Вы находитесь на странице: 1из 5

Kejujuran Versus Kebohongan

,
,
, . ,


: .
(102 : )
Kaum muslimin rahimakumullah
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya
maksimal untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran
dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk
meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga
sunnah Rasul Saw.
Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan.
Selanjutnya, shalawt dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw
sebagaiman perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam
pada nabi (Muhammad) Saw. dalam Al-Quran, surah Al-Ahzab : 56 :






Kaum Muslimin rahimakumullah.
Berbagai kejahatan yang terjadi dan terkuak belakangan ini, seperti korupsi besarbesaran di kalangan sebagian pejabat, kolaborasi pengusaha dan penguasa (pejabat),
mafiah hukum dan peradilan, peredaran narkoba yang telah menyerang dunia anakanak, pergaulan bebas di kalangan remaja dan masyarakat umum lainnya yang sangat
mengkhawatirkan, kekacauan rumah tangga sebagai akibat perselingkuhan, dan
berbagai tindakan kriminal lainnya yang frekuensinya semakin hari semakian
meningkat, merupakan fenomena kehidupan yanhg amat menakutkan dan menjadi
ancaman yang sangat membahayakan kehidupan kita semua.
Fenomena tersebut lebih menakutkan dan lebih besar bahayanya dari pada ancaman
gempa, terorisme dan berbagai penyakit fisik yang akhir-akhir ini terjadi. Karena,
berbagai tindakan kejahatan tersebut dapat menghancurkan sebuah bangsa dan
sebuah Negara. Kehancurannya bukan saja di dunia, akan tetapi di akhirat juga. Semua
itu bermuara dari lenyapnya kejujuran dan suburnya kebohongan dalam kehidupan kita
saat ini.

Akhmadalikhasanudin.blogspot.co.id

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di mana-mana kita sulit menemukan sebuah
kejujuran dalam masyarakat, sebaliknya di mana-mana kita dengan mudah menemukan
kebohongan demi kebohongan. Di rumah, kita dengan mudah menemukan ketidak
jujuran antara suami dan istri dan antara anak dengan orang tuanya.
Di pasar, kita dengan mudah menemukan pedagang yang tidak jujur dalam sukatan dan
timbangan. Di kantor dan tempat kerja, khususnya di lembaga-lembaga pemerintahan,
dengan mudah kita menemukan kebohongan dan ketidak jujuran. Di pengadilan dan
penegakan hukum, dengan mudah kita temukan kebohongan dan ketidak juran. Di
kalangan pengusaha dan bahkan di kalangan poltisi, dengan mudah kita temukan
kebohongan dan ketidak jujuran.
Lebih mengerikan lagi, di dunia pendidikan dan dakwahpun kita sering pula menemukan
kebohongan dan ketidak jujuran. Hampir tidak ada lini kehidupan saat ini yang tidak
dirasuki kebohongan dan ketidak jujuran. Sebaliknya, kejujuran sudah menjadi makhluk
langka. Orang-orang yang jujur dianggap makhluk aneh, lugu dan tidak bisa mengikuti
serta memahami perkembangan zaman.
Kejujuran Sumber Segala Kebaikan, Sedangkan Kebohongan Sumber Segala Kejahatan.
Nabi Muhammad Saw, jauh-jauh hari, yakni lebih dari 14 silam, telah mewanti-wanti kita,
sebagai umatnya, aagr selalalu bersifat jujur dan sekali-kali jangan terlibat dalam
kebohongan, sekecil apapun dan dalam kondisi apaun, kecuali dalam keadaan perang,
mendamaikan orang yang sedang berselisih dan menjaga keharmonisan rumah tangga.
Itupun dengan sangat hati-hati dan sebatas yang diperlukan saja. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan imam Bukhahri dan Muslim, Rausl Saw. bersabda :











Rasul Saw. bersabda : Hendaklah kalian semua menjadi jujur, karena sesungguhnya
kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan
menyampaikan kalian ke syurga. Bialamana seseorang itu jujur dan menguasai sifat
jujur (secara terus menerus), maka Allah menetapkannya sebagai seorang yang jujur.
Dan sekali-kali jangan kalian berbohong, karena sesungguhnya kebohongan itu
menggiring kalian kepada berbagai kejahatan (dosa) dan sesungguhnya berbagai
kejahatan itu akan menggiring kalian ke neraka. Bilamana seseorang itu berbohon dan
terus menerus berbohong, maka Allah akan menetapkannya sebagai pembohong. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari hadist tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :

Akhmadalikhasanudin.blogspot.co.id

1.

Seorang Muslim, yang mengaku Muhammad Saw. adalah teladan hidupnya,


hendakalah memiliki sifat jujur dan menjauhi sifat pembohong atau ketidak jujuran.
2.
Sifat jujur itu adalah sumber segala kebaikan di dunia dan akan menyebabkan meraih
kebaikan di akhirat, yakni syurga. Sedangkan kebohongan dan ketidak jujuran itu adalah
sumber segala kejahatan di dunia dan menyebabkan pelakunya sengsara di akhirat, yakni
masuk neraka.
3.
Kejujuran harus menjadi karakter dalam kehdupan agar menghasilkan berbagai
kebaikan dunia dan akhirat. Untuk menjadi karakter, kejujuran harus dipraktekkan di
mana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja, sesuai petunjuk Rasul Saw.
4.
Bila seseorang atau suatu masyarakat dan bangsa memiliki karakter pembohong dan
tidak jujuran, pasti muncul berbagai tindak kejahatan yang berakibat pada penderitaan
orang banyak. Bila hal ini terjadi, tunggulah kehancuran di dalam kehidupan dunia dan
kesengsaraan di akhirat kelak.
Ruang Lingkup Kejujuran
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Di sampaing apa yang disebutkan sebelumnya, bahwa kejujuran adalah sumber
kebaikan dunia dan akhirat, sedangkan kebohongan atau ketidak jujuran adalah sumber
malapetaka di dunia dan juga di akhirat, bahwa kejujuran itu bagi orang mukmin adalah
segalanya. Kejujuran harus meliputi semua aspek kehisupannya. Kalau tidak, ia akan
mengalami kehancuran hidup di dunia dan sengsara di akhirat. Dalam Alquran terdapat
berbagai kata kejujuran yang menjelaskan berbagai situasi dan kondisi kehidupan
orang-orang beriman. Di antarannya :
Tempat tinggal, komunitas dan negara yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah dalam
surat Al-Isrok/17 : 81-82, terkait dengan Makah dan masyarakatnya yng sudah tidak
kondusif lagi bagi Rausl Saw. dan para Sahabatnya untuk membangun masyarakat jujur,
karena mayoritasnya menolak dakwah Rasul Saw. Oleh sebab itu, Allah mengajarkan
Rasul-Nya untuk meminta agar Allah berikan solusi tempat keluar yang jujur (mukhraja
shidq) dalam keadaan selamat dan memperoleh temapat masuk/tinggal yang jujur
(mudkhola shidq). Faktanya, Rsul Saw. Allah keluarkan dari Mekkah dalam keadaan
selamat dari ancaman pembunuhan yang dirancang kaum kafir Quraiys dan pada waktu
yang sama Allah berikan Al-Madinah Al-Munawwaroh sebagai tempat tinggal, komunitas
dan Negara Jujur yang dibangun pertama kali oleh Rasul Saw.
2.
Citra yang baik. Sesungguhnya pencitraan tidak bisa dilakukan dengan rekayasa dan
kebohongan, karena betapapun canggihnya rekayasa dan kemampuan membungkus
kebohongan dan ketidak jujuran, suatu saat pasti terbongkar juga, seperti yang kita
saksikan beberapa waktu belakangan ini. Citra yang baik, hanya dapat dilakukan dengan
kejujuran hidup dengan semua dimensinya, sejak dari keyakinan/keimanan, undangundang (peraturan hidup) sampai kepada muamalah dan akhlak sehari-hari. Hal ini
dijelaskan Alllah dalam surat Maryam / 19 : 50 dan Asy-syuarok / 26 : 84, terkait dengan
pencitraan nabi Ibrahim alaihissalam sehingga Beliau menjadi buah bibir (lisana shidqin)
sepanjang masa sampai akhir zaman. Umat nabi Muhammad Saw, bahkan diwajibkan
untuk menjadikan Ibrahim sebagai uswah disamping Nabi Muhammad Saw. dan

1.

Akhmadalikhasanudin.blogspot.co.id

mebacakan sholawat dan salam atasnya sewaktu shalat dan mengaitkan sholawat atas
Nabi Muhammad Saw. dengan shalawat kepada Nabi Ibrahim alaihissalam. Maka citra
Ibrahim yang spektakuler adalah Kahlilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiyak (Bapak
Para Nabi). Sebaliknya, pencitraan yang dibangun di atas kebohongan dan ketidak jujuran
akan memunculkan imej di masyarakat sebagai Khalilusy-syaithan (Kekasih Setan) dan
Abul Fujur (Bapak Kejahatan/Korupsi)
3.
Barometer kehidupan. Dalam Islam, barometer kehidupan itu bukanlah pangkat,
kedudukan, harta, status sosial dan berbagai label materialistik lainnya. Apatah lagi jiak
semua itu dihasilkan dengan keohongan dan ketidak jujuran. Akan tetapi adalah
keberhasilan dalam menjalankan berbagai amal sholeh yang sesuai dengan petunjuk
(wahyu) Allah dan Rasul-Nya yang dijalankan dengan niat yang ikhlas. Orang-orang yang
beriman dan beramal sholeh akan mendapatkan kedudukan yang mulia (qodama shidqin)
di sisi Allah, seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran, surah Yunus /10 : 2. Pantaskah
manusia menjadi heran bahwa Kami memberikan wahyu kepada seorang laki-laki di
antara mereka (Muhammad Saw.). Beri kabar gembiralah orang-orang beriman bahwa
mereka memiliki kedudukan yang tinggi (qodama shidqin) di sisi Tuhan Pencipta mereka
(Allah). Orang-orang kafir berkata : orang ini (Muhammad Saw. benar-benar pesihir.
4.
Orientasi hidup. Orientasi hidup orang-orang yang jujur adalah kehidupan akhirat
yang abadi dengan segala fasilitas super-super-super VVIP yang telah Allah dan Rasul
janjikan. Sebab itu, siapun dia, setinggi apapun pangkat dan kedudukannya, sebanyak
apapun harta dan ilmunya, sebesar apapun pengaruhnya di masyarakat, tidak akan pernah
memalingkannya sedikitpun dari orientasi hidupnya yang sebenarnya, yakni kemuliaan,
keridhaan, ampunan dan syurga Allah di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan Allah dalam
surat Al-Qamar/54 : 54 dan 55 : Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di
taman-taman dan sungai-sungai (syurga). Di tempat yang sejati (maqadi shidqi), di sisi
Raja Yang Maha Kuasa (Allah). Itulah orientasi dan cita-cita tertinggi orang-orang yang
jujur. Sedangkan orang-orang yang pembohong dan tidak jujur, hanay berorientasikan
kehidupan dunia semata. Sebab itu, apapun cara akan ditempuhnya, tanpa menghiraukan
halal dan haram sekalipu, karena karaketr bohong sudah sedemikian kuat tertanam dalam
dirinya, wal iyadzu billah.
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Dalam kesempatan ini, khatib menghimbau diri sediri dan kaum muslimin semuanya,
marilah kita besama-sama membentk karakter jujur dan kejujuran dalam diri kita dan
menghidarkan kebohongan dan ketidak jujuran dalam hidup ini agar kita selamat di
dunia dan di akhirat kelak.
Untuk mencapainya, kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri, kita memerlukan rumah
tangga, komunitas atau jamaah dan bahkan Negara yang jujur agar kejujuran itu
menjadi karakter kita. Kalau tidak, kita akan terbawa dan terbentuk sebagai orang yang
memiliki karakter pembohong dan tidak jujur, sebagaimana yang Allah perintahkan
dalam Al-Quran, surah Attaubah/9 : 119 berikut :

Akhmadalikhasanudin.blogspot.co.id





Wahai orang-orang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan jadilah kamu (hidup)
bersama orang-orang yang jujur.
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan
kehidupan dunia yang sementara ini. Semogaa Allah selalu membimbing kita ke jalanNya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhadak dan sholihin. Allahumma
amin

Akhmadalikhasanudin.blogspot.co.id

Вам также может понравиться