Вы находитесь на странице: 1из 39

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1
4.1.1

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Gambaran Umum Koperasi


Secara harafiah kata koperasi berasal dari Cooperation (Inggris),
Cooperatie (Belanda) yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bekerja
bersama.

4.1.2

Struktur Organisasi Koperasi serba usaha


Struktur organisasi pengelolaan sebuah koperasi serba usaha tercermin

pada bagan organisasi koperasi serba usaha tersebut. Bagan tersebut


mencerminkan seluruh kegiatan yang dilakukan koperasi serba usaha. Bentuk
struktur atau bagan organisasi setiap koperasi serba usaha tidak bisa disamakan

karena tergantung dari besar kecilnya dan kebutuhan dari koperasi serba usaha
yang bersangkutan. Sebagai contoh struktur organisasi sebuah koperasi serba
usaha dapat ditunjukkan seperti Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha Satya Dharma
Rapat Anggota
Badan Pengawas

Pengurus
Ketua
Sekretaris
Bendahara

Manager

Operasional

Pinjaman

PDL

Kolektor

Keuangan

Operasional Support

Anggota
Sumber : Koperasi Serba Usaha Satya Dharma, 2015

Adapun penjelasan dari Gambar 4.1 adalah sebagai berikut:


1) Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi dan
sebagai media pelaksanaan hak dan kewajiban anggota koperasi secara
demokratis.
2) Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota yang bertugas


memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakili koperasi di dalam
dan di luar pengadilan. Mengajukan Rancangan Rencana Kerja serta
Rancangan

Rencana

Anggaran

dan

Pendapatan

Belanja

Koperasi,

menyelenggarakan Rapat Anggota, mengajukan laporan keuangan dan


pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. Pengurus diangkat melalui Rapat
Anggota dan bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
3) Badan Pengawas
Badan pengawas diangkat oleh anggota melalui Rapat Anggota dan berasal
dari anggota yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha dan organisasi koperasi seperti memeriksa dan meneliti kebenaran
pembukuan dan catatan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi dan
usaha koperasi, meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan tugas pengurus,
memberikan saran dan usul agar koperasi dapat berusaha dengan lebih baik.

4) Manager
Manajer diangkat oleh pengurus yang bertugas mewakili pengurus didalam
mengelola koperasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pengurus. Mengarahkan semua tindakan yang
diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan dengan memimpin
dan mengarahkan semua staf dalam koperasi

5) Operasional
Mengkoordinir kegiatan operasional, sehingga semua bawahan bekerja sesuai
dengan uraian tugas yang ditetapkan dengan penuh tanggung jawab
menyelenggarakan penghimpunan dana, administrasi dana yang dihimpun
dengan tertib, teratur dan seksama, menyelenggarakan pembukuan semua
transaksi keuangan dan membuat laporan-laporan yang diperlukan.
Bertanggung jawab kepada manajer koperasi.
6) Pinjaman
Bertugas untuk mengelola pinjaman secara umum mencari calon-calon
peminjam yang berkualitas, membina anggota/peminjam agar usahanya
berkembang sehingga pinjamannya lancar tidak ada tunggakan baik pokok
ataupun bunga.Bertanggungjawab kepada manajer koperasi.
7) Keuangan
8) Operasional Support
9) PDL
10) Kolektor
4.2 Data Penelitian
4.2.1 Deskripsi Responden
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 KSU dari 84 KSU yang
ditetapkan, hal ini dikarenakan setelah dilakukan pengecekan ke lokasi 44 KSU
alamatnya tidak ditemukan. Untuk 1 koperasi koperasi serba usaha diberikan 3

kuesioner yang ditujukan kepada karyawan koperasi serba usaha yang secara
langsung menggunakan sistem informasi akuntansi dalam pekerjaannya. Data
dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung datang ke koperasi
serba usaha yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Tabel 4.1 Rincian
Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Tabel 4.1 Data Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner
Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang disebar
120
Kuesioner yang tidak kembali
29
Kuesioner yang dikembalikan
91
Kuesioner yang tidak bersedia diisi
6
Kuesioner yang digunakan
85
Tingkat pengembalian (response rate):
91/102 x 100 persen = 89,22 %
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable response rate):
85/91 x 100 persen = 93,41 %
Sumber : Data primer diolah, 2015
Penelitian ini layak untuk dilanjutkan karena berdasarkan central limit
theorem menyatakan bahwa jumlah minimal sampel untuk mencari kurva normal
setidaknya mencapai nilai responden minimum 30 (Sugiyono,2014: 129).

4.2.2 Karakteristik Responden


Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu prinsip
prinsip good corporate governance dan kinerja keuangan sebagai variabel
independen. Pengukuran variabel dependen dilakukan melalui perolehan data dari
penyebaran kuesioner. Data karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.2 yang mencantumkan karakteristik responden beserta dengan jumlahnya.

Tabel 4.2 Karakterisistik Responden


Keterangan
Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Pria

34 Orang

40 %

Wanita

51 Orang

60 %

Jumlah
Usia

85 Orang

100 %

30 tahun

31 Orang

36,47 %

> 30 tahun

54 Orang

63,53 %

Jumlah
Tingkat Pendidikan

85 Orang

100 %

SLTA

3 Orang

3,53 %

SMA

40 Orang

47,06 %

D3

5 Orang

5,88 %

S1

36 Orang

42,35 %

S2

1 Orang

1,18 %

Jumlah
Pengalaman kerja

85 Orang

100 %

2 tahun

30 Orang

35,29 %

> 3 tahun

55 Orang

64,71 %

Jumlah

85 Orang

100 %

Sumber : Data primer diolah, 2015

Dari uraian diatas karakteristik responden untuk penelitian ini meliputi


jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Adapun uraian
karakteristik responden sebagai berikut.
1. Jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui proporsi responden pria
dan wanita pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Timur.
Responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 34 orang (40%), dan
responden yang berjenis kelamin wanita 51 orang (60%).
2. Usia digunakan untuk mengethui rentang usia responden yang menjabat
sebagai karyawan koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Timur.
Responden yang berusia 30 tahun berjumlah 31 orang (36,47%) dan
responden yang berusia > 30 tahun berjumlah 54 orang (63,53%).
3. Tingkat pendidikan digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat
pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden yang menjabat sebagai
karyawan di koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Timur.
Sebanyak 3 orang (3,53%) pendidikan terahirnya SLTA, 40 orang
(47,06%) dengan tingkat pendidikan SMA, 5 orang (5,88%) dengan
tingkat pendidikan D3, 36 orang (42,35%) dengan tingkat pendidikan D3,
dan terakhir 1 orang (3%) responden dengan tingkat pendidikan S2.
4. Pengalaman kerja digunakan sebagai indikator untuk mengetahui lamanya
responden bekerja menjadi karyawan di koperasi serba usaha di
Kecamatan Denpasar Timur. Responden yang memiliki pengalaman kerja
2 tahun berjumlah 30 orang (35,29 %), dan responden yang memiliki
pengalaman kerja > 2 berjumlah 55 orang (64,71%).

4.2 Hasil Penelitian


4.3.1

Hasil Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan

informasi tentang karakteristik variabel penelitian. Nilai minimum menunjukkan


nilai terkecil/terendah pada suatu gugus data. Nilai maksimum menunjukkan nilai
terbesar/tertinggi pada suatu gugus data. Rata-rata (mean) merupakan cara yang
paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data
yang diteliti. Deviasi standar adalah ukuran yang menunjukkan standar
penyimpangan data observasi terhadap rata-rata datanya (Ghozali,2009: 19).
Hasil statistik deskriptif pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif
Variabel
N Minimum Maximum
Partisipasi Pemakai (X1)
85
6.49
21.60
Ukuran Organisasi(X2)
85
1.00
4.47
Kompleksitas Tugas (X3)
85
4.00
15.96
Kemampuan Pemakai SI (X4)
85
3.00
12.59
Kinerja SIA (Y)
85
6.00
23.99
Sumber: Data primer diolah, 2015 (Lampiran 3)

Mean Std. Deviation


14.6472
3.91527
2.1989
1.00039
11.3681
3.34663
8.4396
2.66390
17.3414
4.97082

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:


1) Variabel Partisipasi Pemakai (X1) memiliki nilai minimum sebesar 6,49, nilai
maksimum sebesar 21,60, mean sebesar 14.6472, dan standar deviasi sebesar
3.91527. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan nilai partisipasi pemakai yang
diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 3.91527.
2) Variabel Ukuran Organisasi (X2) memiliki nilai minimum sebesar 1.00, nilai
maksimum sebesar 4.47, mean sebesar 2.1989, dan standar deviasi sebesar

1.00039. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan nilai komunikasi pemakaipengembang yang diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 1.00039.
3) Variabel Kompleksitas Tugas (X3) memiliki nilai minimum sebesar 4.00, nilai
maksimum sebesar 15.96, mean sebesar 11.3681, dan standar deviasi sebesar
3.34663. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan nilai komunikasi pemakaipengembang yang diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 3.34663.
4) Variabel Kemampuan Pemakai Sistem Informasi (X4) memiliki nilai minimum
sebesar 3.00, nilai maksimum sebesar 12.59, mean sebesar 8.4396, dan standar
deviasi sebesar 2.66390. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan nilai komunikasi
pemakai-pengembang yang diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 2.66390.
5) Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) memiliki nilai minimum sebesar
6.00, nilai maksimum sebesar 23.99, mean sebesar 17.3414, dan standar deviasi
sebesar 4.97082. Hal ini menunjukkan terjadi perbedaan nilai kepuasan pemakai
yang diteliti dengan nilai rata-ratanya sebesar 4.97082.
4.3.2

Uji Instrumen
Untuk menentukan apakah instrumen penelitian cukup handal untuk

digunakan dalam penelitian ini maka setiap instrumen penelitian perlu diuji
dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
1) Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner tersebut valid. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for windows. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mengukur data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2010:

172). Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika
harga korelasi di atas 0,3 (Sugiyono,2010: 178).
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
N
o

Variabel

Partisipasi Pemakai
(X1)

Ukuran Organisasi
(X2)

Item
Pernyataa
X1.1
X1.2
X1.3
X1.5

Korelasi Item
Total
0.834
0.731
0.758
0.844

X2

X3.1
X3.2
Kompleksitas Tugas
3
(X3)
X3.3
X3.4
X4.1
Kemampuan Pemakai
4
Sistem Informasi
X4.2
(X4)
X4.3
Y1.1
Y1.2
Kinerja Sistem
Y1.3
5
Informasi Akuntansi
Y1.4
(Y)
Y1.5
Y1.6
Sumber: Data primer diolah, 2015 (Lampiran 4)

Keteranga
n
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0.902
0.801
0.855
0.791
0.848
0.890
0.936
0.840
0.857
0.824
0.815
0.788
0.908

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari masing-masing item


pernyataan dalam kuesioner lebih besar dari 0,30 sehingga dapat dinyatakan
bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner valid sehingga layak digunakan
dalam penelitian.
2) Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasikan data yang

sama (Sugiyono,2010: 173). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai


Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,6 (Imam Ghozali, 2009: 133). Hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbachs Alpha
Partisipasi Pemakai (X1)
0.859
Ukuran Organisasi (X2)
Kompleksitas Tugas (X4)
0.856
Kemampuan Pemakai Sistem Informasi (X5)
0.872
Kinerja sistem informasi akuntansi (Y)
0.913
Sumber: Data primer diolah, 2015 (Lampiran 5)

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa kelima instrumen penelitian memiliki


koefisien Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,60 sehingga pernyataan dalam
kuesioner tersebut reliabel.
4.3.3

Uji Asumsi Klasik


Model persamaan regresi harus melalui uji asumsi klasik. Model regresi

yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat masalah data yang
distribusinya

tidak

normal,

masalah

multikolinearitas

dan

masalah

heteroskedastisitas. Adapun pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji


normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi
klasik yang diolah dengan bantuan komputer program SPSS for windows versi
15.0.
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
bebas dan terikat berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan

adalah statistik Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal


jika koefisien Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari alpha 0,05 (Utama,2009:
89). Hasil uji normalitas dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Unstandardized
Residual
78
.000
4.012
.118
.118
-.070
1.041
.228

Sumber: Lampiran 19
Tabel 4.6 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,041 dan koefisien
Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,228 lebih besar dari alpha 0,05 yang artinya
variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem
informasi akuntansi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kualitas
informasi dan penggunaan software dalam organisasi dan kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai berdistribusi
normal.

2) Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier
diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Hasil tolerance yang
nilainya lebih besar dari 10 persen (0,10) dan VIF yang besarnya kurang dari
10 mengindikasikan tidak adanya multikolinieritas (Ghozali,2009: 96).
Multikolinieritas dapat dilihat dari hasil tolerance atau varian inflation factor
(VIF) yang disajikan dalam Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi akuntansi (X1)
Kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi (X2)
Ukuran organisasi (X3)
Dukungan manajemen (X4)
Formalisasi pengembangan sistem informasi
akuntansi (X5)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X6)
Kualitas informasi (X7)
Penggunaan software dalam organisasi (X8)
Sumber: Lampiran 20

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0,389

2,572

0,461

2,167

0,775
0,450
0,528

1,291
2,223
1,896

0,513
0,470
0,355

1,948
2,128
2,818

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa seluruh variabel menunjukkan nilai tolerance


lebih dari 10 persen dan nilai VIF yang kurang dari 10. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
3) Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel bebas tidak sama
untuk semua pengamatan. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang

homogen (Utama,2009: 94). Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak
terdapat heteroskedastisitas, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
terdapat

heteroskedastisitas.

Tabel

4.8

menunjukkan

hasil

uji

heteroskedastisitas untuk penelitian ini.


Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi akuntansi (X1)
Kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi (X2)
Ukuran organisasi (X3)
Dukungan manajemen (X4)
Formalisasi pengembangan sistem informasi
akuntansi (X5)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X6)
Kualitas informasi (X7)
Penggunaan software dalam organisasi (X8)
Sumber: Lampiran 21

Signifikans
i

-1,450

0,152

1,031

0,306

-0,242
-0,053
-0,151

0,810
0,958
0,881

0,610
0,052
-0,043

0,544
0,959
0,966

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa seluruh variabel menunjukkan nilai signifikansi


lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas
dalam penelitian ini.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Uji hipotesis melalui analisis regresi linear berganda mencari pengaruh
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi
(X1), kemampuan tenik personal sistem informasi akuntansi (X2), ukuran
organisasi (X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan
sistem informasi akuntansi (X5), program pelatihan dan pendidikan pemakai (X6),
kualitas informasi (X7) dan penggunaan software dalam organisasi (X8) terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemkai (Y).
Tabel 4.9 menunjukkan hasil analisis regresi linear berganda dengan rumus :
Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 +6X6 + 7X7 + 8X8 + e .......(3)
Notasi :
Y

= Kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan


pemakai

= Konstan
X1
= Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi akuntansi
X2
= Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
X3
= Ukuran organisasi
X4
= Dukungan manajemen puncak
X5
= Formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi
X6
= Program pelatihan dan pendidikan pemakai
X7
= Kualitas informasi
X8
= Penggunaan software dalam organisasi
1
= Koefisien regresi keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi akuntansi
2
= Koefisien regresi kemampuan teknik personal sistem informasi
akuntansi
3
= Koefisien regresi ukuran organisasi
4
= Koefisien regresi dukungan manajemen puncak
5
= Koefisien regresi formalisasi pengembangan sistem informasi
akuntansi
6
= Koefisien regresi program pelatihan dan pendidikan pemakai
7
= Koefisien regresi kualitas informasi
8
= Koefisien regresi penggunaan software dalam organisasi
e
= Komponen pengganggu
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model
(Constant)
Keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi
akuntansi (X1)

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
-1,770
2,061

Standardized
Coefficient

Sig.

-0,859

0,393

Beta

0,201

0,155

0,099

1,303

0,197

Kemampuan teknik personal sistem


informasi akuntansi (X2)

0,477

0,165

0,202

2,895

0,005

Ukuran organisasi (X3)

0,289

0,550

0,028

0,525

0,602

Dukungan manajemen (X4)

0,420

0,164

0,181

2,558

0,013

Formalisasi pengembangan sistem


informasi akuntansi (X5)

0,019

0,190

0,007

0,101

0,920

Program pelatihan dan pendidikan


pemakai (X6)

0,347

0,154

0,149

2,251

0,028

Kualitas informasi (X7)

0,445

0,157

0,195

2,824

0,006

Penggunaan software dalam


organisasi (X8)

0,339

0,115

0,277

3,479

0,001

0,919

0,845

Adjusted R Square

0,827

F Hitung

47,112

Signifikansi F

0,000

Sumber: Lampiran 22
Dilihat dari Tabel 4.9, analisis regresi linear berganda variabel keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi (X 1),
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2), ukuran organisasi
(X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem
informasi akuntansi (X5), program pelatihan dan pendidikan pemakai (X 6),
kualitas informasi (X7) dan penggunaan software dalam organisasi (X8) terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai (Y)
diperoleh hasil koefisien 0 = -1,770 dan nilai koefisien 1 = 0,201; 2 = 0,477; 3
= 0,289; 4 = 0,420; dan 5 = 0,019; 6 = 0,347; 7 = 0,445; 8 = 0,339.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka model regresi linear berganda adalah
sebagai berikut.
Y = -1,770 +0,201X1+0,477X2+0,289X3+0,420X4+0,019X5+0,347X6 0,445X7 +
0,339X8 +e.................................................................................................(4)

Arti dari masing-masing nilai koefisien dari X1 X8 dan nilai konstanta di atas
adalah sebagai berikut.
1) Konstanta -1,770 menunjukkan bahwa jika keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi akuntansi (X1), kemampuan teknik personal
sistem informasi akuntansi (X2), ukuran organisasi (X3), dukungan manajemen
puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi (X5),
program pelatihan dan pendidikan pemakai (X6), kualitas informasi (X7),
penggunaan software dalam organisasi (X8) sama dengan nol, maka kinerja
sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai sebesar
-1,770 satuan.
2) Koefisien regresi 0,201 menunjukkan bila keterlibatan pemakai sistem
informasi akuntansi (X1) meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai akan mengalami
peningkatan sebesar 0,201 satuan dengan syarat (X2), (X3), (X4), (X5), (X6),
(X7), dan (X8) tetap.
3) Koefisien regresi 0,477 menunjukkan bila kemampuan teknik personal sistem
informasi akuntansi (X2) meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai akan mengalami
peningkatan sebesar 0,477 satuan dengan syarat (X1), (X3), (X4), (X5), (X6),
(X7), dan (X8) tetap.
4) Koefisien regresi 0,289 menunjukkan bila ukuran organisasi (X 3) meningkat
satu satuan maka kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai akan mengalami peningkatan sebesar 0,289 satuan dengan
syarat (X1), (X2), (X4), (X5), (X6), (X7), dan (X8) tetap.
5) Koefisien regresi 0,420 menunjukkan bila dukungan manajemen puncak (X 4)
meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur

dengan kepuasan pemakai akan mengalami peningkatan sebesar 0,420 satuan


dengan syarat (X1), (X2), (X3), (X5), (X6), (X7), dan (X8) tetap.
6) Koefisien regresi 0,019 menunjukkan bila formalisasi pengembangan sistem
informasi akuntansi (X5) meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai akan mengalami
peningkatan sebesar 0,019 satuan dengan syarat (X1), (X2), (X3), (X4), (X6),
(X7), dan (X8) tetap.
7) Koefisien regresi 0,347 menunjukkan bila program pelatihan dan pendidikan
pemakai (X6) meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai akan mengalami peningkatan sebesar
0,347 satuan dengan syarat (X1), (X2), (X3), (X4), (X5), (X7), dan (X8) tetap.
8) Koefisien regresi 0,445 menunjukkan bila kualitas informasi (X 7) meningkat
satu satuan maka kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai akan mengalami peningkatan sebesar 0,445 satuan dengan
syarat (X1), (X2), (X3), (X4), (X5), (X6), dan (X8) tetap.
9) Koefisien regresi 0,339 menunjukkan bila penggunaan software dalam
organisasi (X8) meningkat satu satuan maka kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai akan mengalami peningkatan sebesar
0,339 satuan dengan syarat (X1), (X2), (X3), (X4), (X5), (X6), dan (X7) tetap.
Analisis regresi linear berganda mengamati goodness of fit (uji kecocokan)
dengan melihat adjusted R square, uji kelayakan model (uji F) dan uji hipotesis
(uji t) yaitu sebagai berikut:
1) Adjusted R Square
Adjusted R square mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Utama,2009: 70). Berdasarkan hasil

perhitungan, didapatkan nilai adjusted R square = 0,827. Hal ini mengandung


pengertian bahwa 82,7 persen variabel kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai dapat dijelaskan oleh variabel
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, ukuran organisasi,
dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi
akuntansi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kualitas informasi dan
penggunaan software dalam organisasi. Sebesar 17,3 persen variabel kinerja
sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian misalnya
seperti lokasi departemen sistem informasi akuntansi, keberadaan dewan
pengarah

sistem

informasi

akuntansi,

teknologi

informasi,

prosedur

operasional dan lainnya.


2) Uji kelayakan model (uji F)
Uji kelayakan model atau uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas
secara

serempak

mempunyai

pengaruh

terhadap

variabel

dependen

(Utama,2009: 71).
(a) Perumusan hipotesis statistik
H0 :

1 = 2 = 3 = 4 = 5 = 6 = 7 = 8 = 0, artinya keterlibatan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, ukuran
organisasi,
dukungan
manajemen
puncak,
formalisasi
pengembangan sistem informasi akuntansi, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, kualitas informasi dan penggunaan software
dalam organisasi secara serempak tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.

H1 :

1 2 3 4 5 6 7 8 0, artinya keterlibatan pemakai


dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, ukuran
organisasi,
dukungan
manajemen
puncak,
formalisasi
pengembangan sistem informasi akuntansi, program pelatihan dan
pendidikan pemakai, kualitas informasi dan penggunaan software
dalam organisasi secara serempak berpengaruh positif terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan
pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar

.
(b) Menentukan besarnya taraf nyata () = 5% dan degree of freedom (df =
V1, V2), dimana V1 = (k-1) dan V2 = (n-k) untuk menentukan Ftabel.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika

: nilai signifikansi F lebih besar dari 0,05 atau


Fhitung lebih kecil dari Ftabel

H0 ditolak jika

: nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 atau


F hitung lebih besar dari F tabel

(d) Hasil uji F dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 47,112
(e) Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda menunjukkan nilai
Fhitung sebesar 47,112 dengan tingkat signifikansi 0,000. F tabel =(0,05)(8)(69) =
2,075. Hal ini berarti Fhitung = 47,112 lebih besar dari Ftabel = 2,075 dan
signifikansi F = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti model yang
digunakan pada penelitian ini adalah layak (fit). Keterlibatan pemakai
dalam

proses

pengembangan

sistem

informasi

akuntansi

(X1),

kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi (X2), ukuran


organisasi (X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi
pengembangan sistem informasi akuntansi (X5), program pelatihan dan

pendidikan pemakai (X6), kualitas informasi (X7) dan penggunaan


software dalam organisasi (X8) secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan
pemakai (Y) pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
3) Uji hipotesis (uji t)
Uji hipotesis menggunakan uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Utama,2009: 71).
(1) Pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

H1 :

i = 0 artinya, variabel keterlibatan pemakai dalam proses


pengembangan sistem informasi akuntansi (X1) secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
i > 0 artinya, variabel keterlibatan pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi akuntansi (X1) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.

(b) Taraf nyata


Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau

t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel


H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 1,303
(e) Simpulan
Hasil perhitungan diketahui bahwa nilai signifikansi t = 0,197 untuk
dua sisi, sehingga lebih besar dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) = 1,994
lebih besar dari thitung = 1,303, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini
berarti keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi akuntansi (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai (Y).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem informasi akuntansi bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Perdana (2011) yang menyatakan bahwa
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi. Pentingnya partisipasi pemakai dalam
proses pengembangan sistem dapat meningkatkan kualitas sistem
dengan menyediakan penafsiran kebutuhan-kebutuhan informasi
pemakai secara akurat dan lengkap (Amrul dan Ahyadi, 2005).

Mengingat suatu koperasi serba usaha yang tersebar di berbagai


tempat tidak hanya di kota Denpasar bahkan di seluruh Indonesia dan
sebagian besar keputusan berada pada kantor pusat menyebabkan
rendahnya keterlibatan pemakai sistem informasi akuntansi dalam
proses pengembangan sistem informasi akuntansi.
(2) Pengaruh kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

i = 0 artinya, variabel kemampuan teknik personal sistem


informasi akuntansi (X2) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha
di Kota Denpasar.
H1 :
i > 0 artinya, variabel kemampuan teknik personal sistem
informasi akuntansi (X2) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha
di Kota Denpasar.
(b) Taraf nyata
Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau


t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel

H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 2,895

(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,005
untuk dua sisi, sehingga lebih kecil dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) =
1,994 lebih kecil dari thitung = 2,895, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi
(X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai (Y). Hasil
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Pranadata (2011) yaitu,
kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengguna yang
memiliki kemampuan teknik sistem informasi akuntansi yang baik
meningkatkan kepuasaan terhadap sistem informasi akuntansi.
(3) Pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0:

H1:

i = 0 artinya, variabel ukuran organisasi (X3) secara parsial


tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
i > 0 artinya, variabel ukuran organisasi (X3) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai pada
koperasi serba usaha di Kota Denpasar.

(b) Taraf nyata


Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.

(c) Kriteria simpulan


H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau


t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel

H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 0,525
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,602
untuk dua sisi, sehingga lebih besar dari 0,025 dan nilai t tabel(0,025)(69) =
1,994 lebih besar dari thitung = 0,525, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti ukuran organisasi (X3) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai (Y).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran organisasi bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Citra Dewi (2010) yang
menyatakan bahwa ukuran organisasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Komara (2005)
yang menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
ukuran organisasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi yang
berarti semakin besar ukuran perusahaan, yang didukung oleh sumber

daya yang lebih besar akan meningkatkan kepuasan pemakai dan


pemakaian sistem informasi akuntansi dalam perusahaan.
Mengingat bahwa jumlah karyawan yang bekerja pada suatu koperasi
serba usaha tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai ukuran
koperasi serba usaha. Jumlah karyawan yang sedikit jika didukung
dengan

jaringan

yang

besar

koperasi

serba

usaha

dapat

mengumpulkan dana untuk melakukan pengembangan sistem


informasi akuntansi yang lebih baik, dengan menggunakan sistem
informasi yang baik, suatu koperasi serba usaha dapat beroperasi
dengan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit namun hal tersebut
tidak mempengaruhi kepuasan pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang dioperasikan oleh koperasi serba usaha.
(4) Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

i = 0 artinya, variabel dukungan manajemen puncak (X4)


secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan
pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
H1 : i > 0 artinya, variabel dukungan manajemen puncak (X4)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
(b) Taraf nyata
Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.

(c) Kriteria simpulan


H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau


t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel

H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 2,558
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,013
untuk dua sisi, sehingga lebih kecil dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) =
1,994 lebih kecil dari thitung = 2,558, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti dukungan manajemen puncak (X 4) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai (Y). Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Pratiwi (2010). Ismail dan King (2007)
menyatakan bahwa manajemen puncak yang memiliki komitmen
dalam bentuk partisipasi pada proyek komputerisasi juga akan
mendorong

pemakai

sistem

informasi

akuntansi

untuk

mengembangkan sikap positif terhadap proyek teknologi informasi dan


dengan demikian dapat mengarahkan organisasi mencapai keselarasan.
Hamdan (2012) menyatakan bahwa keuntungan dari adanya dukungan
manajemen puncak, adalah untuk memotivasi karyawan (pengguna)
untuk membantu dan bekerja sama dalam pengembangan sistem.
(5) Pengaruh formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai

(a) Perumusan hipotesis


H0 :

H1 :

i = 0 artinya, variabel formalisasi pengembangan sistem


informasi akuntansi (X5) secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang
diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di
Kota Denpasar.
i > 0 artinya, variabel formalisasi pengembangan sistem
informasi akuntansi (X5) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di Kota
Denpasar.

(b) Taraf nyata


Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika : nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau
t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel
H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 0,101
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,920
untuk dua sisi, sehingga lebih besar dari 0,025 dan nilai t tabel(0,025)(69) =
1,994 lebih besar dari thitung = 0,101, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi
(X5) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai


(Y).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa formalisasi pengembangan
sistem informasi akuntansi bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Pranadata (2011) yang menyatakan
bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi. Lee dan Kim dalam Tjhai (2002) menyatakan
formalisasi sistem informasi berarti proses pengembangan sistem
yang didokumentasikan secara sistematik dan dikonfirmasikan
dengan dokumen yang ada akan mempengaruhi keberhasilan
penerapan sistem informasi. (Amir,2000) dalam Ratna Sari (2009)
menyatakan sejarah pengembangan sistem komputer menunjukan
bahwa hasil positif lebih sering didapat jika proses pengembangan
sistem distukturkan secara formal, didokumentasikan, dan sesuai
dengan teknik pengendalian manajemen.
Mengingat sistem bisnis yang digunakan adalah waralaba dimana
setiap restoran yang berada dalam satu merek dagang yang sama
memiliki keseragaman sistem yang ditentukan oleh kantor pusat
mempengaruhi proses pengembangan sistem informasi akuntansi.
Proses pengembangan sistem informasi akuntansi yang sebagian

besar terpusat di kantor pusat menyebabkan formalisasi terhadap


proses

pengembangan

sistem

informasi

akuntansi

tidak

mempengaruhi kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi.


(6) Pengaruh program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

i = 0 artinya, variabel program pelatihan dan pendidikan


pemakai (X6) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di Kota
Denpasar.
H1 : i > 0 artinya, variabel program pelatihan dan pendidikan
pemakai (X6) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
(b) Taraf nyata
Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika : nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau
t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel
H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 2,251
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,028
untuk dua sisi, sehingga lebih besar dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) =

1,994 lebih kecil dari thitung = 2,251, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti program pelatihan dan pendidikan (X6) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai (Y). Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian Pranadata (2011). Zhu (2009)
mengungkapkan bahwa pemberian pendidikan informasi untuk
mendidik

sensitivitas

penangkapan,

analisis

pengguna
dan

informasi

penyerapan

dan

informasi,

kesadaran
termasuk

kesadaran kebutuhan informasi, akses ke informasi, kesadaran


terbatas pada informasi, kesadaran informasi inovasi dan lain-lain.
(7) Pengaruh kualitas informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

H1 :

i = 0 artinya, variabel kualitas informasi (X 7) secara parsial


tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi
serba usaha di Kota Denpasar.
i > 0 artinya, variabel kualitas informasi (X 7) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi
serba usaha di Kota Denpasar.

(b) Taraf nyata


Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau

t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel


H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 2,824
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,006
untuk dua sisi, sehingga lebih kecil dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) =
1,994 lebih kecil dari thitung = 2,824, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti kualitas informasi (X7) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur
dengan kepuasan pemakai (Y). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Istianingsih dan Setyo (2008). Model kesuksesan sistem
informasi yang dirancang DeLone dan McLane (1992) menyatakan
kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap kepuasaan pemakai
sistem informasi. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi akan meningkatkan kepuasan pemakai sistem
informasi akuntansi.
(8) Pengaruh penggunaan software dalam organisasi terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai
(a) Perumusan hipotesis
H0 :

H1 :

i = 0 artinya, variabel penggunaan software dalam organisasi


(X8) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan
kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
i > 0 artinya, variabel penggunaan software dalam organisasi
(X8) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan


pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
(b) Taraf nyata
Menentukan besarnya taraf nyata () = 5%, /2 = 0,025 dan degree of
freedom (df) = n - k untuk menentukan t tabel dan menggunakan uji 2
sisi. Nilai t(0,025); (78-9) sebesar 1,994.
(c) Kriteria simpulan
H0 diterima jika

: nilai signifikansi t lebih besar dari 0,025 atau


t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel

H0 ditolak jika

: nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,025 atau


t hitung lebih besar dari t tabel

(d) Hasil uji t dengan bantuan Program SPSS versi 15 adalah 3,479
(e) Simpulan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikansi t = 0,001
untuk dua sisi, sehingga lebih kecil dari 0,025 dan nilai ttabel(0,025)(69) =
1,994 lebih kecil dari thitung = 3,479, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti penggunaan software dalam organisasi (X8) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
yang diukur dengan kepuasan pemakai (Y). Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Pratiwi (2010). Penggunaan sofware menjadi
hal penting dalam menilai kinerja sistem informasi akuntansi yang
digunakan organisasi. Software yang handal akan dapat memberikan

output informasi yang tepat dan cepat sehingga dapat digunakan dalam
menarik suatu keputusan oleh manajemen.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1) Variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi, dukungan


manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kualitas
informasi dan penggunaan software dalam organisasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan
pemakai pada koperasi serba usaha di Kota Denpasar.
Pengguna yang memiliki kemampuan teknik sistem informasi akuntansi yang
baik akan mendorong pengguna untuk menggunakan sistem informasi
akuntansi dan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi lebih
tinggi. Komitmen dan dukungan dari manajemen puncak dalam penggunaan
sistem informasi akuntansi pada organisasi dapat mendorong sikap positif
karyawan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga dapat
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut.
Pemakai yang telah mengikuti program pelatihan dan pendidikan untuk
mengoperasikan sistem informasi akuntansi akan dapat meningkatkan
kepuasan pada diri pemakai sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi akuntansi akan meningkatkan kepuasaan pemakai sehingga
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Software yang handal
akan dapat memberikan output informasi yang tepat dan cepat sehingga dapat

digunakan untuk menarik suatu keputusan oleh manajemen. Penggunaan


software yang terpercaya akan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi.
2) Variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi, ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi
akuntansi pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai pada koperasi serba usaha di
Kota Denpasar.
Variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
akuntansi tidak berpengaruh signifikan dikarenakan sebagian besar sampel
merasa tingkat keterlibatan mereka sangat rendah dalam pengembangan
sistem informasi akuntansi disebabkan karena jalur koordinasi dengan kantor
pusat yang bertindak sebagai pengambil keputusan cukup kompleks dan
koperasi serba usaha yang tersebar di seluruh Indonesia.
Variabel ukuran organisasi tidak berpengaruh signifikan disebabkan dalam
mengukur ukuran koperasi serba usaha tidak dapat hanya didasari atas jumlah
karyawan yang bekerja. Jumlah karyawan yang sedikit jika didukung dengan
jaringan yang besar, koperasi serba usaha dapat mengumpulkan dana untuk
melakukan pengembangan sistem informasi akuntansi.
Variabel formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi tidak
berpengaruh signifikan disebabkan karena sistem bisnis yang digunakan
adalah waralaba dimana setiap restoran yang berada dalam satu merek
dagang yang sama memiliki keseragaman sistem yang ditentukan oleh kantor

pusat mempengaruhi proses pengembangan sistem informasi akuntansi.


Proses pengembangan sistem informasi akuntansi yang sebagian besar
terpusat di kantor pusat menyebabkan formalisasi terhadap proses
pengembangan sistem informasi akuntansi tidak mempengaruhi kepuasan
pemakai sistem informasi akuntansi.
5.2

Saran
Saran penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi koperasi


serba usaha di Kota Denpasar untuk meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansinya yang dioperasikan oleh restoran. Variabel yang tidak signifikan
dalam penelitian ini adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi akuntansi. Melihat hal tersebut sebaiknya koperasi serba
usaha dapat meningkatkan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan
sistem informasi akuntansi.
2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi koperasi serba
usaha agar menjadi masukan baru pada proses pengembangan sistem
informasi akuntansi yang digunakan. Koperasi serba usaha juga diharapkan
terus merancang dan melakukan evaluasi terhadap sistem informasi akuntansi
yang digunakan sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen
dan dapat menghasilkan informasi yang lebih handal dan akurat sehingga
dapat menjaga eksistensinya di industri kuliner.

3) Keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini yaitu penelitian


ini hanya mengambil obyek yang terbatas yaitu karyawan yang bekerja di
koperasi serba usaha di Kota Denpasar yang tercatat di Dinas Pendapatan Kota
Denpasar. Variabel yang tidak signifikan pada penelitian ini adalah ukuran
organisasi dan formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi
disebabkan karena jumlah populasi yang sedikit dan terbatas yakni di Kota
Denpasar saja padahal sebagian besar proses pengambilan keputusan dalam
konsep bisnis waralaba terletak di kantor pusat. Penelitian selanjutnya
diharapkan agar memperluas obyek penelitian dengan memperluas cakupan
wilayahnya, misalnya menggunakan karyawan yang bekerja pada koperasi
serba usaha di Bali atau bahkan di Indonesia, sehingga generalisasi
simpulannya lebih baik.
4) Penelitian ini menilai kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur melalui
kepuasan pemakai yakni karyawan koperasi serba usaha. Disarankan untuk
penelitian selanjutnya dapat mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari
sudut pandang konsumen koperasi serba usaha, karena kelemahan atau
keunggulan sistem informasi akuntansi suatu koperasi serba usaha juga
dirasakan oleh konsumen. Mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari
kepuasaan konsumen dapat membuat hasil penelitian lebih baik.

Вам также может понравиться