Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN ANALISIS SISTEM DAN PENUNJANG KEPUTUSAN

PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGEMBANGAN


AGROINDUSTRI

Disusum Oleh :
Nama

: Harmen Santika

NPM

: E1G014064

Kelompok

: 2 (dua)

Shift

: senin (10.00)

Dosen Pembimbing : - Dr. Ir. Kurnia Herlina Dewi


- Evalina Silvia , STP ,MSI
Ko-ASS

: - Deki Antri Maryanto


- Elin Wijayanti

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berintraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Pendekatan sistem adalah serangkaian tahapan tahapan pemecahan
masalah yang setiap langka di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatip di
pertimbangkan dan solulusi yang di pilih dapat di terapkan
Di dalam sebuah perusahaan manajer

berperan penting dalam pengambilan

keputusan yang efektif dan efisien.sistem konseptual adalah suatu sistem pemecahan
masalah yang terdiri dari manajer ,informsi dan standart.2 elemen yang lain masuk
dalam peroses perubahan masalah menjadi solusi (solusi alternatif dan kendala).
Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan sistem
1. Usaha Persiapan
2. Memandang perusahaan sebagai suatu sistem.
3. Mengenal sistem lingkungan.
4. Mengidentifikasi subsistem perusahaan.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam acara pratikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pelaku pada agroindustri.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan setiap pelaku.
3. Mahasiswa mampu membuat diagram loop yang menunjukan hubungan antar
pelaku.
4. Mahasiswa mampu menyusun diagram input output

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Pendekatan Sistem terdiri dari dua kata pendekatan dan sistem. Arti sistem
telah diuraikan panjang lebar pada bab yang terdahulu. Mengenai istilah
pendekatan menurut Bagus Moedajadi menjelaskan sebagai berikut :
Rasanya dapat diterima apabila pendekatan kesisteman menunjuk pada sikap
seseorang dalam mempelajari sesuatu. Kata pendekatan berarti siskap uantuk
memperpendek jarak antara seseorang dengan objek yang dihadapi dengan tujuan
agar mempermudah usaha penelitiannya.Berarti seseorang dalam melakukan sesuatu /
mempelajari sesuatu seakan-akan membawa modal ilmu pengerahuan. Untuk
mudahnya modal pengetahuan tersebut digambarkan sebagai kacamata, maka
kacamatanyapun dapat berbagai macam.
Dalam pendekatan kesisteman itu terdapat tiga konsepsi penting sebagai berikut :
1. Falsafah kesisteman yaitu cara berpikir mengenai fenomena menurut totalitas
yang terdiri daripada bagian-bagian yang saling mengadakan interaksi
2. Pembinaan kesisteman yaitu cara mendisain dan mengimplementasikan
organisasi sebagai sistem dengan cara menggambarkannya sebagai hubungan
input,proses dan output
3. Analisa kesisteman yaitu teknik dalam pemecahan persoalan untuk
memperoleh efisiensi, efektifitas dan ekonomis. ( dalam mukijat,2005 )
Pengertian pendekatan sistem perlu diklarifikasi agar konsisten dalam
penggunaan atau aplikasinya. Seperti dikemukakan oleh Winardi, "Kita perlu
mengerti dan memupuk kemampuan untuk bekerja dengan sistem-sistem dengan cara
yang inteligen, yaitu dengan menggunakan pendekatan sistem untuk menemukan
sifat-sifat penting dari sistem yang bersangkutan, yang kemudian memberikan
keterangan-keterangan kepada kita mengenai perubahan-perubahan apa perlu
dilakukan untuk memperbaiki sistem tersebut. ( NK Rostiyah, 1994 )
Pendekatan berfungsi mendeskripsikan hakikat apa yang akan dilakukan dalam
memecahkan suatu masalah. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau

kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Sebagai desain metodologi, pendekatan


sistem merupakan alat bantu bagi para pengambil keputusan dengan cara
mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan keputusan yang
akan diambilnya, sedangkan pendekatan sistem sebagai kerangka konseptual
bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai kecenderungan fenomena
yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin. Sebagai metode ilmiah baru,
pendekatan sistem mencoba mewujudkan cara berfikir baru yang dapat diaplikasikan,
baik terhadap ilmu-ilmu perikehidupan maupun terhadap ilmu-ilmu perilaku.
( Hamalik Omar, 2002 )
Sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur atau komponen yang teratur dan saling
berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh (totalitas). Jika suatu
komponen ada yang putus maka sistem tersebut juga akan terputus. Sebelum
membentuk suatu sistem kita harus tahu tujuan dibentuknya sistem tersebut. Sistem
dibuat tidak lain adalah untuk menjadikan suatu kegiatan menjadi lebih efisien dan
efektif. Seringkali masalah-masalah terjadi karena suatu kegiatan mengalami sistem
yang buruk atau tidak berfungsinya suatu komponen dalam sistem. Sehingga
dikeluarkanlah suatu pendekatan yang dinamakan dengan pendekatan sistem.(
Mukhtar, Mukhneri, 2008)
Pendekatan ialah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas
tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya.
Pendekatan sistem dapat dijadikan suatu terobosan dalam menjadikan suatu kegiatan
menjadi lancar atau sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. (Handoko, T. Hani. ,
2011)

BAB III
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah peralatan tulis dan kuisener
sebagai bahan mengumpulkan informasi dari pakar.
3.2 Metode Pratikum
3.2.1 identifikasi pelaku
1. Membagikan kuisener atau menanyakan kepada.
2. Menandai tabel berikut sesuai dengan penilaian panelis yang digunakan.
3. Menghitung hasil penilaian pada setiap kolom.
4. Menentukan pelaku dengan hasil hitungan.
3.2.2 identifisikan permasalahan pelaku
1. Memasukkan pelaku ( aktor) yang teridentifikasi pada tahap pertama.
2. Mengidentifikasikan komponen info yang diperlukan dalam merancang
agroindustri.
3. Menandai kolom pelaku yang memerlukan info.
3.2.3 identifikasi kebutuhan pelaku
3.2.4 identifikasi hubunga antar elemen dan membuat diagram loop
3.2.5 identifikasi peubah input yang terkendali, input tak terkendali, output
yang diinginkan dan efeksamping output yang tidak diinginkan

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
Hasil Identifikasi Kakao
Hasil Penilaian
Sangat

Tidak

tidak

penting

Penting

Jumlah

Cukup

Sangat

Penting

Penting

penting
Petani

10

KUD

25

Industri

10

25

Investor

10

25

Pemerintah

10

12

25

11

10

25

10

25

17

25

Pedagang

16

25
25

antara

pengolahan
kakao

Daerah
Pemerintah
Pusat
Perbankan
Konsumen
Jumlah

8
8

78

66

Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan


Kompone

Hasil Penelitian

73

225

n Info

Petani

Pedagang

Industri

antara

pengolaha

Kelapa
kakao

Konsumen

Investo

KUD

Pemeri

Perb

Pedag

ntah

anka

ang

Pusat

antara

n sawit

d
a
Kebutuhan

Bahan
Baku
Jumlah

produksi
Mutu

Produk
Bunga
Bank
Jumlah

Pesaing
Harga

Tenaga

kerja
Keuntunga

n
Pendidika
n TK
Pedagang

Antara
Industri
Pengolaha

n kakao

Identifikasi Kebutuhan Pengolahan kakao


Aktor

Kebutuhan

Petani Sawit

Lahan
air
Pupuk
Teknologi
Modal
Lokasi
Konsumen
Petani

Bahan Baku
Teknologi

Keuntungan
Usaha
Infrakstruktur

Jumlah Produksi
Penyuluhan

Pedagang Antara

KUD
Industri
Pengolahan
Kelapa kakao
Investor
Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat

Identifikasi Hubungan antar pelaku ( Diagram Loop)


PETANI

PEMDA

KONSUM
EN

INVEST

P.PUSAT

INDUSTRI
PENGOLAH
AN

PERBANK

KUD

P.ANTAR

DIAGRAM INPUT OUTPUT


INPUT LINGKUNGAN
1.KEHIDUPAN SOSIAL PETANI CABE
2.TUNTUTAN IPELESTARIAN
LINGKUNGAN

OUTPUT YANG
DIKEHENDAKI :
1.PENINGKATAN PENDAPATAN
PETANI , PEMERINTAH
DAERAH /PUSAT
2.PENINGKATAN INDUSTRI
PENGOLAHAN CABE

INPUT TIDAK
TERKONTROL :
1.JUMLAH PRODUKSI KOPI
( PETANI CABE , LUAS
LAHAN )
2.PERMINTAAN PASAR

SISTEM PENGEMBANGAN
INDUSTRI AGROINDUSTI
BERBASIS CABE DI BENGKULU
OUTPUT YANG TIDAK
INPUT TERKONTROL :
DIKEHENDAKI :
1.KEBUTUHAN BAHAN BAKU
1. PERMINTAAN PRODUK
2.JENIS AGROINDUSTRI
OLAHAN YANG RENDAH DAN
BERBASIS CABE KEBIJAKAN
HARGA PRODUK OLAHAN
TINGKAT TEKNOLOGI DAN
RENDAH
KAPASITAS PRODUKSI
3.KEBIJAKAN JENIS DAN MANAJEMEN PERENCANAAN 2.KELANGKAAN BAHAN BAKU
3.TEKNOLOGI PRODUKSI
BESARAN PUNGUTAN (PAJAK
AGROINDUSTRI BERBASIS CABE
TIDAK EFISIEN
DAN RETRIBUSI )

BAB V
PEMBAHASAN
Pratikum kal

ini

kami membahas

tentang

pendekatan sistem dalam

pengembangan agroindustri berbasis kakao. Yang kami amati yaitu hasil dari
identifikasi pelaku, identifikasi kebutuhan pelaku, identifikasi pelaku dan kebutuhan,
identifikasi hubungan antar pelaku (diagram loop) serta diagram input output.
Pada hasil identifikasi pelaku hasil penilaian nya lebih dominan sangat penting
untung petani dengan perolehan nilai penting 3, cukup penting 6, sangat penting 16,

dengan jumlah 25, lebih dominan penting pada pedagang antara dengan perolehan
nilai penting 10, cukup penting 7, tidak penting 8, dengan jumlah 25, lebih dominan
penting pada KUD dengan perolehan nilai penting 9, cukup penting 8, sangat penting
8, dengan jumlah 25 , lebih dominan penting pada industri pengolahan kakao dengan
perolehan nilai penting 10, cukup penting 7, sangat penting 8, dengan jumlah 25,
lebih dominan sangat penting sangat penting pada investor dengan perolehan nilai
penting 7, cukup penting 8, sangat penting 10, dengan jumlah 25, lebih dominan
cukup penting pada pemerintah pusatdengan perolehan nilai penting 10, cukup
penting 12, sangat penting 3, dengan jumlah 25 , lebih dominan penting pada
pemerintah daerah dengan perolehan nilai penting 11, cukup penting 10, sangat
penting 4, dengan jumlah 25, lebih dominan penting pada perbankan dengan
perolehan nilai penting 10, cukup penting 8, sangat penting 7, dengan jumlah 25 ,
lebih dominan sangat penting pada konsumen dengan perolehan nilai penting 8,
sangat penting 17, dengan jumlah 25 dan hasil perolehan total dari tidak penting 8,
penting 78, cukup penting 66, sangat penting 73, dengan jumlah total 225.
Pada hasil identifikasi kebutuhan pelaku pada petani kakao kebutuhannya lahan,
pupuk, air dan teknologi. Pada pedagang antaraa kebutuhan nya modal, lokasi,
konsumen. Pada KUD kebutuhannya petani. Pada industri pengolahan kakao
kebutuhannya teknologi, bahan baku. Pada investor kebutuhan nya keuntungan,
usaha. Pada pemerintah daerah kebutuhannya infrastruktur. Pada pemerintah pusat
kebutuhannya industri penyuluhan.
Pada identifikasi permasalahn dan kebutuhan, komponen info pada kebutuhan
bahan baku dengan hasil pertanian petani, industri pengolaha kakao. Pada jumlah
produksi petani, pedagang antara, industri pengolahan kakao, konsumen, dan industri
pengolahan. Pada mutu produk yaitu petani, pedagang anatara, industri pengolahan
kakao, konsumen dan investor. Pada bunga bank tidak ada. Pada jumlah pesaing yaitu
pedagang antar, industri pengolahan kakao, KUD, konsumen, dan investor. Pada
harga yaitu petani pedagang antara, industri pengolahan kakao, konsumen dan
investor. Pada tenaga kerja yaitu petani, pedagang antara, industri pengolahan kakao,
KUD, dan konsumen. Pada keuntungan yaitu petani pedang antara, industri

pengolahan kakao, KUD, pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, konsumen


dan investor. Pada pendidikan tk tidak ada.
Pada hasil identifikasi hubungan antar pelaku kami membuatnya dengan diagram
loop. Aktor yang dilibatkan yaitu petani, pedagang antar, konsumen, KUD,
perusahaan, investor, pemerintah pusat, bank, dan pemerintah daerah.
Pada diagram input output, kami telah membuatnya sesui dengan hasil dan ada
pada lampiran.
Dari pengamatan indentifikasi kebutuhan pelaku petani kakao membutuhkan
bahan baku, mutu produk, jumlah pesaing, harga, dan untung. Konsumen
membutuhkan jumlah produksi, mutu produk, harga. Industri pengolahan cabe
membutuhkan bahan baku, jumlah produksi, mutu produk, bunga bank, jumlah
pesaing, harga, pendidikan dan untung. Pemda membutuhkan keuntungan. Investor
membutuhkan bahan baku, jumlah industri, bunga bank dan keuntungan.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Identifikasi pada agroindustri kakao total terbanyak dari kuisioner yang dibagikan
kepada akto hasil penilaian yang dominan yaitu penting
2. Pada hasil identifikasi kebutuhan pelaku pada petani kakao kebutuhannya lahan,
pupuk, air dan teknologi. Pada pedagang antaraa kebutuhan nya modal, lokasi,
konsumen. Pada KUD kebutuhannya petani. Pada industri pengolahan kakao

kebutuhannya teknologi, bahan baku. Pada investor kebutuhan nya keuntungan,


usaha. Pada pemerintah daerah kebutuhannya infrastruktur. Pada pemerintah
pusat kebutuhannya industri penyuluhan.
3. Diagram loop pada pelaku saling berhubungan satu sama lain.
4. Pada diagram input outputnya sesuai dengan hasil yang telah ada.
6.2 Saran
Pada pratikum pendekatan sistem pengembangan agroindustri ini terdapat
kendala yaitu pelaku petanya kurang tepat sehingga hasil nya pun belum sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Mukhtar, Mukhneri. (2008). Manajemen Sistem. Jakarta: BPJM
Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta :
Bumi Aksara, 2002.
Rostiyah NK, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Jakarta: Rineka Cipta,
1994.

Вам также может понравиться