Вы находитесь на странице: 1из 6
Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Refraksi Sederhana Koesma Gilang Pamekar ‘Bagian /UPF Haru Penyaks Masa Falaias Kedokteran Universi Indonesia ‘Rumah Saki Dr. Cipto Mangundaisumo, Jakarta Abstrak Kelainan refraksi menempati unutan petama penyakit mata pada penelitian Ditjen Bin Kes Mas Dep Kes 1982, dimana kelainan refraksi sederhana dapat ditanggulangi (leh dokter umum. Diterangkan cara - cara memeriksa refraksi sederhana. Kata kainci: Ketainan refraksi - Refraction Koesma Gilang Pamekar Departmen of Ophtalmolog, Faculyof Medicine Universi of Indonesia! Dx Cipeo Manginusimo Hospi, Joka, Indonesia Abstract Refractive anomalies were the main cause of ocular morbidity in Indonesia according to the survey by the Ministry of Health in 1982. Simple refractive anomalies can be treated by a general practitioner. This paper describes techniques for simple refraction. Key words : refractive anomalies Kelainan refraksi menempati urutan pertama. pa Kelainan refraksi sederhana dapat ditolong oleh seorang Menurut laporan survei morbiditas mata dan dokter umum di samping berbagai penyakit mata kebutaan tabun 1982 Ditjen Pembinaan Kesehatan sederhana antara lain defisiensi vitamin A, radang Masyarakat Dep Kes ada 10 penyakit utama untuk palpebra, konjungtivitis, keratitis, dan radang kantung seluruh umur dan jenis kelainan yaitu : lakrimal. 1. Kelainan refraksi (termasuk presbiopia) 25,3 % Peguth 2. Konjungtivitis purulen 9.1% a te : Sistem refraksi mata terdiri dari ; permukaan pe eon kornea, aquos humor, permukaan anterior dan posterior 4 Katara 69% lensa, corpus vitreus . Sinar ke dalam mata dari titik jauh 5. Sikatriks kornea 13% berjalan sejajar, akan diterima oleh sel batang dan 6, Defisiens vitamin A 0.7% Kerucut di retina dan rangsang cahaya ini mengalami Sa 43% perubahan menjadi rangsang listrik untuk diteruskan ke Petar a ortex erebri melalui NIL, Karena proses ini kita dapat farts smengenal besar, bentuk, warna dari benda yang diamati. 9, Hordeolum 05% Daya bias yang terkuat diberikan olch permukaan 10 Glaukoma 04% Kornea yaitu sebesar + 43D, olch lensa sebesar + 10D, ‘Maj. Kedok Indon: Volum : 42, Nomor : I, Nopember 1992 657 Refraksi sederhana sedangkan keseluruhan sistem refraksi mata ini membentuk lensa cembung dengan focus 23 mm. Kelainan refraksi 1. Miopia 2. Hipermetropi 3. Astigmatismus 4, Presbiop: pada usia di atas 40 tahun Emetropla Miopia 658 Emetropia (E) Mata dikatakan emetrop, bila dalam keadaan isticahat yaitu tanpa akomodasi sinar yang sejajar yang datang ke mata, akan dibiaskan tepat di retina daerah fovea sentralis. Mata emetrop dikatakan juga ‘mata normal". Hipermetropia (H) Mata dikatakan hipermetrop (terang jauh) bila dalam keadaan istirahat, yaitu tanpa akomodasi / gagal memfokuskan sinar sejajar tepat pada fovea sentral retina ; tetapi jatuh di belakang fovea, Dengan kerja akomodasi atau menenipatkan lensa cembung (lensa plus) di depan mata maka sinar sejajar tersebut (sinar paralel) dapat difokuskan pada fovea. Miopia (M) Mata dikatakan miop (terang dekat) bila dalam keadaan istirahat, yaitu tanpa akomodasi,gagal memfokuskan sinar_sejajar tepat pada fovea sentral retina, tetapi jatuh di depan fovea. ‘Tanpa akomodasi pada mata hipermetrop ‘dengan proses akomodast Perhatikan bentuk lensa menjadi cembung Dengan bantuan lensa cekung (lensa minus) di depan mata, maka sinar dapat difokuskan pada fovea. Astigmastisme ‘Suatu keadaan refraksi di mana ttik fokus darisinar berada pada meridian yang berbeda. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan bantuan lensa silindris. ‘Maj. Kedolc Indon: Volum : 42, Nome ‘1, Nopember 1992 Presbiopia Mata dikatakan presbiopia (mata tua) bila pada usia 40 tahun sescorang dengan penglihatan normal mengalami kesulitan untuk memfokuskan objek - objek dekat antara lain waktu membaca. Pada mata presbiopia ini terjadi penurunan daya akomodasi, Dengan bantuan Jensa cembung (lensa plus) untuk baca maka keluhan ini dapat diatasi. Akomodasi Suatu mekanisme yang meliputi : a. memfokuskan objek pada berbagai jarak hingga jatuh pada fovea sentralis retina. b. kontraksi otot - otot siliar yang dipersyarafi oleh parasimpatis N III, mengakibatkan bertambahnya urvatur lensa schingga daya bias bertambah, Halini ‘merupakan refleks normal. Daya lentur kapsul lensa ini berkurang dengan bertambahnya umur, pada umumnya mulai usia 40 tahun, Kontraksi otot - otot silia ini tampak dengan mengecilnya pupil. Penentuan tajam penglihatan Tajam penglihatan ditentukan dengan menggunakan peta mata Snellen yang dibuat berda- sarkan kemampuan retina untuk membedakan 2titik secara terpisab. Ini dimungkinkan bila ada 1 sel konus diantaranya tetap tidak dirangsang, Diameter konus pada daerah makula adalah sebesar 0.004 mm dan ini dianggap jarak terkecil untuk 2 sel konus tersebut. Untuk menghasilkan bayangan ukuran 0.004 mm tersebut obyek harus diletakkan pada sudut 1 menit. Jadi garis yang menghubungkan 2 titik dengan nodal point mata membentuk sudut sebesar 1 menit. Dasar itulah yang dipakai untuk menentukan tajam penglihatan dengan bantuan peta mata Snellen. Dibuat dalam suatu segi 4 yang terdiri dari 25 kotak. Scgi 4 tersebut membentuk sudut 5 dengan nodal point, sedangkan tiap kotak dengan nodal point membentuk sebesar 1. Huruf yang dibuat besarnya berbeda pada jarak tertentu dengan nodal point dan membentuk sudut 5. ‘Umuronya dibuat huruf - huruf untuk jarak 50 m, 30 m, dan seterusaya. Selgin dengan huruf alfabet, peta mata Snellen ibuat pula dengan angka, gambar, tanda E, lingkaran Landat dan lain - lain. Cara pemeriksaan tajam penglibatan 1. Peta mata Snellen dilctakkan sejajar dengan mata pemeriksa pada jarak 6 m (dapat pula 5 m atau 20 ‘Maj. Kedolt Indon: Volum : 42, Nomor : L1, Nopember 1992 Refraksi sederhana feet) karena dianggap bahwa pada jarak 6 m/S m ‘merupakan titik relatif tak terhingga untuk mata, sehingga sinar - sinar yang masuk manik mata yang berasal dari titik - titik tersebut dianggap sinar sejajar. 2 Scluruh huruf pada mata Snellen terscbut harus mendapat penerangan yang cukup. 3. Mata diperiksa satu persatu dengan penutup mata yang lain dan jangan ditekan. 4. Mulailah dengan buruf paling atas, paling besar dan diteruskan dengan huruf dibawahnya dan seterusaya, 5. Tajam penglihatan dinyatakan dengan suatu angka : pembilang penyebut Pembilang = jarak antara penderita dengan peta mata Penyebut = jarak di mana huruf tersebut seharusnya dapat dibaca. Contoh : Tajam penglihatan mata kanan = 6/30 berarti pada jarak 6 m penderita dapat membaca huruf - huruf yang seharusnya dibaca pada jarak 30 m. Penglihatan peta mata Snellen dapat ditentukan tajam penglihatan 6/50 sampai 6/4, Penilaian tajam penglihatan (visus) 1. Visus 5/5 adalah terbaik, berarti pada jarak pemeriksaan 5 m dapat terlihat (dapat membaca) hburuf-buruf yang scharusnyaterlihat (terbaca) pada jarak 5 m memakai peta mata Snellen. Bila hanya huruf terbesar pada peta mata Snellen dapat terlibat mata dikatakan tajam penglihatan = $160. 2. Bila huruf terbesarpun tak dapat dilihat, maka pendcrita diminta menghitung jari pemeriksa pada erupa suatu Kartu yang berisikan huruf - huruf yang makin ke bawah makin kecil. Hurnf paling atas dapat dilibat pada jarak 50 m. Makin ke bawah jaraknya makin dekat :30;25; 20; 15; 10; 7,5; 5m, Macam - macam peta mata Snellen Terdapat bermacam - macam peta mata Snellen yang dapat disesurikan dengan tingkat kecerdasan ppenderita al. : a. dengan huruf alfabet : untuk penderita yang tidak buta huruf, b. dengan angka c. dengan huruf E atau C bermacam - macam posisi : untuk penderita buta buruf. d. dengan gambar : disebut pula peta mata untuk anak ~ anak. Mencatat basil pemeriksaan tajam penglihaton jauh ‘Syarat : 1. Pemeriksaan ini dilakukan pada ruangan dengan penerangan cukup; jarak 5 m atau 6 m. 2. Gantungkan peta Snellen setinggi mata dalam keadaan duduk. 3. Peta mata Snellen harus mendapat penerangan ccukup sehingga semua buruf yang ada dapat terlihat jelas. 4, Lakukan pemeriksaan pada satu mata dengan mata yang lain ditutup, bola mata yang ditutup jangan ditekan, Cara: 1. Kita mulai dengan memeriksa mata kanan dimana ‘mata kiri ditutup. 2, Mulailah dengan menunjukkan pada huruf terbesar yaitu pada baris teratas, nomor 1. 3. Beraliblah kemudian pada huruf di bawahnya pada baris kedua dan seterusnya. 4. Bacalah pada tiap baris berurutan dari kiri ke kanan. 5. a. Normal, maka penderita dapat menyebut dengan benar huruf terbawah di mana jarak yang scbenarnya dapat dibaca yaitu 5 m. Tajam Ma} KedokIndon: flu : 42, Nomor: 11, Nopember 1992 penglihatan orang ini = 5/5, b. Bila penderita dapat menyebut dengan benar huruf di mana jarak yang seharusnya dapat dibaca misalnya pada jarak 25 meter maka tajam penglihatannya = 5/25. €. Idem tajam penglihatan : 5/60; 5/30; 5/25; 5720; SMS; SIT; 5; 515. . Lakukan pula cara pemeriksaan ini pada mata kiri dengan menutup mata kanan, Melakukan pemeriksaan refraksi subyektif |. Lakukan dulu pemeriksaan ketajaman penglihatan (cies visus, daya penglihatan) jauh untuk mata Kanan dan kiri, Acies visus sine corectio (disingkat : se) Misalnya : visus od : 5/25 sc. visus 0s : 5/15 sc. . Tentukan apakab peaurunan visus tersebut disebabkan oleb kelainan refraksi atau kelainan organik. Cara : Tambahkan di depan bingkai uji coba suatu lubang kecil (pin hove). Hasil : Tajam penglihatan akan bertambah baik bila visus disebabkan oleh kelainan refraksi, Misal : visus od : 5/30 sc dengan pin hole : 5/20. .Tentukan apakah daya penglihatan tersebut tercapai dengan memakai daya akomodasi (pada mata hipermetrop) atau tanpa daya akomodasi (pada mata miop) Cara : Tambahkan didepan bingkai uji coba suatu Jensa sferis positif sebesar + 0.50 D. Hasil: Ada? kemungkinan, menjadi lebih jelas atau bertambah kabur. Hasif akan lebih jelas pada mata hipermetrop. Hasil akan lebih kabur pada mata miop. Dari urutan ke 3 ini kita dapat menentukan apakah penderita itu hipermetrop atau miop. |. Misalkan : Dengan penambahan lensa sferis + 0.50 D menjadi lebih jelas, berarti penderita ini mempunyai mata hipermetrop perbesar kekuatan lensa sferis positif ini sampai didapatkan suatu hasil maksimal dengan visus terbaik. Derajat hipermetropi dinyatakan dengan lensa sferis positif terbesar. Misalnya : Visus : 5/25 sp + 0.50D = 5/20. dengan sp + 00D = 5/15 dengan sp + 1.50D = 5/7.5 dengan sp + 2.00D = 5/5 dengan sp + 2.50D = 5/5 1 Refraksi sederhana dengan sp + 3.00D = kabur Maka derajat hipermetropia penderita yaitu sebesar :$ + 200D. Pada usia muda di mana kontraksi ofot - otot siliar kuat maka pemeriksaan harus dilakukan juga dalam keadaan otot - otot siliar relaksasi yaitu dalam keadaan pupil lebar. 5. Misalkan dengan penambahan lensa sferis sebesar : S + 0.50 D menjadi lebih kabur. Maka kita rubah dengan memberikan lensa sferis negatif sebesar - 0.50 D hasilaya lebih jelas. Perbesar kekuatan lensa sferis negatif ini sampai didapatkan suatu hasil maksimal dengan ‘visus terbaik. Derajat miopia dinyatakan dengan lensa sferis negatifterkecil, Misa! : visus 2/25 sf -0.50 D = 5/20 dengan sf- 1.00 D = 5/15 dengan sf - 1.50D = 5/95 dengan sf- 2.00D = 5/5 dengan sf-2.25D = 5/5 agak kabur. maka derajat miopia penderita ini yaitu sebesar = sf -200D. Astigmat Jika dengan lensa sferis tidak tercapai visus 6/6, ‘mungkin sekali kita berhadapan dengan suatu keadaan astigmatisme yaitu di mana sinar dibias tidak pada satu ik, Halini disebabkan kurvatur kornea tidak sama pada idang dan horizontal. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan penambahan lensa silinder minus atau lensa plus dengan axis pada garis yang tampak paling kabur bila melihat garis - garis kipas pada peta mata Snellen. Membuat resep kaca mata Diperlukan : 1. Hasil refraksi subyektif mata kanan dan kirisesudah dikoreksi. 2. Jarak pupil ke 2 mata (dinyatakan dalam mm) Dalam mengukur jarak antara pupil ini penderita diminta melibat jaub. Jarak antar pupil Presbiopia ‘Mulai pada umur 40 tahun di mana pekerjaan dekat : membaca, menjahit, menulis sukar dilakukan. Pada keadaan ini lensa menjadi kaku schingga daya ‘mencembung berkurang. Titik terdekat yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimum menjadi lebih jauh. Seorang presbiopia harus dibantu dengan kaca mata baca. Pada umur 40 tabun didapatkan presbiopia sebesar + 1D dan naik + 0.5 D. tiap -tiap 5 tahun, Maksimum yaitu sebesar + 3 D tercapai pada usia di atas 60 tahun. Kesimpulan Usia 40 tahun presbiopia + 1D Usia 45 tahun presbiopia + 1.5D Usia 50 tahun presbiopia + 2D Usia 55 tahun presbiopia + 3D Usia 60 tahun presbiopia + 3D Usia 65 tahun presbiopia + 3D Menulis resep kaca mata baca diperlukan : 1. Refraksi subyektif mata kanan dan kiri sesudah dikoreksi (cum corectio).. 2. Penambaban lensa baca yang disesuaikan dengan umur. 3. Jarak antar pupil pada posisi melihat dekat. ‘Umumanya berbeda 2 mm dari jarak antar pupil melihat jaub. Daftar Pustaka 1. Bldee D, ed, Practice of refraction, th ed. Edinburg, Churchill Livingstone, 1978, 104 109. 2. Duane: Clinical Opthalmology vol I. Harper & Row Publishers Philadelphia, 1986. 662 “Mal. Kedok Indon: Volum : 42, Nomor: 11, Nopember 1992

Вам также может понравиться