Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi
Diajukan oleh:
Nama
: Ahmad Nurkhin
NIM
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis berjudul
CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS;
PENGARUHNYA TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Ahmad Nurkhin
NIM C4C006342
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 8 April 2009
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Tim Penguji
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Ahmad Nurkhin
NIM C4C 006 342
ABSTRAK
Isu tentang pengungkapan tanggung jawab sosial berkembang dengan cepat.
Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial menghasilkan temuan yang
berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh dari corporate
governance (dengan mekanisme kepemilikan institusional dan komposisi dewan
komisaris independen) dan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007 yang laporan tahunannya berisi tentang aktivitas tanggung jawab
sosial perusahaan dan dapat diakses melalui website BEI, yaitu sejumlah 80 dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis statistik.
Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak terbukti berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara komposisi dewan
komisaris independen dan profitabilitas terbukti secara signifikan berpengaruh positif.
Kata Kunci
ABSTRACT
Key words
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta
alam, yang telah melimpahkan berbagai nimat, hidayah dan kasih sayangNya kepada
penulis, sehingga penulisan tesis dengan judul Corporate Governance dan Profitabilitas;
11. Teman-teman seperjuangan di kelas Maksi-16 Sore, wow kelas kita memang wonderful
dan mantap!!!,
12. Teman-teman di Ruang C6 Lantai 1 (khusushon Sandy Arief kandidat Ph.D.
insyaAllah), yuk kita optimalkan senandung kapasitas yang sungguh luar biasa kan
meluap dan menjejak dunia,
13. Segenap pihak yang telah membantu kelancaran penulisan tesis ini.
Penulisan tesis ini semoga dapat bermanfaat.
Ahmad Nurkhin
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
ii
vi
22
29
30
32
32
33
33
34
34
34
35
37
37
37
37
37
37
39
42
42
43
49
52
52
52
54
55
55
58
61
63
63
64
65
LAMPIRAN ......................................................................................................
68
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ........................ . 36
Tabel 4.1 Perolehan Sampel Penelitian ................................................................ 42
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ................................................ 43
Tabel 4.3 Deskripsi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Berdasarkan Indikator GRI oleh Perusahaan Sampel ......................... 46
Tabel 4.4 Komposisi Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan Institusional........... 47
Tabel 4.5 Komposisi Perusahaan Berdasarkan Komposisi Dewan Komisaris
Independen ... 48
Tabel 4.6 Komposisi Perusahaan Berdasarkan ROE .......................................... 48
Tabel 4.7 Komposisi Perusahaan Berdasarkan Jumlah Aset ............................... 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
50
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 28
Gambar 4.1 Diagram Scatterplot ......................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Indeks Pengungkapan CSR berdasarkan GRI Indicators . 68
Lampiran 2 Deskripsi Sampel .
72
BAB I
PENDAHULUAN
mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab social dan
lingkungan dalam Laporan Tahunan. Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari
perlunya akuntabilitas perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, sehingga para stakeholders dapat menilai pelaksanaan kegiatan tersebut.
CSR dalam undang-undang tersebut (Pasal 1 ayat 3) dikenal dengan istilah tanggung
jawab sosial dan lingkungan yang diartikan sebagai komitmen perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Fenomena perkembangan isu CSR secara khusus dibahas oleh majalah MIX
edisi 16 Oktober 2006. Menurut penelusurannya, dalam lima tahun terakhir ini istilah
CSR sangat popular di Indonesia. Banyak perusahaan antusias menjalankan karena
beberapa hal, antara lain; dapat meningkatkan citra perusahaan, dapat membawa
keberuntungan perusahaan, dan dapat menjamin keberlangsungan. Warta Ekonomi pada
tahun 2006 melaporkan bahwa perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan
program CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Survey global yang dilakukan oleh
The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor
dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam
pengambilan keputusan.
Daniri (2008b) menyatakan bahwa pelaksanaan CSR di Indonesia sangat
tergantung pada pimpinan puncak korporasi. Artinya, kebijakan CSR tidak selalu
dijamin selaras dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki
kesadaran moral yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan
kebijakan CSR yang benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya hanya berkiblat pada
kepentingan kepuasan pemegang saham (produktivitas tinggi, profit besar, nilai saham
tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi kebijakan CSR hanya sekadar
kosmetik. Daniri (2008c) menyebutkan bahwa pemahaman perusahaan tentang konsep
CSR masih beragam yang salah satunya disebabkan minimnya literatur yang ada. Hal
senada juga diungkapkan Miranty dalam tulisannya di majalah MIX edisi 16 Oktober
2006. Sampai saat ini, pemahaman mengenai CSR masih belum merata. Banyak
perusahaan yang menjadikan karitas (charity) sebagai bentuk CSR mereka. Padahal
CSR seyogyanya merupakan kebijakan strategis dengan tujuan jangka panjang dan
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Utama (2007) mengungkapkan bahwa saat ini tingkat pelaporan dan
pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah. Selain itu, apa yang dilaporkan
dan diungkapkan sangat beragam, sehingga menyulitkan pembaca laporan tahunan
untuk melakukan evaluasi. Pada umumnya yang diungkapkan adalah informasi yang
sifatnya positif mengenai perusahaan. Laporan tersebut menjadi alat public relation
perusahaan dan bukan sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan ke publik. Dan hingga
kini belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan
bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR. (www.ui.edu). Syafrani (2007)
menyatakan bahwa pengaturan CSR dalam pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007
menimbulkan kontroversi. (www.legalitas.org).
Darwin (2007) dalam Novita dan Djakman (2008) menyatakan bahwa
pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau
laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan
transparansi korporat kepada investor dan stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut
bertujuan untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan
(2006) juga menemukan hasil yang sama. Profitabilitas (dengan proksi net profit
margin) mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial. Dan faktor tipe industri juga terbukti signifikan berpengaruh positif.
Farook dan Lanis (2005) menemukan bahwa faktor size tidak terbukti
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sementara Novita dan Djakman (2008)
menemukan hasil berbeda, bahwa size perusahaan terbukti berpengaruh signifikan.
Parsa dan Kouhy (2007) melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi sosial
oleh perusahaan kecil dan menengah (UMKM) yang terdaftar pada Alternative
Investment Market (AIM) Inggris menghasilkan temuan bahwa size brkorelasi positif
terhadap pengungkapan CSR. Hasil yang sama juga diperoleh Reverte (2008) dan
Branco dan Rodriguez (2008), yaitu bahwa size berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR.
Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial juga dikaitkan dengan
corporate governance. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
mendefinisikan corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. Menilik definisi tersebut, bahwa corporate governance
merupakan system yang dapat memberikan arahan dan kendali agar perusahaan
melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas CSRnya.
Penelitian tentang kaitan corporate governance dengan pengungkapan CSR
dilakukan oleh Novita dan Djakman (2008) dan juga dilakukan oleh Farook dan Lanis
(2005) dengan sampel bank Islam di seluruh dunia. Farook dan Lanis (2005)
menemukan bahwa islamic governance (sebagai proksi corporate governance di bank
Islam) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial. Novita dan Djakman (2008) menemukan hasil bahwa kepemilikan
institusional tidak mempengaruhi luas pengungkapan CSR. Hal ini senada dengan hasil
penelitian Barnae dan Rubin (2005) yang menyebutkan bahwa kepemilikan institusional
tidak memiliki hubungan dengan pengungkapan CSR. Demikian juga dengan variabel
kepemilikan asing yang tidak terbukti berpengaruh signifikan.
Hasil tidak konsisten yang terlihat dalam pengaruh antara variabel profitabilitas
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial oleh beberapa peneliti menunjukkan
fenomena yang menarik dan perlu dilakukan pengujian ulang. Demikian juga dengan
variabel ukuran perusahaan. Secara teoritis, keduanya mempunyai hubungan positif.
Sementara pengujian antara corporate governance terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial belum banyak dilakukan. Sehingga, hasilnya belum bisa dijadikan untuk
men-judgment pengaruh corporate governance terhadap pengungkapan CSR. Fenomena
lainnya adalah bahwa ukuran pengungkapan CSR adalah berbeda di antara beberapa
peneliti. Sembiring (2003 dan 2005) menggunakan pendapat Hackston dan Milne
(1996) sementara Novita dan Djakman (2008) menggunakan indikator dari GRI.
Perbedaan hasil penelitian di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitan dengan judul Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel mekanisme corporate governance (Farook dan Lanis,
2005; Novita dan Djakman, 2008), dan profitabilitas (Parsa dan Kouhy, 1994;
Sembiring, 2003 dan 2005; Hossain dkk, 2006; Anggraini, 2006; Reverte, 2008; Branco
dan Rodriguez, 2008). Variabel mekanisme corporate governance yang digunakan
dalam penelitian ini berbeda dari variabel yang digunakan Novita dan Djakman (2008).
bagaimana
pengaruh
kepemilikan
institusional
terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh komposisi dewan komisaris independen terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
Bab lima (Kesimpulan dan Saran), bab ini membahas kesimpulan, saran, dan
keterbatasan. Tesis ini dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar lampiran yang
meliputi deskripsi sampel penelitian dan hasil outpus SPSS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Legitimasi
ODonovan (2002) menyatakan bahwa;
Legitimacy theory as the idea that in order for an organization to continue
operating successfully, it must act in a manner that society deems socially
acceptable.
(1995)
dalam
Barkemeyer
(2007)
memberikan
definisi
mengenai
klarifikasi dari Lindblom (1994) atas perbedaan diantara legitimation as the process
that leads an organisation being adjudged legitimate, and legitimacy as a status or
condition. Richardson (1987) mendefinisikan legitimation sebagai proses which
create and validate the normative order of society. (Hui dan Bowrey, 2008).
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibilities (CSR) merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan perusahaan dengan stakeholders dan disarankan bahwa CSRD
merupakan jalan masuk dimana beberapa organisasi menggunakannya untuk
memperoleh keuntungan atau memperbaiki legitimasi (Ahmad dan Sulaiman, 2004;
Campbell dkk. 2003; Lindbolm, 1994, dikutip dalam Gray dkk., 1995; ODonovan,
2002). Deegan (2006) dan Dillard dkk. (2004) menyatakan bahwa kerangka teoritis
yang menjadi kajian selama beberapa tahun untuk menjelaskan mengapa organisasi
melaksanakan pelaporan sukarela terkait dengan lingkungan adalah teori legitimasi.
Guthrie dan Parker (1977) menyarankan bahwa organisasi mengungkapkan kinerja
lingkungan mereka dalam berbagai komponen untuk mendapatkan reaksi positif dari
lingkungan dan mendapatkan legitimasi atas usaha perusahaan (Hui dan Bowrey, 2008).
Teori legitimasi memberikan solusi potensial atas studi yang mendasarkan pada
kajian ekonomi. Hal ini ditemukan adanya social contract (Dierkes and Antal, 1985;
Gray et al., 1995b) dan dimensi atas kontrak yang secara potensial dapat meningkat
karena diversifikasi aktivitas internasional perusahaan. CSRD mungkin juga dapat
dilihat sebagai alat untuk membentuk, mempertahankan, dan memperbaiki legitimasi
perusahaan dimana mereka mengeluarkan opini dan kebijakan publik (Patten, 1991)
dan dapat mereduksi political, social and economic exposure and pressure (Deegan dan
Rankin, 1997). (Toms dkk., 2007).
2.1.2
Sejalan dengan definisi di atas, Kotler dan Lee (2005) memberikan definisi CSR
sebagai berikut; Corporate social responsibility is a commitment to improve
community well-being through discretionary business practice and contributions of
corporate resources. Menurut definisi tersebut, elemen kunci dari CSR adalah kata
discretionary. Terdapat pengaruh terhadap kinerja perusaaan dari partisipasi terhadap
tanggung jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan dan market share,
menguatkan posisi merk, menurunkan biaya operasional, dan lain sebagainya. European
Commission seperti dikutip Darwin (2008) mendefinisikan CSR sebagai a concept
whereby companies integrate social and environmental concerns in their business
operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis.
Sedangkan menurut CSR Asia seperti dikutip Darwin (2008) definisi CSR sebagai
berikut; CSR is a companys commitment to operating in an economically, socially and
environmentally sustainable manner whilst balancing the interests of diverse
stakeholders.
Definisi tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa CSR pada dasarnya
adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Definisi CSR dalam penelitian ini merujuk pada definisi yang disampaikan
European Commission dan CSR Asia. Perusahaan semakin menyadari bahwa
kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan lingkungannya tempat perusahaan beroperasi. Hal ini sejalan dengan
kinerja ekonomi (atas dasar variabel pasar dan akuntansi), (3) kinerja sosial dengan
kinerja ekonomi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan yang
mengungkapkan informasi sosial (1) menunjukkan keikutsertaaanya dalam kegiatan
sosial, (2) memiliki risiko sistematis dan tingkat leverage yang rendah, dan (3)
cenderung merupakan perusahaan yang berskala besar. Jadi pengungkapan informasi
sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial dan visibilitas politis serta
berhubungan negatif dengan biaya kontrak dan pengawasan (Anggraini, 2006).
2.1.3
Corporate Governance
Kaen (2003) mendefinisikan corporate governance sebagai sesuatu tentang
siapa yang mengontrol perusahaan dan mengapa dia mengontrol. Cadburry Committe
pada tahun 1992, mendefinisikan corporate governance sebagai prinsip yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara
kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada
shareholder khususnya, dan stakeholder pada umumnya. Sementara itu Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance
sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Shleifer dan Vishny
(1997) mendefinisikan corporate governance sebagai cara-cara untuk memberikan
keyakinan pada para pemasok dana perusahaan akan diperolehnya return atas investasi
mereka (Darmawati, 2007).
Corporate governance GCG dalam penelitian ini merupakan mekanisme
corporate
governance.
Faktor-faktor
mekanisme
corporate
governance
juga
2.1.4
Profitabilitas Perusahaan
Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik (1989) paling baik diekspresikan
dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan
kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Seperti
yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik
(1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan
mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan
perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan yang mempunyai respon sosial dalam
hubungannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial seharusnya menyingkirkan
seseorang yang tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan
dengan variabel akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar
seperti differensial return harga saham (Sembiring, 2003).
jumlah sampel dan periode pengamatan. Penelitian ini menggunakan proksi ROE untuk
mengukur profitabilitas.
Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial ternyata menunjukkan hasil yang beragam dan menarik untuk
dikaji lebih dalam. Penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut;
1) Sembiring (2003)
Penelitian
ini
menguji
pengaruh
kinerja
keuangan,
political
visibility,
2.2.2
kepada masyarakat dan lingkungan. Pelaporan dan pengungkapan CSR juga dilakukan.
Hal ini dilakukan dikarenakan perusahaan menginginkan legitimasi dan nilai positif dari
masyarakat. Sehingga perusahaan akan memperoleh peningkatan laba dalam jangka
waktu yang panjang.
Deegan (2006) dan Dillard dkk. (2004) menyatakan bahwa kerangka teoritis
yang menjadi kajian selama beberapa tahun untuk menjelaskan mengapa organisasi
manajemen
menjadi
bebas
dan
fleksibel
untuk
mengungkapkan
2006; Reverte, 2008; Branco dan Rodriguez, 2008). Kerangka pemikiran teoritis dalam
penelitian ini tampak seperti gambar 2.1.
GAMBAR 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Corporate Governance;
(+)
Pengungkapan
- Kepemilikan Institusional
- Komposisi Dewan Komisaris
Independen
Tanggung
(+)
J
bS i l
Profitabilitas (ROE)
(+)
Ukuran Perusahaan
memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan untuk
memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan, seperti perusahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan asset management (Koh, 2003; Veronica dan Bachtiar, 2005).
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan
yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih
2.3.2
Belkaoui & Karpik (1989) sejalan dengan Donovan dan Gibson (2000) di atas, bahwa
pengungkapan sosial perusahaan justru memberikan kerugian kompetitif (competitive
disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya untuk
mengungkapkan informasi sosial tersebut (Anggraini, 2006). Sehingga hipotesis
penelitiannya adalah sebagai berikut;
H2 : Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1
ij
= -------------
(1)
78
Keterangan:
CSRDI
X
ij
3.3.2
Variabel Independen
3.3.2.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
(profit) pada periode tertentu. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ukuran
probabilitas yang digunakan berbeda-beda. Abbott dan Monsen, (1979); Bowman dan
Haire, (1976); Cowen dkk., (1987) dalam Hakcston dan Milne (1996) menggunakan
ukuran rata-rata dari return on equity, atau return on asset lebih dari satu periode.
Hakston dan Milne (1996) menggunakan return on equity dan return on assets. Gray
dkk. (2001) menggunakan net earning before interest and tax (NEBIT). Sembiring
(2003) menggunakan gross profit margin sebagai proksi. Sembiring (2005)
menggunakan proksi earning per share. Hossain dkk. (2006) menggunakan proksi net
profit margin (NPMARGIN) dan rate of return of assets (ROASSETS).
3.3.3
Net Income
= ---------------------------Shareholders Equity
(2)
Definisi operasional dan skala pengukuran variabel di atas adalah seperti dalam
tabel 3.1 di bawah ini.
TABEL 3.1
DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL
Indikator
No
Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran
Skala
Pengukuran
Variabel
01.
Luas pengungkapan
CSRDI
Pengungkapan Tanggung
berdasarkan GRI
Jawab Sosial
dengan membandingkan
Rasio
jumlah pengungkapan
yang dilakukan dengan
jumlah pengungkapan
yang diharapkan
02.
Jumlah kepemilikan
Persentase
institusional
jumlah
saham yang
dimiliki
beredar
Rasio
saham beredar
X1b; Komposisi dewan
Jumlah keanggotaan
Persentase
komisaris independen
dewan komisaris
jumlah
independen terhadap
anggota dewan
keseluruhan jumlah
komisaris
independen dari
Rasio
seluruhanggota
dewan komisaris
X2; Profitabilitas (ROE)
03.
Kemampuan perusahaan
ROE (return on
equity)
Ukuran perusahaan
Log natural of
Rasio
Variabel Kontrol:
Ukuran Perusahan
Rasio
Analisis Deskriptif
Analisis desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel
penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain; mean, median, minimum,
maximum, dan standard deviation.
3.6.2
Analisis Statistik
Analisis statistik digunakan untuk menguji kualitas data dan pengujian hipotesis.
Analisis statistik yang dilakukan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
3.6.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi model
yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Sehingga model tersebut dapat
digunakan untuk keperluan estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang
dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat
dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2007).
Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak
mengunakan analisis statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir
sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2007). Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan
perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas
terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 10,
apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam
Sulastini, 2007). Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate
governance dan profitabilitas. Penelitian ini juga menggunakan variable kontrol, yaitu
ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
= 0 + 1 KepIns + 2 KomInd + 3 ROE + 4 SIZE + e
CSRDI
(3)
Dimana;
CSRDI
KepIns
= kepemilikan institusional
KomInd
ROE
= return on equity
SIZE
= ukuran perusahaan
= intercept
1,..., 4
= koefisien regresi
= error
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).
Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
berada di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007).
Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) 13. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh
nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah dilakukan pengujian.
Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-test.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
392
207
89
118
80
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
KepInst
80
0
36.0220
33.3700
20.00
25.32088
1.65
89.88
KomInd
80
0
40.0875
40.0000
33.00
11.54868
20.00
75.00
ROE
Size
80
80
0
0
11.3141 34293.22
9.0600 2538.5350
3.00a
89.39a
9.70613 77468.36
.03
89.39
46.00 403298.00
CSRD
80
0
.2458
.2400
.41
.10619
.08
.49
sampel yang mempunyai aset rendah sebesar 89 milyar rupiah. Standar deviasinya
sangat tinggi yaitu 74,45%. Dengan demikian, perusahaan di Indonesia yang menjadi
sampel sangatlah variatif.
Kelompok
Jum
Skor
Perusahaan
lah
Lingku
Ekonomi
lah
Sosial
ngan
Asuransi
0.13
Elektronik
0.24
18,5
4.5
2.5
11.5
0.14
11
Kredit
0.30
17
4.33
11.67
Manufaktur
0.28
22
4.5
3.83
13.5
Perbankan
14
0.37
22
1.86
15.14
Real estate
19
0.19
14
3.84
1.84
8.79
Sekuritas
0.23
12
4.4
0.4
7.2
Telekomunikasi
0.27
21
2.25
13.75
10
Transportasi
0.19
15
4.33
9.33
11
0.18
11
12
Lain-lain
15
0.24
15
4.67
1.93
8.79
13
Rata-rata
80
0.24
15.18
4.30
1.38
9.81
79
30
40
0.48
0.05
0.25
14
15
Seharusnya diungkapkan
Skor rata-rata
Jumlah Perusahaan
Persentase
Kurang dari 5%
7,50%
Lebih dari 5%
74
92,50%
Jumlah
80
100,00%
Jumlah Perusahaan
Persentase
11
13,75%
69
86,25%
Jumlah
80
100,00 %
4.1.2.4 Profitabilitas
Dilihat dari profitabilitas yang dalam penelitian ini diukur dengan ROE
diketahui bahwa perusahaan yang memiliki ROE lebih dari 10% sebanyak 36
perusahaan atau 45,00%. Sedangkan perusahaan yang memiliki ROE positif kurang dari
10% adalah sebanyak 44 atau 55,00%. Komposisi sampel berdasarkan ROE adalah
seperti dalam tabel 4.6. Sedangkan ROE masing-masing perusahaan dapat dilihat pada
lampiran 2.
Tabel 4.6
Komposisi Perusahaan Berdasarkan ROE
ROE
Kurang dari 10 %
Jumlah Perusahaan
44
Persentase
55,00%
Lebih dari 10 %
36
45,00%
Jumlah
80
100,00%
Perusahaan yang mempunyai ROE lebih dari 10% sebesar 45,00%. Hal ini
berarti bahwa perusahaan di Indonesia dapat melaksanakan usaha dengan baik. Investor
dan calon investor akan semakin tertarik dengan realitas ini. Perusahaan di Indonesia
rata-rata mempunyai tingkat profitabilitas yang cukup baik.
4.1.2.5 Ukuran Perusahaan
Dilihat dari ukuran perusahaan yang diukur dengan proksi total assets value
dapat dilihat pada tabel 4.7. Total assets value masing-masing perusahaan dapat dilihat
pada lampiran 2. Ukuran perusahaan yang menjadi sampel cukup variatif dan merata,
dari perusahaan yang memiliki asset yang kecil hingga perusahaan yang mempunyai
asset yang tinggi. Berdasarkan kategori asset kurang dari 1.000 milyar rupiah, terdapat
sebanyak 20 perusahaan (25%) dan selebihnya (75%) adalah perusahaan dengan
kategori lebih dari 1.000 milyar rupiah. Artinya bahwa sebanyak 20 perusahaan sampel
adalah termasuk perusahaan kecil, dan 60 perusahaan sampel adalah perusahaan besar.
Tabel 4.7
Komposisi Perusahaan Berdasarkan Jumlah Aset
Jumlah Asset
Jumlah Perusahaan
Persentase
20
25,00%
60
75,00%
Jumlah
80
100,00%
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
a,b Mean
Normal Parameters
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
KepInst KomInd
80
80
36.0220 40.0875
25.32088 11.54868
.131
.155
.131
.155
-.087
-.130
1.170
1.389
.129
.042
ROE
Size
80
80
11.3141 34293.22
9.70613 77468.36
.127
.346
.127
.346
-.123
-.329
1.135
3.099
.152
.000
CSRD
80
.2458
.10619
.100
.100
-.079
.896
.398
Ln_size
80
8.2894
2.18675
.116
.116
-.060
1.038
.231
Model
1
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.919
1.089
.826
1.211
.877
1.140
.829
1.207
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi dalam penelitian ini.
Gambar 4.1
Scatterplot
Diagram Scatterplot
Dependent Variable: CSRD
-1
-2
-2
-1
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
.012
.046
2.70E-005
.000
.002
.001
.003
.001
.014
.005
Standardized
Coefficients
Beta
.006
.231
.290
.279
t
.253
.066
2.241
2.900
2.708
Sig.
.801
.948
.028
.005
.008
R
R Square
.585a
.342
Adjusted
R Square
.307
Std. Error of
the Estimate
.08839
4.3 Pembahasan
4.3.1 Corporate Governance terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
4.3.1.1 Kepemilikan Institusional
Novita dan Djakman (2008) menyatakan bahwa struktur kepemilikan
institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan
yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistic manajer (Arif, 2006 dalam Novita Djakman, 2008). Hal ini berarti
kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hasil uji t untuk variabel kepemilikan institusional menunjukkan bahwa variable
ini mempuyai nilai signifikansi 0,948 (94,80%) yang berarti berada di atas taraf
signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
tekanan
kepada
manajemen
untuk
melaksanakan
aktivitas
dan
Efek Indonesia No. 1-A tanggal 14 Juli tahun 2004 mampu memberikan monitor yang
positif yaitu dalam mengawasi kegiatan manajemen dalam pengungkapan CSR.
Penerimaan hipotesis yang kedua ini mungkin disebabkan bahwa komposisi
dewan komisaris independen (prosentase jumlah dewan komisaris independen
dibanding total anggota dewan komisaris) memberikan pengaruh terhadap aktivitas
perusahaan. Komposisi dewan komisaris independen merupakan mekanisme GCG
(good corporate governance) yang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang
efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan (KNKG,
2006). Dengan demikian komposisi dewan komisaris independen akan berdampak pada
meningkatnya kegiatan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
4.3.2
berarti berada di bawah taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Penemuan ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
mempunyai tingkat profitabilitas tinggi akan mengungkapkan informasi CSR yang telah
dilakukan. Hal ini mungkin dikarenakan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas CSR
bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi keberlangsungan
perusahaan. Melainkan aktivitas CSR merupakan langkah strategis jangka panjang yang
akan memberikan efek positif bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Hossain dkk. (2006).
Dalam penelitiannya tentang pengungkapan CSR di Bangladesh menemukan bukti
bahwa faktor profitabilitas (dengan proksi net profit margin) mempunyai hubungan
positif terhadap pengungkapan CSR. Walaupun demikian, proksi yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas berbeda. Penelitian ini menggunakan ROE sedangkan Hossain
dkk. (2006) menggunakan net profit margin. Hasil penelitian ini mendukung pendapat
Bowman dan Haire (1976) dan Preston (1978) dalam Hackston dan Milne (1996) yang
menyatakan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial (Anggraini, 2006).
Penelitian ini menghasilkan temuan berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sembiring (2003 dan 2005), Anggraini (2006), Branco dan Rodriguez (2008), dan
Reverte (2008). Keempatnya menemukan hasil yang sama bahwa profitabilitas tidak
terbukti mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Hal
ini mungkin disebabkan karena perbedaan proksi yang digunakan. Sembiring (2003)
menggunakan proksi gross profit margin. Sedangkan Anggraini (2006) menggunakan
proksi net profit margin. Branco dan Rodriguez (2008) menggunakan proksi yang sama
dengan Reverte (2008) yaitu ROA (return on assets).
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2003) yang melaporkan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung teori legitimasi yang
menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Juga tidak berhasil membuktikan arah hubungan negatif antara
profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sesuai yang
dikemukakan oleh Donovan dan Gibson (2000).
Alasan penerimaan atas hipotesis yang diajukan yang dapat diberikan adalah
bahwa perusahaan di Indonesia akan meningkatkan pengungkapan tanggung jawab
sosial ketika memperoleh profit yang tinggi. Artinya bahwa perusahaan di Indonesia
sudah mulai menganggap penting keberadaan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Sehingga semakin besar keuntungan yang diperoleh akan semakin tinggi juga nilai dari
kinerja CSR yang dilakukan. Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz
(1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan
memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan
untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan (Sembiring, 2003).
Alasan
lainnya
bahwa
perusahaan
di
Indonesia
menganggap
bahwa
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan akan memberikan nilai positif
bagi perusahaan. Menurut Solomon dan Hansen (1985) dalam Mc Guire et. al. (1985),
dengan CSP (corporate social performance) yang baik akan meningkatkan goodwill
karyawan dan konsumen, sehingga perusahaan tersebut akan menghadapi masalah
dengan tenaga kerja yang lebih sedikit, lalu konsumen akan lebih setia kepada produk
perusahaan. Moussavi dan Evans (1986) dalam Mc Guire dkk. (1988) menyatakan
bahwa aktivitas tanggung jawab sosial juga dapat meningkatkan hubungan antara
perusahaan dengan konstituen penting seperti bank, investor, dan pemerintah.
Peningkatan hubungan dengan pihak-pihak penting ini dapat memberikan keuntungan
ekonomi (Monika dan Hartanti, 2008).
4.3.3
tanggung jawab sosial adalah tingkat visibilitas. Perusahaan besar mempunyai tingkat
visibilitas tinggi sehingga akan lebih responsive dalam pengungkapan tanggung jawab
sosial. Meznar dan Nigh (1995) dalam Udayasankar (2007) menyatakan bahwa
perusahaan besar lebih besar tingkat resistensinya, sehingga jika kecil tingkar respon sosialnya
akan mengakibatkan konflik. Hal ini akan mengganggu tujuan perusahaan untuk mendapatkan
legitimasi dan nilai positif dari masyarakat atau stakeholders lainnya.
dan Reverte (2008) menggunakan proksi the natural logarithm of market capitalization.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Farook dan Lanis
(2005), Hossain dkk. (2006), dan Anggraini (2006).
Hasil penelitian ini mendukung teori legitimasi bahwa perusahaan yang besar
akan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaannya untuk mendapatkan
legitimasi dari stakeholders. Cowen dkk. (1987) dalam Sembiring (2003) menyatakan
bahwa perusahaan besar yang melakukan lebih banyak aktivitas yang memberikan
dampak yang lebih besar terhadap masyarakat, kemungkinan mempunyai lebih banyak
pemegang saham yang boleh jadi terkait dengan program sosial perusahaan, dan laporan
tahunan akan dijadikan sebagai alat yang efisien untuk menyebarkan informasi ini.
Dengan demikian, perusahaan di Indonesia yang menjadi sampel dalam penelitian ini
berarti menyadari bagaimana kedudukan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam laporan tahunan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan institusional tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Komposisi dewan komisaris independen dengan proksi prosentase jumlah dewan
komisaris
independen
terbukti
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa
saran sebagai berikut:
a. Bagi manajemen diharapkan lebih lengkap dalam mengungkapkan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial dalam laporan
tahunannya.
b. Bagi pemerintah dan IAI diharapkan mampu merumuskan suatu kebijakan untuk
menjadikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai sebuah
mandatory disclosure mengingat rendahnya tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan indikator pengungkapan CSR yang
lebih sesuai dengan karakter perusahaan di Indonesia.
d. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang lebih
lama sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh
kondisi yang sebenarnya serta menambah jumlah sampel.
e. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau menggunakan variabel
lain untuk menemukan suatu model standar pendugaan pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
5.3 KETERBATASAN
Penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya adalah jumlah sampel yang
diperoleh relatif sedikit, yaitu sebanyak 80 perusahaan dari 392 perusahaan yang
terdaftar dan pengukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
indikator GRI kurang cocok dengan keadaan pengungkapan yang telah dilakukan oleh
perusahaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan
tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar Bursa Efek
Jakarta). Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX,
Padang, 23-26 Agustus 2006.
Branco, Manuel Castelo dan Lucia Lima Rodrigues. 2008. Factors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business
Ethics (2008) 83:685701. http://www.springer.com. Diakses tanggal 4 Mei 2009.
Daniri, Mas Achmad. 2008a. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag
I).
http://www.madani-ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosial-
--------------. 2008c. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag III Finish).
http://www.madani-ri.com/2008/02/11/standarisasi-tanggung-jawab-
Darwin, Ali. 2008. CSR; Standards dan Reporting. Makalah disampaikan pada
seminar nasional CSR sebagai kewajiban asasi perusahaa; telaah pemerintah,
pengusaha, dan Dewan Standar Akuntansi, tanggal 18 Juni 2008 di Unika
Soegijapranata Semarang.
Farook, Sayd dan Roman Lanis. 2005. Banking On Islam? Determinants of Corporate
Social
Responsibility
Disclosure.
http://www.afaanz.org/web2005/papers.
Hossain, M., K. Islam dan J. Andrew. 2006. Corporate Social and Environmental
Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh. Faculty of
commerce
papers,
University
of
Wollongong.
Case
study
of
Three
Note-issuing
Banks
(2003-2006).
Kotler, Philip dan Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility; Doing the
Most Good for Your Company and Your Cause. New Jersey; John Wiley &
Sons, Inc.
Maksum, Azhar dan Azizul Kholis. 2003. Analisis Tentang Pentingnya Tanggung
Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan (Corporate Responsibility and Social
Accounting): Studi Empiris Di Kota Medan. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16 17 Oktober 2003.
Monika, Elsa Rumiris dan Dwi Hartanti. 2008. Analisis Hubungan Value Based Management
dengan Corporate Social Responsibility dalam Iklim Bisnis Indonesia (Studi Kasus
Perusahaan Swa100 2006). Makalah disampaikan pada Simposium Nasional
Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan
Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional
Akuntansi XI, Pontianak, 22 25 Juli 2008.
Parsa, Sepideh dan Reza Kouhy. 1994. Disclosure of Social Information by UK
Companies; a Case Study of Legitimacy Theory. Diakses tanggal 6 April 2008.
by
Spanish
Listed
Firms.
Journal
of
Business
Ethics.
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Makalah disampaikan pada Simposium
Nasional Akuntansi IX, Makassar, 26-28 Juli 2007.
Sembiring,
Eddy
Rismanda.
2003.
Kinerja
Keuangan,
Political
Visibility,
Toms, J. S., J. Hasseldine, dan H. Massoud. 2007. Political, social and economic
determinants of corporate social disclosure by multi-national firms in
environmentally sensitive industries. Working paper 28 University of York and
The York Management School. http://www.eprints.whiterose.ac.uk. Diakses
tanggal 11 Agustus 2008.
Udayasankar, Khrisna. 2007. Corporate Social Responsibility and Firm Size. Journal
of Business Ethics (2008) 83:167175. http://www.springer.com Diakses tanggal
16 Maret 2009.
http://www.idx.co.id
Undang-Undang No. 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Lampiran 1
Indeks Pengungkapan CSR berdasarkan GRI Indicators
No.
Kode
Sifat
Indikator
Economic Performance Indicators
Aspect: Economic Performance
nilai ekonomi secara langsung umum dan terdistribusi, termasuk pendapatan,
EC1
Core
biaya opearasional, kompensasi pekerja, donasi dan ivestasi sosial lainnya, laba
ditahan dan pembayaran terhadap providers (hutang) dan pemerintah (pajak)
Implikasi finansial dan resiko lainnya dan kesempatan kegiatan organisasi yang
EC2
Core
berkaitan dengan perubahan iklim
EC3
Core
EC4
Core
EC5
Add
rentang rasio dari upah dibandingkan UMR didasarkan pada lokasi usaha
EC6
Core
Kebijakan, prktik dan proporsi pengeluaran supplier didasarkan pada lokasi usaha
EC7
Core
Prosedur untuk penyewaan dan proporsi dari managemen senior dari komunitas
lokal berdasar lokasi usaha
Aspect: Indirect Economic Im pacts
Perkembangan dan impek dari investasi infrastruktur dan ketersediaan pelayanan
8
EC8
Core
untuk masyarakat melalui commercial, inkind atau pro bono management
Pemahaman dan penjelasan impek ekonomi secara tidak langsung termasuk efek
EC9
Add
luaran
EN1
Core
11
EN2
Core
12
EN3
Core
13
EN4
Core
14
EN5
Add
Inisiatif untuk menyediakan efisien energi atau energi yang dapat diperbarui
15
EN6
Add
berdasar produk dan jasa dan pengurangan dalam persyaratan energi sebagai
hasil dari insiatif tersebut
inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pencapaian
16
EN7
Add
pengurangan tersebut
Aspect: Water
17
EN8
Core
18
EN9
Add
19
EN10
Add
20
EN11
Core
area dengan nilai kenekaragaman bio yang tinggi diluar area yang dilindungi
Penjelasan dari impek signifkan dari kegiatan, produk dan jasa tentang
21
EN12
Core
kenekaragaman bio dalam area yang dilindungi dan area denga keanekaragaman
bio yang tinggi diluar area yang dilindungi
22
EN13
Add
23
EN14
Add
24
EN15
Add
habitat dalam area ang dipengaruhi oleh operasi berdasar pada level dan resiko
kepunahan
Aspect: Emissions, Effluents, and Waste/Emisi, limbah dan pengaliran limbah
25
EN16
Core
jumlah gas rumah kaca langsung maupun tidak langsung berdasarkan volume
26
EN17
Core
gas rumah kaca tidak langsung yang lain berdasarkan berat atau volume
27
EN18
Add
inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaian pengurangan
tersebut
28
EN19
Core
29
EN20
Core
NO, SO dan emsisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan tipe dan berat
30
EN21
Core
31
EN22
Core
32
EN23
Core
33
EN24
Add
export dibawah kategoi basel convention annex 1, 2, 3 dan 4 dan prosentase dari
limbah yang dippindahkan secara international
identitas, ukuran, status perlindingan dan nilai keragaman bio dari air dan habitat
34
EN25
Add
35
EN26
Core
efek luar lainnya
36
EN27
Core
prosentase dari produk yang terjual dan materi pengepak berdasarkan kategori
Aspect : Compliance
nilai moneter dan total sanksi jumlah non moneter untuk ketidakpatuhan
37
EN28
Core
berdasarkan aturan dan hukum lingkungan
Aspect : Transport
impek lingkungan signifikan dari pendistribusian produk dan barang lainnya dan
38
EN29
Add
39
EN30
Add
LA1
Core
wilayah
41
LA2
Core
42
LA3
Add
total jumlah dan level dari karywan berdasar pada umur, gender dan wilayah
keuntungan yang tersedia untuk karyawan penuh waktu dan yang tidak tersedia
untuk karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan operasi besar
Aspect: Labor/Management Relations
43
LA4
Core
44
LA5
Core
45
LA6
Add
46
LA7
Core
berdasarkan wilayah
LA8
Core
LA9
Add
perkumpulan dagang
Aspect: Training and Education
Rata-rata angka dari training per tahun per karyawan berdasarkan kategori
48
LA10
Core
karyawan
program managemen ketrampilan dan pembelajaran seumur hidup yang
49
LA11
Add
mendukung dari kemampuan kerja dan membantu mereka dalam memanaj karir
Prosentasedari karyawan yang menerima kinerja regular dan review
50
LA12
Add
pengembangan karir
Aspect: Diversity and Equal Opportunity
komposisi dari badan kepemerintahan dan karywan per kategori berdasar pada
51
LA13
Core
gender, umur, anggota group minoritas dan indikator dari keberagaman lainnya
52
LA14
Core
rasio dari gaji antara karywan pria dan wanita berdasarkan kateogri karyawan
HR1
Core
berkaitan dengan hal tersebut
54
HR2
Core
prosentase dari supplier dan kontraktor yang telah lolos dari isu HAM dan aksinya
Jumlah jam kerja yang ditraining berdasar kebijakan dan prosedur menimbang
55
HR3
Add
aspek HAM yang berkaitan dengan operasi termasuk prosentase karyawan yang
ditraiining
Aspect: Non-discrimination
56
HR4
Core
57
HR5
dan collective bargaining dalam resiko signifikan dan aksi yang diambil untuk
mendukung hak tersebut
Aspect: Child Labor
identifaksi operasi dalam resiko yang signifikan tentang tenaga kerja anak
58
HR6
Core
dibawah umur dan mengukur aksi yang dapat menghilangkan tenaga kerja
dibawah umur
HR7
Core
mengeliminasi tenaga kerja tetap
Aspect: Security Practices
prosentase dari personal keamanan yang dilatih untuk kebijakan dan prosedur
60
HR8
Add
organisasi dalam hal HAM yang berkaitan dengan opearasi
Aspect: Indigenous Rights/Hak Pribumi
61
HR9
Add
SO1
Core
impek dari kegiatan dalam komunitas, termasuk in, proses dan out
Aspect: Corruption
63
SO2
Core
prosentase dan jumlah unit bisnis yang dianalisis berkaitan dengan korupsi
64
SO3
Core
Prosentase dari karywan yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur anti-korupsi
65
SO4
Core
66
SO5
Core
lobbying
Total nilai keuangan dan kontribusi pada partai politik, politikus dan institusi yang
67
SO6
Add
berkaitan dengan negara
Aspect: Anti-Competitive Behavior
Jumlah aksi hukum untuk perilaku anti kompetitif, anti-trust dan praktik monopoli
68
SO7
Add
dan hasil mereka
Aspect: Compliance
nilai moneter dan sanksi non moneter untuk kepatuhan terhadap hukum dan
69
SO8
Core
regulasi
PR1
Core
berdasar peningkatan dan prosentase dari produk dan jasa yang signifikan
seperti prosedur
Jumlah insiden dari ketidakpatuhan terhdap regulasi dan aturan informal tentang
71
PR2
Add
kesehatan dan keamanan produk dan jasa selama siklus hidup, berdasar tipe
outcome
Aspect : Product and Service Labeli ng
Tipe dari informasi produk dan jasa dihasilkan oleh prosedur dan prosentase
72
PR3
Core
tentang produk dan jasa seperti persyaratan informasi
jumlah insiden ketidakpatuhan dengan regulasi dan aturan informal berdasar
73
PR4
Add
informasi dan label produk dan jasa, berdasar tipe outcomes
Praktik yang berkaitan dengan kepuasan konsumen termasuk hasil survey yang
74
PR5
Add
mngukur kepuasan konsumen
Aspect : Marketing Communications
program untuk ketaatan terhadap hukum, standard dan aturan informal berkaitan
75
PR6
Core
dengan komunikasi pemasaran termasuk iklan, promosi dan sponsor
total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan aturan informal
76
PR7
Add
77
PR8
Add
konsumen
Aspect: Compliance
nilai moneter untuk ketidakpatuhan berdasar hukum regulasi concerning provisi
78
PR9
Core
dan penggunaan produk dan jasa
TOTAL
No.
Stock
Nama Emiten
Ekon
Lingku
omi
ngan
Sosial
Total
Kepe
Komposis
milikan
Institu
Komisaris
sional
Independ
(%)
en (%)
ROE
(%)
SIZE
(miliar
rupiah)
ADMF
5.00
3.00
17.00
0.37
25.00
33.00
46.00
1,574.54
ALFA
4.00
0.00
2.00
0.12
10.00
30.00
1.12
688.38
ANTA
4.00
0.00
7.00
0.14
33.91
33.00
11.61
334,568.00
ASGR
5.00
5.00
15.00
0.32
51.00
33.00
22.90
624.56
ASII
5.00
6.00
21.00
0.41
50.09
50.00
24.00
63,520.00
ASDM
3.00
0.00
3.00
0.10
73.92
25.00
2.90
236,690.00
AMAG
3.00
0.00
7.00
0.20
2.13
25.00
9.83
365.20
BNBR
6.00
7.00
19.00
0.41
24.72
50.00
4.60
14,137.00
BTEL
5.00
3.00
11.00
0.24
2.77
40.00
7.70
4,684.20
10
ELTY
3.00
3.00
13.00
0.24
39.50
25.00
3.25
5,706.02
11
INPC
5.00
2.00
17.00
0.39
39.96
33.00
3.01
11,282.58
12
BABP
4.00
0.00
15.00
0.39
73.05
50.00
4.06
6,346.39
13
BBCA
5.00
3.00
19.00
0.41
51.15
60.00
26.70
218,005.00
14
BCIC
5.00
0.00
10.00
0.31
20.32
50.00
7.09
13,282.17
15
BNGA
5.00
0.00
18.00
0.41
62.91
60.00
15.43
54,845.58
16
BDMN
5.00
2.00
17.00
0.41
68.00
57.00
22.90
89,410.00
17
MEGA
5.00
1.00
9.00
0.24
55.20
67.00
25.52
34,908.00
18
BBNI
5.00
4.00
18.00
0.39
47.00
43.00
8.03
183,342.00
19
NISP
6.00
0.00
16.00
0.39
70.30
50.00
8.71
28,469.00
20
BNLI
5.00
7.00
18.00
0.43
10.99
50.00
18.10
37,841.53
21
BBRI
6.00
2.00
21.00
0.49
42.05
56.00
31.64
203,735.00
22
BFIN
5.00
0.00
15.00
0.41
62.05
25.00
17.80
1,126.00
23
BHIT
5.00
1.00
9.00
0.29
14.84
38.00
11.60
19,741.80
24
CTRP
4.00
0.00
6.00
0.13
5.83
40.00
3.00
3,534.00
25
CMNP
5.00
5.00
18.00
0.36
23.00
43.00
8.86
1,295.32
26
DEWA
5.00
4.00
15.00
0.31
75.30
50.00
0.03
5,590.00
27
DUTI
3.00
0.00
3.00
0.08
34.86
50.00
3.00
3,513.46
28
ELSA
ELNUSA TBK
5.00
2.00
16.00
0.29
1.65
40.00
10.60
2,159.00
29
GSMF
3.00
0.00
3.00
0.12
86.40
40.00
4.40
1,301.20
30
EXCL
5.00
2.00
13.00
0.26
34.00
30.00
6.00
18,827.00
31
FAST
4.00
2.00
14.00
0.26
10.31
40.00
27.20
629.49
32
KBLV
4.00
0.00
9.00
0.17
88.69
29.00
0.73
1,177.82
33
FORU
4.00
0.00
10.00
0.18
23.81
50.00
8.59
190,445.00
34
GEMA
4.00
0.00
5.00
0.12
7.81
33.00
14.37
329.21
35
KPIG
3.00
2.00
7.00
0.15
14.57
40.00
0.21
900.92
36
HEXA
3.00
4.00
11.00
0.23
29.00
33.00
13.00
1,383.84
37
HITS
5.00
0.00
15.00
0.26
5.56
50.00
18.00
2,048.31
38
ISAT
INDOSAT TBK
5.00
2.00
9.00
0.21
23.65
30.00
17.71
40,305.00
39
DILD
4.00
3.00
7.00
0.18
76.19
33.00
3.70
2,015.70
40
INTA
4.00
0.00
5.00
0.12
41.78
33.00
2.97
863.82
41
JSPT
4.00
3.00
15.00
0.28
15.63
40.00
2.60
2,718.90
42
JSMR
6.00
3.00
21.00
0.38
18.48
33.00
4.61
13,847.23
43
JTPE
5.00
0.00
3.00
0.10
64.29
50.00
6.00
96.63
44
JRPT
4.00
5.00
11.00
0.26
43.00
40.00
9.70
1,907.36
45
KIJA
5.00
0.00
10.00
0.19
6.26
33.00
2.00
2,506.34
46
KREN
4.00
0.00
7.00
0.22
42.39
50.00
15.99
709.06
47
LPCK
3.00
0.00
12.00
0.19
16.62
50.00
2.75
1,046.45
48
MPPA
4.00
0.00
12.00
0.29
42.45
75.00
5.60
8,403.00
49
MTDL
4.00
0.00
8.00
0.15
20.00
33.00
10.02
1,162.00
50
MAPI
5.00
0.00
6.00
0.16
35.00
33.00
9.40
2,960.00
51
MITI
4.00
0.00
5.00
0.18
32.83
33.00
3.48
124.86
52
META
4.00
0.00
5.00
0.12
20.00
25.00
5.70
650.08
53
PNBN
4.00
3.00
9.00
0.27
44.73
50.00
13.98
53,470.00
54
PANR
3.00
0.00
9.00
0.15
64.25
33.00
4.97
403,298.00
55
PJAA
4.00
2.00
7.00
0.17
41.00
40.00
17.30
1,277.13
56
PGAS
6.00
6.00
20.00
0.41
9.55
40.00
32.30
20,348.34
57
PLIN
3.00
0.00
3.00
0.08
44.75
50.00
6.17
2,965.00
58
POOL
3.00
0.00
2.00
0.10
21.85
25.00
10.92
136.76
59
PNSE
3.00
4.00
8.00
0.19
20.52
33.00
17.08
211,513.00
60
PUDP
5.00
5.00
12.00
0.28
14.74
33.00
3.35
254.95
61
RUIS
4.00
0.00
8.00
0.15
80.60
33.00
20.00
412.17
62
RALS
4.00
0.00
7.00
0.18
50.00
40.00
17.00
2,917.53
63
RELI
4.00
0.00
7.00
0.20
73.08
50.00
23.06
556.01
64
RIGS
5.00
3.00
4.00
0.15
11.39
20.00
5.35
600.99
65
RBMS
3.00
0.00
4.00
0.09
3.00
33.00
0.55
220.75
66
BKSL
5.00
5.00
16.00
0.33
5.74
33.00
0.04
2,524.87
67
SCMA
5.00
2.00
18.00
0.32
55.00
50.00
10.30
2,552.20
68
SSIA
3.00
0.00
4.00
0.09
14.60
20.00
1.90
1,541.00
69
SIIP
4.00
0.00
3.00
0.09
26.71
40.00
14.92
1,570.85
70
TLKM
TELEKOMUNIKASI INDONESIA
5.00
2.00
22.00
0.37
16.20
40.00
38.10
82,059.00
71
TMPO
5.00
0.00
17.00
0.28
75.00
40.00
5.22
121.95
72
TIRA
4.00
2.00
8.00
0.18
3.67
20.00
3.16
239.00
73
TKGA
3.00
0.00
8.00
0.16
19.00
33.00
0.09
89.39
74
TRIM
5.00
1.00
8.00
0.27
19.91
50.00
23.10
1,677.30
75
UNTR
5.00
4.00
11.00
0.26
45.00
38.00
28.90
13,002.00
76
WAPO
4.00
6.00
9.00
0.24
61.31
50.00
0.07
199.52
77
WIKA
5.00
2.00
16.00
0.29
4.01
40.00
11.11
4,133.06
78
BBIA
5.00
0.00
11.00
0.33
89.88
20.00
13.18
18260.09
79
LPBN
LIPPO BANK
5.00
2.00
14.00
0.35
87.03
71.00
19.03
38962.00
80
DGIK
5.00
0.00
12.00
0.22
9.02
40.00
9.26
1210.84
KepInst
80
0
36.0220
33.3700
20.00
25.32088
1.65
89.88
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
KomInd
80
0
40.0875
40.0000
33.00
11.54868
20.00
75.00
ROE
Size
80
80
0
0
11.3141
34293.22
9.0600 2538.5350
3.00a
89.39a
9.70613
77468.36
.03
89.39
46.00 403298.00
CSRD
80
0
.2458
.2400
.41
.10619
.08
.49
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
KepInst
80
36.0220
25.32088
.131
.131
-.087
1.170
.129
KomInd
80
40.0875
11.54868
.155
.155
-.130
1.389
.042
ROE
80
11.3141
9.70613
.127
.127
-.123
1.135
.152
Size
80
34293.22
77468.36
.346
.346
-.329
3.099
.000
CSRD
80
.2458
.10619
.100
.100
-.079
.896
.398
Ln_size
80
8.2894
2.18675
.116
.116
-.060
1.038
.231
Coefficientsa
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.919
1.089
.826
1.211
.877
1.140
.829
1.207
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
Scatterplot
-1
-2
-2
-1
Descriptive Statistics
Mean
.2458
36.0220
40.0875
11.3141
8.2894
CSRD
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
Std. Deviation
.10619
25.32088
11.54868
9.70613
2.18675
N
80
80
80
80
80
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
CSRD
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
CSRD
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
CSRD
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
CSRD
1.000
.131
.397
.434
.444
.
.123
.000
.000
.000
80
80
80
80
80
KepInst
.131
1.000
.261
.045
.184
.123
.
.010
.347
.051
80
80
80
80
80
KomInd
.397
.261
1.000
.253
.325
.000
.010
.
.012
.002
80
80
80
80
80
ROE
.434
.045
.253
1.000
.307
.000
.347
.012
.
.003
80
80
80
80
80
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Ln_size,
KepInst,
ROE, a
KomInd
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model Summary
Model
1
R
R Square
.585a
.342
Adjusted
R Square
.307
Std. Error of
the Estimate
.08839
Ln_size
.444
.184
.325
.307
1.000
.000
.051
.002
.003
.
80
80
80
80
80
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
.305
.586
.891
df
4
75
79
Mean Square
.076
.008
F
9.753
Sig.
.000a
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
KepInst
KomInd
ROE
Ln_size
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
.012
.046
2.70E-005
.000
.002
.001
.003
.001
.014
.005
Standardized
Coefficients
Beta
.006
.231
.290
.279
t
.253
.066
2.241
2.900
2.708
Sig.
.801
.948
.028
.005
.008