Вы находитесь на странице: 1из 197

PERCOBAAN I

TEKNIK TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATORIUM


I.

Tujuan
1. Mengetahui teknik teknik dasar bekerja di laboratorium
2. Dapat melakukan teknik teknik dasar bekerja di laboratorium

II.

Landasan Teori
Laboratorium dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam Kamus

Bahasa

Indonesia,

laboratorium

adalah

tempat

mengadakan

percobaan

(menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan fisika,kimia, dan biologi).


Menurut Tim Konsultan Kimia (2004) kata laboratorium berasal dari kata
laboratory, yang memiliki beberapa pengertian yaitu:
a. Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di
dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis.
b. Bangunan atau ruang yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan
penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains.
c. Tempat memproduksi bahan kimia atau obat.
d. Tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah.
e. Ruang kerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang
studi sains.
Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran
sains. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata
dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui
dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan
penjelasan dan peramalan. Pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk
generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik laboratorium dan
eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai
produk (Wahyudi,2011).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat alat laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing
masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton,1998).

Alat alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam


macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga,
segitiga, kaca, alat alat porselin(cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu
juga digunakan alat alat gelas. Sebelum digunakan alat alat gelas harus
diperiksa dan dibersihkan. Alat alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan
untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur
(pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat alat lain seperti
pengaduk, gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lainlain. Alat alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing masing,
yang

berguna

untuk

memudahkan

praktikan

dalam

melaksanakan

praktikum(Subroto,2000).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat
alat yang akan digunakan. Untuk alat alat gelas dalam penggunaanya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat
tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat zat kimia yang
berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan
oleh tekanan yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan
tepat.

Maka dari itu, dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk

memindahkan volume cairan(Arifin,1996).


Menurut Keenan (1989), peralatan dasar laboratorium kimia dan fungsinya
adalah sebagai berikut:
1. Gelas kimia (beaker) : berupa gelas tinggi berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap
panas hingga suhu 200oC. Ukuran alat ini ada 50 ml, 100 ml, dan 2L.
Fungsi: untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan.
2. Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukuran mulai dari 10 ml sampai 2L.
Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung titran
pada proses titrasi.
3. Gelas ukur : Berupa gels tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastic yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari
10 ml sampai 2L.

Fungsi : untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian


tang tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu.
5. Buret : Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
Ukurannya mulai dari 5 ml dan 10 ml dengan skala 0,01 ml, dan 25 ml dan
50 ml dengan skala 0,05 ml.
Fungsi : untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
6. Tabung reaksi : Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi : sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan
reaksi kimia dalam skala kecil.
7. Kaca arloji : sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
8. Corong : untuk menyaring caampuran kimia.
9. Cawan : Terbuat dari porselin dan digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortal dan pestle : Terbuat dari porselen dan digunakan untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11. Spatula : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan.
12. Batang pengaduk : Terbuat dari kaca tahan panas dan digunakan untuk
mengaduk cairan di dalam gels kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas yang berasal dari sutau pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.
15. Burner/pembakar spirtus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.
Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot(suction),
mengambil udara(aspirate) dan mengosokan(empty).
17. Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
III.
Prosedur Percobaan
3.1

Alat dan Bahan


3.1.1 Alat

Gelas kimia
Erlenmeyer
Pipet
Buret
Labu volumetric
Labu tahan panas
Oven
Timbangan

Batang pengaduk
Corong pisah
Botol semprot
Hot plate
Lemari asam
Tabung reaksi
Kertas saring
Lampu Bunsen
3

Gelas arloji
Botol timbangan
Krus porselin
Penjepit
Pinset
Sendok atau sudip
Propipet

Furnace
Cawan kecil
Kertas lakmus
Desikator

3.1.2 Bahan

3.2

Sabun atau detergen sintetik


Larutan pencuci : kalium dikromat dan asam sulfat
Zat kimia
Akuades
Vaselin

Skema Kerja
3.2.1 Teknik dasar mencuci alat alat laboratorium
Gelas piala dan
Erlenmeyer

dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik

Pipet, buret, labu


volumetrikdicuci dengan sabun atau detergen panas
dibilas dengan air
dikeringkan
Hasil
- Cara membuat larutan pencuci
10 15 g kalium
dikromat + 15 ml
akuades dilarutkan dalam labu tahan panas sampai 500 ml
ditambahkan asam sulfat pekat
digoyang sesekali
Hasil
4

3.2.2 Teknik dasar membaca meniscus pada alat alat pengukur volume
Data pengukuran
volume
dilihat garis melingkar
dibaca skala meniskus tepat segaris dimukanya
Hasil
3.2.3 Teknik dasar melakukan penimbangan
Timbangan
diletakkan pada bidang datar
diperiksa apakah bekerja baik atau tidak
diposisikan penunjuk skala berat dalam keadaan nol
digunakan wadah yang cocok untuk menimbang zat
kimia
digunakan alat bantu untuk mengambil zat kimia,
seperti penjepit
dilarang menimbang melebihi kapasitas
dibersihkan setelah digunakan
Hasil

3.2.4 Teknik dasar menggunakan pipet


Pipet

diisi

dengan

menyedot

secara

perlahan

menggunakan propipet

dicelupkan ujung bawah pipet cukup dalam ke


cairan
dipencet propipet sehingga mengempis
dimasukkan ke dalam ujung pipet
dipencet penghisap pada propipet, cairan akan
mengisi pipet
dipencet propipet perlahan lahan, cairan keluar
dari pipet
dihentikan pemencetan untuk mengalirkan cairan
Hasil
3.2.5 Teknik dasar membuat larutan
Gelas piala
dimasukkan zat padat yang telah ditimbang
dimasukkan akuades
diaduk dengan batang pengaduk
dilarutkan sampai terlarut sempurna
dipindahkan
Labu volumetrik
digunakan alat bantu corong pisah dan batang
pengaduk
ditambahkan pelarut sampai garis batas
digunakan botol semprot jika pelarutnya akuades
3.2.6 Teknik dasarHasil
menggunakan buret
Buret

dipasang pada statif


diisi cairan ke dalam buret menggunakan corong
pisah dan batang pengaduk
dialirkan cairan dengan membuka kran
diusahakan kolom pipa di bawah kran terisi cairan
dan tidak terdapat gelembung udara

Hasil
3.2.7 Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Tabung reaksi
digunakan

untuk

reaksi

kimia

dengan

cara

pengocokan
dipanaskan dengan hati hati
6

digunakan penjepit kayu untuk memegang tabung


reaksi
dipegang miring
diarahkan berlawanan muka dengan tubuh praktikan
digerakkan bolak balik sambil diputar putar
Hasil

3.2.8 Teknik dasar menyaring


Kertas saring
dilipat sehingga memberi suatu ruang antara kertas
dan corong
dilipat dua
dilipat lagi berbentuk segitiga
disobek sedikit
dibuat seperti kerucut
dimasukkan ke dalam corong pisah
dibasahi dengan sedikit akuades
Corong pisah
dijorokan ke dalam wadah penampung filtrat
dilakukan pemindahan dengan batang pengaduk
dilakukan pembilasan bila masih terdapat endapan
Hasil
3.2.9 Teknik dasar menggunakan kertas indikator pH
Kertas lakmus
dimasukkan batang pengaduk ke dalam larutan yang
akan diuji
diteteskan larutan yang akan diuji di kertas lakmus
dibandingkan warna kertas lakmus yang telah
ditetesi dengan tabel warna pH
Hasil

3.2.10 Teknik dasar pemijaran dan pengabuan


Pemijaran
digunakan sumber panas dari api yang keluar dari
bunsen
Pengabuan digunakan suhu tinggi yang berasal dari panas
kumparan listrik yaitu furnace
Hasil

IV.

Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil

No
1

Nama Teknik Dasar

Alat- alat yang digunakan

Manfaat

Teknik dasar

Tabung reaksi, gelas

Untuk

mencuci alat-alat

ukur, labu ukur, gelas

membersihkan alat

laboratorium

beker, labu volumetrik,

alat yang akan

Teknik dasar

pipet, buret
Gelas ukur

digunakan
Untuk melihat

membaca meniskus

berapa volume

pada alat pengukur

yang diukur

Teknik dasar

Timbangan

melakukan
4

penimbangan
Teknik dasar

Untuk menimbang
zat kimia yang

Pipet tetes

diperlukan
Untuk

menggunakan pipet

memindahkan atau

Teknik dasar

Erlenmeyer, gelas beker,

mengambil larutan
Untuk membuat

membuat larutan

spatula, timbangan

larutan yang

Teknik dasar

Buret, erlenmeyer

diinginkan
Untuk melakukan

menggunakan buret
Teknik dasar

Tabung reaksi,

titrasi
Untuk mereaksikan

menggunkan tabung

alumunium foil

dua zat atau lebih

tabung reaksi
Teknik dasar

Kerta saring, corong,

Untuk menyaring

menyaring
Teknik dasar

gelas ukur
Kertas indikator pH,

suatu larutan
Untuk mengetahui

gelas beker

pH suatu larutan

Pemanas spirtus, kaki

Untuk melakukan

tiga, clay triangle

pemanasan

menggunakan kertas
10

indikator pH
Teknik pemijaran

dan pengabuan
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan percobaan mengenai teknik


teknik dasar bekerja di laboratorium yaitu sebagai berikut :
a. Teknik dasar mencuci alat alat laboratorium
Alat alat laboratorium yang akan digunakan haruslah bersih. Cara
membersihkan alat alat laboratorium ialah dengan mencucinya menggunakan
sabun atau larutan pencuci. Cara mencuci alat alat laboratorium misalnya pada
tabung reaksi, pertama ambilah tabung reaksi yang akan dibersihkan. Kemudian
cuci tabung reaksi tersebut pada air mengalir dan gunakan sikat tabung untuk
membersihkan bagian dalam tabung reaksi dari zat zat kimia yang menempel di
tabung. Gunakan sabun agar lebih bersih. Setelah dicuci, lalu dikeringkan dan
diletakkan pada rak tabung reaksi.
b. Teknik dasar membaca meniskus pada alat alat pengukur volume
Pembacaan meniskus berguna untuk mengetahui volume cairan yang
terdapat di alat ukur volume. Cara membaca meniskus ialah pertama letakkan

gelas ukur pada bidang datar. Kemudian lihatlah bagian bawah permukaan
lengkung cairan yang disebut meniskus. Pembacaan harus dilakukan tepat segaris
di muka. Untuk larutan yang berwarna, maka pembacaannya ialah pada garis
pinggir larutan atau biasanya disebut meniskus cembung. Sedangkan untuk
larutan yang tidak berwarna, pembacaannya ialah pada garis lengkungan atau
biasanya disebut meniskus cekung.
c. Teknik dasar melakukan penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk menimbang zat yang akan kita gunakan.
Cara melakukan penimbangan ialah pertama timbangan disiapkan dan diletakkan
pada bidang datar. Sebelum melakukan penimbangan, bersihkan dulu timbangan.
Kemudian periksalah timbangan, apakah penunjuk skalanya pada posisi nol atau
tidak. Jika tidak, maka praktikan harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Setelah dikalibrasi, maka praktikan dapat melakukan penimbangan. Kemudian
ambillah bahan yang akan ditimbang. Misalnya praktikan membutuhkan NaCl
sebanyak 0,5 gram. Pertama letakkan wadah pada timbangan, biasanya
menggunakan kaca arloji atau alumunium foil. Lalu ambillah NaCl menggunakan
spatula dan letakkan NaCl di atas alumunium foil. Kemudian lihatlah skala yang
tertera di timbangan. Apabila telah mencapai 0,5 g, maka penimbangan telah
selesai dilakukan. Bersihkan timbangan setelah selesai digunakan.
d. Teknik dasar menggunakan pipet
Pipet digunakan untuk mengambil larutan atau memindahkan larutan. Cara
menggunakan pipet yaitu pertama pencetlah bagian karet pada pipet sebelum
dimasukkan ke larutan. Hal tersebut dilakukan agar udara yang terdapat pada
pipet keluar. Kemudian masukkan pipet pada larutan. Lepaskan karet yang
sebelumnya dipencet, agar larutan masuk ke pipet. Setelah itu, pipet akan terisi
oleh larutan. Jika praktikan ingin meneteskan larutan tersebut, maka pencetlah
karet pada pipet tersebut.
e. Teknik dasar membuat larutan
Cara membuat larutan ialah pertama timbang zat yang akan dibuat menjadi
larutan. Lalu masukkan zat tersebut ke gelas kimia. Tambahkan pelarut ke dalam
gelas kimia, lalu diaduk hingga zat dan pelarut tercampur rata. Pengadukkan
dilakukan menggunakan batang pengaduk. Setelah itu, pindahkan larutan tersebut
ke labu ukur. Pemindahan larutan menggunakan corong, agar larutan tidak
tumpah. Lalu tambahkan pelarut sampai garis batas. Tutuplah labu ukur dengan

10

tutupnya. Kocoklah larutan tersebut dengan arah ke atas dan ke bawah. Untuk
membuat larutan yang sifatnya pekat, misalnya H 2SO4 pekat, maka pembuatan
harus dilakukan di lemari asam atau di tempat yang dekat dengan jendela, agar
praktikan tidak menghirup zat tersebut. Untuk zat yang bersifat pekat, cara
membuat larutannya sedikit berbeda. Pada larutan pekat, praktikan harus
memasukkan pelarutnya terlebih dahulu ke dalam gelas kimia. Kemudian
masukkan zat pekat tersebut. Hal ini dikarenakan jika praktikan memasukkan zat
pekat terlebih dahulu maka akan menimbulkan letupan atau dapat menyebabkan
air mendadak menguap dan larutan pekat tersebut memercik. Hal ini sangatlah
berbahaya. Oleh karena itu, praktikan dituntut untuk berhati hati dalam
melakukan praktikum.
f. Teknik dasar menggunakan buret
Buret digunakan untuk melakukan titrasi. Cara menggunakan buret yaitu
pertama letakkan buret pada bidang datar. Pada buret terdapat kran yang berfungsi
untuk mengatur volume cairan yang dialirkan. Masukkan cairan ke dalam buret
dengan hati hati. Kemudian letakkan Erlenmeyer di bawah buret. Putarlah keran
secara perlahan lahan. Amati apa yang terjadi pada larutan yang terdapat pada
Erlenmeyer. Setelah itu bersihkan buret tersebut.
g. Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah
yang kecil. Cara menggunakan tabung reaksi yaitu isilah tabung reaksi dengan
cairan yang akan direaksikan. Kemudian kocoklah tabung reaksi tersebut dengan
arah ke samping. Untuk melakukan pemanasan, gunakanlah penjepit untuk
memegang tabung reaksi.
h. Teknik dasar menyaring
Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring. Cara melakukan
penyaringan yaitu pertama letakkan corong pada gelas ukur. Lalu lipatlah kertas
saring yang akan digunakan. Kertas saring dilipat dua, lalu diletakkan di corong.
Ratakan kertas saring tersebut. Kemudian kita dapat melakukan penyaringan.
i. Teknik dasar menggunakan kertas indikator pH
Kertas indikator pH digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Cara
menggunakannya ialah celupkan kertas indikator yang akan digunakan ke dalam
larutan yang akan diukur pHnya. Kemudian angkat kertas indikator dan tunggu
hingga kering. Lalu cocokkan warna kertas indikator dengan tabel warna pH.
j. Teknik pemijaran dan pengabuan

11

Teknik pemijaran dan pengabuan digunakan untuk melakukan pemanasan.


Pemijaran merupakan teknik pembakaran dengan menggunakan sumber panas
dari api misalnya pembakar Bunsen. Sedangkan pengabuan adalah teknik
pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi misalnya menggunakan furnace.

V.

Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
1. Teknik teknik dasar bekerja di laboratorium terdiri dari sepuluh teknik,
yaitu sebagai berikut :
a. Teknik dasar mencuci alat alat laboratorium
b. Teknik dasar membaca meniskus pada alat pengukur
c. Teknik dasar melakukan penimbangan
d. Teknik dasar menggunakan pipet
e. Teknik dasar membuat larutan
f. Teknik dasar menggunakan buret
g. Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
h. Teknik dasar menyaring
i. Teknik dasar menggunakan kertas indikator pH
j. Teknik pemijaran dan pengabuan
2. Praktikan memampu melakukan teknik teknik dasar bekerja di
laboratorium
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini, praktikan tidak mnghadapi kendala yang
berarti. Namun dalam melakukan teknik dasar hasruslah berhari-hati agar
tidak merusak alat yang ada.

12

DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1996. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC.
Keenan, W.K. 1989. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Subroto,J.2000.Buku Pintar Alat Laboratorium.Solo:Aneka.
Tim Konsultan Kimia. 2004. Cara Menata Alat dan Bahan di Laboratorium
Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengantar Sains di Laboratorium. Jakarta : Binapura
Aksara.
Walton. 1998. Pengenalan Alat Alat Laboratorium. Solo : Aneka.

13

PERCOBAAN II
LARUTAN, KONSENTRASI DAN PENGENCERAN
I.
1.
2.
3.
4.
II.

Tujuan
Mampu menimbang zat kimia dengan benar.
Membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.
Mahasiswa menguasai perhitungan yang melandasi teori pengenceran.
Mahasiswa terampil melakukan pengenceran zat.

Landasan Teori
2.1

Larutan
Berdasarkan keadaan fasa zat setelah bercampur, maka campuran ada yang

homogen dan heteregon. Seperti yang telah diketahuinbahwa campuran homogen


adalah campuran yang membentuk satu fasa, ytaitu mempunyain sifat dan
komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian didekatnya. Campuran
homogen lebih umum disebut larutan, contoh nya air gula dan alkohol dlam air.
Sedangkan campuran heterogen adlah campuran campuran yang mengandung
dua fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi. Kebanyakan larutan
mempunyai salah satu komponennyayang disebut pelarut dan komponen lainnyta
disebut zat terlarut ( Syukri, 1999).
Larutan mempunyai banyak bagian diantaranya larutan sejati dan larutan
nyata, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit, laruta jenuh dan larutan tak
jenuh serta berbagai macam larutan. Sedangkan menurut fasa larutan dapat berupa
gas, padat, ataupun cair. Larutan gas misalnya udara, larutan padat misalnya
perunggu dan larutan ciar misalnya air laut (Tresna dan Dwiyanti, 2013).
2.2 Petunjuk umum dala membuta larutan kimia
Dalam ciran dan padatan, molekul-molekul saling terikat akibat adanya
tarik-menarik antar molekul. Gaya ini yang memainkan peran penting dalam
pembuatan larutan. Menurut Chang (2005), bila sutau zat terlarut larut dalam
pelarut partikel zat tersebut akan menyebar keseluruh pelarut. Kemudian partikel
ini terlarut menggantikan molekul pelarut tergantung pada kekuatan relatif dari
tiga jenis interaksi. Tiga jenis interaksi tersebut adalah:
a. Interaksi pelarut - pelarut
b. Interaksi zat terlarut zat terlarut
c. Interaksi pelarut zat terlarut.

Proses

pembuatan

larutan

memerlukan

ketelitian,

ketepatan

dan

kecermatan dalam melakukan setiap langkah-langkah membuat larutan. Pada


pembuatan larutan juga harus memelukan kondidi lingkungan (suhu, tekanan,
kelembaban) alat dan bahan yang sesuai ( Darlina, 1998).
2.3 Sistem konsentrasi
Dalam pembuatan larutan yang bersifat kuantitatif, konsentrasi larutan
perlu dinyatakan dalam atuan tertentu, baik melalui ungkapan jumlah relatif zar
telarut dalam pelarut. Jumlah satu komponen relatif terhadap jumlah total larutan,
atau satuan yang melibatkan jumlah mol terlarut per liter larutan maupun peer
kilogram pelarut ( Sunarya, 2012).
a. Molaritas
Menurut Syukri (1999), molarutas adlah banyaknya mol zat terlarut dala
tiap larutan. Harganya dihitung dengan menghitung mol zat terlarut per volume
larutan. Dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:
gr
Mr

M=

xV

Keterangan :
M = Molaritas
gr = Gram zat terlarut
Mr = Massa relatif zat terlarut
V = Volume larutan
b. Normalitas
Menurut Syukri (1999), normalotas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Ekuivalen zat dala larutan bergantung pada jenis reaksi
yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi.
Ek
V

N=

N=

gr
BE x V

Ek =

gr
BE

Hubungan normalitas dan molaritas:


N=nxM

Keterangan : N = Normalitas
Ek = Banyaknya ekuivalen
BE = Bobot ekuivalen
gr = Massa zat
V = Voleme
n= jumlah ion Hidrogen / elektron / kation
c. Persen bobot ( % b/v)
Menurut Syukri (1999), persen bobot menyatakan berapa gram zat terlarut
per 100 ml larutan. Dinyatakan sebagai berikut:
P=

W
100 ml larutan

Keterangan :
P = Persen bobot zat terlarut
W = Bnyaknya zat terlarut dalam gram
d. Bagian tipa sejuta atau parts per million (ppm)
Menurut Syukri (1999), parts per million (ppm) adlah miligram zat terlarut
dalam tipa kilogram larutan. Satuan ini sering digunakan untuk konentrasi zat
yang sangat mkecil dalam larutan da, cair atau padat. Ppm dapat dirumuskan
sebgai berikut:
Ppm =

W
Wo+W

x 10 6

Karena biasanya W sangat kecil dibandingkan Wo, maka ppm menjadi:


Ppm =

W
Wo

x 106

Keterangan : W = Banyaknya zar terlarut ( gram )


Wo = Banyaknya pelarut ( gram )
Bila pelarut yang digunakan air, sedangkan sau liter air pada suhu kamar berbobot
106 mg, maka jika ingin membuat larutan 1 ppm zat X dapat dilakukan dengan
cara melarutkan 1 mg zat X kedalam satu liter air.
2.4

Pengenceran
Dalam pengenceran terdapat hubungan antara molaritas larutan sebelum

dan molaritas sesudah pengenceran. Mol zat terlarut pada larutan pekat sama

dengan mol terlarut lada larutan encer. Menurut Sunarya ( 2012 ), pengenceran
dapat dirumuskan sebagai berikut:
n1 = n2
M1 x V1 = M2 x V2
Berat zat terlarut 1= Berat zat terlarut 2
V1 x

b
b
V )1 = V2 x ( V )2

III.

Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Timbangan
Gelas piala
Batang pengaduk
Labu ukur
Gelas ukur
Botol
Kertas label
Penjepit
3.1.2

3.2

Bahan
Na2CO3
(COOH)2
Gula pasir
NaCl
MgPO4
Urea
KMnO4
Aquades
H2SO4
Cuka

Skema Kerja
3.2.1 Larutan Na2CO3 0,1 M sebanyak 250 ml
Na2CO3
dihitung untuk mencari massa
ditimbang
ditempatkan ke gelas piala

dilarutkan dengan aquades sedikit


demi sedikit
diaduk dengan batang pengaduk
Larutan
dipindahkan ke labu ukur 250 ml
dibilas gelas piala kemudian air
bilasan dimasukkan ke labu ukur
ditepatkan volume dengan aquades
hingga 250 ml
ditutup
digoyang perlahan hingga rata
dipindahkan ke botol dan diberi label
Hasil

3.2.2

Larutan (COOH)2 0,1 M sebanyak 250 ml


(COOH)2
dihitung untuk mencari massa
ditimbang
ditempatkan ke gelas piala

dilarutkan dengan aquades sedikit


demi sedikit
diaduk dengan batang pengaduk
Larutan
Dipindahkan ke labu ukur 250 ml
Dibilas gelas piala kemudian air
bilasan dimasukkan ke labu ukur
Ditepatkan volume dengan aquades
hingga 250 ml
Ditutup
Digoyang perlahan hingga rata
Dipindahkan ke botol dan diberi label
Hasil
3.2.3

Larutan gula pasir 10% sebanyak 50 ml


Gula
Dihitung massanya
Ditimbang
Dilarutkan dengan air hingga volume
larutan tepat 50 ml.
Hasil

3.2.4

Larutan NaCl 2000 ppm sebanyak 250 ml


NaCl
Dihitung massanya
Ditimbang

Dilarutkan dengan air hingga berat


larutan tepat 250 gr
Diukur volume larutan
Hasil
3.2.5

Larutan MgPO4 0,1 M sebanyak 250 ml


MgPO4
Dihitung untuk mencari massa
Ditimbang
Ditempatkan ke gelas piala
Dilarutkan dengan aquades sedikit
demi sedikit
Diaduk dengan batang pengaduk
Larutan
Dipindahkan ke labu ukur 250 ml
Dibilas gelas piala kemudian air
bilasan dimasukkan ke labu ukur
Ditepatkan volume dengan aquades
hingga 250 ml
Ditutup
Digoyang perlahan hingga rata
Dipindahkan ke botol dan diberi label
Hasil

3.2.6

Larutan urea 5% sebanyak 100 ml


Urea
Dihitung massanya
Ditimbang

Dilarutkan dengan air hingga volume


larutan tepat 100 ml
Hasil
3.2.7

Larutan KMnO4 50 ppm sebanyak 1 liter


KMnO4
Dihitung massanya
Ditimbang
Dilarutkan dengan air hingga berat
larutan tepat 1000 gr
Diukur volume larutan
Hasil

3.2.8 Pengenceran
a. Pembuatan larutan H2SO4 1 M sebanyak 100 ml dari H2SO4 pekat
H2SO4 16 M
Dihitung V1

Diambil dengan pipet volumentrik


100 ml dan kater hisap
Dimasukkan ke gelas piala
Diisi aquades kurang dari 100 ml
Diaduk dengan batang pengaduk
Larutan
Dipindahkan ke labu ukur 100 ml
Dibilas gelas piala kemudian air
bilasan dimasukkan ke labu ukur
Ditepatkan volume dengan aquades
hingga 100 ml
Ditutup
Digoyang perlahan hingga rata
Dipindahkan ke botol dan diberi label
Hasil

b. Pembuatan larutan cuka 5% sebanyak 100 ml dari larutan cuka 10%


Cuka
Dihitung V1

Diambil dengan pipet volumentrik


100 ml dan kater hisap
Dimasukkan ke gelas piala
Diisi aquades kurang dari 100 ml
Diaduk dengan batang pengaduk
Larutan
Dipindahkan ke labu ukur 100 ml
Dibilas gelas piala kemudian air
bilasan dimasukkan ke labu ukur
Ditepatkan volume dengan aquades
hingga 100 ml
Ditutup
Digoyang perlahan hingga rata
Dipindahkan ke botol dan diberi label
Hasil

IV.

Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil
4.1.1 Pembuatan larutan

No

Nama zat

Mr

Gram yang

Volume

Konsentrasi

NaCl(s)

58,5

dilarutkan
0,585 gr

larutan
100 ml

larutan
0,1 M

CuSO4.5H2O(s)

1,25

1,25 gr

100 ml

0,05 M

No
1

Perlakuan
Hasil Pengamatan
A. Pembuatan larutan NaCl 0,1 M
NaCl(s) ditimbang 0,585 gr
NaCl yang ditimbang berupa
Dilarutkan dengan aquades
kristal putih
sampai 100 ml.
Larutan bening.
B. Pembuatan larutan
CuSO4.5H2O 0,05 M
CuSO4.5H2O(s) ditimbang 1,25
gram
Dilarutkan dengan air hingga

CuSO4.5H2O yang ditimbang


berupa kristal biru
Larutan berwarna biru

100 ml.
4.1.2
No

Pengenceran
Nama zat

Volume

Konsentrasi

Volume

Konsentrasi

larutan pekat

larutan

larutan

larutan

encer
100 ml

encer
0,05 M

100 ml

0,025 M

NaCl(aq)

50 ml

pekat
0,1 M

CuSO4.5H2O(aq)

50 ml

0,05 M

4.2 Pembahasan
Dalam mempelajari ilmu kimia tidak terlepas dari proses pembuatan
larutan dan pengenceran. Pada praktikum pembuatan larutan dengan melarutkan
zat kimia dengan pelarut aqudes menjadi nlarutan yang faanya menjadi aquos.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan larutan NaCl, pembuatan larutan
CuSO4.5H2O, pengenceran NaCl dan pengenceran CuSO4.5H2O.

4.2.1

Pembuatan larutan NaCl 0,1 M 100 ml


Pada pembuatan larutan NaCl 0,1 M 100 ml digunakan garam NaCl

yang bersifat netral. Garam NaCl bersifat netral karena NaCl berasal dari asam
kuat HCl dan basa kuat NaOH. Garam NaCl berbentuk kristal dan berwarna putih.
NaCl dilarutkan dengan aquades sebanyak dari volume yang dinginkan. Hal ini
dilakukan untuk melarutkan NaCl secara sempurna. NaCl yang larut tidak
berubah warna sehingga larutannya tetap bening. Setelah terlarut sempurna
ditambahkan kembali aquades hingga volume yang diinginkan. Car membaca
volumenya dengan melihat meniskus bawah dari larutan karena larutan NaCl
termasuk larutan yang tidak berwarna. NaCl tergolong zat yang mudah larut
sehingga tidak memerlukan teknik khusus untuk melarutkannya. Melarutkan NaCl
hanya perlu dilakukan pengadukkan dalam waktu yang tidak terlalu lama hngga
larutan homogen. NaCl dapat larut dala aquades sehingga hanya perlu
menggunakan aquades.
4.2.2 Pembuatan larutan CuSO4.5H2O 0,05 M 100 ml
CuSO4.5H2O adalah enyawa yang mengandung air atau biasanya
disebut senyawa hidrat. CuSO4.5H2O

berbentuk

serbuk berwana biru.

CuSO4.5H2O termasuk senyawa yang mudah larut dalam aquades. Pelarutannya


dengan cara melarutkan CuSO4.5H2O dengan aquades dari volume yang
diinginkan. Untuk mempercepat proses pelarutan dilakukan pengadukkan
mnggunakan batang pengaduk. Setelah larut sempurna ditambahakan kembali
aquades hngga volume tepat 100 ml. Penambahan aquadws harus secara perlahan
hingga tepat hal ini menghindari volume berlebih. Jika volumenya berlebih maka
harus dilakukan pembuatan larutan kembali. Pembacaan batas volumenya dengan
melihat meniskus atas dari larutan karena larutan merupakan larutan berwarna.
Hasil dari larutannya yaitu larutan biru.
4.2.3 Pengenceran larutan NaCl 0,1 M menjadi 0,05 M 100 ml
Pengenceran menyebabkan perubahan konsentrasi larutan dari sebelum
dan sesudah pengenceran. Namun pada pengenceran tidak merubah mol zat yang
dilakukan pengenceran. Penegnceran NaCl dari 0,1 M menjadi 0,05 M 100 ml
dengan mereaksikan 50 ml NaCl 0,1 M dengan aquades hingga volume tepat 100
ml. Proses pengenceran menggunakan labu ukur. Penggunaan labu ukur
memudahkan poses pencampuran aquades dengan larutan NaCl 0,1 M karena labu
ukur dapat ditutup sehingga dapat dilakukan pengocokkan keatas dan kebawah

yang mempercepat pengenceran. Pengenceran NaCl tidak terjadi perubahan fisik


larutan NaCl. Larutan NaCl tetap berupa larutan bening sama seperti sebelum
dilakukannya pengenceran. 50 ml NaCl 0,1 M dimasukkan kedalam labu ukur
dapat digunakan corong agar memudahkan pemindahan larutan ke labu ukur.
Kemudian ditambahkan secara perlahan aquades ke dalam labu ukur hingga
volume yang 100 ml. Dilakukan secara perlahan agar tidak melewati batas volume
yang diinginkn. Jika melewati volume yang diinginkan maka harus dilakukan
pengenceran ulang.
4.2.4 Pengenceran larutan CuSO4.5H2O 0.05 M menjadi 0,025 M 100 ml
Pengenceran larutan CuSO4.5H2O 0.05 M menjadi 0,025 M 100 ml
setelah dilakukan perhitungan digunakan CuSO4.5H2O 0.05 M sebanyak 50 ml.
Pengenceran dilakukan menggunakan labu ukur 100 mlyang dimasukkan
CuSO4.5H2O 0.05 M sebanyak 50 ml yang kemudian ditambahkan aquades secara
perlahan sampai volume tepat 100 ml. Batas volume larutan dillihat meniskus atas
karena hasil pengenceran CuSO4.5H2O berupa larutan berwarna yaitu larutan biru.
Pengenceran menyebabkan perubahan konsentrsi larutan dari 0,05 M menjadi
0,025 M tidak terjadi perubahan mol, dari CuSO 4.5H2O. Pengenceran
menyebabkan perubahan fisik pada larutan yaitu perubahan warna pada larutan.
Perubahan warna nya yaitu terjadi penurunan internsitas warna pada larutan.
Warna biru pada larutan memudar.

V.
5.1

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum disimpulkan bahwa:
1. Untuk membuat larutan perlu dilakukan penimbangan zat yang akan
dilarutkan. Hal pertama yang dilakukan yaitu mengkalibrasi timbangan.
Wadah zat yang akan dilarutkan ikut dikalibrasi. Timbang zat sesuai
kebutuhan.
2. Larutan yang dibuat dapat berbagai konsentrasi. Konsentrasi larutan
menunjukkan banyaknya mol zat telarut dalam satu liter pelarut. Membuat
larutan dengan berbeda konsentrasi maka berbeda pula massa dan volume
yang digunakan.

3. Melakukan

pengenceran

didasari

dengan

perhitungan

mol

zat

sebelumsama dengan mol zat sesudah pengenceran. Perhitungannya


menggunakan rumus berikut:
a. V1 x M1 = V2 x M2
4. Pengenceran dilakukan dengan menambahakan larutan yang akan
diencerkan dengan aquades hingga volume yang diinginkan. Setelah
dilakukan pengenceran maka konsentrasi larutan menjadi lebih kecil.
5.2

Saran
Dalam melakukan praktikum siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Pastikan alat yang digunakan dalam keadaan baik. Jika alat tidak dalam baik maka
laporkan pada asisten laboratorium yang mengawasi. Siapkan alat yang digunakan
jangan hanya satu melainkan lebih dari satu karena dalam praktikum kita bukan
hanya membuat satu larutan namun lebih. Hal ini agar praktikum dapat berjalan
sesai dengan waktu yang telah ditetapkan. Lakukan praktikum dengan teliti dan
sesuai dengan prosedur percobaan. Taati aturan bekerja di laboratorium dan
jangan membuat keributan yang dapat mengganggu jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Chang. Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Darlina. 1998. Pembuatan Larutan Standar dan Pereaksi Pemisah KIT T3. Jurnal
Radioisotop dan Radiofarmaka. Vol 1 (2). 77 - 91.
S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.
Sunarya. Yayan. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.
Tresna. Reni dan Dwiyanti. Gebi. 2013. Pengembangan Prosedur Praktikum
Kimia SMA pada Topik Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal Riset
dan Praktik Pendidikan Kimia. Vol 1 (1). 37 - 43.

LAMPIRAN PERHIT4NGAN
1. Perhitungan pembuatan larutan NaCl 0,1 M 100 ml
Diket: M = 0,1 M
Mr = 58,5
V = 100 ml = 0,1 L
Dit: Massa (gram) NaCl...?
Jawab
M=

mol
L

Mol = M x L
= 0,1 x 0,1
= 0,01 mol

Mol =

gr
Mr

gr = mol x Mr
= 0,01 x 58,5
= 0,585 gram
2. Perhitungan pembuatan larutan CuSO4.5H2O 0,05 M 100 ml
Diket: M = 0,05 M
Mr = 249,68
V = 100 ml = 0,1 L
Dit: Massa (gram) CuSO4.5H2O ...?
Jawab
mol
L

M=

Mol = M x L
= 0,05 x 0,1
= 0,005 mol
Mol =

gr
Mr

gr = mol x Mr
= 0,05 x 249,68
= 1,25 gram
3. Perhitungan pengenceran NaCl 0,1 M menjadi 0,05 M 100 ml
Diket: M1 = 0,1 M
V2 = 100 ml
M2 = 0,05 M
Dit: V1...?
Jawab
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,1 = 100 x 0,05
V1 =

5
0,1

V1 = 50 ml
4. Perhitungan pengenceran CuSO4 0,05 M menjadi 0,025 M 100 ml
Diket: M1 = 0,05 M
V2 = 100 ml
M2 = 0,025 M

Dit: V1...?
Jawab
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 0,05 = 100 x 0,025
V1 =

2,5
0,05

V1 = 50 ml

LAMPIRAN GAMBAR
1. Pembuatan Larutan

Larutan NaCl 0,1 M 100 ml


2. Pengenceran

Larutan CuSO4.5H2O 0,05 M 100 ml

NaCl 0,1 M sebelum pengenceran

Larutan NaCl 0,05 M 100 ml

CuSO4.5H2O 0,05 M sebelum pengenceran CuSO4.5H2O 0,025 M 100 ml

PERCOBAAN III
PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI:
PENGUKURAN KClO3
I.

Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
3.
4.
5.
6.

II.

mengalihkan bahan kimia padat maupun cairan


Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium
Menentukan koefisien reaksi penguraian KClO3
Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP
Menghitung persentase O2 dalam KClO3
Landasan Teori

Dalam ilmu kimia stoikiometri adalah bidang ilmu yang mempelajari


aspek kuantitatif. Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoikeon (unsur)
dan matrein(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur , dalam hal
ini adalah partikel atom ion. Molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa
yang terlibat dalam reaksi kimia (Ahmad, 1993). Dengan kata lain stoikiometri
adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terikat
dalam reaksi tersebut (Syukri, 1999).
Stoikiometri

erat

kaitannya

dengan

perhitungan

kimia

untuk

menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia dengan azas-azas stoikiometri. Antara


lain persamaan kimia dengan konsep mol. Pada materi stoikiometri akan dibahas
terlebih dahulu mengenai azas-azas stoikiometri dan selanjutnya aplikasi
stoikimetri pada perhitungan kimia beserta contoh masalah serta pembahasannya
(Endang,2011).
Menurut Chang (2004), Hukum Kimia adalah hukum alam yang relevan
dengan bidang kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum
konservasi massa yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas
materi sewaktu reaksi kimia biasa. Adapun hukum kimia dasar ilmu kimia adalah
sebagai berikut:
1. Hukum Boyle (1662)
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat
berkembang bila dipanaskan. Bunyi hukum Boyle adalah bila suhu tetap, volume
gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekanannya dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
P1. V1 = P2.V2
Keterangan: P1= tekanan zat 1
P2 = tekanan zat 2
V1 = volume zat 1
V2 = volume zat 2
2. Hukum Lavoiser (1783)
Hukum lavoiser disebut sebagai hukum kekekalan massa, adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun

terjadi berbagai macam proses didalam sistem tersebut. Bunyi hukum lavoiser
adalah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
3. Hukum Proust (1799)
Adapun bunyi hukum proust perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu persenyawaan kimia selalu tetap.
4. Hukum Gay Lussac (1802)
Bunyi hukum Gay Lussac dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada
larutan (p) dan suhu (T) yang sama volumenya berbanding lurus dengan koefisien
reaksi atau mol dan berbanding lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana.
5. Hukum Dallton
Bunyi hukum Dalton adalah jika dua unsur didapat membentuk satu atau
lebih senyawa, maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa
dengan unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan
tetap.
6. Hipotesis Avogadro
Bunyi hipotesis Avogadro adalah gas-gas yang memiliki volume yang
sama. Pada temperatur dan tekanan yang sama memiliki jumlah partikel yang
sama pula.
7. Hukum Gas Ideal
Tiga hukum gas yaitu;
a
p

Hukum Boyle

:V=

(pada T dan n tetap)

Hukum Charles

: V = b.T (pada P dan n tetap)

Hukum Avogadro

: V = c.n (pada T dan P tetap)

Jadi V sebanding dengan T dan n berbanding terbalik pada P. Hubungan


ini dapat digabungkan menjadi suatu persamaan :
V=

RTn
P

atau P.V = nRT

Konsep dasar perhitungan stoikiometri merupakan sesuatu yang amat vital


dan fatal diperhitungan kimia segala perhitungan dalam reaksi kimia melibatkan
stoikiometri. Konsep mol merupakan lanjutan dari stoikiometri (Dwi, 2012).

Pada percobaan tentang stoikiometri ini bahan yang digunakan adalah


kalium klorat (KClO3) dan juga MnO2. Kalium Klorat adalah zat padat berwarna
putih, sedikit larut dalam air. Kalium Klorat bisa digunakan sebagai bahan untuk
membuat gas oksigen di laboratorium (Agus,1987).

III.

Prosedur Percobaan

3.1

Alat dan bahan

3.1.1 Alat
- Kertas saring

- Tabung reaksi

-Labu florence

- Paku besi

- Gelas piala 150 ml

- Paku tembaga

- Pengaduk

- Gelas ukur

- Botol semprot

- Klep penjepit

- Lumpang

- Selang karet

- Cawan penguap

- Pipa kaca berbentuk U

- Sudip

- Neraca

-Selang karet

- Gelas piala 250 ml

3.1.2 Bahan

- 3 gram glukosa

- Amonium klorida

- 100 ml KOH 0,5 M

- Kalsium klorida

- Larutan biru metal 0,1g/l

- Sekeping logam kalsium

- Gula pasir

- Larutan tembaga (II) sulfat

- 15 ML H2SO4

- 5 ml merkuri (II) nitrat

- 3 gr ammonium nitrat

- 10 ml kalium iodide

- 40 ml etanol

- 0,2 gr KClO3

- Serbuk zink

- 0.03 gram MnO3

- Serbuk ammonium nitrat

- Air

- Larutan alkohol

3.2

Skema kerja

3.2.1 Pengamatan ilmiah


3.2.1.1 Demontrasi oleh asisten
A. Warna biru yang sirna
3 gram glukosa
dilarutkan dalam 100 ml KOH
ditambahkan 10 ml larutan biru metal
diangkat labu Florence
dikocok satu kali dengan ibu jari tetap
memegangi tutup
diulangi pengocokan dua sampai tiga
kali
Hasil

B. Busa hitam
Gula pasir
dimasukan dalam gelas piala 150 ml
15 ml asam sulfat pekat
ditambahkan ke gelas piala
diaduk secara hati hati
dicatat hasil pengamatan
Hasil

C. Kalor
40 ml etanol
dimasukan dalam gelas piala 150 ml
ditambahkan 60 ml air
dimasukan kertas saring dalam larutan
diperas kelebihan larutan
dibentangkan kertas saring pada kaca
arloji
dibakar
Hasil

D. Bahaya air

3 gram amonium nitrat


digerus dalam lumpang
dialihkan serbuk kedalam cawan
Penguap
ditaburkan serbuk zink pada serbuk
amonium nitrat
disemprotkan air dari botol semprot
Hasil

3.2.1.2. Percobaan oleh praktikan


A. Panas dan dingin
Amonium klorida
ditambahkan dalam tabung reaksi
Kalsium klorida
ditambahkan dalam tabung reaksi lain
Air
ditambahkan dalam masing-masing
tabung
dipegang bagian bawah tabung
dicatat hasil pengamatan
Hasil

B. Aktif dan tidak aktif


Air
diisi dalam gelas piala 150 ml
dimasukan paku besi
dimasukan logam kalsium
dicatat hasil pengamatan dan ajuka
hipotesis
Hasil

C. Paku tembaga
Tembaga (II) sulfat
dimasukan dalam gelas piala 250 ml
hingga setengah penuh
dimasukan paku besi
ditunggu beberapa menit
dicatat hasil pengamatan
Hasil

D. Ada dan hilang


10 ml merkuri (II) nitrat

dimasukan dalam tabung reaksi


10 ml kalium iodida
ditambahkan dalam gelas piala
diamati dan catat apa yang terjadi
15 ml kalium iodida
ditambahkan lagi dalam gelas ukur
diaduk
diamati hasil pengamatannya
Hasil

3.2.2. Stoikiometri :Penguraian KClO3


3.2.2.1. Persiapan alat
Air
diisi dalam labu florence
dibuka klep penjepit
dilepaskan selang karet
ditutup melalui pipa kaca
Air mengalir
dihubungkan selang dengan pipa pendek
dijepit selang karet
dikosongkan gelas piala
Hasil

3.2.2.2. Percobaan
KClO3
ditimbang 0,2 gram KClO3 dalam
tabung reaksi
ditambahkan 0,03 gram MnO3
dihomogenkan KClO3 dengan MnO2
dalam tabung reaksi
dipasang tabung reaksi pada alat
dipanaskan dasar tabung sampai 1 menit
dilanjutkan pemanasan hingga tidak ada
lagi air yang menetes
diukur volume air pada gelas kimia
diukur suhu dan dicatat
ditimbang tabung reaksi setelah dingin
dicatat suhu dan tekanan dilaboratorium
diulangi percobaan ini 2 kali
Hasil
IV.

Hasil dan Pembahasan

4.1

Hasil

A. Demonstrasi oleh Asisten


N

PERLAKUAN

HASIL

O
1.

Warna biru yang hilang


Larutan biru ( 3 gr glukosa + 100
mL KOH 0.5M + 10 mL larutan
biru metal ) dibuat dalam gelas
piala 150 mL
diaduk

2.

Busa Hitam
Gula diisi digelas piala
Ditambah 15 mL asam sulfat

Warna larutan
biru
Warna menjadi
bening

Terbentuk larutan
berwarna hitam dan
terbentuk busa-busa

Diaduk
3.

hitam

Kalor
yang terkena alkohol

dimasukkan kedalam gelas piala


Kertas saring

tidak terbakar dan


kertas yang tidak

direndam,diperas,dibentang pada

terkena alkohol

kaca arloji,
Dibakar
4.

Kertas saring

40 mL etanol+60 mL air

terbakar

Bahaya Air
Ada letupan-

3 gr amonium nitrat
digerus,dipindahkan ke cawan

letupan kecil

penguap
Zink ditaburkan
Disemprot dengan air

B. Percobaan oleh Praktikan


No
1.

Perlakuan
Panas dan dingin

Hasil

larutan Amonium klorida,

dasar tabung dingin


Larutan kalsium klorida dasar

Amonium Klorida
ditimbang 0,5 gram.
Kalsium klorida

tabung panas

ditimbang 0,5 gram


Dimasukkan kedalam
tabung reaksi ,
ditambah air .
2.

Paku tembaga
Keadaan tidak karat
Dimasukkan kedalam
CuSO4,
ditunggu beberapa
menit

terjadi korosi atau perkaratan

3.

Ada dan Hilang


5 ml merkuri (II)
nitrat berwarna bening
dicampur 10 ml

orange pekat

terdapat buih dan endapan

larutan menjadi bening


dibagian atas dan endapan

kalium iodida didalam


gelas ukur
ditambahkan kalium
iodida 15 ml
diaduk

terdapat larutan berwarna

merkuri dibawah berwarna orange


Menghasilkan lartutan
homogen berwarna kekuning-

kuningan

endapan menghilang

C. Pengukuran KClO3
N

Perlakuan

Hasil

o
1.

KClO3

Menjadi larutan

Ditimbang 0,2 gram,


dimasukkan kedalam pyrex
MnO2

homogen
2KClO3(s)
2KCl(s) + 3O2 (g)

Terdapat uap air,

Ditimbang 0,03 gram,


dimasukkan kedalam tabung

gelembung
Uap air berpindah ke

pyrex
Ditambah 5 ml air
Dipasangkan dengan selang

tabung kosong
Terdapat air pada

tabung yang kosong


Terdapat KCl solid
Air keseluruhan

karet yang sudah terpasang

dengan tabung pyrex lain


Dipanaskan
Dihentikan pemanasan
Diukur suhu ruangan
Diukur suhu air
Diukur volume air

pindah ke tabung yang


lain
29C
58C

KCl solid ditimbang

2,8 ml

Bobot KCl (s) +


tabung-bobot tabung
kosong = 27,791
27,679
= 0,111 gram

4.2

Pembahasan

4.2.1 Demonstrasi oleh Asisten


1. Busa Hitam
Pada percobaan ini, asisten laboratorium memberikan sebuah demonstrasi
dengan menggunakan gula pasir (glukosa) yang dicampurkan dengan asam sulfat.
Ketika asam sulfat ditambahkan atau dicampurkan kedalam glukosa, maka asam
sulfat akan mengusir atom hidrogen (H) dan oksigen (O) dari senyawa itu karena
afinitas asam sulfat yang sangat tinggi. Campuran C 6H12O6 dan asam sulfat pekat
akan menghasilkan karbon dan air, dimana air sudah diserap oleh asam sulfat
H2SO4.
C6H12O6(s)

6C(s) + 6H2O(aq)

Efek ini bisa dilihat ketika asam sulfat diteteskan ke dalam gula maka akan timbul
bekas hitam yang keras. Jadi yang terjadi jika hidrokarbon dicampurkan asam

sulfat adalah reaksi hidroksi dimana air akan diusir oleh asam sulfat ini
meninggalkan atom karbon (C).
2. Warna Biru yang sirna
Pada percobaan warna biru yang sirna, glukosa dilarutkan bersama KOH
dan ditambahkan metil biru , reaksi yang terjadi akibat perlakuan ini adalah
glukosa yang belum larut, dan berwarna bening menjadi berwarna biru.
Setelahnya , diaduk dengan menggunakan batang pengaduk , yang mengakibatkan
warna biru hilang dan larutan tadi berubah atau bereaksi dari larutan biru menjadi
bening (tidak berwarna).
3. Bahaya Air
Dalam

percobaan

pengamatan

bahaya

air,

asisten

laboratorium

mencampurkan ammonium nitrat yang sudah dihaluskan dengan serbuk zink dan
disemprotkan air lalu mengeluarkan asap dan bergelembung. Hal ini dikarenakan
air dapat mereaksikan ammonium nitrat dengan serbuk zink dengan persamaan
sebagai berikut :
NH4NO3(aq) + Zn(s)

N2(g) + ZnO + 2H2O(aq)

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi eksotermis yang sangat
menarik.
4. Kalor
Percobaan kalor yang dilakukan oleh asisten , yaitu dengan melakukan
perendaman kertas saring pada larutan, kemudian diperas dan dibentangkan pada
kaca arloji. Kemudian dilakukan pembakaran, namun kertas saring yang terkena
etanol mengeluarkan api biru, dan kertas saring yang tidak terkena etanol tidak
ikut terbakar. Hal ini disebabkan karena sifat etanol yang mudah terbakar dan api
yang keluar berwarna biru.
Hal ini berdasarkan literatur bahwa etenol yang merupakan senyawa kimia
(C2H5OH) atau disebut juga etil alkohol, alcohol sulut, alkohol murni atau alkohol
saja. Etanol diartikan sebagai senyawa yang mudah terbakar, mudah menguap,
alkohol yang sering digunakan ,dan etanol juga tidak berwarna. Minuman
beralkohol yang memiliki konsentrasi rendah etanol akan terbakar jika cukup
dipanaskan dan sumber pengapian (seperti percikan listrik atau pertandingan)

yang diterapkan pada mereka. Maka dari itulah kenapa kertas saring yang terkena
etanol bisa menghasilkan api tetapi tidak hangus terbakar sedangkan yang tidak
terkena cairan etanol terbakar dan hangus.
4.2.2 Percobaan oleh Praktikan
1. Panas dan Dingin
Pada percobaan ini digunakan Kalsium Klorida dan Amonium Klorida
yang masing-masing dilakukan dengan air. Persamaan reaksi dari kalsium klorida
dan amonium klorida sebagai berikut:
CaCl2(s) + 2H2O(aq)
NH4Cl(s) + H2O(aq)

Ca(OH)2(aq) + 2HCl(aq)
NH4OH(aq) + HCl(aq)

Dari percobaan ini didapat hasil bahwa tabung yang berisi NH4Cl terasa dingin
dan CaCl2 terasa panas. Reaksi antara NH 4Cl dengan air merupakan reaksi
endoterm, di mana terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga
menyebabkan suhu lingkungan turun dan terasa dingin. Sementara reaksi antara
CaCl2 dengan air merupakan reaksi eksoterm, di mana terjadi pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik dan terasa hangat.

2. Paku Tembaga
Pada percobaan ini digunakan larutan CuSO4 kemudian dimasukkan paku
dan didiamkan beberapa saat. Hasilnya yaitu karat pada paku besi menghilang.
Dalam percobaan ini terjadi reaksi redoks.
3. Ada dan Hilang
Percobaan ini membuktikan bahwa terciptanya endapan dan berkurangnya
endapan. Merkuri(II) nitrat direaksikan dengan Kalium Iodida akan menghasilkan
endapan berwarna orange, reaksinya dapat ditulis dengan persamaan berikut:
Hg(NO3)2(aq) + 2KI(aq)

HgI2(s) + 2KNO3(aq)

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa endapan yang terbentuk adalah endapan
Merkuri Iodida yang endapannya berwarna orange. Saat ditambahkan Kalium
Iodida yang pertama yaitu 10 ml KI terbentuk endapan orange. Setelah
ditambahkan kembali 15 ml Kalium Iodida endapan Merkuri iodida-nya semakin

berkurang terlebih lagi setelah dilakukannya, endapan banyak yang hilang atau
berkurang.
4.2.3 Stoikiometri : Penguraian KClO3
Dalam perhitungan kimia digunakan stoikiometri yang menjadi landasan
dalam perhitungan kimia. Dalam praktikum ini, stoikiometri digunakan dalam
penguraian KClO3. Reaksi penguraian KClO3 sebagai berikut:
KClO3(s)

2KCl(s) + 3O2(g)

Dari reaksi dapat diketahui bahwa penguraian KClO3 menghasilkan Kalium


klorida dalam fase padat (solid) dan gas oksigen (O2). Dalam reaksi penguraian
Kalium karbonat (KClO3) ditambahkan MnO2 yang berfungsi sebagai katalis.
Fungsi katalis dalam reaksi penguraian KClO 3 ini adalah mempercepat laju reaksi
tanpa MnO2 ikut bereaksi atau sering dikenal dengan istilah inert. Dilakukan
pemanasan pada larutan sehingga terjadi penguapan yang menimbulkan gas
Oksigen dan uap air. Air ikut mengalir dari tabung reaksi pertama melalui selang
menuju tabung reaksi kedua. Saat melakukan praktikum terjadi kesalahan saat
percobaan ini yaitu terjai kebocoran dan ledakan. Air yang mengalir dari tabung
pertama melalui selang ke tabung kedua sebagian masuk ke tabung dan sebagian
lagi menetes di luar tabung. Kesalahan kedua yaitu saat pemanasan tengah
berlangsung terjadi ledakan yang mengakibatkan selang yang seharusnya
terhubung pada tabung reaksi kedua terlepas. Kedua kesalahan tersebut terjadi
karena tidak melakukan seluruh prosedur yang tercantum dalam modul. Prosedur
yang tidak dilakukan yaitu persiapan alat yang bertujuan untuk mengetahui
kebocoran pada alat.

V.

Kesimpulan dan Saran

5.1

Kesimpulan
Dari percobaan tentang pengamatan ilmiah dan stoikiometri pengukuran

KClO3 yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Praktikan dapat memperoleh pengalaman dan menjelaskan pengamatan
percobaan.
2. Bisa mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia.
3. Praktikan telah membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja
dilaboratorium.
4. Dapat menentukan

koefisien reaksi penguraian KClO3 dengan cara

persamaan reaksi dan perbandingan mol.


5. Volume molar gas O2 dapat dihitung dengan rumus

VO 2
nO 2

6. Persentase O2 dalam KClO3 adalah 44,5 % sehingga dapat dihitung dengan

rumus

5.2

massa O2
x 100
massa KClO 3

Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya cek terlebih dahulu kondisi alat

yang akan digunakan pastikan semua alat dalam kondisi baik, lakukan percobaan
sesuai dengan prosedur kerja yang ada dibuku penuntun. Jangan melakukan
pekerjaan yang dapat mengganggu proses praktikum dan ciptakan suasana tenang
selama praktikum berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Arfin. 1987. Mengerti Kimia . Bandung : Bumi Siliwangi.
Ahmad, Hizkia. 1993. Kimia Dasar I. Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar I. Jakarta : PT. Gelora Aksara.
Dwi, Kurnihayat, Syamsurizal. 2012. Pengembangan Pembelajaran berbasis web
centriac course pada materi stoikiometri untuk meningkatkan minat belajar
siswa di SMA Titian Teras Jambi. Volume I No I.
Endang, Wahyu Ranjani.2011. Implementasi metode latihan berjenjang untuk
meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal hitungan stoikiometri.
Volume I.

Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.

LAMPIRAN
Pertanyaan Prapraktek
1. Dengan kata-kata anda sendiri, definisikan istilah berikut: kimia, percobaan,
hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah, teori
Jawab :
Kimia : cabang ilmu yang mempelajari pengetahuan alam tentang struktur,

susunan, sifat, perubahan materi, dan energi yang menyertai


Percobaan : usaha untuk mendapatkan fakta fakta dengan menguji dan

meneliti suatu gejala alam yang dilakukan dengan cermat


Hipotesis : fakta fakta yang belum teruji kebenarannya secara empiris,

maka penjelasan nasional yang diajukan hanya bersifat sementara


Ilmu : dasar untuk mempelajari sebuah / sesuatu masalah

Hukum ilmiah : data yang terkumpul disusun yang manjadi pernyataan

umum yang disimpulkan dari data percobaan


Metode ilmiah : langkah untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang

dapat menguunakan pendekatan ilmiah


Teori : hipotesis yang diuji dengan percobaan dan ternyata benar yang
hasilnya akan menjadi sebuah teori

2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati-hati dan
sebutkan bahanya: asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium klorida,
bahan kimia organik, air suling
Jawab:
Asam pekat : beracun, dapat menyebabkan luka bakar, jika terkena kulit
dapat menyebabkan alergi. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan

kanker hingga kematian


Alkohol : menyebabkan

keracunan,

mual-mual,

jika

dikonsumsi

berlebihanmenyebabkan kematian
Amonium nitrat : jika terkena kulit menyebabkan gatal-gatal
Kalsium klorida : jika terkena kulit, kulit bisa terkelupas
Bahan kimia organik : dapat menyebabkan pusing dan mual
3. Apa yang anda lakukan bila bahan kmia terpercik ke mata ?
Jawab:
Asam : dicuci dengan larutan NaHCO3 dalam air, paling baik adalah jika
digunakan gelas air mata. Kemudian mata harus ditiup secara steril ( mata

4.

5.

tidak boleh ditekan ), dan segera dibawa pada seorang dokter mata.
Basa : dicuci segera denga air bor (bor water) 3% atau asam cuka

(CH3COOH) 1, lalu ditutup secara steril dan dibawa pada dokter mata.
Minyak : dicuci dengan alkohol 5%
Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila sampel KClO3
dipanaskan
Jawab :
2KClO3 MnO2 2KCl(s) + 3O2(g)
Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan?
Jawab :
MnO2 berguna untuk mempercepat berlangsungnya reaksi (katalis), tetapi

MnO2 tidak ikut bereaksi.


6. Tuliskan kegunaan KClO3 dalam industri
Jawab :
Sebagai bahan pembuat insektisida
Sebagai pembuatan obat batuk untuk kuda
Pembuatan petasan

Pembuatan korek api


Pembuatan kembang api

Pertanyaan Pascapraktek
A. Pengamatan Ilmiah
1. Benar (B) atau salah (S) kah pernyataan berikut:
a. S kacamata pelindung tidak berguna bagi pekerja di laboraturium
b. S semua bahan kimia di anggap berbahaya
c. B semua reaksi yang menggunakan bahan kimia yang mengiritasi kulit
atau berbahaya, harus dilakukan dilemari asam
d. S bila menyisipkan pipa kaca atau termometer kedalam gabus, gunakan
bahan pelumas mesin motor
e. B buanglah sisa reagen cair kedalam bak cuci dan siram dengan air yang
banyak
2. Sesudah menyelesaikan percobaan dan memeriksa data, apalagi yag perlu anda
lakukan?
Jawab:
Membereskan meja praktikum dan membersihkan alat-alat yang digunakan
dalam

percobaan,

kemudian

membuat

laporan

sementara

dan

mengumpulkannya kepada asisten intinya dalam satu kelompok harus bagibagi tugas.
3. Anda diberi sembilan keping uang logam dan sebuah neraca palang. Salah satu
keping lebih ringan daripada delapan lainnya yang bobotnya sama. Bagaimana
anda menetapkan kepingan mana yang ringan hanya dengan melakukan dua
kali timbangan?
Jawab:
Dengan melakukan penafsiran dan juga melakukan perhitungan rata-rata maka
didapatkan hasil yang akurat.

B. Stoikiometri
1. Gas oksigen sedikit larut dalam air. Apakah keadaan ini akan mempengaruhi
jumlah KClO3 yang terurai dalam campuran yang sudah anda laporkan?
Jelaskan!
Jawab :
Ya, karena bila gas O2 sedikit larut dalam air maka O2 akan lebih banyak
bercampur dalam KCl, dimana mol KClO3 berpengaruh oleh nilai Mr O2.
2. A)
Bila ketinggian air diluar tabung reaksi pengumpul gas lebih tinggi
daripada uang diluar, apakah ini disebabkan oleh tekanan gas O 2 lebih tinggi
atau lebih rendah daripada tekanan udara? Jelaskan!
Jawab:
tekanan O2 lebih rendah daripada tekanan udara karena tekanan O2 ditabung
reaksi pengumpul gas dipengaruhi oleh suatu suhu dan volume air sehingga
semakin tinggi volumenya, maka tekanan O2 semakin rendah dari tekanan
udara.
B) Bila anda tidak menyertakan tekanan gas pada pertanyaan 2a, apakah
volume gas O2 berkurang? Jelaskan!
Jawab:
Volume gas O2 berkurang, karena semakin tinggi tekanan O2, maka volume gas

O2semakin berkurang. PV= nRT, V=

nRT
P

C) Andaikata anda tidak menyertakan tekanan, tetapi mengambil tekanan O2


sama dengan tekanan udara luar, apakah jumlah mol O2 yang timbul lebi besar
atau lebih kecil daripada sebenarnya? Jelaskan!
Jawab :
jumlah mol O2 lebih besar, karena semakin tinggi tekanan semakin tinggi pula
nilai molnya.
3. Bila udara memasuki tabung reaksi pengumpul gas, bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi jumlah mol KClO3 yang terurai? Jelaskan!
Jawab :
Bila udara memasuki tabung reaksi penguraian akan mempengaruhi mol KClO3
yang terurai karena konsentrasi KClO3 berubah dengan adanya perubahan mol
O2.

LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Massa KCl
=(massa tabung rx setelah pemanasan) (massa tabung rx sebelum
pemanasan)
=(27,791 27,679) gram
=0,111 gram
2. Massa O2
=(massa KClO3) (massa KCl)
=(0,2 0,111) gram
=0,089 gram
3. Mol KClO3
massa KClO 3
=
Mr KClO 3
=

0,2
112.5

gram

= 0,0016 gram
4. Mol O2
massaO 2
=
Mr O2
=

0,089
gram
32

= 0,00278 gram
5. Mol KCl
massa KCl
=
Mr KCl
=

0,111
gram
74,5

= 0,00148
6. Tekanan O2
= Tekanan total tekanan air
= 760 mmHg 30,04 mmHg
= 729,26 mmHg
7. Volume O2 pada STP
tekananO 2
VO2 (STP) = VO2 x tekanan udara

273 K
tekanan O2

= 28 ml x

273
760

= 1,0057 ml
8. Mol O2 yang timbul
PO 2
P = P . Udara
726,96
mmHg
760

= 0,96
nO2 =

P.V
R.T

0,961,0057
0,082.(58+273)

0,965
27,142

= 0,035 mol
9. Volume molar O2 pada STP
VO 2(STP)
= Mol O 2(STP)
1,0057
0,035

= 28,734 ml
10. Persentase O2 dalam KClO3
massa O2
x 100
= massa KClO 3
=

0,0089
x 100
0,2

= 0,445 x 100 %
= 44,5 %

LAMPIRAN GAMBAR
A. Demonstrasi oleh Asisten

Warna biru yang sirna

Larutan biru metal

Larutan biru (glukosa 3 gr +


100 ml KOH 0,5M +10 ml
larutan biru metal + diaduk)

Larutan bening

Busa Hitam

Dimasukkan Gula + 15 ml
H2SO4 + diaduk

Kalor

Busa-busa hitam

40 ml Etanol + 60 ml Air

Kertas saring direndam

Bagian kertas saring yang


terkena alkohol tidak terbakar
yang terkena alkohol terbakar

Bahaya Air

Amonium Nitrat + Zink

Disemprotkan Air

Terdapat letupan kecil

Panas dan Dingin

CaCl 0,5 gr

(NH 4)2Cl2 0,5 gr

CaCl + air

(NH 4)2Cl2 + Air

CaCl + Air (panas)

(NH 4)2Cl2 (dingin)

Paku Tembaga

Paku Tembaga

Paku Tembaga + CuSO 4

Paku Tembaga berkarat

Ada dan hilang

Merkuri (II) Nitrat 5 ml

Merkuri (II) Nitrat 5 ml +


Kalsium Iodida 10 ml
(berwarna orange + endapan
merkuri)

Merkuri (II) Nitrat 5 ml +

larutan bening

Kalsium Iodida 10 ml +
Kalsium Iodida 15 ml + diaduk
(diatas bening, dibawah orange)

PERCOBAAN IV
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
I.
1.
2.
3.
4.

Tujuan
Mengkaji kesamaan sifat unsur unsur dalam tabel berkala.
Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah.
Mengenali reaksi air klorin dan halida.
Menganalisisa larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah
dan halida.

II.

Landasan Teori
Pada tabel periodik modern, susunan unsur unsur didasarkan pada nomor

atom unsur. Ketika unsur unsur diurutkan menurut kenaikan nomor atom, usnur
unsur dengan sifat yang mirip berada pada golongan yang sama. Unsur unsur
dalam golongan yang sama ini ternyata juga memiliki jumlah elektron pada kulit

terluar yang sama, seperti pada Li dan Na, Be dan Mg, dan seterusnya. Persamaan
jumkah elektron valensi dan kemiripan sifat inilah yang membedakan unsur
logam alkali, alkali tanah, halida, dan seterusnya berdasarkan golongan, bukan
periode ( Sunarya, 2010 : 335 ).
Berikut ini pembahasan mengenai masing masing golongan :
1. Golongan IA ( logam logam Alkali )
Golongan IA termasuk ke dalam golongan utama. Golongan logam alkali
ini merupakan golongan dari logam yang aktif. Logam logam tersebut
menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensial elektrodenya besar dan
negatif, dan sebagainya. Anggota dari golongan logam Alkali ini adalah unsur Li,
Na, K, Rb, dan Cs. Fransium ( Fr ) merupakan unsur radioaktif ( Petrucci, 1993).
Pada kenyataannya, sebagian besar senyawa logam alkali berupa ion
unipositif. Logam logam Alkali sangat reaktif, seingga tidak pernah ditemukan
dalam keadaan bebas di alam. Logam Alkali mudah bereaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida logam. Ketika dibiarkan di udara,
unsur unsur Alkali secara bertahap kehilangan kilap logamnya karena bergabung
dengan gas oksigen membentuk oksida. Berikut persamaan reaksi Alkali dengan
air :

2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g)


dengan M adalah unsur logam Alkali ( Chang, 2003).
Semua unsur dalam golongan logam Alkali merupakan penghantar panas
dan listrik yang baik. Karena lunaknya, logam golongan ini dapat dipotong
dengan pisau, semuanya merupakan reduktor yang kuat dan mempunyai panas
jenis yang rendah. Dalam nyala bunsen, ion Litium berwarna merah, Natrium
kuning, Kalium ungu, Rubidium merah, dan Sesium biru ( Sukardjo, 1985 ) .
2. Golongan IIA ( logam Alkali Tanah )
Anggota dari golongan logam Alkali tanah adalah Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba.
Radium ( Ra ) merupakan unsur radioakitf. Sebagai suatu golongan, logam alkali
tanah agak kurang reaktif dibandingkan dengan logam Alkalli. Baik energi
ionisasi pertama maupun kedua turun dari Berilium ke Barium. Jadi,
kecenderungannya adalah untuk membentuk ion M2+ ( M adalah atom logam
Alkali tanah ), dan karena itu karakter logamnya meningkat dari atas ke bawah
dalam golongan itu. Sebagian besar senyawa Berilium ( BeH 2 ) dan Berilium
halida ( seperti BeCl2 ) dan beberapa senyawa Magnesium ( MgH 2 ) yang terdapat

di alam berupa molekul dan bukannya ion. Ion golongan IIA sulit direduksi
menjadi logam bebas karena harga potensial reduksinya besar dan negatif.
Kereaktifan logam Alkali tanah dengan air cukup beragam. Berilium tidak
bereaksi dengan air, Magnesium bereaksi lambat dengan uap air, dan Kalsium,
Stronsium, dan Barium cukup reaktif untuk menyerang air dingin. Kereaktifan
logam Alkali tanah terhadap oksigen juga meningkat dari Be ke Ba. Berilium dan
Magnesium membentuk oksida ( BeO dan MgO ) hanya pada suhu tinggi,
sedangkan CaO, SrO, BaO terbentuk pada suhu kamar. Untuk asam, Magnesium
dapat berekasi dengan membentuk oksigen, sedangkan Kalsium, Stronsium, dan
Barium juga dapat bereaksi dengan membentuk gas hidrogen ( Chang, 2003).
3. Golongan VIIA ( unsur unsur Halogen )
Unsur unsur Halogen bukan termasuk logam. Semua Halogen adalah
unsur nonlogam dengan rumus umum X2, dimana X melambangkan unsur
Halogen. Karena kereaktifannya yang besar, Halogen tidak pernah ditemukan
dalam bentuk unsur bebeasnya di alam. Anggota dari golongan Halogen adalah F,
Cl, Br, dan I . Sedangkan Astatin termasuk unsur radioaktif. Fluorin sangat reaktif
sehingga unsur ini dapat menyerang air menghasilkan oksigen. Halogen memiliki
energi ionisasi yang tinggi dan afinitas elektron yang bernilai positif besar
sehingga unsur unsurnya mudah membentuk anion dengan jenis X -. Anion dari
Halogen ( F-, Cl-, Br-, I- ) ini disebut halida. Unsur yang paling mudah bereaksi
adalah Fluorin ( F ) dibandingkan Klorin dan Iodin. Hidrogen halida larut dalam
air membentuk asam klorida ( Chang, 2003) .
Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida
halida Magnesium dan Kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk
membentuk hidrat seperti juga kelarutannya dalam air menurun seiring dengan
naiknya ukuran dari halida halida Sr, Ba, dan Ra. Hal ini sesuai dengan bahwa
energi menurun lebih cepat daripada energi kisi seiring bertambahnya ukuran M2( Cotton dan Wilkinson, 1989).

III.
3.1

Prosedur Percobaan
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Kawat nikrom
- Bunsen
- Rak tabung reaksi
- Penjepit
3.1.2 Bahan
-

BaCl2
CaCl2
SrCl2
LiCl
KCl
NaCl
NaBr
NaI
Larutan HCl pekat

Larutan (NH4)2CO3
Larutan (NH4)2HPO4
Larutan (NH4)2SO4
Air suling
CCl4
Air klorin
Larutan anu (X)
Larutan anu (Y)

- 3. 2
Skema Kerja
- 3.2.1 Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
- larutan BaCl2, CaCl2,
2 mL
Licl2, KCl, NaCl,
SrCl2 0.5 M dalam tabung reaksi
dimasukkan

Kawat Nikrom

diambil
dipanaskan
dicelupkan ke tabung reaksi yang berisi larutan
barium
dipanaskan ujung kawat
dibersihkan dalam larutan HCl pekat 12 M
diulangi uji nyala untuk larutan yang mengandung
kalsium, litium, kalium, natium, dan stronsium
Hasil
- 3.2.2 Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
Amonium Karbonat
dimasukkan dalam tabung reaksi
diamati
dibersihkan tabung

2 mL larutan barium,
kalsium, litium,
dan
dimasukkan
kalium, natrium,
stronsiumdalam tabung reaksi
ditambah 1 mL amonium fosfat ke setiap tabung
dicatat pengamatan
o
1 mL larutan barium,
- kalsium, litium,
kalium, natrium, dan stronsium
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 mL amonium sulfat
dicatat
Hasil
- 3.3.3 Reaksi-reaksi halida
1 mL NaCl, NaBr, NaI 0,5 M
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambah 1 mL CCl4
ditambah 1 mL air klorin
ditetesi asam nitrat encer
dikocok
diamati warna lapisan CCl4 dibagian bawah
Hasil
- 3.3.4 Analisis larutan anu
Larutan X
dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
ditambah 1 mL (NH4)2CO3 pada tabung pertama
ditambah 1 mL (NH4)3PO4 pada tabung kedua

ditambah 1 mL (NH4)2SO4 pada tabung ketiga


dicatat
dibandingkan uji nyala dari larutan X
dinyatakan unsur alkali
Larutan
Y
dimasukkan
dalam tabung reaksi
ditambah 1 mL CCl4 dan air klorin
ditetesi asam nitrat
dikocok
dicatat warna lapisan CCl4
dibandingkan uji halide dari larutan Y
dinyatakan halida yang terdapat pada dalam larutan

Y
IV.
-

Hasil

Hasil dan Pembahasan


4.1
Hasil
4.1.1 Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
No
-

Hasil

1. nikrom
- dicelupkan ke
Nyala api berwarna merah
tabung
Nyala api berwarna merah bata
reaksi yang berisi : Nyala api berwarna merah
- BaCl2 0,5 M
Nyala api berwarna ungu
- CaCl2 0,5 M
Nyala api berwarna merah
- SrCl2 0,5 M
Nyala api berwarna kuning
- LiCl 0,5 M
- KCl 0,5 M
- NaCl 0,5 M
- 4.1.2 Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
No

Perlakuan
- dipanaskan kawat

Perlakuan

Hasil

- BaCl2 +

(NH4)2CO3
- SrCl2 + (NH4)2CO3

- CaCl2 +

(NH4)2CO3

- LiCl + (NH4)2CO3
- NaCl +
-

(NH4)2CO3
- KCl + (NH4)2CO3
- - BaCl2 +

(NH4)2HPO4

- SrCl2 +

(NH4)2HPO4

- CaCl2 +

(NH4)2HPO4
- LiCl +

EDP
EDP
EDP
TR
TR
TR

EDP
EDP
EDP
TR
TR
TR

(NH4)2HPO4
- NaCl +
(NH4)2HPO4
- KCl +
(NH4)2HPO4
- - BaCl2 +

(NH4)2SO4
- SrCl2 + (NH4)2SO4

- CaCl2 +

(NH4)2SO4

- LiCl + (NH4)2SO4
- NaCl + (NH4)2SO4
- KCl + (NH4)2SO4

EDP
EDP
TR
TR
TR
TR

4. 2
-

Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan percobaan mengenai

golongan dan identifikasi unsur. Pada praktikum ini, tersiri dari beberapa
percobaan, diantaranya uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah, reaksi-reksi
unsur alkali dan alkali tanah, reaksi-reaksi halida dan analisis larutan anu
Percobaan pertama ialah melakukan uji nyala untuk unsur alkali
dan alkali tanah. Pada percobaan ini digunakan larutan BaCl 2, CaCl2, SrCl2, NaCl,
LiCl. Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah karena
garam-garam ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar
menunjukkan warna yang spesifik sehingga akan tampak jelas perbedaan nyala
dari garam klorida tersebut. Kemudian kawat nikrom dipanaskan agar kotoran
yang menempel hilang. Kawat nikrom dicelupkan dan dipanaskan. Larutan yang
pertama kami gunakan yaitu BaCl2. Ketika dipanaskan, nyala apinya berwarna
merah. Menurut teori, jika barium dipanaskan pada nyala bunsen akan memberi
warna hijau kekuningan. Berarti, hasil yang kami peroleh tidak sesuai dengan
teori. Mungkin dikarenakan kawat yang digunakan mengandung kotoran atau

karena kami memanaskannya dinyala biru. Setelah kawat digunakan, kawat


dibersihkan dengan cara mencelupkannya ke larutan HCl pekat. HCl dapat
melarutkan zat-zat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat
nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat. Ketika
kawat dibakar dan kawat benar-benar bersih. Lalu, celupkan kawat ke larutan
kedua yaitu CaCl2. Ketika dipanaskan, nyala api yang muncul ialah merah.
Menurut teori, ketika kalsium dipanaskan memberi warna merah kekuningan. Itu
artinya, pengujian yang kedua ini sesuai dengan teori. Larutan ketiga yaitu SrCl 2.
Ketika dipanaskan, nyala api yang timbul ialah merah bata. Menurut teori, jika
stronsium dipanaskan, akan memberi warna merah karmin yang khas. Berarti,
pengujian yang ketiga sesuai dengan teori. Uji nyala keempat menggunakan
larutan NaCl. Saat dipanaskan, NaCl akan memberi warna kuning. Pengujian
keempat ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ketika natrium
dipanaskan pada nyala bunsen, akan memberi warna kuning yang kuat. Larutan
kelima yaitu KCl. Ketika KCl dipanaskan akan menimbulkan warna ungu.
Menurut teori, warna nyala dari kalium ketika dipanaskan ialah ungu. Berarti,
pengujian KCl ini sesuai dengan teori. Larutan terakhir yang akan diuji ialah LiCl.
LiCl memberi warna merah ketika dipanaskan. Ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa litium akan memberi warna merah jika dipanaskan pada nyala
bunsen.
-

Pada dasarnya, apabila senyawa kimia dipanaskan, maka akan

terurai menjadi unsur-unsur penyusunnya dalam bentuk gas. Atom-atom dari


unsur tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (mengalami eksitasi).
Atom logam tersebut menjadi tidak stabil, sehingga bisa kembali ke tingkat dasar
(keadaan stabil) dengan memancarkan energi dalam bentuk cahaya. Besarnya
energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu dalam bentuk
spektrum emisi sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak,
sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dank has untuk setiap atom.
Percobaan kedua yaitu reaksi-reaksi unsur alkali dan alakali tanah.
Unsur alkali dan alkali tanah dicampurkan dengan (NH 4)2CO3, (NH4)2HPO4,
(NH4)2SO4 dan hasil yang didapat perubahan dari setiap sampel yang dicampurkan
adalah adaya endapan dan tidak adanya endapan. Pertama, larutan alkali dan
alkali tanah decampurkan dengan larutan (NH 4)2CO3, hasilnya yaitu CaCl2, BaCl2,

dan SrCl2 terbentuk endapan. Sedangkan KCl, NaCl, dan LiCl tidak terbentuk
endapan. Ini dikarenakn CaCl2, BaCl2, dan SrCl2 dapat bereaksi dengan
(NH4)2CO3, sedangkan KCl, NaCl, dan LiCl tidak dapat bereaksi dengan
(NH4)2CO3. Persamaan reaksinya yaitu :
CaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
BaCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) BaCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
- SrCl2(aq) + (NH4)2CO3(aq) SrCO3(s) + 2NH4Cl(aq)
- KCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
- NaCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
- LiCl(aq) + (NH4)2CO3(aq)
Yang kedua, larutan alkali dan alkali tanah dicampurkan dengan
(NH4)2HPO4. Hasilnya sama seperti dicampurakan (NH4)2CO3. CaCl2, BaCl2, dan
SrCl2 membentuk endapan. Itu artinya unsur alkali tanah dapat bereaksi dengan
(NH4)2HPO4. Sedangkan KCl. NaCl, dan LiCl tidak terbentuk endapan berarti
logam alkali tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2HPO4. Persamaan reaksinya :
CaCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) CaHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
BaCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) BaHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
- SrCl2(aq) + (NH4)2HPO4(aq) SrHPO4(s) + 2NH4Cl(aq)
- KCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
- NaCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
- LiCl(aq) + (NH4)2HPO4(aq)
Selanjutnya, larutan alkali dan alkali tanah dicampurkan dengan
(NH4)2SO4. Hasilnya yaitu BaCl2 dan SrCl2 terbentuk endapan sedangakan CaCl2,
NaCl, KCl, dan LiCl tidak terbentuk endapan. BaCl2 dan SrCl2 dapat bereaksi
dengan (NH4)2SO4 sedangkan CaCl2, NaCl, KCl, dan LiCl tidak. Persamaan
reaksinya :

CaCl2(aq) + (NH4)2SO4(aq) CaSO 4(s) + 2NH4Cl(aq)


BaCl2(aq) + (NH4)2SO4(aq) BaSO 4(s) + 2NH4Cl(aq)
- SrCl2(aq) + (NH4)2SO4(aq)
- KCl(aq) + (NH4)2SO4(aq)
- NaCl(aq) + (NH4)2SO4(aq)
- LiCl(aq) + (NH4)2SO4(aq)
Percobaan ketiga yaitu reksi-reaksi halida. Pada reaksi antara
-

NaCl, NaBr, dan NaI dengan Cl2 pada percobaan ini didapatkan hasil yaitu NaCl
+ Cl2 dengan warna larutan bening, NaBr + Cl2 dengan warna CCl4 berwarna
kuning, NaI + Cl2 dengan warna CCl4 berwarna merah. Terjadinya perubahan
warna ini dikarenakan bahwa zat-zat tersebut bereaksi dengan Cl2. Berarti, NaCl
tidak dapat bereaksi dengan Cl2, karena tidak terjadinya perubahan warna.
Persamaan reaksinya :

2NaBr + Cl2 2NaCl + Br2


2NaI + Cl2 2NaCl + I2
- NaCl + Cl2
Percbaan keempat mengenai analisis larutan anu. Larutan anu yang
-

akan dianalisis ada 2, yaitu anu X dan anu Y. pertama, kita akan menganalisis
larutan anu X. larutan anu X berwarna merah. Tapi saat ditambahkan larutan
(NH4)2CO3, larutan anu berubah menjadi kekuningan, tetapi tidak terdapat
endapan. Lalu, saat ditambahkan (NH4)2HPO4, larutan anu X juga mengalami
perubahan warna, yang semula merah berubah menjadi kuning jingga dan tidak
terdapat endapan. Kemudian terakhir larutan anu X ditambahkan (NH 4)2SO4.
Sama halnya dengan sebelumnya, larutan anu X juga mengalami perubahan warna
menjadi jingga dan tidak terdapat endapan. Berdasarkan data diatas, dapat kita
katakana bahwa larutan anu X adalah salah satu unsur alkali, karena tidak
terbentuknya endapan ketikah ditambahkan (NH4)2CO3, (NH4)2HPO4, maupun
(NH4)2SO4. Ketika dilakukan uji nyala, warna yang muncul ialah kekuningkuningan. Berarti dapat dikatakan bahwa larutan anu X adalah Natrium (Na).
Selanjutnya kita akan menganalisis larutan anu Y. Larutan anu Y
direaksikan dengan CCl4, air klorin dan HNO3. Larutan yang semula berwarna
bening, ketika ditambahkan dengan ketiga larutan tersebut tidak terjadi perubahan
warna. Itu artinya larutan anu tidak beraksi dengan Cl 2. Berdasarkan dari
percobaan mengenai reaksi-reaksi halida. Data-data diatas menunjukkan unsur
NaCl. Karena ketika NaCl direaksikan, tidak terjadinya perubahan warna.
-

V.
-

Kesimpulan dan Saran


5.1
Kesimpulan
1. Kesamaan sifat-sifat unsur terdapat pada unsur-unsur yang terletak satu
golongan. Misalnya pada golongan I A (alkali) memiliki nlai kereaktifan
yang tinggi. Sehingga ketika direaksikan dengan (NH4)2CO3 tidak
terbentuk endapan.
2. Uji nyala pada unsur alkali dan alkali tanah
a. Ba : hijau
b. Ca : merah
c. Sr : merah
d. Li : merah
e. Na : kuning
f. K : ungu
- Reaksi unsur alkali dan alkali tanah yaitu unsur yang dapat
bereaksi dengan (NH4)2CO3, (NH4)2HPO4, dan (NH4)2SO4
adalah unsur-unsur alkali tanah. Sedangkan unsur alkali tidak
dapat bereaksi.
3. Reaksi air klorin dan halida ialah dengan terjadinya perubahan warna pada
larutan NaBr dan NaI. Sedangkan NaCl tidak berubah warna.
4. Larutan anu terdiri dari 2, yaitu anu X dan anu Y. Anu X adalah unsur
natrium dan larutan anu Y adalah NaCl.
-

5.2 Saran
Pada praktikum ini, kita haruslah berhati-hati. Terutama
ketika dihadapkan dengan larutan HCl. Kerena HCl merupakan
larutan yang dapat menyebabkan luka bakar.

DAFTAR PUSTAKA
-

Chong, Raymond. 2003. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti.


Jakarta : Erlangga.

Cotton, F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.


Hoboken, NJ : Libraries Unkimited.

Petrucci, Ralph H. 1993. Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan Modern


Edisi Keempat Jilid 3. Bogor : PT. Gelora Aksara Pratama.

Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Yogyakarta : Bina Aksara.

Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar I. Bandung : Yrama Widya.

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktek
1. Tuliskan unsur-unsur yang termasuk golongan I A (alkali) dan golongan II A
(alkali tanah) !
- Jawab :
- Alkali : Li, Na, K, Rb. Cs. Fr
- Alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
2. Selesaikanlah persamaan reaksi berikut :
a. CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3 + 2NH4Cl
b. BaCl2 + (NH4)2CO3 BaCO3 + 2NH4Cl
c. NaCl + (NH4)2CO3
d. NaCl + Cl2 warna larutan CCl4 putih, terbentuk endapan
e. 2NaBr + Cl2 2NaCl + Br2
f. 2NaI + Cl2 2NaCl + I2
3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C ?
- Jawab :
- Untuk mengidentifikasi unsur halide dalam larutan dengan melihat warna
lapisan CCl4 tersebut.
Pertanyaan Pascapraktek
1. Apakah reaksi nyala saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
unsur ? Jelaskan jawaban anda !
- Jawab :
- Tidak, karena data hasil uji nyala saja belum tentu dapat memastikan unsur
jenis apa dikarenakan bisa saja terjadi kesalahan dalam uji nyala tersebut.
Maka, untuk memastikannya dapat digunakan perbandingan dengan cara
membandingkan hasil dari reaksi unsur dengan larutan lain, dengan hasil dari
uji nyala.

2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI memberikan hasil
yang berbeda?
- Jawab :
- Karena masing-masing unsur tersebut memiliki kereaktifan dan cirri khas
warna yang beda, sehingga menyebabkan hasil pada air klorin warnanya
bereda-beda pula.
3. Mengapa untuk golongan I A memberikan hasil yang berbeda dengan
golongan II A pada percobaan B1, 2, dan 3 ?
- Jawab :
- Karena unsur golongan I A tidak dapat bereaksi dengan percobaan B1, 2,
dan 3. Sedangkan golongan II A dapat bereaksi dengan percobaan B1 dan 2
membentuk endapan. Untuk pereaksi 3 ada golongan II A yang dapat bereaksi
dan ada pula yang tidak.
-

LAMPIRAN GAMBAR

A.

Uji nyala unsur alkali dan


alkali tanah
-

B. Reaksi-reaksi unsur
alkali dan alkali tanah
C. Reaksi-reaksi halida
D. Analisis larutan anu

Zat X
Zat Y

PERCOBAAN V

RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR


-

I.

Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut
2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data

untuk menghitung rumus empiris


3. Mempelajari sifat sifat senyawa berhidrat
4. Mempelajari reaksi bolak balik hidrasi
5. Menentukan persentase air di dalam suatu berhidrat
II.
Landasan Teori
Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana; rumus
ini ditulis dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan
bulat terkecil yang mungkin. Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya
untuk molekul. Untuk kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empirisnya
satu dan sama. Beberapa contohnya adalah, air (

H2O ,

amonia(

NH 3

),

karbon dioksida(

CO2

) dan metana(

CH 4

). Untuk menyatakan komposisi

bahan yang molekul molekulnya terdiri dari atom atom yang lebih banyak,
dipakai rumus empiris. Jumlah atom suatu unsur tertentu dalam molekul itu,
ditulis sebagai subskrip, karena lambang unsur itu (tetapi 1 tidak pernah ditulis
sebagai subskrip, karena lambang unsur itu sudah menyatakan satuan atom).
Penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan secara eksperimen,
dengan menentukan menentukan jumlah presentase unsur unsur yang terdapat
dalam zat itu, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Bersamaan dengan ini,
massa molekul relative senyawa itu juga harus diukur (Chang, 2003).
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat,
tetapi umumnya untuk zat anorganik, unsur logam atau hydrogen ditulis terlebih
dahulu, diikuti dengan non logam, atau metalloid dan akhirnya oksigen,
sedangkan untuk zat zat organik aturan yang umumnya berlaku adalah C, H, O,
N, S, P. Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan, rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur unsurnya. Ini
merupakan langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur
unsur. Secara sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawadapat dilakukan
dengan cara eksperimen. Untuk menyatakan rumus empiris dilakukan dengan
perhitungan senyawa. Jika rumus empiris senyawa telah diketahui dapat
disimpulkan sifat sifat fisik dan kimia dari zat tersebur, yaitu: dari rumus
empiris ini dapat dilihat unsur apa yang terkandung dalam senyawa tersebut dan
berapa banyak atom dari masing masing unsur untuk membentuk molekul
senyawa tersebut, dan massa molekul relative dapat ditentukan massa atom
relative dari unsur unsur yang membentuk senyawa. Berdasarkan rumus empiris
dapat dihitung jumlah relative unsur unsur yang terdapat dalam senyawa atau
komposisi persentase zat tersebut (Rivai, 2011).
Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut
OH
anhidrat. Misalnya CaO yang merupakan anhidrat basa dari Ca( 2 .

Sedangkan senyawa yang mengandung atau mengikat molekul air secara kimia
sebagai bagian dari kisi kristalnya disebut senyawa hidrat, misalnya Ba

Cl2 . H 2 O

. molekul air yang terikat dalam hidrat tersebut disebut dengan air

hidrat. Senyawa hidrat disebut juga dengan nama senyawa kristal karena
mengandung molekul air yang mempunyai ikatan hidrogen. Dengan adanya
molekul air pada kisi kristal, maka akan menyebabkan kristal itu stabil hingga
dalam kisi yang terhidrat akan membentuk ikatan hidrogen. Molekul air terikat
secara kimia dalam senyawa dalam senyawa, sehingga molekul air bagian dari
kisi kristal. Senyawa hidrat bisa mengikat satu sampai dua puluh molekul air.
Oleh karena itu, senyawa hidrat membentuk kristal dekahedlon yang berbentuk
bujur sangkar, dan senyawa ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara
molekul

H2O

yang berikatan hidrogen mengurung molekul netral yang

lainnnya tanpa ikatan yang berbentuk bujur sangkar. Melalui proses pemanasan,
senyawa hidrat atau garam hidrat dapat terurai menjadi senyawa anhidrat atau
garam anhidrat dengan uap air. Artinya, molekul air (air hidrat) terlepas dari
ikatan dimana kehilangan air dari hidrat ini terjadi dalam beberapa tahap
membentuk suatu rangkaian juga dengan struktur kristal yang teratur dan
mengandung air yang lebih sedikit. Air hidrat sering terlepas dari ikatannya
karena proses pemanasan. Jika Cu(S
airnya akan hilang. Kristal Cu(S

O4 2 .5 H 2 O

O4 2

dipanaskan semua, maka

Disebut dengan tembaga (II) sulfat

hidrat. Jika kristal anhidrat tersebut dibiarkan terbuka, maka ia akan menyerap air
dari udara secara terus menerus, sampai pada pentahidrat akan terbentuk.
Kehilangan air dan hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian
hidrat dengan struktur kristal teratur yang mengandung air lebih sedikit. Untuk
mengetahui bahwa semua air sudah hilang adalah pertama memberikan
pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi perubahan wujud, yaitu menjadi
bentuk bubuk. Kedua, terjadi perbahan warna, dan ketiga, gelas pemanasan akan
kering dari molekul air (Sugiarto, 2003).
Padatan yang mengandung molekul molekul senyawaan bersama
sama dengan molekul air disebut hidrat. Hidrat dalam senyawa anorganik adalah
garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat

baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti
ini disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi (Willkinson, 1994).
Air berubah kedalam tiga bentuk sifat menurut waktu dan tempat,
yakni sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap, seperti gas. Air
merupakan senyawa yang berpartisipasi dan serbaguna dalam berbagai reaksi
kimia di muka bumi. Air adalah senyawa non polar yang baik karena mempunyai
momen dipol sebesar 1,84. Pelarut yang mempunyai dipol besar, seperti:
HCN(2,90), HF cair(1,910), namun jarang digunakan karena sangat sukar bekerja
bila pelarutnya adalah air (Ahmad, 2011).
III.
-

Prosedur Kerja
3.1
Alat dan Bahan
- 3.1.1 Alat
Cawan kurs
Timbangan
Tetras tisu
Bunsen
Penjepit kurs
Pipet tetes
Cawan penguap
Gelas arloji
Cawan porselin dan penutupnya
Kaki tiga
- 3.1.2 Bahan
Zink
Logam tembaga
Asan nitrat

CuSO4.5H2O
Nitrogen
Pita Mg
Air suling
NaOH
-

3.2

Skema Kerja

3.2.1 Rumus Empiris Senyawa


Cawan
- kurs dan penutupnya
-

diambil

dibersihkan dan keringkan

ditimbang hingga ketelitian 0,001 g

dicatat bobotnya

Pita Mg

dipotong hingga 10-15cm

dibersihkan

digulung pita Mg

dimasukkan kedalam kurs dan timbang

Kurs dan isinya

dipanaskan

dengan penjepit dibuka tutup kurs

dilanjutkan pemanasan

dimatikan bunsen, dinginkan 15 menit

ditetesi 40 tetes air

dipanaskan dengan api kecil

dimatikan bunsen, lalu timbang hingga ketelitian

0,001 g
Hasil

Memakai Cu

Cawan
penguap
-

dibersihkan, dipanaskan, dinginkan lalu

timbang
Logam tembaga
+ asam nitarat
-

dipanaskan

dimasukan kedalam cawan penguap

ditutup dengan gelas arloji

dipanaskan sampai terbentuk Kristal hitam

ditimbang

ditentukan rumus empiris

Hasil
-

3.2.2 Hidrasi Air


-

A. Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa

- 1 gr NaOH
-

dimasukkan kedalam cawan porselen


yang sudah steril

dipanaskan, lalu dinginkan setelah


itu ditimbang

dipanaskan selama 1 menit

dinaikkan panasnya selama 10 menit

dihentikan

pemanasan,

dinginkan

lalu timbang
-

diulangi sampai didapat perbedaan


bobot 2-3 mg

dihitung

persentase

air

dan

ditentukan rumus hidratnya

Hasil
-

B. Reaksi bolak-balik hidrat

- CuSO4.5H2O
spatula
dimasukaan kedalam cawan porselen
-

diamati warnanya

ditutup dengan kaca arloji

dipanaskan dengan api kecil

dicatat perubahan warna

dihentikan pemanasan

diteteskan air yang ada pada kaca arloji ke cawan

Hasil
-

IV.
-

Hasil dan Pembahasan


4.1
Hasil
4.1.1 Rumus empiris senyawa
-

- Perlakuan
Cawan porselen

- Hasil
- Bobot
=

dipanaskan,

376,6097 g

didinginkan dan
-

ditimbang
Cawan + 0,5 g
Cu

10

ml

1.
Berbentuk

HNO3 4 M tutup

cairan

dan dipanaskan

berwarna
biru

dan

mendidih

2.
Terbentuk
Kristal
hitam

3.

Uap

berwarna
-

Timbang

kuning
Bobot

377,4367 g
-

4.1.2 Hidrasi air


- a. Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat
-

- Perlakuan
Cawan porselen

Hasil

dan tutup dicuci


dengan

air

HNO3 4 M + air
-

suling
Cawan

dipanaskan
-

menit
Cawan

didinginkan pada

Bobot

92,8168 g

suhu kamar 1015


-

ditimbang
Cawan dan tutup
+

menit,

Zn

ditimbang
Cawan + sampel
dipanaskan

Bobot
93,7869 g

1.Sampel
(Zn)

menit + 10 menit

meleupletup
-

2.Tutup

cawan
mengembu
n
-

3.Butiran
Zn
menempel
pada kaca
arloji

4.Zink
menggump

Pemanasan

dihentikan,

al
Bobot

93,3790 g

didinginkan pada
suhu kamar dan
ditimbang
-

b. Reaksi bolak balik hidrat


-

- Perlakuan
Setengah spatula

- Hasil
- Berwarna

CuSO4.5H2O
dimasukkan

biru muda
ke

cawan porselen

dan

dicatat

warna
Cawan

ditutup

dengan

kaca

CuSO4.5H2

dan

O menjadi

arloji
-

dipanaskan
Pemanasan
dihentikan
setelah
ditetesi air

dan

dingin

Warna

pucat
Setelah
ditetesi air,
warna
CuSO4.5H2

O kembali
menjadi
biru muda
-

4.2
Pembahasan
4.2.1 Rumus Empiris Senyawa
-

Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana yang

menyatakan perbandingan terkecil atom-atom unsur yang menyusun suatu


senyawa. Cara yang praktikan lakukan untuk menentukan rumus empiris dari
pengamatan dan data yang diperoleh yaitu :
1. Dicari persen unsur-unsur penyusun senyawa tersebut
2. Massa dari masing-masing unsur dibagi dengan jumlah Ar dari unsur tersebut,
hingga diperoleh perbandingan terkecil.
Pada praktikum kali ini, digunakan alat dan bahan yaitu cawan
penguap, logam tembaga, asam nitrat, gelas arloji, cawan porselen dan tutupnya.
Serta spatula dan pentasulfat hidrat. Percobaan rumus empiris kali ini tidak
menggunakan pita Mg melainkan menggunakan Tembaga (Cu). Langkah pertama
yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan-bahan yaitu menimbang logam
Tembaga (Cu) sebanyak 0,5 gram. Setelah semua bahan siap cawan porselen
dipanaskan kira-kira 10 menit hingga cawan panas, hal ini dilakukan agar sisa zat

didalam cawan porselen hilang agar hasilnya lebih akurat dan tidak tercampur
dengan zat lain. Kemudian didinginkan cawan kira-kira 10 menit. Setelah dingin,
timbang cawan dan pada percobaan ini didapat massa cawan 376,6097 gram.
Setelah cawan ditimbang, masukkan logam Tembaga (Cu) sebanyak 0,5 gram,
juga Asam Nitrat 4 M sebanyak 100 mL kedalam cawan porselen. Lalu panaskan.
Hasilnya HNO3 tadi akan berubah menjadi kristal hitam dan uap kekuningan. Hal
itu terjadi karena Cu merupakan logam transisi. Suatu logam transisi memiliki
keistemewaan menangkap cahaya tampak karena elektronnya. Dan HNO 3
merupakan senyawa kompleks, dengan NO3- sebagai ion kompleksnya. Apabila
terjadi eksitasi elektron, maka logam NO 3- akan mengisi orbital kosng pada Cu
yang menyebabkan terjadinya eksitasi elektron bertingkat energi yang lebih
tinggi. Setelah itu dinginkan cawan dan sampel lalu ditimbang.
Selanjutnya, praktikum mengenai penentuan kuantitatif persentase
air dalam senyawa hidrat. Dimana sampel yang digunakan yaitu Zink. Langkah
pertama yang dilakukan adalah mencuci cawan porselen dengan air ditambah
HNO3 6 M dan air suling. Setelah cawan porselen dan tutupnya dibersihkan,
panaskan cawan dengan menggunakan pemanas spiritus. Pada pemanasan
diharapkan hati-hati. Setelah dipanaskan selama 5 menit, dinginkan cawan dan
tutupnya pada suhu kamar selama 15 menit. Setelah cawan dan tutupnya dingin,
timbang lah siapkan sampel Zink sebanyak 1 gram, setelah dimasukkan Zink
kedalam cawan lalu timbang kembali setelah hasil didapat, cawan dan sampel
dipanaskan dengan menggunakan bunsen selama 10 menit, terus amati perubahan
sampel. Sampel (Zink) meletup-letup, tutup cawan mengembun, dan Zink yang
awalnya berupa butiran pertama mulai menggumpal. Hal ini terjadi karena semua
air yang ada pada Zink telah terhidrasi/hilang pada proses pemanasan, tetapi bobot
sampai akan tetap. Itulah sebabnya Zink menjadi gumpalan-gumpalan karena
tidak lagi terkandung air. Setelah semua pemanasan dilakukan, matikan pemanas
spiritus lalu dinginkan cawan dan sampel pada suhu kamar, setelah dipastikan
dingin timbang lagi cawan dan sampel. Percobaan ini dikatakan berhasil apabila
massa sampel sebelum dipanaskan san sesudah pemanasan didapatkan hasil yang
sama seperti yang didapatkan yaitu kisaran 93 gram.
-

4.2.2 Reaksi bolak-balik

Pada percobaan molekul H2O melepaskan diri dari ikatan

CuSO4.5H2O sehingga berubah warna menjadi putih akibat hidrat tersebut


kehilangan air dan terbentuknya senyawa anhidrat CuSO4. Warna CuSO4.5H2O
dapat dilihat yaiti bewarna biru muda. Setelah warna dilihat panaskan beserta
sampel, sampai sampel bahan berubah warna. Warna secara perlahan-lahan
sampel CuSO4.5H2O berubah menjadi pucat keseluruhannya. Disaat sampel pucat,
terlihat kaca arloji ditempeli uap air, pada proses ini terjadilah proses hidrasi air,
dimana iar pada CuSO4.5H2O naik/menguap dan menempel pada kaca arloji.
Karena reaksi hidrasi itu adalah proses penghilangan molekul air didalam suatu
zat, maka CuSO4.5H2O yang awalnya bewarna biru muda tadi berubah menjadi
pucat. Hentikanlah pemanasan lalu dinginkan sampel terlebih dahulu, setelah
sampel dingin, perlahan-lahan jika air uapan bekas tadi atau air lain ditambahkan
lagi kedalam CuSO4.5H2O yang bewarna pucat setelah percobaan tadi, maka
reaksi yang terjadi adalah CuSO4.5H2O kembali menjadi warna biru muda seperti
awal sebelum dilakukan pemanasan pada percobaan tadi. Itulah yang dinamakan
reaksi bolak-balik hidrasi. Penambahan air akan membentuk hidrat dan
kehilangan air akan membentuk anhidrat. Dapat dinyatakan dengan persamaan:
-

CuSO4.5H2O CuSO4 + 5H2O

CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O

V.

Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
1. Cara mencari rumus empiris ialah pertama cari massa unsur penyusun
senyawa dan tentukan massa atom relatifnya. Setelah itu Carilah mol dari
unsur penyusun senyawa tersebut. Kemudian bandingkan dengan
perbandingan paling sederhana. Jika telah mendapatkan rumus empiris,
selanjutnya dapat ditentukan rumus molekulnya jika massa molekul
relatifnya diketahui
2. Cara untuk mendapatkan data percobaan, salah satunya dengan melakukan
penimbangan sampel sebelum dan sesedah pemanasan. Dari data tersebut,
dapat ditentukan massa sampel dan rumus empirisnya.
3. Sifat sifat senyawa berhidrat ialah dapat membentuk Kristal,
mengandung molekul air dan mengalami reaksi bolek balik.
4. Reaksi bolak balik hidrasi terjadi jika sampel dipanaskan akan berubah
warna yang baru dan setelah ditetesi air, maka warna sampel akan kembali
ke semula.
5. Persen air di dalam senyawa berhidrat adalah kadar atau massa air yang
hilang setelah dilakukan pemanasan.
5.2 Saran

Kendala yang praktikan alami pada praktikum kali ini adalah pada

penggunaan neraca atau timbangan. Timbangan yang tersedia hanya satu, tapi
setiap kelompok menggunakannya. Ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan
untuk menimbang suatu sampel menjadi lebih lama, karena setiap kelompok harus
menunggu gilirannya untuk menimbang.
-

DAFTAR PUSTAKA
Bakti, Rivai,dkk. 2010. Kimia Dasar I. Inderalaya :UNSRI.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar Dasar Kmia Anorganik II. Yogyakarta :

Jica.
Willkinson dan Cotton. 1994. Kimia Anorganik Dasar I. Jakarta :
-

Universitas Indonesia.
Zainudin, Ahmad. 2001. Kimia Lanjutan. Bandung : Genta Aditya Bakti.
-

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktek

1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul?


- Jawab :
- Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana, rumus ini
ditulis dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan
bulat terkecil yang mungkin
- Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya untuk molekul
2. Jika dalam 5 gram tembaga klorida terdapat 2,35 g tembaga dan 2,65 g
klorida. Tentukan rumus paling sederhana dari tembaga klorida tersebut
- Jawab :
- Diket : massa tembaga = 2,35 g
- massa klorida = 2,65 g
- Ar Cu = 64
- Ar Cl = 35,5
-

Dit : Rumus Empiris ?

Penyelesaian : Mol Cu : Mol Cl

2,35
64

0,03667 : 0.0746

2,65
35,5

1:2

Rumus Empiris : CuCl2

3. Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat


- Jawab :

Hidrat adalah kristal dengan sejumlah molekul air/pelarut organik yang

terinkorporasi pada kisi-kisi kristalnya


4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu zink sulfat (ZnSO 4). Bila 300 g
sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa adalah 1,692 g
Bagaimana rumus garam hidrat ini?
- Jawab :
- Diket : massa ZnSO4 = 1,692 g
massa air = 300 1,692 = 298,308 g
-

Dit : rumus hidrat ?

Penyelesaian :

Rumus hidrat = mol ZnSO4 : mol H2O

1,692 298,3
:
161
18

6,0105 : 16,57
-

1 : 1,5

2:3

Rumus hidrat = 2ZnSO4.3H2O


-

Pertanyaan Pascapraktek

1. Bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda-beda. Apakah


rumus empirisnya sama? Jelaskan
- Jawab :
- Iya, karena rumus empiris hanya menyatakan perbandingan terkecil atomatom yang menyusun senyawa tersebut
2. Dari data di bawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu senyawa
sulfur dengan bobot50 g dipanaskan dengn kondisi tertentu untk menghasilkan
senyawa sulfur oksigen. Bobot senyawa sulfur oksigen 100 g Bagaimana
rumus empiris senyawa tersebut?
- Jawab ;
-

Diket : massa S = 50 g
-

massa sulfur oksigen = 100 g


Dit : Rumus empiris?

Penyelesaian :
-

Massa O = 100 50 = 50 g

RE = mol S : mol O
50 50
:
32 16

1,5625 : 3,125

1:2

RE = SO2

3. Suatu senyawa setelah dianalisis ternyata mengandung 74,06% oksigen dan


sisanya nitrogen. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut
- Jawab :

Diket : O = 74,06%

Dit : rumus empiris?

Penyelesaian :

Massa N = 100 74,06 = 25, 94 g

RE = mol N : mol O

25,94 74,06
:
14
16

1,85 : 4,6

2:5

RE = N2O5

4. Berapa g logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa
volume gas hidrogen yang dibebaskan dalam keadaaan standar?
- Jawab :
- Diket : HCl 1,5 kg 37 %
- Dit : massa Zink ?
- Jawab :
37
- Massa HCl = 100 x 1500
-

Mol HCl =

= 555 g
555
36,5

= 15,2 g

Pertanyaan Pascapraktek

1. Kenapa dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan
menentukan rumus hidrat (Percobaan A)?
- Jawab ;
- Karena cawan yang akan digunakan untuk memanaskan sampel haruslah
dalam keadaaan baik, karena apabila tidak dalam kondisi baik, maka dapat
mempengaruhi percobaan
2. Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
- Jawab :
-

Bobot tetap adalah berat penimbangan setelah zat dikeringkan/dipanaskan

tidak berlebih dari 0,5 mg dari berat zat pada penimbangan selanjutnya.
3. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi percobaan B? Jelaskan

Jawab :
Agar tidak ada air yang keluar dan membuktikan bahwa senyawa tersebut

adalah hidrat yang mengandung air.


4. Mengapa warna CuSO4 yang biru berubah mnjadi putih pada pemanasan?
- Jawab :
- Karena warna biru pada CuSO4.5H2O sebenarnya adalah molekul air yang
terikat pada CuSO4. Pada saat pemanasan, air menguap sehingga warna
CuSO4 berubah menjadi putih pucat.
5. Pemanasan harus dihentikan segera warna berubah menjadi coklat atau hitam.
Jelaskan maksud dan tujuan kalimat tersebut
- Jawanb :
- Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi coklat
atau hitam karena tidak ada lagi air yang tersedia dan dapat membakar zat
6. Sesuatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum dipanaskan dan
1,008 g setelah dipanaskan. Hitung persentase air secara eksperimen pada
hidrat
- Jawab :
- Diket : massa sebelum pemanasan = 1,632 g
Massa setelah pemanasan = 1,008 g
-

Dit : persen air?

Jawab :

Persen air =

1,6321,008
1,632

x 100%

-= 38,23%
7. Tuliskan persamaan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.H2O

Jawab :

CuSO4.5H2O

CuSO4 + 5H2O

CuSO4 + 5H2O
CuSO4.5H2O

LAMPIRAN PERHITUNGAN
-

1. Bobot tembaga = (cawan krus+tutup+pita Cu) (cawan krus+tutup)


-

= 377,1097 376,6097

= 0,5 gram

2. Bobot CuO = (cawan krus+tutp+CuO) (cawan krus+tutup)


-

= 377,4367 376,6097

= 0,827 gram

3. Bobot oksida = (cawan krus+tutup+CuO) (cawan krus+tutup+Cu)

4. Mol O =

= 377,4367 377,1097

= 0,327 gram

massaO
Ar O

x jumlah atom O

= 0,02 mol

5. Mol Cu =

massaCu
Ar Cu

x jumlah atom Cu

0,5
x1
63,5
= 0,008 mol

6. Rumus empiris CuO


- Mol O : Mol Cu
-

0,02 : 0,008

2:5

0,327
x1
16

Rumus empiris : Cu2O5

7.

Persen air =

massa air hilang


100
massa contohsebelum pemanasan

8.

Mol ZnSO 4 =

93,786093,3790
100
0,9692
= 42%

93,786092,972
159,5
0,814
159,5

= 0,005 mol
93,786093,3790
18

Mol H 2 O=

= 0,02 mol

0,407
18

Rumus hidrat =

mol ZnSO 4
mol H 2 O

0,005
0,02

Rumus hidrat = ZnSO4.4H2O

1
4

1. Rumus empiris

LAMPIRAN GAMBAR

Cawan dipanaskan

Cawan ditimbang

Cawan dan sampel dipanaskan


Kristal

Membentuk

Membentuk Kristal
Ditimbang

2. Hidrasi air
2.1 Penentuan Kuantitatif Persentase Air dalam Senyawa Hidrat
-

Ditimbang

Cawan
dipanaskan
-

- Cawan dan sampel dipanaskan


sampel ditimbang
-

Cawan dan

- Hasil
2.2 Reaksi Bolak Balik Hidrat

- CuSO4.H2O

- Dipanaskan

Sampel berubah putih

Ditetesi air
-

- PERCOBAAN VI

- DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


ELEKTROLIT
-

I. Tujuan

1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan


pada berbagai konsentrasi.
2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan
terhadap daya hantar listrik.
-

II. Landasan Teori

Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatan

listrik yang melintas penampang persatuan waktu, dan rapat arus listrik bagi arus
listrik yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya oleh gerakan ion-ion
yang bergerakan diudara didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang
melintas penampang luas seluas satu-satuan luas persatuan waktu. Pada
hakikatnya pembawa muatan listrik pada kawat tahanan ialah elektron-elektron
bebas, yaitu elektron-elektron yang lepas dari ikatan atom-atom penyusun bahan
konduktor itu, yang bersikap sebagai molekul-molekul gas sehingga disebut gas
elektrolit. Sedangkan arus listrik didalam cairan, khususnya larutan elektrolit
adalah ion-ion yang bergerak dari elektroda satu ke elektroda lainnya, dan
didalam larutan tidak terdapat elektron bebas. Sudah tentu daya hantar yang
memberikan ukuran mudah sukarnya arus listrik mengalir, ditentukan sepenuhnya
oleh mudah sukarnya pembawa-pembawa muatan listrik, yakni elektron-elektron
ataupun ion-ion yang bergerak didalam medium (Soedojo,1999).
-

Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama diujung-

ujung tongkat tembaga atau tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa,
maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Sifat penghantar yang
menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance). Hambatan didefinisikan dari
sebuah penghantar (yang dinamakan resistor) diantara dua titik dengan
memakaikan sebuah perbedaan potensial (V) diantara titik tersebut, dan dengan
mengukur arus (I) (Halliday,1984).

Larutan menurut daya hantar listriknya dibagi atas larutan elektrolit

dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang apabila
dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik. Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel
bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif atau ion negatif).
Jumlah muatan ion positif dan muatan ion negatif sama, sehingga muatan ion
dalam larutan menjadi netral. Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus
listrik (Marliana,2013).
-

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik dengan baik, karena kemampuan zat terlarut untuk
berubah menjadi ionnya lemah. Semakin sedikit larutan yang dapat berdisosiasi,
maka kekuatan daya hantar listriknya juga akan lemah. Larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik (Tresnawati,2013).
-

Zat yang termasuk senyawa elektrolit kuat yaitu :


1. Senyawa ion, yang dalam keadaan padat berupa ion.
2. Senyawa kovalen, yang bereaksi sempurna dengan air membentuk
ion, misalnya HCl.
-

Zat yang termasuk elektrolit kuat adalah asam mineral (asam


klorida, asam sulfat, asam nitrat), basa dan leburan atau larutan
dalam air. Sedangkan elektrolit lemah hanya sedikit sekali
terurai dalam air menjadi ion. Elektrolit ini terutama senyawa
kovalen yang sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk
ion. Oleh karena itu, elektrolit lemah merupakan penghantar
listrik yang buruk dan memiliki derajat disosiasi kecil
(Achmad,1996).

Suatu pertemuan dua larutan elektrolit memberikan suatu potensial

terhadap sel. Misalnya larutan pekat asam klorida membentuk pertemuan dengan
larutan encer. Kedua ion hidrogen dan ion klorida berdifusi dari larutan yang
pekat ke larutan yang encer. Ion hidrogen bergerak lebih cepat, maka larutan
encernya berubah menjadi bermuatan positif karena adanya ion hidrogen berlebih.
Larutan yang lebih pekat ditinggalkan dengan kelebihan ion klorida dan dengan
demikian mendapatkan muatan negatif. Pemisahan muatan yang nyata adalah

sangatlah

kecil,

tetapi

beda

potensial

yang

dihasilkan

cukup

berarti

(Alberty,1992).
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah :

Adanya hidrasi
Orientasi atmosfer pelarut
Berat dan muatan ion
Gaya tarik antar ion
Temperatur
Viskositas
-

Jika larutan diencerkan, maka untuk elektrolit lemah derajar


ionisasinya semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik
antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga,
daya hantar ekuivalen elektrolit hanya bergantung pada jenis
ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar elektrolit
yang bergantung pada jumlah ion yang ada dan kecepatan ion
pada beda potensial antara kedua elektrode yang ada
(Bird,1987).

III.

Prosedur Percobaan

3.1

Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Beaker Gelas 100 mL


Batang Pengaduk
Rangkaian alat multimeter
Gelas ukur 100 mL
Gelas ukur 50 mL
Kaca arloji
Pipet tetes
Spatula

: 8 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 5 buah
: 1 buah

3.1.2 Bahan

Akuades
Padatan NaCl
Air jeruk nipis
NH4OH
NaOH
HCl
Larutan NaCl
NaBr
Nal
NH4Cl
Minyak tanah
-

3.2
Skema
Kerja NaCl, dan Kristal NaCl
25 mL Minyak- tanah,
H2O,
Larutan
3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

Hasil

disiapkan 4 buah gelas beaker 100 mL

diisi masing-masing gelas dengan 1


bahan
diukur daya hantar listrik setiap larutan

dengan multimeter
ditentukan sifat zat terhadap arus litrik

3.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar


Listrik Larutan Elektrolit

25 mL larutan
(8 jenis) den gan konsentrasi 0,05 M ; 0,1 M ;
M;1M
disediakan0,5
masing-masing
larutan
-

diukur daya hantar listrik setiap larutan

Kelompok 1 Air jeruk nipis,


- NH4OH, HCl, dan NaOH
-

digambar grafik daya hantar listrik terhadap

konsentrasi
-

ditentukan elektrolit kuat atau lemah

diterangkan pengaruh pengenceran

Kelompok 2 NaCl, NaBr, NaI,


dan NH4Cl
-

di ga m bar g ra fik da ya hantar listrik terhadap

konsentrasi
-

dibandin gkan da ya hantar listrik kation dan

- anion
Hasil
-

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1

Hasil

4.1.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa


-

- Perlakuan
- Disediakan 5

gelas beaker 100

mL, masing-

masing diisi
dengan :
-

b. 25 mL H2O

c. 25 mL NaCl

d. Kristal NaCl

R=-

0
-

a. 25 mL minyak
tanah

Hasil

R = 0,04 k =
40

R = 0,02 k =
20

R = 1 k

1000
-

- Diukur daya

hantar listrik

setiap larutan dan

senyawa :
-

a. 25 mL minyak
b. 25 mL H2O

c. 25 mL NaCl

d. Kristal NaCl

L=-

V = 1,5 Volt ,
L = 0,025 ohm-1

tanah
-

V=-

V = 1,5 Volt ,
L = 0,05 ohm-1

V = 1,5 Volt ,
L = 0,001 ohm-1

- Ditentukan sifat

zat terhadap arus

listrik :

a. 25 mL minyak
tanah

I=-

Isolator
-

I = 37,5 mA ,

b. 25 mL H2O

Konduktor

c. 25 mL NaCl

Lemah

d. Kristal NaCl

I = 75 mA

Konduktor
Kuat
-

I = 1,5 mA ,
Konduktor
Lemah

4.1.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik


Larutan Elektrolit
-

- Perlakuan
- Disiapkan larutan

- Hasil
- Pengenceran

sebanyak 25 mL

pada air jeruk

dalam konsentrasi

nipis.

0,05 M ; 0,1 M ;
-

0,5 M ; 1 M.
Kelompok 1,

Diukur daya hantar

listrik :

a. Air Jeruk Nipis 0,05 M


- Air Jeruk Nipis 0,1

0,038 ohm-1
-

M
Air Jeruk Nipis 0,5

M
Air Jeruk Nipis 1
M

b. Larutan NH4OH 0,05 M


- Larutan NH4OH
-

0,1 M
Larutan NH4OH

0,5 M
Larutan NH4OH 1

- 20 , L =
0,05 ohm-1
- 16 , L =
0,0625 ohm-1
- 10 , L =
0,1 ohm-1

- 40 , L =
0,025 ohm-1

- 80 , L =
0,0125 ohm-1

M
-

- 26 , L =

- 100 , L =

c. Larutan NaOH 0,05 M


- Larutan NaOH 0,1
-

M
Larutan NaOH 0,5
M
Larutan NaOH 1 M

d. Larutan HCl 0,05 M


- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan HCl 0,5 M
- Larutan HCl 1 M

0,01 ohm-1
-

- 120 , L =
0,0083 ohm-1

- 120 , L =
0,0083 ohm-1

- 46 , L =
0,022 ohm-1

- 40 , L =
0,025 ohm-1

- 30 , L =
0,033 ohm-1

- 14 , L =
0,07 ohm-1

- 12 , L =
0,08 ohm-1

- 10 , L =
0,1 ohm-1

- Ditentukan

- 6 , L =

0,16 ohm-1
- E. Kuat :

larutan elektrolit

HCl, Air jeruk

kuat dan lemah.

nipis, NaOH

- Pengaruh

& E. Lemah :

pengenceran.

NH4OH.

- Grafik L terhadap

M.

- Semakin
encer,
semakin kecil
daya hantar

- Perlakuan
Kelompok 2,

listriknya.
- Hasil
-

Diukur daya hantar

listrik :

a. Larutan NaCl 0,05 M


- Larutan NaCl 0,1
-

M
Larutan NaCl 0,5
M
Larutan NaCl 1 M

b. Larutan NaBr 0,05 M


- Larutan NaBr 0,1
-

M
Larutan NaBr 0,5
M
Larutan NaBr 1 M

c. Larutan NaI 0,05 M


- Larutan NaI 0,1 M
- Larutan NaI 0,5 M
- Larutan NaI 1 M
d. Larutan NH4Cl 0,05 M
- Larutan NH4Cl 0,1
-

M
Larutan NH4Cl 0,5

M
Larutan NH4Cl 1 M

- 30 , L =
0,033 ohm-1

- 24 , L =
0,042 ohm-1

- 20 , L =
0,05 ohm-1

- 15 , L =
0,067 ohm-1

- 58 , L =
0,017 ohm-1

- 50 , L =
0,02 ohm-1

- 40 , L =
0,025 ohm-1

- 38 , L =
0,026 ohm-1

- 48 , L =
0,021 ohm-1

- 42 , L =
0,0238 ohm-1

- 36 , L =
0,0278 ohm-1

- 30 , L =
0,033 ohm-1

- 34 , L =
0,029 ohm-1

- 24 , L =
0,042 ohm-1

- 20 , L =
0,05 ohm-1

- Ditentukan

- 16 , L =

0,0625 ohm-1
- Anion

perbandingan anion

(golongan VII

kation.

A) : semakin

- Grafik L terhadap

ke bawah,

M.

daya hantar
listrik
semakin kecil.
-

- Kation : Na+
lebih besar
dari NH4+
daya hantar
listriknya.

4.1.3 Hasil Pengamatan : Menentukan Daya Hantar Berbagai Senyawa


-

l
t

a
-

M
i
n
y
a
k

)
-

T
a
n
a
-

h
H

5
V

t
1

l
t

N
a
C
-

l
K

l
t

N
a
C
l
-

4.1.4 Hasil Pengamatan : Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap


Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit
-

Kelompok 1
-

Kelompok 2
-

I
-

4.2

Pembahasan

4.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa


-

Pada praktikum ini, digunakan beberapa bahan yaitu minyak tanah,

H2O, larutan NaCl, dan kristal NaCl. Praktikum ini dilakukan untuk menentukan
daya hantar listrik dari beberapa senyawa.
-

Senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik biasanya disebut

dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik biasa
disebut dengan isolator. Senyawasenyawa tersebut diukur dengan menggunakan
alat multimeter. Multimeter memiliki fungsi untuk mengukur tahanan, tegangan,
dan kuat arus. Namun pada praktikum ini hanya digunakan untuk mengukur
tahanan pada senyawa.
-

Berdasarkan data hasil pengamatan, minyak tanah setelah diukur

ternyata tidak menunjukkan nilai tahanan, atau skala penunjuk tidak mengalami
perubahan (tidak bergerak). Senyawa yang memiliki nilai nol pada daya
hantarnya, disebut senyawa isolator. Minyak tanah merupakan senyawa
hidrokarbon yang tersusun dari 11-12 atom karbon dan diikat dengan ikatan
kovalen non polar. Karakter dari ikatan kovalen non polar adalah sulit untuk
terionisasi. Karena dalam larutan tidak terdapat ion-ion bebas, maka minyak tanah
tidak dapat menghantarkan arus listrik, dan disebut dengan isolator.
-

Senyawa-senyawa kovalen, baik kovalen polar maupun non polar

dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan ke dalam pelarut
yang sesuai. Hal ini karena senyawa kovalen polar akan mampu untuk
membentuk ion-ion dalam pelarut yang sesuai.
-

H2O dan larutan NaCl menunjukkan nilai daya hantar listrik

sebesar 0,025 ohm-1 dan 0,05 ohm-1. Hal tersebut menyatakan bahwa H2O dan
larutan NaCl dapat menghantarkan arus litrik. Daya hantar larutan NaCl

menujukkan nilai yang besar di bandingkan H2O sebesar 0.025 ohm-1 dan kristal
NaCl 0.001 ohm-1, karena kemampuan NaCl untuk membentuk ion-ionnya lebih
besar di bandingkan dengan H2O dan kristal NaCl. Sehingga NaCl disebut
sebagai konduktor kuat sedangkan H2O disebut konduktor lemah.
-

4.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik


Larutan Elektrolit
-

Pada percobaan ini digunakan beberapa bahan seperti air jeruk

nipis, NH4OH, HCl, NaOH, NaCl, NaBr, NaI, dan NH 4Cl, dengan konsentrasi
mulai dari 0,05 M ; 0,1 M ; 0,5 M ; dan 1 M. Ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik tiap larutan. Percobaan ini
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari : air jeruk nipis, NH 4OH,
HCl, dan NaOH.
-

a. Air jeruk nipis

Air Jeruk Nipis


0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0

Column2

Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan, diperoleh grafik seperti dibawah,


-

data

Dari grafik di atas terlihat hubungan atau pengaruh perubahan

konsentrasi terhadap daya hantar listrik, dimana daya hantar akan mengalami
kenaikan atau peningkatan seiring dengan konsentrasi larutan yang semakin
tinggi. Terlihat grafik terus menanjak disetiap kenaikan konsentrasi dari larutan.
-

Berdasarkan perbandingan daya hantar listrik air jeruk nipis

dengan larutan lainnya, air jeruk nipis dapat di golongkan kedalam larutan
elektrolit kuat.
-

b. NH4OH

NH4OH
0.03
0.03
0.02

Column2

0.02
0.01
0.01
0
0.05

0.1

0.5

Pada grafik di atas menunjukkan hal yang berbeda. Daya hantar

listrik NH4OH mengalami penurunan seiring dengan konsentrasi yang semakin


tinggi atau meningkat. Ini terjadi karena multimeter yang digunakan kondisinya
kurang baik. Seharusnya grafik dari pengaruh konsentrasi NH4OH terhadap daya
hantar listriknya akan menunjukkan hasil yang sama seperti air jeruk nipis (grafik
naik, konstan). NH4OH digolongkan kedalam kelompok larutan elektrolit lemah.
Penggolongan ini didasarkan pada perbandingan antara daya hantar NH 4OH 1M
dengan daya hantar HCl 0,05 M yaitu 0,071 ohm-1.

HCl
0.2
0.15

Column2

0.1
0.05
0
0.05

0.1

0.5

c. HCl
-

HCl adalah senyawa yang memiliki daya hantar paling tinggi di

bandingkan dengan senyawa yang lainnya dalam percobaan ini. Sehingga HCl
tergolong kedalam larutan elektrolit kuat. Grafiknya menunjukkan kenaikan daya
hantar terhadap kenaikan konsentrasinya.

NaOH
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0.05

Column2

0.1

0.5

d. NaOH
-

Grafik dari NaOH juga menunjukkan hubungan yang sama seperti

larutan HCl dan air jeruk nipis. Daya hantarnya meningkat dengan konsentrasi
yang meningkat pula. NaOH tergolong kedalam larutan elektrolit kuat karena
NaOH terionisasi sempurna di dalam air, selain itu NaOH juga memiliki nilai
daya hantar yang tinggi di bandingkan dengan beberapa senyawa lainnya.
-

Kelompok 2 terdiri dari : NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl.

a. NaCl

NaCl
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.05

Column2

0.1

0.5

Grafik dari senyawa NaCl juga menunjukkan bahwa konsentrasi

yang semakin tinggi akan mempengaruhi daya hantar dari larutan itu sendiri
menjadi lebih besar. NaCl tergolong kedalam larutan elektrolit kuat, dimana NaCl
akan terionisasi sempurna dalam air menjadi ion Na + dan Cl-. Daya hantar NaCl
juga lebih besar jika dibandingkan dengan nilai daya hantar NH 4OH dan air jeruk
nipis.
-

b. NaBr

NaBr
0.03
0.03
0.02

Column2

0.02
0.01
0.01
0
0.05

0.1

0.5

NaBr juga tergolong kedalam larutan elektrolit kuat. Selain

memiliki daya hantar yang tinggi, NaBr juga akan terionisasi sempurna dalam air
menjadi ion Na+ dan Br-, sehingga NaBr dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik.
-

c. NaI

NaI
0.04
0.03
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0.05

Column2

0.1

0.5

NaI juga menunjukkan kenaikan nilai daya hantar listrik di setiap

peningkatan konsentrasi. NaI dalam air akan terurai menjadi ion Na+ dan I-, ini
berarti NaI terionisasi sempurna. Dan nilai daya hantar listriknya lebih tinggi
dibandingkan dengan NH4OH, sehingga NaI dapat digolongkan kedalam
kelompok elektrolit kuat.
-

d. NH4Cl

NH4C l

Grafik NH4Cl juga menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi

maka nilai daya hantarnya juga akan semakin besar. NH4Cl digolongkan kedalam
elektrolit lemah, karena NH4Cl tidak terurai sempurna di dalam air, sehingga ionion nya tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.

Berdasarkan grafik-grafik yang telah dibuat, dari percobaan B

kelompok 1 dan kelompok 2 ternyata menunjukkan hasil yang sama yaitu


semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka nilai daya hantarnya akan semakin
besar pula. Kecuali pada NH4OH yang terdapat kesalahan, sehingga grafiknya
menujukkan penurunan nilai daya hantar dengan konsentrasi yang semakin tinggi.
-

Selain hubungan antara konsetrasi dengan daya hantar listrik, ada

juga hubungan antara tahanan atau hambatan dengan daya hantar listrik. Dimana
keduanya memiliki hubungan berbanding terbalik. Saat nilat tahanan atau
hambatannya besar maka nilai daya hantarnya akan semakin kecil.
-

V. Kesimpulan dan Saran

5.1

Kesimpulan

1. Dari percobaan yang telah praktikan lakukan, setiap larutan atau senyawa
memiliki daya hantar listrik berbeda dalam berbagai konsentrasi, seperti :
Minyak tanah = 0
H2O
= 0,0250 ohm-1
Larutan NaCl = 0,05 ohm-1
Kristal NaCl = 0,001 ohm-1
2. Pengaruh jenis larutan terhadap daya hantar listrik adalah semakin tinggi
derajat ionisasi dari larutan, maka daya hantarnya akan semakin besar.
Sama halnya dengan konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi larutan maka
semakin tinggi daya hantar listriknya.
-

5.2

Saran

Diharapkan para praktikan bekerja dengan teliti dan hatihati agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan, seperti
kerusakan alat dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
-

Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra


Aditya Bakti.

Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika Edisi 5 Jilid I. Jakarta:


Erlangga.

Bird, Tory. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta :


Gramedia Pustaka

Utama.

Halliday. 1984. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Marliana, Eka, dkk. 2013. Produksi Browns Gas Hasil


Elektrolisis H2O dengan

Katalis

NaHCO3.

Jurnal

Rekayasa Mesin. Vol 4(1) : 53-58.


-

Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta : Penerbit


Audi.

Tresnawati, Reni dan Dwiyani Crebs. 2013. Pengembangan


Prosedur Praktikum

Kimia

SMA

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal

Pada
Riset

Topik
dan

Praktikum Pendidikan Kimia. Vol 1 (1) : 37-43.


-

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik ?
- Jawab :
- Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas,
tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Atau, kemampuan untuk
menghantarkan listrik.
2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?
- Jawab :

Larutan elektrolit akan terionisasi menjadi ion-ionnya yang bermuatan

listrik, dan ion tersebut selalu bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan
listrik.
3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan menggunakan alat
multimeter !
- Jawab :
- Larutan dimasukkan ke dalam gelas beaker, kedua kutub dari alat
multimeter dicelupkan ke dalam larutan, lalu diamati berapa nilai arus listrik
yang dihasilkan oleh larutan.
Pertanyaan Pascapraktek
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ?
- Jawab :
- Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut
akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
non-elektrolit ?
- Jawab :
Elektrolit kuat : dapat terurai sempurna dalam air, dan penghantar listrik

yang baik.
Elektrolit lemah : terurai sebagian dalam air, dan penghantar listrik yang

kurang baik.
Non-elektrolit : tidak dapat terurai dalam air, dan tidak dapat

menghantarkan arus listrik.


3. Berikan masing-masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan non-elektrolit !
- Jawab :
Elektrolit kuat : NaCl, HBr, KOH.
Elektrolit lemah : CH3COOH, HF, HNO2.

Non-elektrolit : C6H12O6, CH3OH, C2H5OH.


4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya
hantar listrik !
- Jawab :
Pengaruh jenis senyawa ialah larutan yang berjenis elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan dengan jenis non-elektrolit
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit ada yang kuat dan
lemah. Daya hantar listrik larutan elektrolit kuat lebih besar daripada daya

hantar listrik larutan elektrolit lemah.


Larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) daya hantar listriknya lebih besar
daripada larutan berkonsentrasi rendah (encer).
-

LAMPIRAN PERHITUNGAN
-

1. Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa


a. Minyak tanah
- R=0
b. H2O
R = 40
V 1,5
I= =
1000=37,5 mA
R 40
-

1 1
1
L= = =0,025 ohm
R 40

c. Larutan NaCl
- R = 20
V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-

1 1
L= = =0,05 ohm1
R 20

d. Kristal NaCl
- R = 1000
V
1,5
I= =
1000=1,5 mA
R 1000

1
1
L= =
=0,001 ohm1
R 1000

2. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Listrik Larutan


Elektrolit
-

Kelompok 1

a. Air Jeruk Nipis 0,05 M


13
R=
1000=26
500
-

1 1
1
L= = =0,038
R 26

V 1,5
I= =
1000=58 mA
R 26
-

Air Jeruk Nipis 0,1 M


10
R=
1000=20
500

1 1
L= = =0,05 1
R 20

V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-

Air Jeruk Nipis 0,5 M


8
R=
1000=16
500

1 1
L= = =0,0625 1
R 16

V 1,5
I= =
1000=94 mA
R 16
-

Air Jeruk Nipis 1 M


5
R=
1000=10
500

1 1
1
L= = =0,1
R 10

V 1,5
I= =
1000=150 mA
R 10

b. Larutan NH4OH 0,05 M


20
R=
1000=40
500
-

1 1
L= = =0,025 1
R 40

V 1,5
I= =
1000=37,5 mA
R 40
-

Larutan NH4OH 0,1 M


40
R=
1000=80
500

1 1
L= = =0,0125 1
R 80

V 1,5
I= =
1000=18,8 mA
R 80
-

Larutan NH4OH 0,5 M


50
R=
1000=100
500

1
1
1
L= =
=0,01
R 100

V 1,5
I= =
1000=15 mA
R 100
-

Larutan NH4OH 1 M
60
R=
1000=120
500

1
1
L= =
=0,0083 1
R 120

V 1,5
I= =
1000=12,5 mA
R 120
-

c. Larutan NaOH 0,05 M


60
R=
1000=120
500
-

1
1
L= =
=0,0083 1
R 120

V 1,5
I= =
1000=12,5 mA
R 120

Larutan NaOH 0,1 M


23
R=
1000=46
500

1 1
L= = =0,022 1
R 46

V 1,5
I= =
1000=32,6 mA
R 46
-

Larutan NaOH 0,5 M


20
R=
1000=40
500

1 1
L= = =0,025 1
R 40

V 1,5
I= =
1000=37,5 mA
R 40
-

Larutan NaOH 1 M
15
R=
1000=30
500

1 1
L= = =0,033 1
R 30

V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30

d. Larutan HCl 0,05 M


7
R=
1000=14
500
-

1 1
1
L= = =0,071
R 14

V 1,5
I= =
1000=107 mA
R 14
-

Larutan HCl 0,1 M


6
R=
1000=12
500

1 1
1
L= = =0,08
R 12

V 1,5
I= =
1000=125 mA
R 12
-

Larutan HCl 0,5 M


5
R=
1000=10
500

1 1
1
L= = =0,1
R 10

V 1,5
I= =
1000=150 mA
R 10
-

Larutan HCl 1 M
3
R=
1000=6
500

1 1
L= = =0,16 1
R 6

V 1,5
I= =
1000=250 mA
R 6
-

Kelompok 2

a. Larutan NaCl 0,05 M


15
R=
1000=30
500
-

1 1
L= = =0,033 1
R 30

V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30
-

Larutan NaCl 0,1 M


12
R=
1000=24
500

1 1
L= = =0,042 1
R 24

V 1,5
I= =
1000=62 mA
R 24
-

Larutan NaCl 0,5 M


10
R=
1000=20
500

1 1
L= = =0,05 1
R 20

V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-

Larutan NaCl 1 M
7,5
R=
1000=15
500

1 1
L= = =0,067 1
R 15

V 1,5
I= =
1000=100 mA
R 15

b. Larutan NaBr 0,05 M


29
R=
1000=58
500
-

1 1
L= = =0,017 1
R 58

V 1,5
I= =
1000=26 mA
R 58
-

Larutan NaBr 0,1 M


25
R=
1000=50
500

1 1
L= = =0,02 1
R 50

V 1,5
I= =
1000=30 mA
R 50
-

Larutan NaBr 0,5 M


20
R=
1000=40
500

1 1
1
L= = =0,025
R 40

V 1,5
I= =
1000=37 mA
R 40
-

Larutan NaBr 1 M
19
R=
1000=38
500

1 1
L= = =0,026 1
R 38

V 1,5
I= =
1000=39 mA
R 38
-

c. Larutan NaI 0,05 M


24
R=
1000=48
500
-

1 1
L= = =0,021 1
R 48

V 1,5
I= =
1000=31,25 mA
R 48
-

Larutan NaI 0,1 M


21
R=
1000=42
500

1 1
L= = =0,0238 1
R 42

V 1,5
I= =
1000=35,7 mA
R 42
-

Larutan NaI 0,5 M


18
R=
1000=36
500

1 1
L= = =0,0278 1
R 36

V 1,5
I= =
1000=41,67 mA
R 36
-

Larutan NaI 1 M
15
R=
1000=30
500

1 1
1
L= = =0,033
R 30

V 1,5
I= =
1000=50 mA
R 30

d. Larutan NH4Cl 0,05 M

R=

17
1000=34
500

1 1
L= = =0,029 1
R 34

V 1,5
I= =
1000=44 mA
R 34
-

Larutan NH4Cl 0,1 M


12
R=
1000=24
500

1 1
L= = =0,042 1
R 24

V 1,5
I= =
1000=62 mA
R 24
-

Larutan NH4Cl 0,5 M


10
R=
1000=20
500

1 1
L= = =0,05 1
R 20

V 1,5
I= =
1000=75 mA
R 20
-

Larutan NH4Cl 1 M
8
R=
1000=16
500

1 1
L= = =0,0625 1
R 16

V 1,5
I= =
1000=93 mA
R 16
-

LAMPIRAN GAMBAR
-

A. Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa

Minyak -Tanah,

Kristal NaCl,

H2O,

Larutan NaCl

Kedua kutub multimeter dicelupkan


ke dalam senyawa

Dicatat hasil skala yang tertera pada


multimeter-

B. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar


Listrik Larutan Elektrolit

KELOMPOK 1

Air Jeruk Nipis :- 0,5 M ; 0,1 M ;

1 M ; 0,05 M

Pengenceran Air Jeruk Nipis

Kelompok
1:
NaOH
- 0,1 M ; NaOH 0,5 M
-

Kelompok 2 :
NaI 1 M ; NaBr 1 M

KELOMPOK 2

NaCl : 0,1 M ; 0,05 M`

NH4Cl : 0,1 M ; 0,05 M

PERCOBAAN VII

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN


MELALUI
-

PENGENDAPAN
-

I. Tujuan

1. Memisahkan campuran dengan cara (1) sublimasi,(2) ekstraksi,(3)


dekantasi,(4) kristalisasi,(5) kromatografi .
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari
Barium Kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dalam suatu campuran
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan .
-

II. Landasan Teori

Pemisahan atau pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau

lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat
yang telah tercemar atau tercampur.Campuran adalah setiap contoh materi yang
tidak murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat,dapat bervariasi,campuran dapat berupa
homogen dan heterogen (Ralph,1996).
-

Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang sama

mempunyai sifat zat asalnya dengan komposisi tidak tentu dan dapat dipisahkan
secara fisika.Pada umumnya,campuran di golongkan sebagai materi homogen dan
materi heterogen.Materi homogen adalah suatu campuran yang partikelpartikelnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa.Sedangkan materi heterogen
adalah tidak seluruh bagian materi mempunyai sifat yang sama yang zat
penyusunnya tidak mengalami perubahan sehingga dapat dilihat dan dibedakan.
Contohnya tanah,pasir,batu granit dan kayu (Irfan,2000)
-

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia

karena kebanyakan materi yang terdapat dalam berupa campuran,kita harus


melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat digunakan untuk
memisahkan campuran. Misalnya seperti metode pemisahan elektrofores yang di
dasarkan pada interaksi partikel-partikel bermuatan oleh medan listrik
(Hendayana, 2006).
-

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada


jenis, wujud dan sifat komponen yang tergantung di dalamnya.
Jika komponen berwujud zat dan cair dapat dipisahkan dengan
saringan. Saringan ada bermacam-macam mulai dari porinya
yang besar sampai yang sangat halus. Kertas saring dipakai
untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput
semipermeabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari
pelarutnya ( Day dan Underwood, 1998) .

Dalam pengendapan, zat yang di tentukan bereaksi dengan zat

pentites membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu, kepekatan
zat yang di tentukan berkurang. Selama berlangsungnya proses pengendapan,
perubahan kepekatan dialami dekat titik didih kesetaraan dengan bantuan

indikator

yang

mempunyai

persyaratan

diantaranya,

yaitu

terjadinya

kesetimbangan yang harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter, zat
yang akan ditrntukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter,
endapan yang terbentuk harus cukup larut secara terjamin kesempurnaan rekasi
sampai 99%,dan harus tersedia secara penentuan titik akhir yang sesuai (Ahmad,
1991).
-

Menurut Hendayana (2006), suatu zat dapat dipisahkan dari

campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar


pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
-

1).Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang

tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi


(penyaringan).
2).Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang
jauh berbeda dapat dipisahkan dengan metode destilasi.
3).Kelarutan
Suatu zat memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, dengan
melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dalam campurannya, maka kita dapat
memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengn menggunakan pelarut tertentu.
4).Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda-beda
dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Jika dalam campuran mengandung
lebih dari satu zat yang diinginkan, maka digunakan metode resipitasi yang di
kombinasi dengan metode filtrasi.
Jika suatu larutan mengandung sejumlah besar ion, satu kelompok
ion dapat dipisahkan dari ion-ion lainnya dengan mengendapkan suatu campuran
garam-garam yang serupa dan sedikit dapat larut. Sesudah campuran endapan ini
diperoleh, seringkali perlu untuk melarutkan satu atau lebih untuk mendapatkan
ion-ion mana yang ada (Keenan, 1992).
-

III.Prosedur Percobaan

3.1

Alat dan Bahan

- 3.1.1 Alat

Cawan penguap
Bunsen
Kaki tiga
Kawat kasa
Batang pengaduk
Timbangan
Kaca arloji
Bejana kromatografi
Kertas saring
Gunting

- Pensil
- Gelas piala
- Pipet tetes

- 3.1.2 Bahan
NH4Cl
NaCl
SiO2

- Tinta hitam
- BaCl2
- K2CrO4

Air
Butanol
Asam asetat

- BaCrO4

3.2

Skema Kerja

3.2.1 Pemisahan dengan cara konvensional


-

NH4Cl,NaCl,S
iO2
-

ditimbang cawan penguap dan larutan

dipanaskan cawan penguap berisi larutan

didinginkan cawan penguap dan ditimbang

ditambahkan air 25ml pada padatan dan diaduk

didekantasi larutan yang telah ditimbang

dicuci dengan air sampai padatan bebas NaCl

ditempatkan cawan penguap diatas pemanas


- dipanaskan dan ditutup dengan kaca arloji sampai
NaCl kering dan ditimbang

ditunggu terjadinya penguapan,dikeringkan

SiO2
- ditempatkan cawan penguap SiO2, ditutup dengan
kaca
-

didinginkan dan ditimbang

Hasil
-

3.2.2 Pemisahan dengan kromatografi


-

Butanol,Asam
asetat,Air,Tinta
hitam
-

disediakan bejana kromatografi(gelas piala)


diisi dengan campuan larutan itu 1:1:4 dan

ditutup dengan kaca arloji


-

digunting kertas saring dan di garis dengan


jarak 1-1,5cm.Dibuat noda dengan tinta hitam

digantung kertas saring yang telah diberi noda

dibiarkan sampai diperoleh pemisahan yang


baik

ditentukan harga Rf dari setiap noda yang


diperoleh

Hasil
-

3.1.3 Persentase barium klorida


-

BaCl2,K2CrO4
-ditimbang gelas piala dan catat bobotnya
-

dimasukkan BaCl2 dan ditimbang


-Ditambahkan air dan diaduk sampai homogen
,dimasukkan lagi K2CrO4 diaduk-aduk dan diamati
endapan yang terbentuk.Diuji lagi dengan beberapa
tetes K2CrO4 apakah masih terbentuk endapan
-ditambahkan terus K2CrO4 sampai endapan BaCrO4
tidak terbentuk lagi

-dipanaskan sampai mendidih dan saring campuran


tersebut
- diambil kertas saring dan endapan ,dikeringkan ,
ditimbang dan dicatat bobotnya
-dihitung hasil teoritis endapan dan ditentukan
persen hasil
-

Hasil
-

3.1.4 Persentase barium klorida dalam campuran


-

BaCl2
-

diambil suatu campuran BaCl2 dan


dicatat bobotnya

dihitung prosedur A
- dihitung massa barium klorida.Dicari persentase
barium klorida dalam campuran semula

Hasil
-

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil
4.1.1 Pemisahan dengan cara konvensional
-

PERCOBAAN

BO
BO
T(gr
am)

a.Bobot cawan

68,1

penguap+contoh
-

b.Bobot cawan

67,8

penguap

c.Bobot contoh

0,3

d.Bobot cawan setelah

68,0

NH4Cl menyublim

e.Bobot NH4Cl

0,03

f.Persentase NH4Cl
a.Bobot cawan+kertas

10%
69,8

saring+NaCl
-

06

b.Bobot cawan+kertas

69,7

saring

c.Bobot NaCl

d.Persentase NaCL

a.Bobot kertas

0
-

0,16
6

55%
1,09

saring+SiO2

b.Bobot kertas saring

c.Bobot SiO2

d.Persentase SiO2

0,91
0

0,10
8

a.Bobot sampel

b.Bobot

30%
- -

0,30

NH4Cl+NaCl+SiO2
-

c.Selisih bobot

0,04

4.1.2

Pemisahan dengan kromatografi


-

TI

Rf

Rf

W
A
R
N
-

A
M

0,

er

57

ah

m
ud
-

a
Ji

ng

14

ga
O

2
0,

ra

0,

07

ng
-

e
C

ok
-

0,

lat
Bi

ru

0,

0,

07

0,

1
0,

07

ud
-

a
Bi

ru

0,

07

tu

4.1.3

Persentase hasil barium klorida


-

0,

PERCOBAAN

B
-

Bobot gelas

piala+BaCl2

96,

Bobot gelas piala

95,

Bobot BaCl2

1,6

Bobot kertas

saring+endapan

4,8

BaCrO4
Bobot kertas saring

1,1

Hasil nyata endapan

BaCrO4

3,7

Bobot endapan

BaCrO4(hasil teoritis)

1,5

Persen hasil BaCrO4

58

4.2

Pembahasan

4.2.1 Pemisahandengan Cara Konvensional


-

Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan ialah


senyawa NaCl, NH4Cl, dan SiO2. Ketiga zat ini dipilih
dikarenakan jika ke tiga zat ini di campurkan tidak akan ada
reaksi kimia yang akan terjadi. Sehingga, tidak ada zat baru
yang akan terbentuk dan percobaan untuk pemisahan pun dapat
dilakukan.

Zat yang pertama kali terpisah pada percobaan ini adalah


senyawa NH4Cl(g). Terpisahnya NH4Cl(g) dari campuran adalah
pada proses pemanasan campuran ketiga senyawa padat
pertama kali. Pada langkah kerja, ditunggu hingga asap putih
benar-benar habis. Asap putih disini adalah bentuk gas dari
NH4Cl(s) yang menyublim. Setelah NH4Cl(g) benar-benar
terpisah dari campuran (dengan indikasi tidak adanya lagi asap
putih yang timbul) kita dapat menghitung berapa banyaknya
NH4Cl(s) yang terkandung dalam campuran dengan menghitung
selisih berat campuran sebelum menyublim yaitu sebesar
68,11gr dan bobot sesudah NH4Cl menyublim yaitu sebesar

68,08 gr. Besarselisih setelah dihitung yaitu sebesar 0,03 gr,


yang merupakan bobot NH4Cl itu sendiri. Setelah mendapatkan
data bobot dari NH4Cl tentu saja dapat diketahui presentase
NH4Cl itu sendiri yaitu sebesar 10%. Alasan mengapa NH 4Cl(s)
yang menguap adalah dikarenakan NH4Cl memilik ititik didih
yang

rendah

sehingga

saat

dipanaskan

NH4Cl(s) akan

menyublim terlebih dahulu.


-

Setelah NH4Cl(s) menyublim, tentu saja dalam campuran zat


yang tertinggal adalah NaCl(s) dan SiO2(s) .seperti yang diketahui
bahwa NaCl(s) larutdalam air, maka dari itu ditambahkannya air
dalam campuran adalah untuk melarutkan NaCl(s) sehingga
pada saat dilakukan dekantasi zat yang tersaring adalah SiO 2(s)
dan dihasilkan filtrate berupa larutan NaCl(aq).

Titik didih air lebih rendah dari pada garam klorida NaCl, sehingga

saat dipanaskan air akan menguap terlebih dahulu hingga habis dan barulah
tertinggal kristal NaCl(s), yang lalu diukur bobotnya dan didapatkannya nilai
sebesar 0,166 gr dengan persentase besar 55% dalam campuran .
-

SiO(s) tidak larut didalam air sehingga saat dilakukannya


dekantasi SiO(s) akan tersaring lalu setelah dikeringkan
didapatkan hasil bobot sebesar 0,108 gr dengan persentase
dalam campuran sebesar adalah sebesar 36%. Secara teori,
untuk persentase setiap zat dalam campuran seharusya bernilai
sama, karana pada awal pencampuran bobot masing-masing zat
yang dimasukkan adalah sama. Yaitu masing-masing sebesar
0,1 gr. Namun, pada percobaan yang telah dilakukan
didapatkan bobot (setelah dilakukannya pemisahan) yang
beragam mulai dari NH4Cl(s) yang memiliki bobot 0,03 gr
dengan persentase dalam campuran hanya 10%. Hasil ini tentu
saja bukan hasil atau persentase yang diharapkan. Bobot
masing-masing adalah sama maka untuk persentase seharusnya
nilainya sudah pasti 33% untuk setiap zat.

Terjadinya kesalahan seperti ini dapat terjadi karena pada


saat pemisahan NH4Cl(s) (dengan memanaskannya sehingga
mengakibatkan NH4Cl(s) menyublim) kemungkinan tidak
seluruh zat menguap. Hal ini mungkin disebabkan zat yang
seharusnya menyublim tertimbun di bawah campuran zat lain,
dalam hal ini NaCl(s) dan SiO2(s), sehingga menghalangi
sublimasi NH4Cl.

Untuk NaCl(s) persentase yang diperoleh melebihi dari


ekspektasi. Nilai yang diperoleh adalah sebesar 55%. Hal ini
mungkin

berkaitan

dengan

dengan

tidak

sempurnanya

amonium klorida yang menyublim. Sehingga pada campuran


masih tersisa amonium klorida. Pada pemisahan NaCl (s) dengan
SiO2 , penambahan air pada campuran bukan hanya NaCl (s)
yang akan terlarut tetapi juga sedikit larutan ammonium klorida
yang tadinya tertinggal sehingga menyebabkan filtrate yang
dihasilkan pada proses dekantasi bukan murni NaCl(aq)
melainkan larutan NaCl(s) dan sedikit garam amonium NH4Cl.
-

Pada saat pemisahan SiO2(s), didapatkan hasil sebesar 0,108 gr.

Nilai ini mendekati dari nilai yang diharapkan yaitu sebesar 0,1 gr. Perbedaan
nilai yang tipis dari ekspektasi ini dikarenakan dalam melakukan pengeringan
SiO2(s) tidak optimal, sehingga masih terdapat sedikit kandungan air di dalamanya.
-

Dari

itu

dapat

SiO2(aq)SiO2(s)
disimpulkan,

melakukan

pemisahan

campuran dengan cara konvensional masih terdapat banyak


kekurangan sehingga melakukan pemisahan dengan cara ini
akan mendapat hasil yang kurang akurat.
-

4.2.2 Pemisahan dengan cara Kromatografi


-

Pemisahan dengan cara kromatografi seperti yang diketahui


biasanya di gunakan untuk memisahkan zat warna dasar tinta .
pada percobaan setelah kertas di masukkan dalam air , air tentu
saja langsung bergerak ke atas karena adanya daya kapilaritas.
Di gunakannya air pada percobaan adalah karena air bersifat

polar . Hal ini sesuai dengan teori menurut Sostrohamidjoyo


( 1991) , Polaritas dalam kromatografi memegang peranan
sangat penting, karena dalam kromatografi sifat polaritas di
gunakan sebagai penunjuk sifat zat terlarut, adsorben dan
senyawa yang akan di pisahkan .
-

Hal ini terbukti pada saat air sudah menyentuh tinta ,


warna-warna penyusun tinta terurai . ini dikarenakan setiap
komponen

zat

memiliki

karakteristik

khusus

yang

diindikasikan dengan perbedaan nilai Rf masing masing


komponen . Merah Muda memiliki Rf : 0,571 , jingga : 0,142 ,
orange , coklat dan biru muda memiliki Rf : 0,071. Ini di
karenakan air akan membawa zat yang mudah terlarut lebih
cepat sehingga warna merah muda memiliki Rf yang besar dari
warna lain . penggunaan pensil di karenakan pensil hanya
tersusun dari satu unsur karbon dan bukan senyawa yang sama
sekali polar ,sehingga tidak akan terpengaruh oleh air.
-

4.1.3 Presentase Hasil Barium Kromat


-

Setelah di masukkannya K 2CrO4 ke dalam BaCl2 langsung


terbentuk endapan, hal ini di karenakan senyawa BaCl 2
bereaksi dengan K2CrO4 membentuk Barium Kromat dengan
persamaan reaksi :

BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) BaCrO4(s) + 2KCl

Endapan yang terbentuk dikarenakan hasil kali larutan ionionnnya lebih besar dari Ksp. Setelah larutan di dekantasi dan
di dapatkan bobot Barium Kromat yang terbentuk yaitu sebesar
3,7186 gr, dengan persentase sebesar 58,4%. Perhitungan
teoritis dapat di lakukan dengan membandingkan mol mol
senyawa yang dapat di ketahui dari persamaan reaksi dan
dengan data pngendapan yang telah di peroleh dengan cara
pemisahan endapan. Bukan hanya endapan yang terbentuk bisa
kita hitung secara teoritis, namun senyawa yang bertindak

sebagai reaktan atau desiansi adalah senyawa BaCl2 dapat pula


di hitung.
-

V. Kesimpulan dan Saran

5.1

Kesimpulan

1. Pemisahan komponen dari campuran dapat dilakukan dengan cara


sublimasi, ekstraksi, dekantasi, kristalisasi, dan kromatografi.
2. Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih
besar daripada harga Ksp. Persentase hasil suatu zat dapat ditentukan
dengan rumus :
hasil zat =

gr praktek
x 100
gr teoritis

- Sehingga persentase klorida adalah 55 %


3. Dapat mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi
kimia. Misalnya : menghitung persentase hasil penyaringan.
4. Dapat mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan
endapan .
-

5.2

Saran
Dalam

melakukan

pemisahan

campuran

dengan

memasukkan atau memasukkan suatu gas terpisah dengan cara


menyublin atau menguap , pastikan seluruh zat tersublin
dengan rata .lakukukan pengadukan yang konstan untuk
membantu proses penguapan.
-

DAFTAR PUSTAKA
-

Ahmad, Hiskia. 1991. Stoikiometri dan Energitika Kimia. Bandung : Citra


Aditya Bakti.

Ansyori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta : Erlangga.

Day dan Underwood.1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung : Rusdan.

Keenan, C.W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Ralph, H.Petrucci. 1996. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.


-

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktikum
1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?
- Jawab :
- Pemisahan komponen dari campuran adalah pemisahan yang menyusun
suatu campuran dengan pelarutnya.
2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?
- Jawab :
a. Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan
dengan cara penguapan.
b. Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran
berdasarkan kelarutan.
c. Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan
menuangkan perlahan-lahan.
d. Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan
kepadatannya.
e. Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya berdasakan
perbedaan migrasi senyawa.
f. Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan
pada perbedaan titik didihnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranaanya dalam proses pemisahan?
- Jawab :
- Rf merupakan perbandingan dari jarak yang yang ditempuh zat dan jarak
yang ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi noda-noda
yang sering ditentukan dengan harga Rf.
4. Berikan devinisi untuk :
a. Filtrat
b. % komposisi
c. Endapan
d. Stoikiometri
e. Supernatan
f. Hasil teoritis

a.
b.
c.

Jawab :
Filtrat adalah zat hasil filtrasi atu penyaringan dari suatu campuran.
% komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.
Endapan adalah komponen yang tidak terlarut dan biasanya terdapat pada

bagian bawah suatu campuran.


d. Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partike-partikel atau unsurunsur yang terdapat dalam senyawa kimia.
e. Supernatan adalah senyawa yang digunakan untuk memisahkan cairan dari
padatannya secara perlahan-lahan.
f. Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang
berlangsung sempurna.
5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?
- Jawab :
- Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan atau
reaksikan sehingga tidak terlihat lagi terjadinya endapan.
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak sempurna?
- Jawab :
- Jika endapan yang terjadi tidak sempurna maka sebagian bobot yang
seharusnya mengendap terpaksa harus menguap karna masih menyatu dengan
bagian larutan yang paling atas.
7. Apa yang anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah
sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
- Jawab :
- Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus dilakukan
penyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam fitrat. Sedangkan
sumber utama dari kesalahan adalah kertas saring yang digunakan tidaklah
sesuai atau praktikan yang kurang teliti dalam melakukan penyaringan

Pertanyaan Pascapraktikum
- Pertanyaan I
1. Gunakan handbook menjawab pertanyaan ini
a. Bagaimana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3 ?
Jawab :
Dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air, kemudian diaduk hingga
homogen dan nantinya akan terbentuk endapan. Endapan tersebut adalah
NiCO3. Campuran tersebut kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi

Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan NiCO3 dan juga dengan cara
kromatografi.
b. Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawab :
Dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, setelah itu campuran
diekstraksi untuk mendapatkan endapan AgCl dan juga dengan cara dekantasi.
c. Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawab :
Dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O2dalam campuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan dan
dipisahkan dengan cara dekantasi.
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawab :
Ada, yaitu dengan cara titrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi,
evaporasi, ekstraksi zat cair, adsorpsi dan destilasi bertingkat.
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawab :
Karna pada saat pemanasan terjadi penguapan. Sehingga apabila tidak
ditutup maka akan mempengaruhi berat NaCl.
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?
Jawab :
- Kelebihan : prosedur sederhana, tidak diperlukan kuantitas kecil dari zat
itu, dapat memisahkan campuran secara kompleks, bahan yang digunakan
sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapat mengetahui dengan mudah warna
penyusun dengan menggunakan noda.
Kekurangan : prosesnya am,a dan sukar menambahkan warna yang tampak

pada noda tinta.


-

Pertanyaan II

1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552 gr dilarutkan dalam air dan


diendapkan dengan larutan perak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya
1,631 gr, berapa persentase hasilnya?
- MgCl2 (aq) + 2AgNO3(aq) 2AgCl(g) + Mg(NO3)2(aq)
-

Jawab :
-

Mol MgCl2 =

0,552
95,3

Mol AgCl

2
x 0,0058
= 0,0116 mol
1

Massa AgCl = mol AgCl x Mr = 0,0116 x 143,4 = 1,66344 gr

= 0,0058 mol

% AgC =

massa perak klorida


x 100
massa endapan

1,631
x 100
= 98, 05 %
1,66344

2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu gamping


diolah dengan asam hidrokorida dan memberikan reaksi :
CaCO3(g) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
- Larutan kalsium klorida diuapkan sampai kering, dan ternyata mempunyai
bobot 0,789 gr. Hitunglah persentase kalsium karbonat jika contoh batu
gamping bobotnya 0,750 gr.
- Jawab :
0,789
=0,0071 mol
- Mol CaCl2
= 111
Mol CaCO3

Massa CaCO3 = n x Mr = 0,0071 x 100 = 0,71 gr


massabatu gamping
0,750
x 100
x 100
% CaCO3 =
=
= 105,634 %
massaCaCO 3
0,71

1
x 0,0071=0,0071mol
1

LAMPIRAN PERHITUNGAN
-

A. Pemisahan dengan cara konvensional


Selsih bobot
= bobot (NH4Cl + NaCl + SiO2) - bobot NH4Cl
= 0,304 0,003
= 0,04 gram
bobot NH 4 Cl
Persentase NH4Cl = bobot contoh x100%

Persentase NaCl =

0,03
x 100
%
0,3

= 10%
bobot NaCl
x 100
bobot contoh

Persentase SiO2 =

0,166
x 100
0,3

= 55%
bobot SiO 2
x 100
bobot contoh

0,108
x 100
0,3

= 36%
B. Pemisahan dengan kromatografi
jarak yang ditempuh zat
Rf = jarak yang ditempuh pelarut

Rf merah muda =

4
=0,571
7

Rf jingga

1
=0,142
7

Rf orange

0,5
=0,071
7

Rf coklat

0,5
=0,071
7

Rf biru muda =

0,5
=0,071
7

Rf biru tua
-

0,5
=0,071
7

Catatan : jarak yang ditempuh pelarut pada percobaan ini


adalah 7 cm.

C. Analisis melalui pengendapan


gr
Mol BaCl = mr
-=

1,6
208,5

-= 0,007 mol

Mol K2CrO4 = m x v
-= 0,2 x 25
-= 5 mol
-

BaCrO4 + K2CrO4

BaCrO4 + 2KCl

Mula-mula :

0,007 5

Reaksi

0,007

0,007

0,007

0,014
-

Sisa
0,007

0,014

gr BaCrO4
-

4,993

= mol x mr
= 0,007 x 225,5
= 1,58 gram
Persen BaCrO4 = hasil nyata x hasil teoritis x 100%
-

= 3,7 x 1,58 x 100%

= 58,4%

gr BaCl2
-

= mol x mr
= 0,007 x 208,5
= 1,45 gram
Persen BaCl2 = hasil nyata x hasil teoritis x 100%
-

= 3,7 x 1,45 x 100%

= 53,6%

LAMPIRAN GAMBAR
-

A. Pemisahan Konvensional

Dipanaskan
Disaring
-

Dikeringkan

B. Pemisahan Kromatografi
-

Dijenuhkan
-

C. Persentase Barium Kromat


-

Dipanaskan
-

Dikeringkan

Disaring

PERCOBAAN VIII

REAKSI REAKSI KIMIA DAN REDOKS


-

I.
1.
2.
3.
4.

Tujuan
Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
Mengamati tanda tanda terjadinya reaksi
Menuliskan persamaan reaksi dengan benar
Menyelesaikan persamaan redoks dari setiap percobaan
-

II.

Landasan Teori
-

Reaksi redoks merupakan reaksi kimia dimana pada praktikan hari

ini terdapat perubahan bilangan oksidasi , valensi dan muatan . dalam reaksi
redoks selalu terdapat tereduksi sebab reaksi redoks terjadi tepat yang
teredoksidasi bersama sama dengan unsur yang tereduksi sebab reaksi redoks
terjadi karena perpindahan electron . reduktor nya melepaskan electron , unsur

yang teredoksidasi naik Bo-nya , sedangkan unsur yang tereduksi turun Bo-nya
atau yang sering disebut bermuatan positifnya ( Harjadi,1993).
-

Menurut Chang (2004), reaksi oksidasi adalah reaksi setengah sel

yang melibatkan hilangnya elektron. Pada awalnya oksidasi berarrti kombinasi


unsur dengan oksigen, tetapi sekarang artinya menjadi lebih luas. Reaksi reduksi
adalah reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan electron. Dalam
persamaan reaksi redoks, tingkat oksidasi harus sama dengan tingkat reduksi,
yaitu jumlah electron yang hilang harus sama dengan jumlah electron yang
diterima oleh zat pengoksidasi.
-

Reduktor : unsur yang mereduksi , unsur yang melepaskan elektron

, unsur yang naik Bo-nya , unsur yang naik muatan positifnya. Oksidator : unsur
yang dioksidasi , unsur yang menerima electron , unsur yang turun Bo-nya , unsur
yang turun muatan positifnya. Mengenali reaksi redoks antara lain , ada unsur
yang terlihat (terdapat sebagai pereaksi atau hasil ) sebab muatan dan Bo-nya
sama dengan nol dan senyawa tidak nol tetapi positif atau negative, unsur bebas
dalam reaksi terjadi dari senyawa atau berubah menjadi senyawa hingga terjadi
perubahan . Ada unsur yang dapat berubah nilai valensi atau Bo-nya. Hal ini
membutuhkan pengetahuan tentang valensi atau Bo dari unsur itu ( Harjadi,1993).
-

Menurut Pharing(2003), melalui persamaan reaksi setara dapat kita

lakukan perhitungan jumlah partikel zat reaktan dan zat hasil reaksi. Persamaan
reaksi setara adalah persamaan yang atom atom jenisnya jumlah sama pada ruas
kiri dan kanan. Persamaan reaksi dapat disetarakan dengan cara mengatur angka
didepan reaktan (koefisien) dan hasil reaksi langkah langkah penyetaraan
yakni : tulis persamaan reaksi yang belum setara , tetapkan koefisien reaktan dan
hasil reaksi agar setara , jika di inginkan , maka kalikan dengan bilangan bulat
kecil hingga mengilangkan koefisien yang berbentuk pecahan.
-

Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dan basa . reaksi

asam dan basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam yang
+

merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H dan anion
OH dan juga O2 , Asam + Basa Garam + Air

Contoh :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(l)

Jika kita reaksikan reaksi diatas dengan jumlah mmol dari asam
basa yang sama , pada akhir reaksi hanya akan menghasilkan
garam dan tidak ada asam basa yang tersisa . ini merupakan ciri
ciri dari penetralan dari asam dan basa(Chang,2004).

- Menurut Subangga (2014), ada lima jenis reaksi kimia yang biasa atau
sering digunakan. Reaksi kimia tersebut, antara lain:
1. jenis pertama ialah sintesis atau jenis senyawa dari 2 zat atau lebih. Jenis ini
dinamakan reaksi penggabungan, yaitu
- A+Z

AZ

2. Jenis kedua disebut reaksi penguraian , yaitu terpecahnya suatu senyawa


menjadi 2 zat atau lebih . Jenis ini dengan penambahan kalor, dimana:
-

AZ

A+Z

3. Jenis reaksi ketiga dinamakan reaksi penggantian , disini suatu unsur


menggantikan unsur lain dalam senyawa , unsur yang digantikan adalah yang
letaknya lebih bawah dari deret elektromotif. Berdasarkan harga E0 maka
dapat disusun suatu deret unsur dengan harga E 0 terkecil sampai terbesar. Deret
elektromotif antara lain:
- (I,K,Ba,Ca,Na,Mg,Al,Zn,Fe,Cd,Ni,Sn,Ph,H,Cu,Hg,Ag,Au)
-

A+BZ

Az+B

4. Jenis reaksi keempat dinamakan penggantian rangkap , dua zat dalam larutan
bertukar pasang , artinya anion dari salah satu zat bertukar dengan senyawa
anion
Ax+Bz
Az+Bx
5. Jenis reaksi kelima adalah reaksi netralisasi , asam dan basa
membentuk garam dan air
-

Hx+BOH

bereaksi

Bx +HOH

Redoks merupakan salah satu bentuk reaksi kimia yang disertai

dengan perubahan bilangan oksidasi, redoks terdiri dari reduksi dan oksidasi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan penurunan bilangan
biloks, sedangkan reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan penurunan
bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefenisikan sebagai muatan yang memiliki
suatu atom dalam senyawa. Bilangan oksidasi dapat digunakan untuk
menyeimbangkan suatu persamaan oksidasi-reduksi (persamaan redoks) yang

disebut metode setengah reaksi atau disebut juga metode electron ion
( Syukri,1999).
-

III.
III.1

III.2

Prosedur Percobaan
Alat
Sudip
Bunsen
Tabung reaksi
Pipit tetes
Krus
Lemari asam
Bahan
Kristal CuSO4. 5H2O
AgNO3 0,01 M
Serbuk Cu
HCl 0,1 M
Hg (NO3)2 0.1 M
Al (NO3)2 0,1 M
KI 0,1 M
Na3PO4 1 M
Indikator Fenolftalein
Na2C2O4 0,1 M
Larutan kanji
KMnO4 0,1 M
FeCl3 0,1 M

H2O2 0,1 M
H2SO4 1 M
Logam Zn
CuSO4 0,5 M
NaOH 0,1 M
H2SO4 6 M
NaNO3 0,5 M
Pb(NO3)2
Logam Cu
Kristal KMnO4
HCl 6 M
H2SO4 0,1 M
ZnSO4 0,5M

NaHSO3 0,1 M
Mg (serbuk)
-

- NaOH 10 M
- HNO3 0,1 M

III.3 Skema Kerja


III.3.1 Reaksi Penggabungan
-

Serbuk Mg
dimasukkan ke dalam krus
dibakar
diamati
dicatat hasil

III.3.2 Reaksi Penguraian


-

Hasil
Kristal CuSO4.5H2O
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dipanaskan
diamati

dicatat

Hasil

III.3.3 Reaksi Penggantian Tunggal


3.3.3.1
1ml AgNO3 0,01M
diisi tabung reaksi
dimasukkan 1gr Cu
dikocok
diamati
-

3.3.3.2

Hasil
1ml HCl 0,1Mdiisi dalam tabung reaksi
ditambah 1gr Mg
diamati
dicatat

Hasil

III.3.4 Reaksi Penggantian Rangkap


-

3.3.4.1
1ml AgNO3
0,01 M
diisikan dalam tabung reaksi I

1ml Hg(NO3)2 O,1M


-

diisikan dalam tabung reaksi II


1 ml Al(NO3)3 0,1M

diisikan dalam tabung reaksi III

ditambah 1 ml KI 0,1M

diamati dan dicatat

Hasil

3.3.4.2
1ml AgNO3 0,01 M
diisikan ke tabung reaksi IV
1ml Hg(NO3)2 O,1M
diisikan dalam tabung reaksi V
1 ml Al(NO3)3 0,1M

diisikan dalam tabung reaksi VI

ditambah 1ml Na3PO4

digoyangkan

diamati

dicatat

Hasil

III.3.5 Reaksi Netralisasi


-

1ml HNO3 0,1M


diisi dalam tabung reaksi VII
diisi dalam tabung reaksi VIII
1ml H2SO4 0,1 M
diisi dalam tabung reaksi IX
- diteteskan fenolftalein ke masing1 ml H3PO4 0,1M
masing tabung reaksi
- diteteskan NaOH sampai terjadi
perubahan warna
- diamati dan dicatat
-

III.3.6 Reaksi Redoks Serta Perubahan Warna


-

3.3.6.1
0,5 ml H2SO4 6M
Hasil
ditambah 0,5 ml KMnO4 0,1M

diteteskan Na2C2O4

Hasil

3ml NaHSO3 0,1 M


3.3.6.2

ditambah 1ml NaOH 10M

dikocok

diteteskan KMnO4 0,1M

diamati dan dicatat

Hasil

3.3.6.3
1ml HCl 6M
-

ditambah 1 gr Kristal KMnO4

dipanaskan

Hasil

diamati dan dicatat

III.3.7 Beberapa Reaksi Redoks


2ml CuSO4
0,5M
3.3.7.1
-

ditambah sepotong logam Zn

didiamkan

dicatat

ZnSO4 0,5M

ditambah Cu

didiamkan

dicatat
Hasil

Pb(NO3)2 0,5M3.3.7.2
+ NaNO3 0,5M

ditambah serbuk Mg

diamati dan dicatat

Hasil

H2O23.3.7.3
0,1M

dimasukkan dalam tabung reaksi

ditambah H2SO4 1M

ditambah 10 tetes KI 0,1M

ditambah setetes larutan kanji

diamati dan dicatat

Hasil
FeCl3 0,1M
3.3.7.4

ditambah 10 tetes H2SO4 1M

ditambah 10 tetes KI 0,1M

Hasil

dipanaskan

ditambah setetes larutan kanji

diamati dan dicatat

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

4.1.1 Reaksi penggabungan


-

Perlakuan

Hasil

Dimasukkan seujung sudip Mg ke Mg menjadi pucat


Reaksi yang terjadi:
cawan krus
- Mg(s) + O2(g)
Dibakar pada nyala bunsen
-

MgO(s)

4.1.2 Reaksi penguraian


-

Perlakuan

Hasil

Air mungkin
Dimasukkan seujung sudip kristal CuSO4.5H2O berubah menjadi
CuSO4.5H2O ke tabung reaksi
Dipanaskan dengan bunsen

pucat dan terdapat padatan putih


dan melepas uap air
Reaksi yang terjadi:
CuSO4.5H2O(s)

CuSO 4(s)

+ 5H2O
-

4.1.3 Reaksi penggantian tunggal


-

Perlakuan

Disiapkan tabung reaksi


Dimasukkan 1 ml AgNO3 0,01 M
Ditambahakan 0,1 gram serbuk Cu
Dikocok

Hasil

Terbentuk endapan Ag
Warna bening dibawah

dan

coklat (Ag) diatas


Reaksi yang terjadi:
- 2AgNO3(aq) + Cu(s)
- Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
Dimasukkan 1 ml HCl 0,1 M ke Terbentuk endapan Mg
Warna abu-abu (Mg) dibawah
tabung reaksi
Ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg
dan bening diatas,warna berubah
Dikocok
menjadi abu-abu
Reaksi yang terjadi:
- 2HCl(aq) + Mg(s)
- MgCl2(aq) + H2(g)
-

4.1.4. Reaksi penggantian rangkap


-

Perlakuan

Tabung reaksi I diisi 1 ml AgNO3


0,01 M
Ditambahkan 1 ml KI 0,1 M

Hasil

AgNO3(aq) + KI(aq)

AgI(aq) + KNO3(aq)

Warna menjadi kekuningan

Tabung reaksi II diisi 1 ml

Hg(NO3)2 (aq) + 2KI(aq)

Hg(NO3)2 0,1 M
Ditambahkan 1 ml KI 0,1 M

HgI2(aq) + 2KNO3(aq)

Warna menjadi orange


Tabung reaksi III diisi 1 ml
- Al(NO3)2 (aq) + KI(aq)
Warna tidak berubah

Al(NO3)2 0,1 M
Ditambahkan 1 ml KI 0,1 M
Tabung IV diisi 1 ml AgNO3

0,01

M
Ditambahkan 1 ml Na3PO4 1 M

3AgNO3(aq) + Na3PO4(aq)

AgPO4(aq) + 3NaNO3(aq)

Warna menjadi coklat


Tidak terjadi endapan
Tabung V diisi 1 ml Hg(NO3)2 0,01
- 3Hg(NO3)2(aq) + Na3PO4(aq)
M
Ditambahkan 1 ml Na3PO4 1 M

M
Ditambahkan 1 ml Na3PO4 1 M

Hg3(PO4)2(aq) + 6NaNO3(aq)

Warna menjadi kekuningan jahe


Terbentuk endapan
Tabung VI diisi 1 ml Al(NO3)2 0,01
- 3Al(NO3)2(aq) + Na3PO4(aq)
Al3(PO4)2(aq) + 6NaNO3(aq)

Timbul endapan putih diatas

4.1.5. Reaksi netralisasi


-

Perlakuan

Hasil

Tabung VII diisi 1 ml HNO3 0,1 M


Ditambahkan 1 tetes fenolftalen
Tidak berubah warna
Ditetesi NaOH 0,1 M
Warna ungu tebal
Diamati perubahan warna dan 20 tetes NaOH 0,1 M
jumlah tetes NaOH
- HNO3(aq) + NaOH(aq)
-

NaNO3(aq) + H2O(aq)
-

Tabung VIII diisi 1 ml H2SO4


- 0,1 M
Ditambahkan 1 tetes fenolftalen
Tidak berubah warna
Ditetesi NaOH 0,1 M
Diamati perubahan warna dan Warna ungu sedang
40 tetes NaOH 0,1 M
jumlah tetes NaOH
- H2SO4(aq) + 2NaOH(aq)
Tabung IX diisi 1 ml H3PO4 0,1 M
Ditambahkan 1 tetes fenolftalen
Ditetesi NaOH 0,1 M

Na2SO4(aq) + 2H2O(aq)
-

Tidak berubah warna


Warna ungu tipis

Diamati

perubahan

warna

dan 20 tetes NaOH 0,1 M

jumlah tetes NaOH

H3PO4(aq) + 3NaOH(aq)

Na3PO4(aq) + 3H2O(aq)

4.1.6. Reaksi redoks serta perubahan warna


-

Perlakuan

Hasil

Tabung reaksi X diisi 0,5 ml H2SO4 Warna larutan menjadi ungu


Ditambah 9 tetes Na2C2O4 warna
6 M dan 0,5 ml KMnO4
- 0,1 M
ungu menghilang
Ditetesi Na2C2O4 0,1 M sampai
- 2KMnO4(aq)+
terjadi perubahan warna
5Na2C2O4(aq)+
H2SO4(aq)
-

K2SO4(aq) +
Na2SO4(aq)

2MnSO4(aq)

CO2(g) + H2O(aq)
Tabung reaksi XI diisi 3 ml

NaHSO3 0,1 M + NaOH 10 ml


dikocok
diteteskan KMnO4 0,1 M
-

4 tetes KMnO4 0,1 M


Warna menjadi hijau

NaHSO3(aq) + 2NaOH(aq) +
2KMnO4(aq)
2Na2SO4(aq) + 2KCl(aq) + 2KOH(aq)

Tabung reaksi XII diisi 1 ml HCl


6M + 1gr kristal KMnO4
dipanaskan
-

+2MnO2(aq) + O2(g) + H2O(aq)


Mendidih, mengeluarkan gas
Warna berubah menjadi ungu
pekat
- 16 HCl(aq) + 2KMnO4(aq)
- 2KCl(aq) + 2MnCl2(aq)
8H2O(aq) + 5Cl2(g)
-

4.1.7. Beberapa reaksi redoks


-

Perlakuan

Hasil

Dimasukkan ke tabung reaksi 2 ml Larutan bening


- Terdapat endapan
CuSO4 0,5 M + sepotong logam
CuSO4(aq) + Zn(s)
Zn
ZnSO4(aq) + Cu(s)
- Dicatat apa yang terjadi
Tidak terjadi reaksi
Dimasukkan logam Cu ke larutan
- ZnSO4(aq) + Cu(s)
ZnSO4 0,5 M
- Dicatat apa yang terjadi
Pb(NO3)2 0,5 M dimasukkan Tabung menjadi hangat
- Terdapat endapan
sedikit serbuk logam Mg
- Pb(NO3)2(aq) + Mg(s)
- Mg(NO3)2(aq) + Pb(s)
Tidak terjadi reaksi
NaNO3 0,5 M ditambah sedikit
- NaNO3(aq) + Mg(s)
serbuk Mg
2 tetes H2O2 0,1M + 5 tetes H2SO4 Larutan tetap bening
Reaksi yang terjadi:
+10 tetes KI 0,1 M + 1 tetes larutan
3H2O2(aq) + H2SO4(aq) + KI(aq)
kanji
4H2O(aq) + K2SO4(aq) + I2(g) +
O2(g)
10 tetes FeCl3 0,1 M + 10 tetes Warna asal bening ditambah
H2SO4 1 M + 10 tetes KI 0,1 M
Dipanaskan
Ditambah 1 tetes larutan kanji

larutan KI menjadi orange


Timbul gas ungu saat dipanaskan
Setelah ditambah larutan kanji
warna sedikit memudar
- 2FeCl3(aq) + 3H2SO4(aq) +
KI(aq) Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g) + 3I2(g)
+ 6KCl(aq)

4.2

Pembahasan

4.2.1 Reaksi Penggabungan


-

Pada percobaan pertama ini, zat atau unsur yang digunakan


untuk dilihat reaksinya adalah Mg. pembakaran Mg akan
menghasilkan MgO yang ditandai dengan berubahnya warna
Mg menjadi lebih pucat. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini
adalah:
-

Mg(s) + O2(g)

MgO(s)

Dari reaksi tersebut dapat dilihat bahwa logam Mg bereaksi


dengan gas oksigen saat dipanaskan. Reaksi Mg dan oksigen
tersebutlah yang menghasilkan senyawa baru, yaitu MgO.

Hasil percobaan tersebut sesuai dengan teori yang


dikemukakan oleh Petrucci (1989), yaitu ketika unsur pertama
ditambah atau bereaksi dengan unsur lain akan menghasilkan
unsur baru. Pada percobaan ini, ketika logam Mg bereaksi
dengan oksigen terbentuk unsur baru, yaitu MgO.

4.2.2 Reaksi Penguraian

Percobaan

kedua

yang

dilakukan

adalah

untuk

menunjukkan adanya penguraian yang dilakukan oleh suatu


senyawa kompleks. CuSO4.5H2O merupakan senyawa yang
dapat terurai jika dipanaskan. Reaksi yang terjadi pada
pemanasan senyawa ini adalah:
-

CuSO4.5H2O(s)

CuSO4 (s) + 5H2O(g)

Setelah dipanaskan beberapa menit, CuSO4.5H2O tersebut


akan berubah warna menjadi lebih pucat dan terdapat atau
terbentuk padatan putih. Perubahan warna yang terjadi karena
air yang terkandung dalam sampel mengalamai penguapan,
sehingga hanya tersisa padatan CuSO4. Percobaan ini juga telah
dilakukan pada praktikum sebelumnya dengan hasil yang sama
pula.

Hilangnya kandungan air pad sampel menunjukkan bahwa


sampel telah terurai. Dengan hasil pengamatan yang didapat,
reaksi penguraian yang terjadi pada CuSO4.5H2O dapat
dibuktikan dan menandakan percobaan yang telah dilakukan
berhasil.

4.2.3 Reaksi Penggantian Tunggal


-

Pada percobaan ini unsur yang digunakan adalah Cu dan


AgNO3 untuk percobaan pertama. Reaksi yang terjadi saat
keduanya dicampurkan adalah:
-

2AgNO3(aq) + Cu(s)

Cu(NO3)2(aq) +2Ag(s)

Pada percobaan ini terdapat dua lapisan, yaitu lapisan


bening dan lapisan coklat diatasnya. Lapisan ini diduga
terbentuk karena adanya perbedaan kelarutan senyawa,
sehingga ada endapan yang terbentuk.

Percobaan

kedua

yang

dilakukan

adalah

dengan

mereaksikan HCl dengan serbuk Mg. pada percobaan ini reaksi


yang terjadi adalah:
-

2HCl(aq) + Mg(s)

MgCl2(aq) + H2(g)

Larutan HCl yang awalnya bening akan berada diatas dan


serbuk Mg yang dimasukkan akan berada dibawah. Pada
larutan, seharusnya terbentuk gelembung-gelembung yang
menandakan bahwa adanya gas, yaitu H2. Mg yang semula
mengendap dibagian bawah, lama-kelamaan akan larut dan
mengubah warna larutan menjadi keabu-abuan.

Dilihat dari hasil pengamatan, reaksi penggantian tunggal dapat

diartikan sebagai reaksi dimana sebuah unsur menggantikan unsur lain dalam
reaksi yang terjadi tersebut. Dalam percobaan pertama Cu menggantikan unsur
Ag dalam AgNO3 dan Mg menggantikan unsur H dalam HCl pada percobaan
kedua (Keenan,1984).
-

4.2.4 reaksi Penggantian Rangkap


-

Pada percobaan reaksi penggantian rangkap, ada lima


prosedur yang dilakukan. Prosedur pertama adalah dengan
mereaksikan AgNO3 dengan KI. Reaksi yang terjadi antara
kedua senyawa tersebut adalah:
-

AgNO3(aq) + KI(aq)

AgI(s) +KNO3(aq)

Larutan setelah reaksi berubah menjadi kekuningan.


Perubahan warna menunjukkan adanya reaksi yang terjadi
antara keduanya. Pada reaksi ini terbentuk endapan AgI. Hal ini
dikarenakan Ag+ merupakan senyawa atau ion yang sukar larut,
sehingga akan mengendap, sedangkan kalium akan membentuk
larutan KNO3 bersama ion NO3-.

Percobaan kedua adalah dengan mereaksikan Hg(NO 3)2


dengan KI. Kedua senyawa tersebut bereaksi saat dicampurkan.
Hal ini ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi
orange, tetapi tidak terbentuk endapan. Persamaan reaksi yang
terjadi antara kedua senyawa tersebut adalah:
-

Hg(NO3)2(aq) + 2KI(aq)

HgI2(s) + 2KNO3(aq)

Pada percobaan ini terbentuk endapan HgI2. Terbentuknya


endapan tersebut karena ion Hg2+ merupakan ion sukar larut,
sehingga Hg tersebut mengendap bersama ion Iodin. Perubahan

warna Hg(NO3)2 menunjukkan bahwa senyawa tersebut telah


bereaksi dengan KI.
-

Percobaan ketiga yang dilakukan adalah mereaksikan


Al(NO3)3 dengan KI. Pada percobaan ini, tidak terjadi
perubahan warna dan dari pengamatan yang dilakukan tidak
ada endapan yang terbentuk. Dengan tidak adanya perubahan
pada larutan, disimpulkan bahwa larutan tidak bereaksi, atau
jika bereaksi memerlukan waktu yang lama karena percobaaan
dilakukan dalam waktu yang singkat.
-

Al(NO3)3(aq) + KI(aq)

Percobaan keempat dilakukan dengan mereaksikan AgNO3


dengan larutan Na3PO4. Dari pengamatan yang dilakukan,
diperoleh bahwa warna larutan berubah menjadi coklat, tetapi
tidak ada endapan yang terbentuk. Persamaan reaksi yang
terjadi pada kedua larutan tersebut adalah:
-

AgNO3(aq) + Na3PO4(aq)

Ag3PO4(s) + NaNO3(aq)

Pada percobaan yang dilakukan tidak ada endapan yang


terbentuk, tetapi seharusnya ada karena Ag+ merupakan ion
yang sukar larut, sehingga akan mengendap bersama ion fosfat.
Kesalahan mungkin terjadi karena adanya kesalahan praktikan
saat melakukan percobaan.

Percobaan

selanjutnya

adalah

dengan

mereaksikan

Al(NO3)3 dengan Na3PO4. Berdasarkan hasil pengamatan yang


didapat, dapat dilihat bahwa terbentuk endapan putih.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
-

Al(NO3)3(aq) + Na3PO4(aq)

AlPO4(s) + 3NaNO3(aq)

Endapan putih yang terbentuk pada percobaan ini terjadi


karena adanya reaksi antara ion Al3+ dengan PO43-.

Percobaan terakhir yang dilakukan pada reaksi penggantian


tunggal adalah mereaksikan larutan Hg(NO3)2 dngan Na3PO4.
Pada percobaan ini, hasil pengamatan yang diperoleh adalah
warna larutan yang berubah menjadi kekuningan, seperti jahe.

Selain itu, terbentuk juga endapan. Reaksi yang terjadi antara


kedua senyawa tersebut adalah:
-

Hg(NO3)2(aq) + Na3PO4(aq)

Hg3(PO4)2(s) + NaNO3(aq)

Seperti pada percobaan sebelumnya, Hg tidak larut dan


akan mengendap karena Hg memang merupakan unsur yang
sukar larut.

Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi dan hasil


pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa reaksi
penggantian rangkap adalah reaksi dimana dua unsur dari
senyawa yang berbeda saling bertukar posisi. Pertukaran atau
penggantian unsur tersebut dapat membuat terbentuknya
larutan baru atau juga dapat menyebabkan tidak adanya reaksi
yang terjadi.

4.2.5 reaksi Netralisasi


-

Pada percobaan reaksi netralisasi, ada tiga kali percobaan


yang dilakukan. Percobaan pertama adalah meneteskan larutan
fenolftalein pada larutan HNO3. Pemberian fenolftalen tidak
memberikan pengaruh pada warna larutan. Pemberian NaOH
pada larutan ini membuat laruan berubah menjadi ungu pekat
pada tetes ke 20.

Perubahan warna yang terbentuk menunjukkan adanya


reaksi yang terjadi antara HNO3 dan NaOH. Persamaan reaksi
yang terjadi adalah:
-

HNO3(aq) + 3NaOH(aq)

Na3PO4(aq) + 3H2O(aq)

Dilihat dari hasil pengamatan, jumlah NaOH yang


diperlukan agar larutan berubah menjadi ungu berbeda.
Semakin lemah asam maka semakin sedikit NaOH yang
diperlukan untuk mengubah warna larutan menjadi pekat.
Reaksi ini berhubungan dengan titrasi yang berpengaruh pada
valensi asam dan basa yang dimiliki oleh senyawa tersebut.

Berdasarkan rumus titrasi, yaitu hasil kali mol dan valensi


asam sama dengan hasil kali antara mol dan valensi basa.

Semakin besar valensi suatu asam maka semakin besar pula


volume NaOH yang diperlukan. Hal ini karena volume basa
sebanding

dengan

valensi

asam

dan

molaritas

tidak

mempengaruhi karena pada percobaan ini molaritas masingmasing larutan adalah sama(Keenan,1989).
-

Jika dilihat dari hasil pengamatan, reaksi netralisasi adalah


reaksi yang terjadi antara larutan yang bersifat asam dan basa
yang akan membentuk garam-garamnya dan juga air (H2O).

4.2.6 Reaksi Redoks serta Perubahan Warna


-

Percobaan pertama yang dilakukan adalah mencampurkan


larutan

H2SO4

dengan

KMnO4.

Campuran

tersebut

menghasilkan larutan berwarna ungu. Larutan berwarna ungu


tersebut perlahan memudar saat diteteskan Na2C2O4. Warna
ungu menghilang pada tetesan Na2C2O4 yang ke-9. Persamaan
reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah:
-

2KMnO4(aq)
+7

+3

H2SO4(aq)

5Na2C2O4(aq) +
_+4 4(aq)
K2SO4(aq)+ 2MnSO
+2

+ CO2(g) +
reoksidasi

reduksi

Na2SO4(aq)+ + H2O(aq)

Persamaan reaksi diatas merupakan reaksi redoks yang ditandai

dengan adanya peristiwa oksidasi dan reduksi. KMnO4 adalah oksidator dengan
MnSO4 sebagai hasil reduksi. Na2C2O4 adalah reduktor dengan CO2 sebagai hasil
oksidasi.
-

Percobaan kedua yang dilakukan adalah NaHSO3 dan


NaOH. Saat diberi beberapa tetes KMnO 4, warna larutan
berubah menjadi hijau. Persamaan reaksi yang terjadi adalah :

+4

2NaHSO3(aq)+2NaOH(aq)+ 2KMnO4(aq)
2MnO2(aq) +

+7

+6

2Na2SO4(aq)+2KCl(aq)+
+2

oksidasi

2KOH(aq) + O2(g) + H2O(aq)

reduksi

Pada reaksi tersebut dapat dilihat bahwa NaHSO3 berperan


sebagai reduktor dengan hasil oksidasinya adalah Na2SO4.
Peran sebagai oksidator dipegang oleh KMnO4 dengan MnO2
sebagai hasil reduksinya. Dengan demikian, reaksi tersebut
merupakan reaksi redoks.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan


larutan HCl. Pada percobaan ini KMnO4 yang ditambahkan
berbentuk atau berwujud Kristal(padat) dan saat dipanaskan
mendidih. Saant pemanasan, larutan tersebut mengeluarkan
gas, warna larutan juga berubah menjadi ungu pekat.

Hal

yang

terjadi

saat

proses

pemanasan

tersebut

menandakan adanya reaksi yang terjadi. Persamaan reaksi


tersebut adalah:
-

16 HCl(aq) + 2KMnO4(aq)

2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 8H2O(aq) +

5Cl2(g)
-

-1

+7

Oksidasi

+2

Dalamreduksi
persamaan reaksi dapat diketahui bahwa gas yang
keluar saat pemanasan adalah Cl2. pada reaksi yang terjadi,
KMnO4 berperan sebagai oksidator dengan MnCl2 sebagai hasil
reduksi dan HCl sebagai reduktor dengan hasil oksidasi berupa
Cl2.

4.2.7 Beberapa Reaksi Redoks


-

Percobaan pertama yang dilakukan adalah dengan melarutkan

logam Zn ke larutan CuSO4. Pada percobaan ini, hasil pengamatan yang didapat
adalah larutan berwarnakuning dan terdapat endapan. Reaksi yang terjadi adalah:
-

+2

CuSO4(aq) + Zn(s)
-0
-

ZnSO4(aq) + Cu(s)
+2

Pada deret volta, Zn berada disebelah kiri Cu, sehingga Zn


merupakan logam yang lebihreaktif. Cu memiliki kemampuan

reduksi lebih besar dari Zn, sehingga Cu mengalami


pengendapan.
-

Pada reaksi diatas, CuSO4 melakukan reduksi atau dengan


kata lain berperan sebagai oksidator, sedangkan Zn berperan
sebagai reduktor dengan hasil oksidasi berupa ZnSO4.

Jika logam Zn dapat bereaksi dengan CuSO4, lain halnya


dengan logam Cu. Logam Cu tidak bereaksi dengan ZnSO4.
-

ZnSO4(aq) + Cu(s)

Hal tersebut dikarenakan logam Cu tidak lebih reaktif


daripada logam Zn, sehingga tidak bisa mengendapkan Zn. Hal
ini juga menunjukkan bahwa Zn memiliki kemampuan
mereduksi yang rendah sehingga tidak dapat menghasilkan
endapan.

Percobaan selanjutnya adalah reaksi antara Pb(NO3)2

dengan

logam Mg. reaksi yang terjadi adalah:


-

Pb(NO3)2(aq) + Mg(s)

+2

Mg(NO3)2(aq) + Pb(s)

+2

Pada reaksi ini terbentuk endapan Pb karena letak Pb pada


deret volta disebelah kanan Mg, sehingga Pb lebih mudah
tereduksi dan mengendap, sedangkan Mg akan menggantikan
Pb yang berikatan dengan NO3-.

Seperti percobaan sebelumnya, jika NaNO3 direaksikan


dengan Mg, maka tidak ada reaksi yang terjadi.
-

NaNO3(aq) + Mg(s)

hal tersebut karena Mg kalah reaktif jika dibandingkan


dengan Na dan Mg juga lebih mudah tereduksi (mengendap).

Percobaan selanjutnya adalah meneteskan H2O2 , H2SO4, KI


dan larutan

kanji. Pada percobaan ini larutan tetap bening. Persamaan


reaksi yang terjadi adalah:

3H2O2(aq) + H2SO4(aq) + KI(aq)

4H2O(aq) + K2SO4(aq) + I2(g) + O2(g)

-1

reduks
i

-1

oksida
si

-2

Percobaan ini menunjukkan adanya reaksi redoks. H2O2 dalam

reaksi tersebut berperan sebagai oksidator karena nilai biloks pada H2O2 adalah -1,
sedangkan pada H2Oadalah -2. Larutan KI dan H2SO4 juga dapat berperan sebagai
reduktor.
-

Percobaan terakhir yang dilakukan adalah mencampurkan


larutan H2SO4, KI dan FeCl3. Hasil pengamatan yang didapat
adalah warna asal bening, setelah ditambah KI menjadi orange,
timbul gas ungudan warna sedikit memudar saat ditambahkan
larutan kanji. Persamaan reaksinya adalah

2FeCl3(aq) + 3H2SO4(aq) + KI(aq) Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g) + 3I2(g) + 6KCl(aq)

+1

-1

reduks

oksidasi

Seperti pada percobaan sebelumnya, reaksi diatas adalah reaksi

redoks dengan H2SO4 sebagai oksidator dan KI sebagai reduktor.


-

Pada percobaaan redoks, penambahan larutan kanji tidak


boleh dilakukan pada awal reaksi karena dapat membungkus
iodine dan sukar dititrasi. Larutan kanji harus cepat dihunakan
agar tidak rusak karena terkontaminasi lingkungan.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Ada 5 jenis reaksi kimia biasa yaitu reaksi penggabungan,reaksi


penguraian,reaksi penggantian tunggal,reaksi penggantian rangkap,dan
reaksi netralisasi serta reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering terjadi.
2. Tanda-tanda terjadinya reaksi kimia dapat berupa timbulnya
gas,endapan,perubahan warna dan perubahan suhu.
3. Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsurunsur yang ikut bereaksi.
4. Reaksi redoks dapat disetarakan dengan 2 cara yaitu:
a. cara perubahan biloks

b. cara setengah reaksi


-

5.2

Saran
Pratikan harus lebih teliti dalam melakukan pratikum agar hasil

yang didapat sesuai dengan tujuan dan bekerja dengan cepat dan tepat agar tidak
terjadi kesalahan dan usahkan jangan memakan waktu yang terlalu lama.
-

DAFTAR PUSTAKA
-

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Harjadi. 1993. Materi Pokok Kimia Dasar. Bandung:PT. Citra Aditya


Bakti.

Pharing. 2003. Kimia. Surabaya : Media Ilmu.

Subangga, Bagus Tri. 2014. Pengaruh Variasi Anoda dan Waktu


Pelapisan Elektrolaty. Vol 2 (1).

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB.

LAMPIRAN

Pertanyaan Pra Praktek


1. Memberikan definisi dari istilah istilah berikut:
- katalis,deret elektromotif,reaksi eksotermik,endapan,produk dan pereaksi.
- Jawab:
1. Katalis : Suatu zat yang dapat mempercepat jalannya laju reaksi
2. Deret elektromotif : Suatu deret yng menyatakan susunan unsur unsur
berdasarkan kemampuan mereduksi dari yang kuat sampai yang lemah.
3. Reaksi eksotermik : Reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke
lingkungan.
4. Endapan : Komponen campuran yang tidak ikut larut dan biasanya
terdapat dibagian bawah larutan.
5. Produk : Zat hasil reaksi
6. Pereaksi : Zat zat yang bereaksi

2. Terangkan arti lambang lambang berikut : , wr,(s),(l),(g) dan (aq).


- Jawab :
: Raksi diberi panas (pemanasan).
- Wr : Jumlah energy dalam reaksi
- (s) : Solid untuk fase padat.
- (l) : Liquid untuk fase cair
- (g) : Gas untuk fase gas.
- (aq) : Aquades untuk fase larutan.
3. Berapa kira kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh
bagian
- Jawab :

1
10

20 = 25 ml.

4. Apakah warna indikator pp dalam larutan asam


- Jawab: Tidak berwarna.
5. Hitung massa atom Cu dari sebagai berikut :
- Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui = 45,82 gr.
- Bobot cawan penguap = 45,361 gr.
- Bobot cawan penguap + logam Cu = 45,781 gr.
- Jawab :
- Bobot logam Cu = (bobot cawan +Cu) (bobot cawan)
= 45,781- 45,361
= 0,42 gr.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi?
- Jawab:
- Oksidasi : Melepaskan elektron.
- Reduksi : Menangkap elektron.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor?
- Jawab:
- Oksidator : Zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks)
- Reduktor : Zat yang mengalami oksidasi (kenaikan biloks)
-

Pertanyaan Pasca Praktek


1. Identifikasi zat zat berikut ini.Lihat kembali hasil pengamatan
- Jawab:
a. Asap putih : Reaksi penggabungan NH4Cl = O2
b. Cairan tak berwarna : Reaksi penggantian rangkap = H2O
c. Gas yang dapat memadamkan api : Reaksi penguraian H2
d. Padatan kelabu : Reaksi rangkap tunggal Cu
e. Gas tak berwarna : Reaksi penggantian tunggal MgCl2
Endapan jingga : Reaksi penggantian rangkap KNO3
f.
g. Endapan kuning : Reaksi penggantian rangkap NaNO3
h. Yang mengubah warna indikator : Reaksi netralisasi NaOH
2. Buatlah persamaan reaksinya!
- Jawab :
- a. Tembaga logam + Oksigen Tembaga (II) Oksida
Cu(s) + O2(g) CuO(s)
- b. Merkuri (II) nitrat + Kalium bromida Merkuri (I) bromide + Kalium
nitrat
Hg(NO3)2(aq) + 2KBr(aq) 2HgBr(aq) + 2KNO3(aq)
3. Lengkapi persamaan reaksi berikut,bila tidak ada reaksi tulislah TR!
- Jawab:
- a. Hg + Fe(NO3)3 3Hg(NO3)2 + 2Fe
- b. Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni
- c. Pb(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 +2KNO3
- d. Zn(HCO3)2 TR
A. Reaksi penggabungan

LAMPIRAN GAMBAR

Mg setelah dibakar dengan O2 mejadi MgO

B. Reaksi penguraian

Masukkan CuSO4.5H2O ke cawan


dipanaskan & mulai putih

CuSO4.5H2O

CuSO4.5H2O setelah pemanasan menjadi putih


-

C. Reaksi penggantian tunggal

Terbentuk endapan Ag diatas larutan

Terbentuk endapan Mg dibawah

larutan
2AgNO3(aq) + Cu(s)

Cu(NO3)2(aq) + 2Ag(s)

2HCl(aq) + Mg(s)
MgCl2(aq) + H2(s)

D. Reaksi penggantian rangkap

Hasil dari reaksi penggantian rangkap


-

E. Reaksi netralisasi
-

Hasil dari

reaksi netralisasi
-

F. Reaksi redoks serta perubahannya

H2SO4(aq) 6 M + KmnO4(aq) 0,1 M

Setelah ditambah Na2C2O4

O,1 M
-

Larutan berwarna ungu

sebanyak 9 tetes warna ungu

hilang

HCl(aq) 6M + KmnO4(s) Warna ungu pekat menimbulkan gas


G. Beberapa reaksi redoks

CuSO4(aq) 2 ml 0.5 M

CuSO4(aq) + Zn(s)

ZnSO4(aq) + Cu(s)

ZnSO4(aq) + Cu(s)

Pb(NO3)2(aq) + Mg(s)

Mg(NO3)2(aq) + Pb(s)

NaNO3(aq) + Mg(s)

Kanji

Larutan kanji

Hasil dari H2O2(aq) + H2SO4 (aq) + KI(aq) + Lar.

Pemanasan FeCl3(aq) + H2SO4(aq)

Setelah pemanasan ditetesi larutan

+ KI(aq) menimbulkan gas ungu

menyebabkan warna memudar

kanji
-

Вам также может понравиться

  • Titik Akhir Titrasi
    Titik Akhir Titrasi
    Документ14 страниц
    Titik Akhir Titrasi
    Aulia Nurtafani Reforma
    Оценок пока нет
  • Kimia Dasar
    Kimia Dasar
    Документ81 страница
    Kimia Dasar
    Inayatul Maftukhah
    Оценок пока нет
  • Titrasi Netralisasi
    Titrasi Netralisasi
    Документ11 страниц
    Titrasi Netralisasi
    machicatto
    Оценок пока нет
  • Laporan Kimia Dasar II Asidi
    Laporan Kimia Dasar II Asidi
    Документ11 страниц
    Laporan Kimia Dasar II Asidi
    Dedy Sujarwady
    Оценок пока нет
  • Simbol Pada Bahan Kimia
    Simbol Pada Bahan Kimia
    Документ8 страниц
    Simbol Pada Bahan Kimia
    Siti Rositah
    Оценок пока нет
  • Pengertian Transpor Pasif Pada Sel
    Pengertian Transpor Pasif Pada Sel
    Документ6 страниц
    Pengertian Transpor Pasif Pada Sel
    Nauvan Alqomy
    Оценок пока нет
  • Netralisasi Asam Basa Iii
    Netralisasi Asam Basa Iii
    Документ19 страниц
    Netralisasi Asam Basa Iii
    Nurull Wahyuningsi
    Оценок пока нет
  • BUNDELAN
    BUNDELAN
    Документ13 страниц
    BUNDELAN
    Dwi Suci Wahyuni
    Оценок пока нет
  • Lapres PEMBUATAN LARUTAN
    Lapres PEMBUATAN LARUTAN
    Документ23 страницы
    Lapres PEMBUATAN LARUTAN
    Febri Nanda Priantiningtias
    Оценок пока нет
  • ASAM BASA
    ASAM BASA
    Документ11 страниц
    ASAM BASA
    Naura Adzanni
    Оценок пока нет
  • Jurnal Percobaan 2 - Kelompok 3 - Kimia 46
    Jurnal Percobaan 2 - Kelompok 3 - Kimia 46
    Документ5 страниц
    Jurnal Percobaan 2 - Kelompok 3 - Kimia 46
    Rezi Rafidan
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum I AKK
    Laporan Praktikum I AKK
    Документ17 страниц
    Laporan Praktikum I AKK
    Riri Karepu
    Оценок пока нет
  • LAPORAN 8 Anfis
    LAPORAN 8 Anfis
    Документ12 страниц
    LAPORAN 8 Anfis
    Aan Novianti
    Оценок пока нет
  • Dapus Larutan
    Dapus Larutan
    Документ1 страница
    Dapus Larutan
    Yudistira Fazri
    Оценок пока нет
  • Refleks
    Refleks
    Документ15 страниц
    Refleks
    Sylvia Anggraeni
    Оценок пока нет
  • Laporan Percobaan Larutan NaCl
    Laporan Percobaan Larutan NaCl
    Документ5 страниц
    Laporan Percobaan Larutan NaCl
    Lulu Kamalia
    Оценок пока нет
  • Reaksi Kimia
    Reaksi Kimia
    Документ6 страниц
    Reaksi Kimia
    Tsani Nur Achmad Faozan
    Оценок пока нет
  • Laporan Sistem Saraf Pusat Wanto
    Laporan Sistem Saraf Pusat Wanto
    Документ11 страниц
    Laporan Sistem Saraf Pusat Wanto
    Kurniawanto
    Оценок пока нет
  • Ekstraksi cair-cair asam benzoat
    Ekstraksi cair-cair asam benzoat
    Документ2 страницы
    Ekstraksi cair-cair asam benzoat
    EmLinda A. PhiLia
    100% (1)
  • Laporan Praktikum 2
    Laporan Praktikum 2
    Документ10 страниц
    Laporan Praktikum 2
    nia amelia
    Оценок пока нет
  • Anatomi Fisiologi Manusia
    Anatomi Fisiologi Manusia
    Документ51 страница
    Anatomi Fisiologi Manusia
    sisrinovrita
    Оценок пока нет
  • Laporan Modul 1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan - Kel 6D
    Laporan Modul 1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan - Kel 6D
    Документ30 страниц
    Laporan Modul 1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan - Kel 6D
    Febbyangie Wilan
    Оценок пока нет
  • Laju Endap Dan Gaya Apung
    Laju Endap Dan Gaya Apung
    Документ27 страниц
    Laju Endap Dan Gaya Apung
    Yuli Miftakul
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Ke-1 Kimia Dasar - Luthfi Ilham Ramadhan - Teknologi Pangan
    Laporan Praktikum Ke-1 Kimia Dasar - Luthfi Ilham Ramadhan - Teknologi Pangan
    Документ18 страниц
    Laporan Praktikum Ke-1 Kimia Dasar - Luthfi Ilham Ramadhan - Teknologi Pangan
    Cazzan V
    Оценок пока нет
  • Laporan Pembuatan Larutan
    Laporan Pembuatan Larutan
    Документ16 страниц
    Laporan Pembuatan Larutan
    RindahPutriAslami
    100% (1)
  • REAKSI NETRALISASI
    REAKSI NETRALISASI
    Документ25 страниц
    REAKSI NETRALISASI
    Dzikra Maulidyawati
    Оценок пока нет
  • PERBEDAAN
    PERBEDAAN
    Документ4 страницы
    PERBEDAAN
    Arif Brinaldi
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia Analitik
    Laporan Praktikum Kimia Analitik
    Документ14 страниц
    Laporan Praktikum Kimia Analitik
    AdeMuhammadSatelitManata
    Оценок пока нет
  • Koloid dalam farmasi
    Koloid dalam farmasi
    Документ4 страницы
    Koloid dalam farmasi
    Nonin Nuraningsih
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PRAKTIKUM PELARUTAN DAN PENGECERAN
    LAPORAN PRAKTIKUM PELARUTAN DAN PENGECERAN
    Документ8 страниц
    LAPORAN PRAKTIKUM PELARUTAN DAN PENGECERAN
    Umam Gooners Smilikity
    Оценок пока нет
  • Laporan Cuso4
    Laporan Cuso4
    Документ14 страниц
    Laporan Cuso4
    FiraSyafira
    Оценок пока нет
  • Jurnal Kimdas 1
    Jurnal Kimdas 1
    Документ2 страницы
    Jurnal Kimdas 1
    Instalasi Farmasi Ferina
    Оценок пока нет
  • TEORI HIDRAT
    TEORI HIDRAT
    Документ16 страниц
    TEORI HIDRAT
    Gita Putri Kusumawardani
    Оценок пока нет
  • Transpor Zat
    Transpor Zat
    Документ14 страниц
    Transpor Zat
    Chimul Lavigne 'L'
    100% (2)
  • PHARMASI DAN INDIKATOR
    PHARMASI DAN INDIKATOR
    Документ27 страниц
    PHARMASI DAN INDIKATOR
    swiking
    Оценок пока нет
  • Laporan Larutan
    Laporan Larutan
    Документ16 страниц
    Laporan Larutan
    Mulke Choerunisa Faisal
    Оценок пока нет
  • Pembahasan Laporan Praktikum Osmosis
    Pembahasan Laporan Praktikum Osmosis
    Документ14 страниц
    Pembahasan Laporan Praktikum Osmosis
    verina saraswati
    Оценок пока нет
  • Reaksi Penggantian Tunggal
    Reaksi Penggantian Tunggal
    Документ1 страница
    Reaksi Penggantian Tunggal
    Fadlan Maarif
    Оценок пока нет
  • Jurnal Anfisman SEL DARAH I
    Jurnal Anfisman SEL DARAH I
    Документ9 страниц
    Jurnal Anfisman SEL DARAH I
    Deta Meila Putri
    Оценок пока нет
  • Modul Kimia Dasar 1
    Modul Kimia Dasar 1
    Документ53 страницы
    Modul Kimia Dasar 1
    rohimah laura
    Оценок пока нет
  • Kimiaaaaaaaaa
    Kimiaaaaaaaaa
    Документ18 страниц
    Kimiaaaaaaaaa
    Lia Marnatal Sianturi
    Оценок пока нет
  • 1 Makalah
    1 Makalah
    Документ21 страница
    1 Makalah
    rahma_Po
    Оценок пока нет
  • Anatomi Ginjal
    Anatomi Ginjal
    Документ8 страниц
    Anatomi Ginjal
    Zera Dirgantara
    Оценок пока нет
  • Air Hidrat
    Air Hidrat
    Документ6 страниц
    Air Hidrat
    Atip's Queen
    Оценок пока нет
  • SIFAT KOLIGATIF
    SIFAT KOLIGATIF
    Документ24 страницы
    SIFAT KOLIGATIF
    Ilham Adisyah
    Оценок пока нет
  • Penentuan Rumus Empiris - Ferdi Nurhidayanto - 2114221028
    Penentuan Rumus Empiris - Ferdi Nurhidayanto - 2114221028
    Документ14 страниц
    Penentuan Rumus Empiris - Ferdi Nurhidayanto - 2114221028
    Ferdi Nurhidayanto
    Оценок пока нет
  • Laporan Redoks Dan Elektrokimia
    Laporan Redoks Dan Elektrokimia
    Документ7 страниц
    Laporan Redoks Dan Elektrokimia
    Faizal Aldino
    Оценок пока нет
  • Kimia Dasar Larutan
    Kimia Dasar Larutan
    Документ14 страниц
    Kimia Dasar Larutan
    Kazami Kurootsuki
    100% (2)
  • Dasar Teori Kardiovaskuler
    Dasar Teori Kardiovaskuler
    Документ2 страницы
    Dasar Teori Kardiovaskuler
    deny mahendra
    Оценок пока нет
  • Literatur Rumus Empiris
    Literatur Rumus Empiris
    Документ1 страница
    Literatur Rumus Empiris
    Muhammad Reza Pratama
    Оценок пока нет
  • Anfisman
    Anfisman
    Документ126 страниц
    Anfisman
    Dinda lestari
    Оценок пока нет
  • Makalah Kimia Organik 1 - Gugus Fungsi
    Makalah Kimia Organik 1 - Gugus Fungsi
    Документ18 страниц
    Makalah Kimia Organik 1 - Gugus Fungsi
    Asti Aprilia
    Оценок пока нет
  • Titrasi Permanganometri
    Titrasi Permanganometri
    Документ10 страниц
    Titrasi Permanganometri
    Nahlionny Ritman II
    Оценок пока нет
  • PENGENALAN ALAT LAB
    PENGENALAN ALAT LAB
    Документ17 страниц
    PENGENALAN ALAT LAB
    KPOP WebCam
    Оценок пока нет
  • Alat Kimia
    Alat Kimia
    Документ20 страниц
    Alat Kimia
    Miftha8035
    Оценок пока нет
  • Makalah Alat Lab Print
    Makalah Alat Lab Print
    Документ18 страниц
    Makalah Alat Lab Print
    Reksa Givarana Utama
    Оценок пока нет
  • KIMIA ORGANIK LAPORAN
    KIMIA ORGANIK LAPORAN
    Документ18 страниц
    KIMIA ORGANIK LAPORAN
    EegoAndriano
    Оценок пока нет
  • Laporan Asli
    Laporan Asli
    Документ17 страниц
    Laporan Asli
    VicKy J Firmanyah
    Оценок пока нет
  • Kimia Dasar Mingguan
    Kimia Dasar Mingguan
    Документ23 страницы
    Kimia Dasar Mingguan
    Cut Rifafitri Hanifah
    Оценок пока нет
  • Pengenalan Alat
    Pengenalan Alat
    Документ18 страниц
    Pengenalan Alat
    Wahyu Ardiansyah
    Оценок пока нет
  • Laporan Magang (Sulfur) - Revisi1
    Laporan Magang (Sulfur) - Revisi1
    Документ54 страницы
    Laporan Magang (Sulfur) - Revisi1
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Rules Pubgm
    Rules Pubgm
    Документ2 страницы
    Rules Pubgm
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Leafet Asam Urat Ujian
    Leafet Asam Urat Ujian
    Документ2 страницы
    Leafet Asam Urat Ujian
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Документ20 страниц
    Pemba Has An
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    Документ9 страниц
    ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Kimfis
    Kimfis
    Документ17 страниц
    Kimfis
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    Документ7 страниц
    ID Pengolahan Sampah Plastik Jenis Petpolye
    Febrian Dimas Adi Nugraha
    Оценок пока нет
  • TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRUKTUR ORGANISASI
    TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRUKTUR ORGANISASI
    Документ6 страниц
    TEKNOLOGI INFORMASI DAN STRUKTUR ORGANISASI
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Vitamin C
    Vitamin C
    Документ10 страниц
    Vitamin C
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Cover Skripsi
    Cover Skripsi
    Документ1 страница
    Cover Skripsi
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Sifat Fisik Dari Senyawa Halogen Yang Terdiri Dari Flour
    Sifat Fisik Dari Senyawa Halogen Yang Terdiri Dari Flour
    Документ1 страница
    Sifat Fisik Dari Senyawa Halogen Yang Terdiri Dari Flour
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • SAP Cuci Tangan
    SAP Cuci Tangan
    Документ8 страниц
    SAP Cuci Tangan
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • 4458 8739 1 SM
    4458 8739 1 SM
    Документ8 страниц
    4458 8739 1 SM
    BudiPratamaTarigan
    Оценок пока нет
  • Katalis Fix
    Katalis Fix
    Документ24 страницы
    Katalis Fix
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • 6737 20943 1 PB PDF
    6737 20943 1 PB PDF
    Документ4 страницы
    6737 20943 1 PB PDF
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Tetapan Kalorimeter dan Konsentrasi H2SO4
    Tetapan Kalorimeter dan Konsentrasi H2SO4
    Документ12 страниц
    Tetapan Kalorimeter dan Konsentrasi H2SO4
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Kimfis
    Kimfis
    Документ17 страниц
    Kimfis
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Karakterisasi Lempung
    Karakterisasi Lempung
    Документ17 страниц
    Karakterisasi Lempung
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Metabolisme FST-Karbohidrat (Bu Kiki)
    Metabolisme FST-Karbohidrat (Bu Kiki)
    Документ67 страниц
    Metabolisme FST-Karbohidrat (Bu Kiki)
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Limbah
    Limbah
    Документ13 страниц
    Limbah
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Senyawa Aromatis
    Senyawa Aromatis
    Документ44 страницы
    Senyawa Aromatis
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Limbah
    Limbah
    Документ13 страниц
    Limbah
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Khutbah Jumat Beriman Dan Bertaqwa
    Khutbah Jumat Beriman Dan Bertaqwa
    Документ5 страниц
    Khutbah Jumat Beriman Dan Bertaqwa
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Tugas Analitik 3 KLP 5
    Tugas Analitik 3 KLP 5
    Документ2 страницы
    Tugas Analitik 3 KLP 5
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • AHA Baru
    AHA Baru
    Документ14 страниц
    AHA Baru
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ7 страниц
    Abs Trak
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Tugas Jurnal Eka
    Tugas Jurnal Eka
    Документ8 страниц
    Tugas Jurnal Eka
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Kata Penganta1 Agro
    Kata Penganta1 Agro
    Документ2 страницы
    Kata Penganta1 Agro
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • Komputasi (Modul Terbaru)
    Komputasi (Modul Terbaru)
    Документ10 страниц
    Komputasi (Modul Terbaru)
    Putra Raka
    Оценок пока нет
  • TIMAH DALAM MAKALAH
    TIMAH DALAM MAKALAH
    Документ16 страниц
    TIMAH DALAM MAKALAH
    Putra Raka
    Оценок пока нет