Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OSTEOMIELITIS
Disusun Oleh:
Timotius Kevin N
110100296
Boris
110100076
110100322
Pembimbing:
dr. Iman Dwi Winanto, Sp.OT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Osteomielitis. Makalah ini disusun
sebagai rangkaian tugas kepaniteraan klinik di Departemen Orthopaedi dan
Traumatologi RSUP H. Adam Malik/Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Iman
Dwi Winanto, Sp.OT selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam memperdalam ilmu pengetahuan di bidang
orthopaedi dan traumatologi.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
ii
DAFAR GAMBAR............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
3
3
3
5
6
7
10
2.6.1. Osteomielitis Hematogen Akut...........................................................
2.6.1.1. Gambaran Klinis........................................................................
2.6.1.2. Diagnosis....................................................................................
2.6.1.3. Pengobatan.................................................................................
2.6.1.4. Prognosis....................................................................................
2.6.1.5. Komplikasi.................................................................................
2.6.2. Osteomielitis Hematogen Subakut......................................................
2.6.2.1. Gambaran Klinis........................................................................
2.6.2.2. Diagnosis....................................................................................
2.6.2.3. Diagnosis Banding.....................................................................
2.6.2.4. Tatalaksana.................................................................................
2.6.2.5. Pemantauan Setelah Pengobatan................................................
2.6.2.6. Komplikasi.................................................................................
2.6.3. Osteomielitis Kronis............................................................................
2.6.3.1. Gambaran Klinis........................................................................
2.6.3.2. Diagnosis....................................................................................
2.6.3.3. Staging........................................................................................
2.6.3.4. Tatalaksana.......................................................................................
2.6.3.5. Pengobatan Setelah Pengobatan.......................................................
2.6.3.6. Komplikasi.......................................................................................
11
11
12
14
15
16
16
16
16
18
18
19
19
19
20
20
23
23
24
24
iii
DAFTAR GAMBAR
Nama Tabel
Gambar 2.1. Etiologi dan Prevalensi Osteomielitis
Halaman
4
Hematogen.
Gambar 2.2. Mekanisme Terjadinya Osteomielitis.
2.3. Proyeksi AP pada tibia dan fibula proksimal.
Gambar 2.4. Proyeksi lateral pada tibia terlihat gambaran
9
12
13
13
iv
14
17
18
20
osteomielitis kronis.
Gambar 2.10. Proyeksi AP wrist terlihat gambaran lesi
21
21
fibula kanan.
Gambar 2.12. Radiografi osteomielitis kronis.
22
DAFTAR TABEL
Nama Tabel
Tabel 2.1. Organisme Penyebab Osteomielitis
Halaman
5
Berdasarkan Umur.
Tabel 2.2. Faktor Sistemik dan Lokal
23
BAB I
PENDAHULUAN
Osteomielitis merupakan infeksi yang terjadi pada tulang. Infeksi ini dapat
terjadi akibat infeksi yang menyebar melalui pembuluh darah atau penyebaran
melalui jaringan sekitar. Infeksi ini juga dapat terjadi akibat infeksi langsung
terhadap tulang tersebut1.Kejadian kejadian seperti trauma dapat mengubah
integrasi dari tulang dan menimbulkan onset infeksi pada tulang.1
Prevalensi terjadinya osteomielitis telah mengalami penurunan selama
beberapa tahun disebabkan oleh semakin meningkatnya kontrol penyebaran
osteomielitis pada banyak rumah sakit. Hal ini juga terjadi akibat semakin
meningkatnya
pemahaman
mengenai
pengobatan
osteomielitis.
Insidensi
Terapi yang tidak adekuat dapat menyebabkan infeksi ini terjadi lagi dan
menjadi infeksi kronis. Akibat dari avaskularisasi yang terjadi, osteomielitis
kronis hanya dapat diobati dengan reseksi radikal atau amputasi. Infeksi kronis ini
terjadi lagi sebagai eksaserbasi akut yang hanya dapat ditekan dengan
debridement disertai terapi antimikroba parenteral dan oral. Fraktur patologis,
amyloidosis sekunder, dan karsinoma sel skuamosa merupakan komplikasi yang
jarang terjadi pada sinus tract cutaneous orifice.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah infeksi tulang
Etiologi
Staphylococcus
aureus
merupakan
organisme
tersering
penyebab
osteomielitis terutama osteomiletis akut yaitu lebih kurang 90% kasus. Tempat
masuk dari bakteri ialah melalui kulit yang terluka dan terinfeksi, lecet, dan
jerawat atau bisul. Terkadang juga dapat melalui mukosa membran selaput lendir
dari saluran napas atas sebagai komplikasi dari infeksi tenggorokan atau hidung.
Bahkan bila menyikat gigi yang telalu kuat dan menyebabkan inflamasi gusi dapat
mengakibatkan bakteremia transien. Adanya bakteremia, memainkan peranan
penting dalam menentukan bagian tulang yang berkembang menjadi osteomielitis
2.3.
Grup B Streptococci
Staphylococcus auereus
Escherichia coli
Staphylococcus auereus
Streptococcus pyogenes
Haemophilus influenzae
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus auereus
Pseudomonas aeruginosa
Serratia mercescens
Escherichia coli
Epidemiologi
Osteomielitis memiliki beberapa kecenderungan yang luas. Insiden
Faktor Risiko
1. Sumber Infeksi
Osteomielitis dapat disebabkan oleh penyebaran hematogen, inokulasi
langsung dari mikroorganisme ke dalam tulang, atau fokus bersebelahan infeksi.
Osteomielitis hematogen biasanya melibatkan metafisis tulang panjang pada anakanak atau badan vertebra pada orang dewasa. Penyebab paling umum dari directinokulasi osteomielitis yaitu luka tembus dan kontaminasi bedah. Osteomielitis
fokus infeksi bersebelahan umumnya terjadi pada pasien dengan penyakit
pembuluh darah yang parah.10
2. Faktor Host
Faktor
host
dapat
mempengaruhi
individu
untuk
pengembangan
Local (BI)
Malnutrition
Chronic lymphedema
Venous stasis
Diabetes mellitus
Chronic hypoxia
Arteritis
Immune disease
Extensive scarring
Malignancy
Radiation fibrosis
Extremes of age
Neuropathy
Asplenia
HIV/AIDS
Ethanol and/or tobacco abuse
2.5. Patogenesis
Penyebaan osteomielitis terjadi melalui dua cara, yaitu: 6
1. Penyebaran umum
- Melalui sirkulasi darah berupa bakteremia dan septikemia
- Melalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifokal
pada daerah-daerah lain
2. Penyebaran lokal
- Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost
- Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai di bawah
-
kulit
Penyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi arthritis septik
Penyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi
ke dalam tulang terganggu,
awal dan edema pada tulang cancellous dan sumsum daerah metafisis tulang
panjang. Tidak seperti jaringan lunak yang mampu berkembang untuk
mengakomodasi pembengkakan, tulang merupakan suatu ruang yang tertutup dan
kaku.
10
sudah rusak maka gangguan pertumbuhan yang serius akan muncul di kemudian
hari.7
Jika tidak dikontrol, setiap saat septikemia dapat menyebabkan fokus
metafisis infeksi pada tulang lainnya. Lebih pentingnya hal tersebut akan
menyebabkan fokus infeksi pada organ lain terutama di paru-paru dan otak juga
menyebabkan kematian. Selain itu dapat berkembang menjadi osteomielitis kronis
berupa menginfeksi tulang yang mati.12,13
2.6. Klasifikasi
Osteomielitis secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
klinis, yaitu osteomielitis akut, subakut, dan kronis. Hal tersebut tergantung dari
intensitas proses infeksi dan gejala yang terkait.5
2.6.1. Osteomielitis Hematogen Akut
Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan
sumsum tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogen di mana
mikroorganisme berasal dari fokus di tempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah, yang dialami kurang dari 2 minggu.. Kelainan ini sering
ditemukan pada anak-anak dan sangat jarang pada orang dewasa.
Diagnosis yang dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari
pengobatan yang tepat dan segera.6
2.6.1.1. Gambaran Klinis
Onset akut dan ditandai dengan infeksi yang cepat. Pada anakanak, 50%
pernafasan atas.
Tanda yang pertama kali dan signifikan ditemukan adalah nyeri
hebat dan konstan di ujung dari tulang panjang dan disertai nyeri tekan dan
gerakan yang terbatas. Dalam 24 jam, gejala septikemia muncul seperti
malaise, anoreksia dan demam. Nyeri yang semakin bertambah dan nyeri
tekan pada daerah sekitar ujung tulang panjang, disertai dengan
manifestasi sistemik dari infeksi pada anak sangat mengindikasikan
11
penting
untuk
menegakkan
diagnosis
ostemielitis
12
jaringan lunak atau tulang. Setelah minggu pertama atau lebih, khususnya
jika manifestasi sistemik telah dipengaruhi oleh obat antibakteri,
perubahan radiologis berupa penipisan ireguler metafisis dan pembentukan
tulang baru subperiosteal dapat menyerupai lesi tulang seperti pada
penyakit histiositosis sel Langerhans (eosinofilik granulomatous), sarcoma
Ewing dan osteosarcoma.
13
14
15
2.
3.
untuk
menghilangkan nyeri.
Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik
gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat
dipertimbangkan drainase bedah. Pada drainase bedah, pus
subperiosteal dievakuasi untuk mengurangi tekanan intra-oseus
kemudian dilakukan pemerikasaan biakan kuman. Drainase
16
17
3.
4.
Kontraktur sendi.
Ganggan pertumbuhan lokal pada tulang yang terlibat.7
18
Gambar 2.7. Radiologi abses Brodie pada epifisis distal tibia pada anak usia
3 tahun. 5
19
Jika pada pemeriksaan radiologis dijumpai lesi pada diafisis dan tampilak
kulit bawang, maka dapat juga dicurigai sebagai Ewings Sarcoma,
nonosyfying fibroma.
2.6.2.4. Tatalaksana
Tatalaksana dapat berupa imobilisasi dan pemberian antibiotik
intravena selama 4-5 hari dan dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 6
minggu - 12 bulan sesuai dengan hasil kultur dan tes sensitivitas.
Jika lesi agresif dengan LED > 40 mm/jam dan ukuran abses >
3cm atau jika lesi sulit dibedakan dengan tumor, maka open biopsy
diindikasikan. Lesi lain didrainase kemudian jaringan granulasi dilakukan
kultur dan tes sensitivitas kemudian pemberian antibiotik dimulai setelah
itu.
Setelah dilakukan pembedahan, terutama pada bagian epifisis,
maka harus dilakukan proteksi sendi dengan traksi maupun pembidaian.9,10
2.6.2.5. Pemantauan Setelah Pengobatan
Pemeriksaan seminggu setelah dimulai pengobatan penting untuk
dilakukan. Pemantauan respon terhadap antibiotik setelah 6 minggu
dilakukan dan biasanya gejala klinis membaik beberapa hari setelah
dimulai pengobatan. Untuk 6 bulan pertama, waspadai adanya gejala
ulangan karena kekambuhan paing sering terjadi dalam 6 bulan pertama.
20
kronis
umumnya
merupakan
lanjutan
dari
osteomielitis akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik.
Osteomielitis kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah
tindakan operasi pada tulang. 11,12
2.6.3.1. Gambaran Klinis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari
luka/sinus setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang-kadang
disertai demam dan nyeri yang hilang timbul di daerah anggota gerak
tertentu. Pada pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau
sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. Mungkin dapat ditemukan
sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat
fraktur terbuka atau osteomielitis pada penderita.3,5
2.6.3.2. Diagnosis
1. X-Ray
Pada foto Rontgen dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan
sklerosis tulang, penebalan periosteum, elevasi periosteum dan mungkin
adanya sekuestrum.
21
22
23
2.6.3.3. Staging
Staging pada osteomielitis kronis dapat membantu penanganan dan
memperkirakan prognosis. Sistem staging ini didasarkan pada lokasi
anatomis lokal infeksi dan keadaan umum pasien.
Tabel 2.3. Staging untuk Osteomielitis Kronis 7
Lesi
Stage 1
Stage 2
Stage 3
Stage 4
Tipe
Medullary
Superficial
Localized
Diffuse
24
Keadaan pasien
Tipe A
Normal
Tipe B
Terganggu karena keadaan lokal ataupun sistemik
Tipe C
Sangat terganggu karena keadaan lokal ataupun sistemik
Penderita Stage 1 atau 2, atau Tipe A memiliki prognosis yang
cenderung baik. Sedangkan pada penderita Tipe C memiliki prognosis
yang buruk. Pada Stage 4 dengan infeksi yang menyeluruh, tindakan
operasi dikontraindikasikan dan biasanya dapat diberikan pengobatan
paliatif.7,9,10
2.6.3.4. Tatalaksana
Pengobatan osteomielitis kronis terdiri atas pemberian antibiotik dan
tindakan operatif.
1.
Pemberian antibiotik
Infeksi kronis jarang dapat disembuhkan hanya dengan antibiotik.
Namun pemberian antibiotik penting diberikan untuk menekan infeksi,
mencegah
penyebaran
ke tulang yang
25
Kontraktur sendi.
Fraktur patologis.
Amiloidosis.
Epidermoid carcinoma pada luka yang tidak sembuh.8
26
BAB III
KESIMPULAN
Osteomielitis ialah proses inflamasi akut atau kronis pada tulang dan
struktur sekundermya yang biasanya diakibatkan infeksi oleh bakteri piogenik.
Staphylococcus aureus merupakan organisme tersering penyebab osteomielitis
terutama osteomiletis akut yaitu lebih kurang 90% kasus. Tempat masuk dari
bakteri ialah melalui kulit yang terluka dan terinfeksi, lecet, dan jerawat atau
bisul. Osteomielitis harus dicurigai bila pasien datang dengan rasa sakit, bengkak,
eritema atau kehangatan kulit dan jaringan lunak diatas tulang. Konfirmasi dari
osteomielitis membutuhkan penggunaan berbagai tes laboratorium, mikrobiologi,
radiografi dan tes patologis.
Pengobatan antibiotik harus didasarkan pada identifikasi kultur tulang
pada saat biopsi tulang atau debridement. Osteomielitis biasanya tidak
memerlukan pengobatan bedah, indikasi pembedahan adalah kegagalan terapi
antimikroba, kompresi saraf, ketidakstabilan tulang belakang, atau drainase abses
epidural atau paravertebral. Osteomielitis biasanya tidak memerlukan pengobatan
bedah, indikasi pembedahan adalah kegagalan terapi antimikroba, kompresi saraf,
ketidakstabilan tulang belakang, atau drainase abses epidural atau paravertebral.
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumor yang paling sering dihubungkan
dengan osteomielitis. Dengan diagnosa awal dan pengobatan yang tepat,
prognosis osteomielitis adalah baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kishner
S.
2015.
Osteomyelitis.
Available
from
http://emedicine.medscape.com/article/1348767-overview#a6
2.
3.
http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/osteomyelitis/basics/definition/con-20025518
[Accessed
4.
October 2016]
Rasad S, 2013. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai
5.
Penerbit FK UI
Priantono D, Widiharso, WE. 2014. Osteomielitis. Dalam Tanto, C.,
Liwang, F., Hanifati, S., Pradipta, E. Kapita Selekta Kedokteran.
6.
7.
Watampone.
Shalter RB. 1999. Textbook of Disorders and Injuries of the
Muskuloskeletal System Third Edition. Baltimore: Lippincott Williams
8.
9.
58.
Netter
F.
2015.
Etiology
and
Prevalance
of
Hematogenous
October 2016]
Dirschl DR., Almekinders LC. 1993. Osteomyelitis, Common Causes
11.
12.
13.
28
14.
Treatment and
Management http://emedicine.medscape.com/article/1348767-treatment
15.
16.
from
http://www.medicinenet.com/osteomyelitis/page4.htm
[Accessed
October 2016]