Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. PENGERTIAN
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah:
Pendekatan pembelajaran
Strategi pembelajaran
Metode pembelajaran
Teknik pembelajaran
Taktik pembelajaran
Model pembelajaran.
Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan
kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
1.
Pendekatan pembelajaran
Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
2.
Strategi Pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu:
Exposition-discovery learning
Metode Pembelajaran
Dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya:
Ceramah
Demonstrasi
Diskusi
Simulasi
Laboratorium
Pengalaman lapangan
Brainstorming
Debat
Simposium
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
4.
Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
5.
Taktik Pembelajaran
Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat).
6.
Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce
Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4
(empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: model interaksi sosial, model pengolahan
7.
Alokasi waktu/waktu tatap muka: Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan
dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam
menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai
dengan target yang ingin dicapai. Sehingga model yang dipakaipun harus sesuai.
C.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas
yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik
dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang
telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
Beberapa Model Pembelajaran:
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning)
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok
secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasisosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok
kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 5 orang, siswa heterogen
(kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok
heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily
life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar
muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif nyaman dan
menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya,
yaitu modeling(pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahanpetunjuk,
rambu-rambu,
contoh),questioning (eksplorasi,
membimbing,
menuntun,
mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),learning community (seluruh
siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba,
mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi,
hipotesis,
konjektur,
generalisasi,
menemukan), constructivisme(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsepaturan,
analisis-sintesis),
reflection
(reviu,
rangkuman,
tindak
lanjut), authentic
assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek
dengan berbagai cara).
3. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih
dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat
tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi,
demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi,
identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
4. Ekspositoris
Menekankan pada proses bertutur, materi pelajaran diberikan secara langsung dan
peran siswa adalah menyimak.
Ciri:
Materi pelajaran yang sudah jadi (data atau fakta/konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa berfikir ulang)
Karena sifatnya bertutur, strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan pada
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, jika tidak maka
perlu digunakan strategi yang lain.
Karena sifatnya bertutur secara universal di kelas, maka strategi ini tidak dapat melayani
perbedaan setiap individu baik dalam kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, serta gaya
belajar. Jadi tingkat keberhasilannya kemungkinan tidak sampai 100 % setiap anak.
Karena lewat ceramah, maka sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis. Mungkin hanya akan
ada satu atau dua orang anak saja. Tapi tidak bisa memacu anak yang lainnya. Karena
mereka hanya di posisikan pasif mendengarkan.
Keberhasilan strategi ini terletak pada guru, yang meliputi persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, kemampuan bertutur, dan mengelola kelas.
Sehingga guru memegang peranan yang dominan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran.
Karena sifatnya ceramah satu arah yaitu apa yang disampaikan guru saja maka akan
sulit untuk mengetahui sudah sejauh apa pemahaman siswa terhadap bahan ajar, juga dapat
membatasi pengetahuan siswa hanya sebatas apa yang disampaikan oleh guru di depan
kelas.
Oleh karena itu, maka sebaiknya guru mempersiapkan dengan matang materi pelajaran
yang akan disampaikan, maupun hal-hal lain yang ikut menunjang presentasi. Karena guru
memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran pada strategi ekspositori ini.
5. Quantum Learning
Pembelajaran kuantum sesungguhnya merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai
teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi/neurolinguistik yang jauh
sebelumnya sudah ada. Di samping itu, ditambah dengan pandangan-pandangan pribadi dan
temuan-temuan empiris yang diperoleh DePorter ketika mengembangkan konstruk awal
pembelajaran kuantum.
Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan
teori, keyakinan, dan metode kami sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari
berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti:
Simulasi/permainan
6. Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang
memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta
maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini. Bila orang-orang yang
berbeda dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelas, di kemudian hari mereka lebih dapat
diharapkan untuk menjadi warga negara yang lebih baik bagi bangsa dan negaranya, bahkan
bagi seluruh dunia. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi secara positif dengan
orang-orang yang berbeda pola pikirnya, bukan hanya dalam skala lokal, melainkan juga dalam
skala nasional bahkan mondial. Pembelajaran kolaboratif memudahkan para siswa belajar dan
bekerja bersama, saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu. Berbeda dengan pembelajaran
konvensional, tekanan utama pembelajaran kolaboratif maupun kooperatif adalah belajar
bersama. Inti pembelajaran kolaboratif adalah bahwa para siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil. Antar anggota kelompok saling belajar dan membelajarkan untuk mencapai
tujuan bersama. Keberhasilan kelompok adalah keberhasilan individu dan demikian pula
sebaliknya.
Pembelajaran Kolaboratif
Siswa belajar secara berkelompok
Antarsiswa berkolaborasi (bekerjasama)
Keberhasilan individu siswa bergantung pula pada keberhasilan teman, terutama dalam
kelompoknya
Filsafat yang mendasari pengetahuan
pancaindranya
dengan lingkungan kelompoknya
diperoleh
siswa
melalui
interaksi
antara
Group Investigation (GI). Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu
penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan
apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasarkan pada
proses dan hasil kerja kelompok.
Jigsaw Proscedure (JP). Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi
tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat
memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh.
Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
Student Team Achievement Divisions (STAD). Para siswa dalam suatu kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar
dan membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh
terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan
berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian
hasil belajar individual maupun kelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
1.
2.
3.
4.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan:
Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dalam menentukan model pembelajaran dipengaruhi oleh:
Kemampuan guru dalam menggunakan metode.
Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa.
Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya.
Sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Materi yang disampaikan, dan
Alokasi waktu/waktu tatap muka
B.
SARAN
Dalam prosese pembelajaran, hendaknya seorang guru dapat menentukan Model
pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan Kemampuan guru dalam menggunakan
metode, Tujuan pengajaran yang akan dicapai, Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa,
Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya, Sarana dan prasarana yang ada di
sekolah, Materi yang disampaikan, dan Alokasi waktu/waktu tatap muka. Sehingga apa yang
disampaikan guru akan dapat diterima siswa dan proses pembelajaranpun berjalan dengan
baik.