Вы находитесь на странице: 1из 8

SURAT KEPUTUSAN

Nomor: Skep/ 03 / I /2016


TENTANG
PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP
KEKERASAN FISIK KELOMPOK
YANG BERISIKO
Menimbang :
Bahwa upaya perlindungan terhadap kekerasan fisik dan perlindungan
kelompok beresiko seperti anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan
KDRT, harus dilaksanakan dengan baik di Rumah Sakit TK. IV 02.07.04.
Mengingat

:
1. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Rupublik indonesia Nomor 5063).
3. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VlI/2011,
Tentang Keselamatan Pasien RuMah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1333 tahun 1999, tentang
standar pelayanan Rumah Sakit.

M E M U TU S KAN :

Menetapkan
Pertama

Keputusan Kepaia Rumah Sakit TK. IV 02.07.04 Panduan


periindungan terhadap kekerasan fisik dan panduan perlindungan
terhadap kelompok beresiko seperti anak-anak, individu yang
cacat, lanjut usia dan KDRT.

Kedua

Panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik dan panduan


perlindungan terhadap kelompok beresiko seperti anak-anak,
individu yang cacat, lanjut usia dan KDRT di Rurnah Sakit TK. IV
02.07.04 sebagaimana dimaksud dalam dicatum kedua harus
dijadikan acuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap
kekerasan fisik pasien pada Rumah Sakit TK. IV 02.07.04.

Ketiga

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabiia


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam pensiapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

BAB I
DEFINISI

Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau penganiayaan secara
langsung merusak integritas fisik maupun psikologis korban yang mencakup antara lain :
memukul, menendang, rnenampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan seksual
terhadap kelompok beresiko anak - anak, lansia, orang cacat dan KDRT.

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup perlindungan pasien dengan kekerasan fisik di Rumah Sakit TK IV


02.07.04 meliputi :
1. IGD
2. Rawat Jalan
3. Rawat Inap
4. ICU.
5. Piket

BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana dari perlindungan terhadap kekerasan fisik pada pasien sebagai berikut :
1. Petugas Rumah Sakit melakukan proses mengidentifkasi pasien berisiko melalui
pengkajian secara terperinci.
2. Bila tindak kekerasan fisik difakukan oleh pasien : Perawat unit bertanggung jawab
untuk mengamankan kondisi dan memanggit dokter medis untuk menilai kebutuhan
fisik dan psikologis dan mengecualikan masalah medis pasien tersebut.
3. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota staf rumah sakit : Perawat unit
bertunggung jawab menegur staf tersebut dan melaporkan insiden ke kepala bidang
terkait untuk diproses lebih lanjut.
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung : Staf bertanggung jawab dan
memiliki wewenang untuk memutuskan diperbolehkan atau tidak penyunjung tersebut
memasuki area Rumah Sakit.
5. Monitoring di setiap lobi, koridor rumah sakit, unit rawat inap, rawat jalan maupun di
lokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan kamera CCTV ( Closed Circuit
Television ) yang terpantau oleh Petugas Keamanan (piket) selama 24 jam (dua puluh
empat) jam terus menerus.
6. Setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien meliputi : tamu RS , pengantar
obat atau barang, dan lain-lain wajib melapor ke petugas unit jaga musing-masing.
7. Pemberlakuan jam berkunjung pasien: pagi : jam 10.00 - 12.00 WIB

sore

jam

17.00 - 21 .00 WIB


8. Petugas keamanan (piket) berwenang menanyai pengunjung yang mencurigakan dan
mendarnpingi pengunjung tersebut sampai ke pasien yang dimaksud.
9. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas keamanan (piket) apabila menjumpai
pengunjung yang mencurigakan atau pasien yang dirawat membuat keonaran
rnaupun kekerasan.
10. Perawat jaga ruangan mengunci akses pintu penghubung antar unit pada jam 21.00
WIB.
11. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB lapor dan menulis identitas pengunjung pada
petugas keamanan (piket), piket menghubungi perawat jaga ruangan

Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran :
1. Pasien Rawat Jalan

a) Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai


ketempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan.
b) Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien saat dilakukan
pemeriksaan sampai selesai
c) Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya.
2. Pasien Rawat lnap
a) Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan kantor nurse
station
b) Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur
c) Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat
digunakan.
d) Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya.
Tata laksana perlindungan terhadap penderita cacat :
1. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat
baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu Serta menolong sesuai
dengan kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan.
2. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak
lain yang ditunjuk sesuai kecacatan yang disandang.
3. Memastikan bel pasien dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat
menggunakan bel tersebut.

4. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur pasien.


Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak :
1. Setiap Pasien anak harus didampingi oleh orang tua atau wali
2. Perawat meminta surat pernyataan secara ,tertulis kepada orang tua apabila akan
dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan.
3. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien dan selalu mengingatkan
orang tua atau wali untuk selalu memasang pagar pengaman tempat tidur pasien.
4. Setiap pengunjung yang berkunjung wajib memakai kartu pengunjung pasien.
Tata laksana perlindungan terhadap penculikan bayi.
1. Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang rawat bayi.

2. Ruang bayi selalu terkunci dari dalam.


3. Hanya orang tua atau wali yang ditunjuk di perkenankan masuk keruang perawatan
bayi.
4. Untuk orang tua atau wali yang ditunjuk wajib mengisi buku penunggu pasien.
5. Setiap orang tua atau wali wajib memakai identitas penunggu pasien.
6. Melakukan monitoring ruangan bayi menggunakan CCTV.
Tata laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti ( risiko penyiksaan, napi,
korban dan tersangka tindak pidana, korban kekeran dalam rumah tangga ) :
1. Pasien ditempatkan dikamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor perawat.
2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas dikantor
perawat,berikut dengan penjaga pasien lain yang satu kamar perawatan dengan
pasien berisiko.
3. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau iokasi
perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien.
4. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan
.
Daftar kelornpok pasien berisiko adalah sebagai berikut :
1. Pasien dengan cacat fisik dan cacat mental.
2. Pasien usia lanjut
3. Pasien bayi dan anak-anak
4. Korban Kekerasan Dalam Rumah Tanpga ( KDRT. ),resiko penyiksaan, nara
pidana, korban dan tersangka tindak pidana.

BAB IV
DOKUMENTASI

Daftar pasien/pengunjung/karyawan yang merupakan korban kekerasan fisik


beresiko yang di rawat di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 tertulis dalam buku catatan ruang
perawatan.

Вам также может понравиться