Вы находитесь на странице: 1из 23

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK

KONSEP ASAM DAN BASA & PERHITUNGAN PH

Oleh :

1. Pegi Vidya Pitaloka

A1F016016

2. Lufi Karisma Rahmawati

A1F016032

3. Hana Fitri Widyasari

A1F016048

4. Anissa Nareswari

A1F016064

5. Arlita Primadiani

A1F016078

6. Aprinda Komalasari

A1M013019

7. Imam Fajri

A1M013054

KEMENTERIANRISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur, kami panjatkan kepada Allah
SWT,karena atas karunia dan rahmat-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Kimia Anorganik BAB II

yang berjudul Konsep Asam dan Basa &

Perhitungan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan insyaallah sampai kepada kita selaku
umatnya.
Dalam penulisan makalah mata kuliah Kimia Anorganik kini, kami menyadari
makalah mata kuliah Kimia Anorganik ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
membangun kami. Kami berharap semoga makalah mata kuliah Kimia Anorganik ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca.

Purwokerto, 12 September 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Tujuan ....................................................................................................

1
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Teori Asam - Basa......................................................
1. Teori Asam Basa Arrhenius .........................................................

2
2

2. Teori Bronsted Lowry ...............................................................

3. Teori Asam Basa Lewis .............................................................

2.2 Indikator Asam-Basa ...........................................................................


2.3 pH Asam dan Basa Lemah, pH Asam dan Basa Kuat ......................
1. Asam dan Basa Kuat .....................................................................
2. Asam dan Basa Lemah .................................................................

3. Derajat Keasaman (pH) dan Derajat Kebasaan

OH

6
7
7
8

...........

10

2.4 Titrasi .....................................................................................................

11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

14

LAMPIRAN..........................................................................................................

15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam basa sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Hal inilah
yang menyebabkan asam basa menjadi topik yang tak ada habisnya untuk
dibahas dan dikembangkan oleh para ilmuan. Bahkan hal ini telah menjadi
perhatian sejak berabad-abad lalu. Para ilmuan terdahulu telah banyak
mencetuskan berbagai teori untuk menjelaskan mengenai hal ini. Hingga saat
inipun teori mengenai asam basa ini terus disempurankan. Dimulai dari teori
yang paling sederhana oleh Antoine Laurent Lavoiser pada tahun 1777, teori
ini terus berkembang dan mencapai penyempurnaan hingga sekarang. Pada
awalnya asam dan basa dijelaskan secara terbatas, sehingga hanya beberapa
senyawa yang digolongkan sebagai asam atau basa. Namun dengan
berkembangnya teori ini, asam dan basa dapat dijelaskan secara lebih luas dan
senyawa yang digolongkan sebagai asam dan basa semakin banyak.
Pentingnya asam basa bagi kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari
banyaknya senyawa yang tergolong asam atau basa yang diperlukan makhluk
hidup. Sebagai contoh, manusia yang membutuhkan obat yang bersifat basa
untuk mengurangi tingginya asam lambung. Tak hanya itu, banyak hal lagi yang
berkaitan dengan asam dan basa misalnya sabun yang berbahan dasar basa,
asam cuka untuk kebutuhan memasak dan lain-lain. Asam basa memang layak
dan penting untuk terus dikembangkan mengingat fungsinya yang banyak

menunjang kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu untuk lebih memahami


mengenai asam dan basa dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
perkembangan teori asam dan basa.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui perkembangan asam dan basa
2. Lebih memahami mengenai asam dan basa
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teori

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teori Asam Basa


1. Teori Asam Basa Arrhenius
A. Jenis Senyawa Asam

Svante

Arrhenius (1887)

menggemukakan

bahwa asam

adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan
ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan
akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam air. Sebagai contoh

gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi jika sudah


dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H +. Reaksi yang terjadi
adalah: HCl(aq) H+(aq) + Cl(aq)
Beberapa jenis senyawa Asam, diantaranya:
a) Asam Biner ( terdiri dari dua jenis unsur)
Contoh:
Asam Fluorida : HF(aq) H+(aq) + F(aq)
Asam klorida

: HCl(aq) H+(aq) + Cl(aq)

Asam sulfida

: H2S(aq) H+(aq) + S2-(aq)

b) Asam Oksi
Contoh:
Asam nitrat

: HNO3(aq) H+(aq) + NO3(aq)

Asam karbonat

: H2CO3(aq) 2H+(aq) + CO32-(aq)

Asam sulfat

: H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)

Asam Posfat

:H3PO4(aq) 3H+(aq) +PO43-(aq)

c) Asam organik
Contoh:
Asam format

: HCOOH(aq) H+(aq) + HCOO(aq)

Asam asetat

: CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO(aq)

Asam benzoat : C6H5COOH(aq) H+(aq) + C6H5COO(aq)


Asam oksalat

: H2C2O4(aq) 2H+(aq) + C2O42-(aq)

d) Oksida asam
Contoh:
Karbon dioksida

: CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)

Belerang trioksida

: SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)

Dinitrogen pentaoksida: N2O5(g) + H2O(l) 2HNO3(aq)


Dari persamaan reaksi di atas menunjukan bahwa satu
molekul asam dapat melepaskan satu, dua, atau tiga ion H +. Asam
yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam
monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan
dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik atau asam
berbasa dua.
Menurut

teori

asam

basa

Arrhenius, asam

kuat merupakan asam yang derajat ionisasinya besar atau mudah


terurai dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Asam
kuat diantaranyaHCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.
B. Jenis Senyawa Basa
Menurut teori asam basa Arrhenius, basa adalah senyawa yang
di dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion OH. Umumnya basa
terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH)
di dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH3) meskipun merupakan
senyawa kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, karena
setelah dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH.

Beberapa jenis senyawa basa , diantaranya:


a) Senyawa yang mengandung ion hidroksida
Contoh:
Natrium hidroksida: NaOH(aq) Na+(aq) + OH(aq)
Kalsium hidroksida : Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH(aq)
Aluminium hidroksida: Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3OH(aq)
b) Oksida basa
Contoh:
Natrium oksida: Na2O(s) + H2O(l) 2NaOH(aq)
Kalsium oksida: CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq)
Aluminium oksida: Al2O3(s) + H2O(l) 2Al(OH)3(aq)
c) Senyawa yang bereaksi dengan air melepaskan ion hidroksida
Contoh:
Amonia : NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH(aq)
Metil amina: CH3NH2(aq) + H2O(l) CH3NH3+(aq) + OH(aq)
Fenil amina: C6H5NH2(aq) + H2O(l) C6H5NH3+(aq) + OH(aq)
Tidak semua senyawa yang mengandung gugus
OH merupakan suatu basa. Contohnya

CH3COOH dan

C6H5COOH justru merupakan asam. Sementara itu, CH3OH tidak


menunjukan sifat asam atau basa di dalam air (ini termasuk oksida
indiferen).

Menurut teori asam basa Arrhenius, terdapat basa kuat


dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa yang mudah
terionisasi dalam larutannya dan banyak mengahsilkan ion OH.
Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2.

2. Teori Bronsted Lowry


Perhatikan prinsip dasar dari teori Arrhenius dan BronstedLowryL, kenali persamaannya, bandingkan perbedaannya. Pada teori asam
basa Arrhenius, ciri khas pembawa sifat asam adalah ion H+(aq) sedang
ciri khas pembawa sifat basa adalah ion OH-(aq). Teori Bronsted-Lowry
lebih luas penggunaannya, karena sifat asam dan basa tidak terbatas
dengan adanya ion H+ dan OH- dalam air. Pelarut yang digunakan
bermacam-macam, tidak hanya air. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah
zat atau ion yang mampu mendonorkan protonnya. Sedang basa adalah zat
atau ion yang dapat menerima proton atau proton akseptor. Menurut
Arrhenius, HCl(g) jika dilarutkan ke dalam air, bersifat asam dan
selanjutnya digolongkan sebagai asam kuat. Persamaan reaksinya sebagai
berikut:
HCl(g) + air HCl(aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

Jika kita cermati kejadian di atas, maka HCl(g) memiliki ikatan


kovalen polar. Pasangan elektron ikatan antara atom H dan atom Cl lebih
mendekati atom Cl, karena keelektronegatifan Cl lebih besar, sehingga
atom Cl lebih kuat menarik pasangan elektron tersebut. Sebagai akibatnya,
terjadi suatu pemisahan muatan parsial dan atom Cl berkutub negatif
sedang atom H berkutub positif. Diantara kedua atom terdapat momen
dipol, maka molekul HCl merupakan molekul polar karena memiliki dipol
permanen. Molekul HCl(g) yang polar kita alirkan ke dalam air yang juga
bersifat polar. Karena sama-sama polarnya, berarti keduanya memiliki
dwipol negatif dan positif, maka molekul-molekul HCl yang tersebar
diantara molekul-molekul mengadakan gaya tarik menarik antar kutubkutub berlawanan. Kutub positif H dari HCl tarik menarik dengan kutub
negatif O dari air, begitu pula sebaliknya, kutub negatif Cl tarik menarik
dengan kutub positih H dari air. Larutan yang dihasilkan memerahkan
kertas lakmus biru, berarti bersifat asam. Sebagai indikator, lakmus biru,
misalnya Ind.-(aq) mengikat H+(aq) HInd.(aq) yang berwarna merah.
Data ini menunjukkan bahwa ikatan kovalen polar H-Cl putus,
terionisasi menjadi ion-ion H+(aq) dan Cl-(aq). Dikatakan oleh Arrhenius,
HCl(g) dalam air terionisasi menjadi H+(aq) dan Cl-(aq). Siapakah yang
memutuskan ikatan H-Cl? Tentu saja air. Apa yang dilakukan oleh air
setelah molekul-molekul HCl ikatannya putus? Nah berhati-hati pemahami
konsep ini. Bagaimana Arrhenius menuliskan notasi ion hidrogen dan ion
klor? Perhatikan persamaan reaksi ionisasi Arrhenius yang telah dibahas di
atas. Bagaimana notasinya? H+(aq) dan Cl-(aq). Sekarang pikirkan tentang
penulisan notasi itu. Mengapa ion H+ diberi tulisan (aq), begitu pula
dengan Cl-? Masing-masing ion H+ dan Cl- ternyata mengalami solvasi
(solvation), yaitu molekul-molekul air mengelilingi masing-masing ion,
sehingga notasinya ditulis sebagaimana di atas. Jika jumlah molekul air
cukup banyak, keseluruh permukaan masing-masing ion tertutup oleh
molekul-molekul air, maka ion-ion tersebut benar-benar bebas bergerak di
dalam air, sehingga derajat ionisasinya dinyatakan satu. Namun apabila
jumlah molekul airnya tidak cukup untuk menyelimuti ion-ion itu, maka

ion-ion H+ dan Cl- akan saling tarik menarik. Proses ini dinamakan
polarisasi. Sebagai akibatnya, ion-ion itu tidak dapat bebas bergerak, dan
hantaran listriknya menurun, otomatis derajat ionisasinya kurang dari satu.
Kejadian di atas oleh Bronsted-Lowry ditulis dalam bentuk
persamaan reaksi yang berbeda, namun tidak bertentangan.

3. Teori Asam Basa Lewis


Teori asam-basa Lewis menyatakan asam adalah molekul atau
ion yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa adalah
molekul atau ion yang dapat memberikan pasangan elektron.
Contoh :

Reaksi boron triflourida dengan amoniak NH3 menyerahkan


pasangan elektron bebas kepada molekul BF3. Menurut teori Lewis NH3
bertindak sebagai basa dan BF3 bertindak sebagai asam.
2.2 Indikator Asam Basa

pH merupakan parameter tingkat keasaman suatu larutan. Dalam


pengujian pH dapat dilakukan dengan cara pH-meter, indikator asam-basa
lainnya.

Indikator universal digunakan untuk mengidentifikasi skala pH dengan


trayek-trayek tertentu. Trayek pH indikator terdiri dari metil jingga, metil merah,
bromtimol biru, dan fenolftalein.

Trayek pH indikator dapat ditulis sebagai berikut.

2.3 pH Asam dan Basa Lemah, pH Asam dan Basa Kuat


1. Asam dan Basa Kuat
A. Asam Kuat :
1) Asam klorida (HCl)
2) Asam nitrat (HNO3)
3) Asam sulfat (H2SO4)
4) Asam bromida (HBr)
5) Asam iodida (HI)
6) Asam klorat (HClO3)
7) Asam perklorat (HClO4)
B. Basa Kuat

1) Litium hidroksida (LiOH)


2) Natrium hidroksida (NaOH)
3) Kalium hidroksida (KOH)
4) Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
5) Rubidium hidroksida (RbOH)
6) Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
7) Sesium hidroksida (CsOH)
8) Barium hidroksida (Ba(OH)2)

9) Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)


10) Berilium hidroksida Be(OH)2)
2. Asam dan Basa Lemah
A. Asam Lemah

Asam lemah merupakan asam yang hanya sebagian kecil yang


dapat terionisasi. Oleh karena hanya sedikit terionisasi berarti dalam
larutan asam lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang
dihasilkan asam tersebut dengan molekul asam yang terlarut dalam air.
Untuk asam monoprotik HA, akan terjadi reaksi setimbang :
Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam
etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan
ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan
dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk
membentuk kembali asam dan air.
Tetapan kesetimbangan Ka adalah:
Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang
diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam
etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam
lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah.
B. Basa Lemah :
Basa lemah. Seperti halnya dengan asam, zatzat basapun akan
mengalami disosiasi jika dilarutkan dalam air. Basa kuat, akan
terdisosiasi langsung menjadi kation dan anion hidroksida (OH),
sedangkan basa lemah akan bereaksi dengan air membentuk kation
dengan mengambil proton dari molekul air (OH dihasilkan dari

molekul air yang kehilangan proton atau H+). Secara umum reaksi
basa lemah adalah sebagai berikut :

Kb adalah tetapan pengionan basa atau konstanta basa, makin


besar nilai Kb maka semakin kuat sifat kebasaannya dalam air.
Sebagai contoh untuk basa ammonia, NH3, reaksi disosiasinya dalam
air adalah :

Kb

Ketika

basa

lemah

bereaksi

dengan

air,

posisi

kesetimbangan bervariasi antara basa yang satu dengan basa yang lain.
Selanjutnya bergeser ke kiri, ke basa yang lebih lemah. Dapat
diperoleh pengukuran posisi kesetimbangan melalui penulisan tetapan
kesetimbangan untuk reaksi. Harga tetapan yang lebih rendah,
kesetimbangan lebih bergeser ke arah kiri.
Amonia adalah basa lemah yang khas. Sudah sangat jelas
amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi
dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar
99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1%
yang menghasilkan ion hidroksida. Basa lemah adalah salah satu yang
tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.

3. Derajat Keasaman (pH) dan Derajat Kebasaan

OH

Derajat keasaman dan kebasaaan adalah bilangan yang


menyatakan jumlah ion hidrogen (H+) dan jumlah ion
hidroksil (OH-) dalam suatu zat. Nilai derajat keasaman dan
kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+ dan OHdi dalam air.

Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H + dan


semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya
semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H + dan
semakin banyak ion OH- di dalam air. Jumlah ion H + dan
OH- di dalam air dinyatakan dengan pH atau pOH.
Derajat

keasaman

atau

kebasaan

suatu

zat

hanya

dinyatakan dengan skala pH. Derajat keasaman suatu zat


(pH) ditunjukkan dengan skala 014
Sifat asam atau basa ditentukan oleh skala pH seperti
berikut:

Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.

Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.

Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion


H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan:
pH = - log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat
dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz
Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut: pOH = log (OH)
Semakin kecil nilai pH, maka zat tersebut semakin bersifat
asam. Sedangkan semakin besar nilai pH suatu zat, maka
zat tersebut semakin bersifat basa.

2.4 Titrasi

Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan


menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Secara
teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan
penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi kedalam labu
erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan bereaksi
yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Kondisi pada saat perubahan warna indikator disebut sebagai titik
akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu
kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan
antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan
warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH
titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi,
jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih,
maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.
Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut
kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan
indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini
terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi
meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit.
Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya.
Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada
pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa,
antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat
berada pada pH asam. Berikut rumus perhitungan titrasi asam basa :
2.5 V1 x aM1 = V2 x bM2
Keterangan :
V1 = Volume larutan penitrasi (mL)
V2 = Volume larutan yang dititrasi (mL)

M1= Komsentrasi larutan penitrasi (M)


M2= Konsentrasi larutan yang dititrasi (M)
a = Valensi larutan penitrasi
b = Valensi larutan yang dititrasi

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif terhadap logam,
sedangkan larutan basa mempunyai rasa sedikit pahit dan bersifat
kaustik.

b) Menurut Svante Arrhenius, penyebab sifat asam adalah ion H +,


sedangkan penyebab sifat basa adalah ion OH.
c) Tetapan ionisasi asam (Ka) merupakan ukuran kekuatan asam. Semakin
besar Ka, maka semakin kuat larutan asam tersebut.
d) Konsentrasi ion H+ dalam larutan asam kuat dapat dicari dengan rumus:
[H+] = M valensi asam.
e) Konsentrasi ion OH dalam larutan basa kuat dapat dicari dengan rumus:
[OH] = M valensi basa
f) pH = log [H+], pOH = log [OH]
g) Trayek pH indikator adalah batas-batas pH di mana indikator mengalami
perubahan warna.
h) Reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dengan basa menghasilkan
garam dan air.
i) Menurut Bronsted-Lowry:
asam = donor proton
basa = akseptor proton

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Achmad Dwiana., Hendra, Cordova. 2012. Rancang Bangun Kontrol pH


Berbasis Self Tuning PID Melalui Metode Adaptive Control. Jurnal Teknik Pomits.
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Harjani, T., dkk.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI. Masmedia: Sidoarjo
Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Erlangga: Jakarta
Sundus,
Maria.
2010.
Titrasi
Asam
Basa.
http://kimiaasyik.blogspot.co.id/2010/01/titrasi-asam-basa.html. diakses pada 21 sept 2016

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=11&idmateri=190&mnu=Materi4&kl=7
http://fatmasaputrihinata.blogspot.co.id/2012/06/asam-lemah-basa-lemah-dan-asamkuat.html
http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-arrhenius/

LAMPIRAN

JOB DESCRIPTION
Pegi Vidya Pitaloka

A1F016016

Mencari materi makalah

Hana Fitri Widyasari

A1F016048

Mencari materi makalah

Anissa Nareswari

A1F016064

Mencari materi makalah

Lufi Karisma R

A1F016032

Mencari materi makalah

Arlita Primadiani

A1F016078

Mencari materi makalah

Aprinda Komalasari

A1M013019

Mencari materi makalah

Imam Fajri

A1M013054

Mencari materi makalah

Вам также может понравиться