
serapan hara Ca dan Mg yang diserap tanaman melalui proses aliran
massa. Lengas tanah berperan sebagai pelarut zat hara, sebagai penegak
tanaman dan memudahkan tanah agar mudah diolah. Pada keadaan biasa
tanah selalu mengandung lengas tanah walau sedikit, ini dikarenakan oleh
keadaan luar yang ikut berpengaruh atas ketersediaan air dalam zarah
tanah.
Pada praktikum kali ini perhitungan kadar lengas tanah kering
angin dihitung dengan 2 kali pengulangan. Keterangan untuk variabel a
yaitu berat botol timbang kosong yang telah dioven selama 30 menit
kemudian didinginkan di eksilator. Variabel b mewakili berat botol
timbang dan ctka, sedangkan variabel c merupakan berat botol timbang
beserta isinya yaitu ctka yang telah dioven selama 4 jam yang kemudian
didinginkan dalam eksilator sampai dingin. Perhitungan kadar lengas
tanah kering angin dilakukan pengulangan dalam perhitungan sebanyak 2
kali dilakukan agar hasil KL nya dapat akurat.
Praktikum yang telah dilakukan dengan menghitung berat obyek
telah didapatkan data besarnya kadar lengas tanah kering angin. Kadar
lengas pada ulangan pertama didapatkan rincian nilai a = 54,632 gram,
nilai b = 71,028 gram dan c = 70,168 gram. Kemudian dimasukkan ke
dalam rumus dan didapatkan besar KL yaitu 5,53%. Pada ulangan kedua
didapatkan hasil a = 54,224 gram, b = 71,418 gram dan c = 69,852 gram.
subur ini efektif untuk penanaman tanaman jagung. Bahan organik juga
akan mempengaruhi KTK tanah.
Perubahan warna larutan dan tanah menjadi jingga setelah
ditambah
menghilangkan sisa-sisa
oksidasi dari larutan yang terjadi. Setelah itu dilakukan titrasi dengan
FeSO4 0,5 N pada On (Onsen) sampai berwarna hijau muda.
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) kandungan bahan
organik dalam tanah mineral umunya hanya menunjukan kadar persentase
yang
sedikit,
namun
demikian
peranannya
tetap
besar
dalam
pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah. Fospor merupakan unsur
hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari
pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik.
Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi
tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 0,2 mg/kg tanah
(Handayanto dan Hairiyah 2007).
Berdasarkan analisis laboratorium yang dilakukan didapatkan P
tersedia tanah adalah 0,49 ppm. Kandungan ini menandakan bahwa P
tanah di tanah alfisol ini rendah. Rendahnya kandungan P dalam tanah
menyebabkan tanah tidak mampu menyediakan unsur hara P bagi
tanaman yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.
Menurut Hanafiah (2005) kadar P organik dalam bahan organik
kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 0,5 %. Hal ini
terbukti dengan praktik yang dilakukan, yang mendapat nilai 2,088 ppm,.
Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar
alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa
memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi
P. Jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan
pertumbuhannya kerdil.
Menurut Isnanini (2006) sumber fosfat yang berada dalam tanah
sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman dan
bahan organik lainnya. Perubahan fosfor organik menjadi fosfor
anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu, penyerapan fosfor
juga dilakukan oleh liat dan silikat. Keberadaan fosfat mayoritas adalah
fosfat terikat yang tidak dapat diserap langsung oleh tanaman, sehingga
perlu diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman.
f. K tersedia tanah
Menurut Dedy (2009) kalium tanah terbentuk dari pelapukan
batuan dan mineral-mineral yang mengandung kalium. Melalui proses
dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan
kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut
akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi
oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai
kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan
dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium.
Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap
tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit Kalium. Terbukti
pada praktikum kali ini, kadar K tersedia tanah hanya sebesar 0,821
me/100g.
Kalium (K) dalam tanah bersumber pada pupuk buatan, pupuk
kandang, sisa tanaman dan mineral K dalam tanah (Orthoclas, Mika,
Muskovit dan Biotite). K diserap tanaman lebih besar daripada P, Ca dan
Mg, tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan N. K di dalam tanah
bersifat mobile sehingga mudah hilang melalui proses pencucian tau
terbawa arus pergerakan air.
Kalium (K) dalam tanah bersumber dari mineral primer tanah
(feldspar, mika, vermikulit, biotit, dll) dan bahan organik sisa tanaman. K
dalam tanah mempunyai sifat yang mobile (mudah bergerak) sehingga
mudah hilang melalui proses pencucian atau terbawa arus pergerakan air.
Berdasarkan sifat tersebut, efisiensi pupuk K biasanya rendah, namun
dapat ditingkatkan dengan cara pemberian 2-3 kali dalam satu musim
tanam. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data bahwa kandungan K
sebesar 198.484 %. Kandungan K ini tergolong sangat tinggi. Hal ini
disebabkan adanya penambahan pupuk KCl dalam tanah.
Kadar K sebesar 0,71 ppm kadar K dipengaruhi oleh adanya
pemupukan dengan pupuk KCl. Kadar K dalam jaringan tanaman
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan adanya pemupukan
dengan pupuk KCl. Unsur hara K berfungsi dalam proses fotosintesis,
pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. K juga
V.
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh rangkaian pengujian yang telah dilakukan untuk tiap
variabel fisika tanah, didapat beberapa kesimpulan :
1.
DAFTAR PUSTAKA
Dedy 2009. Tekstur Tanah. http://dydear.multiply.com/journal/item/8/. Diakses 4
Hairiah 2000. Pengelolaan Tanah Masam secara Biologis. Bogor: ICRAF.
Hanafiah 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Handayani 2005. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah: I. Agihan ukuran dan dispersitas
agregat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3 (1) : 10-1.
Hardjowigeno Sarwono 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademik
Pressindo.
Isnaini M 2006. Pertanian Organik. Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana
Mukhfid S 2007. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung terhadap Peningkatan
Lengas Tanah pada Tanah Berpasir.http://www.iptek.net. Diakses pada
tanggal 24 Mei 2014.
Novizan 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT Agro Media Pustaka,
Tangerang.
Sugeng 2001. Bercocok Tanam Palawija. Semarang: Aneka Ilmu.
Sujitno. 2004. Kumpulan Klasifikasi Tanaman Sayur. PT Alex Media Komputindo.
Jakarta.
Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media
Komputindo. Jakarta.
Sutedjo M M 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tjirosoepomo 2004. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.