Вы находитесь на странице: 1из 17

I.

Pengertian Asam Amino

Sejumlah asam amino bergabung menjadi satu rantaiasam amino, itu namanya
polipeptida. Polipeptida yang menjadi bahan dasar membangun segala sesuatu
dalam tubuh makhluk hidup disebut protein.

Asam amino adalah sembarang senyawaorganik yang memiliki gugus fungsional


karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).

Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada


satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam
amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa
yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam
organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Asam amino adalah unsur2 yang membentuk protein. Kumpulan asam amino di
sebut sebagai protein. Sebagai contoh sederhana pengandaian : sebuah
bangunan bisa diartikan sebagai protein, sedangkan semen, batu-bata, atap,
jendela, pintu, kayu dan bahan2 yang membentuk bangunan tersebut bisa
diibaratkan sebagai asam amino.

II. Struktur Asam Amino

Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil
di sebelah kanan.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu
gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan

senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan


gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini,
senyawa tersebut merupakan asam -amino.

Satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent:


gugus amino,
gugus karboksil,
satu atom H dan
rantai samping (gugus R)

Gugus R rantai samping yang berbeda-beda pada setiap jenis asam amino
Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan:
-. Struktur
-. Ukuran
-. Muatan elektrik
-. Sifat kelarutan di dalam air

III. Klasifikasi Asam Amino


Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping)
Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya
gugus terionisasi
1. Asam amino non polar
Memiliki gugus R alifatik
Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin

Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) biasa terdapat di
bagian dlm protein.
Prolin berbeda dgn a.a siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat dgn
kelompok alifatis ini.
Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid

2. Asam amino polar


Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
Bersifat hidrofilik mudah larut dalam air
Cenderung terdapat di bagian luar protein
Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3)
sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide
(-S-S-) sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu tjd dari 2 buah molekul
sistein dan tidak dikode oleh DNA)

3. Asam amino dengan gugus R aromatik


Fenilalanin, tirosin dan triptofan
Bersifat relatif non polar hidrofobik

Fenilalanin bersama dgn V, L & I a.a plg hidrofobik


Tirosin gugus hidroksil , triptofan cincin indol
Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen penting untuk menentukan
struktur ensim
Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV 280 nm sering digunakan
utk menentukan kadar protein

4. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif


Lisin, arginin, dan histidin
Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya
Bersifat polar terletak di permukaan protein dapat mengikat air.
Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol) dibanding
lisin gugus amino
arginin gugus guanidino
Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis sering berperan
dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton

5. Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif


Aspartat dan glutamat
Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya bermuatan (-) / acid
pada pH 7

Asam Amino sendiri di bagi menjadi 3 jenis :

a. Asam amino essensial.


Asam amino essensial adalah asam amino yang harus didatangkan dari luar
tubuh manusia karena sel sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Sebagian
besar asam amino ini hanya dapat disintesis oleh sel tumbuhan, sebab untuk
sintesisnya memerlukan senyawa nitrat anorganik. Contoh : Isoleusin, Leusin,
Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin dan Triptofan
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh, sehingga harus didapat dari konsumsi makanan. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang bisa diprosuksi sendiri oleh tubuh, sehingga
memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah dibandingkan dengan asam amino
esensial. Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino nonesensial, namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras,
produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan
sehingga harus didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau
sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu
spesies organisme apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu
memproduksi sendiri atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat
makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi organisme
heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial
yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Histidin dan arginin disebut sebagai
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitin juga bersifat "setengah esensial" dan sering
diberikan untuk kepentingan pengobatan.

Jenis-jenis asam amino essensial :


1. Leucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai
bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu pemulihan pada kulit dan tulang

2. Isoleucine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai


bercabang)
- Membantu mencegah penyusutan otot
- Membantu dalam pembentukan sel darah merah

3. Valine (BCAA = Branched-Chain Amino Acids = Asam amino dengan rantai


bercabang)
- Tidak diproses di organ hati, dan lebih langsung diserap oleh otot
- Membantu dalam mengirimkan asam amino lain (tryptophan, phenylalanine,
tyrosine) ke otak

4. Lycine
- Kekurangan lycine akan mempengaruhi pembuatan protein pada otot dan
jaringan penghubugn lainnya
- Bersama dengan Vitamin C membentuk L-Carnitine
- Membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan penghubung tubuh
lainnya (cartilage dan persendian)

5. Tyyptophan
- Pemicu serotonin (hormon yang memiliki efek relaksasi)
- Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan

6. Methionine
- Prekusor dari cysteine dan creatine
- Menurunkan kadar kolestrol darah
- Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membantuk regenerasi

jaringan baru pada hati dan ginjal

7. Threonine
- Salah satu asam amino yang membantu detoksifikasi
- Membantu pencegahan penumpukan lemak pada organ hati
- Komponen penting dari kolagen
- Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian

8. Phenylalanine
- Prekursor untuk tyrosine
- Meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental
- Digunakan dalam terapi depresi
- Membantuk menekan nafsu makan

b. Asam amino nonessendial.


Asam amino nonessensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
manusia dengan bahan baku asam amino lainnya.
Contoh : Alanin, Asparagin, Asam Aspartat, Asam Glutamat, Glutamin dan Prolin

Jenis2 asam amino non-essensial :


1. Aspartic Acid
-Membantu mengubah karbohidrat menjadi energy
- Membangun daya tahan tubuh melalui immunoglobulin dan antibodi

- Meredakan tingkat ammonia dalam darah setelah latihan

2. Glyicine
- Membantu tubuh membentuk asam amino lain
- Merupakan bagian dari sel darah merah dan cytochrome (enzim yang terlibat
dalam produksi energi)
- Memproduksi glucagon yang mengaktifkan glikogen
- Berpotensi menghambat keinginan akan gula

3. Alanine
- Membantu tubuh mengembangkan daya tahan
- Merupakan salah satu kunci dari siklus glukosa alanine yang memungkinkan
otot dan jaringan lain untuk mendapatkan energi dari asam amino

4. Serine
- Diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel
- Membantuk dalam fungsi otak (daya ingat) dan syaraf

c. Asam amino essensial bersyarat.


Jenis2 asam amino essensial bersyarat :
1. Arginine (asam amino essensial untuk anak2)
- Diyakini merangsang produksi hormon pertumbuhan
- Diyakini sebagai pemicu Nitric Oxide (suatu senyawa yang melegakan
pembuluhdarah untuk aliran darah dan pengantaran nutrisi yang lebih baik) dan
GABA
- Bersama glycine dan methionine membentuk creatine

2. Histidine (asam amino essensial pada beberapa individu)


- Salah satu zat yang menyerah ultraviolet dalam tubuh
- Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
- Banyak digunakan untuk terapi rematik dan alergi

3. Cystine
- Mengurangi efek kerusakan dari alkohol dan asap rokok
- Merangsang aktivitas sel darah putih dalam peranannya meningkatkan daya
tahan tubuh
- Bersama L-Aspartic Acid dan L-Citruline menetralkan radikal bebas
- Salah satu komponen yang membentuk otot jantung dan jaringan penyambung
(persendian, ligamen, dan lain-lain
- Siap diubah menjadi energy
- Salah satu elemen besar dari kolagen4. Glutamic Acid (Asam Glutamic
- Pemicu dasar untuk glutamine, proline, ornithine, arginine, glutathine, dan
GABA
- Diperlukan untuk kinerja otak dan metabolisme asam amino lain

5. Tyrosine
- Pemicu hormon dopamine, epinephrine, norepinephrine, melanin (pigmen kulit),
hormon thyroid
- Meningkatkan mood dan fokus mental

6. Glutamine

- Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam otot manusia


- Dosis 2 gram cukup untuk memicu produksi hormon pertumbuhan
- Membantu dalam membentuk daya tahan tubuh
- Sumber energi penting pada organ tubuh pada saat kekurangan kalori
- Salah satu nutrisi untuk otak dan kesehatan pencernaan
- Mengingkatkan volume sel otot
7. Taurine
- Membantu dalam penyerapan dan pelepasan lemak
- Membantu dalam meningkatkan volume sel otot

8. Ornithine
- Dalam dosis besar bisa membantu produksi hormon pertumbuhan
- Membantu dalam penyembuhan dari penyakit
- Membantu daya tahan tubuh dan fungsi organ hati

Asam amino standar


Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam disebut sebagai
asam amino standar
Diketahui asam amino ke 21 disebut selenosistein (jarang ditemukan) Terdapat
di beberapa enzim seperti gluthatione peroxidase
Selenenosistein mempy kode genetik: UGA biasa utk stop kodon tjd pd
mRNA dgn struktur 2nd yg banyak.

Asam amino non standar


Merupakan asam amino diluar 20 mcm as. Amino standar

Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar
menjadi protein.
Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel

modifikasi serin yang mengalami fosforilasi oleh protein kinase

modifikasi prolin dlm proses modifikasi posttranslasi, oleh prokolagen prolin


hidroksilase
Ditemukan pada kolagen untuk menstabilkan struktur

Dari modifikasi Glu oleh vit K.


g karboksi glutamat mampu mengikat Ca penting utk penjendalan darah.
Ditemukan pd protein protombin

Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi pd otot) dan
berperan untuk sisi terikatnya polisakarida
Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun protein
merupakan senyawa antara metabolisme (biosintesis arginin dan urea)

IV. Sifat Asam Amino


Amino merupakan senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein
yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino
mempunyai sifat asam maupun basa. Struktur sederhana dari asam amino
adalah:
NH2

R-CH-COOH

Suatu asam amino mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus
karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Suatu asam amino yang
mengalami reaksi asam basa internal, yang menghasilkan suatu ion dipolar yang
disebut sebagai switter ion. Karena terjadinya muatan ion, suatu asam amino
mempunyai banyak sifat garam. Pxa suatu asam amino bukanlah Pxa dari gugus
-COOH melainkan dari gugus -NH3 dan sebaliknya(Fessenden, 1989)
Asam amino tidak selalu bersifat seperti senyawa-senyawa organik, misalnya
titik lelehnya diatas 200*C, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan
bobot molekul sekitar itu berupa cairan pada temperatur kamar. Asam amino
larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar,
seperti dietil eter atau benzena. Asam amino mempunyai momendipol yang
besar dan juga mereka kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam
karboksilat, dan kurang bisa dibandingkan dengan sebagian besar
amina(Fessenden, 1990).
Asam amino bersifat antara asam lemah dan basa lemah, ia akan terionisasi
diantara asam dan basa dalam larutan berair yang disebut amfoterik, sebagai
contoh adalah glisin. Senyawa-senyawa amfoterik akan bereaksi dengan asam
ataupun basa dan membentuk garam(Routh, 1969).
Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan peptida dengan melepas sebuah
molekul air. Reaksi kesetimbangan ini cenderung untuk berjalan kehidrolisis
daripada sintesis. Gugus karboksil suatu asam amino berikatan dengan gugus
amino dari asam amino lain yang menghasilkan peptida dengan melepas
molekul air(Winarno, 1992).
Suatu ikatan peptida mempunyai ikatan rangkaian yang disebabkan oleh
tumpang tindih orbital p dari gugus karbonil dengan pasangan elektron yang
terdiri dari nitrogen. Suatu peptida adalah suatu amida yang dibentuk dari dua
asam amino atau lebih. Ikatan amida antara gugus alfa amino dari suatu asam
amino dan gugus karboksil dari asam amino lain adalah ikatan
peptida(Fessenden, 1989).
Asam amino dapat berperan sebagai asam atau basa, jika suatu kristal asam
amino, misalnya alanin dilarutkan dalam air, molekul ini menjadi dipolar yang
dapat berperan sebagai asam atau bersifat basa(Lehninger, 1993).
Asam amino tidak hanya berperan sebagai bahan bangunan dari protein, tapi
juga merupakan pelopor kimia bagi banyak senyawa, misalnya glisin diperlukan
untuk biosintesis gugus dari hemoglobin. Triptofan merupakan pelopor dan suatu
famili zat-zat penting dalam biokimia sistem syaraf. Tirosin merupakan materi
penghubung bagi biosintesa dari pigmen kulit. Melanin merupakan biosintesa
penghubung yang mengandung nitrogen(Neal, 1971).
Kelarutan asam amino adalah larut dalam pelarut polar seperti air dan etanol,

tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar, seperti benzena, heksana dan eter.
Titik leburnya yang relatif tinggi (diatas 200*C) menyatakan adanya gugus-gugus
yang bermuatan yaitu energi tingi yang diperlukan untuk memecahkan ionik
yang mempertahankan kisi-kisi kristal(Martin, 1987).
Asam amino yang sederhana, glisin dapat digunakan sebagai contoh asam
amino atau protein sebagai buffer. Ketika glisin didalam larutan dititrasi dengan
asam atau basa terjadi pertukaran molekul dari bentuk zwitter ke bentuk
dissosiasi pada gugus asam amino atau karboksil(Routh, 1969).
H-CH(NH3)-COOH <====> H+ + H-CH(NH3)-COO- + -OH <====> H-CH(NH2)COO- + H2O
lart.asam(pH=2,4) zwitter ion(pH=6,0) lart.basa
Dalam titrasi asam amino, asam amino bertindak sebagai buffer dalam daerah
dan cairan tubuh lain yang mempunyai ion dipolar memberikan dua disosiasi
ketika bereaksi dengan asam atau basa. Persamaan Hendersen Hassel Bakk,
untuk buffer sederhana yang menunjukkan konstanta disosiasi atau Pka sebagai
pH pada konsentrasi sama dari gambar dan bentuk buffer asam adalah dituliskan
sebagai berkut(Routh, 1969):
pH = Pka + Log garam/asam
= Pk + Log 1/1
= Pk
Sifat-sifat khusus asam amino antara lain, asam amino tidak menyerap cahaya
tampah/visible. Dengan pengecualian asam amino aromatik triptofan, tyrosin,
fenil alanin dan histidin, tidak menyerap sinar UV yang mempunyai panjang
gelombang 240nm. Sebagian besar yang mempunyai panjang gelombang diatas
240nm penyerapan UV oleh protein disebabkan kandungan triptofannya(Martin,
1987)

Isomerisme pada asam amino


Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam amino
kecuali glisinmemiliki isomer optik: L dan D. Cara sederhana untuk
mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran dua dimensi adalah dengan
"mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi pembaca). Jika searah
putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan karboksil-residu-amina
maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah putaran berlawanan
jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam bahasa Inggris
dengan nama CORN, dari singkatan COOH - R - NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe L
meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteribanyak
mengandung asam amino tipe D.

Polimerisasi asam amino


Protein merupakan polimer yang tersusun dari asam amino sebagai
monomernya. Monomer-monomer ini tersambung dengan ikatan peptida, yang
mengikat gugus karboksil milik satu monomer dengan gugus amina milik
monomer di sebelahnya. Reaksi penyambungan ini (disebut translasi) secara
alami terjadi di sitoplasma dengan bantuan ribosom dan tRNA.
Pada polimerisasi asam amino, gugus -OH yang merupakan bagian gugus
karboksil satu asam amino dan gugus -H yang merupakan bagian gugus amina
asam amino lainnya akan terlepas dan membentuk air. Oleh sebab itu, reaksi ini
termasuk dalam reaksi dehidrasi. Molekul asam amino yang telah melepaskan
molekul air dikatakan disebut dalam bentuk residu asam amino.

Reaksi kondensasi dua asam amino membentuk ikatan peptida


Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan
dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein
hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar
atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik).
Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNAsebagai kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung
menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam
kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:

Nama Abbr Nama Abbr


alanin Ala leusin Leu
arginin Arg lisin Lys
asparagin Asn metionin Met
asam aspartat Asp fenilalanin Phe

sistein Cys prolin Pro


glutamin Gln serin Ser
asam glutamat Glu treonin Thr
glisin Gly triptofan Trp
histidin His tirosin Tyr
isoleusin Ile valin Val

V. Zwitter-ion
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat ini
dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut
titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan
negatif (terdeprotonasi, COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis
asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino
sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya.
Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral
maupun pH fisiologis yang dekat netral.

Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-ion.

VI. Fungsi biologi asam amino


1. Penyusun protein, termasuk enzim.
2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama
vitamin, hormon dan asam nukleat).
3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik
(kofaktor).
Asam amino ini ternyata juga memiliki fungsi biokimiawi dalam metabolisme

tubuh. Misalnya saja asam amino taurin yang dipercaya mampu memicu
penggunaan energi dalam tubuh kita. Demikian juga dengan asam amino
karnitin yang dianggap mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan
meningkatkan pembakaran energi tubuh. Asam amino glisin dan glutamin juga
bisa menjadi katalisator reaksi penggunaan energi, sehingga efeknya di
dalam tubuh menjadi lebih segar.
Fungsi-fungsi yang dimiliki beberapa asam amino dalam metabolisme tubuh
itulah yang dimanfaatkan oleh para produsen untuk menciptakan minuman yang
mampu membangkitkan energi ekstra. Asam amino yang sering digunakan
adalah
taurin, glisin, glutamat, karnitin dan beberapa asam amino yang memiliki
fungsi dan kegunaan khusus lainnya.
Secara alami asam-asam amino tersebut terdapat pada berbagai organ hewan,
seperti taurin yang banyak terdapat pada empedu sapi dan asam amino
glutamat yang banyak terdapat di bagian otak. Namun demikian secara
komersial, asam amnino tersebut saat ini jarang yang diekstrak dari organ
hewan. Di samping harganya yang lebih mahal, proses ekstraksi ini juga
tidak praktis, serta kontinyuitas bahan baku yang susah dipertahankan.
Para produsen asam amino saat ini lebih melirik pada proses fermentasi dan
reaksi kimiawi dari bahan-bahan sintetis. Kalaupun harus diperoleh dari
ekstraksi, biasanya diambil dari bahan-bahan yang tidak sulit didapatkan,
seperti bulu unggas, rambut manusia dan juga biji jagung.
Asam amino glutamat merupakan salah satu yang diproduksi melalui proses
fermentasi. Bahan media utama yang digunakan adalah molases dan bahan-

bahan
lain yang mengandung gula. Proses pembuatan glutamat ini sama dengan
proses
pembuatan MSG (mono sodium glutamat) yang banyak dikenal sebagai bumbu
masakan. Glutamat yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut
direaksikan dengan sodium untuk menghasilkan MSG.
Asam amino lain yang juga dihasilkan dari proses fermentasi adalah arginin.
Namun di Cina dilaporkan ada juga produsen yang memproduksi arginin dari
biji jagung yang dihidrolisa dan dipisahkan asam amino argininnya melalui
perbedaan titik iso elektrik. Namun para produsen dari Jepang lebih
cenderung menggunakan proses fermentasi untuk menghasilkan asam amino
tersebut.
Sebagian besar asam amino komersial lainnya, seperti taurin, metionin,
glisin, lisin dan carnitin banyak dihasilkan dari reaksi sintetis
menggunakan bahan-bahan kimiawi. Misalnya saja taurin yang dihasilkan dari
reaksi amino etanol dan asam sulfat. Bahan-bahan yang banyak digunakan
dalam pembuatan asam amino secara sintetis ini adalah urotropin, urea,
ammonia, asam sulfat dan berbagai asam kuat lainnya.
Sedangkan asam amino sistin dan sistein bisa dihasilkan dari proses
fermentasi maupun ekstraksi dari bahan alami. Jepang merupakan salah satu
produsen sistin dan sistein yang dihasilkan dari proses fermentasi.
Sedangkan beberapa negara lain, seperti Cina, banyak menghasilkan asam
amino tersebut dari ekstraksi bulu unggas dan juga rambut manusia.

Вам также может понравиться