Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
V.54
Daftar Isi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
SINGKATAN DAN AKRONIM..............................................................................................................
RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................................................
1.
2.
3.
LINGKUNGAN.................................................................................................................... 4
4.
5.
3.1.
Prinsip Dasar.......................................................................................................... 4
3.2.
Kategori Proyek...................................................................................................... 5
3.3.
3.4.
3.5.
4.2.
4.3.
Susunan Kelembagaan......................................................................................... 13
PERTIMBANGAN HUKUM............................................................................................... 14
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
Daftar Lampiran
Lampiran 1:
Lampiran 2:
Lampiran 3:
Lampiran 4:
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
ii
AC
AMDAL
ANDAL
APBD
Bapedalda
DAU
DPRD
EA
EIA
EMP
GOI
IUIDP
KIMPRASWIL
KMK 35/2003
Musbangkel
Musbangkot
LSM
Komisi AMDAL
Komisi yang berwenang menilai dan menyetujui KA, ANDAL dan RKL/RPL
KMP
NOL
PJM
Rakorbang
RKL / RPL
SK
FS
Forum Stakeholders
TPS
UIDF
UKL / UPL
USDRP
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) mendukung pemantapan tata
pemerintahan yang baik melalui implementasi reformasi pemerintahan, pengembangan
institutional dan pembiayaan investasi perkotaan prioritas di tingkat lokal. Pendekatan
terpadu yang menekankan sinergi di antara tiga unsur ini merupakan salah satu
rancangan strategis terpenting USDRP. Diharapkan, pembiayaan investasi prioritas akan
memberikan insentif bagi pemerintah kota/kabupaten untuk melaksanakan reformasi tata
pemerintahan mengikuti rencana tindak reformasi yang telah disepakati oleh Pemerintah
Indonesia dan Bank Dunia. Selain dampak positif langsung dari segi sosio-ekonomi,
keuangan dan lingkungan, investasi perkotaan ini juga memberikan kesempatan nyata
penerapan tata pemerintahan melalui partisipasi stakeholder dalam pemrioritasan
investasi, pengadaan barang dan jasa secara kompetitif, dan pelaporan keuangan secara
transparan.
Pemerintah Kota/Kabupaten peserta USDRP menyiapkan Program Jangka Menengah
(PJM) bersama forum stakeholder, yang menjadi landasan usulan investasi dalam proyek
ini. Usulan investasi tersebut merupakan bagian terpadu dari proses penyusunan dan
implementasi anggaran kota/kabupaten. Jika proyek berukuran kecil dan menengah
kemungkinan akan diusulkan sebagai proyek 1 tahun, maka proyek-proyek besar
diharapkan akan diusulkan sebagai program tahunan (multi-years). Proyek-proyek
tahunan tersebut harus dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MOU) antara Eksekutif,
Legislatif dan unsur-unsur non- pemerintah di dalam forum stakeholder, untuk menjamin
tersedianya dukungan anggaran yang memadai pada tahun-tahun mendatang terhadap
usulan dimaksud. Dengan pengaturan yang demikian maka hanya program investasi
tahun pertama yang akan diidentifikasi secara rinci sifat dan kemungkinan dampaknya
bagi lingkungan. USDRP tidak mendukung usulan investasi tahun pertama yang
menimbulkan dampak lingkungan yang penting, yang analisis dampaknya tidak dapat
diselesaikan dalam masa satu tahun anggaran tersebut. Karena itu kerangka safeguard
ini terutama dimaksudkan untuk investasi tahun kedua dan seterusnya.
Tujuan kerangka safeguard USDRP ini adalah untuk menyediakan landasan bersama
bagi semua pihak terkait dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan,
mengoperasikan dan memantau proyek-proyek potensial sejalan ketentuan-ketentuan
Bank dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang dampak lingkungan. Kerangka
safeguard diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota/Kabupaten melakukan suatu
penilaian sistimatis terhadap proyek, sehingga dapat menekan dan mengelola risiko yang
merugikan; meningkatkan manfaat lingkungan; dan menjamin keterbukaan proyek dan
proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena proyek.
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) dipandang merupakan proyek
kategori A menurut kriteria Bank Dunia. Isu-isu penting yang ditekankan dalam proyek
ini terdiri dari komponen-komponen safeguard berikut ini:
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
iv
Ya
Tidak
[x]
[]
[]
[x]
[]
[x]
[]
[x]
[x]
[]
[x]
[]
[]
[x]
[]
[x]
[]
[x]
[]
[x]
Pengkajian lingkungan dan rencana mitigasinya dapat mengambil bentuk (i) AMDAL
(atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek.
Penentuan kategori lingkungan untuk masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang
ditetapkan dalam kerangka safeguard ini.
Safeguard ini juga menguraikan badan-badan pelaksana dan pemantau AMDAL dan
UKL/UPL. Pengaturan kelembagaan ini berlaku pada seluruh aspek mekanisme
safeguard tersebut, dan tidak dapat ditafsirkan seolah-olah setiap aspek memerlukan
pengaturan atau badan-badan yang berbeda.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
1.
B.
C.
D.
USDRP menjawab kebutuhan masyarakat sipil, yang berubah pada lingkungan yang
terdesentralisasi dan demokratis. USDRP dibangun di atas pendekatan proyek-proyek
pengembangan perkotaan sebelumnya, seperti IUIDP (Integrated Urban infrastructure
Program), yang menempatkan investasi prasarana sebagai tujuan utamanya. Namun
demikian, USDRP memandang investasi dalam infrastruktur hanyalah salah satu bagian
dari pendekatan pembangunan yang lebih luas dan komprehensif. Unsur-unsur strategis
lainnya, antara lain, adalah pembentukan dan pelaksanaan reformasi tata-pemerintahan
secara menyeluruh dan peningkatan kapasitas pelayanan publik.
USDRP mendorong Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat dalam proyek ini untuk
mengidentifikasi proyek melalui pendekatan open-menu1. Untuk memenuhi seluruh
kebutuhan pembangunan perkotaan, Pemerintah Kota/Kabupaten dapat melakukan
investasi tanpa batasan-spesifik tertentu. Sektor investasi utama meliputi: pekerjaan
umum, transportasi, pendidikan dan kesehatan. Proses identifikasi dan seleksi kebutuhan
proyek perlu dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan: Pemerintahan
Kota/Kabupaten, DPRD dan Forum Stakeholders2.
Konsisten dengan pendekatan ini, USDRP tidak menetapkan plafon angka bagi usulan
proyek. Namun proyek-proyek yang diajukan harus layak secara sosial, lingkungan dan
ekonomi, dan telah termaktub dalam Program Jangka Menengah (PJM) yang disepakati.
Jumlah pinjaman bagi masing-masing Pemerintah Kota/Kabupaten bergantung pada
kemampuan keuangannya masing-masing.
Sesuai namanya, investasi yang terkait dengan USDRP hanya akan dilakukan di wilayah
perkotaan dan tidak akan memasuki wilayah yang dilindungi. Hal ini mempengaruhi jenis
kerangka safeguard yang diperlukan oleh sebagian terbesar subproyek USDRP, yaitu
lingkungan, pengadaan tanah dan pemukiman kemnali, dan warga terasing dan rentan.
Kerangka safeguard lingkungan ini merupakan salah satu dari kerangka safeguard
1
Lampiran 1 adalah daftar indikatif proyek yang dapat didanai melalui USDRP
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
dimaksud.
Semua usulan proyek yang terkait dengan USDRP wajib memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam dokumen ini. Di samping itu, karena kerangka safeguard ini merupakan
bagian dari dokumen-dokumen negosiasi pinjaman, maka kandungannya harus telah
disetujui oleh semua pemerintah kota/kabupaten yang terlibat sebelum negosiasi
berlangsung. Apabila proyek-proyek investasi pilihan telah teridentifikasi sebelum
negosiasi, dokumen-dokumen negosiasi harus mencakup ringkasan AMDAL, atau
UKL/UPL. Pelanggaran serius terhadap ketentuan ini akan mengakibatkan terhambatnya
program pada proyek-proyek investasi yang tidak sesuai dengan kerangka ini.
2.
Tinjauan berikut bersifat generik, dan mungkin ideal, untuk mengilustrasikan langkahlangkah pengembangan proyek dan interaksinya dalam tiga kegiatan utama, yaitu: (i)
pendekatan rencana anggaran rutin Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia, (ii)
tahapan teknis yang diperlukan untuk pengembangan proyek, dan (iii) tindakan-tindakan
dan kegiatan-kegiatan safeguard. Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat diminta untuk
mempertimbangkan pentahapan dan unsur-unsur tinjauan umum ini, sebagai persyaratan
minimum dalam penyiapan proyek.
Pendekatan ini berlaku baik untuk proyek-proyek investasi 1 tahun maupun proyek multitahun (multi-year). Untuk proyek multi-tahun, Pemerintah Kota/Kabupaten yang terlibat
perlu mengalokasikan dana pendamping untuk masing-masing tahun anggaran,
meskipun persetujuan awal telah diberikan oleh DPRD untuk proyek-proyek multi-tahun
dimaksud. Untuk menjamin alokasi dana pendamping tersebut, Pemerintah
Kota/Kabupaten perlu membuat MOU dengan DPRD setempat.
Berkaitan dengan alokasi anggaran untuk kebutuhan safeguard, patut dicatat bahwa
anggaran untuk penyiapan ANDAL dan RKL/RPL harus dialokasikan bersamaan dengan
alokasi anggaran untuk perencanaan dan desain, baik melalui APBD maupun UIDF
(Urban Institutional Development Program); UIDF adalah fasilitas khusus USDRP, berupa
hibah, untuk membantu penyiapan proyek. Anggaran ini biasanya dialokasikan setahun
sebelum investasi. Anggaran untuk pemantauan dan pelaksanaan rencana pengelolaan
perlu dialokasikan dalam anggaran daerah selama tahap pelaksanaan.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
Februari
Proses Perencanaan
Anggaran Kota/Kab.
Dinas menyiapkan
usulan anggarannya
Permasatanah-permasatanah Safeguard2
Tahap Pengembangan Proyek
Aspek Lingkungan
PemKot/Kab membentuk
Project Implementation Unit
(PIU) USDRP
Maret
Musbangkel
(Musyawarah
Pembangunan
Kelurahan)
Pemrakarsa (Dinas)
menyerasikan PJM dan
usulan proyeknya hasilnya
adalah daftar proyek prioritas
Pemkot/kab.
menyelenggarakan
Rakorbang untuk
membahas,
merumuskan, dan
menyerasikan usulan
proyek dengan PJM
dan memperkirakan
ketersediaan
anggaran
Pemrakarsa menyiapkan
anggaran untuk proyek
besar dan kompleks yang
memerlukan AMDAL dan
RTPTPK menyeluruh yang
akan dilaksanakan pada
tahun anggaran mendatang.
Pemrakarsa mengadakan
studi kelayakan (FS)
Pemrakarsa menyiapkan RTPTPK sederhana (jika
pengadaan tanah berdampak kepada sedikitnya 40 KK dan
10% aset produktif) dan meminta persetujuan (NOL) Bank
Dunia
Siklus berikut adalah tipikal untuk UKL/UPL dan RTPTPK sederhana. Kerangka waktu untuk AMDAL dan RTPTPK
menyeluruh perlu ditentukan per kasus bergantung pada sifat proyek yang diusulkan.
3
Dalam konteks siklus ini, istilah Komisi AMDAL merujuk kepada badan yang ditugaskan untuk mengkaji dan menyetujui
AMDAL. Komisi ini dapat juga dikonsultasikan berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan secara umum. Menurut
peraturan-perundangan yang berlaku, Komisi AMDAL yang bertanggung jawab mengkaji dokumen-dokumen AMDAL bisa
Komisi AMDAL Pusat, Komisi AMDAL Propinsi atau Komisi AMDAL Kota/Kabupaten. Komisi-komisi ini tidak hierarkis;
masing-masing Komisi memiliki yurisdiksi yang terpisah, bergantung pada beberapa faktor. PP No. 27/1999 Pasal 11 (1)
tentang AMDAL menyatakan bahwa Komisi AMDAL Pusat berwenang menilai hasil AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang memenuhi unsur-unsur strategis nasional dan/atau berkaitan dengan ketahanan nasional dengan dampak
mencakup lebih dari propinsi, terletak di wilayah konflik dengan negara lain, terletak di perairan laut, dan/atau lokasinya
mencakup wilayah hukum negara lain. Pasal 11(2) menyatakan Komisi AMDAL daerah (provinsi dan kota/kabupaten)
berwenang menilai AMDAL bagi jenis-jenis usaha dan/atau kegiatan yang berada di luar kriteria di atas.
4
Lihat kriteria dan ketentuan penyaringan aspek-aspek lingkungan pada Lampiran 3, dan Lampiran 5 untuk pengadaan
tanah dan pemukiman kembali.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
Proses Perencanaan
Anggaran Kota/Kab.
Bulan
Permasatanah-permasatanah Safeguard
Tahap Pengembangan Proyek
Aspek Lingkungan
Menyerahkan FS, meminta
persetujuan dan pembiayaan
proyek kepada Komite
Penilai (AC)
Oktober
Nov./Des.
Persetujuan anggaran
Pemkot/kab. memobilisasi
Konsultan untuk menyiapkan
DED dan dokumen lelang
3.
LINGKUNGAN
3.1.
Prinsip Dasar
Prinsip AMDAL secara garis besar digambarkan sebagai berikut. Semua proyek yang
diajukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten harus sesuai dengan prinsip dimaksud.
A. Pengkajian lingkungan dan rencana penanggulangannya dapat berbentuk: (i) AMDAL
(atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek
dimaksud (lihat daftar kategori, di bawah). Penentuan kategori lingkungan untuk
masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam kerangka
safeguard ini.
B. AMDAL dan UKL/UPL harus dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
proyek. Karena itu, AMDAL atau UKL/UPL harus menjadi bagian tak terpisahkan dari
analisis kelayakan teknis, ekonomi, sosial, institusional dan keuangan setiap usulan
proyek.
C. USDRP tidak mendukung investasi yang menimbulkan dampak penting yang
merugikan dan tak-terbalikkan (irreversible), di luar kapasitas Pemerintah
Kota/Kabupaten untuk mengelolanya.
D. Sedapat mungkin proyek harus menghindari, atau meminimalkan, dampak negatif
pada lingkungan. Alternatif desain, termasuk alternatif tanpa-proyek, harus dikaji
dengan seksama sebelum usulan proyek diajukan. Sebaliknya, proyek harus
dirancang sedemikian sehingga dampak positif dapat dimaksimalkan.
E. Proyek yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan dampaknya
tidak dapat dikelola melalui rancangan atau praktek-praktek konstruksi, harus disertai
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
dengan AMDAL.
F. USDRP tidak membiayai proyek yang mengganggu habitat alam kritis, masyarakat
terasing dan rentan (IVP), kawasan lindung, jalur laut internasional, atau merupakan
kawasan sengketa. Di samping itu, USDRP juga tidak membiayai pembelian,
produksi, atau penggunaan:
3.2.
Kategori Proyek
Safeguard lingkungan ini berlaku pada semua tahap pengembangan proyek, seperti:
pengajuan usulan, perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian proyek. Tiap proyek
akan diteliti secara cermat menurut kriteria yang tercantum dalam peraturanperundangan Nasional dan kebijaksanaan operasional Bank Dunia. Berdasarkan
Kebijaksanaan Operasional 4.01 Bank Dunia, tiap proyek USDRP dapat dikelompokkan
ke dalam salah satu dari 3 kategori berikut. Kategorisasi serupa berdasarkan peraturanperundangan Nasional juga dicantumkan dalam tabel.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
Persyaratan
Pemerintah Indonesia
Kategori
Dampak
EA dan EMP
menyeluruh
EA dan EMP
sederhana
UKL/UPL
Tidak
diperlukan EA
Tidak diperlukan
AMDAL atau UKL/UPL
*) lihat Lampiran 3, terlampir: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001
tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL; dan
Keputusan Menteri Kimpraswil No. 17/KPTS/M/2003 tentang Kegiatan-kegiatan di
Lingkungan Permukiman dan Prasarana Wilayah yang dapat dilengkapi dengan
UKL/UPL.
UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan pasal 15(1) menyatakan bahwa setiap
rencana usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan
penting harus disertai dengan AMDAL. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang
AMDAL pasal 5 (1) lebih lanjut menjabarkan kriteria dampak besar dan penting, yang
meliputi: (i) mempengaruhi sejumlah besar orang, wilayah dan komponen lingkungan; (ii)
dampak berlangsung kuat, lama, kumulatif, dan tidak-terbalikkan (irreversible).
3.3.
Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dimasukkan dalam analisis dan laporan proyek.
Rincian daftar isi laporan ANDAL dan RKL/RPL disampaikan secara khusus dalam
dokumen Rencana Pelaksanaan Proyek (Project Implementation Plan - PIP).
A.
i.
Ringkasan Eksekutif
ii.
iii.
Lingkup studi, meliputi kedalaman dan keluasan substansi yang dikaji dan
batas spasial pengamatan
iv.
v.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
Keluasan, kedalaman dan jenis analisis bergantung kepada sifat, skala dan potensi
dampak lingkungan proyek dimaksud. Pemrakarsa mengevaluasi risiko dan dampak
lingkungan, mengkaji alternatif-alternatif proyek, mengidentifikasi cara-cara untuk
memperbaiki seleksi, lokasi, rencana, desain, dan/atau implementasi proyek, dengan
mencegah, meminimalkan, menanggulangi, atau mengkompensasi dampak lingkungan
negatif serta meningkatkan dampak positif.
B.
i.
Ringkasan Eksekutif
ii.
Pendahuluan
iii.
Pendekatan
institusional);
iv.
v.
pengelolaan
lingkungan
(teknologi,
sosial-ekonomi,
Indikator dampak.
Sumber dampak;
Indikator pemantauan;
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
3.4.
Pemrakarsa perlu bekerja sama dengan warga yang mungkin terkena dampak proyek
dan perlu berkoordinasi dengan Komisi AMDAL dalam sejumlah langkah esensial berikut:
A.
B.
Penyusunan dan persetujuan Kerangka Acuan (TOR) bagi penyiapan dokumendokumen safeguard yang memadai; dan
C.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
Tidak perlu
ANDAL
Penyaringan
Penyaringandampak
dampak
lingkungan
lingkunganbesar
besardan
dan
penting
penting
Penyaringan
Penyaringanuntuk
untuk
UKL/UPL
UKL/UPL
Revisi Draft
Tidak perlu
ANDAL
SOP
SOP
Revisi Draft
Perlu ANDAL
Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukan
draft
draftUKL/UPL
UKL/UPLke
ke
Bapedalda
atau
Bapedalda atauDinas
Dinas
Lingkungan
Hidup
Lingkungan Hidup
Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukanKA
KA
kepada
kepadaKomisi
KomisiAMDAL
AMDAL
Ya
Permakarsa,
Permakarsa, difasilitasi
difasilitasioleh
olehKomisi
Komisi
AMDAL,
AMDAL,berkonsultasi
berkonsultasidengan
dengan
Forum
Stakeholder
dan
warga
Forum Stakeholder dan wargayang
yang
terkena
terkenadampak
dampak
Tidak
Tidak
Draft
DraftKA
KA
disetujui?
disetujui?
Ya
Ya
UKL/UPL
UKL/UPL
disetujui?
disetujui?
Pemrakarsa
Pemrakarsamengajukan
mengajukandraft
draft
ANDAL
ANDALdan
danRKL/RPL
RKL/RPLpada
pada
Komisi
AMDAL
Komisi AMDAL
Pemrakarsa,
Pemrakarsa, difasilitasi
difasilitasioleh
olehKomisi
Komisi
AMDAL,
AMDAL,berkonsultasi
berkonsultasidengan
dengan
Forum
Stakeholder
dan
warga
Forum Stakeholder dan wargayang
yang
terkena
terkenadampak
dampak
Tidak
Draft
DraftANDAL
ANDAL
dan
danRKL/RPL
RKL/RPL
disetujui
disetujui
Ya
Pemrakarsa
Pemrakarsa
mengimplementasikan
mengimplementasikanRKL/RPL
RKL/RPL
Pemrakarsa
Pemrakarsamelaporkan
melaporkan
implementasi
implementasiRKL/RPL
RKL/RPLdan
dan
pelaksanaan
pemantauan
pelaksanaan pemantauan
lingkungan
ke
Executing
Agency
lingkungan ke Executing Agency
c/q
c/qKMP;
KMP;Bapedalda,
Bapedalda, Gubernur,
Gubernur,
dan
danBank
BankDunia
Dunia
Bapedalda
Bapedalda melaporakan
melaporakan hasil
hasil
pemantauan
pemantauandan
danevaluasinya
evaluasinyakpd
kpd
Meneg.
LH
(sekurang-kurangnya
Meneg. LH (sekurang-kurangnya
22kali
setahun),
dengan
tembusan
kali setahun), dengan tembusan
lembaga
lembagaperijinan
perijinandan
dangubernur
gubernur
i.
i.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
ii.
Konsultasi Publik selama penyiapan ANDAL dan RKL/RPL serta implementasi RKL/RPL
harus mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
i.
iii.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1999 tentang AMDAL pasal 33 (3) menyatakan
bahwa dalam waktu 30 hari setelah pengumuman proyek, pihak-pihak yang
berkepentingan, termasuk warga yang terkena dampak, LSM setempat, dan pihak
lainnya, dapat menyampaikan tanggapan, saran dan keluhan kepada
Pemrakarsa.
iv.
v.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
10
vi.
3.5.
Proyek yang tidak termasuk kategori A atau tidak memerlukan AMDAL, mungkin akan
memerlukan UKL/UPL atau SOP. Persiapan UKL/UPL harus sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan UKL/UPL.
Di samping itu, UKL/UPL dan SOP untuk masing-masing proyek harus menggunakan
daftar isian yang disampaikan pada Lampiran 4 sebagai ketentuan yang mengikat.
Prosedur penyiapan UKL/UPL atau SOP ditunjukkan dalam Gambar 1. TPS akan
memantau dan mengawasi kesesuaian UKL/UPL atau SOP yang disusun dengan
ketentuan dan daftar isian tersebut. Bapedalda atau Dinas Lingkungan harus
menggunakan ketentuan dan daftar isian tersebut sebagai dasar untuk mengkaji
UKL/UPL atau SOP. Kebutuhan untuk menerapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 86/2003 dan daftar isian dimaksud untuk menyiapkan UKL/UPL
atau SOP oleh Pemrakarsa proyek dan untuk mengawasi dan mengkajinya oleh TPS dan
Bapedalda/Dinas Lingkungan akan dicantumkan dalam Panduan Pengoperasian Proyek
USDRP.
4.
4.1.
Badan-badan di tingkat daerah berikut terlibat dalam berbagai aspek dan tahap
implementasi kerangka safeguard ini. Pada dasarnya, mereka dapat dibagi ke dalam
dua kategori yaitu badan pelaksana dan pemantau.
A.
Badan Pelaksana.
i)
ii)
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
11
C.
iii)
iv)
Badan Pemantau.
i)
Tim Pemantau Safeguard (TPS). TPS adalah tim yang dibentuk di tingkat
Pemerintah Kota/Kabupaten sebelum masa persiapan proyek. Tugas TPS
termasuk (namun tidak terbatas pada): menetapkan kriteria penyaringan
proyek terpilih (sesuai dengan ketentuan-ketentuan safeguard), memantau
dan mengawasi kesesuaian proyek dengan kerangka safeguard; menengahi
dan memecahkan persoalan yang diperselisihkan oleh pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaan proyek. TPS terdiri atas wakil Dinas atau unit di
lingkungan Pemerintah Kota/Kabupaten dan LSM yang memusatkan
kegiatannya pada masalah-masalah lingkungan, pertanahan, dan/atau hakhak asasi manusia. TPS dikoordinasikan oleh Sekretaris Wilayah Daerah.
Pembentukan TPS harus disahkan melalui Surat Keputusan Walikota/Bupati
D.
4.2.
Berbagai lembaga tingkat nasional terlibat secara langsung dalam implementasi USDRP,
dan berbagai aspek atau tahap implementasi kerangka safeguard. Lembaga-lembaga
dimaksud adalah:
A.
B.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
12
sekali sebulan.
C.
Bank Dunia. Bank Dunia adalah kreditor yang membiayai sebagian atau seluruh
bagian proyek yang diusulkan. Konsekuensinya, Bank Dunia berhak mengkaji dan
menyetujui KA, draft ANDAL dan RKL/RPL; serta KA dan SK-RTPTPK (atau
LARAP). Untuk draft UKL/UPL, Bank Dunia hanya akan melakukan penilaian
secara acak.
4.3.
Susunan Kelembagaan
No.
1.
2.
1)
Tahap EA
Dilaksanakan oleh
Dikonsultasikan dengan
Penyiapan:
Kerangka Acuan
(KA), draft
ANDAL dan
RKL/RPL
Pemrakarsa, yaitu
Dinas atau unit di
lingkungan
Pemerintah Daerah
Forum
Stakeholder (FS)
dan warga yang
terkena dampak
UKL/UPL
Pemrakarsa
Pelaksanaan:
Supervisi
RKL/RPL
Pemrakarsa (dapat
disupervisi oleh
Bapedalda)
Forum
Stakeholder (SF)
dan warga yang
terkena dampak
(jika diperlukan)
Persetujuan (tahap
persiapan) atau
Pengawasan (tahap
pelaksanaan)
Laporan
Kepada
KMP, tembusan
ke Executing
Agency (EA)
dan Bank Dunia
KMP,
dengan
tembusan ke EA
dan Bank Dunia
Tim Pemantau
Safeguard (TPS)
EA, tembusan
ke KMP,
Bapedalda1),
Gubernur, dan
Bank Dunia
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
13
5.
PERTIMBANGAN HUKUM
A.
B.
Penyiapan KA, ANDAL dan RKL/RPL harus dikaji dan disahkan oleh badan yang
berwenang (Komisi AMDAL terkait dan Bank Dunia). Bersama dengan
mekanisme pelaporan sebagaimana diatur dalam susunan kelembagaan di atas,
mekanisme persetujuan ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa penyiapan dan
implementasi AMDAL sejalan dengan standar dan prosedur yang berlaku.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
14
Lampiran 1:
Peta Jenis Proyek
Puskesmas
Rumah Bersalin
Perbaikan Kampung
Pembangunan pasar
Fasilitas pengkomposan
Terminal angkutan
Konsolidasi tanah
Areal parkir
Perlindungan lingkungan
Panti asuhan
Perlindungan erosi
Perumahan
Pemakaman umum
Fasilitas pendingin
Perpustakaan
Musium
Obyek-obyek wisata
Taman
Fasilitas rekreasi
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
15
Catatan:
- Proyek yang termasuk dalam daftar di atas tidak secara otomatis akan disetujui
- Proyek-proyek cost recovery yang tidak layak secara financial tidak memenuhi syarat untuk
mendapatkan hibah
- Proyek-proyek cost recovery dengan satu unsur yang disubsidi diklasifikasikan sebagai cost
recovery
- Proyek-proyek pandu dalam daftar proyek cost recovery diklasifikasikan sebagai cost recovery
- Jika Pemerintah Kota/Kabupaten secara sengaja berusaha merestrukturisasi suatu proyek agar
terhindar dari klasifikasi cost recovery, maka Pemerintah Kota/Kabupaten dimaksud akan
dikesampingkan dari proses penilaian selama masa maksimum tiga tahun
- Jika suatu usulan proyek tidak termasuk dalam daftar di atas, Tim Penilai akan mengklsifikasikan
proyek dimaksud berdasarkan definisi proyek cost recovery.
Sumber: Consultant
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
16
Lampiran 2:
Organisasi Safeguard USDRP
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
17
Lampiran 3:
Jenis Kegiatan dan/atau Usaha yang Perlu Dilengkapi
dengan AMDAL atau UKL/UPL.
Menurut:
1.
2.
AMDAL
UKL/UPL6
Air Bersih
a. Pembangunan jaringan distribusi (luas layanan)
b. Pembangunan jaringan pipa transimisi (panjang)
500 Ha
10 km
250 l/detik
> 50 l/detik
50 l/detik
10 Ha
10.000 ton
< 10 Ha
< 10.000 ton
5 Ha
5.000 ton
< 5 Ha
< 5.000 ton
1.000 ton/hari
semua ukuran
e. Pembangunan Incinerator
semua ukuran
> 4 ton/hari
> 500 m2
Persampahan
Lihat: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17/2001 tertanggal 22 Mei 2001 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi ngan Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
6
Lihat: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003 tentang
Penetapa Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib
Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
7
Ini berlaku untuk controlled land fill di wilayah pasang surut juga.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
18
Skala
AMDAL
2 Ha
< 2 Ha
UKL/UPL
b. IPAL
3 Ha
< 3 Ha
500 Ha
< 500 Ha
5 km
-
< 5 km
1 km 5 km
10 km
10 km
< 10 km
2 10 km
> 5 km
5 km
500.000 m3
1 - < 5 km
1 - 5 Ha
Drainase
10 km
500.000 m3
3 - < 10 km
-
13 km
500.000 m3
3 13 km
-
15 km
500.000 m3
-
5 - < 15 km
-
5 km
1 - < 5 km
2 - < 5 Ha
semua ukuran
Jalan
a. Pembangunan dan atau peningkatan jalan dengan
pelebaran di luar DAMIJA
a.1. Kota besar/metropolitan
- Panjang, atau
- Luas layanan
5 Ha
10km
20 km
15 Ha
4 - 20 km
30km
5 - < 30 km
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
10 Ha
3 - < 10 km
5 - < 10 Ha
7 - 15 Ha
19
Skala
AMDAL
UKL/UPL
10 km
20 m
60 m
Konstruksi Pelabuhan
a. Dermaga dengan konstruksi masif
- Panjang, atau
- Luas
200 m
6.000 m2
200 m
5 Ha
10.000 DWT
Pelabuhan Ikan
- Panjang dermaga
- Kawasan industri perikanan
- Kedalaman perairan di dermaga
300 m
10 Ha
-4 m LWS
Perumahan/Permukiman
a. Kota metropolitan (luas)
b. Kota besar (luas)
c. Kota sedang dan kecil (luas)
25 Ha
2 - < 25 Ha
2 - < 50 Ha
2 - < 100 Ha
50 Ha
100 Ha
5 Ha
10.000 m
< 10.000 m2
200 KK
100 Ha
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
20
Klasifikasi kota:
Jenis Kota
Jumlah Populasi
Kota Metropolitan
Kota Besar
Kota Sedang
Kota Kecil
< 100.000
Daerah pedesaan:
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
21
Lampiran 4:
Daftar Hal-hal yang Diperlukan untuk Masing-masing Proyek
Untuk semua proyek
1.
2.
Identifikasi lokasi-lokasi yang sensitif secara lingkungan dalam peta yang memadai.
(1)
(2)
(3)
(4)
Kawasan lindung
(5)
Peninggalan budaya
3.
4.
Air Bersih
1.
2.
3.
2.
Analisis rinci dampak fasilitas tersebut terhadap badan air permukaan, air bawah
tanah dan tanah.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
22
Jalan
1.
Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2.
3.
Jembatan
1.
Identifikasi dampak lingkungan terhadap kawasan yang volume lalu lintasnya akan
meningkat karena konstruksi jembatan baru.
Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2.
3.
4.
Bangunan
1.
Konfirmasi bahwa tidak ada pembelian asbes dan pestisida untuk keperluan proyek
ini.
2.
Uraian lengkap tentang sistem pengumpulan sampah dan pengolahan air limbah.
3.
Identifikasi hubungan antara kawasan lindung dan lokasi proyek di atas peta.
2.
3.
4.
/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/339029085.doc
23