Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan
1. Mengetahui teknik teknik dasar bekerja di laboratorium
2. Dapat melakukan teknik teknik dasar bekerja di laboratorium
II.
Landasan Teori
Laboratorium dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam Kamus
Bahasa
Indonesia,
laboratorium
adalah
tempat
mengadakan
percobaan
berguna
untuk
memudahkan
praktikan
dalam
melaksanakan
praktikum(Subroto,2000).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat
alat yang akan digunakan. Untuk alat alat gelas dalam penggunaanya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat
tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat zat kimia yang
berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan
oleh tekanan yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan
tepat.
Maka dari itu, dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk
Gelas kimia
Erlenmeyer
Pipet
Buret
Labu volumetric
Labu tahan panas
Oven
Timbangan
Batang pengaduk
Corong pisah
Botol semprot
Hot plate
Lemari asam
Tabung reaksi
Kertas saring
Lampu Bunsen
3
Gelas arloji
Botol timbangan
Krus porselin
Penjepit
Pinset
Sendok atau sudip
Propipet
Furnace
Cawan kecil
Kertas lakmus
Desikator
3.1.2 Bahan
3.2
Skema Kerja
3.2.1 Teknik dasar mencuci alat alat laboratorium
Gelas piala dan
Erlenmeyer
3.2.2 Teknik dasar membaca meniscus pada alat alat pengukur volume
Data pengukuran
volume
dilihat garis melingkar
dibaca skala meniskus tepat segaris dimukanya
Hasil
3.2.3 Teknik dasar melakukan penimbangan
Timbangan
diletakkan pada bidang datar
diperiksa apakah bekerja baik atau tidak
diposisikan penunjuk skala berat dalam keadaan nol
digunakan wadah yang cocok untuk menimbang zat
kimia
digunakan alat bantu untuk mengambil zat kimia,
seperti penjepit
dilarang menimbang melebihi kapasitas
dibersihkan setelah digunakan
Hasil
diisi
dengan
menyedot
secara
perlahan
menggunakan propipet
Hasil
3.2.7 Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Tabung reaksi
digunakan
untuk
reaksi
kimia
dengan
cara
pengocokan
dipanaskan dengan hati hati
6
IV.
No
1
Manfaat
Teknik dasar
Untuk
mencuci alat-alat
membersihkan alat
laboratorium
Teknik dasar
pipet, buret
Gelas ukur
digunakan
Untuk melihat
membaca meniskus
berapa volume
yang diukur
Teknik dasar
Timbangan
melakukan
4
penimbangan
Teknik dasar
Untuk menimbang
zat kimia yang
Pipet tetes
diperlukan
Untuk
menggunakan pipet
memindahkan atau
Teknik dasar
mengambil larutan
Untuk membuat
membuat larutan
spatula, timbangan
larutan yang
Teknik dasar
Buret, erlenmeyer
diinginkan
Untuk melakukan
menggunakan buret
Teknik dasar
Tabung reaksi,
titrasi
Untuk mereaksikan
menggunkan tabung
alumunium foil
tabung reaksi
Teknik dasar
Untuk menyaring
menyaring
Teknik dasar
gelas ukur
Kertas indikator pH,
suatu larutan
Untuk mengetahui
gelas beker
pH suatu larutan
Untuk melakukan
pemanasan
menggunakan kertas
10
indikator pH
Teknik pemijaran
dan pengabuan
4.2 Pembahasan
gelas ukur pada bidang datar. Kemudian lihatlah bagian bawah permukaan
lengkung cairan yang disebut meniskus. Pembacaan harus dilakukan tepat segaris
di muka. Untuk larutan yang berwarna, maka pembacaannya ialah pada garis
pinggir larutan atau biasanya disebut meniskus cembung. Sedangkan untuk
larutan yang tidak berwarna, pembacaannya ialah pada garis lengkungan atau
biasanya disebut meniskus cekung.
c. Teknik dasar melakukan penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk menimbang zat yang akan kita gunakan.
Cara melakukan penimbangan ialah pertama timbangan disiapkan dan diletakkan
pada bidang datar. Sebelum melakukan penimbangan, bersihkan dulu timbangan.
Kemudian periksalah timbangan, apakah penunjuk skalanya pada posisi nol atau
tidak. Jika tidak, maka praktikan harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Setelah dikalibrasi, maka praktikan dapat melakukan penimbangan. Kemudian
ambillah bahan yang akan ditimbang. Misalnya praktikan membutuhkan NaCl
sebanyak 0,5 gram. Pertama letakkan wadah pada timbangan, biasanya
menggunakan kaca arloji atau alumunium foil. Lalu ambillah NaCl menggunakan
spatula dan letakkan NaCl di atas alumunium foil. Kemudian lihatlah skala yang
tertera di timbangan. Apabila telah mencapai 0,5 g, maka penimbangan telah
selesai dilakukan. Bersihkan timbangan setelah selesai digunakan.
d. Teknik dasar menggunakan pipet
Pipet digunakan untuk mengambil larutan atau memindahkan larutan. Cara
menggunakan pipet yaitu pertama pencetlah bagian karet pada pipet sebelum
dimasukkan ke larutan. Hal tersebut dilakukan agar udara yang terdapat pada
pipet keluar. Kemudian masukkan pipet pada larutan. Lepaskan karet yang
sebelumnya dipencet, agar larutan masuk ke pipet. Setelah itu, pipet akan terisi
oleh larutan. Jika praktikan ingin meneteskan larutan tersebut, maka pencetlah
karet pada pipet tersebut.
e. Teknik dasar membuat larutan
Cara membuat larutan ialah pertama timbang zat yang akan dibuat menjadi
larutan. Lalu masukkan zat tersebut ke gelas kimia. Tambahkan pelarut ke dalam
gelas kimia, lalu diaduk hingga zat dan pelarut tercampur rata. Pengadukkan
dilakukan menggunakan batang pengaduk. Setelah itu, pindahkan larutan tersebut
ke labu ukur. Pemindahan larutan menggunakan corong, agar larutan tidak
tumpah. Lalu tambahkan pelarut sampai garis batas. Tutuplah labu ukur dengan
10
tutupnya. Kocoklah larutan tersebut dengan arah ke atas dan ke bawah. Untuk
membuat larutan yang sifatnya pekat, misalnya H 2SO4 pekat, maka pembuatan
harus dilakukan di lemari asam atau di tempat yang dekat dengan jendela, agar
praktikan tidak menghirup zat tersebut. Untuk zat yang bersifat pekat, cara
membuat larutannya sedikit berbeda. Pada larutan pekat, praktikan harus
memasukkan pelarutnya terlebih dahulu ke dalam gelas kimia. Kemudian
masukkan zat pekat tersebut. Hal ini dikarenakan jika praktikan memasukkan zat
pekat terlebih dahulu maka akan menimbulkan letupan atau dapat menyebabkan
air mendadak menguap dan larutan pekat tersebut memercik. Hal ini sangatlah
berbahaya. Oleh karena itu, praktikan dituntut untuk berhati hati dalam
melakukan praktikum.
f. Teknik dasar menggunakan buret
Buret digunakan untuk melakukan titrasi. Cara menggunakan buret yaitu
pertama letakkan buret pada bidang datar. Pada buret terdapat kran yang berfungsi
untuk mengatur volume cairan yang dialirkan. Masukkan cairan ke dalam buret
dengan hati hati. Kemudian letakkan Erlenmeyer di bawah buret. Putarlah keran
secara perlahan lahan. Amati apa yang terjadi pada larutan yang terdapat pada
Erlenmeyer. Setelah itu bersihkan buret tersebut.
g. Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah
yang kecil. Cara menggunakan tabung reaksi yaitu isilah tabung reaksi dengan
cairan yang akan direaksikan. Kemudian kocoklah tabung reaksi tersebut dengan
arah ke samping. Untuk melakukan pemanasan, gunakanlah penjepit untuk
memegang tabung reaksi.
h. Teknik dasar menyaring
Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring. Cara melakukan
penyaringan yaitu pertama letakkan corong pada gelas ukur. Lalu lipatlah kertas
saring yang akan digunakan. Kertas saring dilipat dua, lalu diletakkan di corong.
Ratakan kertas saring tersebut. Kemudian kita dapat melakukan penyaringan.
i. Teknik dasar menggunakan kertas indikator pH
Kertas indikator pH digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Cara
menggunakannya ialah celupkan kertas indikator yang akan digunakan ke dalam
larutan yang akan diukur pHnya. Kemudian angkat kertas indikator dan tunggu
hingga kering. Lalu cocokkan warna kertas indikator dengan tabel warna pH.
j. Teknik pemijaran dan pengabuan
11
V.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1996. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC.
Keenan, W.K. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Subroto,J.2000.Buku Pintar Alat Laboratorium.Solo:Aneka.
Tim Konsultan Kimia. 2004. Cara Menata Alat dan Bahan di Laboratorium
Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengantar Sains di Laboratorium. Jakarta : Binapura
Aksara.
Walton. 1998. Pengenalan Alat Alat Laboratorium. Solo : Aneka.
13
PERCOBAAN II
LARUTAN, KONSENTRASI DAN PENGENCERAN
I.
1.
2.
3.
4.
II.
Tujuan
Mampu menimbang zat kimia dengan benar.
Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.
Mahasiswa menguasai perhitungan yang melandasi teori pengenceran.
Mahasiswa terampil melakukan pengenceran zat.
Landasan Teori
2.1
Larutan
Berdasarkan keadaan fasa zat setelah bercampur, maka campuran ada yang
Proses
pembuatan
larutan
memerlukan
ketelitian,
ketepatan
dan
M=
xV
Keterangan :
M = Molaritas
gr = Gram zat terlarut
Mr = Massa relatif zat terlarut
V = Volume larutan
b. Normalitas
Menurut Syukri (1999), normalotas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Ekuivalen zat dala larutan bergantung pada jenis reaksi
yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi.
Ek
V
N=
N=
gr
BE x V
Ek =
gr
BE
Keterangan : N = Normalitas
Ek = Banyaknya ekuivalen
BE = Bobot ekuivalen
gr = Massa zat
V = Voleme
n= jumlah ion Hidrogen / elektron / kation
c. Persen bobot ( % b/v)
Menurut Syukri (1999), persen bobot menyatakan berapa gram zat terlarut
per 100 ml larutan. Dinyatakan sebagai berikut:
P=
W
100 ml larutan
Keterangan :
P = Persen bobot zat terlarut
W = Bnyaknya zat terlarut dalam gram
d. Bagian tipa sejuta atau parts per million (ppm)
Menurut Syukri (1999), parts per million (ppm) adlah miligram zat terlarut
dalam tipa kilogram larutan. Satuan ini sering digunakan untuk konentrasi zat
yang sangat mkecil dalam larutan da, cair atau padat. Ppm dapat dirumuskan
sebgai berikut:
Ppm =
W
Wo+W
x 10 6
W
Wo
x 106
Pengenceran
Dalam pengenceran terdapat hubungan antara molaritas larutan sebelum
dan molaritas sesudah pengenceran. Mol zat terlarut pada larutan pekat sama
dengan mol terlarut lada larutan encer. Menurut Sunarya ( 2012 ), pengenceran
dapat dirumuskan sebagai berikut:
n1 = n2
M1 x V1 = M2 x V2
Berat zat terlarut 1= Berat zat terlarut 2
V1 x
b
b
V )1 = V2 x ( V )2
III.
Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Timbangan
Gelas piala
Batang pengaduk
Labu ukur
Gelas ukur
Botol
Kertas label
Penjepit
3.1.2
3.2
Bahan
Na2CO3
(COOH)2
Gula pasir
NaCl
MgPO4
Urea
KMnO4
Aquades
H2SO4
Cuka
Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 ml
Na2CO3
dihitung untuk mencari massa
ditimbang
ditempatkan ke gelas piala
3.2.2
3.2.4
3.2.6
3.2.8 Pengenceran
a. Pembuatan larutan H2SO4 1 M sebanyak 100 ml dari H2SO4 pekat
H2SO4 16 M
Dihitung V1
IV.
No
Nama zat
Mr
Gram yang
Volume
Konsentrasi
NaCl(s)
58,5
dilarutkan
0,585 gr
larutan
100 ml
larutan
0,1 M
CuSO4.5H2O(s)
1,25
1,25 gr
100 ml
0,05 M
No
1
Perlakuan
Hasil Pengamatan
A. Pembuatan larutan NaCl 0,1 M
NaCl(s) ditimbang 0,585 gr
NaCl yang ditimbang berupa
Dilarutkan dengan aquades
kristal putih
sampai 100 ml.
Larutan bening.
B. Pembuatan larutan
CuSO4.5H2O 0,05 M
CuSO4.5H2O(s) ditimbang 1,25
gram
Dilarutkan dengan air hingga
100 ml.
4.1.2
No
Pengenceran
Nama zat
Volume
Konsentrasi
Volume
Konsentrasi
larutan pekat
larutan
larutan
larutan
encer
100 ml
encer
0,05 M
100 ml
0,025 M
NaCl(aq)
50 ml
pekat
0,1 M
CuSO4.5H2O(aq)
50 ml
0,05 M
4.2 Pembahasan
Dalam mempelajari ilmu kimia tidak terlepas dari proses pembuatan
larutan dan pengenceran. Pada praktikum pembuatan larutan dengan melarutkan
zat kimia dengan pelarut aqudes menjadi nlarutan yang faanya menjadi aquos.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan larutan NaCl, pembuatan larutan
CuSO4.5H2O, pengenceran NaCl dan pengenceran CuSO4.5H2O.
4.2.1
yang bersifat netral. Garam NaCl bersifat netral karena NaCl berasal dari asam
kuat HCl dan basa kuat NaOH. Garam NaCl berbentuk kristal dan berwarna putih.
NaCl dilarutkan dengan aquades sebanyak dari volume yang dinginkan. Hal ini
dilakukan untuk melarutkan NaCl secara sempurna. NaCl yang larut tidak
berubah warna sehingga larutannya tetap bening. Setelah terlarut sempurna
ditambahkan kembali aquades hingga volume yang diinginkan. Car membaca
volumenya dengan melihat meniskus bawah dari larutan karena larutan NaCl
termasuk larutan yang tidak berwarna. NaCl tergolong zat yang mudah larut
sehingga tidak memerlukan teknik khusus untuk melarutkannya. Melarutkan NaCl
hanya perlu dilakukan pengadukkan dalam waktu yang tidak terlalu lama hngga
larutan homogen. NaCl dapat larut dala aquades sehingga hanya perlu
menggunakan aquades.
4.2.2 Pembuatan larutan CuSO4.5H2O 0,05 M 100 ml
CuSO4.5H2O adalah enyawa yang mengandung air atau biasanya
disebut senyawa hidrat. CuSO4.5H2O
berbentuk
V.
5.1
3. Melakukan
pengenceran
didasari
dengan
perhitungan
mol
zat
Saran
Dalam melakukan praktikum siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Pastikan alat yang digunakan dalam keadaan baik. Jika alat tidak dalam baik maka
laporkan pada asisten laboratorium yang mengawasi. Siapkan alat yang digunakan
jangan hanya satu melainkan lebih dari satu karena dalam praktikum kita bukan
hanya membuat satu larutan namun lebih. Hal ini agar praktikum dapat berjalan
sesai dengan waktu yang telah ditetapkan. Lakukan praktikum dengan teliti dan
sesuai dengan prosedur percobaan. Taati aturan bekerja di laboratorium dan
jangan membuat keributan yang dapat mengganggu jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Chang. Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Darlina. 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KIT T3. Jurnal
Radioisotop dan Radiofarmaka. Vol 1 (2). 77 - 91.
S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.
Sunarya. Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.
Tresna. Reni dan Dwiyanti. Gebi. 2013. Pengembangan Prosedur Praktikum
Kimia SMA pada Topik Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal Riset
dan Praktik Pendidikan Kimia. Vol 1 (1). 37 - 43.
LAMPIRAN PERHIT4NGAN
1. Perhitungan pembuatan larutan NaCl 0,1 M 100 ml
Diket: M = 0,1 M
Mr = 58,5
V = 100 ml = 0,1 L
Dit: Massa (gram) NaCl...?
Jawab
M=
mol
L
Mol = M x L
= 0,1 x 0,1
= 0,01 mol
Mol =
gr
Mr
gr = mol x Mr
= 0,01 x 58,5
= 0,585 gram
2. Perhitungan pembuatan larutan CuSO4.5H2O 0,05 M 100 ml
Diket: M = 0,05 M
Mr = 249,68
V = 100 ml = 0,1 L
Dit: Massa (gram) CuSO4.5H2O ...?
Jawab
mol
L
M=
Mol = M x L
= 0,05 x 0,1
= 0,005 mol
Mol =
gr
Mr
gr = mol x Mr
= 0,05 x 249,68
= 1,25 gram
3. Perhitungan pengenceran NaCl 0,1 M menjadi 0,05 M 100 ml
Diket: M1 = 0,1 M
V2 = 100 ml
M2 = 0,05 M
Dit: V1...?
Jawab
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,1 = 100 x 0,05
V1 =
5
0,1
V1 = 50 ml
4. Perhitungan pengenceran CuSO4 0,05 M menjadi 0,025 M 100 ml
Diket: M1 = 0,05 M
V2 = 100 ml
M2 = 0,025 M
Dit: V1...?
Jawab
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,05 = 100 x 0,025
V1 =
2,5
0,05
V1 = 50 ml
LAMPIRAN GAMBAR
1. Pembuatan Larutan
PERCOBAAN III
PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI:
PENGUKURAN KClO3
I.
Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
3.
4.
5.
6.
II.
erat
kaitannya
dengan
perhitungan
kimia
untuk
terjadi berbagai macam proses didalam sistem tersebut. Bunyi hukum lavoiser
adalah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
3. Hukum Proust (1799)
Adapun bunyi hukum proust perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu persenyawaan kimia selalu tetap.
4. Hukum Gay Lussac (1802)
Bunyi hukum Gay Lussac dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada
larutan (p) dan suhu (T) yang sama volumenya berbanding lurus dengan koefisien
reaksi atau mol dan berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.
5. Hukum Dallton
Bunyi hukum Dalton adalah jika dua unsur didapat membentuk satu atau
lebih senyawa, maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa
dengan unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan
tetap.
6. Hipotesis Avogadro
Bunyi hipotesis Avogadro adalah gas-gas yang memiliki volume yang
sama. Pada temperatur dan tekanan yang sama memiliki jumlah partikel yang
sama pula.
7. Hukum Gas Ideal
Tiga hukum gas yaitu;
a
p
Hukum Boyle
:V=
Hukum Charles
Hukum Avogadro
RTn
P
III.
Prosedur Percobaan
3.1
3.1.1 Alat
- Kertas saring
- Tabung reaksi
-Labu florence
- Paku besi
- Paku tembaga
- Pengaduk
- Gelas ukur
- Botol semprot
- Klep penjepit
- Lumpang
- Selang karet
- Cawan penguap
- Sudip
- Neraca
-Selang karet
3.1.2 Bahan
- 3 gram glukosa
- Amonium klorida
- Kalsium klorida
- Gula pasir
- 15 ML H2SO4
- 3 gr ammonium nitrat
- 10 ml kalium iodide
- 40 ml etanol
- 0,2 gr KClO3
- Serbuk zink
- Air
- Larutan alkohol
3.2
Skema kerja
B. Busa hitam
Gula pasir
dimasukan dalam gelas piala 150 ml
15 ml asam sulfat pekat
ditambahkan ke gelas piala
diaduk secara hati hati
dicatat hasil pengamatan
Hasil
C. Kalor
40 ml etanol
dimasukan dalam gelas piala 150 ml
ditambahkan 60 ml air
dimasukan kertas saring dalam larutan
diperas kelebihan larutan
dibentangkan kertas saring pada kaca
arloji
dibakar
Hasil
D. Bahaya air
C. Paku tembaga
Tembaga (II) sulfat
dimasukan dalam gelas piala 250 ml
hingga setengah penuh
dimasukan paku besi
ditunggu beberapa menit
dicatat hasil pengamatan
Hasil
3.2.2.2. Percobaan
KClO3
ditimbang 0,2 gram KClO3 dalam
tabung reaksi
ditambahkan 0,03 gram MnO3
dihomogenkan KClO3 dengan MnO2
dalam tabung reaksi
dipasang tabung reaksi pada alat
dipanaskan dasar tabung sampai 1 menit
dilanjutkan pemanasan hingga tidak ada
lagi air yang menetes
diukur volume air pada gelas kimia
diukur suhu dan dicatat
ditimbang tabung reaksi setelah dingin
dicatat suhu dan tekanan dilaboratorium
diulangi percobaan ini 2 kali
Hasil
IV.
4.1
Hasil
PERLAKUAN
HASIL
O
1.
2.
Busa Hitam
Gula diisi digelas piala
Ditambah 15 mL asam sulfat
Warna larutan
biru
Warna menjadi
bening
Terbentuk larutan
berwarna hitam dan
terbentuk busa-busa
Diaduk
3.
hitam
Kalor
yang terkena alkohol
direndam,diperas,dibentang pada
terkena alkohol
kaca arloji,
Dibakar
4.
Kertas saring
40 mL etanol+60 mL air
terbakar
Bahaya Air
Ada letupan-
3 gr amonium nitrat
digerus,dipindahkan ke cawan
letupan kecil
penguap
Zink ditaburkan
Disemprot dengan air
Perlakuan
Panas dan dingin
Hasil
Amonium Klorida
ditimbang 0,5 gram.
Kalsium klorida
tabung panas
Paku tembaga
Keadaan tidak karat
Dimasukkan kedalam
CuSO4,
ditunggu beberapa
menit
3.
orange pekat
kuningan
endapan menghilang
C. Pengukuran KClO3
N
Perlakuan
Hasil
o
1.
KClO3
Menjadi larutan
homogen
2KClO3(s)
2KCl(s) + 3O2 (g)
gelembung
Uap air berpindah ke
pyrex
Ditambah 5 ml air
Dipasangkan dengan selang
tabung kosong
Terdapat air pada
2,8 ml
4.2
Pembahasan
6C(s) + 6H2O(aq)
Efek ini bisa dilihat ketika asam sulfat diteteskan ke dalam gula maka akan timbul
bekas hitam yang keras. Jadi yang terjadi jika hidrokarbon dicampurkan asam
sulfat adalah reaksi hidroksi dimana air akan diusir oleh asam sulfat ini
meninggalkan atom karbon (C).
2. Warna Biru yang sirna
Pada percobaan warna biru yang sirna, glukosa dilarutkan bersama KOH
dan ditambahkan metil biru , reaksi yang terjadi akibat perlakuan ini adalah
glukosa yang belum larut, dan berwarna bening menjadi berwarna biru.
Setelahnya , diaduk dengan menggunakan batang pengaduk , yang mengakibatkan
warna biru hilang dan larutan tadi berubah atau bereaksi dari larutan biru menjadi
bening (tidak berwarna).
3. Bahaya Air
Dalam
percobaan
pengamatan
bahaya
air,
asisten
laboratorium
mencampurkan ammonium nitrat yang sudah dihaluskan dengan serbuk zink dan
disemprotkan air lalu mengeluarkan asap dan bergelembung. Hal ini dikarenakan
air dapat mereaksikan ammonium nitrat dengan serbuk zink dengan persamaan
sebagai berikut :
NH4NO3(aq) + Zn(s)
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi eksotermis yang sangat
menarik.
4. Kalor
Percobaan kalor yang dilakukan oleh asisten , yaitu dengan melakukan
perendaman kertas saring pada larutan, kemudian diperas dan dibentangkan pada
kaca arloji. Kemudian dilakukan pembakaran, namun kertas saring yang terkena
etanol mengeluarkan api biru, dan kertas saring yang tidak terkena etanol tidak
ikut terbakar. Hal ini disebabkan karena sifat etanol yang mudah terbakar dan api
yang keluar berwarna biru.
Hal ini berdasarkan literatur bahwa etenol yang merupakan senyawa kimia
(C2H5OH) atau disebut juga etil alkohol, alcohol sulut, alkohol murni atau alkohol
saja. Etanol diartikan sebagai senyawa yang mudah terbakar, mudah menguap,
alkohol yang sering digunakan ,dan etanol juga tidak berwarna. Minuman
beralkohol yang memiliki konsentrasi rendah etanol akan terbakar jika cukup
dipanaskan dan sumber pengapian (seperti percikan listrik atau pertandingan)
yang diterapkan pada mereka. Maka dari itulah kenapa kertas saring yang terkena
etanol bisa menghasilkan api tetapi tidak hangus terbakar sedangkan yang tidak
terkena cairan etanol terbakar dan hangus.
4.2.2 Percobaan oleh Praktikan
1. Panas dan Dingin
Pada percobaan ini digunakan Kalsium Klorida dan Amonium Klorida
yang masing-masing dilakukan dengan air. Persamaan reaksi dari kalsium klorida
dan amonium klorida sebagai berikut:
CaCl2(s) + 2H2O(aq)
NH4Cl(s) + H2O(aq)
Ca(OH)2(aq) + 2HCl(aq)
NH4OH(aq) + HCl(aq)
Dari percobaan ini didapat hasil bahwa tabung yang berisi NH4Cl terasa dingin
dan CaCl2 terasa panas. Reaksi antara NH 4Cl dengan air merupakan reaksi
endoterm, di mana terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga
menyebabkan suhu lingkungan turun dan terasa dingin. Sementara reaksi antara
CaCl2 dengan air merupakan reaksi eksoterm, di mana terjadi pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.
2. Paku Tembaga
Pada percobaan ini digunakan larutan CuSO4 kemudian dimasukkan paku
dan didiamkan beberapa saat. Hasilnya yaitu karat pada paku besi menghilang.
Dalam percobaan ini terjadi reaksi redoks.
3. Ada dan Hilang
Percobaan ini membuktikan bahwa terciptanya endapan dan berkurangnya
endapan. Merkuri(II) nitrat direaksikan dengan Kalium Iodida akan menghasilkan
endapan berwarna orange, reaksinya dapat ditulis dengan persamaan berikut:
Hg(NO3)2(aq) + 2KI(aq)
HgI2(s) + 2KNO3(aq)
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa endapan yang terbentuk adalah endapan
Merkuri Iodida yang endapannya berwarna orange. Saat ditambahkan Kalium
Iodida yang pertama yaitu 10 ml KI terbentuk endapan orange. Setelah
ditambahkan kembali 15 ml Kalium Iodida endapan Merkuri iodida-nya semakin
berkurang terlebih lagi setelah dilakukannya, endapan banyak yang hilang atau
berkurang.
4.2.3 Stoikiometri : Penguraian KClO3
Dalam perhitungan kimia digunakan stoikiometri yang menjadi landasan
dalam perhitungan kimia. Dalam praktikum ini, stoikiometri digunakan dalam
penguraian KClO3. Reaksi penguraian KClO3 sebagai berikut:
KClO3(s)
2KCl(s) + 3O2(g)
V.
5.1
Kesimpulan
Dari percobaan tentang pengamatan ilmiah dan stoikiometri pengukuran
VO 2
nO 2
rumus
5.2
massa O2
x 100
massa KClO 3
Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya cek terlebih dahulu kondisi alat
yang akan digunakan pastikan semua alat dalam kondisi baik, lakukan percobaan
sesuai dengan prosedur kerja yang ada dibuku penuntun. Jangan melakukan
pekerjaan yang dapat mengganggu proses praktikum dan ciptakan suasana tenang
selama praktikum berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Arfin. 1987. Mengerti Kimia . Bandung : Bumi Siliwangi.
Ahmad, Hizkia. 1993. Kimia Dasar I. Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar I. Jakarta : PT. Gelora Aksara.
Dwi, Kurnihayat, Syamsurizal. 2012. Pengembangan Pembelajaran berbasis web
centriac course pada materi stoikiometri untuk meningkatkan minat belajar
siswa di SMA Titian Teras Jambi. Volume I No I.
Endang, Wahyu Ranjani.2011. Implementasi metode latihan berjenjang untuk
meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal hitungan stoikiometri.
Volume I.
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Dengan kata-kata anda sendiri, definisikan istilah berikut: kimia, percobaan,
hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah, teori
Jawab :
Kimia : cabang ilmu yang mempelajari pengetahuan alam tentang struktur,
2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati-hati dan
sebutkan bahanya: asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium klorida,
bahan kimia organik, air suling
Jawab:
Asam pekat : beracun, dapat menyebabkan luka bakar, jika terkena kulit
dapat menyebabkan alergi. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan
keracunan,
mual-mual,
jika
dikonsumsi
berlebihanmenyebabkan kematian
Amonium nitrat : jika terkena kulit menyebabkan gatal-gatal
Kalsium klorida : jika terkena kulit, kulit bisa terkelupas
Bahan kimia organik : dapat menyebabkan pusing dan mual
3. Apa yang anda lakukan bila bahan kmia terpercik ke mata ?
Jawab:
Asam : dicuci dengan larutan NaHCO3 dalam air, paling baik adalah jika
digunakan gelas air mata. Kemudian mata harus ditiup secara steril ( mata
4.
5.
tidak boleh ditekan ), dan segera dibawa pada seorang dokter mata.
Basa : dicuci segera denga air bor (bor water) 3% atau asam cuka
(CH3COOH) 1, lalu ditutup secara steril dan dibawa pada dokter mata.
Minyak : dicuci dengan alkohol 5%
Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila sampel KClO3
dipanaskan
Jawab :
2KClO3 MnO2 2KCl(s) + 3O2(g)
Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan?
Jawab :
MnO2 berguna untuk mempercepat berlangsungnya reaksi (katalis), tetapi
Pertanyaan Pascapraktek
A. Pengamatan Ilmiah
1. Benar (B) atau salah (S) kah pernyataan berikut:
a. S kacamata pelindung tidak berguna bagi pekerja di laboraturium
b. S semua bahan kimia di anggap berbahaya
c. B semua reaksi yang menggunakan bahan kimia yang mengiritasi kulit
atau berbahaya, harus dilakukan dilemari asam
d. S bila menyisipkan pipa kaca atau termometer kedalam gabus, gunakan
bahan pelumas mesin motor
e. B buanglah sisa reagen cair kedalam bak cuci dan siram dengan air yang
banyak
2. Sesudah menyelesaikan percobaan dan memeriksa data, apalagi yag perlu anda
lakukan?
Jawab:
Membereskan meja praktikum dan membersihkan alat-alat yang digunakan
dalam
percobaan,
kemudian
membuat
laporan
sementara
dan
mengumpulkannya kepada asisten intinya dalam satu kelompok harus bagibagi tugas.
3. Anda diberi sembilan keping uang logam dan sebuah neraca palang. Salah satu
keping lebih ringan daripada delapan lainnya yang bobotnya sama. Bagaimana
anda menetapkan kepingan mana yang ringan hanya dengan melakukan dua
kali timbangan?
Jawab:
Dengan melakukan penafsiran dan juga melakukan perhitungan rata-rata maka
didapatkan hasil yang akurat.
B. Stoikiometri
1. Gas oksigen sedikit larut dalam air. Apakah keadaan ini akan mempengaruhi
jumlah KClO3 yang terurai dalam campuran yang sudah anda laporkan?
Jelaskan!
Jawab :
Ya, karena bila gas O2 sedikit larut dalam air maka O2 akan lebih banyak
bercampur dalam KCl, dimana mol KClO3 berpengaruh oleh nilai Mr O2.
2. A)
Bila ketinggian air diluar tabung reaksi pengumpul gas lebih tinggi
daripada uang diluar, apakah ini disebabkan oleh tekanan gas O 2 lebih tinggi
atau lebih rendah daripada tekanan udara? Jelaskan!
Jawab:
tekanan O2 lebih rendah daripada tekanan udara karena tekanan O2 ditabung
reaksi pengumpul gas dipengaruhi oleh suatu suhu dan volume air sehingga
semakin tinggi volumenya, maka tekanan O2 semakin rendah dari tekanan
udara.
B) Bila anda tidak menyertakan tekanan gas pada pertanyaan 2a, apakah
volume gas O2 berkurang? Jelaskan!
Jawab:
Volume gas O2 berkurang, karena semakin tinggi tekanan O2, maka volume gas
nRT
P
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Massa KCl
=(massa tabung rx setelah pemanasan) (massa tabung rx sebelum
pemanasan)
=(27,791 27,679) gram
=0,111 gram
2. Massa O2
=(massa KClO3) (massa KCl)
=(0,2 0,111) gram
=0,089 gram
3. Mol KClO3
massa KClO 3
=
Mr KClO 3
=
0,2
112.5
gram
= 0,0016 gram
4. Mol O2
massaO 2
=
Mr O2
=
0,089
gram
32
= 0,00278 gram
5. Mol KCl
massa KCl
=
Mr KCl
=
0,111
gram
74,5
= 0,00148
6. Tekanan O2
= Tekanan total tekanan air
= 760 mmHg 30,04 mmHg
= 729,26 mmHg
7. Volume O2 pada STP
tekananO 2
VO2 (STP) = VO2 x tekanan udara
273 K
tekanan O2
= 28 ml x
273
760
= 1,0057 ml
8. Mol O2 yang timbul
PO 2
P = P . Udara
726,96
mmHg
760
= 0,96
nO2 =
P.V
R.T
0,961,0057
0,082.(58+273)
0,965
27,142
= 0,035 mol
9. Volume molar O2 pada STP
VO 2(STP)
= Mol O 2(STP)
1,0057
0,035
= 28,734 ml
10. Persentase O2 dalam KClO3
massa O2
x 100
= massa KClO 3
=
0,0089
x 100
0,2
= 0,445 x 100 %
= 44,5 %
LAMPIRAN GAMBAR
A. Demonstrasi oleh Asisten
Larutan bening
Busa Hitam
Dimasukkan Gula + 15 ml
H2SO4 + diaduk
Kalor
Busa-busa hitam
40 ml Etanol + 60 ml Air
Bahaya Air
Disemprotkan Air
CaCl 0,5 gr
CaCl + air
Paku Tembaga
Paku Tembaga
larutan bening
Kalsium Iodida 10 ml +
Kalsium Iodida 15 ml + diaduk
(diatas bening, dibawah orange)
PERCOBAAN IV
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
I.
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Mengkaji kesamaan sifat unsur unsur dalam tabel berkala.
Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah.
Mengenali reaksi air klorin dan halida.
Menganalisisa larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah
dan halida.
II.
Landasan Teori
Pada tabel periodik modern, susunan unsur unsur didasarkan pada nomor
atom unsur. Ketika unsur unsur diurutkan menurut kenaikan nomor atom, usnur
unsur dengan sifat yang mirip berada pada golongan yang sama. Unsur unsur
dalam golongan yang sama ini ternyata juga memiliki jumlah elektron pada kulit
terluar yang sama, seperti pada Li dan Na, Be dan Mg, dan seterusnya. Persamaan
jumkah elektron valensi dan kemiripan sifat inilah yang membedakan unsur
logam alkali, alkali tanah, halida, dan seterusnya berdasarkan golongan, bukan
periode ( Sunarya, 2010 : 335 ).
Berikut ini pembahasan mengenai masing masing golongan :
1. Golongan IA ( logam logam Alkali )
Golongan IA termasuk ke dalam golongan utama. Golongan logam alkali
ini merupakan golongan dari logam yang aktif. Logam logam tersebut
menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensial elektrodenya besar dan
negatif, dan sebagainya. Anggota dari golongan logam Alkali ini adalah unsur Li,
Na, K, Rb, dan Cs. Fransium ( Fr ) merupakan unsur radioaktif ( Petrucci, 1993).
Pada kenyataannya, sebagian besar senyawa logam alkali berupa ion
unipositif. Logam logam Alkali sangat reaktif, seingga tidak pernah ditemukan
dalam keadaan bebas di alam. Logam Alkali mudah bereaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida logam. Ketika dibiarkan di udara,
unsur unsur Alkali secara bertahap kehilangan kilap logamnya karena bergabung
dengan gas oksigen membentuk oksida. Berikut persamaan reaksi Alkali dengan
air :
di alam berupa molekul dan bukannya ion. Ion golongan IIA sulit direduksi
menjadi logam bebas karena harga potensial reduksinya besar dan negatif.
Kereaktifan logam Alkali tanah dengan air cukup beragam. Berilium tidak
bereaksi dengan air, Magnesium bereaksi lambat dengan uap air, dan Kalsium,
Stronsium, dan Barium cukup reaktif untuk menyerang air dingin. Kereaktifan
logam Alkali tanah terhadap oksigen juga meningkat dari Be ke Ba. Berilium dan
Magnesium membentuk oksida ( BeO dan MgO ) hanya pada suhu tinggi,
sedangkan CaO, SrO, BaO terbentuk pada suhu kamar. Untuk asam, Magnesium
dapat berekasi dengan membentuk oksigen, sedangkan Kalsium, Stronsium, dan
Barium juga dapat bereaksi dengan membentuk gas hidrogen ( Chang, 2003).
3. Golongan VIIA ( unsur unsur Halogen )
Unsur unsur Halogen bukan termasuk logam. Semua Halogen adalah
unsur nonlogam dengan rumus umum X2, dimana X melambangkan unsur
Halogen. Karena kereaktifannya yang besar, Halogen tidak pernah ditemukan
dalam bentuk unsur bebeasnya di alam. Anggota dari golongan Halogen adalah F,
Cl, Br, dan I . Sedangkan Astatin termasuk unsur radioaktif. Fluorin sangat reaktif
sehingga unsur ini dapat menyerang air menghasilkan oksigen. Halogen memiliki
energi ionisasi yang tinggi dan afinitas elektron yang bernilai positif besar
sehingga unsur unsurnya mudah membentuk anion dengan jenis X -. Anion dari
Halogen ( F-, Cl-, Br-, I- ) ini disebut halida. Unsur yang paling mudah bereaksi
adalah Fluorin ( F ) dibandingkan Klorin dan Iodin. Hidrogen halida larut dalam
air membentuk asam klorida ( Chang, 2003) .
Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida
halida Magnesium dan Kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk
membentuk hidrat seperti juga kelarutannya dalam air menurun seiring dengan
naiknya ukuran dari halida halida Sr, Ba, dan Ra. Hal ini sesuai dengan bahwa
energi menurun lebih cepat daripada energi kisi seiring bertambahnya ukuran M2( Cotton dan Wilkinson, 1989).
III.
3.1
Prosedur Percobaan
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Kawat nikrom
- Bunsen
- Rak tabung reaksi
- Penjepit
3.1.2 Bahan
-
BaCl2
CaCl2
SrCl2
LiCl
KCl
NaCl
NaBr
NaI
Larutan HCl pekat
Larutan (NH4)2CO3
Larutan (NH4)2HPO4
Larutan (NH4)2SO4
Air suling
CCl4
Air klorin
Larutan anu (X)
Larutan anu (Y)
- 3. 2
Skema Kerja
- 3.2.1 Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
- larutan BaCl2, CaCl2,
2 mL
Licl2, KCl, NaCl,
SrCl2 0.5 M dalam tabung reaksi
dimasukkan
Kawat Nikrom
diambil
dipanaskan
dicelupkan ke tabung reaksi yang berisi larutan
barium
dipanaskan ujung kawat
dibersihkan dalam larutan HCl pekat 12 M
diulangi uji nyala untuk larutan yang mengandung
kalsium, litium, kalium, natium, dan stronsium
Hasil
- 3.2.2 Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
Amonium Karbonat
dimasukkan dalam tabung reaksi
diamati
dibersihkan tabung
2 mL larutan barium,
kalsium, litium,
dan
dimasukkan
kalium, natrium,
stronsiumdalam tabung reaksi
ditambah 1 mL amonium fosfat ke setiap tabung
dicatat pengamatan
o
1 mL larutan barium,
- kalsium, litium,
kalium, natrium, dan stronsium
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 mL amonium sulfat
dicatat
Hasil
- 3.3.3 Reaksi-reaksi halida
1 mL NaCl, NaBr, NaI 0,5 M
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambah 1 mL CCl4
ditambah 1 mL air klorin
ditetesi asam nitrat encer
dikocok
diamati warna lapisan CCl4 dibagian bawah
Hasil
- 3.3.4 Analisis larutan anu
Larutan X
dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
ditambah 1 mL (NH4)2CO3 pada tabung pertama
ditambah 1 mL (NH4)3PO4 pada tabung kedua
Y
IV.
-
Hasil
Hasil
1. nikrom
- dicelupkan ke
Nyala api berwarna merah
tabung
Nyala api berwarna merah bata
reaksi yang berisi : Nyala api berwarna merah
- BaCl2 0,5 M
Nyala api berwarna ungu
- CaCl2 0,5 M
Nyala api berwarna merah
- SrCl2 0,5 M
Nyala api berwarna kuning
- LiCl 0,5 M
- KCl 0,5 M
- NaCl 0,5 M
- 4.1.2 Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
No
Perlakuan
- dipanaskan kawat
Perlakuan
Hasil
- BaCl2 +
(NH4)2CO3
- SrCl2 + (NH4)2CO3
- CaCl2 +
(NH4)2CO3
- LiCl + (NH4)2CO3
- NaCl +
-
(NH4)2CO3
- KCl + (NH4)2CO3
- - BaCl2 +
(NH4)2HPO4
- SrCl2 +
(NH4)2HPO4
- CaCl2 +
(NH4)2HPO4
- LiCl +
EDP
EDP
EDP
TR
TR
TR
EDP
EDP
EDP
TR
TR
TR
(NH4)2HPO4
- NaCl +
(NH4)2HPO4
- KCl +
(NH4)2HPO4
- - BaCl2 +
(NH4)2SO4
- SrCl2 + (NH4)2SO4
- CaCl2 +
(NH4)2SO4
- LiCl + (NH4)2SO4
- NaCl + (NH4)2SO4
- KCl + (NH4)2SO4
EDP
EDP
TR
TR
TR
TR
4. 2
-
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan percobaan mengenai
golongan dan identifikasi unsur. Pada praktikum ini, tersiri dari beberapa
percobaan, diantaranya uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah, reaksi-reksi
unsur alkali dan alkali tanah, reaksi-reaksi halida dan analisis larutan anu
Percobaan pertama ialah melakukan uji nyala untuk unsur alkali
dan alkali tanah. Pada percobaan ini digunakan larutan BaCl 2, CaCl2, SrCl2, NaCl,
LiCl. Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah karena
garam-garam ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar
menunjukkan warna yang spesifik sehingga akan tampak jelas perbedaan nyala
dari garam klorida tersebut. Kemudian kawat nikrom dipanaskan agar kotoran
yang menempel hilang. Kawat nikrom dicelupkan dan dipanaskan. Larutan yang
pertama kami gunakan yaitu BaCl2. Ketika dipanaskan, nyala apinya berwarna
merah. Menurut teori, jika barium dipanaskan pada nyala bunsen akan memberi
warna hijau kekuningan. Berarti, hasil yang kami peroleh tidak sesuai dengan
teori. Mungkin dikarenakan kawat yang digunakan mengandung kotoran atau
dan SrCl2 terbentuk endapan. Sedangkan KCl, NaCl, dan LiCl tidak terbentuk
endapan. Ini dikarenakn CaCl2, BaCl2, dan SrCl2 dapat bereaksi dengan
(NH4)2CO3, sedangkan KCl, NaCl, dan LiCl tidak dapat bereaksi dengan
(NH4)2CO3. Persamaan reaksinya yaitu :
CaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
BaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) BaCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
- SrCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) SrCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
- KCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
- NaCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
- LiCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
Yang kedua, larutan alkali dan alkali tanah dicampurkan dengan
(NH4)2HPO4. Hasilnya sama seperti dicampurakan (NH4)2CO3. CaCl2, BaCl2, dan
SrCl2 membentuk endapan. Itu artinya unsur alkali tanah dapat bereaksi dengan
(NH4)2HPO4. Sedangkan KCl. NaCl, dan LiCl tidak terbentuk endapan berarti
logam alkali tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2HPO4. Persamaan reaksinya :
CaCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) CaHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
BaCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) BaHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
- SrCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) SrHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
- KCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
- NaCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
- LiCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
Selanjutnya, larutan alkali dan alkali tanah dicampurkan dengan
(NH4)2SO4. Hasilnya yaitu BaCl2 dan SrCl2 terbentuk endapan sedangakan CaCl2,
NaCl, KCl, dan LiCl tidak terbentuk endapan. BaCl2 dan SrCl2 dapat bereaksi
dengan (NH4)2SO4 sedangkan CaCl2, NaCl, KCl, dan LiCl tidak. Persamaan
reaksinya :
NaCl, NaBr, dan NaI dengan Cl2 pada percobaan ini didapatkan hasil yaitu NaCl
+ Cl2 dengan warna larutan bening, NaBr + Cl2 dengan warna CCl4 berwarna
kuning, NaI + Cl2 dengan warna CCl4 berwarna merah. Terjadinya perubahan
warna ini dikarenakan bahwa zat-zat tersebut bereaksi dengan Cl2. Berarti, NaCl
tidak dapat bereaksi dengan Cl2, karena tidak terjadinya perubahan warna.
Persamaan reaksinya :
akan dianalisis ada 2, yaitu anu X dan anu Y. pertama, kita akan menganalisis
larutan anu X. larutan anu X berwarna merah. Tapi saat ditambahkan larutan
(NH4)2CO3, larutan anu berubah menjadi kekuningan, tetapi tidak terdapat
endapan. Lalu, saat ditambahkan (NH4)2HPO4, larutan anu X juga mengalami
perubahan warna, yang semula merah berubah menjadi kuning jingga dan tidak
terdapat endapan. Kemudian terakhir larutan anu X ditambahkan (NH 4)2SO4.
Sama halnya dengan sebelumnya, larutan anu X juga mengalami perubahan warna
menjadi jingga dan tidak terdapat endapan. Berdasarkan data diatas, dapat kita
katakana bahwa larutan anu X adalah salah satu unsur alkali, karena tidak
terbentuknya endapan ketikah ditambahkan (NH4)2CO3, (NH4)2HPO4, maupun
(NH4)2SO4. Ketika dilakukan uji nyala, warna yang muncul ialah kekuningkuningan. Berarti dapat dikatakan bahwa larutan anu X adalah Natrium (Na).
Selanjutnya kita akan menganalisis larutan anu Y. Larutan anu Y
direaksikan dengan CCl4, air klorin dan HNO3. Larutan yang semula berwarna
bening, ketika ditambahkan dengan ketiga larutan tersebut tidak terjadi perubahan
warna. Itu artinya larutan anu tidak beraksi dengan Cl 2. Berdasarkan dari
percobaan mengenai reaksi-reaksi halida. Data-data diatas menunjukkan unsur
NaCl. Karena ketika NaCl direaksikan, tidak terjadinya perubahan warna.
-
V.
-
5.2 Saran
Pada praktikum ini, kita haruslah berhati-hati. Terutama
ketika dihadapkan dengan larutan HCl. Kerena HCl merupakan
larutan yang dapat menyebabkan luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
-
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan unsur-unsur yang termasuk golongan I A (alkali) dan golongan II A
(alkali tanah) !
- Jawab :
- Alkali : Li, Na, K, Rb. Cs. Fr
- Alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
2. Selesaikanlah persamaan reaksi berikut :
a. CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3 + 2NH4Cl
b. BaCl2 + (NH4)2CO3 BaCO3 + 2NH4Cl
c. NaCl + (NH4)2CO3
d. NaCl + Cl2 warna larutan CCl4 putih, terbentuk endapan
e. 2NaBr + Cl2 2NaCl + Br2
f. 2NaI + Cl2 2NaCl + I2
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C ?
- Jawab :
- Untuk mengidentifikasi unsur halide dalam larutan dengan melihat warna
lapisan CCl4 tersebut.
Pertanyaan Pascapraktek
1. Apakah reaksi nyala saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
unsur ? Jelaskan jawaban anda !
- Jawab :
- Tidak, karena data hasil uji nyala saja belum tentu dapat memastikan unsur
jenis apa dikarenakan bisa saja terjadi kesalahan dalam uji nyala tersebut.
Maka, untuk memastikannya dapat digunakan perbandingan dengan cara
membandingkan hasil dari reaksi unsur dengan larutan lain, dengan hasil dari
uji nyala.
2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI memberikan hasil
yang berbeda?
- Jawab :
- Karena masing-masing unsur tersebut memiliki kereaktifan dan cirri khas
warna yang beda, sehingga menyebabkan hasil pada air klorin warnanya
bereda-beda pula.
3. Mengapa untuk golongan I A memberikan hasil yang berbeda dengan
golongan II A pada percobaan B1, 2, dan 3 ?
- Jawab :
- Karena unsur golongan I A tidak dapat bereaksi dengan percobaan B1, 2,
dan 3. Sedangkan golongan II A dapat bereaksi dengan percobaan B1 dan 2
membentuk endapan. Untuk pereaksi 3 ada golongan II A yang dapat bereaksi
dan ada pula yang tidak.
-
LAMPIRAN GAMBAR
A.
B. Reaksi-reaksi unsur
alkali dan alkali tanah
C. Reaksi-reaksi halida
D. Analisis larutan anu
Zat X
Zat Y
PERCOBAAN V
I.
Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
H2O ,
amonia(
NH 3
),
karbon dioksida(
CO2
) dan metana(
CH 4
bahan yang molekul molekulnya terdiri dari atom atom yang lebih banyak,
dipakai rumus empiris. Jumlah atom suatu unsur tertentu dalam molekul itu,
ditulis sebagai subskrip, karena lambang unsur itu (tetapi 1 tidak pernah ditulis
sebagai subskrip, karena lambang unsur itu sudah menyatakan satuan atom).
Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan secara eksperimen,
dengan menentukan menentukan jumlah presentase unsur unsur yang terdapat
dalam zat itu, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Bersamaan dengan ini,
massa molekul relative senyawa itu juga harus diukur (Chang, 2003).
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat,
tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsur logam atau hydrogen ditulis terlebih
dahulu, diikuti dengan non logam, atau metalloid dan akhirnya oksigen,
sedangkan untuk zat zat organik aturan yang umumnya berlaku adalah C, H, O,
N, S, P. Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan, rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur unsurnya. Ini
merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur
unsur. Secara sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawadapat dilakukan
dengan cara eksperimen. Untuk menyatakan rumus empiris dilakukan dengan
perhitungan senyawa. Jika rumus empiris senyawa telah diketahui dapat
disimpulkan sifat sifat fisik dan kimia dari zat tersebur, yaitu: dari rumus
empiris ini dapat dilihat unsur apa yang terkandung dalam senyawa tersebut dan
berapa banyak atom dari masing masing unsur untuk membentuk molekul
senyawa tersebut, dan massa molekul relative dapat ditentukan massa atom
relative dari unsur unsur yang membentuk senyawa. Berdasarkan rumus empiris
dapat dihitung jumlah relative unsur unsur yang terdapat dalam senyawa atau
komposisi persentase zat tersebut (Rivai, 2011).
Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut
OH
anhidrat. Misalnya CaO yang merupakan anhidrat basa dari Ca( 2 .
Sedangkan senyawa yang mengandung atau mengikat molekul air secara kimia
sebagai bagian dari kisi kristalnya disebut senyawa hidrat, misalnya Ba
Cl2 . H 2 O
. molekul air yang terikat dalam hidrat tersebut disebut dengan air
hidrat. Senyawa hidrat disebut juga dengan nama senyawa kristal karena
mengandung molekul air yang mempunyai ikatan hidrogen. Dengan adanya
molekul air pada kisi kristal, maka akan menyebabkan kristal itu stabil hingga
dalam kisi yang terhidrat akan membentuk ikatan hidrogen. Molekul air terikat
secara kimia dalam senyawa dalam senyawa, sehingga molekul air bagian dari
kisi kristal. Senyawa hidrat bisa mengikat satu sampai dua puluh molekul air.
Oleh karena itu, senyawa hidrat membentuk kristal dekahedlon yang berbentuk
bujur sangkar, dan senyawa ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara
molekul
H2O
lainnnya tanpa ikatan yang berbentuk bujur sangkar. Melalui proses pemanasan,
senyawa hidrat atau garam hidrat dapat terurai menjadi senyawa anhidrat atau
garam anhidrat dengan uap air. Artinya, molekul air (air hidrat) terlepas dari
ikatan dimana kehilangan air dari hidrat ini terjadi dalam beberapa tahap
membentuk suatu rangkaian juga dengan struktur kristal yang teratur dan
mengandung air yang lebih sedikit. Air hidrat sering terlepas dari ikatannya
karena proses pemanasan. Jika Cu(S
airnya akan hilang. Kristal Cu(S
O4 2 .5 H 2 O
O4 2
hidrat. Jika kristal anhidrat tersebut dibiarkan terbuka, maka ia akan menyerap air
dari udara secara terus menerus, sampai pada pentahidrat akan terbentuk.
Kehilangan air dan hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian
hidrat dengan struktur kristal teratur yang mengandung air lebih sedikit. Untuk
mengetahui bahwa semua air sudah hilang adalah pertama memberikan
pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi perubahan wujud, yaitu menjadi
bentuk bubuk. Kedua, terjadi perbahan warna, dan ketiga, gelas pemanasan akan
kering dari molekul air (Sugiarto, 2003).
Padatan yang mengandung molekul molekul senyawaan bersama
sama dengan molekul air disebut hidrat. Hidrat dalam senyawa anorganik adalah
garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat
baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti
ini disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi (Willkinson, 1994).
Air berubah kedalam tiga bentuk sifat menurut waktu dan tempat,
yakni sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap, seperti gas. Air
merupakan senyawa yang berpartisipasi dan serbaguna dalam berbagai reaksi
kimia di muka bumi. Air adalah senyawa non polar yang baik karena mempunyai
momen dipol sebesar 1,84. Pelarut yang mempunyai dipol besar, seperti:
HCN(2,90), HF cair(1,910), namun jarang digunakan karena sangat sukar bekerja
bila pelarutnya adalah air (Ahmad, 2011).
III.
-
Prosedur Kerja
3.1
Alat dan Bahan
- 3.1.1 Alat
Cawan kurs
Timbangan
Tetras tisu
Bunsen
Penjepit kurs
Pipet tetes
Cawan penguap
Gelas arloji
Cawan porselin dan penutupnya
Kaki tiga
- 3.1.2 Bahan
Zink
Logam tembaga
Asan nitrat
CuSO4.5H2O
Nitrogen
Pita Mg
Air suling
NaOH
-
3.2
Skema Kerja
diambil
dicatat bobotnya
Pita Mg
dibersihkan
digulung pita Mg
dipanaskan
dilanjutkan pemanasan
0,001 g
Hasil
Memakai Cu
Cawan
penguap
-
timbang
Logam tembaga
+ asam nitarat
-
dipanaskan
ditimbang
Hasil
-
- 1 gr NaOH
-
dihentikan
pemanasan,
dinginkan
lalu timbang
-
dihitung
persentase
air
dan
Hasil
-
- CuSO4.5H2O
spatula
dimasukaan kedalam cawan porselen
-
diamati warnanya
dihentikan pemanasan
Hasil
-
IV.
-
- Perlakuan
Cawan porselen
- Hasil
- Bobot
=
dipanaskan,
376,6097 g
didinginkan dan
-
ditimbang
Cawan + 0,5 g
Cu
10
ml
1.
Berbentuk
HNO3 4 M tutup
cairan
dan dipanaskan
berwarna
biru
dan
mendidih
2.
Terbentuk
Kristal
hitam
3.
Uap
berwarna
-
Timbang
kuning
Bobot
377,4367 g
-
- Perlakuan
Cawan porselen
Hasil
air
HNO3 4 M + air
-
suling
Cawan
dipanaskan
-
menit
Cawan
didinginkan pada
Bobot
92,8168 g
ditimbang
Cawan dan tutup
+
menit,
Zn
ditimbang
Cawan + sampel
dipanaskan
Bobot
93,7869 g
1.Sampel
(Zn)
menit + 10 menit
meleupletup
-
2.Tutup
cawan
mengembu
n
-
3.Butiran
Zn
menempel
pada kaca
arloji
4.Zink
menggump
Pemanasan
dihentikan,
al
Bobot
93,3790 g
didinginkan pada
suhu kamar dan
ditimbang
-
- Perlakuan
Setengah spatula
- Hasil
- Berwarna
CuSO4.5H2O
dimasukkan
biru muda
ke
cawan porselen
dan
dicatat
warna
Cawan
ditutup
dengan
kaca
CuSO4.5H2
dan
O menjadi
arloji
-
dipanaskan
Pemanasan
dihentikan
setelah
ditetesi air
dan
dingin
Warna
pucat
Setelah
ditetesi air,
warna
CuSO4.5H2
O kembali
menjadi
biru muda
-
4.2
Pembahasan
4.2.1 Rumus Empiris Senyawa
-
didalam cawan porselen hilang agar hasilnya lebih akurat dan tidak tercampur
dengan zat lain. Kemudian didinginkan cawan kira-kira 10 menit. Setelah dingin,
timbang cawan dan pada percobaan ini didapat massa cawan 376,6097 gram.
Setelah cawan ditimbang, masukkan logam Tembaga (Cu) sebanyak 0,5 gram,
juga Asam Nitrat 4 M sebanyak 100 mL kedalam cawan porselen. Lalu panaskan.
Hasilnya HNO3 tadi akan berubah menjadi kristal hitam dan uap kekuningan. Hal
itu terjadi karena Cu merupakan logam transisi. Suatu logam transisi memiliki
keistemewaan menangkap cahaya tampak karena elektronnya. Dan HNO 3
merupakan senyawa kompleks, dengan NO3- sebagai ion kompleksnya. Apabila
terjadi eksitasi elektron, maka logam NO 3- akan mengisi orbital kosng pada Cu
yang menyebabkan terjadinya eksitasi elektron bertingkat energi yang lebih
tinggi. Setelah itu dinginkan cawan dan sampel lalu ditimbang.
Selanjutnya, praktikum mengenai penentuan kuantitatif persentase
air dalam senyawa hidrat. Dimana sampel yang digunakan yaitu Zink. Langkah
pertama yang dilakukan adalah mencuci cawan porselen dengan air ditambah
HNO3 6 M dan air suling. Setelah cawan porselen dan tutupnya dibersihkan,
panaskan cawan dengan menggunakan pemanas spiritus. Pada pemanasan
diharapkan hati-hati. Setelah dipanaskan selama 5 menit, dinginkan cawan dan
tutupnya pada suhu kamar selama 15 menit. Setelah cawan dan tutupnya dingin,
timbang lah siapkan sampel Zink sebanyak 1 gram, setelah dimasukkan Zink
kedalam cawan lalu timbang kembali setelah hasil didapat, cawan dan sampel
dipanaskan dengan menggunakan bunsen selama 10 menit, terus amati perubahan
sampel. Sampel (Zink) meletup-letup, tutup cawan mengembun, dan Zink yang
awalnya berupa butiran pertama mulai menggumpal. Hal ini terjadi karena semua
air yang ada pada Zink telah terhidrasi/hilang pada proses pemanasan, tetapi bobot
sampai akan tetap. Itulah sebabnya Zink menjadi gumpalan-gumpalan karena
tidak lagi terkandung air. Setelah semua pemanasan dilakukan, matikan pemanas
spiritus lalu dinginkan cawan dan sampel pada suhu kamar, setelah dipastikan
dingin timbang lagi cawan dan sampel. Percobaan ini dikatakan berhasil apabila
massa sampel sebelum dipanaskan san sesudah pemanasan didapatkan hasil yang
sama seperti yang didapatkan yaitu kisaran 93 gram.
-
V.
Kendala yang praktikan alami pada praktikum kali ini adalah pada
penggunaan neraca atau timbangan. Timbangan yang tersedia hanya satu, tapi
setiap kelompok menggunakannya. Ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan
untuk menimbang suatu sampel menjadi lebih lama, karena setiap kelompok harus
menunggu gilirannya untuk menimbang.
-
DAFTAR PUSTAKA
Bakti, Rivai,dkk. 2010. Kimia Dasar I. Inderalaya :UNSRI.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar Dasar Kmia Anorganik II. Yogyakarta :
Jica.
Willkinson dan Cotton. 1994. Kimia Anorganik Dasar I. Jakarta :
-
Universitas Indonesia.
Zainudin, Ahmad. 2001. Kimia Lanjutan. Bandung : Genta Aditya Bakti.
-
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
2,35
64
0,03667 : 0.0746
2,65
35,5
1:2
Penyelesaian :
1,692 298,3
:
161
18
6,0105 : 16,57
-
1 : 1,5
2:3
Pertanyaan Pascapraktek
Diket : massa S = 50 g
-
Penyelesaian :
-
Massa O = 100 50 = 50 g
RE = mol S : mol O
50 50
:
32 16
1,5625 : 3,125
1:2
RE = SO2
Diket : O = 74,06%
Penyelesaian :
RE = mol N : mol O
25,94 74,06
:
14
16
1,85 : 4,6
2:5
RE = N2O5
4. Berapa g logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa
volume gas hidrogen yang dibebaskan dalam keadaaan standar?
- Jawab :
- Diket : HCl 1,5 kg 37 %
- Dit : massa Zink ?
- Jawab :
37
- Massa HCl = 100 x 1500
-
Mol HCl =
= 555 g
555
36,5
= 15,2 g
Pertanyaan Pascapraktek
1. Kenapa dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan
menentukan rumus hidrat (Percobaan A)?
- Jawab ;
- Karena cawan yang akan digunakan untuk memanaskan sampel haruslah
dalam keadaaan baik, karena apabila tidak dalam kondisi baik, maka dapat
mempengaruhi percobaan
2. Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
- Jawab :
-
tidak berlebih dari 0,5 mg dari berat zat pada penimbangan selanjutnya.
3. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi percobaan B? Jelaskan
Jawab :
Agar tidak ada air yang keluar dan membuktikan bahwa senyawa tersebut
Jawab :
Persen air =
1,6321,008
1,632
x 100%
-= 38,23%
7. Tuliskan persamaan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.H2O
Jawab :
CuSO4.5H2O
CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O
CuSO4.5H2O
LAMPIRAN PERHITUNGAN
-
= 377,1097 376,6097
= 0,5 gram
= 377,4367 376,6097
= 0,827 gram
4. Mol O =
= 377,4367 377,1097
= 0,327 gram
massaO
Ar O
x jumlah atom O
= 0,02 mol
5. Mol Cu =
massaCu
Ar Cu
x jumlah atom Cu
0,5
x1
63,5
= 0,008 mol
0,02 : 0,008
2:5
0,327
x1
16
7.
Persen air =
8.
Mol ZnSO 4 =
93,786093,3790
100
0,9692
= 42%
93,786092,972
159,5
0,814
159,5
= 0,005 mol
93,786093,3790
18
Mol H 2 O=
= 0,02 mol
0,407
18
Rumus hidrat =
mol ZnSO 4
mol H 2 O
0,005
0,02
1
4
1. Rumus empiris
LAMPIRAN GAMBAR
Cawan dipanaskan
Cawan ditimbang
Membentuk
Membentuk Kristal
Ditimbang
2. Hidrasi air
2.1 Penentuan Kuantitatif Persentase Air dalam Senyawa Hidrat
-
Ditimbang
Cawan
dipanaskan
-
Cawan dan
- Hasil
2.2 Reaksi Bolak Balik Hidrat
- CuSO4.H2O
- Dipanaskan
Ditetesi air
-
- PERCOBAAN VI
I. Tujuan
listrik yang melintas penampang persatuan waktu, dan rapat arus listrik bagi arus
listrik yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya oleh gerakan ion-ion
yang bergerakan diudara didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang
melintas penampang luas seluas satu-satuan luas persatuan waktu. Pada
hakikatnya pembawa muatan listrik pada kawat tahanan ialah elektron-elektron
bebas, yaitu elektron-elektron yang lepas dari ikatan atom-atom penyusun bahan
konduktor itu, yang bersikap sebagai molekul-molekul gas sehingga disebut gas
elektrolit. Sedangkan arus listrik didalam cairan, khususnya larutan elektrolit
adalah ion-ion yang bergerak dari elektroda satu ke elektroda lainnya, dan
didalam larutan tidak terdapat elektron bebas. Sudah tentu daya hantar yang
memberikan ukuran mudah sukarnya arus listrik mengalir, ditentukan sepenuhnya
oleh mudah sukarnya pembawa-pembawa muatan listrik, yakni elektron-elektron
ataupun ion-ion yang bergerak didalam medium (Soedojo,1999).
-
ujung tongkat tembaga atau tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa,
maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Sifat penghantar yang
menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance). Hambatan didefinisikan dari
sebuah penghantar (yang dinamakan resistor) diantara dua titik dengan
memakaikan sebuah perbedaan potensial (V) diantara titik tersebut, dan dengan
mengukur arus (I) (Halliday,1984).
dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang apabila
dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel
bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif atau ion negatif).
Jumlah muatan ion positif dan muatan ion negatif sama, sehingga muatan ion
dalam larutan menjadi netral. Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus
listrik (Marliana,2013).
-
menghantarkan arus listrik dengan baik, karena kemampuan zat terlarut untuk
berubah menjadi ionnya lemah. Semakin sedikit larutan yang dapat berdisosiasi,
maka kekuatan daya hantar listriknya juga akan lemah. Larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (Tresnawati,2013).
-
terhadap sel. Misalnya larutan pekat asam klorida membentuk pertemuan dengan
larutan encer. Kedua ion hidrogen dan ion klorida berdifusi dari larutan yang
pekat ke larutan yang encer. Ion hidrogen bergerak lebih cepat, maka larutan
encernya berubah menjadi bermuatan positif karena adanya ion hidrogen berlebih.
Larutan yang lebih pekat ditinggalkan dengan kelebihan ion klorida dan dengan
demikian mendapatkan muatan negatif. Pemisahan muatan yang nyata adalah
sangatlah
kecil,
tetapi
beda
potensial
yang
dihasilkan
cukup
berarti
(Alberty,1992).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Adanya hidrasi
Orientasi atmosfer pelarut
Berat dan muatan ion
Gaya tarik antar ion
Temperatur
Viskositas
-
III.
Prosedur Percobaan
3.1
3.1.1 Alat
: 8 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 5 buah
: 1 buah
3.1.2 Bahan
Akuades
Padatan NaCl
Air jeruk nipis
NH4OH
NaOH
HCl
Larutan NaCl
NaBr
Nal
NH4Cl
Minyak tanah
-
3.2
Skema
Kerja NaCl, dan Kristal NaCl
25 mL Minyak- tanah,
H2O,
Larutan
3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa
Hasil
dengan multimeter
ditentukan sifat zat terhadap arus litrik
25 mL larutan
(8 jenis) den gan konsentrasi 0,05 M ; 0,1 M ;
M;1M
disediakan0,5
masing-masing
larutan
-
konsentrasi
-
konsentrasi
-
- anion
Hasil
-
4.1
Hasil
- Perlakuan
- Disediakan 5
mL, masing-
masing diisi
dengan :
-
b. 25 mL H2O
c. 25 mL NaCl
d. Kristal NaCl
R=-
0
-
a. 25 mL minyak
tanah
Hasil
R = 0,04 k =
40
R = 0,02 k =
20
R = 1 k
1000
-
- Diukur daya
hantar listrik
senyawa :
-
a. 25 mL minyak
b. 25 mL H2O
c. 25 mL NaCl
d. Kristal NaCl
L=-
V = 1,5 Volt ,
L = 0,025 ohm-1
tanah
-
V=-
V = 1,5 Volt ,
L = 0,05 ohm-1
V = 1,5 Volt ,
L = 0,001 ohm-1
- Ditentukan sifat
listrik :
a. 25 mL minyak
tanah
I=-
Isolator
-
I = 37,5 mA ,
b. 25 mL H2O
Konduktor
c. 25 mL NaCl
Lemah
d. Kristal NaCl
I = 75 mA
Konduktor
Kuat
-
I = 1,5 mA ,
Konduktor
Lemah
- Perlakuan
- Disiapkan larutan
- Hasil
- Pengenceran
sebanyak 25 mL
dalam konsentrasi
nipis.
0,05 M ; 0,1 M ;
-
0,5 M ; 1 M.
Kelompok 1,
listrik :
0,038 ohm-1
-
M
Air Jeruk Nipis 0,5
M
Air Jeruk Nipis 1
M
0,1 M
Larutan NH4OH
0,5 M
Larutan NH4OH 1
- 20 , L =
0,05 ohm-1
- 16 , L =
0,0625 ohm-1
- 10 , L =
0,1 ohm-1
- 40 , L =
0,025 ohm-1
- 80 , L =
0,0125 ohm-1
M
-
- 26 , L =
- 100 , L =
M
Larutan NaOH 0,5
M
Larutan NaOH 1 M
0,01 ohm-1
-
- 120 , L =
0,0083 ohm-1
- 120 , L =
0,0083 ohm-1
- 46 , L =
0,022 ohm-1
- 40 , L =
0,025 ohm-1
- 30 , L =
0,033 ohm-1
- 14 , L =
0,07 ohm-1
- 12 , L =
0,08 ohm-1
- 10 , L =
0,1 ohm-1
- Ditentukan
- 6 , L =
0,16 ohm-1
- E. Kuat :
larutan elektrolit
nipis, NaOH
- Pengaruh
& E. Lemah :
pengenceran.
NH4OH.
- Grafik L terhadap
M.
- Semakin
encer,
semakin kecil
daya hantar
- Perlakuan
Kelompok 2,
listriknya.
- Hasil
-
listrik :
M
Larutan NaCl 0,5
M
Larutan NaCl 1 M
M
Larutan NaBr 0,5
M
Larutan NaBr 1 M
M
Larutan NH4Cl 0,5
M
Larutan NH4Cl 1 M
- 30 , L =
0,033 ohm-1
- 24 , L =
0,042 ohm-1
- 20 , L =
0,05 ohm-1
- 15 , L =
0,067 ohm-1
- 58 , L =
0,017 ohm-1
- 50 , L =
0,02 ohm-1
- 40 , L =
0,025 ohm-1
- 38 , L =
0,026 ohm-1
- 48 , L =
0,021 ohm-1
- 42 , L =
0,0238 ohm-1
- 36 , L =
0,0278 ohm-1
- 30 , L =
0,033 ohm-1
- 34 , L =
0,029 ohm-1
- 24 , L =
0,042 ohm-1
- 20 , L =
0,05 ohm-1
- Ditentukan
- 16 , L =
0,0625 ohm-1
- Anion
perbandingan anion
(golongan VII
kation.
A) : semakin
- Grafik L terhadap
ke bawah,
M.
daya hantar
listrik
semakin kecil.
-
- Kation : Na+
lebih besar
dari NH4+
daya hantar
listriknya.
l
t
a
-
M
i
n
y
a
k
)
-
T
a
n
a
-
h
H
5
V
t
1
l
t
N
a
C
-
l
K
l
t
N
a
C
l
-
Kelompok 1
-
Kelompok 2
-
I
-
4.2
Pembahasan
H2O, larutan NaCl, dan kristal NaCl. Praktikum ini dilakukan untuk menentukan
daya hantar listrik dari beberapa senyawa.
-
dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik biasa
disebut dengan isolator. Senyawasenyawa tersebut diukur dengan menggunakan
alat multimeter. Multimeter memiliki fungsi untuk mengukur tahanan, tegangan,
dan kuat arus. Namun pada praktikum ini hanya digunakan untuk mengukur
tahanan pada senyawa.
-
ternyata tidak menunjukkan nilai tahanan, atau skala penunjuk tidak mengalami
perubahan (tidak bergerak). Senyawa yang memiliki nilai nol pada daya
hantarnya, disebut senyawa isolator. Minyak tanah merupakan senyawa
hidrokarbon yang tersusun dari 11-12 atom karbon dan diikat dengan ikatan
kovalen non polar. Karakter dari ikatan kovalen non polar adalah sulit untuk
terionisasi. Karena dalam larutan tidak terdapat ion-ion bebas, maka minyak tanah
tidak dapat menghantarkan arus listrik, dan disebut dengan isolator.
-
dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan ke dalam pelarut
yang sesuai. Hal ini karena senyawa kovalen polar akan mampu untuk
membentuk ion-ion dalam pelarut yang sesuai.
-
sebesar 0,025 ohm-1 dan 0,05 ohm-1. Hal tersebut menyatakan bahwa H2O dan
larutan NaCl dapat menghantarkan arus litrik. Daya hantar larutan NaCl
menujukkan nilai yang besar di bandingkan H2O sebesar 0.025 ohm-1 dan kristal
NaCl 0.001 ohm-1, karena kemampuan NaCl untuk membentuk ion-ionnya lebih
besar di bandingkan dengan H2O dan kristal NaCl. Sehingga NaCl disebut
sebagai konduktor kuat sedangkan H2O disebut konduktor lemah.
-
nipis, NH4OH, HCl, NaOH, NaCl, NaBr, NaI, dan NH 4Cl, dengan konsentrasi
mulai dari 0,05 M ; 0,1 M ; 0,5 M ; dan 1 M. Ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik tiap larutan. Percobaan ini
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari : air jeruk nipis, NH 4OH,
HCl, dan NaOH.
-
Column2
Berdasarkan
data
konsentrasi terhadap daya hantar listrik, dimana daya hantar akan mengalami
kenaikan atau peningkatan seiring dengan konsentrasi larutan yang semakin
tinggi. Terlihat grafik terus menanjak disetiap kenaikan konsentrasi dari larutan.
-
dengan larutan lainnya, air jeruk nipis dapat di golongkan kedalam larutan
elektrolit kuat.
-
b. NH4OH
NH4OH
0.03
0.03
0.02
Column2
0.02
0.01
0.01
0
0.05
0.1
0.5
HCl
0.2
0.15
Column2
0.1
0.05
0
0.05
0.1
0.5
c. HCl
-
bandingkan dengan senyawa yang lainnya dalam percobaan ini. Sehingga HCl
tergolong kedalam larutan elektrolit kuat. Grafiknya menunjukkan kenaikan daya
hantar terhadap kenaikan konsentrasinya.
NaOH
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0.05
Column2
0.1
0.5
d. NaOH
-
larutan HCl dan air jeruk nipis. Daya hantarnya meningkat dengan konsentrasi
yang meningkat pula. NaOH tergolong kedalam larutan elektrolit kuat karena
NaOH terionisasi sempurna di dalam air, selain itu NaOH juga memiliki nilai
daya hantar yang tinggi di bandingkan dengan beberapa senyawa lainnya.
-
a. NaCl
NaCl
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.05
Column2
0.1
0.5
yang semakin tinggi akan mempengaruhi daya hantar dari larutan itu sendiri
menjadi lebih besar. NaCl tergolong kedalam larutan elektrolit kuat, dimana NaCl
akan terionisasi sempurna dalam air menjadi ion Na + dan Cl-. Daya hantar NaCl
juga lebih besar jika dibandingkan dengan nilai daya hantar NH 4OH dan air jeruk
nipis.
-
b. NaBr
NaBr
0.03
0.03
0.02
Column2
0.02
0.01
0.01
0
0.05
0.1
0.5
memiliki daya hantar yang tinggi, NaBr juga akan terionisasi sempurna dalam air
menjadi ion Na+ dan Br-, sehingga NaBr dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik.
-
c. NaI
NaI
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0.05
Column2
0.1
0.5
peningkatan konsentrasi. NaI dalam air akan terurai menjadi ion Na+ dan I-, ini
berarti NaI terionisasi sempurna. Dan nilai daya hantar listriknya lebih tinggi
dibandingkan dengan NH4OH, sehingga NaI dapat digolongkan kedalam
kelompok elektrolit kuat.
-
d. NH4Cl
NH4C l
maka nilai daya hantarnya juga akan semakin besar. NH4Cl digolongkan kedalam
elektrolit lemah, karena NH4Cl tidak terurai sempurna di dalam air, sehingga ionion nya tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.
juga hubungan antara tahanan atau hambatan dengan daya hantar listrik. Dimana
keduanya memiliki hubungan berbanding terbalik. Saat nilat tahanan atau
hambatannya besar maka nilai daya hantarnya akan semakin kecil.
-
5.1
Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah praktikan lakukan, setiap larutan atau senyawa
memiliki daya hantar listrik berbeda dalam berbagai konsentrasi, seperti :
Minyak tanah = 0
H2O
= 0,0250 ohm-1
Larutan NaCl = 0,05 ohm-1
Kristal NaCl = 0,001 ohm-1
2. Pengaruh jenis larutan terhadap daya hantar listrik adalah semakin tinggi
derajat ionisasi dari larutan, maka daya hantarnya akan semakin besar.
Sama halnya dengan konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi larutan maka
semakin tinggi daya hantar listriknya.
-
5.2
Saran
Diharapkan para praktikan bekerja dengan teliti dan hatihati agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan, seperti
kerusakan alat dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
-
Utama.
Katalis
NaHCO3.
Jurnal
Kimia
SMA
Pada
Riset
Topik
dan
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik ?
- Jawab :
- Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas,
tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Atau, kemampuan untuk
menghantarkan listrik.
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?
- Jawab :
listrik, dan ion tersebut selalu bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan
listrik.
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan menggunakan alat
multimeter !
- Jawab :
- Larutan dimasukkan ke dalam gelas beaker, kedua kutub dari alat
multimeter dicelupkan ke dalam larutan, lalu diamati berapa nilai arus listrik
yang dihasilkan oleh larutan.
Pertanyaan Pascapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ?
- Jawab :
- Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut
akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
non-elektrolit ?
- Jawab :
Elektrolit kuat : dapat terurai sempurna dalam air, dan penghantar listrik
yang baik.
Elektrolit lemah : terurai sebagian dalam air, dan penghantar listrik yang
kurang baik.
Non-elektrolit : tidak dapat terurai dalam air, dan tidak dapat
LAMPIRAN PERHITUNGAN
-
1 1
1
L= = =0,025 ohm
R 40
c. Larutan NaCl
- R = 20
V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-
1 1
L= = =0,05 ohm1
R 20
d. Kristal NaCl
- R = 1000
V
1,5
I= =
1000=1,5 mA
R 1000
1
1
L= =
=0,001 ohm1
R 1000
Kelompok 1
1 1
1
L= = =0,038
R 26
V 1,5
I= =
1000=58 mA
R 26
-
1 1
L= = =0,05 1
R 20
V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-
1 1
L= = =0,0625 1
R 16
V 1,5
I= =
1000=94 mA
R 16
-
1 1
1
L= = =0,1
R 10
V 1,5
I= =
1000=150 mA
R 10
1 1
L= = =0,025 1
R 40
V 1,5
I= =
1000=37,5 mA
R 40
-
1 1
L= = =0,0125 1
R 80
V 1,5
I= =
1000=18,8 mA
R 80
-
1
1
1
L= =
=0,01
R 100
V 1,5
I= =
1000=15 mA
R 100
-
Larutan NH4OH 1 M
60
R=
1000=120
500
1
1
L= =
=0,0083 1
R 120
V 1,5
I= =
1000=12,5 mA
R 120
-
1
1
L= =
=0,0083 1
R 120
V 1,5
I= =
1000=12,5 mA
R 120
1 1
L= = =0,022 1
R 46
V 1,5
I= =
1000=32,6 mA
R 46
-
1 1
L= = =0,025 1
R 40
V 1,5
I= =
1000=37,5 mA
R 40
-
Larutan NaOH 1 M
15
R=
1000=30
500
1 1
L= = =0,033 1
R 30
V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30
1 1
1
L= = =0,071
R 14
V 1,5
I= =
1000=107 mA
R 14
-
1 1
1
L= = =0,08
R 12
V 1,5
I= =
1000=125 mA
R 12
-
1 1
1
L= = =0,1
R 10
V 1,5
I= =
1000=150 mA
R 10
-
Larutan HCl 1 M
3
R=
1000=6
500
1 1
L= = =0,16 1
R 6
V 1,5
I= =
1000=250 mA
R 6
-
Kelompok 2
1 1
L= = =0,033 1
R 30
V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30
-
1 1
L= = =0,042 1
R 24
V 1,5
I= =
1000=62 mA
R 24
-
1 1
L= = =0,05 1
R 20
V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-
Larutan NaCl 1 M
7,5
R=
1000=15
500
1 1
L= = =0,067 1
R 15
V 1,5
I= =
1000=100 mA
R 15
1 1
L= = =0,017 1
R 58
V 1,5
I= =
1000=26 mA
R 58
-
1 1
L= = =0,02 1
R 50
V 1,5
I= =
1000=30 mA
R 50
-
1 1
1
L= = =0,025
R 40
V 1,5
I= =
1000=37 mA
R 40
-
Larutan NaBr 1 M
19
R=
1000=38
500
1 1
L= = =0,026 1
R 38
V 1,5
I= =
1000=39 mA
R 38
-
1 1
L= = =0,021 1
R 48
V 1,5
I= =
1000=31,25 mA
R 48
-
1 1
L= = =0,0238 1
R 42
V 1,5
I= =
1000=35,7 mA
R 42
-
1 1
L= = =0,0278 1
R 36
V 1,5
I= =
1000=41,67 mA
R 36
-
Larutan NaI 1 M
15
R=
1000=30
500
1 1
1
L= = =0,033
R 30
V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30
R=
17
1000=34
500
1 1
L= = =0,029 1
R 34
V 1,5
I= =
1000=44 mA
R 34
-
1 1
L= = =0,042 1
R 24
V 1,5
I= =
1000=62 mA
R 24
-
1 1
L= = =0,05 1
R 20
V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-
Larutan NH4Cl 1 M
8
R=
1000=16
500
1 1
L= = =0,0625 1
R 16
V 1,5
I= =
1000=93 mA
R 16
-
LAMPIRAN GAMBAR
-
Minyak -Tanah,
Kristal NaCl,
H2O,
Larutan NaCl
KELOMPOK 1
1 M ; 0,05 M
Kelompok
1:
NaOH
- 0,1 M ; NaOH 0,5 M
-
Kelompok 2 :
NaI 1 M ; NaBr 1 M
KELOMPOK 2
PERCOBAAN VII
PENGENDAPAN
-
I. Tujuan
lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat
yang telah tercemar atau tercampur.Campuran adalah setiap contoh materi yang
tidak murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat,dapat bervariasi,campuran dapat berupa
homogen dan heterogen (Ralph,1996).
-
mempunyai sifat zat asalnya dengan komposisi tidak tentu dan dapat dipisahkan
secara fisika.Pada umumnya,campuran di golongkan sebagai materi homogen dan
materi heterogen.Materi homogen adalah suatu campuran yang partikelpartikelnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa.Sedangkan materi heterogen
adalah tidak seluruh bagian materi mempunyai sifat yang sama yang zat
penyusunnya tidak mengalami perubahan sehingga dapat dilihat dan dibedakan.
Contohnya tanah,pasir,batu granit dan kayu (Irfan,2000)
-
pentites membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu, kepekatan
zat yang di tentukan berkurang. Selama berlangsungnya proses pengendapan,
perubahan kepekatan dialami dekat titik didih kesetaraan dengan bantuan
indikator
yang
mempunyai
persyaratan
diantaranya,
yaitu
terjadinya
kesetimbangan yang harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter, zat
yang akan ditrntukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter,
endapan yang terbentuk harus cukup larut secara terjamin kesempurnaan rekasi
sampai 99%,dan harus tersedia secara penentuan titik akhir yang sesuai (Ahmad,
1991).
-
1).Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang
III.Prosedur Percobaan
3.1
- 3.1.1 Alat
Cawan penguap
Bunsen
Kaki tiga
Kawat kasa
Batang pengaduk
Timbangan
Kaca arloji
Bejana kromatografi
Kertas saring
Gunting
- Pensil
- Gelas piala
- Pipet tetes
- 3.1.2 Bahan
NH4Cl
NaCl
SiO2
- Tinta hitam
- BaCl2
- K2CrO4
Air
Butanol
Asam asetat
- BaCrO4
3.2
Skema Kerja
NH4Cl,NaCl,S
iO2
-
SiO2
- ditempatkan cawan penguap SiO2, ditutup dengan
kaca
-
Hasil
-
Butanol,Asam
asetat,Air,Tinta
hitam
-
Hasil
-
BaCl2,K2CrO4
-ditimbang gelas piala dan catat bobotnya
-
Hasil
-
BaCl2
-
dihitung prosedur A
- dihitung massa barium klorida.Dicari persentase
barium klorida dalam campuran semula
Hasil
-
4.1 Hasil
4.1.1 Pemisahan dengan cara konvensional
-
PERCOBAAN
BO
BO
T(gr
am)
a.Bobot cawan
68,1
penguap+contoh
-
b.Bobot cawan
67,8
penguap
c.Bobot contoh
0,3
68,0
NH4Cl menyublim
e.Bobot NH4Cl
0,03
f.Persentase NH4Cl
a.Bobot cawan+kertas
10%
69,8
saring+NaCl
-
06
b.Bobot cawan+kertas
69,7
saring
c.Bobot NaCl
d.Persentase NaCL
a.Bobot kertas
0
-
0,16
6
55%
1,09
saring+SiO2
c.Bobot SiO2
d.Persentase SiO2
0,91
0
0,10
8
a.Bobot sampel
b.Bobot
30%
- -
0,30
NH4Cl+NaCl+SiO2
-
c.Selisih bobot
0,04
4.1.2
TI
Rf
Rf
W
A
R
N
-
A
M
0,
er
57
ah
m
ud
-
a
Ji
ng
14
ga
O
2
0,
ra
0,
07
ng
-
e
C
ok
-
0,
lat
Bi
ru
0,
0,
07
0,
1
0,
07
ud
-
a
Bi
ru
0,
07
tu
4.1.3
0,
PERCOBAAN
B
-
Bobot gelas
piala+BaCl2
96,
95,
Bobot BaCl2
1,6
Bobot kertas
saring+endapan
4,8
BaCrO4
Bobot kertas saring
1,1
BaCrO4
3,7
Bobot endapan
BaCrO4(hasil teoritis)
1,5
58
4.2
Pembahasan
rendah
sehingga
saat
dipanaskan
NH4Cl(s) akan
Titik didih air lebih rendah dari pada garam klorida NaCl, sehingga
saat dipanaskan air akan menguap terlebih dahulu hingga habis dan barulah
tertinggal kristal NaCl(s), yang lalu diukur bobotnya dan didapatkannya nilai
sebesar 0,166 gr dengan persentase besar 55% dalam campuran .
-
berkaitan
dengan
dengan
tidak
sempurnanya
Nilai ini mendekati dari nilai yang diharapkan yaitu sebesar 0,1 gr. Perbedaan
nilai yang tipis dari ekspektasi ini dikarenakan dalam melakukan pengeringan
SiO2(s) tidak optimal, sehingga masih terdapat sedikit kandungan air di dalamanya.
-
Dari
itu
dapat
SiO2(aq)SiO2(s)
disimpulkan,
melakukan
pemisahan
zat
memiliki
karakteristik
khusus
yang
Endapan yang terbentuk dikarenakan hasil kali larutan ionionnnya lebih besar dari Ksp. Setelah larutan di dekantasi dan
di dapatkan bobot Barium Kromat yang terbentuk yaitu sebesar
3,7186 gr, dengan persentase sebesar 58,4%. Perhitungan
teoritis dapat di lakukan dengan membandingkan mol mol
senyawa yang dapat di ketahui dari persamaan reaksi dan
dengan data pngendapan yang telah di peroleh dengan cara
pemisahan endapan. Bukan hanya endapan yang terbentuk bisa
kita hitung secara teoritis, namun senyawa yang bertindak
5.1
Kesimpulan
gr praktek
x 100
gr teoritis
5.2
Saran
Dalam
melakukan
pemisahan
campuran
dengan
DAFTAR PUSTAKA
-
LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktikum
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
- Jawab :
- Pemisahan komponen dari campuran adalah pemisahan yang menyusun
suatu campuran dengan pelarutnya.
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
- Jawab :
a. Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan
dengan cara penguapan.
b. Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan kelarutan.
c. Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan perlahan-lahan.
d. Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan
kepadatannya.
e. Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya berdasakan
perbedaan migrasi senyawa.
f. Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan
pada perbedaan titik didihnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranaanya dalam proses pemisahan?
- Jawab :
- Rf merupakan perbandingan dari jarak yang yang ditempuh zat dan jarak
yang ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi noda-noda
yang sering ditentukan dengan harga Rf.
4. Berikan devinisi untuk :
a. Filtrat
b. % komposisi
c. Endapan
d. Stoikiometri
e. Supernatan
f. Hasil teoritis
a.
b.
c.
Jawab :
Filtrat adalah zat hasil filtrasi atu penyaringan dari suatu campuran.
% komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
Endapan adalah komponen yang tidak terlarut dan biasanya terdapat pada
Pertanyaan Pascapraktikum
- Pertanyaan I
1. Gunakan handbook menjawab pertanyaan ini
a. Bagaimana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3 ?
Jawab :
Dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air, kemudian diaduk hingga
homogen dan nantinya akan terbentuk endapan. Endapan tersebut adalah
NiCO3. Campuran tersebut kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi
Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan NiCO3 dan juga dengan cara
kromatografi.
b. Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawab :
Dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, setelah itu campuran
diekstraksi untuk mendapatkan endapan AgCl dan juga dengan cara dekantasi.
c. Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawab :
Dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O2dalam campuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan dan
dipisahkan dengan cara dekantasi.
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawab :
Ada, yaitu dengan cara titrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi,
evaporasi, ekstraksi zat cair, adsorpsi dan destilasi bertingkat.
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawab :
Karna pada saat pemanasan terjadi penguapan. Sehingga apabila tidak
ditutup maka akan mempengaruhi berat NaCl.
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?
Jawab :
- Kelebihan : prosedur sederhana, tidak diperlukan kuantitas kecil dari zat
itu, dapat memisahkan campuran secara kompleks, bahan yang digunakan
sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapat mengetahui dengan mudah warna
penyusun dengan menggunakan noda.
Kekurangan : prosesnya am,a dan sukar menambahkan warna yang tampak
Pertanyaan II
Jawab :
-
Mol MgCl2 =
0,552
95,3
Mol AgCl
2
x 0,0058
= 0,0116 mol
1
= 0,0058 mol
% AgC =
1,631
x 100
= 98, 05 %
1,66344
1
x 0,0071=0,0071mol
1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
-
Persentase NaCl =
0,03
x 100
%
0,3
= 10%
bobot NaCl
x 100
bobot contoh
Persentase SiO2 =
0,166
x 100
0,3
= 55%
bobot SiO 2
x 100
bobot contoh
0,108
x 100
0,3
= 36%
B. Pemisahan dengan kromatografi
jarak yang ditempuh zat
Rf = jarak yang ditempuh pelarut
Rf merah muda =
4
=0,571
7
Rf jingga
1
=0,142
7
Rf orange
0,5
=0,071
7
Rf coklat
0,5
=0,071
7
Rf biru muda =
0,5
=0,071
7
Rf biru tua
-
0,5
=0,071
7
1,6
208,5
-= 0,007 mol
Mol K2CrO4 = m x v
-= 0,2 x 25
-= 5 mol
-
BaCrO4 + K2CrO4
BaCrO4 + 2KCl
Mula-mula :
0,007 5
Reaksi
0,007
0,007
0,007
0,014
-
Sisa
0,007
0,014
gr BaCrO4
-
4,993
= mol x mr
= 0,007 x 225,5
= 1,58 gram
Persen BaCrO4 = hasil nyata x hasil teoritis x 100%
-
= 58,4%
gr BaCl2
-
= mol x mr
= 0,007 x 208,5
= 1,45 gram
Persen BaCl2 = hasil nyata x hasil teoritis x 100%
-
= 53,6%
LAMPIRAN GAMBAR
-
A. Pemisahan Konvensional
Dipanaskan
Disaring
-
Dikeringkan
B. Pemisahan Kromatografi
-
Dijenuhkan
-
Dipanaskan
-
Dikeringkan
Disaring
PERCOBAAN VIII
I.
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
Mengamati tanda tanda terjadinya reaksi
Menuliskan persamaan reaksi dengan benar
Menyelesaikan persamaan redoks dari setiap percobaan
-
II.
Landasan Teori
-
ini terdapat perubahan bilangan oksidasi , valensi dan muatan . dalam reaksi
redoks selalu terdapat tereduksi sebab reaksi redoks terjadi tepat yang
teredoksidasi bersama sama dengan unsur yang tereduksi sebab reaksi redoks
terjadi karena perpindahan electron . reduktor nya melepaskan electron , unsur
yang teredoksidasi naik Bo-nya , sedangkan unsur yang tereduksi turun Bo-nya
atau yang sering disebut bermuatan positifnya ( Harjadi,1993).
-
, unsur yang naik Bo-nya , unsur yang naik muatan positifnya. Oksidator : unsur
yang dioksidasi , unsur yang menerima electron , unsur yang turun Bo-nya , unsur
yang turun muatan positifnya. Mengenali reaksi redoks antara lain , ada unsur
yang terlihat (terdapat sebagai pereaksi atau hasil ) sebab muatan dan Bo-nya
sama dengan nol dan senyawa tidak nol tetapi positif atau negative, unsur bebas
dalam reaksi terjadi dari senyawa atau berubah menjadi senyawa hingga terjadi
perubahan . Ada unsur yang dapat berubah nilai valensi atau Bo-nya. Hal ini
membutuhkan pengetahuan tentang valensi atau Bo dari unsur itu ( Harjadi,1993).
-
lakukan perhitungan jumlah partikel zat reaktan dan zat hasil reaksi. Persamaan
reaksi setara adalah persamaan yang atom atom jenisnya jumlah sama pada ruas
kiri dan kanan. Persamaan reaksi dapat disetarakan dengan cara mengatur angka
didepan reaktan (koefisien) dan hasil reaksi langkah langkah penyetaraan
yakni : tulis persamaan reaksi yang belum setara , tetapkan koefisien reaktan dan
hasil reaksi agar setara , jika di inginkan , maka kalikan dengan bilangan bulat
kecil hingga mengilangkan koefisien yang berbentuk pecahan.
-
asam dan basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam yang
+
merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H dan anion
OH dan juga O2 , Asam + Basa Garam + Air
Contoh :
Jika kita reaksikan reaksi diatas dengan jumlah mmol dari asam
basa yang sama , pada akhir reaksi hanya akan menghasilkan
garam dan tidak ada asam basa yang tersisa . ini merupakan ciri
ciri dari penetralan dari asam dan basa(Chang,2004).
- Menurut Subangga (2014), ada lima jenis reaksi kimia yang biasa atau
sering digunakan. Reaksi kimia tersebut, antara lain:
1. jenis pertama ialah sintesis atau jenis senyawa dari 2 zat atau lebih. Jenis ini
dinamakan reaksi penggabungan, yaitu
- A+Z
AZ
AZ
A+Z
A+BZ
Az+B
4. Jenis reaksi keempat dinamakan penggantian rangkap , dua zat dalam larutan
bertukar pasang , artinya anion dari salah satu zat bertukar dengan senyawa
anion
Ax+Bz
Az+Bx
5. Jenis reaksi kelima adalah reaksi netralisasi , asam dan basa
membentuk garam dan air
-
Hx+BOH
bereaksi
Bx +HOH
dengan perubahan bilangan oksidasi, redoks terdiri dari reduksi dan oksidasi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan penurunan bilangan
biloks, sedangkan reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan penurunan
bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefenisikan sebagai muatan yang memiliki
suatu atom dalam senyawa. Bilangan oksidasi dapat digunakan untuk
menyeimbangkan suatu persamaan oksidasi-reduksi (persamaan redoks) yang
disebut metode setengah reaksi atau disebut juga metode electron ion
( Syukri,1999).
-
III.
III.1
III.2
Prosedur Percobaan
Alat
Sudip
Bunsen
Tabung reaksi
Pipit tetes
Krus
Lemari asam
Bahan
Kristal CuSO4. 5H2O
AgNO3 0,01 M
Serbuk Cu
HCl 0,1 M
Hg (NO3)2 0.1 M
Al (NO3)2 0,1 M
KI 0,1 M
Na3PO4 1 M
Indikator Fenolftalein
Na2C2O4 0,1 M
Larutan kanji
KMnO4 0,1 M
FeCl3 0,1 M
H2O2 0,1 M
H2SO4 1 M
Logam Zn
CuSO4 0,5 M
NaOH 0,1 M
H2SO4 6 M
NaNO3 0,5 M
Pb(NO3)2
Logam Cu
Kristal KMnO4
HCl 6 M
H2SO4 0,1 M
ZnSO4 0,5M
NaHSO3 0,1 M
Mg (serbuk)
-
- NaOH 10 M
- HNO3 0,1 M
Serbuk Mg
dimasukkan ke dalam krus
dibakar
diamati
dicatat hasil
Hasil
Kristal CuSO4.5H2O
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dipanaskan
diamati
dicatat
Hasil
3.3.3.2
Hasil
1ml HCl 0,1Mdiisi dalam tabung reaksi
ditambah 1gr Mg
diamati
dicatat
Hasil
3.3.4.1
1ml AgNO3
0,01 M
diisikan dalam tabung reaksi I
ditambah 1 ml KI 0,1M
Hasil
3.3.4.2
1ml AgNO3 0,01 M
diisikan ke tabung reaksi IV
1ml Hg(NO3)2 O,1M
diisikan dalam tabung reaksi V
1 ml Al(NO3)3 0,1M
digoyangkan
diamati
dicatat
Hasil
3.3.6.1
0,5 ml H2SO4 6M
Hasil
ditambah 0,5 ml KMnO4 0,1M
diteteskan Na2C2O4
Hasil
dikocok
Hasil
3.3.6.3
1ml HCl 6M
-
dipanaskan
Hasil
didiamkan
dicatat
ZnSO4 0,5M
ditambah Cu
didiamkan
dicatat
Hasil
Pb(NO3)2 0,5M3.3.7.2
+ NaNO3 0,5M
ditambah serbuk Mg
Hasil
H2O23.3.7.3
0,1M
ditambah H2SO4 1M
Hasil
FeCl3 0,1M
3.3.7.4
Hasil
dipanaskan
4.1 Hasil
Perlakuan
Hasil
MgO(s)
Perlakuan
Hasil
Air mungkin
Dimasukkan seujung sudip kristal CuSO4.5H2O berubah menjadi
CuSO4.5H2O ke tabung reaksi
Dipanaskan dengan bunsen
CuSO 4(s)
+ 5H2O
-
Perlakuan
Hasil
Terbentuk endapan Ag
Warna bening dibawah
dan
Perlakuan
Hasil
AgNO3(aq) + KI(aq)
AgI(aq) + KNO3(aq)
Hg(NO3)2 0,1 M
Ditambahkan 1 ml KI 0,1 M
HgI2(aq) + 2KNO3(aq)
Al(NO3)2 0,1 M
Ditambahkan 1 ml KI 0,1 M
Tabung IV diisi 1 ml AgNO3
0,01
M
Ditambahkan 1 ml Na3PO4 1 M
3AgNO3(aq) + Na3PO4(aq)
AgPO4(aq) + 3NaNO3(aq)
M
Ditambahkan 1 ml Na3PO4 1 M
Hg3(PO4)2(aq) + 6NaNO3(aq)
Perlakuan
Hasil
NaNO3(aq) + H2O(aq)
-
Na2SO4(aq) + 2H2O(aq)
-
Diamati
perubahan
warna
H3PO4(aq) + 3NaOH(aq)
Na3PO4(aq) + 3H2O(aq)
Perlakuan
Hasil
K2SO4(aq) +
Na2SO4(aq)
2MnSO4(aq)
CO2(g) + H2O(aq)
Tabung reaksi XI diisi 3 ml
NaHSO3(aq) + 2NaOH(aq) +
2KMnO4(aq)
2Na2SO4(aq) + 2KCl(aq) + 2KOH(aq)
Perlakuan
Hasil
4.2
Pembahasan
Mg(s) + O2(g)
MgO(s)
Percobaan
kedua
yang
dilakukan
adalah
untuk
CuSO4.5H2O(s)
2AgNO3(aq) + Cu(s)
Cu(NO3)2(aq) +2Ag(s)
Percobaan
kedua
yang
dilakukan
adalah
dengan
2HCl(aq) + Mg(s)
MgCl2(aq) + H2(g)
diartikan sebagai reaksi dimana sebuah unsur menggantikan unsur lain dalam
reaksi yang terjadi tersebut. Dalam percobaan pertama Cu menggantikan unsur
Ag dalam AgNO3 dan Mg menggantikan unsur H dalam HCl pada percobaan
kedua (Keenan,1984).
-
AgNO3(aq) + KI(aq)
AgI(s) +KNO3(aq)
Hg(NO3)2(aq) + 2KI(aq)
HgI2(s) + 2KNO3(aq)
Al(NO3)3(aq) + KI(aq)
AgNO3(aq) + Na3PO4(aq)
Ag3PO4(s) + NaNO3(aq)
Percobaan
selanjutnya
adalah
dengan
mereaksikan
Al(NO3)3(aq) + Na3PO4(aq)
AlPO4(s) + 3NaNO3(aq)
Hg(NO3)2(aq) + Na3PO4(aq)
Hg3(PO4)2(s) + NaNO3(aq)
HNO3(aq) + 3NaOH(aq)
Na3PO4(aq) + 3H2O(aq)
dengan
valensi
asam
dan
molaritas
tidak
mempengaruhi karena pada percobaan ini molaritas masingmasing larutan adalah sama(Keenan,1989).
-
H2SO4
dengan
KMnO4.
Campuran
tersebut
2KMnO4(aq)
+7
+3
H2SO4(aq)
5Na2C2O4(aq) +
_+4 4(aq)
K2SO4(aq)+ 2MnSO
+2
+ CO2(g) +
reoksidasi
reduksi
Na2SO4(aq)+ + H2O(aq)
dengan adanya peristiwa oksidasi dan reduksi. KMnO4 adalah oksidator dengan
MnSO4 sebagai hasil reduksi. Na2C2O4 adalah reduktor dengan CO2 sebagai hasil
oksidasi.
-
+4
2NaHSO3(aq)+2NaOH(aq)+ 2KMnO4(aq)
2MnO2(aq) +
+7
+6
2Na2SO4(aq)+2KCl(aq)+
+2
oksidasi
reduksi
Hal
yang
terjadi
saat
proses
pemanasan
tersebut
16 HCl(aq) + 2KMnO4(aq)
5Cl2(g)
-
-1
+7
Oksidasi
+2
Dalamreduksi
persamaan reaksi dapat diketahui bahwa gas yang
keluar saat pemanasan adalah Cl2. pada reaksi yang terjadi,
KMnO4 berperan sebagai oksidator dengan MnCl2 sebagai hasil
reduksi dan HCl sebagai reduktor dengan hasil oksidasi berupa
Cl2.
logam Zn ke larutan CuSO4. Pada percobaan ini, hasil pengamatan yang didapat
adalah larutan berwarnakuning dan terdapat endapan. Reaksi yang terjadi adalah:
-
+2
CuSO4(aq) + Zn(s)
-0
-
ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2
ZnSO4(aq) + Cu(s)
dengan
Pb(NO3)2(aq) + Mg(s)
+2
Mg(NO3)2(aq) + Pb(s)
+2
NaNO3(aq) + Mg(s)
-1
reduks
i
-1
oksida
si
-2
reaksi tersebut berperan sebagai oksidator karena nilai biloks pada H2O2 adalah -1,
sedangkan pada H2Oadalah -2. Larutan KI dan H2SO4 juga dapat berperan sebagai
reduktor.
-
+1
-1
reduks
oksidasi
5.1 Kesimpulan
5.2
Saran
Pratikan harus lebih teliti dalam melakukan pratikum agar hasil
yang didapat sesuai dengan tujuan dan bekerja dengan cepat dan tepat agar tidak
terjadi kesalahan dan usahkan jangan memakan waktu yang terlalu lama.
-
DAFTAR PUSTAKA
-
LAMPIRAN
1
10
20 = 25 ml.
LAMPIRAN GAMBAR
B. Reaksi penguraian
CuSO4.5H2O
larutan
2AgNO3(aq) + Cu(s)
Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
2HCl(aq) + Mg(s)
MgCl2(aq) + H2(s)
E. Reaksi netralisasi
-
Hasil dari
reaksi netralisasi
-
O,1 M
-
hilang
CuSO4(aq) 2 ml 0.5 M
CuSO4(aq) + Zn(s)
ZnSO4(aq) + Cu(s)
ZnSO4(aq) + Cu(s)
Pb(NO3)2(aq) + Mg(s)
Mg(NO3)2(aq) + Pb(s)
NaNO3(aq) + Mg(s)
Kanji
Larutan kanji
kanji
-