Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa
hari tanpa air. Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari
total berat bada tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah bayi
baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Pada
proses menua manusia kehilangan air. Kehilangan ini sebagian besar berupa
kehilangan cairan ekstraselular. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada
faktor usia, jenis kelamin, proporsi jaringan otot dan jaringan lemak.
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel
mengandung cairan intraselular (cairan di dalam sel) yang komposisinya cocok untuk
sel tersebut dan cairan ekstraselular (cairan di luar sel) yang komposisinya cocok
pula. Cairan ektraselular terdiri atas cairan interstisial atau interselular (sebagian
besar) yang terdapat di sela-sela sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah.
Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami penggantian bagianbagiannya, namun komposisi cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar
selalu berada dalam keadaan homeostasis/tetap. Keseimbangan cairan di tiap
kompartemen menentukan volume dan tekanan darah.
Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami
penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari suatu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. Pemasukan (intake) dan pengeluaran
(output) cairan tubuh haruslah seimbang agar tidak terjadi gangguan volume cairan di
dalam tubuh. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan agar komposisi cairan tubuh
tetap seimbang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian cairan tubuh


Cairan tubuh adalah cairan suspense sel didalam tubuh makhluk multiselular seperti
manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan,
minuman

dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanyadistribusi yang normal dari adanya
air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan an
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua keolmpok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel di seluruh
tubuh, sedangakan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem vaskuler,
cairan interstitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.

B. konsep dasar cairan dan elektrolit


Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan
tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan homeostasis
.
1. kompartemen cairan
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu :
2

cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal
dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur,
jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997)
a. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Cairan intraseluler adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada
orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama
kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya
dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
b. Cairan

Ekstraselular

(CES)

20%

dari

BB

total

cairan ekstraseluler adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari


(CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir
cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif
dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh
(CES) dibagi menjadi :
1) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8
L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira
sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.
2) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam
pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa
dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L
(8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA.
Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)
yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang
penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai
tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda.
3) Cairan transelular (CTS):
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh.
Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural,
sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu
tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan
3

dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap


harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
2. Pergerakan Cairan Tubuh
Mekanismepergerakancairantubuhmelaluienam proses, yaitu :
a. Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan sehingga kedua
kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga
dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik.
Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam
suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :
Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar),
Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi

rendah)

dan

Temperatur

larutan

(temperatur

tinggi

meningkatkan kecepatan difusi).


b. Osmosis
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi
lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang
dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. Proses osmosis
(perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi), dipengaruhi oleh : Pergerakan air dan Semipermeabilitas
membran.

c. Transfor aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien
elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi yang
lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk melintasi
membran sel.

d. Tekanan hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh
darah. Tekanan hidrostatik berada diantara arteri dan vena (kapiler)
4

sehingga larutan ber[indah dari kapiler ke intertisial. Tekanan hidrostatik


ditentukan oleh : kekuatan pompa jantung, kecepatan aliran darah,
tekanan darah arteri, tekanan darah vena.

e. Filtrasi
Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler
yang lebih tinggi dari ruang intertisial. Perpindahan cairan melewati
membran permeabel dari tempat yang tinggi tekanan hidrostatiknya ke
tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.

f. Tekanan osmotik koloid


Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bisa
berdifusi) dalam plasma. Tekanan osmotik koloid menyebabkan
perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial melewati lapisan
semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih besar
dari cairan intertisial, cairan masuk ke capiler atau kompartemen
pembuluh darah bila pompa jantung efektif.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1). FaseI : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh kedalam sistem
sirkulasi dan nutris dan oksigen diambil dari paru-paru dan traktus
gastrointestinal.
2). Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan
sel.
3). Fase III :
Cairan dan substansi yang ada didalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk kedalam sel Pembuluh darah kapiler dan
membransel yang merupakan membran semipermiabel.
C. FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel tubuh.
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel.
3. Membantu dalam metabolisme sel.
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit.
5. Membantu memelihara suhu tubuh.

6. Membantu pencernaan.
7. Mempemudah eliminasi.
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM).
D. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir
60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air
dari berat badannya.
2. Solut terlarut
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut)
elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan
negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama
adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang
memompa

natrium

ke

luar

dan

kalium

ke

dalam

Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion


ekstraselular utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion intraselular utama
adalah ion fosfat (PO4).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial
sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan
ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun
demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan komposisi
elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua
kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma
jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat
dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara bermakna
mengubah nilai elektrolit palsma.
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl).
6

Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan


bilirubin.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN


DAN ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
diantaranya adalah:
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan
peningkatan usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih
banyak

mengandung

lemak

tubuh.

Sel-sel

lemak

Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan


lemak tubuh.
3. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
4. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
5. Temperatur
Lingkungan panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
6. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,

proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular

F. Volume dan distribusi cairan tubuh


Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat
badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan
cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume
cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin
tua usia makin sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya
70-80 % dari BB, usia 1 tahun 60 % dari BB, usia pubertas sampai dengan 39 tahun
untuk pria 60 % dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB, usia 40-60 tahun untuk
pria 55 % dari BB dan wanita 47 % dari BB, sedangkan pada usia diatas 60 tahun
untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dari BB.
Sumber air tubuh
Sumber : Air minum
Jumlah : 1.500 2.000 ml/hari
Air dalam makana : 700 ml/hari
Air dari hasil metabolisme tubuh : 200 ml/hari
Jumlah : 2.400 2.900 ml/hari
Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi dan bersifat polar
(senyawa elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk benda
cair. Fungsi vital air adalah pelarut yang sangat baik karena molekulnya dapat
bergabung dengan protein, hidrat arang, gula, dan zat yang terlarang lainnya.
Dalam homeostatis jumlah air tubuh selalu diupayakan konstan karena air tubuh
yang keluar akan sama dengan jumlah air yang masuk.

G. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan
ekstraseluler 20 % dari BB, cairan ini terdiri atas plasma (cairan intravaskuler) 5 %,
cairan interstisial (cairan di sekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan transeluler
(misalnya, cairan serebrospinalis, sinovia, cairan dalam peritonium, cairan dalam
rongga mata, dll ) 1-3 %.
Komponen tunggal terbesar dalam tubuh adalah air. Air adalah pelarut bagi semua
zat terlarut dalam tubuh dalam tubuh dalam bentuk suspense maupun larutan . air
tubuh total (total body water,TBW) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis
kelamin , umur, dan kandungan lemak tubuh . air membentuk 60% bagi wanita dan
50% bagi pria lemak pada dasarnya bebas air sehingga lemak yang mkin sedikit
akan mengakibatkan makin tingginya presentase air dari berat badan orang itu
sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi oleh karna itu orang
kurus , orang gemuk mempunyai TBW yang relative lebih kecil di banding dengan
berat badan dia wanita pada umumnya lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot
jika dibandingkan dengan pria
Usia
Bayi
Dewasa pria (20-40)
Dewasa wanita (20-40)
Usia lanjut (60 lebih)

Presentase bb
75%
60%
50%
45-50%

Dengan berat badan nya orang berusia tua juga mempunyai presentase lemak tubuh
yang tinggi jika dibandingkan dengan orang muda yang terakhir TBW paling tinggi
terdaapat pada bayi baru lahir (75%) presentase ini akan dapat menurun sampai
sekitar 60% pada tahun pertama dan kemudian berangsur-angsur turun sampai
mencapai proposi orang dewasa pada usia dewas
9

H. KEBUTUHAN CAIRAN SESUAI TINGKAT PERKEMBANGAN


Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme.

kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan.

No. Umur

BB (kg)

Kebutuhan Cairan (ml)

1.

3 hari

250 300

2.

1 tahun

9,5

1150 1300

3.

2 tahun

11,8

1350 1500

4.

6 tahun

20

1800 2000

5.

10 tahun

28,7

2000 2500

1. K
e
b
u

6.

14 tahun

45

2200 2700

t
u

7.

18 tahun

54

2200 2700

h
a
n

Cairan Tubuh Pada Bayi dan Anak


Jumlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi penting, terutama pada
bayi muda dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air
10

merupakan nutrien yang medium untuk nutrien yang lain. Oleh karena itu,
intake nutrien ditentukan oleh kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan
(termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya, air dapat diberikan tanpa bersamasama dengan nutrien yang lain. Menurut umur, dalam keadaan biasa,
kebutuhan air rata-rata bayi sebagai berikut.
Tabel \
Umur

Rata rata Kebutuhan Air / Kg BB / 24 Jam

6 Bulan

130 -140 ml
2. K

9 Bulan

125 145 ml

e
b

1 Tahun

120 135 ml

u
t

uhan Cairan Pada Lanjut Usia


Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air
membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit
di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai
pelumas bagi fungsi tulang dan sendi. Manfaat lain dari minum air putih
adalah mencegah sembelit karena untuk mengolah makanan dalam usus sangat
dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat
maksimal dan timbullah sembelit.

Air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink,
alkohol, es, maupun sirup dan dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5
sampai dengan 2 liter/hari. Minuman seperti kopi, teh kental, softdrink,
11

alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus
dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit
tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Pada Lansia
a. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya
usia, sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air
dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anakanak dan bayi.
b. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan
kemampuan untuk memekatkan urine, mengakibatkan kehilangan air yang
lebih tinggi.
c. Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu
untuk mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan
terhadap konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang
terbatas, pantangan diet, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang
perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak
tepat dapat mengarah pada masalah diare.
d. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin
mempunyai masalah dalam mendapatkan cairan (misalnya gangguan dalam
berjalan) atau mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya penderita
stroke).

4. Kekurangan Cairan Pada Lansia


Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan
12

tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang


dialami lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia,
penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus.
Tanda-tanda utama kekurangan cairan pada lansia antara lain :
a. Terjadi peningkatan suhu tubuh
Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan
(normal : 14 20 x/menit)
b. Peningkatan frekwensi denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah,
halus.
c. Tekanan darah menurun.
d. Terjadi penurunan jumlah urine

Jika terjadi kekurangan cairan juga akan nampak perubahan fisik pada lansia,
antara lain kulit kering dan agak kemerahan, lidah kering dan kasar, mata
cekung, penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba atau drastis, turgor
kulit menurun. Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kekurangan
cairan yang dialami oleh seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut : penurunan kesadaran, gelisah, lemah, pusing, tidak nafsu makan,
mual dan muntah, kehausan (pada lansia kurang signifikan).

BAB III
PENUTUP

13

A. Kesimpulan
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada
orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3
bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel. 60 % berat badan
tubuh adalah : a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan b.Cairan ekstrasel
(CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 %
dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan. Elektrolit utama
a.Dari CES : Natrium (N = 135 - 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 - 106 mEq/liter)
b.Dari CIS : Kalium (N = 3,5 - 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5 mg/liter)
Cairan dan elektrolit merupakan faktor yang dominan dalam menjalankan fungsi
tubuh.
B. Saran
Mengingat pentingnya fungsi cairan tubuh dan elektrolit untuk kelangsungan
hidup manusia dari itu disarankan untuk mencari dan menggali lebih banyak
pengetahuan tentang cairan dan elektrolit diluar dari yang disampaikan oleh
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

14

Azid,Ahad,Dkk.2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC

M.black, joyce & hawks, hokanson, jane. 2014. Keperawatan medical bedah edisi 8 buku 1.
singapore : elsivier
M.black, joyce & hawks, hokanson, jane. 2014. Keperawatan medical bedah edisi 8 buku 2.
singapore : elsivier
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit . jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC

MAKALAH KEBUTUHAN CAIRAN

15

1.
2.
3.
4.
5.

Riki Imam Muholiq (2015750038)


Devita Sari (2015750010)
Dyva Oktaviani (2015750014)
Nur Indah Permata Sari (2015750031)
Fitri Yani (2015750019)

16

Вам также может понравиться