Kenapa pada konsentrasi di bawah 50% atau di atas 90% alkohol tidak berfek sebagai desifektan ? Jawab : Alkohol 70% merupakan cairan yang mengandung 70% etil alkohol (CH3CH2OH) dan 30% air. Etil alkohol (etanol) membunuh bakteri melalui 2 cara, yakni denaturasi protein dan pelarutan membran lemak. Protein merupakan salah satu penyusun dari sel bakteri. Alasan mengapa alkohol dengan konsentrasi di bawah 50% tidak efektif sebagai desinfeksi karena konsentrasi di bawah 50% Tidak mampu menembus membran sel bakteri dan mendenaturasi protein di dalam sel bakteri. Sedangkan konsentrasi di atas 90% tidak efektif sebagai desinfektan, karena alkohol dengan konsentrasi yang tinggi hanya akan mampu mendenaturasi protein di luar sel bakteri karena membuat dinding sel bakteri mengeras hingga tidak bisa menembus membrannya, jadi hanya mendenaturasi bagian luar saja. 2. Muh.Wais Mengapa Defenisi dari desinfeksi hanya membunuh organisme organisme patogen kecuali spora kuman, apa yang digunakan untuk membunuh spora kuman? Jawab : Spora
bakteri
berbeda
dengan spora pada jamur.
Spora
bakteri
tidak
mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini tahan terhadap
kondisi lingkungan ekstrim seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa
kimia beracun. Itu sebabnya jika hanya dengan perlakuan desinfeksi menggunakan senyawa kimia tertentu, spora bakteri atau kuman tidak akan mati. Metode yang digunakan untuk mematikan spora bakteri adalah dengan sterilisasi, khususnya sterilisasi cara panas, karena spora bakteri tidak tahan terhadap pemanasan. 3. Sitra Yusridawati Wanda Apa yang dimaksud derivat akridin dan rosanilin ? Jawab : Derivat Akridin merupakan turunan akridin yaitu senyawa organik dan heterosiklik nitrogen dengan rumus C13H9N. Acridine Ini adalah molekul planar yang struktural terkait dengan antrasena dengan salah satu kelompok CH pusat digantikan oleh nitrogen. Derivat Rosanilin adalah derivatif larut kristal anilin yang digunakan, dalam bentuk hidroklorida yang larut, seperti pewarna merah. Contohnya adalah Fukhsin. 4. Abdillah Wadjo Bagaimana mekanisme zat warna menghambat bakteri ? Jawab : Mekanisme kerjanyazat warna menghambat bakteri didugadengan cara menghambat sintesis DNA, Pda umumnya bakteri gram positif itu lebih peka terhadap pengaruh zat warna daripada bakteri gram negative. Hijau berlian, hijau malakit, fuchsin basa, kristal ungu sering dicampurkan kepada medium
untuk mencegah pertumbuhanbakteri gram positif. Kristal ungu juga dipakai
untuk mendesinfeksikan luka-luka pada kulit. 5. Iin Eirka Lembayung Zat warna mekanisme nya menghambat DNA dan bisa berbahaya bagi manusia, jadi Bagaimana batas-batas penggunaanya sehingga meminimalkan bahayanya pada manusia? Jawab : Cara meminimalkannya adalah dengan membedakan zat pewarna yang digunakan untuk sterilisasi mikrobiologi dan zat pewarna untuk makanan, karena telah banyak ditemukan penyalahgunaan dari zat pewarna contohnya adalah Sering ditemukan di Indonesia berbagai penyalahgunaan pewarna yang tidak aman yang digunakan terhadap makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan secara rutin melakukan survei di berbagai lokasi, terutama yang dipenuhi pedagang kaki lima untuk mencegah penyalahgunaan zat kimia berbahaya pada makanan. Berbagai bahan pewarna non-makanan seperti Rhodamine B[3] telah digunakan pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai bahan pewarna jajanan. Rhodamine B sesungguhnya dipakai di perpipaan (hidrolika), pewarna di laboratorium mikrobiologi, dan herbisida..