Вы находитесь на странице: 1из 13

I.

TUJUAN
1. Menentukan harga batas cair (liquid limits) dari suatu contoh tanah
2. Menentukan harga batas plastis (plastis limits) dari suatu contoh tanah
3. Menentukan harga susut (shringkage limits) dari suatu contoh tanah.

II.

DASAR TEORI
Pada tahun 1911, seorang ilmuwan dari Swedia bernama Atterberg
mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi tanah
berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Bilamana kadar airnya
sangat tinggi, sifat campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek
seperti cairan. Oleh karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah, tanah
dapat dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar, yaitu : padat, semi padat,
plastis, dan cair.
Volume

Batas Plastis

Semi
Padat

Plastis

Cair

Padat
Kadar Air

Bertambah
Kering oven

Batas Susut

Batas Cair

Batas batas dari empat keadaan diatas, yaitu :


a. Batas Cair ( Liquid Limits ) ( LL ) : Batas sifat tanah kohesif
antara

keadaan cair dengan plastis.

b. Batas Plastis ( Plastics Limits ) ( PL ) : Batas sifat tanah kohesif


antara keadaan plastis dengan semi padat.
c. Batas Susut ( Shrinkage Limits ) ( SL ) : Batas sifat tanah kohesif
antara keadaan semi padat dengan padat.
a. Batas Cair
Adalah kadar air pasta tanah saat dicapai ketukan mangkuk
Casagrande 25 kali, celah standard menutup sepanjang 12,7 mm.
Untuk mendapatkan kondisi celah tertutup 12,7 mm dalam 25 kali
ketukan sangatlah sulit didapatkan. Dalam menentukan batas cair
menggunakan alat yang terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu
pada dasar karet yang keras. Mangkok kuningan dapat diangkat dan
dijatuhkan di atas dasar karet keras tersebut dengan sebuah pengungkit
eksentris

dijalankan oleh suatu alat pemutar . Untuk melakukan uji

batas cair, pasta tanah diletakkan di dalam mangkok kuningan


kemudian digores tepat di tengahnya dengan menggunakan alat
penggores standar. Dengan menjalankan alat pemutar, mangkok
kemudian dinaik-turunkan dari ketinggian 0,3937 in (10 mm). Kadar
air, dinyatakan dalam persen, dari tanah yang dibutuhkan untuk
menutup goresan yang berjarak 0,5 in (12,7 mm) sepanjang dasar
conoh tanah di dalam mangkok sesudah 25 ketukan. Untuk mengatur
kadar air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi persyaratan di
atas ternyata sangatlah sulit. Oleh karena itu, akan lebih baik kalau
dilakukan uji batas cair paling sedikit empat kali pada tanah yang sama
tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N ,
yang dibutuhkan untuk menutup goresan bervariasi antara 15 dan 35.

Menentukan kadar air

Dimana :
W1 : Berat cawan
W2 : Berat cawan + tanah basah
W3 : Berat cawan + tanah basah
WN : Kadar air

Menentukan batas cair

Dimana :

LL : Batas Cair
WN : Kadar Air
Tg : 0,121
b. Batas Plastis
Didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen, dimana
tanah apabila digulung sampai dengan diameter 0,125 in (3,2 mm)
menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari
tingkat keplastisan suatu tanah. Cara pengujiannya adalah sangat
sederhana, yaitu dengan cara menggulung-gulung massa tanah
berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar sampai
massa tanah tersebut berdiameter 0,125 in (3,2 mm) dan terdapat
retak-retak sebesar rambut.
Menghitung kadar air menggunakan rumus :
W2 W3
W W1
Kadar Air = 3

Dimana :

x 100

W1

= Berat krus (gr)

W2

= Berat krus + tanah basah (gr)

W3

= Berat krus + tanah kering (gr)

c.Batas Susut
Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnyan secara
perlahan-lahan hilang dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terusmenerus,

tanah

akan

mencapai

suatu

keseimbangan

dimana

penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan


volume. Kadar air, dinyatakan dalam persen, dimana perubahan
volume suatu massa tanah berhenti didefinisikan sebagai batas susut.

Dimana :
W1 : Berat Tanah Basah
W2 : Berat Tanah kering oven
V1 : Volume sampel tanah basah
V2

: Volume sampel tanah kering oven

Gambar alat casagrande

Indeks Plastis ( PI ) Yaitu perbedaan antara batas cair dan batas plastis
suatu tanah.
PI = LL PL
Dimana :

PI = Indeks Plastis/Plasticity Index


LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis

Tabel hubungan indeks plastisitas dengan derajat plastisitas :


Plasticity Indeks
0%-5%

Degree of Plasticity
Not Plastic

5 % - 15 %

Moderately Plastic

15 % - 40 %

Plastic

> 40 %

III.

High Plastic

PERALATAN DAN BAHAN


A. PERALATAN
1. Alat batas cair Casagrande yang terdiri dari :
a. Cawan batas cair
b. Alat pencoak (Groving Tool)
2. Pelat kaca
3. Spatula
4.

Krus kadar air

5. Timbangan (ketelitian 0,01 gr)


6. Dissikator
7. Oven

B. BAHAN
Benda uji yang digunakan adalah benda uji dari tabung sampel yang
didapatkan dari pengeboran di lapangan.

IV.

LANGKAH KERJA
A. Batas Cair

1. Siapkan 4 buah krus kadar air.


2. Contoh tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 500 gr diaduk
diatas pelat kaca, sambil ditambah aquadest, hingga benar-benar
homogen.
3. Atur tinggi jatuh dari cawan batas cair 1 cm.
4. Masukkan contoh tanah ke dalam cawan, aduk lagi dengan spatula,
kemudian ratakan permukaannya sehingga diperoleh ketebalan
bagian tengahnya 1 cm.
5. Tekan alat pencoak tegak lurus terhadap permukaan cawan, dati
belakang ke muka, sehingga contoh tanah terbelah menjadi dua
bagian.
6. Lakukan pengetukan dengan memutar engkol dari alat casagrande,
hingga bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang 0.5 inci (1,25
cm), hal ini dapat dikontrol dengan tangkai alat pencoak, dan catat
jumlah ketukannya.
Pada percobaan pertama ini, diusahakan untuk mendapatkan
jumlah ketukan antara 40 50. Bila lebih dari 50 ketukan (yang
diinginkan), coakannya belum menyatu sepanjang 1,25 cm, maks.
contoh tanah diaduk lagi sambil ditambahkan aquadest. Sebaliknya
bila kurang dari jumlah ketukan yang diinginkan coakannya sudah
menyatu 1,25 cm atau lebih, maks. contoh tanah didiamkan
sebentar sehingga kadar airnya berkurang, kemudian diaduk
kembali dan percobaan diulangi.
7. Ambil contoh pada bagian coakan yang menyatu tsb, dan ukur
kadar airnya.

8.

keluarkan contoh tanah dari cawan dan aduk kembali bersamasama sisa contoh di atas pelat kaca sambil ditambahkan kadar
airnya.

9.

Lakukan lagi percobaan seperti di atas (langkah 4 s/d 7) sampai 4


kali, sehingga diperoleh jumlah ketukan pada masing- masing
percobaan sbb:

Percobaan I : antara 30 40 ketukan

Percobaan II : antara 20 30 ketukan

Percobaan III : antara 10 20 ketukan

10. Setelah kadar air dari masing-masing percobaan tersebut diketahui,


maka data tersebut diplot pada grafik semi logaritma dengan jumlah
ketukan (N) sebagai absis (x) dan kadar air () sebagai ordinat (y).
Catatan : - Bila contoh tanah berbutir kasar, maka keringkan contoh tersebut dan
hancurkan gumpalan-gumpalannya dengan palu karet kemudian saring
dengan saringan No.40. Bagian yang lolos diberi air (aquadest) sambil
diaduk dan diamkan selama 24 jam supaya kadar airnya merata.
-

Bila contoh tanah mengandung sedikit butir kasar dapat langsung


dilakukan percobaan, tapi pada waktu pengadukan, butiran-butiran
yang kasar dikeluarkan.

B. Batas Plastis
1. Contoh tanah yang lolos saringan No.40, diaduk di atas pelat kaca
hingga benar-benar homogen. Bila perlu ditambahkan kadar airnya.
2. Siapkan 2 buah krus kadar air.
3. Ambil sedikit contoh tanah, giling di telapak tangan hingga
menjadi bulatan- bulatan kira-kira sebesar kelereng, kemudian
giling di atas pelat kaca sehingga membentuk

batangan-batangan

kecil dengan diameter 3 mm.


4. Percobaan penggilingan dilakukan dengan seksama hingga
diperoleh batangan-

batangan contoh tanah yang retak atau

patah pada diameter tepat 3 mm.


5. Bila belum mencapai diameter 3 mm contoh sudah retak, maka
contoh diremas kembali sambil menambahkan sedikit air dan bila
sudah lebih kecil dari 3 mm contoh belum retak, contoh diremas
kembali sambil dibiarkan kadar airnya berkurang.
6. Setelah diperoleh contoh tanah yang retak/patah pada diameter
tepat 3 mm, ukur kadar airnya. Harga kadar tersebut adalah harga
batas plastisnya

C. Batas Susut
1. Contoh tanah dicampur dengan air suling secukupnya dan diaduk
sehingga menyerupai pasta pada cawan persiapan, sehingga mudah
diisikan ke dalam cawan penyusutan (Shirnkage Disk) tanpa
membawa serta masuk gelembung udara. Banyaknya air yang
dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk dengan kekentalan yang
diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari keadaan
batas cair.
2. Cawan penyusut dibersihkan danbagian dalamnya dilapisi tipis
dengan vaseline (Grease) yang kental untuk mencegah melekatnya
pada cawan. Contoh tanah yang sudah berupa pasta tadi
dimasukkan kedalam cawan penyusut kira-kira 1/3 volumenya dan
tanah diletakan pada tengah-tengah cawan dan dibiarkan mengalir
ke pinggir dengan mengetuk-ngetuk cawan penyusut. Masukkan
tanah sedikit demi sedikit sambil cawan diketuk-ketuk samapi
cawan penuh terisi pasta tanah dan dibiarkan sampai melebur agar
udara yang masih tersekap terbawa kepermukaan. Tanah yang
kelebihan dipermukaan cawan dipotong dengan Straight Edge.
Semua tanah melekat di luar cawan dibersihan.
3. Setelah rata dan permukaan luarnya bersih, timbang berat cawan
beserta isinya (W1). Pasta tanah dibiarkan mengering sebentar di
udara sehingga warna pasta berubah dari tua menjadi muda, lalu
dimasukkan ke dalam oven (dikeringkan).

4. Setelah kering, timbang berat cawan berserta isinya (W 2), dan


timbang juga berat cawan penyusut dalam keadaan kosong dan
bersih (W3).
5. Volume cawan = volume tanah basah diukur dengan diisi penuh air
raksa, buang yang berlebihan dengan cara menekan kaca kuat-kuat
di atas cawan, kemudian ukur dengan gelas ukur banyaknya air

raksa yang ada di dalam cawan penyusut = volume tanah basah =


V.
6. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering
dari cawan penyusut lalu dicelupkan ke dalam gelas yang penuh
dengan air raksa, denga cara sebagai berikut.
a. Cawan gelas diisi penuh air raksa dan kelebihan air raksa
dibuang dengan cara menekan Prong Plate (Plat kaca denga
tiga buah kawat baja) di atas cawan gelas.
b. Air raksa yang melekat diluar cawan dibersihkan.
c. Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa pada cawan gelas
itu kedalam gelas yang lebih besar.
d. Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan gelas.
e. Tekan hati-hati tanah kering ke dalam air raksa denga
menggunakan Prong Plate, sampai Prong Plate rata dengan
bibir cawan. Perhatikan betul-betul jangan sampai ada udara
yang terbawa masuk ke dalam air raksa.
f. Air raksa yang tumpah diukur volumenya dengan gelas ukur =
volume tanah kering = Vs
7. Maka kadar air batas susut dapat dihitung sebagai berikut :

w
Kadar air :

Di mana :

Ww
100%
Ws

Ww

= (W2 W3)

Ws

= (W3 W1)

Sehingga batas batas susut (Shrinkkage limit) :

SL = w -

V Vs

10 100%
Ws

V.

DATA, PERHITUNGAN DAN GRAFIK


a. Perhitungan Batas Plastis
Percobaan I

Berat krus (W1) = 15.48 gram

Berat krus + tanah basah (W2) = 16.82 gram

Berat krus + tanah kering (W3) = 16.63 gram


Penyelesaian :

W2 W3
16.82 16.63
100%
100% 16.52%
W3 W1
16.63 15.48

sehingga diperoleh kadar air = 16.52 %


Percobaan II

Berat krus (W1) = 15.59 gram

Berat krus + tanah basah (W2) = 17.7 gram

Berat krus + tanah kering (W3) = 17.34 gram


Penyelesaian :

W2 W3
17.7 17.34
100%
100% 20.57%
W3 W1
17.34 15.59

sehingga diperoleh kadar air = 20.57 %


Rata-rata kadar air

16.52 20.57
2
= 19.17 %

Maka nilai tersebut merupakan nilai dari Batas Plastis


(Plastic Limit)

b. Perhitungan Batas Cair


1. Untuk 9 ketukan
Berat krus (W1) = 15.07 gram
Berat krus + tanah basah (W2) = 36.76 gram

Berat krus + tanah kering (W3) = 26.97 gram


Penyelesaian :

W2 W3
36.76 26.97
100%
100% 82.27%
W3 W1
26.97 15.07

2. Untuk 17 ketukan
Berat krus (W1) = 15.58 gram
Berat krus + tanah basah (W2) = 45.51 gram
Berat krus + tanah kering (W3) = 33.95 gram
Penyelesaian :

W2 W3
45.51 33.95
100%
100% 62.93%
W3 W1
33.95 15.58

3. Untuk 28 ketukan
Berat krus (W1) = 15.57 gram
Berat krus + tanah basah (W2) = 40.93 gram
Berat krus + tanah kering (W3) = 31.4 gram
Penyelesaian :

W2 W3
40.93 31.4
100%
100% 60.20%
W3 W1
31.4 15.57

. Untuk 36 ketukan
Berat krus (W1) = 15.61 gram
Berat krus + tanah basah (W2) = 41.36 gram
Berat krus + tanah kering (W3) = 32.14 gram
Penyelesaian :

W2 W3
41.36 32.14
100%
100% 55.78%
W3 W1
32.14 15.61

Grafik Batas Cair


100.00
80.00
f(x) = - 0.88x + 85.02
R = 0.8

60.00
Kadar Air %

Linear ()

40.00
20.00
0.00
5

10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Ketukan

PI = LL PL = 60.10 19.17 = 40.93 %


Dimana : PI = Indeks Plastis
LL = Liquid Limit
PL = Plastis Limit
c.

Perhitungan Batas Susut

Batas Susut (SL)

Cawan
Berat Cawan (gr)
Berat Cawab + Tnh Basah (gr)
Berat Cawan + Tnh Kering (gr)
Berat Air (gr)
Berat Tanah Kering (gr)
Kadar Air, w0 (%)
Volume Awal (cm3)
Berat Air Raksa + Cawan (gr)
Volume Akhir (cm3)
Batas Susut (SL) (%)
Batas Susut Rata - rata (%)

Pjg Contoh mula - mula, Lo (cm)


Pjg Contoh Kering, L1 (cm)
Penyusutan lurus (LS), (Lo -

Panjan
Bulat g
32.38 234.77
60.14 284.11
50.42 266.86
9.72
17.25
18.04
32.09
53.88
53.76
41.5
34.85
495.5
2
38.51
32.13
23.12
37.98
30.55

13.98
12.89

Nilai Batas
wn

60.79

LL

37.64

PL

29.71

SL

30.55

PI =
LL-PL

7.93

IL

Ic

L1)/Lo (%)

Jadi nilai dari Batas Susut (Shringkage Limit) yaitu : 30.55 %

VI.

KESIMPULAN
1. Berdasarkan data dan perhitungan dari percobaan atterberg, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Batas Cair (Liquid Limit)

= 60.10 %

Batas Plastis (Plastis Limit)

= 19.17 %

Indeks Plastis (IP)

= 40.93 %

Batas Plastis

= 30.55 %

2. Dari hasil tersebut di dapat Liquid Limit (LL) > 50 %, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk kepada tanah dengan
plastis tinggi

Вам также может понравиться