Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PERSAMAAN DIFERENSIAL
I.1. Umum
Suatu persamaan diferensial adalah persamaan yang didalamnya terdapat turunan-turunan.
Sebagai contoh persamaan diferensial :
d2 y
dy
3 2y 0
2
dx
dx
2z 2z
x2 y
2). y ''' 2 y '' y ' cos x
x 2 y2
Jika terdapat variabel bebas yang tunggal (single independent variable) seperti contoh 1 3,
2
4).
turunannya merupakan turunan biasa dan persamaannya disebut persamaan diferensial biasa
(ordinary differential equation). Jika terdapat dua atau lebih variabel bebas seperti contoh 4,
turunannya adalah turunan parsial dan persamaannya disebut persamaan diferensial parsial
(partial differential equation). Tingkat (order) persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi
turunan yang muncul. Contoh 1, 3 dan 4 adalah tingkat dua serta contoh 2 adalah tingkat tiga.
Derajat (degree) persamaan diferensial sebagai polinomial dalam turunan, adalah derajat
turunan tingkat tertinggi yang terjadi. Untuk contoh-contoh diatas merupakan derajat pertama,
kecuali contoh 3 adalah derajat kedua.
I.2. Bentuk dan Penyelesaian Persamaan Diferensial
Masalah dalam persamaan diferensial elementer adalah sesuatu yang penting untuk
memperoleh kembali bentuk asal atau primitif yang menimbulkan suatu persamaan, dengan
kata lain masalah untuk menyelesaikan persamaan diferensial tingkat n, untuk mendapatkan
hubungan antara variabel yang melibatkan n konstanta sebarang yang bebas. Sebagai contoh
Persamaan Diferensial
Primitif, bentuk asal ( solusi umum)
3
dy
1). y Ax 2 Bx C
1).
0
3
dx
d3 y
d2 y
dy
2). y C1e3x C 2e 2x C3e x
2).
6
11 6y 0
3
2
dx
dx
dx
d2 y
y0
2
Misal suatu persamaan diferensial dx
, buktikan bahwa primitifnya berbentuk
y C1 cos x C 2 sin x atau y A cos x B . Hal ini dapat dilakukan dengan cara (untuk
solusi pertama) :
y C1 cos x C2 sin x
Oktober 2016
1).
Persamaan Diferensial
d2 y
y0
2
Maka y" y ' 0 atau dx
.
y ' A sin x B
y" A cos x B y
Dalam kasus kasus keteknikan sering ditemui persamaan diferensial linear orde dua, empat
maupun delapan, seperti contoh kasus berikut :
Persamaan diferensial gerak
m
d2y
dy
c ky F
2
dt
dt
x 4
x 2y 2 y 4
D
4w
4w
4w 1
2w
2w
2 w
2N
N
x
xy
y
x 4
x 2 y 2 y 4 D
x 2
xy
y 2
2w 2
2w
1
2 w
E t 4w
D 8 w 4 N x
x R 2
x 2 R
2
R 2 x 4
26
Oktober 2016
d2 y
y0
2
Maka y" y ' 0 atau dx
.
Persamaan Diferensial
dy
y sin x 0
dx
d2y
dy
xy 2 y e3 x 0
dx
dx
x2
Persamaan diferensial merupakan suatu hubungan yang dinamis, dengan kata lain kuantitaskuantitas berubah, sehingga seringkali muncul dalam permasalahan dalam bidang sains
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam persamaan
tersebut.
dy
y2 0
adalah sebuah persamaan orde-pertama
dx
d2y
xy 2 y 2 sin x 0 adalah sebuah persamaan orde-kedua
dx
3
d y
dy
y e 4 x 0 adalah sebuah persamaan orde-ketiga
3
dx
dx
d2y
dy
Sehingga 2 2 10 y sin 2 x adalah sebuah persamaan orde......
dx
dx
x
Kedua
Dalam persamaan
d 2 y dy
d2y
10
y
sin
2
x
,
turunan
tertingginya
adalah
.
dx 2 dx
dx 2
Demikian juga:
dy
y2 1
adalah sebuah persamaan orde......
dx
dy
(b) cos 2 x y 1
adalah sebuah persamaan orde......
dx
d2y
dy
(c) 2 3 2 y x 2 adalah sebuah persamaan orde......
dx
dx
dy
(d) y 3 1
xy 2 x adalah sebuah persamaan orde......
dx
(a) x
3
(a) pertama (b) pertama (c) kedua (d) pertama
26
Oktober 2016
maupun rekayasa.
Persamaan Diferensial
4
Persamaan diferensial dalam prakteknya dapat dibentuk dari suatu pertimbangan masalah
fisis. Secara matematis, persamaan-persamaan diferensial dapat muncul apabila konstantakonstanta sembarangnya dieliminasi dari fungsi yang diberikan. Berikut ini adalah beberapa
contoh.
Oktober 2016
Contoh 1
Tinjau y = A sin + B cos x, dimana A dan B adalah konstanta sembarang.
Jika kita diferensialkan, kita peroleh:
dy
A cos x B sin x
dx
d2y
dan 2 A sin x B cos x
dx
yang identik dengan persamaan semulah, tapi tandanya berlawanan.
artinya
d2y
d2y
y0
dx 2
dx 2
Contoh 2
y x
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi
Kita dapatkan y x
A
.
x
A
x Ax 1
x
dy
A
1 Ax 2 1 2
dx
x
A
y x A x y x
x
26
Persamaan Diferensial
x y x
dy
1
dx
x2
y x x y x 2x y
1
x
x
x
dy
x
2x y
dx
Oktober 2016
6
Contoh 3
1
2
3
1 d2y
2 dx 2
dy
d2y
x 2 B
dx
dx
dy
d2y
B
x 2
dx
dx
Dengan mensubtitusi A dan B di dalam (1), kita dapatkan:
y x2 .
dy d 2 y
1 d2y
x
2
2 dx 2
dx dx
x2 d 2 y
dy
d2y
. 2 x. x 2 . 2
2 dx
dx
dx
2
2
dy x d y
y x . 2
dx 2 dx
26
Persamaan Diferensial
y Ax Bx menghasilkan persamaan
2
dy x 2 d 2 y
.
orde kedua
dx 2 dx 2
A
dy
menghasilkan persamaan x
2 x y orde pertama
x
dx
Oktober 2016
y x
yx
d2y
y 0 orde kedua
dx 2
dy
y 1 x 0 orde pertama
dx
Beberapa dari fungsi di atas menghasilkan persamaan orde-pertama, yang lain menghasilkan
persamaan orde-kedua. sekarang perhatikan kelima hasil di atas dan lihat apakah anda dapat
menemukan perbedaan dalam fungsi-fungsi tersebut yang akan menentukan apakah kita
memperoleh persamaan orde-pertama atau orde-kedua dalam setiap kasus.
8
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-pertama
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-kedua
Benar, dan dengan cara yang sama:
Suatu fungsi dengan tiga konstanta sembarang akan menghasilkan persamaan ordeketiga.
Jadi, tanpa menyelesaikan secara rinci, dapat kita katakan bahwa:
26
Persamaan Diferensial
(a)
(b)
(c)
yA
x 1
menghasilkan persamaan diferensial orde . . . . . . . . . .
x 1
Oktober 2016
Karena
(a) dan (c) masing-masing mempunyai 2 konstanta, sementara (b) hanya mempunyai 1
konstanta sembarang.
Demikian juga:
dy
y 1 diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
dx
konstanta sembarang
dy
1 y diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
dx
konstanta sembarang
d2y
dy
4 y e 2 x diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
2
dx
dx
konstanta sembarang
x2
cos 2 x
10
Jadi, dari semua ini, kita dapatkan aturan-aturan berikut:
Suatu persamaan diferensial orde-pertama di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai 1
konstanta sembarang.
26
Persamaan Diferensial
Suatu persamaan diferensial orde-kedua di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai 2
konstanta sembarang.
Suatu persamaan diferensial orde ke-n di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai n
Salinlah pernyataan terakhir ini ke dalam buku catatan anda. Pernyataan ini sangat penting
untuk diingat dan kita akan menggunakan aturan ini lagi di kesempatan lain.
dy
f x
dx
Contoh 1
dy
3x 2 6 x 5
dx
dy
2
dx 3x 6 x 5
dy 3x 6 x 5 dx
maka y 3 x 6 x 5 dx x
2
3x 2 5x C
yaitu y x 3 3 x 2 5 x C
Contoh 2
dy
5x3 4
dx
dy
4
dalam kasus ini,
5 x 2 jadi, y . . . . . . . . . .
dx
x
selesaikan
5x3
4 In x C
dx
Contoh 3
ex
dy
4, jika diberikan y 3, untuk x 0
dx
26
Oktober 2016
konstanta sembarang.
Persamaan Diferensial
dy 4
4e x
dx e x
Maka y 4e x dx 4e x C
Untuk y = 3 pada x = 0, maka
y 4e x C ; 3 4e0 C ; C 7
Oktober 2016
Maka :
y 4e x 7
Pemisahan variabel
dy
f x, y
dx
dy
f x .F y
dx
dy f x
dx F y
Contoh 1
dy
2x
dx y 1
dy
y 1 2 x
dx
ruas kiri dan kanan dikalikan faktor dx
dy
y 1 dx dx 2 x dx
y 1 dy 2 x dx
dan didapat
y2
y x2 C
2
Contoh 2
dy
1 x 1 y
dx
1 dy
1 x
1 y dx
1
1
1 y dx 1 x dx 1 y dy 1 x dx
In 1 y x
x2
C
2
26
Persamaan Diferensial
Metode ini bergantung pada kemampuan kita untuk menyatakan persamaan yang diberikan
dalam bentuk
F y .
dy
f x
dx
Jika ini dapat kita lakukan, maka proses selanjutnya mudah, karena kita dapatkan
F y dy f x dx
Oktober 2016
dy
F y . dx dx f x dx
Contoh 3
dy 1 y
dx 2 x
1 dy
1
1 y dx 2 x
1 dy
1
1 y dx dx 2 x dx
1
1
dx
dx
1 y
2 x
ln 1 y ln 2 x C
Kita dapat menulis konstanta C sebagai logaritma dari suatu konstanta lain A :
ln 1 y ln 2 x ln A ln A 2 x
1 y A 2 x
Cara lain :
dy 1 y
dx 2 x
Pertama tama kalikan kedua sisi dengan dx
dy
1 y
dx
2 x
26
Persamaan Diferensial
(I.4a)
y Aemx
dy
Ame mx
dx
d2 y
Am 2e mx
2
dx
Oktober 2016
Untuk
(I.4b)
d2 y
dy
b cy 0
2
dx
dx
a Am 2 emx b Ame mx c Ae mx 0
mx
Dengan membagi semua sisi dengan Ae , maka diperoleh :
am 2 bm c 0
Yaitu suatu persamaan kuadaratik yang mempunyai dua nilai m, misal m = m1 dan m = m2.
Penyelesaian persamaan tersebut
ax 2 bx c 0
b b 2 4ac
x12
2a
x1
b b 2 4ac
2a
x2
b b 2 4ac
2a
Atau
am 2 bm c 0
m12
m1
b b 2 4ac
2a
b b 2 4ac
2a
m2
b b2 4ac
2a
y Ae m1x Bem2 x
1. Akar akar real dan berbeda
26
Persamaan Diferensial
d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx
Persamaan karakteristiknya
m 2 5m 6 0
2.1
2
2
5 1 4
m1
2
2
2
5 1 6
m2
3
2
2
Oktober 2016
m12
Maka penyelesaiannya :
y Ae m1x Be m2 x
Bentuk Umum
y Ae2x Be3x
2x
3x
Dari persamaan y Ae Be , dapat dibuktikan dengan subtitusi ke persamaan
semula yaitu :
d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx
y Ae 2x Be 3x
dy
2Ae2x 3Be 3x
dx
d2 y
4Ae 2x 9Be 3x
dx 2
d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx
2x
4Ae 9Be3x 5 2Ae2x 3Be3x 6 Ae2x Be3x 0
4Ae 2x 10Ae 2x 6Ae 2x 9Be 3x 15Be 3x 6Be 3x 0
Ae 2x 4 10 6 9 15 6 Be 3x 0
Ae 2x 0 0 Be 3x 0
00 0
2. Akar akar real dan sama
d2 y
dy
6 9y 0
2
dx
dx
Persamaan karakteristiknya
m 2 6m 9 0
26
Persamaan Diferensial
2.1
2
2
6 0 6
m1
3
2
2
6 0 6
m2
3
2
2
m12
Oktober 2016
Untuk m = m1 = m2.
Maka penyelesaiannya :
y Ae m1x Be m2 x
y e m1x A Bx
Maka
y e3x A Bx
3. Akar akar kompleks
Apabila akar akar dari persamaan karakteristiknya adalah bilangan kompleks, misalkan
am 2 bm c 0
m12
b b2 4ac
2a
b b 2 4ac
m1
2a
b b 2 4ac
m2
2a
2
Untuk D = b 4ac < 0, maka terjadi akar negative. Misalkan
umum
y Ae m1x Be m2 x
Dengan subtitusi nilai nilai m1 dan m2
y Ce i x De i x Ce x .eix Dex .e ix
y e x Ceix De ix
Persamaan Diferensial
Penyelesaian tersebut
y ex Ce i x De ix
Oktober 2016
Untuk
A CD
B i C D
Jika m i
Maka penyelesaiannya
y e x A cos x Bsin x
Contoh :
d2 y
dy
4 9y 0
2
dx
dx
Persamaan karakteristiknya
m 2 4m 9 0
4 4 2 4.1.9 4 16 36 4 20 4 i2 5
2.1
2
2
2
4 i2 5
2 i 5
2
4 i2 5
m2
2 i 5
2
atau
m1
m 2 i 5
Untuk nilai
2
5
Jika m i
Maka penyelesaiannya
y e x A cos x Bsin x
y e 2x A cos 5x Bsin 5x
26
Persamaan Diferensial
d2y
dy
b cy f (x)
2
dx
dx
y Ae m1x Be m2 x
y e m1x A Bx
y ex A cos x Bsin x
y A cos nx Bsin nx
y A cosh nx Bsinh nx
Oktober 2016
b. Integral Khusus (IK), diperoleh dengan menggunakan bentuk umum dari fungsi ini pada
ruas kanan persamaan, mensubtitusikan ke dalaam persamaan dan menyamakan koefisien
koefisiennya.
-
Jika f(x) = k
Asumsikan
y=C
Jika f(x) = kx
Asumsikan
y = Cx + D
Asumsikan
y = Cx2 + Dx + E
Asumsikan
y = C cos x + D sin x
Asumsikan
y = C ekx
26
Persamaan Diferensial
m12
4.1.6
2.1
5 25 24 5 1
2
2
5 1 6
3
2
2
5 1 4
m2
2
2
2
m1
y Ae m1x Be m2 x
Oktober 2016
y Ae3x Be2x
Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 24, yaitu konstanta, dengan asumsi y = C, maka
dy
0 ;
dx
yC ;
d2 y
0
dx 2
0 5 0 6 C 24
C
24
4
6
Karena y = C, maka
IK adalah : y = 4
Penyelesaian Umum
y FK IK
3x
y Ae
Be32x
{4
1 4 2 4
FK
IK
y Ae3x Be 2x 4
Soal 02.
d2 y
dy
5 6y 2sin 4x
2
dx
dx
26
Persamaan Diferensial
m12
4.1.6
2.1
5 25 24 5 1
2
2
5 1 6
3
2
2
5 1 4
m2
2
2
2
m1
y Ae m1x Be m2 x
Oktober 2016
y Ae3x Be2x
Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 2 sin 4x, yaitu variabel, dengan asumsi
y = C cos 4x + D sin 4x, maka
y C cos 4x D sin 4x ;
dy
4C sin 4x 4D cos 4x ;
dx
d2y
16C cos 4x 16D sin 4x
dx 2
Subtitusi ke persamaan semula
d2y
dy
5 6y 2 sin 4x
2
dx
dx
26
Persamaan Diferensial
40C 20D 4
10C 20D 0
4
2
50 25
2
20
1
10C 20D 0 10( ) 20D 0
20D D
25
25
25
40C (10C) 4 50C 4 C
Oktober 2016
1
cos 4x sin 4x
25
25
1
y 2 cos 4x sin 4x
25
y
maka
Penyelesaian Umum
y FK IK
3x
2x
y Ae
1 4 2 Be
43
FK
1
2 cos 4x sin 4x
254 4 4 2 4 4 4 3
1
IK
y Ae3x Be 2x
1
2 cos 4x sin 4x
25
Soal 03.
d2y
dy
14 49y 4e5x
2
dx
dx
2.1
2
2
14 0
14
m1
7
2
2
14 0
14
m2
7
2
2
m12
Bentuk Umum
y e 7x A Bx
5x
Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 4e , yaitu variabel, dengan asumsi
26
Persamaan Diferensial
y Ce5x , maka
y Ce5x
dy
5Ce5x
dx
d2y
25Ce5x
2
dx
144Ce5x 4e5x
4
1
C
144 36
Oktober 2016
d2y
dy
14 49y 4e5x
2
dx
dx
5x
25Ce 14 5Ce5x 49 Ce5x 4e5x
; 144C 4
5x
Karena y Ce , maka
IK adalah :
1 5x
e
36
Penyelesaian Umum
y FK IK
1
y e 7 x A Bx e5x
1 44 2 4 43 {
36
FK
y e 7x A Bx
IK
1 5x
e
36
26
Persamaan Diferensial
dP
k.P
dt
Oktober 2016
Kecepaten
pertambahan
penduduk
P = Jumlah
penduduk
Atau
dP
k.dt
P
Po
50
dP
k dt
P
0
ln P Po
2.Po
k.t 0
50
ln 2Po ln Po 50k 0
ln 2 50.k k
3.Po
Po
ln 2
50
dP
k dt
P
0
ln P Po
3.Po
k.t 0
t
ln 3Po ln Po kt 0
ln 3 kt
Maka dapat dihitung waktu untuk populasi menjadi 3 kali lipat yaitu :
ln 2 50.k 1
ln 3 kt
maka
ln 2
t
50
ln 3
t 50
50. 1,584963 79, 25 tahun.
ln 2
ln 3
26
Persamaan Diferensial
2. Masalah Temperatur
Hukum pendinginan Newton, Laju suatu subtansi mendingin dalam udara yang bergerak
sebanding dengan beda antara temperatur subtansi dan udara. Jika temperatur udara (Tu)
= 300K dan temperatur subtansi (Ts) mendingin dari 370K ke 340K dalam 15 menit,
berapa waktu yang dibutuhkan hingga temperaturnya menjadi 310K?
dTs
k Ts Tu
dt
Oktober 2016
Perubahan suhu
terhadap waktu
Perbedaan suhu
dTs
k Ts 300
dt
dTs
k dt
Ts 300
340
15
dTs
370 Ts 300 k 0 dt
ln 40 ln 70 15k ln
4
7
4
0,5596
7
k 0, 0373
15k ln
310
dTs
370 Ts 300 k 0 dt
ln10 ln 70 kt
15kt 15ln 7
15ln 7
t
52,16 menit 52 menit 9,6 detik
0,5596
3. Masalah Fluida
Suatu tangki silinder dengan jari-jari 2,5 m dan tingginya 3m, mempunyai lubang pada
alasnya dengan jari-jari 25 mm. kecepatan air mengalir melalui lubang ini mendekati
v 2,5 h m / s
0, 025
2,5 h dt
26
Persamaan Diferensial
0, 025
2,5 h dt 2,5
dh
2,5
dh
dh
4000
h
0, 025 2,5 h
dt
t
dt 4000
dh
h
Oktober 2016
Persamaan momen
EI
d2y
M Py
dx 2
EI
d2 y
Py 0
dx 2
dy
y ' Am e mx
maka dx
d2 y
y" Am 2 e mx
2
dx
A e mx , maka
diperoleh :
EI m 2 P 0
Akar dari persamaan tersebut (m)
P
EI
m2
maka,
P
P
P
i
1
EI
EI
EI
m
Atau dengan rumus ABC
26
Persamaan Diferensial
am 2 bm c 0
a = EI, b = 0 dan c = P
m12
b b 2 4ac
2a
0 02 4 EI P
2 EI
4 EI P
2 EI
0 4 EI P
2 EI
4 EI P
4 EI
4 EI P
P
EI
2 EI
Oktober 2016
m12
P
EI
= 0 dan =
maka solusinya :
P
x
Bsin
EI
y A cos
Kondisi batas :
P
x
EI
y x 0 y x L 0
c 2 sin
c1 0
P
0
EI
Solusi nontrivial :
karena c 2 0 , maka seharusnya
sin
P
L0
EI
Diketahui
n 2 2 EI
L2
26
Persamaan Diferensial
2 EI
L2
Mode tekuk atau eigen vector dapat diperoleh dengan subtitusi Pcr ke bentuk perpindahannya
x
L
Oktober 2016
y A1 sin n
26
Persamaan Diferensial
Oktober 2016
&
& cx& kx Fo sin t
mx
; &
x& Ap 2 e p t
p2
2m
m
2m
2
p1
c
k c
p2
2m
m 2m
x p C e i t
m 2 C icC kC Fo
Fo
C
k m 2 ic
Fo ei t
xp
k m 2 ic
26
Persamaan Diferensial
xp
xp
Fo ei t
k m c
2 2
e i
Fo e
i t
k m c
2 2
Untuk
c
k m 2
Respons untuk gaya Fo sin t
Fo sin t
xp t
2
k m2 c 2
Oktober 2016
tan
x p X sin t
2r
1 r2
Fo
x st
k
tan
k c
2
D
1
m 2m
c
k
r
ccr
m
Maka respons total adalah jumlah solusi komplementer (respons transien) dan solusi
partikulir (respon keadaan tetap/steady state)
x t xc t xp t
x c t e t A cos D t Bsin D t
xp t
x st sin t
1 r 2r
2 2
x t et A cos D t Bsin D t
x st sin t
1 r 2r
2 2
Rasio dari amplitudo keadaan tetap (steady state amplitudo) y p(t) dan lendutan statis xst
disebut faktor pembesaran dinamis (dynamic magnification factor) D
26
Persamaan Diferensial
x st
1 r 2r
2 2
0
0,10
Oktober 2016
0,15
0,20
0,25
0,35
0,50
1,00
2,50
5,00
Gbr. 1. Faktor pembesaran dinamis (D) sebagai fungsi rasio frekwensi (r)
untuk berbagai redaman ()
untuk berbagai sudut fase dapat dibuat grafik hubungan sudut fase dengan rasio
frekwensi ( r ).
2r
tan
1 r2
Kecepatan v(t)
26
Persamaan Diferensial
v t
dx t
e t A cos D t Bsin D t e t AD cos D t BD sin D t
dt
x sin t
st
2
1 r 2 2r 2
Untuk mencari konstanta A dan B, dengan menggunakan persamaan perpindahan x(t) dan
kecepatan v(t) serta subtitusi
x t 0 x 0
Oktober 2016
v t 0 v0
x st sin x 0
1 r 2r
2 2
1 r 2r
sin x 1 r 2r x cos v 1 r 2r
1 r 2r
2 2
x st
2 2
2 2
st
2 2
Dengan subtitusi A dan B ke persamaan semula serta subtitusi x0=0 dan v0=0, maka
diperoleh persamaan berikut :
x t
2 2
x st sin t
1 r 2r
2 2
e
v t
1 r 2r
1 r 2r
2 2
x st cos t
1 r 2r
2 2
26
Persamaan Diferensial
Perpindahan (xt)
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.5 0
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
1.4
1.6
1.8
Waktu (t)
Gbr. 3. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, k=10, =0.05,
Dengan variasi =0.5, 1.0 dan 1.5
Kurva Response, hubungan Perpindahan (x(t)) dan Waktu (t)
5
4
3
2
1
Perpindahan (xt)
0
-1
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
1.4
-2
-3
-4
-5
Waktu (t)
Gbr. 4. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, k=10, =0.5,
Dvariasi =0.0, 0.05 dan 0.5
26
Oktober 2016
Oktober 2016
Persamaan Diferensial
Gbr. 5. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, =0.05, =1,0
Dengan variasi k=10, 5 dan 1.0
Gbr. 6. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk k=10, =0.05, =1.0
Dengan variasi m=2.0, 5.0 dan 7.0
Persamaan Diferensial
menyederhanakan bahwa lapisan penumpunya bersifat isotropis, homogen, dan elastis linier.
Reaksi pondasi Pz * dapat dinyatakan
pz * ( x , y ) kw
Dalam bentuk 2 dimensi
4w
4w
4w 1
Pz ( x , y ) Pz * ( x , y )
4
2
2
4
D
x
x y
y
Oktober 2016
Untuk
4
k'
4EI
; L 4
k 'L4
4EI
26
Oktober 2016
Persamaan Diferensial
26