Вы находитесь на странице: 1из 32

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

BAB I
PERSAMAAN DIFERENSIAL
I.1. Umum
Suatu persamaan diferensial adalah persamaan yang didalamnya terdapat turunan-turunan.
Sebagai contoh persamaan diferensial :
d2 y
dy
3 2y 0
2
dx
dx

3). y '' y ' 3y x 2


2

2z 2z

x2 y
2). y ''' 2 y '' y ' cos x
x 2 y2
Jika terdapat variabel bebas yang tunggal (single independent variable) seperti contoh 1 3,
2

4).

turunannya merupakan turunan biasa dan persamaannya disebut persamaan diferensial biasa
(ordinary differential equation). Jika terdapat dua atau lebih variabel bebas seperti contoh 4,
turunannya adalah turunan parsial dan persamaannya disebut persamaan diferensial parsial
(partial differential equation). Tingkat (order) persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi
turunan yang muncul. Contoh 1, 3 dan 4 adalah tingkat dua serta contoh 2 adalah tingkat tiga.
Derajat (degree) persamaan diferensial sebagai polinomial dalam turunan, adalah derajat
turunan tingkat tertinggi yang terjadi. Untuk contoh-contoh diatas merupakan derajat pertama,
kecuali contoh 3 adalah derajat kedua.
I.2. Bentuk dan Penyelesaian Persamaan Diferensial
Masalah dalam persamaan diferensial elementer adalah sesuatu yang penting untuk
memperoleh kembali bentuk asal atau primitif yang menimbulkan suatu persamaan, dengan
kata lain masalah untuk menyelesaikan persamaan diferensial tingkat n, untuk mendapatkan
hubungan antara variabel yang melibatkan n konstanta sebarang yang bebas. Sebagai contoh
Persamaan Diferensial
Primitif, bentuk asal ( solusi umum)
3
dy
1). y Ax 2 Bx C
1).
0
3
dx
d3 y
d2 y
dy
2). y C1e3x C 2e 2x C3e x
2).

6
11 6y 0
3
2
dx
dx
dx
d2 y
y0
2
Misal suatu persamaan diferensial dx
, buktikan bahwa primitifnya berbentuk
y C1 cos x C 2 sin x atau y A cos x B . Hal ini dapat dilakukan dengan cara (untuk

solusi pertama) :
y C1 cos x C2 sin x

y ' C1 sin x C 2 cos x

y" C1 cos x C 2 sin x y


26

Oktober 2016

1).

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

d2 y
y0
2
Maka y" y ' 0 atau dx
.

Untuk solusi kedua


y A cos x B

y ' A sin x B

y" A cos x B y

y A cos x B A cos x cos B sin x sin B

A cos B cos x A sin B sin x


C1 cos x C2 sin x

Dalam kasus kasus keteknikan sering ditemui persamaan diferensial linear orde dua, empat
maupun delapan, seperti contoh kasus berikut :
Persamaan diferensial gerak
m

d2y
dy
c ky F
2
dt
dt

Persamaan diferensial pelat akibat beban vertikal dan lateral


4w
4 w
4 w Pz

x 4
x 2y 2 y 4
D

4w
4w
4w 1
2w
2w
2 w

2N

N
x

xy
y
x 4
x 2 y 2 y 4 D
x 2
xy
y 2

Persamaan diferensial cangkang silinder Donnell (Donnell Equation)

2w 2
2w
1
2 w
E t 4w
D 8 w 4 N x

x R 2
x 2 R
2
R 2 x 4

I.3. Persamaan Diferensial Orde Satu


1
Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen
x, suatu variabel dependen y, dan satu atau lebih turunan dari y terhadap x.
Contoh:

26

Oktober 2016

d2 y
y0
2
Maka y" y ' 0 atau dx
.

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

dy
y sin x 0
dx
d2y
dy
xy 2 y e3 x 0
dx
dx
x2

Persamaan diferensial merupakan suatu hubungan yang dinamis, dengan kata lain kuantitaskuantitas berubah, sehingga seringkali muncul dalam permasalahan dalam bidang sains
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam persamaan
tersebut.

dy
y2 0
adalah sebuah persamaan orde-pertama
dx
d2y
xy 2 y 2 sin x 0 adalah sebuah persamaan orde-kedua
dx
3
d y
dy
y e 4 x 0 adalah sebuah persamaan orde-ketiga
3
dx
dx
d2y
dy
Sehingga 2 2 10 y sin 2 x adalah sebuah persamaan orde......
dx
dx
x

Kedua

Dalam persamaan

d 2 y dy
d2y

10
y

sin
2
x
,
turunan
tertingginya
adalah
.
dx 2 dx
dx 2

Demikian juga:

dy
y2 1
adalah sebuah persamaan orde......
dx
dy
(b) cos 2 x y 1
adalah sebuah persamaan orde......
dx
d2y
dy
(c) 2 3 2 y x 2 adalah sebuah persamaan orde......
dx
dx
dy
(d) y 3 1
xy 2 x adalah sebuah persamaan orde......
dx
(a) x

3
(a) pertama (b) pertama (c) kedua (d) pertama
26

Oktober 2016

maupun rekayasa.

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

4
Persamaan diferensial dalam prakteknya dapat dibentuk dari suatu pertimbangan masalah
fisis. Secara matematis, persamaan-persamaan diferensial dapat muncul apabila konstantakonstanta sembarangnya dieliminasi dari fungsi yang diberikan. Berikut ini adalah beberapa
contoh.
Oktober 2016

Contoh 1
Tinjau y = A sin + B cos x, dimana A dan B adalah konstanta sembarang.
Jika kita diferensialkan, kita peroleh:

dy
A cos x B sin x
dx
d2y
dan 2 A sin x B cos x
dx
yang identik dengan persamaan semulah, tapi tandanya berlawanan.

artinya

d2y
d2y

y0
dx 2
dx 2

ini adalah sebuah persamaan diferensial orde . . . . . . . . . . . . . . .Kedua

Contoh 2

y x
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi

Kita dapatkan y x

A
.
x

A
x Ax 1
x

dy
A
1 Ax 2 1 2
dx
x

Dari persamaan di atas,

A
y x A x y x
x

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

x y x
dy
1
dx
x2
y x x y x 2x y
1

x
x
x
dy
x
2x y
dx

Oktober 2016

Persamaan ini adalah persamaan orde . . . . . . . . . . . . . . .Pertama

6
Contoh 3

Bentuklah persamaan diferensial untuk y Ax 2 Bx


Kita dapatkan y Ax 2 Bx
dy
2 Ax B
dx
d2y
2 2A
dx

Subtitusi 2A di dalam (2):

1
2
3

1 d2y
2 dx 2

dy
d2y
x 2 B
dx
dx

dy
d2y
B
x 2
dx
dx
Dengan mensubtitusi A dan B di dalam (1), kita dapatkan:

y x2 .

dy d 2 y
1 d2y

x
2

2 dx 2
dx dx

x2 d 2 y
dy
d2y
. 2 x. x 2 . 2
2 dx
dx
dx
2
2
dy x d y
y x . 2
dx 2 dx

dan ini adalah persamaan orde . . . . . . . . . . . . . . .Kedua

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Jika kita kumpulkan beberapa hasil terakhir, kita dapatkan:

y A sin x B cos x menghasilkan persamaan

y Ax Bx menghasilkan persamaan
2

dy x 2 d 2 y
.
orde kedua
dx 2 dx 2

A
dy
menghasilkan persamaan x
2 x y orde pertama
x
dx

Oktober 2016

y x

yx

d2y
y 0 orde kedua
dx 2

Jika kita selidiki yang berikut, kita juga menemukan bahwa:

y Axe menghasilkan persamaan diferensial


x

dy
y 1 x 0 orde pertama
dx

y Ax 4 x Be 6 x menghasilkan persamaan diferensial


d2y
dy
10 24 y 0 orde kedua
2
dx
dx

Beberapa dari fungsi di atas menghasilkan persamaan orde-pertama, yang lain menghasilkan
persamaan orde-kedua. sekarang perhatikan kelima hasil di atas dan lihat apakah anda dapat
menemukan perbedaan dalam fungsi-fungsi tersebut yang akan menentukan apakah kita
memperoleh persamaan orde-pertama atau orde-kedua dalam setiap kasus.
8
Fungsi dengan 1 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-pertama
Fungsi dengan 2 konstanta sembarang menghasilkan persamaan orde-kedua
Benar, dan dengan cara yang sama:
Suatu fungsi dengan tiga konstanta sembarang akan menghasilkan persamaan ordeketiga.
Jadi, tanpa menyelesaikan secara rinci, dapat kita katakan bahwa:
26

Persamaan Diferensial
(a)
(b)
(c)

Matematika Rekayasa III

y e2 x A Bx menghasilkan persamaan diferensial orde . . . . . . . . . .

yA

x 1
menghasilkan persamaan diferensial orde . . . . . . . . . .
x 1

y e3 x A cos 3x B sin 3 x menghasilkan persamaan diferensial orde . . . . . . . . . .

Oktober 2016

(a) kedua (b) pertama (c) kedua

Karena
(a) dan (c) masing-masing mempunyai 2 konstanta, sementara (b) hanya mempunyai 1
konstanta sembarang.

Demikian juga:

dy
y 1 diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
dx
konstanta sembarang

dy
1 y diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
dx
konstanta sembarang

d2y
dy
4 y e 2 x diturunkan dari suatu fungsi yang mempunyai . . . . . . . . . .
2
dx
dx
konstanta sembarang

x2

cos 2 x

(a) 1 (b) 1 (c) 2

10
Jadi, dari semua ini, kita dapatkan aturan-aturan berikut:
Suatu persamaan diferensial orde-pertama di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai 1
konstanta sembarang.
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Suatu persamaan diferensial orde-kedua di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai 2
konstanta sembarang.
Suatu persamaan diferensial orde ke-n di turunkan dari suatu fungsi yang mempunyai n

Salinlah pernyataan terakhir ini ke dalam buku catatan anda. Pernyataan ini sangat penting
untuk diingat dan kita akan menggunakan aturan ini lagi di kesempatan lain.

Integrasi secara langsung

dy
f x
dx
Contoh 1

dy
3x 2 6 x 5
dx
dy
2
dx 3x 6 x 5

dy 3x 6 x 5 dx
maka y 3 x 6 x 5 dx x
2

3x 2 5x C

yaitu y x 3 3 x 2 5 x C
Contoh 2

dy
5x3 4
dx
dy
4
dalam kasus ini,
5 x 2 jadi, y . . . . . . . . . .
dx
x

selesaikan

5x3
4 In x C
dx

Contoh 3
ex

dy
4, jika diberikan y 3, untuk x 0
dx

26

Oktober 2016

konstanta sembarang.

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

dy 4
4e x
dx e x

Maka y 4e x dx 4e x C
Untuk y = 3 pada x = 0, maka
y 4e x C ; 3 4e0 C ; C 7

Oktober 2016

Maka :

y 4e x 7
Pemisahan variabel

dy
f x, y
dx
dy
f x .F y
dx

dy f x

dx F y

Contoh 1

dy
2x

dx y 1
dy
y 1 2 x
dx
ruas kiri dan kanan dikalikan faktor dx
dy
y 1 dx dx 2 x dx

y 1 dy 2 x dx

dan didapat

y2
y x2 C
2

Contoh 2

dy
1 x 1 y
dx
1 dy
1 x
1 y dx
1
1
1 y dx 1 x dx 1 y dy 1 x dx
In 1 y x

x2
C
2
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Metode ini bergantung pada kemampuan kita untuk menyatakan persamaan yang diberikan
dalam bentuk
F y .

dy
f x
dx

Jika ini dapat kita lakukan, maka proses selanjutnya mudah, karena kita dapatkan

F y dy f x dx
Oktober 2016

dy

F y . dx dx f x dx
Contoh 3

dy 1 y

dx 2 x
1 dy
1

1 y dx 2 x
1 dy
1
1 y dx dx 2 x dx
1
1

dx
dx
1 y
2 x
ln 1 y ln 2 x C
Kita dapat menulis konstanta C sebagai logaritma dari suatu konstanta lain A :

ln 1 y ln 2 x ln A ln A 2 x

1 y A 2 x
Cara lain :

dy 1 y

dx 2 x
Pertama tama kalikan kedua sisi dengan dx
dy

1 y
dx
2 x

Sekarang kumpulkan faktor y dengan dy disisi kiri, yang dibagi dengan (1 + y)


1
1
dy
dx
1 y
1 x
1
1
1 y dy 2 xdx ln 1 y ln 2 x C

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

I.4. Persamaan Diferensial Orde Dua


d2 y
dy
a 2 b cy 0
dx
dx

(I.4a)

y Aemx

dy
Ame mx
dx

d2 y
Am 2e mx
2
dx

Oktober 2016

Untuk
(I.4b)

Dengan subtitusi (I.4b) ke (I.4a)


a

d2 y
dy
b cy 0
2
dx
dx

a Am 2 emx b Ame mx c Ae mx 0
mx
Dengan membagi semua sisi dengan Ae , maka diperoleh :

am 2 bm c 0

Yaitu suatu persamaan kuadaratik yang mempunyai dua nilai m, misal m = m1 dan m = m2.
Penyelesaian persamaan tersebut
ax 2 bx c 0

b b 2 4ac
x12
2a
x1

b b 2 4ac
2a

x2

b b 2 4ac
2a

Atau
am 2 bm c 0

m12
m1

b b 2 4ac
2a

b b 2 4ac
2a

m2

b b2 4ac
2a

Dengan diperoleh nilai m=m1 dan m= m2, sehingga


y Ae m1x dan y Ae m2 x , atau

y Ae m1x Bem2 x
1. Akar akar real dan berbeda

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx

Persamaan karakteristiknya
m 2 5m 6 0

Maka harga m1 dan m2 :


5 52 4.1.6 5 25 24 5 1

2.1
2
2
5 1 4
m1

2
2
2
5 1 6
m2

3
2
2

Oktober 2016

m12

Maka penyelesaiannya :
y Ae m1x Be m2 x

Bentuk Umum

y Ae2x Be3x
2x
3x
Dari persamaan y Ae Be , dapat dibuktikan dengan subtitusi ke persamaan

semula yaitu :
d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx

y Ae 2x Be 3x
dy
2Ae2x 3Be 3x
dx
d2 y
4Ae 2x 9Be 3x
dx 2
d2 y
dy
5 6y 0
2
dx
dx
2x
4Ae 9Be3x 5 2Ae2x 3Be3x 6 Ae2x Be3x 0
4Ae 2x 10Ae 2x 6Ae 2x 9Be 3x 15Be 3x 6Be 3x 0
Ae 2x 4 10 6 9 15 6 Be 3x 0
Ae 2x 0 0 Be 3x 0
00 0
2. Akar akar real dan sama
d2 y
dy
6 9y 0
2
dx
dx

Persamaan karakteristiknya
m 2 6m 9 0
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Maka harga m1 dan m2 :


6 62 4.1.9 6 36 36 6 0

2.1
2
2
6 0 6
m1

3
2
2
6 0 6
m2

3
2
2
m12

Oktober 2016

Untuk m = m1 = m2.
Maka penyelesaiannya :
y Ae m1x Be m2 x
y e m1x A Bx
Maka
y e3x A Bx
3. Akar akar kompleks
Apabila akar akar dari persamaan karakteristiknya adalah bilangan kompleks, misalkan
am 2 bm c 0

m12

b b2 4ac
2a

b b 2 4ac
m1
2a

b b 2 4ac
m2
2a

2
Untuk D = b 4ac < 0, maka terjadi akar negative. Misalkan

m i , yaitu m1 i dan m 2 i , maka penyelesaian berdasar penyelesaian

umum
y Ae m1x Be m2 x
Dengan subtitusi nilai nilai m1 dan m2
y Ce i x De i x Ce x .eix Dex .e ix
y e x Ceix De ix

Berdasarkan rumus Euler

eix cos x i sin x


e ix cos x i sin x
eix cos x i sin x
e ix cos x i sin x
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Penyelesaian tersebut
y ex Ce i x De ix

y ex C cos x i sin x D cos x i sin x


y ex C D cos x i C D sin x
y ex A cos x B sin x

Oktober 2016

Untuk

A CD
B i C D
Jika m i
Maka penyelesaiannya
y e x A cos x Bsin x
Contoh :
d2 y
dy
4 9y 0
2
dx
dx

Persamaan karakteristiknya
m 2 4m 9 0

Maka harga m1 dan m2 :


m12

4 4 2 4.1.9 4 16 36 4 20 4 i2 5

2.1
2
2
2

4 i2 5
2 i 5
2
4 i2 5
m2
2 i 5
2
atau
m1

m 2 i 5

Untuk nilai

2
5
Jika m i
Maka penyelesaiannya
y e x A cos x Bsin x

y e 2x A cos 5x Bsin 5x

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

I.5. Persamaan Diferensial Orde Dua Umum


a

d2y
dy
b cy f (x)
2
dx
dx

Untuk penyelesaian terdiri dari dua bagian :


a. Fungsi Komplementer (FK) diperoleh dengan menyelesaikan persamaan dengan f(x) = 0.

y Ae m1x Be m2 x

y e m1x A Bx

y ex A cos x Bsin x

y A cos nx Bsin nx

y A cosh nx Bsinh nx

Oktober 2016

Ini akan meghasilkan salah satu dari tipe penyelesaian berikut

b. Integral Khusus (IK), diperoleh dengan menggunakan bentuk umum dari fungsi ini pada
ruas kanan persamaan, mensubtitusikan ke dalaam persamaan dan menyamakan koefisien
koefisiennya.
-

Jika f(x) = k

Asumsikan

y=C

Jika f(x) = kx

Asumsikan

y = Cx + D

Jika f(x) = kx2

Asumsikan

y = Cx2 + Dx + E

Jika f(x) = k sin x atau k cos x

Asumsikan

y = C cos x + D sin x

Jika f(x) = k sinh x atau k cosh x

Asumsi y = C cosh x + D sinh x

Jika f(x) = ekx

Asumsikan

y = C ekx

c. Penyelesaian Umum Lengkap = Fungsi Komplementer (FK) + Integral Khusus (IK).


d. Contoh Soal
Soal 01.
d2 y
dy
5 6y 24
2
dx
dx

Fungsi Komplementer (FK) dengan nilai di ruas kanan = 0, maka


Persamaan karakteristiknya
m 2 5m 6 0

Maka harga m1 dan m2 :

26

Persamaan Diferensial

m12

Matematika Rekayasa III

4.1.6

2.1

5 25 24 5 1

2
2

5 1 6
3
2
2
5 1 4
m2
2
2
2
m1

y Ae m1x Be m2 x

Oktober 2016

Maka penyelesaian FK adalah :


Bentuk Umum

y Ae3x Be2x

Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 24, yaitu konstanta, dengan asumsi y = C, maka
dy
0 ;
dx

yC ;

d2 y
0
dx 2

Subtitusi ke persamaan semula


d2 y
dy
5 6y 24
2
dx
dx

0 5 0 6 C 24
C

24
4
6

Karena y = C, maka
IK adalah : y = 4
Penyelesaian Umum
y FK IK
3x
y Ae
Be32x
{4
1 4 2 4
FK

IK

y Ae3x Be 2x 4

Soal 02.
d2 y
dy
5 6y 2sin 4x
2
dx
dx

Fungsi Komplementer (FK) dengan nilai di ruas kanan = 0, maka


Persamaan karakteristiknya
m 2 5m 6 0

Maka harga m1 dan m2 :

26

Persamaan Diferensial

m12

4.1.6

2.1

Matematika Rekayasa III

5 25 24 5 1

2
2

5 1 6
3
2
2
5 1 4
m2
2
2
2
m1

y Ae m1x Be m2 x

Oktober 2016

Maka penyelesaian FK adalah :


Bentuk Umum

y Ae3x Be2x

Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 2 sin 4x, yaitu variabel, dengan asumsi
y = C cos 4x + D sin 4x, maka

y C cos 4x D sin 4x ;
dy
4C sin 4x 4D cos 4x ;
dx
d2y
16C cos 4x 16D sin 4x
dx 2
Subtitusi ke persamaan semula
d2y
dy
5 6y 2 sin 4x
2
dx
dx

16C cos 4x 16D sin 4x 5 4C sin 4x 4D cos 4x 6 C cos 4x Dsin 4x 2sin 4x


16C cos 4x 16D sin 4x 20C sin 4x 20D cos 4x 6C cos 4x 6D sin 4x 2sin 4x
16D 20C 6D sin 4x 16C 20D 6C cos 4x 2sin 4x
20C 10D sin 4x 10C 20D cos 4x 2sin 4x

20C 10D sin 4x 10C 20D cos 4x 2sin 4x


20C 10D sin 4x 2sin 4x
20C 10D 2 (I)
10C 20D cos 4x 0
10C 20D 0 (II)
Menyelesaikan persamaan simultan
20C 10D 2 (I)
10C 20D 0 (II)

26

Persamaan Diferensial

40C 20D 4

Matematika Rekayasa III

10C 20D 0
4
2

50 25
2
20
1
10C 20D 0 10( ) 20D 0
20D D
25
25
25
40C (10C) 4 50C 4 C

Oktober 2016

Karena y C cos 4x Dsin 4x


2

1
cos 4x sin 4x
25
25

1
y 2 cos 4x sin 4x
25
y

maka
Penyelesaian Umum
y FK IK
3x
2x
y Ae
1 4 2 Be
43
FK

1
2 cos 4x sin 4x
254 4 4 2 4 4 4 3
1
IK

y Ae3x Be 2x

1
2 cos 4x sin 4x
25

Soal 03.
d2y
dy
14 49y 4e5x
2
dx
dx

Fungsi Komplementer (FK) dengan nilai di ruas kanan = 0, maka


Persamaan karakteristiknya
m 2 14m 49 0

Maka harga m1 dan m2 :


14 14 2 4.1.49 14 196 196 14 0

2.1
2
2
14 0
14
m1
7
2
2
14 0
14
m2
7
2
2
m12

Maka penyelesaian FK adalah :


y e m1x A Bx

Bentuk Umum

y e 7x A Bx
5x
Integral Khusus (IK), untuk f(x) = 4e , yaitu variabel, dengan asumsi

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

y Ce5x , maka
y Ce5x

dy
5Ce5x
dx

d2y
25Ce5x
2
dx

Subtitusi ke persamaan semula

144Ce5x 4e5x
4
1
C

144 36

Oktober 2016

d2y
dy
14 49y 4e5x
2
dx
dx
5x
25Ce 14 5Ce5x 49 Ce5x 4e5x
; 144C 4

5x
Karena y Ce , maka

IK adalah :

1 5x
e
36

Penyelesaian Umum
y FK IK
1
y e 7 x A Bx e5x
1 44 2 4 43 {
36
FK

y e 7x A Bx

IK

1 5x
e
36

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

I.6. Contoh Aplikasi


1. Masalah Demografi
Populasi suatu kota berlipat ganda dalam 50 tahun, dalam berapa tahun populasi itu akan
berlipat tiga, dengan asumsi kecepatan bertambah sebanding dengan jumlah penduduk.
Misalkan P = populasi pada saat t tahun dan Po adalah populasi pada saat t = 0.
Bentuk persamaan diferensial yang dimaksud :
dP
k.P
dt

dP
k.P
dt

Oktober 2016

Kecepaten
pertambahan
penduduk

P = Jumlah
penduduk

Atau
dP
k.dt
P

Dengan integrasi kedua ruas :


2.Po

Po

50

dP
k dt
P
0

ln P Po

2.Po

k.t 0

50

ln 2Po ln Po 50k 0
ln 2 50.k k
3.Po

Po

ln 2
50

dP
k dt
P
0

ln P Po

3.Po

k.t 0
t

ln 3Po ln Po kt 0
ln 3 kt

Maka dapat dihitung waktu untuk populasi menjadi 3 kali lipat yaitu :
ln 2 50.k 1
ln 3 kt

maka
ln 2
t
50
ln 3
t 50
50. 1,584963 79, 25 tahun.
ln 2

ln 3

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

2. Masalah Temperatur
Hukum pendinginan Newton, Laju suatu subtansi mendingin dalam udara yang bergerak
sebanding dengan beda antara temperatur subtansi dan udara. Jika temperatur udara (Tu)
= 300K dan temperatur subtansi (Ts) mendingin dari 370K ke 340K dalam 15 menit,
berapa waktu yang dibutuhkan hingga temperaturnya menjadi 310K?

dTs
k Ts Tu
dt

Oktober 2016

Perubahan suhu
terhadap waktu

Perbedaan suhu

dTs
k Ts 300
dt

dTs
k dt
Ts 300
340

15

dTs
370 Ts 300 k 0 dt
ln 40 ln 70 15k ln

4
7

4
0,5596
7
k 0, 0373

15k ln

310

dTs
370 Ts 300 k 0 dt
ln10 ln 70 kt
15kt 15ln 7
15ln 7
t
52,16 menit 52 menit 9,6 detik
0,5596
3. Masalah Fluida
Suatu tangki silinder dengan jari-jari 2,5 m dan tingginya 3m, mempunyai lubang pada
alasnya dengan jari-jari 25 mm. kecepatan air mengalir melalui lubang ini mendekati
v 2,5 h m / s

, h adalah tingginya air dalam tangki, hitung waktu yang dibutuhkan

untuk mengosongkan tangki lewat lubang tersebut .

0, 025

2,5 h dt
26

Persamaan Diferensial

0, 025

Matematika Rekayasa III

2,5 h dt 2,5

dh

2,5
dh
dh
4000

h
0, 025 2,5 h

dt
t

dt 4000

dh
h

Oktober 2016

t 8000 h 8000 3 detik 3,849 jam = 3 jam 51 menit


3

4. Kasus Tekuk pada Struktur Kolom


Misal ditinjau pada kondisi tumpuan sendi-sendi

Persamaan momen
EI

d2y
M Py
dx 2
EI

d2 y
Py 0
dx 2

Berdasar teori sebelumnya, maka dapat diselesaikan persamaan tersebut :


y A e mx

dy
y ' Am e mx
maka dx

Subtitusi kepersamaan semula

d2 y
y" Am 2 e mx
2
dx

EI Am 2e mx P Aemx 0 , kemudian dibagikan

A e mx , maka

diperoleh :

EI m 2 P 0
Akar dari persamaan tersebut (m)
P

EI

m2
maka,

P
P
P
i
1
EI
EI
EI

m
Atau dengan rumus ABC

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

am 2 bm c 0

a = EI, b = 0 dan c = P

m12

b b 2 4ac
2a
0 02 4 EI P
2 EI

4 EI P

2 EI

0 4 EI P
2 EI

4 EI P
4 EI

4 EI P

P
EI

2 EI

Oktober 2016

m12

P
EI

Karena akarnya kompleks maka solusinya berbentuk :


y ex A cos x Bsin x
untuk m = + i adalah akar kompleks dalam hal ini
P
EI

= 0 dan =
maka solusinya :

P
x

Bsin

EI

y A cos

Kondisi batas :

P
x
EI

y x 0 y x L 0
c 2 sin

c1 0

P
0
EI

Solusi nontrivial :
karena c 2 0 , maka seharusnya
sin

P
L0
EI

Diketahui

sin n 0 untuk n 1, 2, 3, ... ,


maka dapat diperoleh :
P
L n
EI
Berarti beban tekuk (P) :
P

n 2 2 EI
L2
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Beban tekuk kritis terjadi pada n = 1, atau beban Tekuk Euler :


Pcr

2 EI
L2

Mode tekuk atau eigen vector dapat diperoleh dengan subtitusi Pcr ke bentuk perpindahannya
x
L

Oktober 2016

y A1 sin n

Mode Tekuk tumpuan sendi rol

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Oktober 2016

5. Aplikasi Dinamika Analisis Getaran

Persamaan Diferensial gerakan :


&
& cx& kx F t
mx

&
& cx& kx Fo sin t
mx

Untuk kasus gaya luar F(t) = 0


&
& cx& kx 0
mx
Dengan subtitusi
x A ep t ; x& Ap ep t

; &
x& Ap 2 e p t

mAp 2e p t cApe p t kAe p t 0


mp2 cp k 0
2
p1
c
k
c

p2
2m
m
2m
2
p1
c
k c

p2
2m
m 2m

Maka solusi komplementer xc(t) =


x c t e t A cos D t Bsin D t
Untuk solusi partikular xp(t)
x p t C1 sin t C 2 cos t
Dengan menggunakan identitas Euler
ei t cos t i sin t
Maka dapat ditulis kembali
& cx& kx Fo ei t
mx&

x p C e i t

m 2 C icC kC Fo
Fo
C
k m 2 ic
Fo ei t
xp
k m 2 ic
26

Persamaan Diferensial

xp
xp

Matematika Rekayasa III

Fo ei t

k m c
2 2

e i

Fo e

i t

k m c
2 2

Untuk

c
k m 2
Respons untuk gaya Fo sin t
Fo sin t
xp t
2
k m2 c 2

Oktober 2016

tan

x p X sin t

X adalah amplitudo dari gerakan tetap (steady state motion)


Fo
X
2
k m2 c 2
Ditulis dalam bentuk rasio
x st sin t
xp t
2
1 r 2 2r 2

2r
1 r2
Fo
x st
k
tan

k c
2
D

1
m 2m
c
k

r
ccr
m

Maka respons total adalah jumlah solusi komplementer (respons transien) dan solusi
partikulir (respon keadaan tetap/steady state)
x t xc t xp t

x c t e t A cos D t Bsin D t
xp t

x st sin t

1 r 2r
2 2

x t et A cos D t Bsin D t

x st sin t

1 r 2r
2 2

Rasio dari amplitudo keadaan tetap (steady state amplitudo) y p(t) dan lendutan statis xst
disebut faktor pembesaran dinamis (dynamic magnification factor) D

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

x st

1 r 2r
2 2

0

0,10

Oktober 2016

0,15

0,20

0,25

0,35

0,50

1,00

2,50

5,00

Gbr. 1. Faktor pembesaran dinamis (D) sebagai fungsi rasio frekwensi (r)
untuk berbagai redaman ()
untuk berbagai sudut fase dapat dibuat grafik hubungan sudut fase dengan rasio
frekwensi ( r ).
2r
tan
1 r2

Gbr. 2. Hubungan sudut fase () dan rasio frekwensi dengan variasi


Berdasarkan persamaan umum perpindahan :
x st sin t
x t et A cos D t Bsin D t
2
2
1 r 2 2r

Kecepatan v(t)
26

Persamaan Diferensial

v t

Matematika Rekayasa III

dx t
e t A cos D t Bsin D t e t AD cos D t BD sin D t
dt
x sin t
st
2
1 r 2 2r 2

Untuk mencari konstanta A dan B, dengan menggunakan persamaan perpindahan x(t) dan
kecepatan v(t) serta subtitusi
x t 0 x 0
Oktober 2016

v t 0 v0

Maka diperoleh konstanta :

x st sin x 0

1 r 2r
2 2

1 r 2r
sin x 1 r 2r x cos v 1 r 2r
1 r 2r
2 2

x st

2 2

2 2

st

2 2

Dengan subtitusi A dan B ke persamaan semula serta subtitusi x0=0 dan v0=0, maka
diperoleh persamaan berikut :

x t

e t D x st cos D t sin x st sin D t sin x st sin D t cos


D

2 2

x st sin t

1 r 2r
2 2

e
v t

1 r 2r

2D x st sin D t sin 22 x st sin D t sin

x st sin D t cos D x st cos D t cos


D

1 r 2r
2 2

x st cos t

1 r 2r
2 2

26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

Perpindahan (xt)

4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.5 0
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

Waktu (t)

Gbr. 3. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, k=10, =0.05,
Dengan variasi =0.5, 1.0 dan 1.5
Kurva Response, hubungan Perpindahan (x(t)) dan Waktu (t)
5
4
3
2
1
Perpindahan (xt)

0
-1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

-2
-3
-4
-5
Waktu (t)

Gbr. 4. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, k=10, =0.5,
Dvariasi =0.0, 0.05 dan 0.5

26

Oktober 2016

Kurva Response, hubungan Perpindahan (x(t)) dan Waktu (t)

Matematika Rekayasa III

Oktober 2016

Persamaan Diferensial

Gbr. 5. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk m=20, =0.05, =1,0
Dengan variasi k=10, 5 dan 1.0

Gbr. 6. Kurva perpindahan (x) vs waktu (t) untuk k=10, =0.05, =1.0
Dengan variasi m=2.0, 5.0 dan 7.0

6. Aplikasi Pondasi Elastik


Pondasi elastis ini dapat dijumpai pada perkerasan jalan raya, landasan pesawat udara, pelat
pondasi gedung. Winkler pada tahun 1867 merumuskan jenis pondasi ini, dengan
26

Persamaan Diferensial

Matematika Rekayasa III

menyederhanakan bahwa lapisan penumpunya bersifat isotropis, homogen, dan elastis linier.
Reaksi pondasi Pz * dapat dinyatakan
pz * ( x , y ) kw
Dalam bentuk 2 dimensi

4w
4w
4w 1

Pz ( x , y ) Pz * ( x , y )
4
2
2
4
D
x
x y
y

Oktober 2016

dalam bentuk operator Laplace :


D ( 2 2 w kw) Pz

Untuk kasus 1 dimensi, maka persamaan tereduksi menjadi


P* (x) k ' y
d4 y
P(x) P* (x)
dx 4
d4 y
EI 4 k ' y q(x)
dx
EI

Penyelesaian umum untuk q(x) = 0, diperoleh

Untuk
4

k'
4EI

; L 4

k 'L4
4EI

Berdasarkan J.E. Bowless, diperoleh penyelesaian berikut :

26

Matematika Rekayasa III

Oktober 2016

Persamaan Diferensial

26

Вам также может понравиться