Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa, logika dan matematika ?
2. Bagaimana hubungan logika dengan bahasa ?
3. Bagaimana hubungan matematika dengan logika ?
4. Bagaimana hubungan logika dengan dunia ?
5. Bagaimana hubungan matematika dan bahasa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahasa, logika dan matematika.
2. Untuk mengetahui hubungan logika dengan bahasa.
3. Untuk mengetahui hubungan matematika dengan logika.
4. Untuk mengetahui hubungan logika dengan dunia.
5. Untuk mengetahui hubungan matematika dan bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa, Logika dan Matematika


1. Bahasa

Bahasa merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam


kehidupan. Bahasa adalah alat komunikasi. Pertanyaannya,apa hubungan
bahasa dengan matematika dan logika? . Istilah bahasa adalah padanan
dari kata lingua, yang berasal dari bahasa latin dan memiliki arti
bahasa; lidah. Istilah tersebut dalam bahasa Inggris ialah language
yang berarti bahasa. Bahasa adalah suatu sistem komunikasi manusia
yang menggunakan tanda-tanda seperti suara, gerak tubuh atau simbol
tertulis.
Para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan bahasa, antara lain :
a. Chauchard dalam Mustansyir, 1995
Bahasa merupakan ciri khas manusia dan melalui bahasa manusia
dapat melaksanakan refleksi dan kebebasan .Keunikan manusia terletak
pada kemampuannya berbahasa.
b. Alston, 1964
Bahasa adalah laboratorium para filsuf.
c. Poespoprodjo, 1991
Pikiran dan bahasa merupakan tempat terjadinya realitas; berpikir
berarti membiarkan realitas sebagai peristiwa bahasa .1
Berdasarkan M.A.K Halliday dalam Brown (1980:194-195),
berikut adalah fungsi bahasa:
a. fungsi instrumental (untuk melayani lingkungan)
b. fungsi regulatori (untuk mengontrol peristiwa)
c. fungsi representasi (untuk membuat pernyataan, menyampaikan fakta
dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan)
d. fungsi interaksional (untuk memelihara kelangsungan komunikasi
sosial)
e. fungsi personal (untuk mengekspresikan perasaan, emosi, pribadi,
reaksi-reaksi mendalam)
f. fungsi heuristik (untuk

memperoleh

ilmu

pengetahuan

dan

mempelajari lingkungan)
g. fungsi imajinatif (untuk melayani sistem imajinasi atau ide).2

1 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,


2014) hal 122-123

Manusia memiliki suatu fitur otak manusia yang memuat aturanaturan, aturan-aturan dalam otak manusia dapat menghasilkan bahasa yang
berupa sekumpulan kalimat (Chomsky dalam Traks, 2007). Oleh karena
itu, manusia mampu membangun sistem komunikasi karena manusia
memiliki kapasitas untuk membangun bahasa yang kompleks sebagai alat
komunikasi. Sistem komunikasi yang dimiliki manusia memberi sarana
untuk dapat saling bekerjasama. Kerjasama akan terjadi apabila kedua
belah pihak dapat mengekspresikan dirinya masing-masing dengan baik.
Fungsi sosial bahasa menjadikan manusia mampu memanipulasi realitas
dunia yang memuat banyak objek dan gejala (Evant & Levinson, 2009).
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks yang
dibangun dan digunakan oleh manusia. Sebagai alat komunikasi yang
kompleks, bahasa dapat berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan
dengan menggunakan mulut (bahasa lisan atau ucapan). Bahasa memuat
kalimat-kalimat dan kalimat merupakan kumpulan kata. Tetapi, bahasa
tidak selalu kumpulan kata-kata, simbol-simbol atau gerak tubuh, tetapi
bahasa adalah komunikasi. Memang bahasa kumpulan kata-kata, bahkan
kalau ditulis, bahasa merupakan kumpulan huruf-huruf. Kata yang terdiri
huruf sesungguhnya juga simbol. Setiap simbol mempunyai makna. Oleh
karena itu penggunaan simbol tidak boleh semena-mena agar terjadi
komunikasi yang benar. Menurut Ferdinand de Saussure, bahasa dapat
berarti konsep dan dapat berarti bahasa praktis yang digunakan untuk
pembicaraan (Lyons_1981). Di dunia ini terdapat ribuan kelompok
masyarakat yang masing-masing memiliki bahasa sendiri. Bahasa masingmasing kelompok memiliki ciri-ciri yang berbeda dan membentuk sistem
bahasa yang spesifik. Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan
Bahasa Arab adalah contoh-contoh sistem bahasa yang spesifik dan
dipraktikkan dalam kehidupan.3
2 Andoyo Sastromiharjo, pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia.Universitas Pendidikan Indonesia .pdf
3 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 123-124

Bahasa. dalam arti konsep bermakna bahwa kalimat yang terdiri


atas sekumpulan kata yang masing-masing memiliki makna. Makna kata
menyatakan hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek
atau konsep yang diwakili. Kata lima dalam matematika menunjukkan
kuantitas dari sekumpulan objek. Kata kepala menunjukkan pada objek
yang berupa bagian dari tubuh manusia. Kata suami menunjukkan
hubungan perkawinan. Kata kubus mewakili konsep matematika. Ada
kalanya satu kata banyak makna. Kata akar dalam kalimat pohon itu
tumbang karena akarnya sudah mati berarti makna akar yang biasa
dikenal secara umum. Kata akar dalam matematika dengan konteks
persamaan berbeda maknanya dengan kata akar pada konteks akar
pangkat dua dari, walaupun semua terjadi dalam matemtika.
Tata bahasa merupakan bagian yang sangat penting dalam bahasa.
Kajiannya meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,dan etimologi.
Fonologi merupakan bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari
bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara
gramatikal beserta unsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis
membicarakan komponen-komponen kalimat.Proses pembentukan serta
menganalisis arti atau makna kata ialah semantik. Semantik menjadi
bagian yang penting dalam kajian filsafat matematika.
Filsafat bahasa sangat menaruh perhatian terhadap empat masalah
utama, yaitu tentang hakikat makna, penggunaan bahasa, pengetahuan
bahasa, dan hubungan bahasa dengan realitas. Wittgenstein, menyatakan
bahwa bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, bentuk
dan strukturnya logis, dan berkaitan dengan realitas. Pandangan ini
menunjukkan eratnya hubungan antara bahasa dan pikiran. Wittgenstein
berpendapat bahwa bahasa merupakan alat pikiran, yang berarti bahasa
mendahului pikiran (Hardi Suyitno, 2008). Ahli bahasa Sapir dan Whorth
juga berpendapat bahwa bahasa mendahului pikiran (Kay and Kemton
1984, widhiarso, 2005), pendapat ini didukung oleh filsuf Michael
Dumment (Bunnin and James, 2003). Berbicara dan menulis diturunkan
dari makna bahasa yang ada dalam pikiran, yang berarti pikiran
mendahului bahasa (Fodor, 1975). Pendapat serupa disampaikan oleh Paul

Grice, ia meyatakan bahwa pengetahuan ditemukan lebih dulu dari


bahasa(Bunnin and James, 2003). Donalt Davidson dan Daniel Dennet
berpendapat bahwa peran bahasa dan pikiran seimbang, sebab tidak
mungkin menjelaskan yang satu tanpa yang lain (Gozzano. 2002).4
Bahasa
merupakan
cerminan
pikiran
orang

yang

menggunakannya.Semakin orang bisa berpikir dengan baik dan logis, akan


semakin baik dan runtutlah bahasa yang digunakan dalam keseharian
hidupnya. Sebaliknya semakin orang tidak bisa berpikir dengan baik dan
runtut, semakin kurang bagus pemakaian bahasanya. 5 Pentingnya bahasa
dalam kehidupan, terlebih dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,
tercermin dengan diakuinya bahasa, logika, matematika, dan statistika
sebagai sarana berpikir ilmiah. 6
2. Logika

Menurut Andre Ata, dkk. (2012), konsep "logika" atau


"logis" sudah sering kita dengar dan kita gunakan. Dalam
bahasa

sehari-hari,

perkataan

"logika"

atau

"logis"

menunjukkan cara berpikir atau cara hidup atau sikap


hidup

tertentu,

yaitu

yang "reasonable", yang


berargumen,

yang

yang

wajar,

ada

yang

rasionya

masuk

akal,

beralasan

atau

atau

hubungan

rasionalnya, yang dapat dimengerti, walaupun belum


tentu disetujui atau tentang benar atau salah. Dalam arti
ilmiah, perkataan logika menunjukkan pada suatu disiplin
ilmui; yang dimaksud dengan disiplin di sini yaitu disiplin
ilmiah, yaitu kegiatan intelektual yang dipelajari untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam bidang
4 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 124-126
5 http://hernabastra.blogspot.co.id/2011/06/interkoneksi-pikiranbahasa-dan-budaya.html di akses tgl 03 september 2016 pukul 21.30
Wib.
6 Suyitno,, Op.cit , 126

tertentu

secara

sistematik-rasional

argumentatif

dan

terorganisasi yang terkait atau tunduk pada aturan,


prosedur,

atau

metode

tertentu.

Setiap

disiplin

mewujudkan ilmu atau cabang ilmu pengetahuan tertentu.


Misalnya biologi, yaitu disiplin yang termasuk ilmu alam;
mikrobiologi, yaitu suatu disiplin ilmu atau subdisiplin yang
termasuk dalam disiplin ilmu biologi.
Menurut Arief Sidharta (2010), kata logika sering juga
digunakan untuk bahasa percakapan sehari-hari. Kata itu
memiliki beberapa pandangan arti dalam penggunaan
secara umum, seperti "wajar", dapat diterima atau bisa
juga digunakan dalam arti kultur untuk menggambarkan
sikap khas suatu kelompok masyarakat. Dalam konteks
umum, kata logika sering diartikan sebagai "masuk akal,
wajar, pantas bisa diterima, atau dapat dipahami."
Dalam dunia akademis, logika sering juga dikenal
sebagai salah satu nama mata kuliah yang diajarkan di
perguruan tinggi, kalau di perguruan tinggi agama, logika
ini diidentikkan dengan mata kuliah ilmu mantik. Secara
khusus, logika dalam konteks ilmiah kita temukan arti
khusus dari logika dan sekaligus mengantarkan kita
kepada alasan mengapa logika dipelajari secara formal.
Ada dua pandangan yang dapat kita pahami dalam
konteks ini.
1.
Irving Copi

seorang

filsuf

dari

USA

(2002)

mengatakan, yaitu logika adalah studi tentang metode


dan

prinsip

yang

digunakan

dalam

membedakan

penalaran yang baik dan benar dari penalaran yang


buruk dan salah (logic is the study ofthe methods and
principles

itsed

to

distinguish

good/correct

from

bad/incorrect reasoning).Pengertian ini menunjukkan


bahwa mempelajari logika berarti mempelajari hukum
dan prinsip berpikir yang mengatur atau melandasi dan

sekaligus

memberikan

alasan

mengapa

suatu

penalaran dapat dikatakan sebagai sesuatu yang logis


dan juga menjelaskan mengapa suatu penalaran harus
dikatakan sebagai tidak logis.
2. Norman Geisler dan Ronald Brooks (1990) mengatakan,
bahwa logika yaitu kajian tentang penalaran yang
benar atau menyimpulkan yang valid (sah) dan dapat
mengenali adanya kesalahan berpikir baik secara
formal maupun informal.
Dari dua paham yang dikemukakan ini, dapat kita
katakan

bahwa

logika

tidak

hanya

mengajarkan

bagaimana suatu penyimpulan yang tepat, tetapi juga


membuat kita waspada terhadap kemungkinan kesalahan
yang kita lakukan dalam pembuatan kesimpulan. Dengan
demikian dapat kita pahami, pengertian logika menurut
para pemikir atau filsuf di atas, dalam arti yang khusus,
logika

sebenarnya

merupakan

kajian

dalam

proses

penalaran yang bertolak dari penerapan prinsip berpikir


dalam suatu penalaran yang tepat, yang digunakan dalam
membedakan

penalaran

yang

baik

dan

benar

dari

penalaran yang buruk dan salah.7


3. Matematika

Secara etimologi , pengertian matematika berasal dari mathanein


atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Dalam
bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya
berkaitan dengan penalaran. Di sisi lain, beberapa pihak berpendapat
bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, matematika adalah
ilmu yang mempelajari tentang bangun-bangun abstrak. Bahkan, ada yang
tidak setuju bahwa matematika dimasukkan dalam kategori ilmu karena

7 https://nyzza.wordpress.com/2016/03/30/makalah-hubungan-logikadan-bahasa

penemuan rumus-rumus matematika ada yang proses ditemukannya


melalui ketidaksengajaan.8
Menurut Asep Jihad (Destiana Vidya Prastiwi, 2011: 33-34) dapat
diidentifikasi bahwa matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain
dalam beberapa hal berikut, yaitu :
a. Objek pembicaraannya abstrak;
b. Pembahasan mengandalkan tata nalar;
c. Pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga
terjaga konsistennya( terstruktur);
d. Melibatkan perhitungan (operasi);
e. Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan seharihari.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas.9
B. Hubungan Logika dengan Bahasa
Pengetahuan sebagai hasil proses tahu manusia baru
tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan dalam
bentuk kata atau bahasa. Dalam ilmu pengetahuan, bahasa
harus mampu mengungkapkan maksud si penutur dengan
setepat-tepatnya. Bahasa ilmu pengetahuan harus logis. Ilmu
berarti pengetahuan, sebagai hasil proses berpikir harus
mengikuti aturan-aturan, yaitu logika.10
Logika

dapat

digunakan

sebagai

landasan

untuk

berbahasa dalam rangka berkomunikasi dengan sesama


manusia

dan

juga

untuk

menganalisa

bahasa.

Suatu

pernyataan dikatakan logis atau tidak harus dianalisa dengan


8 http://himatika.student.uny.ac.id/uncategorized/matematika-sebagaiilmu-deduktif-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran-matematika di
akses 03 september 2016 pukul 22.32 wib
9 Andriyani, hakikat matematika, Univertsitas Negeri Yogyakarta.Pdf
10 https://nyzza.wordpress.com/2016/03/30/makalah-hubungan-logikadan-bahasa

logika. Dengan demikian logika dapat digunakan sebagai batu


uji bagi logis dan tidaknya suatu pernyataan.
Dalam

logika

simbolik,

pernyataan-pernyataan

dan

rangkaian pernyatan dapat dinyatakan dengan simbol-simbol,


agar lebih mudah dianalisis kesahihannya . Ini berarti bahasa
sesungguhnya salah satu fungsi logika adalah juga sebagai
bahasa. Suatu gagasan atau pikiran harus disampaikan
dengan bahasa yang baik, benar dan logis. Bahasa yang baik,
benar dan logis akan memuat pernyataan-pernyataan logis
dan sesuai dengan fakta atau gejala yang ada.
Dalam kehidupannya, manusia
dengan

realitas

dunia.

berkomunikasi

termasuk

berhubungan

dengan

selalu berhubungan

Berbahasa

dalam

penyampaikan
relitas

dunia

hal-hal
harus

rangka
yang
dapat

menyampaikan sesuai dengan realitas itu sendiri. Realitas


dunia itu oleh manusia dibawa kedalam pikiran dengan
bahasanya

sendiri.

dikomunikasikan

Gagasan
dengan

dalam

pikian

sesama

akan

manusia

dapat
dengan

meggunakan bahasa yang memuat serangkaian pernyatan


dan dimengerti oleh kedua belah pihak.11
Menurut Wittgenstein (1951), dunia terdiri atas faktafakta. Ini berarti bahwa apabila manusia akan menyampaikan
gagasan tentang realitas dunia, maka haruslah dunia, pikiran
dan proposisi atau pernyataan harus dalam bentuk logis yang
sama.
Menurut
merepretasikan

Bitbol
pikiran.

(2002),
Logika

pernyataan
mempersyaratkan

harus
suatu

hubungan yang tajam antara aktivitas dan bahasa. Oleh


11 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 127

kaerena itu , pernyataan harus menunjukkan struktur logis


dan

bentuk

demikian

Komunikasi

dari

realitas

pikiran
antar

fakta

adalah

manusia

yang

proposisi
yang

diwakili.
yang

Dengan

bermakna.

menggunakan

bahasa

memuat serangkaian proposisi yang logis. Bahasa akan dapat


ditangkap maknanya dengan baik

dalam arti bahasa yang

logis, apabila dapat dinilai atau diukur kesahihannya. Kalkulus


logika dapat digunakan untuk kepentingan tersebut.
Logika

dapat

digunakan

untuk

menyelidiki

makna

bahasa termasuk didalamnya makna proposisi. Kesalahan


bahasa menimbulkan kesalahan komunikasi. Bukan hanya
orang awam saja yang mengalami kesalahan bahasa tetapi
ternyata ilmuwan maupun filsuf juga mengalami masalah
bahasa.

Sebagaimana

diungkapkan

oleh

Moore

bahwa

pemikiran filsafat Inggris tidak memiliki dasar logika sehingga


tidak terpahami oleh akal sehat, ini menunjukkan pentingnya
peran logika dalam bahasa, demikian sebaliknya.

12

Menurut Ernest (1991), aturan-aturan dan kesepakartan


bahasa menentukan hukum-hukum logika. Fakta menunjukkan
bahwa penggunaan term-term utama dalam logika seperti
atau , dan , jika,maka.. , untuk seiap. , dsb
mengikuti aturan bahasa walaupun ada penegasan atau
ketetapan tertentu yang disepakati oleh matematikawan. Oleh
Frege dan Wittgeinstein, aturan-aturan itu diwujudkan dalam
bentuk tabel kebenaran seperti disjungsi, konjungsi,
negasi, implikasi dan kuantor menjadi dasar kebenaran
suatu pernyataan.
Bahasa menjadi dasar logika dan kesahihan pernyataanpernyataan

dalam

bahasa

12 Ibid 128

10

memerlukan

analisis

logis

Hubungan antara logika dan bahasa dipersatukan melalui


aturan umum dan tata bahasa yang logis (Cheung, 2006). Ini
berarti bahwa bahasa dan logika mmpunyai kedudukan yang
sama sebagai batas dunia.
Logika dapat digunakan untuk memperlihatkan struktur
bahasa. Subjek dalam suatu pernyataan merupakan bagian
yang penting, sedangkan predikat biasanya didefinisikan
sebagai suatu kelompok kata yang diletakkan sesudah objek
untuk melengkapi makna pernyataan (Nordquist, 2014).
Simbol-simbol

digunakan

untuk

mewakili

kata

atau

pernyataan . Struktur setiap pernyataan memuat dua hal


yaitu subyek dan predikat. Subjek dari suatu pernyataan
adalah suatu term yang mana predikat mengatakan sesuatu
tentangnya dan predikat. Jika predikat mengatakan sesuatu
tentang subyek, maka predikat tidak tercakup dalam subyek.13
Kesepakatan dalam logika ,predikat yang konstan diberi
simbul huruf besar, subyek individual diberi dengan symbol
huruf kecil.14 Contonya dengan tabel berikut,

Pernyataan, subjek, predikat dan symbol


13 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 129
14 Ibid 130

11

Subjek

Simbol

Predikat

Subjek
Samson

Arjuna

Berbadan

Darah

Simbol

Pernyataa

Simbol

Predikat

Pernyata

Samson

an
Ks

kekar

berbadan

Berwajah

kekar
Arjuna

tampan

berwajah

Berwarna

tampan
Darah

merah
Roda

Berbentuk

Md

berwarna
merah
Roda

lingkaran
Bumi

Ta

Berbentuk

Lr

berbentuk
lingkaran
Bumi

bola

Bs

berbentuk
bola

Bahasa juga dapat disajikan dengan menggunakan


logika dalam bentuk logika simbolik. Dalam bahasa sehari-hari
dalam kaitannya dengan banyaknya kuantitas sesuatu objek
dalam kumpulan semua objek, untuk menjawab pertanyaan
berapa banyaknya sering menggunakan kata tidak ada ,
sedikit

banyak

semuanya

dsb.

Logika

juga

menggunakan istilah istilah yang menunjuk pada banyaknya


sesuatu

objek

dalam

kumpulan

semua

objek

Logika

menggunakan tiga kata dasar15 yang diambil dari bahasa


sehari-hari

untuk

menggambakan

gagasan

tentang

banyaknya , yaitu tidak ada , beberapa (lebih dari satu)


dan semua. Tiga kata dasar tersebut sebenanya merupakan
15 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 131

12

simbol, dalam logika juga ada iga symbol masing-masing


disebut kuantor , yaitu semua (all) , beberapa (some)
dan bukan (no)
Penggunaan

bahasa

sehari-hari

dalam

logika

juga

terjadi ketika membangun penyataan majemuk. Pernyataan


majemuk dibentuk dengan menggunakan kata sambung logis
atau operator dengan menggunakan kata dan dan kata
atau . Kata dan mewakili kata-kata lain seperti tetapi,
namun, sayangnya, walapun, meskipun, dsb. Kata-kata dan
dan atau sering diberi symbol dan . Sedangkan
implikasi biasa diberi simbol =>

16

. Struktur kalimat

majemuk yang dibentuk dengan operator implikasi berbentuk


Jika.., maka. . Satu lagi operator yang banyak digunakan
adalah negasi yang sering diberi symbol ~ yang bermakna
bukan atau tidak benar.
Bahasa yang dinyatakan dengan simbol logika memberi
keuntungan
memberi

singkat

kemudahan

dan

terlihat

untuk

strukturnya,

menentukan

sehingga

kebenarannya.

Atuan-aturan inferensi memberi kemudahan untuk melihat


kesahihan suatu penarikan kesimpulan17. Sebagai pedoman uji
kesahihan adalah suatu argument dikatakan tidak sahih ,
apabila terjadi semua premis bernilai benar tetapi konklusi
bernilai salah.

18

Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai


dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu
16 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 132
17 Ibid 133
18 Ibid 134

13

kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.


Tugas

logika

juga

memberikan

penerangan

bagaimana

seharusnya orang berpikir, (Poedjawiyatna, 1978:2). Sedang


objek penyelidikan logika adalah manusia itu sendiri. Tujuan
mempelajari

logika

adalah

memecahkan

masalah

atau

mencari jawab permasalahannya yang dapat dirumuskan:


bagaimana seharusnya manusia dapat berpikir dengan baik
dan benar.
Bahwa hasil yang diperoleh dari mempergunakan suatu
teknik (logika), akan tergantung dari baik-buruknya alat
bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa sebagai alat
logika

harus

memperhatikan

perbedaan

antara

bahasa

sebagai alat logika dan bahasa sebagai alat kesusasteraan.


Kita ambil contoh dari pernyataan Lukisan itu tidak jelek,
maka yang saya maksud lukisan itu belum dapat dikatakan
indah,

atau

saya

bermaksud

lukisan

itu

belum

dapat

dikatakan indah, namun saya tidak berani untuk mengatakan


bahwa lukisan itu jelek. Logika hanya dapat memperhitungkan
penilaian-penilaian yang isinya dirumuskan secara seksama,
tanpa suatu nilai peasaan. Penggunaan bahasa sebagai alat
dari logika masih memiliki kekurangan. Contohnya puisi yang
diubah ke dalam bentuk prosa. Puisi tadi akan kehilangan nilai
puisi-nya, pikiran yang tadi muncul didalam puisi dengan
indahnya tidak lagi menghantarkan maknanya kepada si
pembaca. Hakekat kesusastraan berada di atas hubungan dan
batas-batas

logika,

bahkan

keindahanan

dalam

puisi

bertentangan syarat-syarat logika.


Begitu pula terjadi didalam peribahasa, perumpamaanperumpamaan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari
mungkin dapat dimengerti seperti bintang lapangan, kupukupu

malam.Syarat-syarat

14

logika

dalam

pembentukan

peribahasa diabaikan didalam susunan katakatanya dan


isinya. Bahasa sebagai alat logika memiliki kekurangan
kekurangan, karena sebagaian besar bahasa berkembang dan
dipengaruhi oleh proses berpikir secara pre-logis (tidak logis)
seperti simbolisme didalam mitologi. Jadi, bahasa memiliki
dua fungsi yang dilihat dari segi perkembangannya. Bahasa
lebih mudah digunakan pada kesusastraan daripada sebagai
alat pemikiran ilmiah umumnya khususnya pada logika.19

C. Hubungan Matematika dengan logika


Kebenaran dalam matematka harus dipertanggungjawabkan melalui
bukti matematika.20 Untuk membuktikan kebenaran dalam matematika
berbeda dengan ilmu yang lainnya, misalkan saja fisika. Pembuktian
kebenaran dalam fisika sudah dianggap sah melalui pembuktian induktif yaitu
proses penarikan kesimpulan dari hal khusus ke hal yang umum. Penemuan
hukum Archimedes, saat Archimedes memasukkan tubuhnya ke dalam bak
mandi yang penuh air, ia melihat ada air yang tumpah. Dari sinilah ia berpikir
bahwa jumlah volume air yang keluar sama dengan berat tubuhnya. Dengan
menggunakan pola pikir induktif, Archimedes menyimpulkan jika ada benda
yang dimasukkan ke dalam zat cair maka benda itu sama dengan berat zat cair
yang tumpah (dipindahkan). Kesimpulan inilah yang kemudian menjadi
landasan hukum Archimedes. Terlihat di sini Archimedes menarik
kesimpulannya dari hal-hal yang khusus.
Matematika dalam membuktikan kebenarannya tidak sah dengan
menggunakan metode induktif sebagaimana ilmu fisika. Walaupun penarikan
kesimpulan dalam matematika dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi
seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaaan harus dapat
dibuktikan dengan metode deduktif yaitu proses penarikan kesimpulan dari
19 https://nyzza.wordpress.com/2016/03/30/makalah-hubungan-logikadan-bahasa
20 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 135

15

hal umum ke hal yang khusus.21 Ada berbagai cara pembuktian dalam
matematika, antara lain dengan cara langsung meliputi modus ponens
,transirtivitas, modus tollen, deduction theorem, contraposition, proof by
cases, dan mathematical induction. Karena banyaknya cara dalam
pembuktian matematika maka matematika dapat dipandang sebagai suatu
himpunan yang memuat berbagai macam teknik pembuktian. Teknik
pembuktian dalam bukti matematika menjadi sarana untuk menjamin
kebenaran suatu pernyataan dan memberi kepastian matematis. Hubungan
antara suatu pernyataan dengan bukti pernyataan tersebut diibaratkan antara
kulit dan daging dalam tubuh manusia, yang artinya dekat sekali dan tidak
dapat dipisahkan. Jadi pernyataan dikatakan benar jika terbukti benar dalam
pembuktiannya. Oleh karena itu apabila seseorang ingin memahami konsep
yang termuat dalam suatu pernyataan, maka orang tersebut harus memahami
bukti beserta teknik yang digunakan dalam pembuktiaanya.
Ada berbagai teknik pembuktian dalam matematika, akan tetapi semua
itu dalam satu prinsip yaitu logis. Matematika sebagai sarana untuk
pemecahan masalah bersifat logis dan pembuktian matematika juga bersifat
logis. Pembuktian secara logis adalah langkah-langkah dalam proses
pembuktian di mana penarikan kesimpulan secara logis atau inferensi logis.
Salah satu ciri inferensi dalam matematika yaitu adanya transformasi ke
dalam bahasa simbol dan menggunakan aturan derivasi (proses menemukan
suatu proposisi dari proposisi yang lain). Aturan-aturan derivasi dalam
matematika antara lain modus ponens, modus tollens, hypothetical syllogism,
disjunctive syllogism, simplification,dan seterusnya. Semua aturan derivasi
dalam matematika adalah aturan dalam logika dan semua aturan logika
digunakan dalam matematika. Sebaliknya, pengembangan logika juga
menggunakan metode matematika.
Terdapat dua peran logika dalam matematika yaitu :
1. Berkaitan dengan peletakan landasan matematika.
2. Logika merupakan cabang dari matematika dan menjadikan logika itu
sendiri semakin berperan dalam matematika.22
21 File Universitas Pendidikan Indonesia. Model-model pembelajaran
matematika.pdf

16

Hubungan Matematika dengan logika menurut para ahli :


1. Menurut Rudolf Carnap
a. Konsep matematika dapat diturunkan dari konsep-konsep logika
dengan melalui konsep-konsep yang jelas.
b. Dalil-dalil matematika dapat diturunkan dari aksioma-aksioma logika
dengan perantara deduksi logis secara murni.
2. Menurut Betrand Russell
a. Logika adalah masa muda matematika dan matematika adalah masa
dewasa logika.23
b. Matematika dapat direduksi menjadi logika, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa matematika juga merupakan kajian logika dalam arti
sebagai pola kesahihan dalam penalaran.
3. Menurut Wittgenstain
a. Hubungan logika dan matematika sangat erat, tetapi ada bahayanya
apabila

logika

mendominasi

dalam

matematika.

Banyak

matematikawan yang dianggap sangat fokus dalam memikirkan teknik


logika dalam matematika sehingga melupakan bahwa di dalam
matematika termuat teknik-teknik yang tidak ada dalam logika dan
mengabaikan makna yang terkandung dalam proposisi matematika.24
Apabila pendapat tersebut diterima, maka logika harus ditempatkan
secara hati-hati dalam matematika. Kehati-hatian dalam mengembangkan
matematika, dituntut matematikawan tidak hanya mempertimbangkan
kelogisannya, tetapi juga harus mempertimbangkan maknanya. Contoh
proposisi [(p q) => q]. Struktur ini tidak akan memiliki makna apapun
sebelum variabel-variabel tersebut diganti dengan konstanta.25
22 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 135-137
23 http://threeinformant.blogspot.co.id/2013/11/hubunganmatematika-logika-dan-komputer.html di akses tgl 01 september 2016
pukul 12.17
24 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA
UNNES,2014) hal 137
25 Ibid hal 139

17

Banyak pertanyaan yang muncul yang berkaitan dengan hubungan


antara matematika dan logika. Misal, di mana letak matematika dalam logika
dan sebaliknya letak matematika dalam logika. Terdapat empat alternatif
pandangan hubungan antara matematika dan logika.
1. Matematika identik dengan logika
2. Ada bagian matematika yang bukan logika dan bagian logika yang
bukan matematika
3. Logika bagian dari matematika
4. Tidak ada hubungan khusus antara logika dan matematika.26
D. Hubungan Logika dengan Dunia
Tidak banyak filsuf yang membahas hubungan logika dengan dunia.
Wittgenstein melalui karyanya yang berjudul Tractacus Logico-Philosophicus
banyak memberi perhatian yang cukup mendalam tentang hubungan logika
dengan dunia dengan memperlihatkan rangkaian logis dari proposisi-proposisi
yang menghubungkan logika dan dunia. Proposisi diyakini sebagai alat yang
akurat menyatakan ide atau gagasan dan fenomena yang ada di dalam realitas
dunia. Dengan perkataan lain, proposisi adalah tanda yang mewakili gambar
dunia. Proposisi yang menyatakan fenomena yang ada di realitas dunia hanya
mengatakan bagaimana fakta yang ada, bukan apa fakta yang ada itu. Semua
proposisi memiliki sifat logis dan sifat-sifat tersebut tercermin dalam proposisi
logika. Oleh karena itu logika berkoneksi dengan semua fakta yang ada di
dunia. Dengan demikian semua fakta yang ada di dunia bersifat logis, yang
berarti keseluruhan yang ada di dunia bersifat logis. Wittgenstein mengatakan
dengan istilah dunia adalah totalitas ruang logis dan berarti logika bukan
hanya teori, tetapi merupakan sebuah gambaran dari dunia. Oleh karena itu
logika dapat dipandang sebagai suatu jalan untuk menjelaskan dunia dengan
cara menyatakannya dalam bentuk proposisi-proposisi logis. Eratnya
hubungan logika dengan bahasa dapat dijelaskan dengan pernyataan
Wittgenstein, bahwa batas-batas dunia adalah juga batas-batas logika dan
batas-batas logika adalah batas-batas dunia.
Sekurang-kurangnya ada dua penafsiran tentang pengertian batas,
pertama, garis batas termasuk wilayah yang dibatasi dan kedua, garis batas
26 Ibid hal 141

18

tidak harus masuk wilayah yang dibatasi. Penafsiran pertama berimplikasi


bahasa dan logika memiliki wilayah yang sama dan penafsiran kedua bahasa
melingkupi logika.27
E. Hubungan Matematika dan Bahasa
Linguistik (linguistic) ialah ilmu pengetahuan yang mengkaji bahasa
(Crystal,1990). Linguistik matematis (mathematical linguistics) dapat
dipandang sebagai bagian dari ilmu bahasa dan sebagai hubungan antara
matematika dan ilmu bahasa yang merupakan bagian dari sains. Adanya istilah
linguistik matematis menunjukkan bahwa ada bahasa yang memiliki sifat-sifat
matematika untuk membedakan dengan bahasa sehari-hari. Bahasa yang
matematis lebih cocok untuk berkomunikasi di bidang sains daripada untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.28
Dalam

matematika,

linguistik

matematis

dipandang

sebagai

penggunaan teknik untuk membangun berbagai cabang matematika baik


matematika murni maupun matematika terapan dalam rangka mengungkap
dan mengartikulasi pengetahuan atau wawasan ke dalam bahasa. Bahasa
umumnya berkaitan dengan wilayah empiris yang berbeda, sedangkan
matematika digunakan untuk yang memiliki struktur sama.
Dalam perkembangan sistem matematika formal, titik tolaknya adalah
dari tantangan kehidupan manusia atau dari gejolak pemikiran yang ada pada
diri metematikawan. Tugas matematikawan setelah terbentuk suatu sistem
matematika formal adalah menemukan penafsirannya atau makna dan
kegunaannya di dunia nyata maupun dunia yang abstrak. Jika suatu sistem
matematika formal ada, maka kegiatan berikutnya adalah membangun suatu
sistem semantik. Sistem semantik tidak mungkin dilepaskan dengan bahasa.

27 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA


UNNES,2014) hal 142-143
28 Ibid hlm. 143

19

Bahasa sangat diperlukan dalam penyusunan semantik maupun dalam mencari


penafsiran sistem formal matematika dalam realiatas dunia.29
Menurut Wittgenstein konsep berperan membantu kita untuk
memahami sesuatu. Ia berpendapat bahwa definisi merupakan aturan untuk
menerjemahkan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain dan setiap simbol yang
benar harus dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain dengan suatu
aturan (Wittgenstein, 1951:59). Definisi telah disepakati akan menjadi dasar
komunikasi dalam belajar bilamngan memerlukan bahasa dan objek dengan
mengaitkan objek dengan ucapan. Dalam suatu sistem formal matematika
selalu terdapat sejumlah definisi. Definisi dapat dipandang sebagai suatu
pedoman untuk melakukan penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa yang
lain. Dalam definisi matematika biasanya memuat banyak simbol dan simbol
juga harus dapat diterjemahkan ke dalam bahasa lain dengan aturan tertentu.
Oleh karena itu definisi matematika sebagai dasar komunikasi sangat
membutuhkan bahasa dan definisi menjadi unsur bahasa. Bahasa merupakan
basis dari logika dan matematika.30
Wittgenstein menyatakan bahwa matematika adalah campuran dari
aneka macam tata permainan bahasa dimana gagasan tentang kebenaran,
kesalahan, dan bukti matematik sangat tergang atas penerimaanya kepada
aturan-aturan bahasa konvensional dari permainan itu (Ernest,1991). Apabila
aturan permainan dalam hal ini bahasa berubah, makan jalannya permainan
juga akan berubah. Suatu sistem metematika sebagai suatu tata permainan
bahasa akan menjadi tata permainan baru apabila salah satu definisi sebagai
dasar komunikasi diubah. 31
29 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA
UNNES,2014) hal 144
30 Hardi Suyitno, hubungan antara bahasa dan logika dan matematika
menurut pemikiran Wittgenstein.pdf
31 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA UNNES,
2014) hal 145

20

Proposisi matematika merupakan unsur dari bahasa dan juga


merupakan alat bagi bahasa. Tata permainan bahasa matematika bercirikan
pada eratnya hubungan proposisi dan bukti dalam matematika. Bukti
matematika memuat serentetan proposisi matematika yang disusun dengan
menggunakan aturan inferensi dan derivasi. Dengan demikian, pembuktian
dalam matematika merupakan pelaksanaan atau perwujudan dari penerapan
aturan gramatika yang berarti mendeskripsikan tata permainan bahasa.
Salah satu ciri yang membedakan matematika dengan pengetahuan lain
adalah hubungan antara bukti dan proposisi sangat erat. Matematika yang
merupakan suatu tata permainan bahasa pasti memiliki aturan dalam arti
grammar. Kesepakatan dalam matematika memperhatikan sistem dari sesuatu
yang

diwakili

mengadakan

(representasi).

aturan-aturan

Bentuk

grammar

matematika
yang

dapat

dari

representasi

digunakan

untuk

mendeskripsikan sesuatu.
Wittgenstein (1953) menyatakan bahwa di satu sisi matematika adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan, tetapi tetap juga sebagai suatu kegiatan
manusia. Ia juga menyatakan bahwa dalam matematika aturan dan
kesepakatan memiliki hubungan yang sangat erat hubungannya layaknya
saudara sepupu. Jika bahasa digunakan, maka aturan bahasa harus disepakati
dan ditata oleh orang yang menggunakannya. Karena komunikasi harus terjadi
dalam kehidupan manusia dan kesepakan menjadi dasar komunikasi, maka
kesepakatan merupakan rujukan yang terbentuk dalam kehidupan.32
Wittgenstein (1978) menyatakan bahwa penggunaan bahasa mencakup
penerimaan aturan sebagai syarat mutlak untuk komunikasi. Kesepakatan
dirujuk untuk membantu suatu bentuk kehidupan, suatu praktik bahasa secara
sosial didasarkan pada aturan-aturan yang diikuti bersama adalah sangat
penting untuk suatu penggunaan bahasa yang bermakna.
Kebenaran matematika tergantung kepada penerimaan atas aturan bahasa,
penggunaan term, dan tata bahasa sebagai aturan untuk pembuktian.
32 Ibid 147

21

Konsekuensi dari penalaran ini adalah dalam aturan bahasa terletak kebenaran
matematika

dan

aturan

bahasa

menjamin

kebenaran

matematika.

Kesimpulannya, kepastian secara logis dari pengetahuan matematika terletak


pada kesepakatan bahasa yang dilekatkan pada praktik matematika dalam
masyarakat.33

DAFTAR PUSTAKA

33 Suyitno,hardi.Filsafat Matematika(Semarang:Fakultas MIPA


UNNES,2014) hal 148

22

Suyitno,hardi.2014.Filsafat Matematika.Semarang:Fakultas MIPA Universitas


Negeri Semarang.
http://threeinformant.blogspot.co.id/2013/11/hubunganmatematika-logika-dan-komputer.html di akses tgl 01 september
2016 pukul 12.17

File

Universitas

Pendidikan

Indonesia.

Model-model

pembelajaran

matematika.pdf
Hardi Suyitno.hubungan antara bahasa dan logika dan matematika
menurut pemikiran Wittgenstein.pdf
Andoyo Sastromiharjo,pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia.pdf
http://hernabastra.blogspot.co.id/2011/06/interkoneksi-pikiranbahasa-dan-budaya.html di akses tgl 03 september 2016 pukul
21.30 Wib.
http://himatika.student.uny.ac.id/uncategorized/matematikasebagai-ilmu-deduktif-dan-penerapannya-dalam-pembelajaranmatematika di akses 03 september 2016 pukul 22.32 wib
Andriyani, hakikat matematika, Univertsitas Negeri Yogyakarta.Pdf
https://nyzza.wordpress.com/2016/03/30/makalah-hubungan-logikadan-bahasa diakses 03 September 2016 pukul 12.30 wib

23

Вам также может понравиться