Вы находитесь на странице: 1из 3

BAGIAN-BAGIAN NIDASI

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista
(blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya
disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas
akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu
simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan
terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi
imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran
bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG)
dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif)
dalam proses implantasi embrio.
Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini
besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di
satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium
mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat
(local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang
normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum
berdiferensiasi dalam berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu :
(1). Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon
(2). Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium
(3). Trofoblas yang invasif
Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan
hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas
yang semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin
rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan
protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang
melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan
protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan
maternal.
Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut
dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis
maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan
menimbulkan sindrom preeklamsia. Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta
menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan

darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark plasenta.
Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas
gestasional seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma.
Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human
chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk
kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum
untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat
membuat cukup progesterone sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas
untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air
kemih ibu hamil.
Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk
ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadangkadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan
pada luka desidua (tanda Hartam).
Pada umunya blastokista masuk ke endometrium dengan bagian dimana massa
inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat
berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista
memasuki endometrium , maka terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa.
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri.
Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan
berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan
ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan
sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya
untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan
berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah terjadi, mulailah
diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang
eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar
menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat
suatu embrional plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan
yolk sac.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga
unsure lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang
amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion
mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat,
dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan
dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak
tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.

Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk, terdapat pembuluhpembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan
ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di
dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang berfungsi untuk melindungi 2
arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri
dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan
plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10.
Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa fetal dan
perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya
kehamilan.
Referensi :
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. P.T. Bina Pustaka : Jakarta
Mochtar, Rustam. ____. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta
Sumber: http://biore-mayaamalia.blogspot.com/p/bagian-bagian-nidasi.html

Вам также может понравиться